Daftar Isi
BROWNING: MATIUS, KITAB INJIL

MATIUS, KITAB INJIL

MATIUS, KITAB INJIL [browning]

Buku pertama dalam PB. Di zaman lampau umum dianggap, seperti oleh Augustinus, bahwa Matius itu adalah Injil yang pertama dituliskan dan bahwa Markus adalah singkatan daripadanya. Sekarang lebih umum diterima bahwa Markus digunakan oleh Matius. Dan dalam prosesnya bahasa Yunani dari Injil Markus yang kurang mulus dikeluarkan oleh Matius dan penampilan Yesus oleh Markus pun dikembangkan menjadi lebih cocok untuk ibadah. Penulis Injil Matius juga menambahkan pada karyanya dua pasal mengenai *cerita masa kanak-kanak Yesus. Dalam karangannya Matius juga memasukkan secara sangat teratur bahan *pengajaran Yesus yang tidak dicatat oleh Markus. Karena dalam bahan yang ditambahkan oleh Matius ini ada kesamaan harfiah dengan bahan pengajaran Yesus yang ditambahkan Lukas dengan caranya sendiri, maka umumnya (kalaupun tidak sepenuhnya) diterima, bahwa kedua penginjil ini menggunakan suatu sumber yang sama, yang disebut *Q.

Waktu dan tempat penyusunan Injil Matius. *Kejatuhan Yerusalem pada 70 M disinggung sebagai suatu peristiwa yang telah lampau beberapa waktu (22:7), oleh karena itu diperkirakan waktu penyusunan Injil Matius sekitar 85-90 M. Keadaan masyarakat yang tercermin dalam Injil Matius mendukung pendapat bahwa Matius mungkin dituliskan di *Antiokhia, *Siria di tepi Sungai Orentes, atau di pemukiman masyarakat kota di sekitarnya. Penulis Injil Matius agaknya terdidik dalam lingkungan ahli Taurat Yahudi dan ia mengeluarkan dari kekayaannya hal-hal baru dan lama (13:52). Mungkin Rasul Matius yang mendirikan Gereja di kota itu, sehingga Injil ini dianggap ditulis olehnya sejak abad kedua M -- tetapi suatu karya yang begitu bergantung pada sumber-sumber terdahulu, tidak mungkin dituliskan oleh seorang dari para rasul.

Jelas nyata bahwa di daerah Gereja Matius ada ketegangan antara orang Kristen dan orang Yahudi. Dari sejak awal mula Injil ini (2:1) sampai akhirnya, para pemimpin Yahudi dicap sebagai lawan Yesus. Orang Kristen dapat menantikan diseret ke hadapan *Mahkamah Agama lokal (10:17), di mana Yesus ditolak sebagai penyihir dan penyesat. Pertentangan dengan orang Yahudi juga merupakan alasan bagi jawaban (28:11-15) atas penjelasan Yahudi pada waktu itu mengenai kubur Yesus yang dinyatakan kosong. Dalam seluruh Injil Matius si penulis menggunakan pengetahuannya tentang PL untuk mendukung anggapan-anggapan Kristen. Misalnya *silsilah Yesus diangkat langsung dari PL, untuk memperlihatkan bahwa Yesus, melalui *Yusuf, termasuk pada rumah tangga kerajaan *Daud (1:6.16). Ia menggunakan falsafah sejarah bahwa umat Israel dihukum ke dalam *pembuangan karena *dosanya, dan dipulihkan kembali melalui *pengampunan (2Taw. 36:17-23).

Ciri-ciri Injil Matius. Latar belakang rabinik Matius a.l. tampak dalam kesukaannya menggunakan istilah 'Kerajaan Surga', untuk menghindari penggunaan sebutan suci Allah, seperti biasa dilakukan orang Yahudi. Lebih dari itu, kelihatan pula dalam penyusunan pengajaran Yesus menjadi lima bagian, yang tiap kali diakhiri dengan ungkapan: 'Setelah Yesus selesai dengan pengajarannya itu ....' Kerangka pemutusan cerita-ceritanya mengingatkan kita pada keenam buku dalam *Heksateukh/Hexateuch: cerita-cerita kejadian/Genesis; *baptisan Yesus di *Yordan dan *pencobaan-Nya/Exodus; penyembuhan orang kusta dan perempuan yang sakit pendarahan, yang haram untuk dijamah/Levitikus; pemanggilan para murid/Bilangan'; *penderitaan dan *kematian Yesus/Ulangan'; *kebangkitan Yesus/Yosua (cerita masuk ke *negeri yang dijanjikan).

Pengajaran etis dari Yesus terutama dituangkan Matius ke dalam Khotbah di Bukit (Mat. 5-7) yang menghubungkan *kebenaran baru dalam terang kedatangan *Kerajaan Allah dengan kewajiban lama dari hukum *Taurat. Kewibawaan Taurat bagi orang Kristen (5:7) harus diinterpretasikan oleh perintah *kasih yang mengatasinya, dan dengan demikian dibentangkan menjadi ideal yang tidak tercapai dalam perilaku orang *Farisi (5:20).

Perhatian teologi Injil Matius. Injil Matius menjadi kesayangan Gereja -- yang paling banyak dibaca dalam ibadah. Mungkin alasannya adalah karena perhatian utamanya bersifat pastoral dan pengajaran lebih daripada sekadar teologis. Sekalipun demikian, ada juga penegasan-penegasan teologis yang penting di dalamnya.

Ada pernyataan berulang-ulang: 'Supaya digenapi apa yang dikatakan para nabi.' Ini tidak berarti bahwa kejadian itu terjadi supaya nubuat itu digenapi, tetapi ini menyatakan bahwa melalui kejadian itu Kitab Suci PL digenapi -- bahkan kalaupun pertanyaan PL itu dicabut keluar dari konteksnya, seperti bila Has.11:1 dikutip oleh Mat. 2:15 untuk menjelaskan menyingkirnya keluarga Yesus ke Mesir. Teologi Matius menyatakan bahwa apa yang dikatakan tentang Israel dalam Kitab Hosea dapat dibenarkan; dan bila 'diringkaskan' pada Yesus, maka apa yang dikatakan tentang Israel dulu, sekarang dapat diberitakan dalam Yesus, hanya saja kadang-kadang dalam bentuk kebalikannya: sementara Israel tidak taat dan gagal, Yesus taat kepada Allah. Dikatakan bahwa Yesus dikaruniai Roh Allah (3:16) tetapi tidak dianggap sebagai Allah.

Matius adalah Injil gerejawi. Ada garis-garis dalam Injil Matius yang mulai menginterprestasikan Kerajaan Allah itu sebagai Gereja (yang dalam sejarah kemudian memang terjadi). *Perumpamaan tentang Lalang di antara Gandum dan tentang Talenta, agaknya mengenai keadaan dalam Gereja (Mat. 13:24-30,37-43; dan 25:15 dst.). Dan dalam hubungan dengan pernyataan Petrus sebagai batu karang, hanya Matius di antara Injil-injil lain yang menyebutkan kata 'Gereja' (ekklesia) -- lih. Mat. 16:18; 18:17. Tetapi, bersamaan dengan pengakuan Gereja ada juga *penghakiman dan *akhir zaman yang diungkapkan dalam pengertian-pengertian sastra Alkitab kemudian (Dan.; 2 Mak. 7, 1 Henokh). Hanya ganti *penglihatan-penglihatan mereka, Mat. 24-25 menyampaikan pemberitaan nubuat Yesus.

Penampilan tokoh Yesus dalam Injil Matius. Dalam Injil Matius Yesus sering menggunakan istilah Kitab Daniel, yaitu '*Anak Manusia' untuk diri-Nya, sedangkan roh-roh jahat mengenali-Nya sebagai 'Anak Allah', yang dalam Injil Matius memang adalah gelar utama untuk Yesus (8:29). Matius juga mengambil alih pengakuan *kepala pasukan itu dari Markus, kecuali bahwa dalam Matius pengakuan itu ikut diucapkan para prajuritnya (Mat. 27: 54). Ada lagi beberapa garapan Matius dalam cerita penderitaan Yesus: istri *Pilatus menyela (27:19). Pilatus menyatakan dirinya tidak ikut bersalah dalam penyaliban Yesus dengan cara membasuh tangannya (27:24), ia membenarkan bahwa Yesus tidak bersalah atas apa yang dituduhkan kepada-Nya dan ia melimpahkan tanggung jawab sepenuhnya ke atas orang Yahudi. Lalu orang Yahudi itu pun menerima tanggung jawab itu atas diri mereka maupun atas anak-anak mereka (27:25). Hal ini kemudian sering dijadikan alasan bagi *antisemitisme Kristen. Kebangkitan Yesus diceritakan dalam Injil Matius dengan mencantumkan legenda bahwa 'banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit' dan berkeliling di kota (27:52) setelah Yesus dibangkitkan (bnd. 1Kor.15:23:'buah sulung'). Kekhususan lain dari Injil Matius adalah penjaga yang ditempatkan di kubur Yesus dan kejadian-kejadian akhir zaman yang menggemparkan. Semua kejadian dalam cerita penderitaan Matius tidaklah mengejutkan Yesus. Yesus menarik perhatian para murid untuk apa yang akan terjadi (Mat. 26:1-2): Yesus sadar benar siapa yang akan mengkhianati-Nya (Mat. 26:25) -- ini merupakan pengubahan atas cerita Injil Markus.

Pada akhir Injil Matius Tuhan yang bangkit ada bersama kesebelas murid-Nya di atas sebuah gunung di Galilea. Dia adalah seorang yang kepada-Nya segala kuasa diserahkan (Mat. 28:18), dan melalui Gereja-Nya Ia akan menjadikan murid-murid-Nya dari antara semua bangsa. Dia adalah Anak Allah, yang sekarang ditinggikan Bapa-Nya.




TIP #25: Tekan Tombol pada halaman Studi Kamus untuk melihat bahan lain berbahasa inggris. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA