: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Baanah | Baara | Baaseiah | Baaseya | Baasha | BABEL, BABILONIA | Babi | Babylon | Babylonia | Babylonians | Baca
Daftar Isi
ENSIKLOPEDIA: BABEL, BABILONIA

BABEL, BABILONIA

BABEL, BABILONIA [ensiklopedia]

I. Menara Babel

'Babel' adalah nama dari salah satu kota penting yg didirikan oleh Nimrod di tanah Sinar (Sumer), Babilonia kuno. Babel disebut bersama Erekh dari Akad (Kej 10.10). Menurut tradisi Babilonia kota itu didirikan oleh dewa Marduk, dan dihancurkan oleh Sargon kr 2350 sM sewaktu ia mengambil tanah dari situ untuk mendirikan ibukotanya yg baru, Agade.

Sejarah pembangunan kota itu dengan menaranya yg tinggi, diceritakan dalam Kej 11:1-1 1. Di sana nama Babel diterangkan secara etimologi populer, berdasarkan atas akar kata yg mirip bh Ibrani halal, sebagai 'kekacauan' atau 'pencampuran'. Dengan demikian Babel menjadi sinonim dengan kekacauan yg disebabkan oleh perbedaan-perbedaan bh yg merupakan bagian hukuman Tuhan alas kecongkakan manusia yg nyata pada pembangunan itu.

Sampai sekarang belum ada bukti arkeologi yg membenarkan adanya kota di Babel sebelum dinasti pertama (kr 1800 sM). Tapi tradisi Babilonia dan suatu naskah dari Sharkalisharri, menceritakan bahwa raja dari Agade kr 2250 sM membangun kembali menara kuil (ziggurat) di Babel. Informasi itu menyarankan bahwa sebelumnya telah ada kota suci di tempat tsb. Tindakan Sargon mungkin menguatkan ini. Penggunaan tanah liat yg dibakar untuk bata dan penggunaan aspal sebagai lepa (Kej 11: 3) telah diceritakan sejak waktu sebelumnya. Mungkin aspal itu diapungkan di S Efrat dari Het.

'Menara Babel', istilah yg tidak terdapat dalam PL, biasanya menunjuk kepada menara (migdol) yg dibangun menjadi tanda tertinggi yg berhubungan dengan kota itu dan pemuja-pemujanya. Pada umumnya dianggap, bahwa sama seperti kota itu, menara tersebut juga belum selesai dibangun (ay 8), dan bahwa itulah menara kuil bertingkat atau ziggurat dengan banyak tingkatan. Bentuk ini dikembangkan di Babel pada kr 3000 sM mulai dari temenos atau panggung yg menyangga suatu kuil yg dekat dengan kuil-kuil kota (seperti di Erekh dan 'Ukair). Setelah singgungan naskah Sharkalisharri ziggurat di Babel, yg dikemukakan kemudian adalah yg berhubungan dengan pemugarannya oleh Esarhadon thn 681-665 sM. Hal ini disebut Etemenanki dalam bh Sumer ('pembangunan dasar panggung langit dan bumi') dan dihubungkan dengan kuil Marduk Esagila, 'bangunan yg puncaknya adalah langit'.

Sangat mungkin bahwa bangunan yg dianggap keramat itu meniru suatu bangunan yg lebih tua. Menara ini mengalami kerusakan besar dalam perang thn 652-648 sM, tapi diperbaiki lagi oleh Nebukadnezar II(605-562 sM). Bangunan inilah yg sebagian ditemukan oleh Koldewey pada thn 1899. Herodotus, sewaktu perkunjungannya kr 460 sM, menceritakan tentang bangunan ini, yg juga dibicarakannya dalam suatu papan (tablet) dengan tulisan Mesir kuno dari thn 229 sM (Louvre, AO 6555). Dengan demikian dimungkinkanlah membuat gambar menara berikutnya.

Lantai dasar menara itu berukuran 90 X 90 m dan tingginya 30 m. Di atas lantai dasar itu dibangun lima lantai, tiap lantai tingginya 6-18 m. Makin ke atas makin kecil ukuran lantai-lantai itu. Sebagai mahkota dari bangunan itu, pada tingkat yg paling atas adalah bangunan kuil, yg dalam anggapan zaman itu menjadi tempat kehadiran sang dewa bila berurusan dengan manusia. Sarana penghubung adalah tangga atau jalan landai. Bagan paling akhir dari suatu ziggurat bertingkat tujuh menunjukkan bahwa tingginya adalah sama dengan lebar dasarnya, dengan suatu kuil berbentuk kubus terletak di puncaknya. Ziggurat-ziggurat yg serupa terdapat di Asyur, Ur, Calah, Erekh dan di Niniwe.

Ziggurat Babel dirusak oleh Xerxes pada thn 472 sM. Aleksander membersihkan puing-puingnya dengan maksud membangunnya kembali, tapi urung karena ia meninggal. Patok-patok batasnya kemudian dibuang oleh penduduk setempat, dan kini tempat dari apa yg disebut Etemenanki itu adalah suatu lubang (Es-Sahn) yg dalamnya sama dengan tinggi bangunan asli.

Para pelancong pada segala abad selalu berusaha menemukan tempat menara Babel yg telah menjadi puing itu. Ada yg menyamakannya dengan Es-Sahn tadi, yg lain menyamakannya dengan sisa-sisa yg telah menjadi seperti kasa, yakni sisa-sisa dari ziggurat yg masih ada di Borsippa (mod Birs Nimrud), 11 km di sebelah tenggara Babel, kemungkinan dari zaman Neo-Babilonia. Dugaan lain berkata bahwa tempat menara seperti yg disinggung dalam Alkitab, adalah di Dur-Kurigalzu (Aqar Quf), di sebelah barat Bagdad. Tapi kota ini dibangun kr 1400 sM. Yg dapat dikatakan dengan pasti adalah, bahwa cerita Kitab Kej tentang menara adalah bersifat sejarah yg dapat dipercaya mengenai bangunan-bangunan yg tidak bisa ditemui lagi.

Beberapa ahli menghubungkan penglihatan Yakub tentang tangga dan 'pintu gerbang ke sorga' (Kej 28:11-18) dengan suatu ziggurat seperti pernah dibangun di Babel.

Menurut Kej 11:9 campur tangan Allah dalam pembangunan Babel mengakibatkan kekacauan bh-bh dan kemudian penyebaran manusia, mungkin pada zaman Peleg (Kej 10:25).

Babel telah menjadi lambang kecongkakan manusia dan kejatuhannya yg tidak dapat dihindari.

KEPUSTAKAAN. A Parrot, The Tower of Babel, 1955; DJ Wiseman, AS 22, 1972, hlm 141 dst.

II. Kota Babel

Kota Babel di tepi S Efrat (80 km di sebelah selatan Bagdad sekarang, negeri Irak) yg menjadi ibukota negeri Babel dalam hal politik dan agama, juga menjadi ibukota dari kerajaan dan kebudayaan di wilayah itu.

a. Nama

Kata Ibrani Bavel menerjemahkan kata Babilonia bab-ili, jamak bab-ilani, yg menerjemahkan kata Sumer yg lebih kuno ka-dingir-ra, 'pintu gerbang Allah'. Dalam bh Mesir b-bi-r' (= bbr atau bbl), bh Persia kuno babirus. Nama-nama lain sebagai padanan kata ini dalam naskah-naskah Babilonia adalah tin-tir (ki), 'hidup pohon-pohon', mereka artikan sebagai 'tempat kehidupan'; e-ki, 'tempat terusan-terusan'. Sesakh dari Yer 25:26; 51:40 biasanya diartikan sebagai teka-teki yg menunjuk ke Babel; ada yg menganggapnya seski, kata yg mungkin jarang dipakai dan sangat tua.

b. Pendirian

Menurut Kej 10:10 Nimrod meletakkan dasar kota ini sebagai ibukota. Tapi tradisi agamawi Babilonia percaya, bahwa yg meletakkan dasar itu adalah dewa Marduk. Tak ada catatan lain tentang pendirian dan pembangunan kota itu.

c. Sejarah

Sargon I dari Agade (kr 2350 sM) dan penerusnya, Sharkalisharri, mendirikan kuil-kuil bagi dewa-dewa Anunitum dan Amal dan menurut tradisi juga memperbaiki panggung kuil. Mungkin kota mereka, Agade, telah dibangun di atas puing-puing kota Babel yg sebelumnya. Pada zaman Shulgi dari Ur (kr 2000 sM) Babel diserang dan kemudian diperintah oleh gubernur-gubernur (patesi) yg diangkat dari Ur.

Dengan kedatangan dinasti Amori pertama di Babel di bawah Sumu-abum, tembok-tembok kota diperbaiki dan Hammurabi serta para penerusnya memperluas kota itu, yg berkembang sebagai ibukota daerah mereka sampai dikalahkan oleh orang-orang Het kr 1595 sM. Setelah beberapa lama diperintah oleh bangsa Kasit, kota itu memberontak dan diserang pada beberapa peristiwa, teristimewa oleh Tiglat-Pileser I dari Asyur kr 1 100 sM.

Babel berkali-kali berjuang untuk kemerdekaannya, dan suatu kali seorang pemegang pemerintahan dari bangsa Kasdim, Marduk-Apla-Iddina II (722-710, 703-702 sM), mengutus duta-duta untuk meminta pertolongan dari Yudea (2 Raj 20:12-18). Ucapan Yesaya tentang nasib kota itu (Yes 13) mirip dengan cerita Sargon II dari Asyur tentang serangannya terhadap kota tersebut. Dalam usaha untuk meniadakan pemimpin-pemimpin pemberontakan itu, beberapa penduduk kota dipindahkan ke Samaria, dan di sana mereka memasukkan pemujaan kepada dewa-dewa kota dari Babel (2 Raj 17:24-30). Sanherib melantik anaknya menjadi raja Babel tapi ia dibunuh oleh Elam yg pro-Babel, 694 sM. Sanherib mengharap dapat menghapus semangat kebangsaan Babel dengan meruntuhkan kota Babel pada thn 689, dan memindahkan tugu-tugunya yg suci.

Putranya, Esarhadon, berusaha memperbaiki kota suci itu; ia memindahkan Manasye ke Babel sebagai tawanan (2 Taw 33:11). Ia menjadikan Babel kota taklukan di bawah seorang dari anak-anaknya, Samas-sum-ukin. Tapi orang ini bertengkar dengan saudaranya, Asyurbanipal dari Asyur. Dalam perang yg kemudian thn 652-648 sM Babel rusak berat karena api, dan sekali lagi orang-orang Asyur mengangkat seorang pribumi, Kandalanu, menjadi gubernur.

Kemunduran kerajaan Asyur memungkinkan Nabopolasar, orang Kasdim, membangun kembali kota itu dan mendirikan dinasti baru pada 626 sM. Pekerjaannya membangun kota itu kembali dilanjutkan dengan baik oleh para penerusnya, teristimewa oleh putranya, Nebukadnezar II, raja Babel (2 Raj 24:1), yg membanggakan diri atas kota besar yg telah dibangunnya kembali itu (Dan 4:30). Di Babel-lah orang Yahudi ditempatkan sebagai tawanan, setelah tentara Babel beberapa kali menang perang atas Yehuda. Di antara tawanan itu adalah Yoyakim. Penjara tempat dia ditawan ditandai oleh tulisan-tulisan yg terdapat di puing-puing Babel. Barang rampasan dari Bait Suci Yerusalem, yg dibawa bersama raja Zedekia yg telah dibutakan (2 Raj 25:7-13) disimpan di kuil utama kota itu, mungkin kuil dewa Marduk (2 Taw 3:7). Kota Babel kemudian diperintah oleh Amel-Marduk (*EWIL-MERODAKH) di mana Daniel melayani pemegang pemerintahan Kasdim yg terakhir, Belsyazar, yg memerintah bersama dengan Nabonidus.

Yesaya telah menubuatkan (Yes 14:1-23; 46:1, 2; 47:1-5) begitu juga Yeremia (50-51) bahwa Babel akan jatuh pada waktunya, dan yg akan tinggal hanyalah puing-puing. Pada Oktober 539 orang Persia di bawah pimpinan Koresy memasuki Babel dan membunuh Belsyazar (Dan 5:30). Bangunan-bangunan utama tidak dirusak, dan kuil-kuil dengan arca-arcanya diperbaiki atas perintah raja. Di luar Alkitab tidak ada sumber informasi tentang pemerintahan kota ini, yg kemudian menjadi ibukota tambahan dari Persia. Bejana-bejana kuil diserahkan kepada Sesbazar untuk membangun kembali Yerusalem, dan penemuan laporan tentang ini, mungkin di dalam gedung arsip di Babel, menjadi sebab dari kelanjutan kembalinya Yahudi buangan yg terbuang di Babel di bawah pimpinan Ezra (8:1). Seperti dulu, Babel adalah pusat beberapa pemberontakan antara lain oleh Nidintu-Bel (522 sM); Araka (521 sM); Belsyimanni dan Syamasy-eriba (482 sM).

Waktu Xerxes menindas yg terakhir, ia merusak kota itu (478 sM); Aleksander berencana memperbaikinya, tapi baru sebagian kecil perbaikan itu selesai ia meninggal. Dengan pembangunan Seleukia di pantai S Tigris, sebagai ibukota pemegang-pemegang pemerintahan Seleukid setelah pendudukan Babel pada thn 312 sM, sekali lagi Babel jatuh kepada kerusakan dan puing-puing. Tapi, menurut tulisan-tulisan berbentuk baji di atas papan, kuil Bel di sana tetap ada sampai paling sedikit thn 75 sM.

d. Penyelidikan

Sejak Herodes dari Halikarnasus kr 460 sM (History, 1. 178-188) meninggalkan cerita-cerita tentang kunjungannya ke Babel, banyak orang yg tertarik dengan kota itu, antara lain Benyamin dari Tudela (abad 12), Rauwolf (1574), Niebuhr (1764), CJ Rich (1811-1821) dan Ker Porter (1818) kemudian diikuti oleh penyelidik-penyelidik yg lebih ilmiah, membuat penelitian dan rencana atas puing-puing itu. Usaha pertama oleh Layard (1850) dan Fresnel (1852), kemudian diikuti penggalian yg sistematis di bagian dalam kota itu oleh Deutsche Orient Gesellschaft di bawah Koldewey (1899-1917), dan lebih kemudian lagi oleh Lenzen pada thn 1956-1958. Sejak 1962 orang Irak telah memperbaiki kuil Ninmah.

Hasil penelitian tadi digabungkan dengan bukti-bukti lebih dari 10.000 ay-ay tertulis, yg ditemukan di tempat itu oleh orang-orang pribumi yg mencangkul tanah untuk membuat bata, memungkinkan untuk membuat gambar yg tepat dari kota zaman Nebukadnezar itu. Gundukan reruntuhan, beberapa kali perusakan dan pembangunannya kembali, bersama dengan perubahan arah S Efrat dan bertambah dalamnya permukaan air di bawah tanah berarti, bahwa baru sebagian kecil dari kota itu yg sudah digali, sedangkan bagian terbesar belum digali sampai sekarang.

Kini tempat itu ditutupi oleh bukit-bukit yg terpisah-pisah. Yg paling besar, Qasr, menutupi baluwarti -- benteng pertahanan kota; Merkas, suatu bagian kota. Di sebelah utara Bawil, istana utara atau istana musim panas Nebukadnezar; Amran ibn 'Ali kuil Marduk, dan Sahn tempat ziggurat atau panggung kuil.

Babel dikelilingi tembok ganda, tersusun berbelit-belit. Tembok luar panjangnya 27 km, kuat dan cukup lebar bagi kereta-kereta jalan di atasnya, dilengkapi dengan panggung-panggung pertahanan, dan mempunyai 8 pintu. Di sebelah utara pintu-pintu gerbang yg besar dari Isytar menuju ke jalan arak-arakan terus ke tembok ke Esagila, kuil Marduk, dan ziggurat Etemenanki di dekatnya. Jalan besar yg dialasi batu ini panjangnya 920 m, tembok-temboknya dihiasi dengan batu yg diemail dengan gambar 120 ekor singa (lambang Isytar), 575 musrussu -- naga-naga (Marduk), dan lembu-lembu jantan (Bel) disusun silih berganti deretannya.

Jalan itu membelok ke barat dan menyeberangi S Efrat melalui suatu jembatan yg menghubungkan Kota Baru di pantai barat dengan ibukota yg lama. Istana-istana yg utama yg begitu diperhatikan raja-raja, kini merupakan komplek bangunan-bangunan dalam benteng, dan di antaranya berada ruang takhta (52 X 17 m) yg mungkin dipakai pada zaman Daniel. Pada pojok timur laut dari istana, ada sisa-sisa dari tiang-tiang yg oleh Koldewey dianggap penyangga dari 'taman-taman gantung', yg dibangun oleh Nebukadnezar bagi Amitis, istrinya, sebagai kenang-kenangan kepada tanah kelahirannya.

Banyak bagian dari wilayah kota dan kuil-kuilnya, 53 kini dikenal, telah ditemukan. Beberapa nama dari bagian-bagian kota kadang-kadang dipakai untuk menghunjuk segenap kota itu (Shuanna, [JCS 23, 1970, hlm 63] Susan, Tuba, Tintir, Kullab). Perusakan yg berulang kali mengakibatkan hanya sedikit barang kuil yg tersisa pada tempatnya. Pemilikan atas arca Marduk yg tempatnya di Esagila, merupakan puncak kemenangan dan dibawa ke ibukota negara pemenang. Tentang agama dan kebudayaan Babel, *ASYUR. dan III di bawah.

KEPUSTAKAAN. E Unger, Babylon, Die Heilige Stadt; 'Babylon' dalam Realle-rikon der Assyriologie, 1932, him 330-369; A Parrot, Babylon and the Old Testament, 1958; 0.E Ravn, Herodotus' Description of Babylon, 1932; R Koldewey, The Excavations at Babylon 1914; I. J Gelb, Journal of Inst. of Asian Studies 1, 1955.

e. Dalam PB

1. Babel di tepi Efrat, secara khusus menghunjuk pada pembuangan di Babel (Mat 1:11, 12, 17, (2); Kis 7:43).

2. Dalam Why 14:8 dan 18:2 'Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar' menggema Yes 21:9. Tapi hunjukannya bukanlah kota di tepi Efrat itu, melainkan kota Roma, seperti diterangkan dengan disebutnya 7 gunung dalam Why 17:9 (bnd juga Why 16:19; 17:5; 18:10, 21). Perempuan berkain ungu dalam Why 17, di atas takhta mengendarai binatang berkepala tujuh dan yg namanya 'Babel yg besar' adalah kota Roma dalam kerajaan Romawi. Ketujuh kepala dari binatang kerajaan ditafsirkan tidak hanya dengan 7 gunung Roma, tapi juga dengan 7 kaisar Romawi -- 5 telah jatuh yakni kaisar: Agustus, Tiberius, Gayus, Klaudius dan Nero, dan 1 yg masih memerintah adalah Vespasianus (Why 17:10).

3. Dalam 1 Ptr 5:13 'yg di Babilon kawanmu yg terpilih', yg mengalamatkan salamnya kepada orang Kristen, si alamat mungkin sekali adalah suatu gereja Kristen. 'Babilon' di sini disamakan dengan kota di pantai Efrat, dan juga dengan markas tentara Romawi di tepi Nil (sekarang Kairo), tapi adalah lebih tepat disamakan dengan kota Roma, tafsiran yg sudah ada pada abad 2.

KEPUSTAKAAN. E. G Selwyn, The First Epistle of St. Peter, 1946, hlm 243, 303 dst; 0 Cullmann, Peter: Disciple, Apostle, Martyr, 1953, hlm 70 dst; R. E Brown, K. P Donfried, J Reumann, Peter in the NT, 1973; I. T Beckwith, The Apocalypse of John, 1919, hlm 284 dst, 690 dst; G. B Caird, The Revelation of St. John the Divine, 1966, hlm 211 dst.

III. Negeri Babel

a. Sejarah

Sebelum kr 1595 sM sejarah negeri Babel mengalami pasang surut. Pada thn itu Mursili I, orang Het, menyerbu Babel, dan orang Kasit dari bukit-bukit sebelah timur lambat laun menjajah negeri itu dan kemudian memerintah dari ibukota yg baru (Dur-Kurigalzu) yg telah dibangun oleh Kurigalzu I (kr 1450 sM). Pada abad-abad berikutnya Babel lemah meskipun merdeka, kecuali pada waktu-waktu singkat saat diperintah langsung dari Asyur (mis Tukulti-Ninurta I, 1244-1208 sM). Orang-orang Aram sering menyerang Babel, dan mungkin sekali serangan-serangan itu memberi peluang bagi orang Israel menduduki Palestina selatan dengan bebas, dan kemudian meluaskan perbatasan-perbatasan mereka di bawah raja Salomo. Perlawanan dari orang-orang padang pasir tidak berarti. Sewaktu-waktu muncul pahlawan nasional yg dapat menguasai pemerintahan dan perdagangan, seperti Nebukadnezar I (1124-1103 sM) mengalahkan Elam, tapi segera Tiglat-Pileser I mengembalikan pemerintahan Asyur kembali.

b. Penjajahan Asyur (745-626 sM)

Sekitar zaman Nabu-nasir (Nabonassar), yg pemerintahannya (747-735 sM) merupakan awal zaman baru, mulailah perjuangan yg panjang untuk merebut kemerdekaan dari Asyur. Tiglat-Pileser III dari Asyur mengangkat dirinya sendiri menjadi 'Raja Sumer dan Akad', membungkamkan Bel (= Marduk) dan dengan demikian menuntut takhta Babel pada thn 745 sM dan memakai nama Pul(u) (1 Taw 5:26). Lima belas thn kemudian ia harus mengerahkan tentara Asyur menumpas pemberontakan Ukin-zer dari Bit-Amukkani. Ia mengalahkannya di Sapia dan memindahkan banyak tawanan.

Seorang sheik yg menyaingi dia, Marduk-Apla-Iddina II, dari Bit-Yakin di daerah selatan, memberi upeti kepada Tiglat-Pileser pada waktu ini (Iraq, 17, 1953, hlm 44-50). Tapi urusan pengepungan Samaria oleh Salmaneser V dan Sargon II pada thn 726-722 memberikan kemungkinan kepada Marduk-Apla-Iddina (*MERODAKH-BALADAN) untuk melancarkan tipu dayanya. Selama 10 thn (721-210 sM) ia menduduki takhta di Babel sampai tentara Asyur menyerang Der, mengalahkan Humbanigas dari Elam, dan menduduki Babel. Tentara Asyur bergerak ke selatan, tapi Merodakh-Baladan tetap memegang pemerintahan setempat. Pujian bagi kebijaksanaan Sargon yg berhasil membinanya menjadi hamba yg taat selama sisa pemerintahannya.

Pada waktu Sargon meninggal, 705 sM, Merodakh-Baladan bersekongkol lagi dengan tuan-tuannya, dan mungkin dialah, bukan Hizkia, yg mengusulkan perlunya persekutuan menentang Asyur (2 Raj 20:12-19; Yes 39). Penentangan Yesaya mempunyai dasar yg kuat, sebab orang Babel sendiri menempatkan orang mereka, Marduk-Zakir-Sum, di atas takhta, 703 sM. Hat ini memberi peluang bagi Merodakh-Baladan dan ia mengangkat dirinya sendiri menjadi raja Babel, meskipun ia tinggal di kota yg lebih tenang, Borsipa. Sanherib memerangi dan mengalahkan dia dan para pendukungnya dari Elam dalam perang di Kutha dan Kis, lalu memasuki Babel dan menempatkan orang yg pro-Asyur, Bel-ibni, di atas takhta. Bit-Yakin dirusak, tapi Merodakh-Baladan telah melarikan diri ke Elam, di sana ia meninggal sebelum Sanherib dapat mengumpulkan kekuatan di laut untuk menghukum dia, thn 694 sM.

Untuk sementara waktu putra Sanherib, Esarhadon, bertanggung jawab atas Babel sebagai raja muda. Ia naik takhta pada thn 681 dan berusaha memperbaiki kuil-kuil kota dan mengembalikan keagungannya. Mungkin karena itulah buat sementara ia memindahkan Manasye ke sana (2 Taw 33:11).

Sejak bangsa Elam terus-menerus membujuk suku-suku Babel, Esarhadon memimpin suatu pasukan ke 'tanah-tanah samudra' pada thn 678 sM, dan mengangkat Na'id Marduk sebagai kepala. Pada bulan Mei 672 Esarhadon memerintahkan segala bawahannya bersumpah untuk membantu putranya, Asyurbanipal, sebagai calon raja dari Asyur dan putranya Samas-sum-ukin sebagai calon raja dari Babel (Iraq, 20, 1958). Waktu ia meninggal thn 669 rencananya ini terlaksana dan berjalan baik di bawah pengaruh ibu suri.

Tapi kr pada thn 652 sM saudara kembar Esarhadon di Babel terang-terangan memberontak menentang pemerintah pusat dan kematiannya mengikuti keruntuhan Babel thn 648. Asyurbanipal juga menyerang di Elam dan mengalahkan Susan. Para tawanan dari Susan dan para pemberontak Babel dipindahkan ke Samaria (Ezr 4:2). Kandalanu dijadikan raja muda atas Babel (648-627 sM), dan Asyurbanipal mengawasi pusat agama di Nipur. Utusan di wilayah selatan ini mengalihkan perhatian Asyur dari barat, sehingga kota-kota di Palestina dapat mengadakan gerakan menuju kemerdekaan. Akhir pemerintahan Asyurbanipal tidak terperinci tapi jelas terjadi segera sesudah kematian Kandalanu. Dalam pemerintahan sesudah dia, suku-suku setempat berkumpul untuk membantu Nabopolasar dari Kasdim melawan Sin-sar-iskun dari Asyur.

c. Zaman Neo-Babel (Kasdim) (626-539 sM)

Nabopolasar, gubernur 'tanah-tanah samudra' (Teluk Persia), seorang Kasdim, menduduki takhta Babel 22 Nov 626, dan serentak mengadakan damai dengan Elam. Pada thn berikutnya ia mengalahkan bangsa Asyur di Salat, dan kr 623 wilayah Der telah membebaskan diri. Kitab Sejarah Babel sumber yg utama dan terpercaya tentang zaman ini, tidak mengatakan apa-apa tentang thn 623-616 sM. Pada waktu itu Nabopolasar mengusir orang Asyur dari sepanjang S Efrat dan Tigris. Pada thn 614 orang Media bersekutu dengan orang Babel dan menyerang Asyur. Dan sekutu-sekutu yg itu juga, mungkin dengan bantuan bangsa Skit, menduduki Niniwe thn 612 sM, sedang orang Babel mengejar orang-orang yg melarikan diri ke arah barat. Serangan-serangan Babel di Siria diikuti oleh serangan terhadap Haran, 609 sM, dan penggerebekan terhadap suku-suku di bukit bukit di utara thn 609-606 sM.

Nabopolasar yg sudah lanjut usia mempercayakan tentaranya kepada calon raja, putranya, Nebukadnezar, yg ber perang dengan orang Mesir di Kumuhi dan Quramati (S Efrat, udik). Pada bulan Mei -- Juni 605 sM Nebukadnezar luar dugaan menyerang Karkemis, menaklukkannya dan menghabiskan tentara Mesir di Hamat. Demikianlah orang Babel mengalahkan seluruh Siria sampai perbatasan Mesir, tapi kelihatannya tidak memasuki kota bukit Yehuda sen diri (2 Raj 24:7; Jos, Ant 10:6; bnd Dan 1:1). Yehoyakim, pengikut Nekho II, menyerah kepada Nebukadnezar, yg membawa tawanan, termasuk Daniel ke Babel. Waktu Nebukadnezar di Palestina ia mendengar kematian ayahnya (15 Agt 605 sM) dan langsung menerobos padang pasir untuk 'memegang tangan Bel' dan dengan demikian resmi menuntut takhta (6 Sept 605 sM).

Pada thn 604 sM Nebukadnezar menerima upeti dari 'segala raja dari tanah Hati' (Siro-Palestina), dan di antaranya mungkin sekali Yehoyakim. Tapi Askelon menolak dan ditaklukkan, suatu kejadian yg berpengaruh besar kepada Yehuda (Yer 47:5-7). Sepucuk surat untuk meminta bantuan Firaun melawan serangan perluasan Babel, ditulis dari waktu ini (lih DOTT, hlm 251-255). Pada thn 601 orang Babel berperang dengan orang Mesir. Kedua pihak menderita kerugian besar; orang Babel tinggal di negerinya dan mempersenjatai lagi tentaranya selama thn berikutnya. Mungkin akibat dari kejadian ini ialah bahwa Yehoyakim bertentangan dengan firman Yeremia (Yer 27:9-11), ganti sekutu dengan Nekho II setelah menyerah kepada Babel selama 3 thn (2 Raj 24:1).

Untuk mempersiapkan peperangan-peperangan lain tentara Babel menyerbu suku-suku Arab (thn 599/8, Yer 49:28-33). Pada bulan Kislev, tahun Nebukadnezar yg ke-7 (Des 598), Nebukadnezar mengerahkan tentaranya satu kali lagi dan menurut Kitab Sejarah Babel, 'ia mengepung Yehuda dan menaklukkannya pada hari kedua bulan Adar. Ia menangkap rajanya, mengangkat pemerintah menurut pilihannya sendiri, mengambil banyak jarahan dari kota itu, dan menyuruh tentaranya kembali ke Babel' (BM 21946). Keruntuhan Yerusalem pada Mrt 597 tgl 16, penangkapan Yoyakhin, pengangkatan Matanyal-Zedekia dan permulaan pembuangan Yehuda, semuanya terjadi seperti diceritakan dalam Alkitab (2 Raj 24:10-17; 2 Taw 36:8-10).

Tahun berikutnya Nebukadnezar menyerang Elam (bnd Yer 49:34-38). Laporan Kitab Sejarah Babel tidak mencatat mulai dari 595 sM, tapi perang-perang Babel dengan Yehuda waktu Zedekia memberontak telah diceritakan oleh Yeremia (52:4 dab; 2 Raj 25:7). Yerusalem rusak pada thn 587 sM dan pembuangan selanjutnya terjadi thn 581 (2 Raj 25:8-21), Yehuda menjadi propinsi taklukan di bawah Gedalya (ay 22-26). Suatu tulisan Babel menyinggung serbuan Mesir thn 568/7 sM (Yer 46).

Yoyakhin di pembuangan, yg disebut dalam daftar catu Babel (595-570 sM) diperlakukan baik oleh pengganti Nebukadnezar, Amel-Marduk (562-560 sM, *EWIL-MERODAKH, 2 Raj 25:27). Raja ini dibunuh oleh menantu Nebukadnezar, Neriglissar (560-556 sM) yg berperang di Kikilia dalam usahanya untuk menentang kekuasaan yg meningkat dari Lidia. Putranya, Labasi-Marduk, hanya memerintah 8 bln sebelum Nabonidus mengambil takhtanya dan terus bergerak ke Kikilia, di sini, menurut Herodotus, ia menjadi penengah antara orang Lidia dan orang Media. Orang Media sekarang mengancam Babel. Dari sini Nabonidus telah diusir karena bangsanya tidak mau menerima usaha-usaha pembaruannya. la berperang di Siria dan Arabia utara. Di sini ia tinggal di Tema selama 10 thn, sedang putranya, Belsyazar, memegang pemerintahan juga di Babel. Kr thn 544 rakyatnya dan raja-raja Arab, Mesir dan Media diatur dengan baik dan Nabonidus kembali ke ibukotanya (AS 8, 1958), tapi pada waktu ini negara itu lemah dan terpecah.

d. Wangsa Akemenus (539-332 sM)

Koresy yg telah menaklukkan Media, Persia dan Elam, memasuki Babel pada 16 Okt 539 sM, setelah Babel diduduki oleh jenderalnya, Gobrias. Aliran S Efrat dibelokkan di Opis agar penyerbu dapat menerobos pertahanan melalui dasar sungai yg kering itu. Belsyazar dan kemudian Nabonidus dibunuh (Dan 5:30). Tentang identitas 'Darius si orang Media' (Dan 5:31), *DARIUS.

Pemerintahan Koresy di Babel (539-530 sM) adil dan menguntungkan bagi orang Yahudi; pemulangan dari pembuangan adalah anjurannya (Ezr 1:1; bnd Yes 44:24-28; 45:13; Mi 5). Untuk masa yg singkat putranya, Kambises, bertindak sebagai pemerintah di sisinya sampai ia meninggal dalam perang di bukit-bukit timur laut. Kambises menyerbu Mesir, tapi kematiannya (522 sM) menimbulkan pemberontakan dan orang-orang menuntut merampas takhta (AJSL 58, 1941, hlm 341 dst), sampai pada Des 522 Darius I mengembalikan tata tertib. Pada masa pemerintahannya (522-486 sM) ia memberi izin kepada orang Yahudi untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem di bawah pimpinan Zerubabel (Ezr 4:5; Hag 1:1).

Sesudah itu Babel diperintah oleh raja-raja dari Persia (*PERSIA); Xerxes (486-470 sM, *AHASYWEROS), Artaxerxes I (464-423 sM) dan Darius II (423-408 sM), mungkin dia adalah 'Darius si orang Persia' seperti sebutannya dalam Neh 12:22 untuk membedakan dia dari 'Darius si orang Media'.

Setelah Babel dikalahkan, Aleksander III (Agung) merencanakan membangunnya kembali. Ia memerintah kota ini (331-323 sM) dan dilanjutkan oleh garis Yunani, yaitu Filipus-Arrhidaeus (323-316 sM) dan Aleksander IV (316-312 sM). Kemudian daerah itu jatuh lagi, sekarang di tangan orang Seleukus (312-64 sM), lalu ke tangan orang Partia (Arsakid) dan orang Sasania sampai dikalahkan oleh orang Arab pada 641 M.

Setelah zaman Neo-Babel dan selanjutnya, ada beberapa kolonisasi Yahudi di Babel, dan Sesudah Yerusalem runtuh pada thn 70 M kolonisasi-kolonisasi ini mempunyai pengaruh di diaspora.

IV. Agama

Mulai thn 3000 sM telah terkumpulkan nama dewa-dewa dengan gelarnya, nama-nama tambahan, dan kuil-kuil. Meskipun dalam daftar terakhir dari Niniwe bertarikh abad 7 sM mencatat lebih dari 2.500 jumlahnya, kebanyakannya dapat ditentukan sebagai dewa-dewa dari Sumeria kuno yg diambil oleh orang Semit setelah dinasti pertama dari Babel (kr 1800 sM), sehingga jumlah yg benar dari dewa-dewa yg disembah pada tiap zaman tidaklah demikian besarnya.

a. Dewa-dewi

Dewa-dewa yg terutama adalah Anu (bh Sumer An), yaitu dewa langit, dengan kuil pertamanya E. anna di Uruk. Ia adalah 'El dari bangsa Semit, dan istrinya Innana, atau Innin yg kemudian dikacaukan dengan Isytar. Sinkritistis yg sama ditemukan juga tentang Enlil, dewa udara, sifat-sifatnya kemudian diberikan kepada Bel (Baal) dan Marduk (*MERODAKH). Istrinya yg namanya Ninlil atau Ninhursag kemudian disamakan dengan Isytar juga. Dewa yg ke-3 dari ketiga yg tertinggi adalah Ea (bh Sumer Enki) 'tuan dari air yg dalam', dewa kebijaksanaan dan oleh karena itu berkenan pada manusia: ia memberinya cara belajar akan maksud dewa-dewa melalui dewani dan ia menjadi pengantara manusia. Kuilnya, E. abzu, ada di Eridu dan istrinya bernama Dam-gal, Nin-mah atau Damkina, istri agung dari bumi dan langit.

Di antara dewa-dewa lain yg paling penting adalah Isytar, dewa bangsa Semit, mula-mula mungkin dewa jantan (bnd bh Arab 'Athtar). Tapi kemudian, karena diberikan kepadanya kekuasaan Innana juga dengan cara sinkritis, Isytar menjadi dewi yg utama dari cinta dan pahlawan perang dan dianggap putri dari Sin. Sin, dewa bulan dari Babel (bh Sumer su'en) disembah bersama istrinya, Ningal, dalam kuil-kuil di Ur dan Haran. Dikatakan, bahwa ia adalah putra Anu atau dari Enlil. Shamasy, yg istrinya Aya juga dianggap bentuk dari Isytar, adalah matahari dalam kekuatannya (bh Sumer utu), putra Sin, dewa kekuatan, keadilan dan perang. Kuil-kuilnya yang utama (E. babbar, 'Rumah Matahari') ada di Sippar dan Larsa, meskipun, seperti dewa-dewa utama yg lain, penyembahan kepada dia juga dilakukan di kuil-kuil kecil di tempat lain.

Adad, yg berasal dari Semit Barat, adalah dewa badai, Addu atau Hadad dari Kanaan. Nergal dan istrinya, Ereskigal, memerintah dunia bawah, dan dengan demikian ia adalah tuan dari wabah (Irra), demam dan penyakit lain. Dengan berkembangnya bangsa Amori maka penyembahan kepada Marduk (bh Sumer amar. ut, 'sapi muda dari matahari'), putra sulung dari Enki, menjadi sangat penting di Babilonia. 'Sajak Penciptaan' (enuma elis) adalah sajak tentang penciptaan semesta alam dan tentang tata tertib yg dikembalikan oleh Marduk yg diberi lima puluh gelar. Nabu, dewa dari ilmu pengetahuan dan sastra, mempunyai kuilnya (E-zida) di banyak kota (*NEBO; *NINIWE; *KALAH). Banyak dewa adalah penting di tempat-tempat tertentu. Demikianlah Asyur (an. sar) menjadi dewa nasional dari Asyur. Amurru (mar tu, 'arah Barat') yg disamakan dengan Anu, Sin dan Adad, adalah dewa dari Semit Barat seperti Dagon (*DAGON). Dummuzi adalah dewa dari pertumbuhan. Kematiannya, tapi bukan kebangkitannya, merupakan bahan dari mitos Isytar. Ninurta adalah dewa dari Babel dan Asyur mengenai perang dan perburuan.

Dunia udik dipenuhi dengan dewa-dewa Igigu dan yg lebih rendah diisi dengan Annunaku. Seluruh daerah rohani dan bendawi diatur dengan hukum-hukum dari dewa (me), lebih dari seratus diketahui. Mulai dari 'kedewaan' kepada 'kemenangan' dan 'alat musik', jadi sifat-sifat dan kompleksitas kebudayaan. Dewa-dewa adalah abadi tapi kekuasaannya terbatas. Mitos-mitos yg hanya dewa-dewa utama mengisinya, menunjukkan ciri antropomorfis dan pikiran bahwa semua benda (mis sebutir batu) didiami 'hidup'. Roh-roh dan setan banyak sekali. Bangsa Sumer berusaha dengan pelbagai pandangan teologis untuk memecahkan soal-soal yg ada dalam sistem politeis mereka. Demikianlah mitos-mitos itu teristimewa mengenai pertanyaan tentang asal alam semesta, dasar dan pemerintahan dunia, penciptaan manusia dan usaha untuk mendapat keabadian, seperti dalam sajak tentang air bah, dan hubungan manusia dengan dunia roh-roh.

b. Keimaman

Ada banyak pelayan kuil dengan tingkatannya, dan raja atau pemegang pemerintahan adalah pimpinan tertinggi pada perayaan-perayaan tertentu. Pada zaman Sumer kuno segala pekerjaan terpusat di kuil, dan di sana orang yg tertinggi derajatnya (enu) adalah 'tuan tanah'. Dalam upacara penyembahan Sin, imam agungnya (entu) biasanya putra raja. Kepala imamnya (mahhu) mempunyai banyak imam (sangu), pria-pria berbadan sehat dan biasanya sudah kawin, yg membantu dia. Pemimpin upacara (urigallu) dibantu oleh banyak pejabat lebih rendah yg dapat masuk di kuil (ereb hiti). Dalam upacara kidung-kidung, yg berperan banyak adalah para pemazmur, para penyanyi ratapan dan para pemain musik.

Kalau manusia menghampiri dewa, banyak tenaga khusus turut berperan. Seorang pembuang setan (asipu) dapat mengeluarkan roh jahat atau melisankan mantera dengan kidung-kidung atau cara-cara tertulis dalam ay-ay (surpu; maqlu) atau dengan lambang-lambang (kuppuru), penyucian oleh imam-imam (masmasu) atau oleh mereka yg membersihkan dengan air (ramku). Banyak naskah menuliskan perbuatan yg harus dilakukan untuk menentang roh-roh jahat (utukhi limnuti), setan nasib (namtaru), setan yg mengganggu wanita (lamastu), atau tabu-tabu. Banyak buku tentang kesehatan dari zaman kuno ini erat hubungannya dengan agama, seperti juga astronomi atau astrologi dari wangsa 'Kasdim' yg kemudian. Yg disebut terakhir ini berdasarkan penyamaan dewa-dewa dengan planet atau bintang (mis Nabu = Merkurius), atau dengan bagian-bagian langit ('Jalan Anu' = bintang-bintang tetap').

Orang-orang lain bekerja untuk menentukan kehendak dewa-dewa melalui tanda-tanda yg timbul dari hati (imam baru atau ahli nujum), atau melalui penyelidikan dari ramalan (sa'ilu) atau melalui doa-doa. Banyak perempuan, termasuk pelacur-pelacur kuil, bekerja di kuil-kuil (H. A Hoffner, Orient and Occident, 1973, hlm 213-222). Dan kuil-kuil setempat yg dikunjungi musafir untuk berdoa, telah didapatkan di Ur (Iraq 22, 1960).

Kebaktian-kebaktian yg biasa (dullu) termasuk memberikan sesuatu kepada dewa-dewa untuk dimakan atau diminum. Patung-patung dihiasi dan diberi pakaian dan benda-benda pemenuhan nazar diletakkan di dekatnya. Korban-korban yg diletakkan di atas mezbah kemudian diberikan sebagian atau seluruhnya, kepada para imam. Dewa-dewa mempunyai kursinya sendiri, kereta dan perahu untuk dipakai dalam iring-iringan.

c. Pesta-pesta

Kebanyakan kota dan kuil mempunyai pesta-pesta dan hari-hari suci khusus. Di Babel, Erekh, Ur, seperti di Asyur, Niniwe dan Kalah, pesta Tahun Baru (akitu) adalah yg paling besar: pesta ini dirayakan di musim rontok, tapi boleh pada waktu lain, dengan macam-macam upacara di pusat-pusat dan zaman-zaman yg berbeda-beda. Di Babel pesta ini menghabiskan waktu dua minggu: upacaranya meliputi pawai dewa-dewa ke kuil Marduk, lalu menurunkan dan menaikkan kembali raja, yg kemudian 'memegang tangan Bel' untuk mengantar dia dalam pawai ke rumah akitu di luar kota; di situ dilakonkan Sidang Dewa-dewa, Pembicaraan tentang Penciptaan dan pergumulannya (mungkin Pertempuran ini dilakonkan juga) dan penentuan nasib untuk tahun depan. Hal-hal ini kadang-kadang diakhiri dengan 'pernikahan suci' (raja dan imam perempuan, mewakili dewa) lalu hari-hari kesukariaan umum. Pada upacara ini Dongeng Cipta diucapkan, suatu hal yg terjadi pada waktu lain juga.

Pesta-pesta kerajaan meliputi upacara memahkotai raja (masih ada naskah dari Ur-Nammu, Nabopolasar dll ttg ini), perayaan kemenangan, penahbisan kota dan kuil. Pesta-pesta pribadi meliputi kelahiran, pernikahan dan pelantikan gadis menjadi imam perempuan.

d. Sastra

Pada zaman tablet-tablet Abu Salabikh (kr 2800-2500 sM), sastra Babel sudah berkembang. Ada bukti bahwa penulis-penulis Semitis menulis kembali tulisan Sumer yg lebih tua dengan memakai teknik sastra (mis judul-judul) yg diajarkan di sekolah. Selama zamannya (s/d 100 M) sastra ini sangat berpengaruh di seluruh Timur Tengah, salinannya sudah didapati di Anatolia, Siria, Palestina, Mesir dan juga Yunani. Tulisan asli atau salinannya ditempatkan di perpustakaan kerajaan Asyur, ialah di Asyur, Niniwe dan Kalah.

Dalam sastra ini termasuk lk 50 cerita panjang tentang tokoh-tokoh lama serta dongeng-dongeng dalam bh Akad (ada yg disalin dari bh Sumer, dan intinya mengenai penciptaan, air bah, pembangunan masyarakat beradab). 'Sastra Hikmat' meliputi karangan mengenai 'manusia dan dewa', mengenai orang yg disebut 'Ayub dari Babel' (ludlul bel nemeqi), keterangan dunia, pembicaraan, dialog, ajaran praktis, amsal, perumpamaan, cerita-cerita, esai-esai mini, nyanyian cinta. Semuanya ini termasuk kurikulum sekolah, disamping ilmu ukir menulis seperti daftar-daftar, tanda-tanda, kamus, buku tata bahasa, daftar rangkaian kata dan suku kata, serta banyak daftar lain, mis daftar nama-nama tempat dan nama-nama pribadi.

'Sastra agama' meliputi mazmur, nyanyian rohani dan doa kepada dewa dan juga kepada beberapa raja, upacara, mantera, lalu daftar-daftar tulisan yg masih belum didapatkan kembali. 'Sastra ilmiah' meliputi ilmu kedokteran (prognosa, diagnosa, resep, buku sekolah ttg obat, bedah dan hewan), ilmu kimia (sebagian besar keterangan cara membuat minyak wangi dan kaca), geologi (daftar batu-batu, warna dan kerasnya), ilmu nudub, botani (daftar tumbuh-tumbuhan dan obat bius), zoologi (daftar margasatwa). Ada naskah tentang matematika dengan daftar angka-angka, erat berhubungan dengan astronomi, mis daftar bulan-bulan yg harus ditambahkan pada kalender untuk menyesuaikannya dengan gerakan matahari dan bulan.

Di Babel riwayat sejarah sudah berkembang, kutipan dari riwayat itu terdapat dalam sastra lain, seperti syair, ramalan wangsa dan kalender bintang. Kumpulan hukum-hukum (belum dapat disebut Kode) yg berasal dari misalnya raja Esynunna, Hammurabi, dapat dibandingkan dengan lebih dari seperempat juta naskah lain surat-surat, dokumen legal, administratif, ekonomi dari zaman 3000-300 sM. Sesudah abad 4 sM perkembangan meliputi peta bintang dan rasi serta tulisan pada tablet liat dengan huruf Yunani, dan pada bahan-bahan tulisan yg lain.

KEPUSTAKAAN. Umum dan sejarah: S. N Kramer, History begins at Sumer,1958; H. W. F Saggs, The Greatness that was Babylon, 1961; D. J Wiseman, Chronicles of Chaldaean Kings, 1956; A. L Oppenheim, Ancient Mesopotamia, 1964; J. A Brinkman, A Political History of Post-Kassite Bahylonia, 1968; WW Hallo dan W. K Simpson, The Ancient Near East, 1971; CAH 1/22/2, 3;. Naskah: A. K Grayson, Assyrian and Babylonian Chronicles, 1975; Babylonian Historical-Literary Texts, 1975; ANET. Agama: J Bottero, La Religion Babylonienne, 1952; T Jacobsen, Treasures of Darkness, 1976; H Ringgren, Religions of the Ancient Near East, 1967. Kesenian: ANEP; H Frankfort, The Art and Architecture of the Ancient Orient, 1954; Seton Lloyd, The Archaeology of Mesopotamia, 1978. Iuga: R. S Ellis, A Bibliography of Mesopotamian Sites, 1972. DJW/FFB/RS




TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.09 detik
dipersembahkan oleh YLSA