Mimpi

1. 1. Penglihatan-penglihatan pada waktu sedang tidur.
Ayub 33:15; Dan 2:28

2. 2. Seringkali hanya khayalan saja.
Ayub 20:8; Yes 29:8

3. 3. Seringkali banyak kesibukan menyebabkan - .
Pengkh 5:2

4. 4. Kehendak Allah sering kali dinyatakan dalam - .
Bil 12:6; Ayub 33:15

5. 5. Nabi-nabi palsu:
1. 5.1 Dihukum karena menubuatkan - dusta.
Yer 23:32

2. 5.2 Pura-pura ber - .
Yer 23:25-28; 29:8

3. 5.3 Tidak didengarkan dalam - .
Ul 13:1-3; Yer 27:9

6. 6. Sia-sia berharap kepada - biasa.
Pengkh 5:6

7. 7. Orang pada zaman dahulu:
1. 7.1 Sangat mempercayai - .
Hak 7:15

2. 7.2 Seringkali menjadi gelisah karena - .
Kej 40:6; 41:8; Ayub 7:14; Dan 2:1; 4:5

3. 7.3 Sangat ingin mendapat keterangan tentang - nya.
Kej 40:8; Dan 2:5

4. 7.4 Bertanya kepada orang berilmu tentang - .
Kej 41:8; Dan 2:2-4

8. 8. Hanya Allah yang dapat menafsirkan - .
Kej 40:8; 41:16; Dan 2:27-30; 7:16

9. 9. Disebut dalam Firman Tuhan - dari:
1. 9.1 Abimelekh.
Kej 20:37

2. 9.2 Daniel.
Dan 7:1-28

3. 9.3 Firaun.
Kej 41:1-7

4. 9.4 Isteri Pilatus.
Mat 27:19

5. 9.5 Kepala juru minuman dan juru roti Firaun.
Kej 40:5-19

6. 9.6 Laban.
Kej 31:24

7. 9.7 Nebukadnezar.
Dan 2:1,31; 4:5,8

8. 9.8 Orang Majus.
Mat 2:11,12

9. 9.9 Orang Midian.
Hak 7:13-15

10. 9.10 Salomo.
1Raj 3:5-15

11. 9.11 Yakub.
Kej 28:12; 31:10

12. 9.12 Yusuf.
Kej 37:5-9

13. 9.13 Yusuf.
Mat 1:20,21; 2:13,19,20

10. 10. Melukiskan:
1. 10.1 Kemujuran orang berdosa.
Ayub 20:5-8; Mazm 73:19,20

2. 10.2 Angan-angan yang najis.
Yud 1:8

3. 10.3 Musuh-musuh jemaat.
Yes 29:7,8

Dianggap sebagai isyarat supranatural. Dari Yusuf, anak Yakub dalam PL (Kej. 37) hingga Yusuf, anak Yakub yang lain, suami Maria, dalam PB (Mat. 1:16, 19), Alkitab memuat banyak cerita tentang pemimpi, yang percaya bahwa dengan sarana itu mereka menerima komunikasi dari Allah (mis. *Elihu dalam Ayb. 33:15-17). Bahkan *Daniel bercerita kepada pegawai raja mengenai isi mimpinya (Dan. 2:28) dan kemudian menafsirkannya. Ia menuliskan sendiri mimpi-mimpinya sebagaimana penglihatan yang diterimanya (Dan. 7:1-2). Namun, *Yeremia curiga bahwa mimpi-mimpi beberapa orang yang bernubuat pada zamannya adalah kesan pribadinya yang timbul dari bawah sadarnya sendiri (Yer. 23:16 dst.) dan tidak dapat dipercaya sebagai *penyataan ilahi. Istri *Pilatus dikatakan mengeluh karena menderita akibat mimpi mengenai Yesus yang dialaminya sesaat sebelum Ia disalibkan (Mat. 27:19).

Membandingkan kepustakaan 'mimpi' bangsa Babel dan Mesir dengan hunjukan pada mimpi dalam PL, akan terkesan bahwa orang Ibrani tidak begitu sibuk memikirkan gejala ini. Begitu juga makna keagamaan dari mimpi yg tercatat dalam PL tidak begitu menonjol. Memang Pkh 5:2 mencatat bahwa mimpi disebabkan oleh kesibukan-kesibukan yg dilakukan oleh pemimpi itu sepanjang hari. Tapi PL mengakui, apa pun asal mula mimpi, mimpi bisa menjadi alat bagi Allah untuk menyatakan kehendak-Nya kepada manusia, baik itu orang Israel (1 Raj 3:5) maupun non-Israel (Kej 20:3 dab).

Mimpi yg dicatat dalam Alkitab ada dua macam. Pertama, mimpi-mimpi yg bercirikan mimpi biasa, sang tertidur 'melihat' sederet sosok atau tamsil yg berhubungan dengan peristiwa-peristiwa dalam hidup sehari-hari (Kej 40:9-17; 41:1-7). Kedua, mimpi-mimpi yg memberitakan kepada sang tertidur itu suatu berita dari Allah (Kej 20:3-7; 1 Raj 3:5-15; Mat 1:20-24; Kis 18:9-10).

Sama dengan bangsa-bangsa sezamannya orang Ibrani mencari makna mimpi mereka. Tapi dalam hal menafsirkan mimpi, Alkitab membedakan fenomena mimpi yg dikemukakan oleh non-Israel dari yg dikemukakan oleh orang Israel sendiri. Orang-orang kafir seperti Firaun (Kej 41:15 dab) dan pejabat-pejabat tingginya (40:12-13, 18-19) membutuhkan Yusuf untuk menjelaskan mimpi mereka, dan raja Nebukadnezar membutuhkan Daniel (Dan 2:17 dab). Ada kalanya Allah sendiri berbicara dan dengan menyatakan tidak perlu campur tangan manusia (Kej 20:3 dab; 31:24; Mat 2:12). Tapi jika anggota masyarakat perjanjian itu yg bermimpi, tafsirannya menyertai mimpinya (Kej 37:5-10; Kis 16:9-10).

Sajian di atas menerangkan pandangan PL tentang nubuat. Di antara orang Ibrani ada hubungan erat antara mimpi dan peranan seorang nabi. Ul 13:1-5 menyebut nabi yg serentak pemimpi tanpa merasa keanehan apa pun. Hubungan erat mimpi dan nubuat jelas dalam Yer 23:25-32. Jelas juga bahwa zaman Samuel dan Saul umumnya orang percaya bahwa Tuhan berbicara melalui mimpi maupun melalui Urim dan nabi-nabi (1 Sam 28:6). Yl 2:28, yg dikutip di Kis 2:17, menghubungkan nubuat, mimpi dan penglihatan dengan pencurahan Roh.

Musa disebut nabi satu-satunya dengan siapa Allah 'berbicara terus terang, bukan dengan teka-teki' (Bil 12:6-8; bnd Ul 34:10), tapi ay-ay sekitarnya menunjukkan, penglihatan dan mimpi dapat menjadi alai penyataan bagi seorang nabi (12:6). Yer 23:16, 25-27, 32, mengritik nabi-nabi palsu yg menganggap mimpi-mimpi mereka sebagai penyataan Allah, tapi ia mengaku bahwa nabi yg benar dapat juga bermimpi dan menerima penyataan melalui mimpi, buktinya ialah amanatnya yg 'seperti palu' (ay 28-29). Yeremia sendiri pasti mengalami bentuk pengilhaman kenabian melalui mimpi (31:26).

Dalam PB Mat mencatat lima mimpi pada waktu kelahiran Tuhan Yesus. Dan dalam tiga di antaranya seorang malaikat nampak dengan amanat ilahi (Mat 1:20; 2:12-13, 19, 22). Kemudian disajikan mimpi istri Pilatus yg kesusahan itu (27:19). Ay-ay lain berbicara mengenai penglihatan bukan mimpi, tapi perbedaan antara kedua hal ini tidak senantiasa jelas.

KEPUSTAKAAN. EBT 1, hlm 214 dst; P. J Budd, NIDNTT I, hlm 511-513; ZPEB 2, hlm 162; ED Ehrlich, Der Traum im Alien Testament, BZAW 73, 1953; A Oppenheim, The Interpretation of Dreams in the Ancient Near East, 1956. JGSST/JSW/MBD/MHS/HAO