Pinjaman

Uang atau barang yang diberikan dengan syarat bahwa akan dikembalikan kemudian. Dalam masyarakat suku yang lebih sederhana dan lebih erat di Israel tidak ada suatu tata susunan pinjaman, seperti yang terdapat dalam masyarakat modern, yang memungkinkan orang membuka suatu usaha baru, atau membeli kebun atau peternakan. Pinjaman dimaksudkan untuk membantu orang mengatasi kesulitan. Mereka yang memberi pinjaman melakukannya atas dasar kemurahan hati dengan sedikit sekali kemungkinan keuntungan menurut hukum. Keuntungan atas bunga dapat ditarik dari orang bukan Israel (Ul. 23:20), dan adanya orang yang mengutangkan dan dirugikan mendorong perluasan pungutan bunga (Yer. 15:10) *Perumpamaan talenta (Mat. 25:27) mengandaikan bahwa pembayaran bunga pinjaman itu lazim di zaman Yesus. Pinjaman itu ditiadakan setiap *tujuh tahun (tahun Sabat) -- Lih. Ul. 15:1-11. Bagi orang yang terpaksa harus meminjam, ada banyak aturan perlindungan. Juru sita tidak diperbolehkan memasuki rumah orang untuk mengambil gadai (Ul. 24:10-11), atau untuk mengambil pakaian seorang janda (Ul 24:17). Pakaian gadai seorang miskin juga harus dikembalikan kepadanya sebelum petang (Kel. 22:25-26). Tetapi, dalam kenyataan hidup sehari-hari, hal itu tidak selalu berlangsung menurut aturan (Am. 2:8).