CEMBURU, KECEMBURUAN

Arti kata Ibrani qin'a aslinya ialah menyala, kemudian berarti warna merah yg kelihatan pada wajah seseorang yg diliputi perasaan membara, lalu perasaan tidak senang terhadap seseorang yg memiliki sesuatu, yg tidak dimiliki sendiri. Kata itulah yg dikenakan pada sikap Rahel terhadap kakaknya (Kej 30:1) dan keburukannya khususnya disebut dalam Ams (mis 27:4). Kadang-kadang kata itu diterjemahkan 'iri hati' (mis Ayb 5:2; Ams 14:30). Kata Yunani, fthonos (yg diterjemahkan juga 'dengki', mis Mat 27:18) menandakan sifat khas dari hidup yg belum ditebus (Rm 1:29; Gal 5:21; 1 Tim 6:4; Tit 3:3), dan itulah roh yg menyalibkan Tuhan Yesus (Mat 27:18; Mrk 15:10).

Tapi kata-kata Ibrani, Yunani dan Indonesia yg dibicarakan kan bisa juga berarti perasaan yg lain, yaitu keinginan untuk menjaga dan mempertahankan supaya jangan hilang, apa saja yg dimilikinya sendiri. Dalam pengertian ini Allah disebut juga 'Cemburu' (Kel 34:14), sebab Dia mempertahankan hak-Nya sebagai Satu-satunya yg boleh disembah, dan Dia tidak akan memberikan kemuliaan-Nya kepada orang lain (Yes 42:8). Sebagai Mempelai Israel yg setiawan (dan Mempelai orang Kristen juga) Ia menuntut supaya mereka setia terhadap Dia. Barangkali Yak 4:5, suatu ay yg sukar, menyinggung perasaan cemburu Allah ini. Paulus menekankan, bahwa jika orang Kristen bersangkut paut sedikitpun dengan penyembahan berhala, hal itu akan menimbulkan rasa cemburu Allah (1 Kor 10:22). Sebagai pelayan umat Allah, Paulus menaruh juga 'rasa cemburu' yg sama dengan Allah sendiri, demi kemurnian iman dan kelakuan mereka (2 Kor 11:2). Dan ia bernubuat bahwa orang Israel yg tidak percaya akan didorong ke arah 'kecemburuan ilahi' itu selaras dengan Ul 32:21, tatkala mereka melihat bangsa-bangsa menikmati hak-hak istimewa mereka. Ia yakin bahwa kecemburuan seperti itu akan membawa mereka pada akhirnya untuk menuntut tempat mereka yg setepatnya di tengah-tengah umat Allah (Rm 10:19; 11:11). RVGT/HDMcD/MHS