: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Sahid | Sakhar | Sakit | Sakkuth | Saksi | SAKSI MATA | Sakut | Salam | Salamis | Salecah | Salep
Daftar Isi
BROWNING: SAKSI MATA

SAKSI MATA

SAKSI MATA [browning]

Lukas mengklaim bahwa pemberitaannya bersandar pada petunjuk para saksi mata, dan penulis Surat 2 Petrus (1:16) menyiratkan bahwa ia adalah seorang saksi mata pada saat *transfigurasi Yesus. Hal ini merupakan wahana pseudonimitas penulis, sebagai cara untuk meyakinkan para pembacanya bahwa penulis benar-benar mengatakan pikiran Petrus.

Sering kali diyakini bahwa pernyataan Lukas merupakan dasar untuk mempercayai Injil tersebut sebagai suatu catatan historis. Lukas dengan susah payah mengusahakan untuk mengecek fakta yang dicatat dalam Kisah Para Rasul, yang ia sendiri tidak hadir di dalamnya. Dalam menuliskan Injilnya ia menggunakan tradisi lisan dan tertulis, yang sumbernya bergantung pada para saksi mata. Namun, sebelum disusun ke dalam Injil, konteks asli dari setiap cerita telah diterima dalam penuturan lisan yang beredar. Di samping itu, semua *pemberita Injil adalah teolog kreatif, yang menggunakan interpretasinya untuk mengatur alur cerita mereka. Jadi, Lukas mengubah waktu, tempat, dan urutan *pencobaan itu untuk menyampaikan pengertiannya sendiri tentangnya. Ia mengubah cerita mengenai *mukjizat di *Yerikho (Luk. 18:35) dan *cerita penderitaan Yesus, yang masing-masing mempunyai tekanan tersendiri. Seandainya ada saksi-saksi mata di kaki *salib, mereka tentu tidak setuju dengan perkataan *kepala pasukan (Mrk. 15:39; Luk. 23:47); lebih mungkin bahwa Markus dan Lukas memaksakan pemahaman mereka sendiri atas apa yang mereka teruskan. Kadang-kadang diduga bahwa detail dalam sebuah cerita yang demikian hidup, seperti: 'di atas rumput hijau', 'Yesus duduk di atas bantal dalam perahu', 'Yesus menangis', benar-benar merupakan ingatan para saksi mata. Namun, telah ditunjukkan bahwa alur penurun-alihan atau transmisi lisan dari sebuah cerita yang diulang-ulang cenderung berkembang dengan dibumbui rincian-rincian cermat seperti itu!

Injil Markus merupakan contoh pemberitaan yang dianggap mengejawantahkan apa yang telah dipelajari Markus dari *Petrus. Memang hal ini telah ditegaskan oleh *Papias,seorang uskup abad kedua. Tetapi, jelas bahwa banyak bagian dalam Injil Markus menunjukkan tanda-tanda perkembangannya dalam persekutuan jemaat, seperti penjelasan yang diberikan mengenai *perumpamaan-perumpamaan, dan perintah Yesus agar tidak memberitakan beberapa mukjizat-Nya.

Dalam Injil keempat ada juga klaim mengenai kebenaran kesaksian murid ini (Yoh. 21:24; bnd. 1Yoh. 1:1), dan 'kebenaran' tersebut harus dimengerti sebagai kebenaran tentang Yesus menurut dan bagi komunitas Yohanein. Sejarah faktual (Yoh. 1:14) ditafsirkan dengan teologi. Namun demikian, motif-motif teologis penulisnya tidak mengesampingkan fakta historis sejauh itu, sehingga dokumen-dokumen PB menjadi cerita fiktif belaka. Sebaliknya, banyak rincian kronologis, geografis, dan politis dalam Kisah Para Rasul dikuatkan oleh sumber-sumber lain. Namun, pada akhirnya Injil Lukas dan Kisah Para Rasul dikendalikan oleh gagasan penulis mengenai *Yudaisme dan orang-orang Yahudi, misi untuk orang-orang *bukan Yahudi, doktrin mengenai *Roh Kudus, dan kehidupan jemaat selanjutnya. Sekalipun ada kecenderungan-kecenderungan ini, Kitab Kisah Para Rasul Lukas tetap merupakan karya sejarah yang bermanfaat, dengan memuat beberapa kesaksian para saksi mata yang dapat dipercaya -- tetapi, sesungguhnya saksi mata itu pun menafsirkan apa yang dilihatnya.




TIP #27: Arahkan mouse pada tautan ayat untuk menampilkan teks ayat dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA