31 Januari 2004

Waktu yang Berpacu

Topik : Komitmen

Nats : Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana (Mazmur 90:12)
Bacaan : Mazmur 90:10-17

Banyak ungkapan dalam karya sastra yang digunakan untuk menggambarkan singkatnya hidup. Hidup adalah sebuah mimpi, pelari cepat, sesuatu yang sukar dimengerti, segumpal asap, sebuah bayangan, lambaian di udara, goresan kalimat di atas pasir, seekor burung yang terbang di jendela sebuah rumah, dan masih banyak lagi. Satu ungkapan lain diusulkan oleh teman saya bahwa tanda sambung berupa garis pendek antara tanggal kelahiran dan kematian di batu nisan menunjukkan singkatnya hidup seseorang.

Ketika kita masih kecil, tampaknya waktu hanya berputar-putar. Namun ketika kita hampir mendekati ajal, waktu berpacu semakin cepat, seperti pusaran air yang turun ke pembuangan. Pada masa kanak-kanak, kita mengukur usia dalam skala kenaikan yang kecil. Kita berkata, "Saya berumur 6 1/2 tahun." Sepertinya butuh waktu yang lama untuk bertambah umur. Kini kita tidak mengukur waktu seperti kanak-kanak lagi. Siapakah yang mengatakan usianya 60 1/2 tahun?

Baik kiranya bila kita sesekali merenungkan singkatnya kehidupan. Hidup ini sangat singkat untuk dijalani dengan ceroboh. Dalam Mazmur 90, setelah menjelaskan singkatnya kehidupan, Musa berdoa, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana" (ayat 12).

Untuk memanfaatkan sebaik-baiknya keberadaan kita di dunia ini, kita harus menyerahkan diri pada kehendak Allah (1Petrus 4:2). Ini dapat kita lakukan bahkan ketika waktu hampir habis. Tidak ada kata terlambat untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah --David Roper



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA