: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Aqaba | Aquila | Ar | Ara | Arabah | Arabia | Arabian | Arad | Arah | Aram (Siria) | Aram-Maacah

Arabia

Dalam versi-versi Alkitab:

Arab: BIS FAYH TB TL BABA ENDE KL1863 KL1870 SBDR WBTCDR
Arabia: FAYH
orang Arab: FAYH
Orang-orang Arab: FAYH
seorang Arab: FAYH
Xarab: LDKDR
perangkap. Yos 15:52
NETBible Maps:
Indo1 D3
Indo10 H5

Peta Google: Arab (27° 23´, 37° 42´);

Yunani

Strongs #688: Arabia Arabia

Arabia = "desert or barren"

1) a well known peninsula of Asia lying towards Africa, and bounded
by Egypt, Palestine, Syria, Mesopotamia, Babylonia, the Gulf of
Arabia, the Persian Gulf, the Red Sea and the Indian Ocean

688 Arabia ar-ab-ee'-ah

of Hebrew origin (6152); Arabia, a region of Asia: KJV -- Arabia.
see HEBREW for 06152

Strongs #690: Araq Araps

1) an Arabian

690 Araps ar'-aps

from 688; an Arab or native of Arabia: KJV -- Arabian.
see GREEK for 688

Ibrani

Strongs #06152: bre `Arab or bre `Arab

1) steppe-dwellers
1a) the people inhabiting the country east and south of Canaan,
the nomadic desert Bedouins
1b) Arabians, Arabs

6152 `Arab ar-awb'

or mArab {ar-ab'}; from 6150 in the figurative sense of
sterility; Arab (i.e. Arabia), a country East of
Palestine: KJV -- Arabia.
see HEBREW for 06150

Strongs #06153: bre `ereb

1) evening, night, sunset
1a) evening, sunset
1b) night

6153 `ereb eh'-reb

from 6150; dusk: KJV -- + day, even(-ing, tide), night.
see HEBREW for 06150

Strongs #06163: ybre `Arabiy or ybre `Arbiy

Arabian = see Arabia "mixed"

1) an inhabitant of Arabia
1a) steppe-dweller

6163 `Arabiy ar-aw-bee'

or mArbiy {ar-bee'}; patrial from 6152; an Arabian or inhabitant of Arab (i.e. Arabia): KJV -- Arabian.
see HEBREW for 06152

Strongs #0694: bra 'Arab

Arab = "ambush"

1) a city near Hebron

694 'Arab ar-awb'

from 693; ambush; Arab, a place in Palestine: KJV -- Arab.
see HEBREW for 0693

[Barclay]

Strongs #688:

av [feminin] negeri Arab

Strongs #690:

bov [maskulin] orang Arab

Arab [haag]

Arab (Tanah Arab, Orang Arab).

Sebuah kata dengan arti yang luas sekali untuk memberi sebutan para pengembara di padang gurun Siria-- Arab. Belum dapat diketahui, apakah ada hubungannya dengan kata khabiru (--> orang Ibr.). Dalam kitab Neh. dan Taw. kata orang ~A. muncul untuk memanggil penghuni (asal keturunan Edom) di propinsi Persia ~A. Bagi suku-suku yang sekarang ini menghuni setengah jasirah ~A., telah diberi nama-nama khusus oleh PL (suku Ismail, Yoktan, Ketura dan lain-lain). Adapun daftar-daftar suku-suku ~A. ada pada Kej 10:26-29; 25:1-4; 12-16. Dari propinsi Persia ~A., terbentuklah di waktu kemudian kerajaan bangsa --> Nabatim. Para penduduknya dipandang sebagai orang ~A. dalam PB (Kis 2:11). Untuk Paulus ~A. adalah padang gurun yang berbatasan dengan tanah kebudayaan Palestina (Gal 1:17; 4-25). Bahasa ~A. telah menjadi bahasa sastra sesudah zaman timur-tengah purba. Dalam bahasa ~A. itu keaslian suara dan bentuk-bentuknya hampir tetap utuh sampai sekarang. Hal itu mempunyai arti yang besar sekali bagi penyelidikan bahasa-bahasa semit purba. -- Terjemahan-terjemahan Al-Kitab (I.5).

Arab [kecil]

KS.- [PL] 1Raj 10:15; 2Taw 17:11; Neh 2:19; Yer 25:24; Yeh 27:21
[PB] Kis 2:11; Gal 1:17; 4:25

ARAB [browning]

Padang gurun luas di antara Irak di sebelah timur dengan *Laut Merah di sebelah barat. Dalam Alkitab nama ini kemungkinan digunakan untuk seluruh wilayah padang gurun di sebelah timur *Palestina, termasuk *Sinai. Iklimnya berubah-ubah, dengan panas yang menyengat dan dingin yang menusuk, hujan sangat sedikit, kecuali di gunung-gunung. Namun, kafilah unta tetap membuka rute perdagangan utara selatan yang penting ini. Pada hari *Pentakosta, di Yerusalem terdapat orang-orang Arab (Kis. 2:11), dan Paulus mengatakan bahwa setelah panggilannya dalam perjalanan menuju *Damsyik ia segera pergi ke Arab (Gal. 1:17). Kerajaan Nabatea mungkin tidak begitu jauh dari Damsyik yang berada di *Siria, salah satu provinsi Romawi.

ARABIA [ensiklopedia]

I. Dalam PL

a. Geografi

Semenanjung Arab berbatu-batu kristal tua, merupakan deretan gunung-gunung di sebelah barat, yg pada tempat-tempat tertentu tingginya ada yg sampai 3.000 m dengan lapisan batu yg lebih muda yg menyembul miring di bagian timurnya. Hidup menetap mengandalkan irigasi adalah mungkin di gunung-gunung sebelah barat, khususnya di sudut semenanjung sebelah barat daya, di mana curah hujan setiap tahun kadang-kadang lebih 20 cm. Di daerah inilah, yaitu Yaman modern, kerajaan-kerajaan purba Arabia Selatan terutama berkembang. Ibukota dari tiga kerajaan itu -- Qarnawu dari Ma'in, Marib dari Saba, dan Timnah dari Qataban -- terletak di sebelah timur lereng-lereng pegunungan, pada anak sungai yang mengalir ke arah timur; Shabwa, ibukota Hadramaut, terletak lebih jauh ke arah tenggara pada anak sungai yang mengalir ke arah barat laut dan meninggalkan dataran Hadramaut. Dan daerah lainnya, yakni daerah dengan curah hujan antara 5-10 cm, menghampar ke arah utara sepanjang gunung-gunung barat dan ke arah timur sepanjang pantai, dan di daerah ini hidup menetap juga mungkin. Di seluruh daerah semenanjung curah hujan per tahun sangat minim dan kehidupan tergantung pada oasis dan sumur.

Di antara lereng-lereng gunung yg curam yg terjadi karena terangkatnya lapisan batu dengan pantai Timur, pada punggung paling atas dari lereng-lereng yg curam itu, terdapat bermacam-macam bagian yg datar, seperti padang rumput maupun padang pasir. Daerah-daerah gurun itu dan antara pusat lereng-lereng gunung, yg melebar ke selatan menjadi gurun pasir yg tandus, disebut al-Rub al-Hali ('tempat kosong'), dan daerah di utara, yakni gurun yg lebih kecil disebut al-Nafud. Di beberapa tempat sepanjang kaki lereng-lereng gunung itu, terdapat sumber-sumber air dan oasis, yg memungkinkannya jalur perdagangan. Selain daerah-daerah berpasir dan gurun berbatu-batu, di semenanjung itu ada daerah padang rumput karena setiap tahun hujan turun sekali-sekali. Daerah padang rumput ini memungkinkan kehidupan sejumlah kecil penduduk miskin yg suka mengembara, khususnya di daerah sebelah utara antara Siria dan Mesopotamia. Kota-kota besar seperti Petra, Palmira dan Damsyik berkembang di daerah Siria, yg merupakan perbatasan antara daerah padang rumput dengan daerah-daerah berpenduduk menetap.

b. Sejarah dan kebudayaan

Dalam milenium ke-2 sM berbagai suku Semitis datang dari utara ke daerah Yaman modern. Mereka menduduki wilayah-wilayah yg kemudian menjadi kerajaan-kerajaan Saba, Ma'in, Qataban dan Hadramaut (Hazar-Mawet, Kej 10:26). Kemakmuran mereka terutama bersumber pada tempat mereka yg strategis di jantung lintas perdagangan, antara daerah-daerah penghasil kemenyan di pantai selatan dan Etiopia, dengan negara-negara beradab di utara. Kerajaan yg pertama muncul ialah Saba, seperti dinyatakan oleh prasasti-prasasti pribumi dari abad 8 sM, yg menunjukkan suatu pemerintahan yg ditata dengan baik di bawah seorang penguasa (mkrb), yg nampaknya juga berperan sebagai imam.

Luasnya perdagangan Saba pada masa itu, nampak dalam penyebutan nama itu -- yg mungkin menunjuk kepada koloni perdagangan di sebelah utara -- dalam Catatan Tahunan Tiglat-Pileser III. Kemakmuran yg berlangsung terus-menerus terbukti dalam hal Saba membayar upeti kepada Sargon dan Sanherib. Pada abad 5 mkrb memberi tempat kepada seorang raja (mlk), tapi kr 400 sM kerajaan tetangga, Ma'in, menjadi unggul dan sering melanggar kekuasaan Saba. Pada abad 4 suatu kerajaan didirikan di Qataban, dan sesudah 250 sM Saba, Ma'in, Qataban dan Hadramaut silih berganti mengeruk keuntungan, sampai daerah itu dikuasai orang Himyar. Pada puncak kekuasaannya, kerajaan-kerajaan Arabia Selatan mempunyai daerah jajahan sejauh Oman dan Arabia Utara, dan prasasti-prasasti dalam aksara mereka telah ditemukan di Mesopotamia di Ur, dan di Palestina di Betel. Abjad-abjad prasasti Tamud, Libyan dan Saba menunjukkan pengaruh mereka di utara, dan bahasa serta tulisan Etiopia menunjukkannya di Afrika.

Di utara agak luas jalinan peradaban antara para pengembara dengan masyarakat menetap asal Mesopotamia dan Siria. Di daerah Transyordan diketahui terjadi penyusupan para pendatang dan menduduki daerah itu, walaupun pada masa-masa tertentu hal ini jarang terjadi. Pada permulaan Abad Perunggu Tengah telah ada perkampungan di seluruh daerah Transyordan, tapi masa ini disusuli oleh zaman paceklik, kr 1900-1300 sM, sampai perkampungan bertambah lagi pada abad 13. Nama 'Arab' muncul pertama kalinya pada prasasti yg sezaman dengan Salmaneser III, sewaktu seorang Gindibu (Kurkh Stele 2.94) bertempur melawan Salmaneser III di Qarqar (853 sM), dan sesudah itu orang Arab sering nampak dalam prasasti-prasasti Asyur sebagai pengembara-pengembara perampok dengan menunggang unta; mereka digambarkan demikian dalam ukiran-ukiran Asyurbanipal di Niniwe. Salah satu peristiwa luar biasa dalam sejarah Mesopotamia, ialah tahun-tahun raja Nebonidus dari Babel (556-539 sM) tinggal beristirahat di Taima di sebelah utara Nejd; ia tinggal di sana selama 10 thn, sementara putranya, Bel-sar-usur, memerintah untuk dia di Babel (*KITAB DAN).

Pada bagian akhir abad 4 sM muncullah kerajaan Arab orang Nabatea berbahasa Aram. Ibukotanya di Petra, dan maju pesat sebagai negara dagang dari abad ke-2 hingga zaman Romawi. Lebih jauh ke selatan, pada waktu yg sama, ada kerajaan Lihyan dari Dedan, yg didirikan oleh orang-orang Arab yg menetap di wilayah koloni Minos kuno. Pada abad 1 sM sebuah negara Arab yg lain, yg memakai bh Aram sebagai bahasa resminya, mulai menjadi terkemuka di Palmira; pada zaman Kristen negara itu menggantikan Petra sebagai negara dagang, dan menjadi saingan berat bagi Roma.

c. Hunjukan dalam Alkitab

Arabia jarang disebut dalam Alkitab. Tapi penduduknya disebut menurut nama politik atau suku atau golongan mereka. Hunjukan pertama pada penduduk Arabia terdapat dalam Daftar Bangsa-bangsa dalam Kej 10, yg mendaftarkan beberapa orang Arabia Selatan sebagai keturunan Yoktan dan Kusy. Kej 25 mendaftarkan beberapa suku Arabia Utara sebagai keturunan Abraham melalui Ketura dan Hagar, juga orang-orang Arabia di antara keturunan Esau dalam Kej 36. Pada zaman Yakub dua kelompok keturunan Abraham, kaum Ismael dan kaum Midian, dikenal sebagai kafilah pedagang (Kej 37:25-36). Hubungan dengan Arabia menjadi penting pada zaman Salomo karena perdagangannya yg luas, khususnya kegiatan dagang yg terkait dengan pelabuhan Ezion-Geber di Laut Merah. Hal ini ditekankan oleh kunjungan terkenal Ratu Syeba ke Yerusalem, 1 Raj 9:26-28; 10:13, dan oleh upeti yg Salomo terima dari semua raja Arab (2 Taw 9:14).

Pada abad 9 sM Yosafat dari Yehuda menerima upeti dari orang-orang Arab ( `aravi), tapi penggantinya, Yoram, mendapat serangan dari orang-orang Arab yg menjarah istri-istrinya dan putra-putranya (2 Taw 21:16,17) dan hanya si bungsu Ahazia yg tinggal (2 Taw 22:1). Pada abad 8 Uzia membalikkan keadaan dan mengembalikan *Elat ke daerah kekuasaannya (2 Raj 14:22).

Walaupun Israel mengenal jelas kerajaan-kerajaan Arabia Selatan (lih Yl 3:8), tapi hubungan mereka lebih banyak dilakukan dengan suku-suku pengembara di utara. Pada zaman Hizkia suku-suku pengembara ini dikenal dekat (Yes 13:20; 21:13), dan beberapa dari mereka mengabdi sebagai tentara bayaran dalam perang membela Yerusalem terhadap Sanherib (Taylor Prism 3:3 1). Pada zaman Yosia (Yer 3:2) dan menjelang berakhirnya kerajaan Yehuda, orang Arab tampil terkemuka sebagai pedagang (Yer 25:23-24; Yeh 27).

Kecenderungan orang Arab yg makin meningkat untuk menetap dan mendirikan pusat-pusat perdagangan, digambarkan oleh *Gesyem, orang Arab yg mencoba menghalangi pembangunan kembali Yerusalem oleh Nehemia (Neh 2:19; 6:1), menurut dugaan sebab ketakutannya akan persaingan dagang. Di kemudian hari menyusullah kerajaan Nabatea, dalam kitab-kitab *Apokrifa nama Arab mengacu kepada orang Nabatea ini. Padang gurun Arabia yg dimasuki Paulus (Gal 1:17) mungkin bagian kerajaan Nabatea.

KEPUSTAKAAN. (a) Umum: J Bright, A History of Israel', 1972; I Eph'al, JAOS 94, 1974, hlm 108-115; W. C Brice, South-West Asia, 1966, hlm 246-276; W. B Fisher, The Middle East A ... Geography', 1971, hlm 441-478; H Field, Ancient and Modern Man in South-western Asia, 1956, hlm 97-124, peta lipat ukuran saku; P. K Hitti, History of the Arabs, 1956, hlm 1-86; J. A Montgomery, Arabia and the Bible, 1934, cetak ulang 1969 pengantar oleh G. W van Beek; A Grohmann, Arabien, 1963; G. W van Beek dlm G. E Wright (ed.), The Bible and the Ancient Near East, 1961, hlm 229-248; A K Irvine dlm POTT, hlm 287-311; S Moscati, Ancient Semitic Civilizations, 1957, hlm 181-207, 243; The Semites in AncientHistory, 1959, hlm 104-132; G Ryckmans, Les religions arabes preislamiques, 1951.

(b) S Arabia: A. F. L Beeston, A Descriptive Grammar of Epigraphic South Arabian, 1962; B Doe, Southern Arabia, 1971; ttg penggalian oleh peneliti Amerika di Arabia Selatan. R. le B Bowen dan F. P Albright, Archaeological Discoveries in South Arabia, 1958; dan beberapa edisi lainnya, diterbitkan untuk American Foundation guna Study of Man oleh the Johns Hopkins Press, Baltimore; R. L Cleveland, An Ancient South Arabian Necropolis, 1965.

(c) N Arabia: W Wright, A Grammar of the Arabic Language', revisi oleh W. R Smith dan M. J de Goeje, 1896; A Musil, Oriental Explorations and Studies, 1-6,1926-1928; N Glueck, Explorations in Eastern Palestine, 1-4 (AASOR 14,15, 18,19, 25, 28),1934-195 1; dan sumber populer -- The Other Side of the Jordan 2,1970; The River Jordan, 1946; dan Rivers in the Desert, 1959;lih juga BA 22,1959, hlm 98-108; B Dee, Southern Arabia, 1977; F. V Winnett dan W. L Reed, Ancient Records from North Arabia, 1970; 'Tema', lih R. P Dougherty, Nabonidus and Belshazzar, 1929, hlm 105166; CJ Gadd, in Anatolian Studies 8, 1958, hlm 79-89. TCM/NY WBS

II. Dalam PB

Pada zaman PB nama 'Arabia' berarti daerah yg menghampar ke arah timur dan selatan Palestina, bukan seluruh semenanjung Arabia modern. Daerah ini diduduki oleh suatu suku atau beberapa suku yg bernama orang Nabatea, yg menetap di daerah itu selama abad 3 sM. Pada abad pertama mereka telah menguasai suatu daerah yg terbentang dari Damsyik hingga Gaza, dan masuk jauh ke dalam gurun di sebelah timur. Ibukotanya Petra, dikenal sebagai kota batu karang merah.

Arabia hanya disebut 2 kali dalam PB. Paulus menceritakan bagaimana sesudah pertobatannya ia pergi ke tanah Arab (Gal 1:17). Hal ini tidak disebutnya lagi, dan letaknya tidak diketahui. Tanah Arab dalam pikiran orang zaman itu berarti kerajaan Nabatea, jadi mungkin Paulus pergi ke Petra. Mengapa ia pergi ke sana tidak diungkapkan, mungkin tujuannya ialah untuk berhubungan erat dengan Allah. K Lake menduga bahwa Paulus menginjili di sana, karena dalam Surat Gal yg dimaksudkan bukan suatu kontras antara berunding dengan orang-orang Kristen di Yerusalem dan berunding dengan Allah di padang gurun. Tapi kontras antara mematuhi serta merta pesan memberitakan Injil kepada non-Yahudi, dan pergi ke Yerusalem untuk memperoleh kekuasaan melakukan hal itu (lih The Earlier Epistles of St Paul, 1914, hlm 320 dst). Sebutan 'tanah Arab' yg kedua ialah Gal 4:25, menunjuk kepada Semenanjung Sinai, atau daerah yg langsung di sebelah timurnya, di seberang Teluk Akaba.

KEPUSTAKAAN. G. A Smith, The Historical Geography of the Holy Land, 1931, hlm 547-548, 649; HDAC; J. A Montgomery, Arabia and the Bible, 1934. WWW/NY WBS




TIP #17: Gunakan Pencarian Universal untuk mencari pasal, ayat, referensi, kata atau nomor strong. [SEMUA]
dibuat dalam 0.29 detik
dipersembahkan oleh YLSA