5 Agustus 2005

Humor yang Sehat

Topik : Khotbah

Nats : Rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, . . . Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono (Efesus 5:3,4)
Bacaan : Efesus 5:1-10

Sebagai seorang presiden, Abraham Lincoln menghadapi tekanan yang luar biasa semasa Perang Saudara Amerika Serikat. Tanpa humor, diragukan ia dapat memikul tekanan itu. Pada berbagai pertemuan kabinet, apabila suasana menjadi tegang, ia kerap menceritakan sebuah cerita lucu untuk menghilangkan ketegangan. Dengan menertawakan dirinya sendiri, ia tidak menjadi seorang yang defensif. Dan sebuah cerita baik yang sangat efektif kadang kala dapat melunakkan hati musuh.

Humor yang spontan mencerminkan cara Allah menciptakan manusia. Humor berguna bagi manusia secara fisik maupun emosional. Tawa dapat mencegah suasana yang tegang agar tidak berakhir dengan kata-kata pahit atau sakit hati.

Walaupun Yesus adalah seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan (Yesaya 53:3), saya yakin Dia sering tertawa. Kadang kala Yesus menggunakan humor untuk menjelaskan sesuatu. Bayangkan seekor unta mencoba untuk masuk melalui lubang jarum! (Matius 19:24).

Namun, humor juga memiliki sisi yang buruk. Paulus menyebutnya sembrono dan hal itu jangan sampai mendapat tempat di dalam hidup seorang percaya (Efesus 5:4). Hal itu mempermalukan, merendahkan, dan mencemari mereka yang melontarkannya dan mereka yang mendengarnya.

Jadi, apakah yang kita tertawakan? Cerita macam apakah yang kita ceritakan kepada satu sama lain? Apakah Yesus akan tertawa bersama kita? Saya yakin Dia akan tertawa, jika humor itu sehat DJD



TIP #09: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab dan catatan hanya seukuran layar atau memanjang. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA