: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Kolam | Kolam Israel | Kolaya | Kolhoze | Kologna | KOLOSE, SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI | Komagene | Konanya | Konsili Para Rasul | Kor | Korah

KOLOSE, SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI

KOLOSE, SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI [browning]

Surat Paulus yang ketujuh dalam PB. Guru-guru agama telah masuk di lembah Lycus dan mengacaukan ketenangan jemaat Kolose. Di sana terdapat banyak diskusi cendekiawan mengenai identitas mereka. Apakah mereka orang-orang *Gnostik -- aliran yang tumbuh subur pada abad kedua M? Atau orang-orang Yahudi Kristen? Atau orang-orang Yahudi yang setia?

Meskipun Gnostikisme hampir sepenuhnya menunjukkan diri pada abad kedua M, jejak-jejaknya telah jelas sebelumnya, dan beberapa di antaranya terlacak sebagai ajaran sesat, yang tampaknya tercermin dalam Surat Kolose. Gnostikisme adalah campuran dari berbagai sumber spekulasi tentang alam semesta, yang dianggap terbagi antara kuasa baik dan kuasa jahat yang bertempur di dunia ini. *Keselamatan tersedia bagi kelompok yang memiliki hak istimewa, yaitu mereka yang memiliki pengetahuan esensial (gnosis) dari sosok yang diwahyukan. Dengan pengalaman-pengalaman visionernya, kaum Gnostik mempromosikan asketisme dan penyangkalan terhadap dunia material, sehingga beberapa sarjana menganggap ketidaktertarikan surat ini terhadap kerendahan hati, peribadahan kepada *malaikat (Kol. 2:18) dan konsep mengenai *pleroma (Kol. 1:19) sebagai petunjuk ke arah Gnostikisme.

Pada pihak lain, surat ini kelihatannya tidak dimaksudkan untuk menolak *doketisme Gnostik, atau menganggap bahwa kaum Gnostik benar-benar beribadah kepada malaikat, walaupun makhluk ini dianggap memiliki andil dalam dunia kejahatan. Dengan alasan ini, ada pandangan lain bahwa yang disangkal oleh Surat Kolose adalah ajaran orang Yahudi yang masih merayakan dan berpantang pada hari-hari tertentu (Kol. 2:16) dan memuliakan para malaikat sebagai utusan-utusan Allah; mereka menolak ketaatan kepada Kristus (Kol. 1:15-20) dan berpegang pada *Taurat yang dipilih sebagai sarana keselamatan. Lebih dari itu, *guru-guru palsu menuntut *sunat. Semua itu merupakan petunjuk kepada `Yudaisme sebagai bidat yang diserang di sini, namun kemungkinan mereka adalah orang-orang Kristen Yahudi, karena dalam Kol. 4:11, penulis menyebut dengan tegas sedikit orang Yahudi Kristen yang masih mendukungnya. Benar, surat ini tidak berisi penyalahgunaan kekerasan seperti celaan Paulus terhadap orang Yahudi Kristen di Galatia (Gal. 3:1), namun seluruh pendekatannya lebih tenang dan bijaksana dan lebih merupakan pernyataan positif mengenai iman Kristen. Mungkin, karena kehidupan dan pengalamannya kemudian hari, Paulus belajar berapologi secara lebih baik. Namun, apakah Paulus penulisnya? Hal ini diragukan. Kalimat-kalimat yang panjang tidak mirip dengan gaya surat-surat Paulus yang lain. Banyak kata-kata pendek (seperti 'sehingga' dan 'namun') yang merupakan kekhasan surat-surat lainnya, tidak terdapat dalam Surat Kolose. Tema teologis yang besar mengenai kepemimpinan Kristus atas Gereja am dan pengingkaran terhadap *eskhatologi masa depan, semua itu mengarah pada penulis lain.

Namun, tetap ada alasan yang kuat untuk berpegang pada pandangan tradisional. Paulus cukup mampu menyesuaikan bahasanya dengan kondisi dan situasi (bnd. 1Kor. 9:19-23) dan masih terdapat ungkapan pengharapan ke masa depan (Kol. 3:4; 3: 24), dan tema kehidupan masa kini dalam *Roh telah diantisipasi dalam surat-surat sebelumnya. Namun bagi banyak pembaca, hubungan yang jelas dengan surat Paulus yang asli kepada Filemon (Kol. 4:9) sangat menentukan.

Esensi pesan surat ini adalah keunikan peran Kristus. Dalam Dia *persekutuan Kristen mendapat kepastian keselamatan. Paulus menggunakan konsep Yahudi mengenai *hikmat (Kol. 1:9), yang juga menarik orang untuk bertobat dari paganisme. Hal ini merupakan contoh awal bagaimana memperhalus konsep untuk mengungkapkan iman Kristen dalam terminologi yang sesuai dengan para pendengar yang baru, yang baginya kerangka konservatif asing tidak memiliki arti. Ini merupakan penjelasan yang sangat cerdik. Dalam Kristus hikmat Allah menjadi jelas dan maksudnya terlaksana. Kata-kata akrab lain yang digunakan adalah 'kepenuhan' (Kol. 1:19; 2:9) dan 'rahasia' (KoL 1:26 dyb.; 2:2), yang dengannya Paulus mengklaim bahwa seluruh keberadaan dan kuasa Allah telah hadir dalam Kristus. Tidak ada perantara yang lain, seperti hukum Yahudi (Kol. 2:14). Dengan demikian, Paulus, sekalipun ia adalah manusia abad pertama, dengan tegas menolak mitologi-mitologinya, entah Yahudi atau Helenistis, yang menempatkan bermacam-macam penghalang supranatural antara Allah dengan manusia. Bagi Paulus, transendensi Allah adalah mutlak, dan Allah dalam Kristus berbicara langsung dengan manusia.

Jika surat ini ditulis selama pemenjaraan Paulus di Roma, maka waktunya mungkin antara tahun 60 dan 64 M.




TIP #26: Perkuat kehidupan spiritual harian Anda dengan Bacaan Alkitab Harian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA