Topik : XX

14 Juni 2008

Bikin Hidup Lebih Hidup

Nats : Mereka akan makan tetapi tidak menjadi kenyang, mereka akan bersundal tetapi tidak menjadi banyak, sebab mereka telah meninggalkan TUHAN (Hosea 4:10)
Bacaan : Hosea 4

Kalau kita berjalan-jalan di mal, menonton TV, atau membaca majalah, maka kita akan melihat banyaknya barang atau jasa yang ditawarkan. Secara tidak langsung kita dibuat untuk selalu tidak puas dengan apa yang kita miliki sekarang. Selalu ada barang yang lebih baru, lebih baik, lebih canggih, dan berbagai lebih lainnya. Kebohongan terbesar yang ditawarkan adalah kalau Anda punya ini, Anda akan bahagia.

Bacaan hari ini berkisah mengenai imam dan bangsa Israel yang tidak setia. Ketika membaca daftar "dosa" yang dipampangkan, mungkin kita berpikir bahwa itu "kasus" bangsa Israel (ayat 2), bukan saya. Saya tidak berzina; saya setia kepada pasangan saya. Ya, mungkin kita setia kepada pasangan, tetapi baiklah kita bertanya pada diri sendiri, apakah kita setia kepada Tuhan?

Tuhan berjanji memberkati orang yang takut dan setia kepada-Nya. Salah satu berkat Tuhan yang mungkin sangat jarang dibahas adalah, "karunia untuk menikmati apa yang Allah berikan" (Pengkhotbah 4:17,18). Ada orang-orang yang luar biasa kaya, tetapi tidak bisa menikmati kekayaannya karena Tuhan tidak mengaruniakan kuasa untuk menikmatinya (Pengkhotbah 6:2). Dalam bacaan kita, Tuhan berfirman bahwa umat yang meninggalkan-Nya akan makan tetapi tidak menjadi kenyang. Melakukan banyak hal, tetapi tidak membuahkan hasil. Itu terjadi karena mereka meninggalkan Tuhan.

Mari kita memeriksa hidup kita sejenak. Apakah kita tidak merasa puas? Apakah kita sedang merasa kurang? Apakah kita tidak bisa menikmati hal-hal yang Tuhan berikan? Jika ya, ini saatnya berbalik kepada Tuhan. Dia menanti Anda. Sekarang —GS

27 Agustus 2008

Saat Bimbang

Nats : Ketika hatiku merasa pahit ... aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu (Mazmur 73:21-23)
Bacaan : Mazmur 73:1-5, 21-26

Aku memanggil-Mu, ingin bergantung pada-Mu, tetapi Engkau tak menjawab. Aku sendirian .... Di mana imanku? Yang ada hanya kehampaan dan kegelapan." Demikianlah Ibu Teresa menuliskan salah satu suratnya. Ketika surat-surat pribadinya dipublikasikan, orang kaget. Tak habis pikir, bagaimana mungkin seorang rohaniwan terkenal seperti dia bisa mengalami kebimbangan hidup? Bahkan, meragukan imannya? Bukankah dunia mengenalnya sebagai tokoh yang begitu mencintai Tuhan dan sesama?

Hal ini tidak mengherankan. Pemazmur pun pernah bimbang akan kehadiran Tuhan. "Seperti hewan aku di dekat-Mu," katanya. Anjing peliharaan hanya paham beberapa instruksi tuannya. Pengertiannya terbatas sekali. Tak bisa ia memahami maksud sang tuan sepenuhnya. Seperti itulah kondisi pemazmur. Ia tak mengerti, mengapa Tuhan membiarkan orang jahat hidup enak dan jaya. Ia yang hidup bersih justru "nyaris tergelincir". Namun ia bertekad, "aku tetap didekat-Mu." Itulah yang membuatnya tetap bertahan di masa bimbang. Akhirnya, pelan-pelan Tuhan membukakan rencana-Nya dan membuat ia mengerti maksud-Nya.

Saat hidup tampak tidak adil, bisa jadi kita pun bimbang. Merasa Tuhan seolah-olah tak ada dan tak berkuasa. Kita meragukan pimpinan-Nya. Ini wajar. Tiap orang percaya pernah mengalaminya. Yang penting bagaimana sikap kita ketika menjalani masa itu. Dalam kebimbangan, Ibu Teresa tetap giat melayani sesama. Pemazmur memilih tetap mendekat pada Tuhan. Kita pun dapat memilih untuk tetap ada di jalan-Nya, sekalipun ada saat di mana hadir-Nya tidak nyata terasa -JTI



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA