Topik : Informasi Umum

10 Oktober 2004

Hari yang Indah

Nats : Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (2Korintus 9:7)
Bacaan : Amsal 11:24-31

Setelah mengagumi sebuah lukisan di rumah seorang wanita, saya terkejut oleh kemurahan hatinya. Ia menurunkan lukisan itu dan memberikannya kepada saya.

Saya juga telah melihat berbagai perbuatan baik serupa. Selama bertahun-tahun, ibu mertua saya tetap bertahan menggunakan lemari es kunonya agar dapat memberi lebih banyak uang bagi pekerjaan Tuhan.

Saya mengenal sebuah keluarga kristiani yang telah menabung untuk membeli mobil baru. Namun saat mereka mendengar sebuah ladang pelayanan sangat butuh bantuan, mereka tetap menggunakan mobil lama mereka dan memberikan tabungan mereka bagi pelayanan misi.

Saya pun mendengar tentang seorang pengusaha kristiani di Ohio yang menaruh sesuatu di sakunya setiap pagi untuk diberikan kepada orang lain. Barang itu berupa bolpoin, mainan, atau bahkan selembar uang sepuluh dolar. Seiring dengan berlalunya hari, ia mencari seseorang yang akan diberkati dengan menerima hadiah. "Dengan selalu mencari kesempatan untuk memberi," katanya, "saya menikmati hari yang indah."

Pepatah kuno yang mengatakan "Penerima akan makan dengan enak, namun si pemberi akan tidur dengan nyenyak", tidak sepenuhnya benar. Menurut Amsal 11:25, si pemberi juga makan dengan enak: "Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum."

Kita tidak boleh memberi sambil bersungut-sungut atau dengan terpaksa namun dari dalam hati. Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (2 Korintus 9:7) --Joanie Yoder

8 Juli 2007

Dasar yang Benar

Nats : Tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus (1Korintus 3:11)
Bacaan : Galatia 1:6-12

"David, kok tadi saya tidak melihatmu di kelas," kata saya kepada salah seorang mahasiswa saya ketika kami kebetulan bertemu di kantor Bagian Informasi. Ia memandang saya dengan keterkejutan seorang "mahasiswa baru di minggu pertama kuliahnya" dan kemudian tersadar bahwa ia ternyata telah keliru membaca jadwal kuliahnya, sehingga ia masuk ke kelas yang salah.

Hal yang lucu ialah memang ada dua laboratorium bahasa; yang satu dipimpin oleh saya dan yang lain dipimpin oleh dosen lain. Dan, hari itu David telah masuk ke laboratorium yang salah. Saya kemudian berkata kepadanya, "Tidak apa-apa. Sekarang saya tahu bahwa kamu tetap mendapat pengajaran yang benar, jadi ketidakhadiranmu tadi tidak saya anggap absen."

Ketika merenungkan kejadian ini, saya menyimpulkan bahwa hal semacam ini mirip dengan kesempatan yang dipunyai oleh banyak orang kristiani dalam memilih gereja tempat mereka beribadah. Dalam hal ini, yang terpenting ialah orang kristiani hadir di gereja yang memberikan informasi yang benar, yaitu gereja yang memberitakan keselamatan melalui Yesus Kristus (1Korintus 15:3-5), menjadikan Alkitab sebagai patokan iman dan ibadah, serta memberi kesempatan bagi para anggotanya untuk melayani di dalam nama Yesus. Khotbah yang disampaikan harus mewartakan Injil yang benar dan kisah nyata tentang Yesus -- bukan "Injil yang lain" (Galatia 1:6-9). Bukan pembawa beritanya yang terpenting, melainkan berita yang disampaikan.

"Injil" apa yang Anda dengar? Apakah Injil itu sudah diletakkan di atas dasar Yesus Kristus? (1Korintus 3:11) --JDB

14 Mei 2008

Kebiasaan Buruk

Nats : Jika kamu tidak menghalau penduduk negeri itu ... mereka akan menyesatkan kamu (Bilangan 33:55)
Bacaan : Bilangan 33:50-56

Sebuah hasil penelitian dari majalah Time pada Oktober 2006 menjelaskan bahwa kebiasaan buruk itu menular. Seorang adik yang kakaknya hamil di luar nikah punya kecenderungan 4-6 kali lipat untuk hamil di luar nikah juga, dibandingkan seorang adik yang kakaknya berperilaku baik. Begitu pula seorang kakak yang memiliki kebiasaan merokok atau mabuk, dapat menularkan kebiasaan buruk itu kepada adiknya.

Mengingat bahwa kebiasaan buruk dapat menular, kita harus memberantasnya sesegera mungkin. Itu sebabnya sebelum bangsa Israel tiba di Kanaan, Tuhan meminta Musa mengusir seluruh penduduk negeri itu (ayat 52). Mengapa? Penduduk Kanaan dikenal sebagai penyembah dewa-dewi. Mereka memiliki banyak tempat penyembahan berhala, bahkan bukit-bukit tempat mempersembahkan korban manusia. Supaya kebiasaan buruk mereka tidak menular pada bangsa Israel, semua itu harus dimusnahkan.

Hal senada diungkapkan Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Kolose. Orang kristiani harus menanggalkan manusia lama dengan kebiasaan buruknya, lalu mengenakan manusia baru (Kolose 3:9,10). Bagaimana mengusir kebiasaan buruk? Gantilah dengan kebiasaan baik. Dan, penanaman kebiasaan baik ini perlu dilakukan serentak oleh segenap anggota keluarga. Yosua berkata, "Aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" (Yosua 24:15).

Adakah kebiasaan buruk yang perlu Anda buang? Gantilah segera dengan kebiasaan baik. Ingatlah: kebiasaan buruk bukan hanya merugikan Anda, melainkan juga merugikan orang-orang yang dekat dengan Anda, karena ia menular -JTI



TIP #26: Perkuat kehidupan spiritual harian Anda dengan Bacaan Alkitab Harian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA