SAMARIA, ORANG
SAMARIA, ORANG [browning]
Orang-orang yang ditempatkan di daerah *Samaria oleh *Asyur (menurut 2Raj. 17:29) dan yang oleh orang Yahudi dinyatakan menjalankan suatu bentuk peribadahan *Ibrani yang dicemari oleh campuran peribadahan mereka terdahulu. Pada zaman PB orang Samaria dihina oleh orang Yahudi sebagai orang *asing (Luk. 17:18) padahal mereka masih mempunyai banyak persamaan dengan orang Yahudi. Karena Kitab Suci Samaria hanya terdiri dari *Pentateukh, orang Samaria merasa memegangnya lebih kuat daripada orang Yahudi, terutama dalam peraturan *Sabat. Bait Suci orang Samaria ada di Gunung *Gerizim dan dilayani oleh imam-imam (Yoh. 4:20). Warisan yang sama dari orang Yahudi dan orang Samaria bersama sejarah keretakan dan ketidakcocokan mereka menambah ramai soal sikap Yesus yang bersahabat dengan orang Samaria (Luk. 17:18; Yoh. 4:7) dan nada anti-ras yang mengejutkan dalam perumpamaan *Orang Samaria yang Murah Hati (Luk. 10:33). Dalam perluasan Gereja dari Yerusalem ke *Roma, orang Samaria menempati kedudukan tengah dalam penginjilan orang Yahudi Palestina dan orang Yahudi Helenis di satu pihak dan orang *bukan Yahudi di lain pihak (Kis. 8:12). Kendati penganiayaan dan goncangan politik dan militer terjadi di Palestina, suatu persekutuan kecil orang Samaria tetap bertahan sampai ke dalam zaman modern.
SAMARIA, ORANG [ensiklopedia]
Jatuhnya Samaria pada 722 sM memulai zaman baru dalam sejarah kerajaan Utara. Pemindahan penduduk Yahudi ke negeri-negeri lain oleh Sargon, dibarengi pemasukan orang-orang buangan dari wilayah-wilayah lain Kekaisaran Asyur ke Samaria oleh Sargon, Esar-Hadon dan Asyurbanipal. Orang-orang Israel yg tinggal di Samaria menjadi inti masyarakat baru itu, dan walaupun berbagai kultus diperkenalkan, mereka dapat menjamin kelangsungan ibadah kepada Yahweh. Hubungan dekat dengan Yehuda sebelum dan sesudah kejatuhan Yerusalem pada 586 sM tetap dipertahankan (bnd 2 Taw 30:1 dab, 2 Raj 23:19, 20; Yer 41:4 dab).
Pada zaman Persia mula-mula, ketika orang Yahudi diperbolehkan kembali ke Yerusalem, mereka mencoba membangun kembali Bait Allah dan tembok kota. Mereka segera menghadapi perlawanan dari para penguasa Samaria. Cukup kuat alasan untuk mengatakan bahwa perlawanan ini melulu berlatar belakang politik, karena sampai akhir abad 5 sM orang Yahudi di Elephantine dapat meminta bantuan dari para penguasa Yerusalem maupun Samaria, guna pembangunan kembali rumah ibadat.
Dengan kedatangan Ezra dan Nehemia ketegangan memuncak. Semangat baru untuk kemurnian suku bangsa yg diimpor dari masyarakat Yahudi di Babel, tak suka dengan nenek moyang Samaria yg campuran. Ketika cucu imam besar menikah dengan putri Sanbalat, Nehemia mengusirnya. Yosefus mencatat suatu peristiwa yg serupa, yg diberi penanggalan abad berikutnya, dan sulit untuk menghubungkan kedua kisah tersebut. Mungkin mereka mencatat dua peristiwa yg berlainan, atau mungkin Yosefus mengacaukan beberapa data rinciannya. Ia menghubungkan gedung kuil Samaria di bukit Gerizim dengan peristiwa tersebut, dan dalam hal kuil itu mungkin ia benar.
Kerusuhan terakhir antara orang Yahudi dan orang Samaria rupanya sudah terjadi sekitar thn 200 sM, ketika Ben-Sira menulis Ekklus 50:25, 26. Alkitab orang Samaria mempunyai hukum tapi tanpa nabi, dan hal ini juga menyarankan tanggal tersebut. Pada masa pemberontakan Makabeus, Samaria tundukkan diri kepada taufan itu, dan kuil mereka di bukit Gerizim diabdikan kepada Zeus Xenios. Tapi orang Hasmonean memperoleh pengaruh yg makin besar atas Samaria, dan sekitar 128 sM Hyrkanus merebut Sikhem dan menghancurkan kuil Gerizim.
Pada thn 63 sM Pompeius melepaskan Samaria dan menggabungkannya dengan Propinsi Siria yg baru. Kota Samaria menjadi tempat tinggal yg disukai Herodes Agung, dan ia memberinya nama baru, Sebaste, untuk menghormati Kaisar Agustus. Pada thn 6 M Yudea dan Samaria disatukan menjadi satu propinsi kelas tiga di bawah Siria, dan kedudukan prokuratornya di Kaisarea. Selama periode ini perpecahan antara Yahudi dan Samaria bertambah tajam oleh beberapa peristiwa Antara thn 6 dan 9 M orang Samaria menghamburkan tulang-tulang di Bait Allah di Yerusalem menjelang perayaan Paskah. Pada thn 52 M orang Samaria membantai sekelompok peziarah Galilea di En-Ganim. Hal ini menyebabkan sengketa di hadapan Klaudius, yg memberikan keputusan yg menguntungkan bagi Yahudi.
Seperti orang Yahudi, orang Samaria menderita penindasan Romawi. Pada thn 36 M seorang Samaria yg fanatik mengumpulkan massa di bukit Gerizim. Ia menjanjikan akan menunjukkan tempat perkakas-perkakas suci disembunyikan. Banyak dari mereka yg dibunuh oleh Pilatus. Protes yg ditujukan kepada Vitellius, wakil kaisar di Siria, mengakibatkan Pilatus dipecat. Dalam pemberontakan thn 66 M Sebaste dibakar rata dengan tanah, dan sekelompok orang yg tak mau tunduk di bukit Gerizim dibantai habis oleh Vettukenus Cerealis, mungkin thn 67. Sejak itu orang Samaria mempertahankan hidup sebagai masyarakat minoritas yg sering dianiaya. Masih ada sekitar 300 Iebih sedikit orang Samaria di Nablus (Sikhem).
Pengakuan percaya orang Samaria mempunyai 6 pasal: Percaya kepada satu Tuhan, kepada Musa sang nabi, kepada Hukum, kepada bukit Gerizim sebagai tempat yg ditetapkan Tuhan untuk mempersembahkan korban (bnd bacaan Samaria dlm UI 27:4), kepada hari pengadilan dan penganugerahan, dan akan datangnya kembali Musa sebagai Taheb, atau pembaharu (sesuatu yg dekat dgn Mesias). Kepercayaan mereka akan kebangkitan kurang jelas. Orang Yahudi memandang orang Samaria sebagai sempalan, bukan golongan kafir, dan mempunyai kepercayaan yg sama, mis tentang pajak-pajak dan ketidaksucian yg timbul dari kuburan. Penyebab utama persaingan mereka ialah kuil Gerizim. Pentateukh Samaria merupakan kesaksian yg amat penting bagi teks asli, walaupun ada modifikasi-modifikasi berdasarkan teologi.
Yohanes menceritakan bagaimana Yesus tinggal selama 2 hari di Sikhem, dan di situ banyak orang percaya kepadaNya. Selama pelayanan-Nya, Ia memandang misi-Nya terutama tertuju kepada orang Israel, tapi sesudah kebangkitan-Nya Ia memerintahkan para rasul memberitakan Injil ke Samaria, dan misi ke Samaria dilaksanakan terutama oleh orang-orang Helenis sesudah Stefanus mati martir.
Sumber data untuk sejarah orang Samaria sebagai berikut: PL, khususnya 2 Raj 17, Ezr dan Neh: Ekklus 50:2, 26; 2 Makabe 6:2; Testamen Lewi 7:2; Prisma Sargon dalam Almanak Asyur; Papirus Elephantine (lih A. E Cowley, Aramaic Papyri of the Fifth Century BC, No. 30); Mishnah (Berakoth 7:1; 8:8; Demai 3:4; 5:9; 6:1; 7:4; Shebiith 8:10; Terumoth 3:9; Shekalim 1:5; Rosh ha-Shanah 2:2; Ketuboth 3:1; Nadarim 3:10; Gittin 1:5; Kiddushin 4:3; Oholoth 17:3; Niddah 4:1, 2; 7:4, 5); Talmud Babel (Masseket Kutim); PB (Mat 10:5; Luk 9:52; 10:33; 17:16; Yoh 4:7-42; 8:48; Kis 1:8; 8:1, 5-25; 9:31; 15:3); Yosefus, terutama BJ 2:12.3-7, Ant. 9.14.3, 11.7.2, 8.2-7, 13.9.1, 18.2.2, 4.1, 2, 20.6.1, 2; dan kesusastraan Samaria pada umumnya, khususnya Pentateukh Samaria, Targum, 'Kitab Yosua', Toledoth, Tawarikh Abu'l Fath dan karya-karya teologis dan liturgis lainnya.
KEPUSTAKAAN. J MacDonald, The Theologi of the Samaritans, 1964, memberi informasi tentang naskah-naskah Samaria. J. A Montgomery, The Samaritans 1908; G. E Wright, Shechem 1965, ps 10; J. D Purvis, The Samaritan Penteteuch and the Origin of the Samaritan Sect, 1968; R. J Bull, BA 31, 1968, hlm 58-72; H. G Kippenberg, Garizim and Synagoge 1971; C. H. H Scobie, NTS 19, 1972-1973, hlm 390-414; R Bergmeier, Journal for the Study of Judaism 5, 1974, hlm 121-153; J. D Purvis, NovT 17, 1975, hlm 161-198; R. J Coggins, Samaritans and Jews 1975; K Haacker, NIDNTT 3, hlm 449-467. AG/S/HAO