Topik : Ibadah Minggu

19 Mei 2004

Bertemu Kembali?

Nats : Bernyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari (1 Tawarikh 16:23)
Bacaan : 1 Tawarikh 16:23-36

Pada suatu sore di hari Minggu beberapa tahun silam, seluruh keluarga berkumpul mengelilingi meja untuk makan malam. Putra kami, Stevie yang berusia 4 tahun, memimpin doa sebelum makan, “Bapa surgawi, terima kasih untuk hari yang indah ini. Terima kasih, hari ini kami dapat pergi ke gereja dan mengikuti Sekolah Minggu.” Lalu kami sangat terkejut ketika ia berujar, “Sampai bertemu kembali minggu depan.”

Saya khawatir, doa yang diucapkan Stevie ini kerap kali merupakan cara kita memandang kehidupan kristiani. Kita sering terjatuh dalam sikap “sampai bertemu lain waktu” terhadap Allah. Kita melupakan-Nya saat sedang sibuk memenuhi tanggung jawab pekerjaan kita setiap hari. Kita pergi selama berhari-hari untuk membayar tagihan, menyenangkan bos kita, dan memberi perhatian kepada setiap anggota keluarga. Namun, kita lalai untuk memberi Allah waktu yang layak diterima-Nya.

1 Tawarikh 16 dibeberkan beberapa fakta tentang kuasa dan keagungan Allah yang dapat kita renungkan dan kita perbincangkan “dari hari ke hari” (ayat 23). Kita dapat menceritakan kemuliaan Tuhan (ayat 24) dan mengenal tangan-Nya yang menciptakan langit (ayat 26). Kita dapat membicarakan semarak dan keagungan-Nya, kekuatan-Nya, serta sukacita yang Dia berikan bagi kita (ayat 27).

Tiap-tiap hari memberikan berbagai alasan baru bagi kita untuk berdoa kepada Allah, memuji-miji nama-Nya, dan menyatakan kasih-Nya. Marilah kita beribadah kepada-Nya “dari hari ke hari” —Dave Branon

18 Juli 2004

Nyanyian Baru

Nats : Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita (Mazmur 40:4)
Bacaan : Mazmur 40:1-11

Nyanyian ikan paus bungkuk adalah salah satu karya terunik di alam raya. Nyanyian ikan paus itu merupakan kombinasi unik dari rintihan nada tinggi dan rendah. Orang-orang yang telah mempelajari seluk-beluk ikan paus bungkuk mengatakan bahwa nyanyian mereka begitu luar biasa sebab raksasa dari dasar laut ini terus-menerus mengubah nyanyian mereka. Pada nyanyian baru itu ditambahkan pola baru dan yang lama dihapus sehingga setelah jangka waktu tertentu ikan paus itu menyanyikan sebuah nyanyian yang benar-benar baru.

Ada sebuah kesadaran bahwa orang kristiani harus terus-menerus menggubah nyanyian pujian baru tentang belas kasih Allah yang selalu baru. Sayangnya, kebanyakan dari kita masih terus melantunkan “nyanyian lama yang sama”.

Kita harus terus-menerus menegaskan dasar iman kita. Tetapi seperti yang dikatakan pemazmur kepada kita, ada banyak karya pembebasan Allah dalam hidup umat-Nya. Pekerjaan-Nya yang tak terhitung banyaknya memberi kita alasan untuk menyatakan pujian kepada-Nya dalam begitu banyak cara (Mazmur 40:6).

Jadi, mengapa kita menyatakan kesaksian kita tentang anugerah penyelamatan Allah dengan cara lama yang sama tahun demi tahun? Pengalaman baru tentang belas kasih dari salib dan kuasa kebangkitan Kristus harus terus-menerus mengisi hati serta pikiran kita dengan nyanyian-nyanyian baru.

Kisah Injil tidak pernah berubah, maka bersyukurlah kepada Allah karenanya. Namun, sudah semestinya nyanyian pujian kita selalu baru —Mart De Haan

24 Oktober 2004

Raja Kera

Nats : Barang siapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan (2Korintus 10:17)
Bacaan : 2Korintus 10

Penelitian yang dilakukan oleh National Geographic Society memberikan beberapa pemahaman yang menarik mengenai perilaku simpanse. Para pengamat memerhatikan dengan saksama bagaimana kepemimpinan komunitas simpanse menjadi berubah hanya karena salah satu anggota terendah dari kelompok tersebut menakut-nakuti anggota-anggota yang lain.

Mike, demikian panggilan kesayangan simpanse itu, belajar untuk mendominasi kumpulan simpansenya dengan bantuan beberapa kaleng minyak tanah dan kotak baja yang berat. Sambil melolong dengan keras, ia membanting kedua benda tersebut ke tanah secara bersamaan. Keributan ini membuat kera-kera yang lain menjadi ketakutan, sehingga akhirnya sang pemimpin menyerahkan kepemimpinannya kepada Mike.

Sayangnya, situasi serupa dapat terlihat di gereja. Mereka yang membangkitkan banyak aktivitas kerap kali menerima perhatian dan penghargaan terbesar. Namun, program besar dan kepribadian yang menonjol belum tentu bukti urapan ilahi.

Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus telah memperingatkan kita untuk tidak memandang seseorang berdasarkan penampilannya (2 Korintus 10:7). Ukuran yang sejati dari jerih payah kita adalah apakah hal itu sesuai dengan firman Allah dan juga apakah hal itu mencerminkan kemuliaan-Nya daripada kemuliaan kita sendiri.

Pastikan bahwa apa pun yang Anda lakukan, Anda melakukannya untuk Tuhan. Lalu saat Anda bermegah, bermegahlah di dalam Dia! --Mart De Haan

24 April 2005

Menyembah dan Menaati

Nats : Marilah kita bersorak-sorai untuk Tuhan, ... janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba (Mazmur 95:1,8)
Bacaan : Mazmur 95

Jutaan orang kristiani berkumpul setiap hari Minggu untuk menyembah Allah sebagai Pencipta dan Penebus mereka. Kebaktian gereja merupakan saat untuk memberitakan kebajikan Allah dan untuk memuji Dia, baik secara resmi dan liturgis ataupun tak resmi dan spontan. Akan tetapi, selama berabad-abad sejarah gereja mengungkapkan betapa cepatnya penyembahan dapat berubah menjadi ritual yang hampa. Hal ini terjadi ketika orang-orang pilihan Allah mengeraskan hati mereka dan tidak mematuhi firman-Nya.

Pemazmur mengetahui kebenaran ini melalui pengalaman bangsa Israel. Di bawah kepemimpinan Musa, mereka telah dibebaskan dari perbudakan di Mesir secara ajaib dan telah memuji Tuhan dengan penuh semangat (Keluaran 12-15). Akan tetapi, hampir seketika itu juga mereka mulai meragukan kebaikan dan kebajikan Allah. Mereka bersungut-sungut dan mencari-cari kesalahan Tuhan serta Musa, hamba-Nya. Mereka mengabaikan perintah-Nya, dan penyembahan mereka pun menjadi hampa. Hal ini rupanya membangkitkan murka Allah, sehingga akibatnya mereka harus berkelana selama empat puluh tahun di padang gurun yang sebenarnya dapat mereka seberangi dalam waktu singkat. Sebagian besar dari mereka tidak diperkenankan untuk masuk ke Tanah Perjanjian.

Ya Tuhan, penuhilah diri kami dengan kekaguman dan ucapan syukur atas keselamatan-Mu yang ajaib. Tolonglah kami untuk menghaturkan pujian yang layak Engkau terima, dan juga mampukanlah kami untuk setia di dalam kasih dan ketaatan kepada-Mu —HVL



TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA