2 Januari 2004

Rencana Mulia

Topik : Pemberian

Nats : Orang yang berbudi luhur merancang hal-hal yang luhur, dan ia selalu bertindak demikian (Yesaya 32:8)
Bacaan : Yesaya 32:1-8

Ada perbedaan antara ucapan, "Saya ingin berkunjung ke Inggris", dan, "Saya berencana pergi ke Inggris minggu depan". Pernyataan pertama mengungkapkan sebuah keinginan, sedang yang kedua menunjukkan persiapan pasti.

Kita sering memasuki tahun baru dengan harapan, keinginan, dan ketetapan hati yang dapat menjadi benih perubahan positif. Namun, kunci dari apa yang terjadi dalam hidup kita terletak pada penyusunan rencana yang pasti. Perencanaan itu melibatkan pemikiran, tujuan, dan usaha.

Yesaya menulis tentang waktu yang akan datang ketika "seorang raja akan memerintah menurut kebenaran" (Yesaya 32:1). Perikop nubuatan ini menyatakan pemerintahan Kristus yang akan datang. Selain itu juga memberi kita, orang-orang yang menyembah Yesus sebagai Raja, sebuah prinsip yang kini dapat kita terapkan. Yesaya membandingkan penipu yang "merancang perbuatan-perbuatan keji" dengan orang berbudi luhur yang "merancang hal-hal yang luhur" (ayat 7,8). Sebagai pengikut Kristus, kita perlu menjadi orang yang berbudi luhur.

Rencana apa yang telah kita buat untuk meningkatkan keluhuran budi kita di tahun baru ini? Apakah kita hanya berharap memberi lebih banyak waktu dan perhatian bagi sesama, atau kita telah membuat komitmen yang jelas? Bila kita ingin memberi dukungan finansial kepada seseorang atau sebuah tujuan, sudahkah kita mulai mempersiapkan keuangan kita untuk itu?

Inilah saat yang tepat untuk membuat rencana-rencana mulia yang memuliakan Allah, melalui visi dan keluhuran budi kita --David McCasland



TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA