: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
6 Juni 1999

Obat Bagi Pengkritik

Topik : -

Nats : Dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama (Roma 2:1)
Bacaan : Matius 7:1-5

Sebuah buletin gereja memuat sebuah puisi yang bagus tentang pengkritik. Bait pertamanya berbunyi demikian:



Sebuah benih kecil di tanah
Segera mulai bertunas;
"Dari semua jenis bunga di sekelilingku,
Menjadi bunga apakah," ia merenung, "aku akan tumbuh?"

Kemudian benih itu berkata, "Aku tidak mau menjadi bunga mawar. Ia berduri. Aku tidak ingin menjadi bunga lili. Warnanya terlalu pucat. Dan aku tentu tidak mau menjadi bunga violet. Ia terlalu kecil dan tumbuh terlalu dekat ke tanah."

Puisi itu diakhiri dengan syair berikut yang berbicara tentang akhir dari benih yang suka mengkritik tersebut:



Demikianlah benih yang sombong itu mengkritik setiap bunga,
Sampai suatu hari di musim panas ia terbangun,
Dan mendapati dirinya tumbuh menjadi ilalang!

Rasul Paulus mengatakan dalam Roma 12:3 bahwa kita tidak boleh menilai diri kita terlalu tinggi. Sebaliknya kita harus "berpikir begitu rupa," sehingga kamu menguasai diri. Kepada jemaat di Filipi, ia menulis, "dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya, hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri" (Filipi 2:3). Saat kita lalai mengikuti perintah ini dan mulai mencari keburukan orang lain, kita sebenarnya sedang menerapkan penghakiman atas diri kita sendiri (Matius 7:1-2; Roma 2:1-3).

Obat manjur bagi jiwa yang suka mengkritik adalah pandangan yang jujur terhadap diri sendiri, bukan terhadap orang lain --RWD


When you see faults in someone else,
Before you criticize, beware;
For you have flaws and failures too
That other people have to bear. --Sper



TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA