JESAJA
Pendahuluan
Dalam terdjemahan ini kitab Jesaja djelas dibagi atas tiga bagian besar, jakni
pasal 13-9, 40-55, 56-66. Bahkan bagian2 itu dipisahkan sama sekali dan diberi
kata pendahuluan tersendiri, sehingga kitab jang satu itu mendjadi tiga karya.
Dengan demikian sudah diambillah pendirian tertentu dalam suatu masalah jang
chusus mengenai kitab Jesaja. Pembagian jang sedemikian kan tidak ada entah
dalam naskah Hibrani entah dalam terdjemahan2 kuno. Bahkan kebanjakan
terdjemahan moderenpun tidak tahu akan pembagian jang kentara itu. Masalah jang
bersangkutan ialah: Adakah seluruh kitab ini, sebagaimana sekarang ada dalam
naskah Hibrani, berasal dari nabi Jesaja jang tampil kedepan dalam abad
kedelapan seb. Mas.? Ataukah pengarang pasal 40-55 dan 56-66 adalah nabi lain
dari djaman lain pula?
Masalah kesatuan dan keaseliab kitab Jesaja masih agak baru djuga. Dahulu,
seperti a.l. njata dalam naskah Hibrani dan terdjemahan2 kuno, kitab ity
dipandang sebagai kesatuan dan pengarangnjapun satu dan sama djuga, jakni nabi
Jesaja. Jesus Sirah dalam abad kedua seb. Mas. sudah memberikan kesaksian
tentang pendapat orang2 Jahudi didjaman itu (bdk. Sir. 48,22-24). Katanja sbb.:
"Sebab Hizkia melakukan apa jang berkenan pada Tuhan dan berkukuh djalan2 Dawud,
bapanja; jang diperintahkan nabi Jesaja kepadanja.... Pada masanja mundurlah
matahari dan hidup radja diperpanjangnja (bdk. Js. 38,1-8). Da;am rohnja jang
kuasa ia (jakni Jesaja) melihat kesudahan waktu dan melipur orang2 jang
bersukatjita di Sion". Terang sekali, bahwa ajat2 tsb. menjindir kitab Jesaja
sebagaimana sekarang ada, termasuk kitab pelipur (pas. 40-66). Naskah2 kitab
Jesaja, jang diketemukan di Qumranpun dan jang harus ditanggalkan antara 100
seb. Mas. dab 100 Mas., memuat seluruh kitab itu sebagai satu kesatuan jang
digandingkan dengan nabi Jesaja. Dalam Perdjandjian Baru bagian2 kitab Jesaja
dikutip sebagai nubuat Jesaja dan diambil dari seluruh kitabnja. Demikian
umpamanja dari bagian kedua (fasal 40-66) dipetiklah beberapa ajat oleh Mk. 1,3;
Mt. 12,18-21; Lk. 4,18-19; Joh. 12,38; Rm. 10.16.20; Ks. Rs. 8,30-33. Kemudian
tradisi Jahudi tanpa keraguan sedikitpun (diketjualikan sadja Ibn Ezra dari abad
pertengahan) dan tradisi keristen menerima kesatuan dan keaselian seluruh
Alkitab. Baru semendjak abad kedelapanbelas keraguan muntjul dan terus bertambah
besar, sehingga mendjadi kepastian jang hampir2 umumditerima, jakni bagian kedua
kitab Jesaja tidak berasal dari nabi jang bernama begitu. Panitya kepausan
tentang Kitab Sutji dalam tahun 1908 menerangkan, bahwa dimasa itu belum
terbukti, bahwa pasal 40-66 tidak berasal dari nabi Jesaja. Dan dimasa itu
sesungguhnja banjak ahli menjangkal keaselian bagian itu, oleh sebab nubuat jang
sebenarnja tudaklah mungkin. Tetapi semendjak itu bukti makin lama makin banjak
dan mejakinkan, sehingga penetapan tsb. sekarang tidak usah diterima lagi. Maka
dari itu orang2 umumnja memisahkan pasal 1-39 dan pasal 40-66. Bagian terakhir
itu berasal dari seorang nabi jang namanja tidak diketahui. Lazimnja disebut
"Deutero-jesaja". Banjak ahli lalu membagi pasal 40-66 atas dua bagian lagi,
jakni 40-55 (Deutero-jesaja) dan 56-66. Bagian terachir ini sering disebut
"Trito-jesaja". Namun demikian tidak semua nubuat jang terkumpul didalamnja
berasal dari satu orang sadja (seperti pada umumnja halnja dengan pasal 40-55).
Sesungguhnja bagian ini memuat nubuat2 dari pelbagai tokoh kenabian dari
pelbagai djaman. Dengan demikian i tilah "Trito-jesaja" tidak menundjukan satu
tokoh, melainkan hanja bagian terachir dari kitab Jesaja sadja.
Kamipun menerima pendapat jang lebih umum diterima dewasa ini. Anggapan tsb.
berdasarkan pelbagai bukti, jang semua diambil dari kitab Jesaja sendiri.
Dapatlah ditundjukkan perbedaan bahasa, gaja bagasa dan perbendaharaan kata
anatara pasal 1-39, pasal 40-55 dan pasal 56-66. Sudah barang tentu perbedaan
tsb. tidak dapat disangkal, tetapi perbedaan kesusasteraan sendiri jang
sedemikian itu tidak dapat memutuskan perkara keaselian, apalagi pabila disertai
kesamaan djuga, seperti dalam kitab Jesaja. Tetapi bukti jang terkuat dan
memutuskan ialah perbedaan suasana kesedjarahan jang njata sekali. Latar
belakang historis pasal 1-39 memang abad kedelapan seb. Mas. dan nabi terus
berbitjara kepada penduduk Jerusalem dan Juda dimasa itu. Kesemuanja itu amat
tjotjok dengan nabi Jesaja jang bekerdja didjaman itu pula. Akan tetapi dalam
pasal 40-55 orang2 Jahudi ada dalam pembuangan di Babel dan pembuangan itu
hampir berachir. Nabi berbitjara kepada kaum buangan itu, memberi mereka hati
dan menubuatkan pembebasan jang sudah mendekat. Ia malah sampai menjebut nama si
pembebas, jakni radja Parsi Cyrus (44,28;45,1), jang sudah agak berkuasa dan
segera akan mengalahkan Babel. Sudah barang tentu untuk orang beriman bahwa
seorang nabi menubuatkan masa depan (seperti nabi Jesaja dalam pasal 1-39).
Tetapi seorang nabi jang menelah sesuatu toh selalu berbitjara kepada orang
sedjamannja atau untuk memberi mereka hati. Selain dari pada itu nubuat2 tentang
masa depan selalu tjukup kabur dan tak terperintji. Dan akchirnja apa gunanja
berbitjara kepada oran2 jang baru hidup dimasa depan, sebagaimana sungguh djadi
seandainja pasal 40-45 dibawakan dalam abad kedelapan seb. Mas. Dan bagaimana
nabi Jesaja sampai memerintjikan gambarannja hingga malah menjebut nama Cyrus?
Latar belakang pasal 56-66 sesungguhnja kurang djelas, tetapi ada jang
mengandaikan djaman sesudah pembuangan (58,12;57,19;56,8;64,10-11;66,1-2;60,10
dll.). Nabi berbitjara kepada kaum buangan jang sudah pulang ke Palestina tapi
masih dalam kesusahan, sehingga perlu diberi hati. Tetapi bagian2 lain dari
pasal2 itu lebih tjotjok dengan masa lain, entah dalam pembuangan entah
sebelumnja, sehingga dapat berasal dari Deutero-jesaja atau Jesaja sendiri.
Tjorak trito-jesaja sesungguhnja agak madjemuk.
Sudah barang tentu pendapat jang membedakan Jesaja dan Deutero-(Trito-)jesaja
tidak terluput dari kesulitang jang sukar dipetjahkan seluruuhnja. Bagaimana
gerangan halnja dengan tradisi Jahudi-keristen jang rupa2nja dikukuhkan oleh
Kitab Sutji sendiri? Orang boleh mendjawab: Masalah pengarang insani Kitab Sutji
adalah masalah sastera belaka jang tidak mau atau dapat dipetjahkan oleh Kitab
Sutji atau tradisi teologis. Pengarang2 Perdjandjian Baru dalam hal itu
menganuti sadja pendapat umum dimasanja tanpa membenarkannja dan tradisi
kemudian malah tidak sampai mengemukakan masalah keaselian. Selain dari pada itu
Deutero- dan Trito-jesaja melandjutkan pekerjaan dan semangat nabi Jesaja,
sehingga tjara tertentu nubuat2 mereka boleh digandingkan dengan tokoh besar
jang berdiri pada permulaan aliran itu. Sedikit serupa keadaannya dengan dengan
kelima kitab Musa jang oleh tradisi digandingkan dengan tokoh besar itu karena
melandjutkan karya dan semangatnja. Soal jang lebih sukar dipetjahkan ialah
sbb.: Bagaimana gerangan mungkin nama tokoh sebesar nabi jang ada dibelakang
pasal 40-55 (66) sampai terlupakan? Tokoh2 seperti nabi Obadja terus terpelihara
peringatannya dan Deutero-jesaja tidak teringat lagi namanja! Pelbagai hipotese
dapat dikemukakan dan sungguh sudah diusulkan para ahli. Umpanja dapat dikatakan
bahwa dahulu kala tidaklah mahapenting siapa mengatakan sesuatu, melainkan apa
jang dikatakannja inilah jang diutamakan. Boleh djadi djuga, bahwa nubuat2
Deutero-jesaja mula2 dikumpulkan oleh para tjanteriknja dan dikalangan itu nama
gurujang umum diketahui tidak perlu disebutkan. Kemudian kumpulan itu tergabung
dalam kumpulan nubuat2 Jesaja dan dengan demikian nama Deutero-jesaja lama-
kelamaan hilang dari ingatan. Mungkin sekali orang tidak merasa amat puas dengan
keterangan serupa itu, tapi baiklah orang lalu ingat, bahwa anggapan tradisionil
menghadapi kesulitan jang djauh lebih besar lagi.
Maka dari itu lebih baiklah kiranja orang menerima sadja anggapan, bahwa kitab
Jesaja sekarang terdiri atas tiga karya jang mula2 tersendiri. Jang pertama
(pasal 1-39) pada umumnja berasal dari nabi Jesaja jang bekerdja dalam abad
kedelapan. Karya kedua (pasal 40-55) berasal dari tokoh kenabian besar jang
bekerdja diantara kaum buangan di Babel. Karya ketiga (pasal 56-66) merupakan
kumpulan nubuat2 dari beberapa tokoh dan pelbagai djaman, baik sebelum maupun
selama dan sesudah pembuangan.
NUBUAT-NUBUAT JESAJA
PENDAHULUAN
Tentang diri Jesaja (=Jahwe menjelamatkan) tidak banjaklah jang diketahui orang.
Memang ada beberapa keterangan terdapat dalam kitabnja sendiri, tetapi
sesungguhnja amat sedikit sadja, apabila dibandingkan dengan apa jang dikatakan
kitab Jeremia tentang diri nabi itu atau malah kitab Hosea tentang riwajat hidup
nabi itu. Jesaja jarang sekali mengeluarkan isi hatinja dan orang lainpun tidak
memberi banjak keterangan. Diri nabi se-akan2 sama sekali terembunji dibelakang
tugasnja. Menurut petundjuk jang terdapat dalam kitab itu (1,1) Jesaja bekerdja
antara th. 740 dan 700 seb. Mas. Oleh karena ia dalam th. 740 dipanggil mendjadi
nabi, boleh diterima,bahwa ia lahir sekitar th. 760 (bdk. 6,1). Ajahnja bernama
Amos (1,1), tetapi tidak diketahuo apa2 tentang Amos itu; ia pasti bukan nabi
Amos (1,1). Dalam bahasa Hibrani kedua nama itu ditulis setjara lain. Oleh sebab
Jesaja bekerdja di Jerusjalem - nabi sedjamannja Micha bekerdja di pedalaman -
kiranja ia warga kota itu djuga. Dalam kitabnja ia sering berhubung dengan kaum
terkemukadan bergaul dengan radja sendiri (7,3;8,2;37,2.21;38,1;39,1)dan
karenanja mungkin sekali ia sendiripun termasuk golongan tertinggi itu. Kitabnja
membuktikan pula, Jesaja merupakan seseorang jang berpendidikan tinggi dan
berkebudajaan. Umumnja para ahli memudji bakat puetisnja jang luar biasa kuat
dan halusnja, sehingga sasteranja terbilang antara karya seni Hibrani jang
bermutu tinggi. Ia pun njata mengenal sastera Hibrani jang sudah ada pada
djamannja. Rupanja Jesaja bukan imam atau turunan imam. Oleh karena ia mendapat
panggilannja dalam bait Allah (6), maka beberapa ahli mengambil kesimpulan,
bahwa Jesaja termasuk kedalam kalangan para imam atau se-tidak2nja mempunjai
hubungan erat dengan ibadah, umpanja sebagai "nabi ibadah". Tetapi kesimpulan
itu sesungguhnja tidak ada dasarnja. Sebagai orang saleh nabi memang sering
mengundjungi Bait Allah. Jesaja beristri (8,3) jang disebutnja "nabiah",
bukannja oleh karena iapun mendapat kurnia kenabian, melainkan hanja oleh sebab
ia bersuamikan seorang nabi, meskipun Jesaja kiranja tak pernah menjebut dirinja
"nabi". Dari istrinja itu Jesaja mendapat se-kurnag2nja dua anak, jang diberinja
nama beribarat, jakni Sjear-jasjub (7,3) dan Maher-sjalal-haz-baz (8,3.18).
Kegiatan Jesaja sebagai nabi sungguhpun tidak selalu berhasil (8,12), namun
tidak mendapat perlawanan sebesar permusuhan jang harus dihadapi nabi Jeremia.
Kegiatan kenabian jang berlangsung empatpuluh tahun (740-701) mengalami dua
puntjak, jakni sekitar perang antara Juda dengan Aram (Syriah) serta Israil (th.
735) dan tatkala radja Asyriah Sanherib menjerbu Juda (th. 701). Berapa lama
Jesaja masih hidup sesudah th. 701 tidak diketahui. Ada suatu tradisi Jahudi
jang mengatakan, bahwa nabi itu pun ikut dibunuh (digergadji) oleh radja Menasje
(687-642), tetapi berita itu tidak dapat dipertjaja. Menurut djudul kitab (1,1)
ia bekerdja dimasa pemerintahan Hizkia, jang masih meradja beberapa tahun
sesudah th. 701, tetapi tidak ada petundjuk, bahwa Jesaja sedang meneruskan
kegiatannja sepandjang seluruh pemerintahan Hizkia itu. Nabi Jesaja mengumpulkan
beberapa murid atau beberapa penganut jang setiawan (8,13). Berita ketjil itu
tjukup penting berkenaan dengan tjaranja nubuat2 Jesaja terpelihara dan pengaruh
nabi jang tidak lenjap sesudah wafatnja.
Sebagaimana halnja dengan beberapa nabi lain, demikian Jesaja aktip ikut dalam
urusan negara dan turun tangan dalam masalah2 politik. Ber-ulang2 nubuat2nja
menjindir keadaan atau peristiwa kenegaraan tertentu, meskipun seringkali tidak
lagi dapat dipastikan apa jang dimaksudkan. Karena itu mahapentinglah orang tahu
sedikit banjak tentang latar belakang kesedjarahan karya Jesaja. Tetapi serata
merta perlu ditambahkan, bahwa djalan sedjarah dimasanja bagi kita agak kabur
djuga. Sungguhpun ada tjukup banjak keterangan, baik dari Kitab Sutji maupun
dari dokumen2 lainnja, namun tidak selalu gampang menjesuaikan berita2 itu satu
sama lain. Maka dari itu pabila dibawah ini disadjikan garis besar sedjarah itu
baiklah orang ingat, bahwa kesemuanja itu tidak sama sekali pasti dan mutlak
adanja.
Pemerintahan 'Uzia atau 'Azarja (jang ber-sakit2) bersama dengan puteranja Jotam
(781-740) merupakan djaman kesedjarahan dan kemakmuran kenegaraan dan ekonomi
bagi negeri Juda (bdk. II Twr. 26,1-5; II Rdj. 15,1-6). 'Uzia daan Jotam dapat
memerintah dengan tenang, oleh karena negara2 besar, jakni Asyriah dan Mesir,
agak lemah dimasa itu, sehingga tidak menjadi antjaman bagi keradjaan kerdil
Juda. Karena itu keradjaan Israilpun tjukup makmur dan sedjahtera, seraja
perhubungan kedua keradjaan bersaudara itu tjukup lantjar. Tetapi kesedjahteraan
ekonomis itu dibarengi dengan kemerosotan agama dan tata susila, baik di Israil
(bdk. 1,29-31;2,6-22) maupun di Jerusalem dan Juda (bdk. 1,2-9.11-20.21-28; II
Twr. 27,2). Akan tetapi pada achir pemerintahan Jotam bintang Asyriah mulai naik
kembali dibawah pimpinan Tiglatpeleser III (744-727) (bdk. II Rdj. 16,1-20; II
Twr. 28,5-6). Itulah sebabnja maka pemerintahan pengganti Jotam, jakni Ahaz
(736-716), mendjadi masa jang malang (bdk. II Rdj. 16,1-20; II Twr. 28,1-27).
Dalam tahun naik tahta ia sudah menghadapi serangan musuh. Diantara negara2
ketjil disekelilingnja diadakan suatu persekutuan lawan Asyriah jang njata
mengantjam kemerdekaan mereka. Persekutuan itu dipimpin oleh radja Syriah (Aram)
dan radja Israil. Ahaz pun diundang untuk ikut serta, tapi ia menolak. Syriah
dan Israil lalu mau memaksa Juda dan dengan maksud itu menjerbu ke Jerusalem.
Radja Juda tidak mampu menangkis (II Twr. 28,5-6) dan mundur ke Jerusalem. Ia
putus harap dan oleh karena umumnja agak tjondong kepada kekafiran ia sampai
mempersembahkan anaknja sendiri sebagai kurban (II Rdj. 16,3). Dalam keadaan
darurat itu Ahaz berminat minta tolong pada Tiglatpeleser di Ninive. Nabi Jesaja
menentang itu dan mengajak radja untuk pertjaja pada Jahwe se-mata2 (bdk. 7,1-
9). Nabi jakin, bahwa pertolongan dari pihak Asyriah mendjadi tjelaka jang
mahabesar (bdk. 7,10-25;8,5-8). Ia dapat menubuatkan kebinasaan musuh Ahaz,
Syriah dan Israil (8,24). Namun demikian Ahaz tidak mau mendengarkan adjakan dan
djandji Jesaja dan ia minta tolong di Ninive (II Rdj. 16,7-8) dengan mengirimkan
hadiah jang sewadjarnja. Dalam pada itu musuh2 lainpun menjerang, jakni Felesjet
(II Twr. 28,17-18) dan Edom (II Rdj. 16,5). Tiglatpeleser dengan rela
mengabulkan permihinan Ahaz, oleh sebab kesemuanja itu achurnja tertudju kepada
dia sendiri sadja. Segera ia madju perang (th. 734). Lebih dahulu ia mengalahkan
Felesjet, lalu madju ke Damsjek. Setelah dua tahun dikepung kota itu harus
menjerah, dalam tahun 732 (bdk. 17, 1-6). Wilajah Syriah lalu mendjadi provinsi
Asyriah. Nasib Israil tidak jauh lebih baik djuga. Sebagian negeri diduduki (II
Rdj. 15,29; Js 8,25b-9,6). Di Sjomron petjahlah pemberontakan jang mengangkat
Hosjea mendjadi radja disitu dengan disetujui Tiglatpeleser. Sebagai taklukan
Asyriah, jang memotong bagian besar dari negerinja, Hosjea beberapa tahun
lamanja membajar upeti. Pertolongan Tiglatpeleser sungguhpun menjelamatkan
Jerusalem, namun rupa2nja tentara Asyriah memasuki Juda djuga (II Twr. 28,20)
dan se-kurang2 nja Ahaz diharuskan membajar upeti jang besar sekali (II Rdj
16,17-18). Ia sendiri pergi ke Damsjek untuk menjatakan diri takluk kepada
Asyriah (II Rdj. 16,10) dan selandjutnja ia boleh meradja berkat kerelaan
madjikannja di Ninive. Hubungannja dengan Asyria mengakibatkan, bahwa kekafiran
di Juda subur berkembang (II Rdj. 16,11-16; II Twr. 28,22-25). Waktu
Tiglatpeleser meninggal (727) bangsa2 taklukan disebelah barat bersatu lagi
untuk membebaskan diri. Persekutuan itu memang didukung oleh musuh kawakan
Asyriah, jakni Mesir. Radja Israilpun, Hosjea, ikut serta, terbudjuk oleh partai
anti-Asyriah di Sjomron dan oleh harapan akan bantuan dari Mesir (bdk. II Rdj.
17,3-4). Pengganti Tiglatpeleser, Sjalmaneser V (726-722) turun tangan. Ia
menjerbu dan mengepung Tyrus (22,15-17). Hosjea masih mau meluputkan diri dengan
membajar upeti (II Rdj. 17,3), tetapi pertjuma sadja. Sjalmaneser madju perang
lawan Sjomron. Ia menawan Hosjea dan mengepung ibukotanja. Tiga tahun lamanja
pengepungan itu berlangsung. Dalam pada itu Sjalmanesemangkat dan penggantinja
Sargon II (722-705) berhasil merebut Sjomron (722). Sebagian penduduk negeri
Israil dibuang dan diganti dengan bangsa2 kafir (bdk. II Rdj. 17,5-6.24).
Kemudian pemberontakan petjah lagi, tapi ditindas dengan ganas, pembunuhan dan
pembuangan (720). Dalam tahun itu djua Sargon mengalahkan musuh2 lainnja,
terutama Mesir, didekat Rafia. Nasib Israil jang malang itu sudah lama
dinubuatkan Jesaja (bdk. 9,7-10;4;10,20-23;28,1-6). Rupa2nja radja Juda, Ahaz,
tidak terlibat dalam pemberontakan itu dan tetap taklukan jang setiawan dan
membajar upeti pada waktunja.
Tetapi hubungan2 dengan Asyriah itu lama kelamaan berubah dalam pemerintahan
Hizkia (716-687). Mula2 ia meneruskan politik Ahaz, tetapi tidak melandjutkan
sikap keigamaannja. Sebaliknjalah. Hizkia merupakan suatu reaksi dibidang itu.
Mungkin kesan jang ditinggalkan kebinasaan keradjaan Israil berpengaruh djuga.
keruntuhan bangsa bersaudara itu bukan sadja membuktikan kekuatan Asyriah jang
tak terkalahkan, tetapi djuga kebenaran nabi jang telah mengantjamkannja. Maka
dari itu Hizkia melantjarkan suatu pembaharuan agama jang radikal. Itulah
sebabnja ia amat dipudji Kitab Sutji (II Rdj. 18,3;7; II Twr. 29-32; Sir.
48,22;49,4). Ia membersihkan Bait Allah dan seluruh negeri dari segenap
kekafiran dan memusatkan ibadah jang sjah di Jerusalem. Ketika dengan meriah
paska dirajakan iapun mengundang penduduk bekas keradjaan Israil dan dengan
demikian meluaskan pengaruhnja. Iapun giat dibidang kesusasteraan keigamaan
dengan mengumpulkan pepatah Sulaiman (Ams. 25,1) dan kiranja djuga matjam2 hukum
dan tradisi keigamaan dari dahulukala, termasuk bahan jang dibawa dibawa serta
oleh kaum pelaruan dari keradjaan utara. Mungkin sekali Hizkia sudah mulai
dengan apa jang kemudian mendjadi Taurat Musa, kelima kitabnja. Dibidang
profanpun ia tidak ketinggalan. Ia mulai dengan memperbaiki dan mengukuhkan
Jerusalem, supaja dapat menghadapi pengepungan dari pihak musuh, siapaun djua
(Js. 22,9-11; II Twr. 32,5.30; II Rdj. 20,20). Usaha untuk memperbaiki keigamaan
kiranja didukung oleh Jesaja, sekalipun tidak ada keterangan djelas. Tetapi
berita seperti terdapat dalam Js.38,18 (= II Rdj. 20,1-11) kiranja membuktikan,
bahwa hubungan antara radja dengan nabi tjukup baik. Apakah nabi Jesaja
mendukung djuga kegiatan politik radja boleh diragukan. Kegiatan, jang untuk
sementara mengenai hanja urusan dalam negeri sadja itu, merupakan persiapan
untuk merobah politik luar negeri pula. Dan perubahan sedemikian itu tidak dapat
tidak mengakibatkan, bahwa radja mentjari bantuan diluar negeri lawan Asyriah.
Tetapi hubungan politik serupa itu selalu ditentang Jesaja. Dan sesungguhnja
perobahan politik terdjadi djuga. Tindakan jang diambil Hizkia didalam negeri
membuktikan, bahwa keadaan di Juda tjukup tenang. Selama Hizkia membajar
upetinja Asyriah tidak tjampur tangan dipolitik dalam negeri Juda. Hasil jang
ditjatat radja Hizkia dalam politiknja mengelabui dia serta memberanikannja
mentjari pelepasan dari tuannja di Ninive. Kesetiaannja makin lama makin rapuh.
Di Babel Merodak-baladan (Marduk-apal-iddi-na) telah mengangkat diri menjadi
radja (721-711) dan sepuluh tahun lamanja ia berhasil mempertahankan diri
terhadap Sargon II, jang sibuk dengan pemberontakan2 lain. Di-mana2 Merodak-
baladan mentjari sekutu dan pembantu, antara lain di Juda. Hizkia jang melihat
radja Babel itu sudah lama bertahan amat tjondong untuk membiarkan diri
dibudjuk, meskipun Jesaja menentang persekutuan jang membahajakan itu (14,28-
32;39,1-8). Rupa2nja Hizkia tidak terus-terang mendukung Merodak-baladan,
melainkan mengambil sikap netral dan simpatik. Demikianpun sikapnja terhadap
persekutuan lain lawan Asyriah si sebelah barat, jang didukung oleh Mesir. Pusat
persekutuan itu adalah radja Asjdot di Felesjet. Didalam hal itupun Jesaja tidak
dapat menjetudjui sikap radja, meskipun hanja sembunji2 sadja Hizkia menolong
persekutuan tsb. Dalam th. 711 Sargon turun tangan dan merebut Asjdod (bdk. Js.
20). Agaknja Hizkia dan sekutu2 lainnja lalu menjatakan diri taklukan jang
setiawan, sebab Sargon njata tidak mengambil tindakan. Namun demikian Hizkia
mendapat nama buruk di Ninive. Ketika Sargon meninggal dan diganti Sanherib
(705-681) pemberontakan petjah di-mana2, antara lain sekali lagi Merodak-baladan
(703). Disebelah barat musuh kawakan jaitu Mesir mengahasut bangsa2 ketjil dan
berusaha mentjiptakan persekutuan baru anti-asyriah. Kini Hizkia dengan terus-
terang terlibat dalam pemberontakan (II Rdj. 18,7), bahkan membuka perang dengan
menjerang daerah taklukan Asyriah, Felesjet (II Rdj. 18,8; Js. 22,1-8) dan djuga
menjiapkan Jerusjalem untuk pengepungan (II Twr. 32,2-8; Js. 22,8-14). Tjepa
Sanherib mengambil tindakan. Dalam tahun 702 Babel ditaklukan, lalu Sanherib
berpaling ke barat, kepada musuh utamanja Mesir. Ia lebih dahulu merebut Sidon
(23,1-4.12-14) menaklukan Fenesia, Edom dan Moab (15,1-16;13;21,11-12-13-17).
Tetapi Akaron, Asjkalon dan Jerusalem bertahan. Asjkalon direbut dahulu dan
Sanherib ditengah menggempur Akaron ketika tentara Mesir dan sekutu2 sampai. Di
Elekeh, dekat Akaron, tentara Fare'o dikalahkan, tetapi tidak dikedjar oleh
Sanherib. Kemudian Akaron direbut dan tentara Asyriah menjerbu Juda jang
sebagiannja diduduki (II Rdj. 18,13), antara lain kota Timna didekat Jerusjalem.
Sanherib sendiri mulai mengepung Lakisj dan memasang disitu markas besarnja.
Dalam pada itu radja Hizkia sudah mundur ke Jerusjalem bersama dengan tentaranja
sementara berusaha mendapat bantuan dari Mesir. Usaha itu mati2an ditentang
nabi Jesaja (30,1-7;31,1-3) dengan menubuatkan keruntuhan Mesir (18,1-6;19,1-5),
tetapi ia memberi hati kepada radja Hizkia dengan menubuatkan kalahnja Asyriah
(10,5-19;14,24-27;31,4-9) dan keselamatan Jerusalem dari pengepungan dengan
mengirimkan upetinja ke Sanherib di Lakisj (II Rdj. 18,13-16), tetapi usaha itu
gagal sadja. Radja Asyriah menuntut penjerahan Jerusjalem (36,1-22;37,9-18) dan
dalam pada itu memindahkan markas besarnja dari Lasjkis ke Libna karena tentara
Mesir sekali lagi madju perang lawan dia (II Rdj. 19,9) Agaknja karena tentara
itulah maka Sanherib tidak mau merebut Jerusjalem ditimpa salah satu bala (II
Rdj. 19,35-37; Js. 37,36-38) dan Sanherib lalu pulang ke Ninive, mungkin djuga
oleh sebab ia tidak merasa diri sanggup lagi menghadapi angkatan perang Mesir
akibat kerusuhan di Asyriah sendiri. Dengan demikian Jerusjalem kali ini masih
terluput dan nubuat Jesaja terpenuhi djuga. Baik Sanherib maupun Hizkia masih
meradja beberapa lamanja, tetapi tidak ada keterangan lagi mengenai hubungan
antara kedua negara itu. Kiranja Juda tetap taklukan Asyriah jang setiawan. Twr.
32,22-23 mendjadikan gambaran jang tjukup optimis berkenaan dengan pemerintahan
Hizkia selandjutnja.
Kitab Jesaja (pasal 1-39) boleh dibagi atas enam bagian. Pembagian sedemikian
berdasarkan naskah kitab sendiri, sekalipun pembagian lain, chusunja dalam pasal
28-39 mungkin djuga, sehingga para ahlipun tidak sependapat. Pembagian atas enam
bagian itu berdasarkan djudul2 jang diketemukan dalam kitab sendiri maupun pada
isi dan tjorak kesusasteraan bagian masing2.
Bagian pertama (1-5) pada umumnja memuat nubuat2 jang dibawakan Jesaja pada
permulaan kegiatannja sebelum perang antara Syriah-Israil dengan Juda. Ada
setengah ahli memandang pasal 1 sebagai bagian tersendiri (2,1). Nubuat2 jang
terkumpulkan dalam 2-5 menggambarkan keburukan Jerusjalem dan Juda serta
mengantjamkan hukuman kepadanja. Matjam2 dosa dan kedjahatan didaftarkan pasal
2-5. Tetapi nubuat tentang pertobatan dan keselamatan tak ketinggalan djuga
(2,1-5;4,1-5). Di-tengah2 nubuat tentang Juda itu muntjullah djuga bagian jang
mengenai keburukan Israil jang keruntuuhannja ditelah pula (2,6-22). Perlu
ditjatat, bahwa 2,1-8 terdapat djuga dalam kitab Micha (4,1-3).
Pasal 6-12 memuat pelbagai nubuat jang kebanjakan bersangkutan dengan perang
Syriah-Israil lawan Juda. Bagian ini dibuka dengan panggilan Jesaja (6,1-13)
jang merupakan suatu ringkasan seluruh karya nabi itu. Panggilan itu memanga
terdjadi pada permulaan kegiatannja dalam th. 740. Dalam bagian kedua ini
bertjampurlah nubuat2 jang mengantjamkan hubungan kepada Juda dan wangsa
keradjaannja (7,17-25;8,5-10) dan lain2 nubuat jang mendjandjikan keselamatan
dimasa depan dengan seorang radja jang mulkia (7,10-15;9,1-6;11,1-9). Ada djuga
beberapa nubuat jang kiranja dubawakan kemudian dan bersangkutan dengan
penjerbuan Sanherib dalam th. 701 (10,24-27.27-34) dan lain2 lagi mengenai
keradjaan Israil (9,7-10,4;10,20-22) dan Asyriah (10,5-19).
Menjusullah sekelompok nubuat mengenai pelbagai bangsa kafir (13-23) tentang
Babel (13,1-14;23), Asyriah (14,24-27;17,12-14;18,1-7), Felesjet (14,28-32;20,1-
6), Moab (15,1-16,14), Aram (17,1-3), Mesir (19,1-25;20,1-6), Edom (21,11-12;
bdk. 34,13-17), Tyrus dan Sidon (23,1-18) dan Arabia (21,13-17). Pasal 22
mendjandjikan sebuah nubuat tentang Jerusjalem dan melukiskan salah satu
penjerbuan dari pihak Asyriah (22,1-14) dan lagi dua nubuat tentang pegawai
istana jang bernama Sjebna (22,15-18.19-23). Tidak terang mengenai apakah nubuat
17,12-=14. Mungkin bagian ini menelah keruntuhan Babel. Mengenai Israillah 17,4-
11. Nubuat2 jang terkumpulkan dalam pasal 13-23 itu dibawakan pada waktu jang
ber-lain2an dan dihimpun ber-sam2 oleh karena mengenai pokok jang sama, jakno
hukuman bangsa2 kafir.
Bagian keempat (24-27) umumnja diberi berdjudul "Apokalips Jesaja". Menurut
tafsir jang lebih umum diterima pasal2 ini mengenai achir djaman, pengadilan
terachir atas musuh umat Jahwe dan keselamatan umat Allah. Di tengah2 nubuat
diketemukan doa sjukur (25,1-5), lagu kemenangan (26,1-6) dan mazmur jang
memohon achir djaman (26,7-19).
Menjusullah sekelompik nubuat berkenaan dengan Israil (28,1-6) dan terutama
mengenai Juda dan Jerusjalem (28,7-35,30). Kebanjakan nubuat itu bersangkutan
dengan penjerbuan Juda oleh radja Sanherib dalam tahun 701. Serangan itu
merupakan hukuman atas keburukan Jerusjalem dan Juda. Jesaja chususnja
mengantjam persekutuan politik lawan Asyriah (30,1-7;31,1-3), sebagaimana jang
diandjurkan para penasehat radja (28,14-15.17b-22;39,15-24). Pasal 34-35 ada
tjirinja sendiri. Pasal 34 menggambarkan pengadilan terachir taas Edom, padahal
pasal 35 melukiskan keselamatan penghabisan umat Allaj. Pasal jang terachir ini
amat serupa dengan Deutero-jesaja. Ada ahli2 jang berpendapat kedua pasal ini
(34-35) harus dibuat mendjadi bagian tersendiri.
Kitab Jesaja ditutup dengan suatu tambahan (36-39), jang dengan perbedaan
ketjil2 sadja terdapat pula dalam kitab Radja2 (II Rdj. 18,13-20,19). Hanja
38,9-20 merupakan bagian chusus dari kitab Jesaja. Pasal2 jang berupa prosa
dengan diselipkan dua potongan puesi (37,22-25;38,10-20) itu mengisahkan
penjerbuan Sanherib dalam th. 701 dan penjembuhan radja Hizjkia oleh nabi Jesaja
dan lagi utusan dari radja Merodak-baladan. Bagian ini kiranja diambil alih dari
kitab Radja@ olelh penjusun kitab Jesaja dengan menambahkan suatu mazmur (38,10-
20), jang diketemukan dalam sumber lain dan ditaruh dalam mulut Hizkia. Baiklah
pembatja melihat tjatatan jang diberikan dalam kitab Radja2.
Ringkasan kitab Jesaja jang disadjikan diatas, kiranja sudah memberukan kesan,
bahwa susunan kitab itu agak tidak keruan. Djika lalu teks dibatja kesan tsb.
tidaklah hilang melainkan mendalam sadja. Sesungguhnja orang hampir tidak dapat
menemukan suatu garus logis dan djalan pikir lantjar dalam kitab Jesaja. Matjam2
teks dan nubuat terhimpun didalamnja dengan tidak ada banjak gandungan. Orangpun
tidak melihat menurut asas manakah teks itu disusun. Tapi sudah barang tentu
susunan itu tidak mengikuti urut2an dalam waktu. Disana sini rupanja ada prinsip
penjusunan tertentu, tapi prinsip itu tidak dikenakan setjara konsekwen.
Nah, kekatjauan tersebut dapat mendjadi sedikit djelas, djika orang mengingat,
bahwa kitab Jesajapun lama-kelamaan terbentuk. Tentu sadja tidak demikian
djadinja, bahwa pada suatu hari nabi sendiri duduk untuk mengubah kitabnja. Ber-
kala2 ia membawakan nubuatnja setjara lisan dan tidak terang apakah ia kadang2
djuga mentjatat nubuatnja. Teks2 seperti 8,1.16;30,8 kiranja tidak mentjukupi
untuk membuktikan, bahwa nabi sendiri menuliskan nubuatnja. Namun demikian boleh
diterima, bahwa Jesaja sendiri menuliskan 6,1-13 dan beberapa nubuat lain
djuga. Sudah dikatakan di atas, bahwa Jesaja mempunjai beberapa murid (8,16) dan
kiranja murid2 itulah jang dahulu menghafalkan nubuat2 gurunja dan kemudian
memegang oeranan besar dalam pembentukan kumpuln nubuat2 itu setjara tertulis.
Lagi pula "murid2 Jesaja" itu bukan hanja murid2 pribadi dan langsung, melainkan
djuga orang2 jang kemudian melangsungkan semangat dan karya tokoh jang besar
itu.
Kitab Jesaja lalu tidak sekaligus disusun dengan bagan jang terpelihara dalam
ingatan para m uridnja itu, melainkan lebih dahulu terbentuk kumpulan2 ketjil
dan tersendiri. Tidak selalu gampang untuk membataskan kumpulan2 ketjil itu,
tetapi dalam kitab itu sendiri masih diketemukan bekas2 dari kumpulan2
tersendiri itu. Umpamanja 2,1 merupakan suatu djudul, jang sekarang kurang pada
tempatnja mengingat djudul dalam 1,1. Nah, keanehan itu mendjadi tjukup djelas,
djika diterima, bahwa mula2 2,1 membuka suatu kumpulan nubuat2 tersendiri. Pasal
6 jang memuat kisah panggilan nabi kiranja pernah merupakan kata pendahuluan
untuk sedjumlah nubuat jang sudah terkumpul. Dengan demikian dapat diterangkan
tempat aneh kisah ini dalam kitab Jesaja seperti sekarang ada. Mungkin sekali
pula, bahwa pasal 13-23 aselinja suatu himpunan nubuat2 tentang bangsa2 kafir.
Hampir semua nubuat ini kan mulai dengan perkataan jang sama, jakni: Amanat
(13,1;15,1;17,1;19,1;21,1.13,22,1;23,1). Demikianpun pasal 28-33 kiranja berasal
dari suatu kumpulan nubuat2 jang aselinja berkenaan dengan penjerbuan Juda oleh
radja Sanherib dalam th.701. Sudah dikatakan, bahwa pasal 36-39 merupakan suatu
tambahan jang diambil dari kitab Radja2.
Nah dengan kumpulan2 ketjil itu kitab Jesaja achirnja digubah sebagai suatu
keseluruhan dan bahan lain2 lagi dipergunakan. Baiklah orang ingat, bahwa
nubuat2 dari para nabi biasanja terpelihara dalam tradisi jang hidup dan tradisi
itu tidak menganggap nubuat2 itu sebagai kitab jang bermeterai tudjuh. Kadang2
pemakluman nabi disesuaikan dengan keadaan baru atau diterapkan pada hal2 jang
serupa, ditambahkan pula bahan dan nubuat2 jang dianggap tjotjok dan serasi.
Para penjusun mengambil kumpulan2 ketjil jang sudah tersedia dan menjelipkan
kedalamnja atau diantaranja nubuat2 dan bagian lain2. Djadi dari penjusun
berasallah bukan hanja tjatatan2 ketjil (seperti 1,1;2,1;13,1) dan berita (7,1-
3;14,28;20,1-6;36-39), tetapi djuga bagian2 lain jang sukar dikenali dengan
pasti.
Dengan perkataan lain tidak seluruh isi kitab Jesaja sebagaimana sekarang kita
batja (pasal 1-39) berasal dari nabi sendiri. Memang kami tidak menjangkal,
bahwa bagian terbesar berasal dari nabi itu, sebagaimana telah dipungkiri
beberapa ahli jang terlalu kritis. Namun demikian ada djuga bagian tjukup besar
dan agak banjak djumlahnja jang ditjiptakan "murid2" Jesaja dan nabi2 lain.
Umpamanja 4,4-5;11,10-16;14,1-2.22;21,1-10;30,19-26;32,15-20;34,1-17;35,1-10
sesungguhnja lebih tjotjok dengan masa pembuangan dan dengan Js. 40-66 daripada
dengan djaman Jesaja sebelum pembuangan. Seluruh Apokalips (24-27) boleh djadi
berasal dari djaman sesudah pembuangan dan 19,1-25 pun merupakan suatu tambahan
seperti djuga halnja dengan 33,17-24. Tentu sadja orang boleh berpendapat lain
tentang bagian ini atau itu, tetapi semua menerima, bahwa ada bagian2 tjukup
banjak dan besar jang tidak aseli. Namun demikian bagian terbesar kitabnja
sungguh karya Jesaja dan keseluruhan didjiwai semangatnja.
Oleh siapa dan kapan kitab Jesaja digubah, baik bagian2nja maupun keseluruhan
tidakklah diketahui dengan tepat. Para penjusun harus ditjari diantara para
murid Jesaja, jaitu orang jang mengganggap diri sebagai ahliwaris semangat dan
karya tokoh jang besar itu. Sudah barang tentu kitab Jesaja (1-66)baru selesai
disusun didjaman sesudah pembuangan. Dan jang sama kiranja boleh dikatakan
tentang bagian pertama (1-39). Tetapi oleh karena tidak ada sindiran sedikitpun
kepada pembangunan Bait Allah sesudah pembuangan (th. 520), maka seluruh kitab
selesai digubah selesai th. 520, djadi antara 538 (kembali dari pembuangan) dan
520. Tentang kumpulan2 ketjil jang mendahului keseluruhan tidak dapat dipastikan
waktu penjusunannja.
Adapun gagasan2 keigamaan nabi Jesaja se-akan2 "in nutshell" termuat dalam kisah
panggilannja. Disitu tegas dikatakan, bahwa Allah adalah kudus (6,3) dan manusia
fana dan tidaklah sutji dihadapan Tuhannja (6,4). Namun demikian Allah jang
mahakudus berhubung erat dengan manusia untuk menguduskannja (6,6) dan lagi
dengan umatNja jang terpilih, kepada siapa Ia mengutus nabiNja guna memaklumkan
hukuman atas doa dan penjelamatan sisa jang bertobat; sisa jang sutji itu lalu
akan mendjadi akar umat jang baru (6,8-13). Dengan demikian dirumuskanlah
anggapan Jesaja tentang Allah, tentang nasabah Tuhan dengan umatNja, baik
sekarang maupun dimasa jang akan datang. Gagasan2 itulah jang mendjiwai dan
meresapi seluruh kitabnja.
Allah adalah kudus. Itulah jang langsung dialami nabi dikala di Bait Allah ia
dipanggil serta diutus olehNja (6,1-3). Kesan dari Allah jang bersemajam diatas
tachta surgawi tak pernah lenjap dari hati dan kesadaran Jesaja. Ia mentjiptakan
rumus jang chas, sebutan baru, jakni: "Sang Kudus", "Sang Kudus Israil"
(1,4;5,19.24;10,17.20). Suara2 machluk surgawi jang berseru "Kudus, kudus,
kuduslah Jahwe Ballatentara" (6,3) tetap mendengung ditelinganja. Allah adalah
kudus oleh karena Ia melampaui segenap machluk serta terpisah dari tjiptaanNja.
Ia tidak kena oleh kekurangan jang melekat pada machluk. Ia bebas dari segala
tjatat-tjela disagala bidang. Maka dari itu Iapun terluput dari kekurangan jang
merupakan kechasan manusia, jaitu dosa. karena itu Allah Jesaja bersifat etis,
kesempurnaan susila dan ukuran tatasusila. Allah jang mahakudus djuga radja jang
mahakuasa atas alam semesta. KemuliaanNja memenuhi seluruh dunia (6,3). Than
jang mahakuasa itu membimbing sedjarah Israil (25,1). Dan bukan hanja Israil
dipimpin Jahwe, tetapi Iapun berkuasa atas bangsa2 lain. Deretan nubuat2 tentang
kaum kafir membuktikan kejakinan Jesaja berkenaan dengan Jahwe Israil jang
menentukan bangsa2 itu dalam rentjanaNja sebagai alat sadja (10,5-
6.15;13,171;5,26;7,18). Tuhan jang kuasa dan kudus itupun adil dan tak dapat
ditentangi machluk jang fana (5,16;10,14;14,24;19,1;23,6;30,18). Tetapi keadilan
Allah disertai belaskasihanNja, terutama terhadap jang rendah hati dan hina-dina
(29,19). Hanja jang angkuh hati dihukum dan direndahkan Jahwe dengan tidak kenal
ampun ((2,11-17).
Dihadapan hadirat Allah manusia tampaknja ketjil dan berdosa (6,4), bahkan
machlu2 surgawipun menutup muka dihadapanNja (6,2). Namun demikian Allah peduli
akan manusia dan memimpin dia didjalan jang lurus (26,7). Betapa dekatnja Allah
pada manusia akan kebahagiaanNja dilukiskan mazmur 26,7-19. Maka dari itu
manusia bersjukur kepada Tuhan (12,1-6) dan patuh kepada kehendakNja
(1,19;30,9;33,6) dan tidak hanja dengan beribadah (29,113-14;1,10-20), melainkan
terutama dengan melaksanakan keadilan dan belaskasihan dalam masjarakat
(1,15.17.21.23;5,8.17.23;3,15;10,1;29,21). Dosa menurut nabi Jesaja adalah
keangkuhan hati dari pihal\k manusia dna ber-tubi2 ia mengetjam ketjongkakan
manusia dan bangsa2 (2,9.11.17;9,8-9.13-15;14,13-14;16,6;23,9;25,2;26,5;28,1).
Nabi Jesaja merupakan nabi iman dan kepertjajaan, penuh harapan jang tak
tergontjangkan. Djika manusia tidak pertjaja, tentu sadja ia tidak dapat
bertahan (7,9). Iman dan kepertjajaan itu berarti pasrah dan penjerahan kepada
penjelenggaraan Allah, setjara mutlak dan membabi-buta (8,17;12,2;26,3-4;30,15).
Sebab dari Jahwe sadjalah orang dapat mengharapkan keselamatan
(8,17;25,9;26,8;30,18;32,2). Dialah penopang dan penolong satu2nja (10,20;31,5),
pada hal manusia tidak dapat memberi jaminan sedikitpun (2,22;28,15-17b.18;30,2-
3;31,1). Tatkala radja Ahaz dan Hizkia dalam keadaan darurat mentjari bantuan
dari manusia sadja, mereka ditegur nabi Jesaja jang mengadjak untuk pertjaja
pada Jahe\we (7,4-9.10-16;8;4;33,7-15;37,5-7.22-35). Jahwe merupakan sebuah
wadas Israil jang tak tergontjangkan (26,4;23,29). Barang siapa tidak pertjaja
"menghina Jahwe" (1,4), melupakan Tuhan (17,10) dan menjamahkan Allah (7,13).
Kepertjajaan Jesaja itu berdasarkan bukan hanja pada kekuasaan Allah, tetapi
terutama pada kejakinannja, bahwa Israil adalah umat Jahwe jang terpilih.
Pilihan itu tidak hanja mengenai Juda sadja, tetapi keradjaan utara, Israil
djuga (2,5;10,20-22;28,5-6). Pemeliharaan Jahwe bagi umatNja dengan indah
digambarkan perumpamaan kebun anggur, milik Jahwe jang chas (5,1-7; bdk. 27,2-
5). Namun demikian pilihan itu tidak mentjegah Allah menghukum Israil dan Juda,
pabil mereka berdosa dan tidak setia. Kitab Jesaja penuh dengan antjaman2.
Tetapi achirnja belaskasihan Allah toh akan menjelamaatkan bukan seluruh umat,
melainkan sisanja jang bertobat. Gagasan "sisa" itu memegang peranan penting
dalam nubuat2 Jesaja (1,9;4,2-3;3;6,13;7,3;10,20-22;28,56;37,4.31-32). Sisa itu
kemudian mendjadi djembatan kemasa depan jang gemilang serta bahagia
(6,13;37,31). Harapan Jesaja itu didjelmakan dalam nama anaknja "Sjear-jasjub"
(sisa akan berbalik).
Atjap kali Jesaja melukiskan masa jang akan datang itu dengan warna jang hebat
(2,2-5;4,2-3.4-5;11,10.16;30,19-26;32,15-20;33,17-24). Nubuat2 itu mendjandjikan
pula kaum kafir akan mengambil bagian dalam keselamatan kelak setelah bertobat
kepada Allah Israil, Jahwe (2,2-5;18,7;19,16-24;23,15-18). Dengan demikian
Jesaja melampaui batas nasionalisme Israil dan membuka djalan untuk
universalisme Perdjandjian Baru.
Dalam hubungan itu Jesajapun ber-ulang2 berbitjara tentang seorang tokoh
keradjaan, turunan Dawud, jang memainkan peranan mahapenting dimasa depan itu
(7,14-16;8,6-8;9,1-6;11,1-9.10;33,1-5). Radja itu digambarkan sebagai radja
kedfamaian, sehingga perang malah tidak sampai disebut berkenaan dengan radja
adjaib itu. Njata pulalah radja itu ada tjiri keigamaan padanja dan ia sama
sekali tjojok dengan radja jang di-tjita2kan. Sungguhpun tafsir masing2 teks
tidaklah mudah dan ada perbedaan pendapat jang besar diantara para ahli, namun
terang sekali, bahwa Jesaja mengikat keselamatan dan kebahagiaan kelak pada
turunan Dawud. Dengan demikian Jesaja melandjutkan nubuat natan (II Sjem. 7,16),
bahkan harapan jang terkandung dalam berkah Jakub bagi anaknja Juda (kedj.
49,10). Lagi pula Jesaja tidak sendirian dibidang itu, tetapi dalam harapannja
itu ia didampingi nabi sedjamannja, Micha (4,8;5,2). Djadi nabi Jesaja termauk
aliran masehi di Israil, jang tidak ditjiptakannja, melainkan hanja amat
dikuatkannja. Al-Masih sebagai dilihat Jesaja adalah radja keduniaan jang mulia,
membawa serta kedamaian jang terdjamin olehnja, keadilan dan kemakmuran didunia
jang baru. Deutero-jesaja dengan "Hamba Jahwe"-nja akan memperlihatkan segi lain
dari Al-Masih, tanpa melenjapkan tjiri jang dipandang Jesaja, jang tetap
merupakan nabi harapan masehi jang unggul. Dalam Perdjandjian Baru kedua segi
tsb. jang dalam Perdjandjian Lama masih terpisah itu akan melebur mendjadi satu
dalam diri Jesus (Mt. 1,23;4,13-16; Rm. 15,12; Whj. 19,11.15;22,16; II Tes.
2,8). Tetapi nubuat Deutero-jesaja tidak kurang disukai. Sudah barang tentu
pabila orang membandingkan gambaran jang disadjikan Jesaja dengan kenjataan
Perdjandjian Baru, nistjaja perbedaan agak menondjol. Adapun sebabnja ialah
Jesus mempersatukan didalam diriNja dua-tiga aliran masehi dari Perdjadjian Lama
dengan memenuhinja setjara pari-purna seraja malampauinja serta melaksanakannja
dibidang lebih luhur daripada jang diharapkan para nabi.
Dalam kata pendahuluannja untuk nubuat2 Jesaja dikatakan sudah, bahwa latar
belakang kesedjarahan Deutero-jesaja adalah masa pembuangan Juda di Babel.
Pendapat bahwasannja nabi itu bekerdja di Palestina setelah kaum Jahudi sudah
pulang, kiranja tidak mungkin dipertahankan. Garis besar sedjarah politik dimasa
itu, chususnja terbitnja bintang radja Parsi, Cyrus, sudah diringkaskan dalam
pendahuluan kitab Esra-Nehemia. Disitupun diketemukan tjatatan2 serba singkat
tentang keadaan kaum buangan di Babel, jang djuga diutarakan oleh kata
pendahuluan kitab Jehezkiel. Hendaknja dibatja kembali apa jang dipaparkan
disitu. Adapun nabi "Deuter-jesaja" kiranja baru tampil tengah bintang Cyrus
naik dengan pesatnja dan radja itu sudah siap untuk menjergap keradjaan Babel,
jang diperintahkan oleh radja Nabonid(es). Nabi kan sudah menjebut nama Cyrus
(Yes 44:28; 45:11), bukanlah sebagai tokoh dimasa jang akan datang,
melainkan sebagai orang jang njata ada. Mungkin sekali Yes 41:6
menjindir perlawatan Cyrus terhadap radja Lidia, Kroeses (547-546) dan ekspedisi
ity berachir dengan perebutan kota Sardes dalam th. 546. Dahulu Cyrus sudah
dinubuatkan dan nubuat2 itu kini sudah terlaksana (Yes 41:2-6,21-29; 48:14-16).
Cyrus dianggap sebagai pembebas jang diutus Allah (Yes 44:28; 45:1-4,13; 46:11),
bahkan padanja diterapkan tjiri al-Masih !!(= jang diurapi: Yes 45:11),
jang sebagai alat ditangan Jahwe melaksanakan rentjanaNja mengenai Israil. Dari
lain pihak Babel masih berdiri tegak, sebab keruntuhannja ditelah nabi sendiri
untuk waktu jang singkat (Yes 43:14; 47:1-15). Cyrus sesungguhnja
merebut Babel dalam th. 539. Maka dari itu nabi Deutero- jesaja bekerdja antara
th. 546 (perebutan Sardes) dan 539 (perebutan Babel). Dengan demikian nabi ini
merupakan penjambung antara Jeheskiel jang tampil pada awal pembuangan, dan
Hagai, nabi pertama sesudah pembuangan. Djadi pada achir masa pembuangan
Deutero-jesaja hidup dan bekerdja, waktu keradjaan Babel terantjam oleh radja
Parsi. Karenanja dapat dimengerti pula, bahwa keadaan kaum buangan jang dahulu
lam-kkelamaan bertambah baik, untuk sementara waktu memburuk lagi, sebagaimana
disarankan kitab Deutero-jesasa (Yes 41:14; 42:22-25; 47:6; 49:26; 52:5).
Sudah barang tentu tampilnja Cyrus menimbulkan harapan hangat pada semua bangsa
jang ditindas Babel, sehingga kerusuhan kiranja terdjadi didalam negeri. Keadaan
genting itu pada gilirannja mengakibatkan reaksi dari pihak polisi Babel jang
memakai kekerasan untuk mengendalikan semangat bangsa2 buangan. Tindakan jang
keras lalu melahirkan semangat ketakutan dan putus harap pada setengah orang
dari kaum buangan Juda (bdk. Yes 40:27; 49:24-25; 50:1-2; 51:21-23).
Tetapi keadaan itupun menginspirasikan lagu2 jang hangat dan penuh bersemangat
seperti Maz 137.
Tentang riwajat hidup Deutero-jesaja tidak banjaklah jang diketahui, meskipun
kitabnja menjatakan dia tokoh jang luar biasa besarnja. Beberapa ahli
berpandapat, bahwa Yes 47:7; 42:19 menjebut namanja, jakni Mesjulam
(utusan pewarta), tetapi dasar dugaan itu terlalu sempit untuk dapat diterima.
Kitabnja tjukup membuktikan, bahwa nabi itu seorang jang bersemangat dan giat
bekerdja diantara kaum buangan hendak memupuk semangat jang ber-api2 dan
keberanian untuk selekas mungkin pulang ketanah airnja, dengan perkataan lain:
ia mengobarkan semangat kebangsaan dan nasional. Tetapi perlu orang ingat, bahwa
nasionalisme itu berakar dalam kejakinan agamiah, iman akan Allah, serta
djandji2Nja. Dengan demikian Deutero-jesaja seorang nabi sedjati, jang dengan
tjara tertentu melandjutkan karya Jeheskiel, jang djuga menubuatkan pemulihan
nasional pada permulaan nasional pada pemulaan pembuangan, bahkan langsung mau
menjiapkan pemulihan otu. Anehnja Deutero-jesaja rupa2nja tidak mengenal
pendahulunja itu.
Tjaranja kabar Deutero-jesaja diterima oleh kaum buangan kurang djelas djuga.
Dalam hal itu suatu soal lain memgang perannanja. Djika orang menerima, bahwa
bagian2 kitab jang lazim disebut "Lagu2 Hamba Jahwe" (dibawah ini akan kami
bahas) mengenai nabi sendiri, maka ternjatalah ia mendapat perlawanan hebat dari
pihak kaum sebangsa, bahkan achirnja mati terbunuh entah oleh polisi Babel entah
oleh orang2 Jahudi. Ada djuga petundjuk2 lain jang menjatakan tidak semua orang
senang hati dengan kabar nabi itu (Yes 45:9-10; 42:18; 40:27; 46:12-13; 50:2).
Dengan menjingkirkan untuk sementara waktu masalah keaselian Lagu Hamba Jahwe,
umumnja diterima, bahwa nubuat2 jang terkumpul dalam pasal 40-55(Yes 40:1-55:13)
ini berasal dari satu tokoh kenabian, jakni Deutero-jesaja. Tentu sadja ada
ahli2 jang me-motong2 pasal2 tsb. mendjadi pelabgai bagian jang masing2 ada
pengarangnja tersendiri. Tetapi pendapat itu tidak tjotjok dengan kesatuan
bahasa, gaja bahasa dan gagasan2 jang mendjiwai semua pasal tsb. Karenanja
kesatuan pengarangpun harus diterima. Hanja bagian2 ketjil sadjalah, seperti
Yes 40:19-20; 41:6-7 dan Yes 44:9-22 kiranja harus
diketjualikan dan meruoakan tambahan dari tangan orang lain. Mungkin pulalah
bahwa nubuat2 Deutero-jesaja kemudian disadur sedikit, tapi sudah barang tentu
penjadur itu tidak merobah banjak dalam teks aselinja. Sangat mungkin, bahwa
nabi sendiri menuliskan nubuat2nja. Memang umumnja para nabi adalah
"pengchotbah" dan bukan "penulis". Tetapi Deutero-jesaja hidup dan bekerdja
dalam keadaan jang tjukup gentung, jang se-akan2 memaksa dia untuk bekerdja
dibawah tanah. Ia kan mau mengobarkab semangat kaum buangan dan memupuk rasa
kebangsaannja. Kesemuanja itu tentu sadja adalah pendirian anti-Babel, jang
kentara sekali dalam nubuat2 jang memudji Cyrus dan menelah kebinasaan Babel.
Tokoh jang sedemikian itu tentu sadja ditjurigai polisi negara dan tidak
dibiarkan bekerdja dengan leluasa didepan umum dan dulapangan terbuka. Nabi lalu
hanja dapat berbitjara dalam kalangan ketjil penganut2nja jang setiawan.
Kabarnja harus disampaikan kepada orang lain pula dan djalan jang masih terbuka
ialah setjara tertulis. Karenanja harus diterima kiranja, bahwa nubuat2
disebarkan duantara kaum buangan dengan tulisan, dengan pamlet2. Sekedar keadaan
mengidjinkan dan menurut kesempatan jang njata nabi menjiarkan pikirannja dengan
djalan tersebut.
Seandainja sungguh demikian halnja, nistjaja nubuat2 itu tidak diterbitkan
sekaligus, melainkan ber-angsur2 sadja. Baru kemudian semua bahan itu dihimpun
dan disusun dalam satu kumpulan besar, jakni kitab Deutero-jesaja. Sukar sekali
untuk memastikan apakah nabi sendiri sudah menjelenggarakan penghimpunan
nubuat2nja atau para muridnja selama nabi masih hidup atau sesudah wafatnja.
Kiranja mula2 himpunan itu tersendiri (pemulihan bangsa Israil jang njata belum
disindir) dan kemudian digandingkan dengan pasal 55-66(Yes 55:1-66:24)
dan pasal 1-39(Yes 1:1-39:8) dari kitab Jesaja.
Mustahillah membuat suatu pembagian dalam kitab Deuteri-jesaja. Pelbagai nubuat
dihimpun dan tak mungkin suatu asas penjusunan ditundjuk, jang memimpin si
penghimpun. Maka dari itu suatu urutan tertentu tidaklah nampak. Sesungguhnja
semua nubuat mengenai satu pokok sadja, jakni pembebasan dari pembuangan oleh
radja Cyrus (dan Hamba Jahwe), pulangnja Israil ketanahairnja dan djalan
kembali, jang dilukiskan sebagai pengungsian jang baru, dan pemulihan Jerusjalem
dimasa depan. Djika orang toh ingin membagikan kitab itu, maka ia boleh
membedakan dua bagian besar, jakni Yes 40:1-49:13 dan Yes 49:14-55:13.
Sebab sungguh ada perbedaan ketjil djuga. Bagian pertama tertudju kepada Israil-
Jakub dab vaguab jedya jeoada Sion-Jerusjalem. Ada ahli jang lalu mengambil
kesimpulan, bahwa bagian2 itu ada pengarangnja tersenduru djuga. Tetapi
kesimpulan itu djauh melewati buktinja. Pikiran jang termuat dalam bagian
pertama ialah sbb. Jaher, pentjipta jang mahakuasa dan satu2nja menubuatkan
kedjadian2 sebelum terdjadi dan djauh melampui dewata kafir jang malah tidak ada
sama sekali, telah memilih radja kafir Cyrus untuk membebaskan umatNja. Iapun
akan membinasakan Babel, si penindas, dan umat lalu akan mengungsi ke Palestina.
Pengungsian itu adjaib sekali, sehingga malah melebihi pengungsian dari Mesir
dahulu. Nubuat2 lama tentang Cyrus merupakan djaminan nubuat2 baru itupun akan
terlaksana pula. Bagian kedua memaparkan gagasan jang sama. tetapi radja Cyrus
tidak di-sebut2 lagi dan pemulihan Jerusjalem ditekankan.
Banjak soal madjemuk dan ber-belit ditimbulkan bagian2 jang disebut "Lagu2 Hamba
Jahwe". Bagian2 tsb. memperbintjangkan mengenai seorang tokoh gaib jang
mempersatukan didalam dirinja matjam2 sifat dan tjiri, jang tidak mudah
disesuaikan satu sama lain. Mulai sediakala (bdk. Kis 8:34) para ahli
Kitab sudah memeras otak untuk memetjahkan teka-teki jang mempesona itu, tetapi
hingga dewasa ini belum djuga sependapat dalam tafsir dan keterangannja. Ada
puluhan pendapat jang disini tidak dapat dipaparkan satu demi satu. Kami harus
puas dengan menundjukkan persoalannja dan mengichtisarkan anggapan jang mungkin
kena dan benar.
Soal jang pertama ialah: Bagian2 manakah termasuk kedalam lagu2 itu?
Umumnja diterima, bahwa Yes 42:1-4 memuat lagu2 jang pertama. Tetapi
ada ahli jang melandjutkannja sampai dengan ajat 7(Yes 42:7) atau
ajat 9(Yes 42:9). Pendapat terachir kiranja paling baik dan dianuti
dalam terdjemahan ini. Lagu pertama itu lalu terdiri atas dua bagian, jakni
Yes 42:1-4 dan Yes 42:5-9 ataupun kedua bagian itu
merupakan dua lagu tersendiri.
Lagu kedua merangkum se-tidak2nja Yes 49:1-6. Tetapi boleh djadi lagu
itu harus diteruskan sampai dengan ajat 7(Yes 49:7) atau Yes 9a,
bahkan sampai ajat 13. Djika ajat Yes 49:8b dipertahankan sebagai
ajat aseli, nistjaja lagu itu harus diteruskan sampai dengan Yes 9a.
Akan tetapi Yes 49:8b sesungguhnja suatu tambahan dan karenanja lebih
baiklah lagu itu ditutup dengan ajat 4(Yes 49:4). Maka dari itu kami
menuruti pendapat pertama, jakni lagu kedua itu merangkum Yes 49:1-4.
Adakah lagu ketiga meliputi Yes 50:4-9 atau Yes 50:4-10
atau Yes 50:4-11? Ketiga anggapan itu ada penganut-nja. Lebih baiklah
kiranja Yes 50:4-11 dianggap satu lagu jang terdiri atas dua bagian,
jakni Yes 50:4-9 dan Yes 50:10-11.
Tentang luasnja lagu keempat (Yes 52:13-53:12) tidak ada banjak
keraguan. Umumnja bagian tsb. diterima sebagai satu kesatuan sadja. Hanja salah
satu ahli sadja mentjoba membedakan dua lagu jang aselinja tersendiri tapi
sekarang tertjampur. Akan tetapi pendapat ini tidak mendapat banjak penganut,
oleh karena sukar dibuktikan atau dipertahankan.
Adakah bagian2 lain lagi dari kitab Deutero-jesaja termasuk kedalam kelompok
lagu2 Hamba Jahwe itu? Ada ahli jang menemukan satu lagu lagi (atau bagian lagu)
dalam Yes 51:15-16 Tetapi lebih baiklah Yes 51:15-16
dianggap sebagai tambahan sadja jang dipengaruhi lagu Hamba2 Jahwe, sehingga
tidaklah aseli. Dalam Yes 61:1-3 diketemukan suatu nubuat jang mirip
lagu2 Hamba Jahwe kedua (Yes 49:1-3). Maka dari itu beberapa orang
tjondong menganggap bagian itupun sebagai lagu Hamba Jahwe (jang kelima). Ada
djuga jang melandjutkjan lagu itu sampai ajat 5(Yes 49:5). Apakah
anggapan itu diterima atau ditolak, bergantung pula pada tafsir jang diberikan
kepada lagu2 lain. Njatanja nabi sendiri angkat bitjara dalam Yes 61:1-
3,5. Djika lagu lainpun mengenai nabi sendiri, sebagaimana jang dikatakan
sementara ahli nistjaj tidak ada keberatan bagian ini digolongkan kedalam lagu2
Hamba Jahwe. Namun demikian kebanjakan ahli menolak pendapat tsb., apa lagi oleh
karena terdapat dalam Trito-jesaja. Kami tidak bermaksud memutuskan perkara itu.
Oleh karena disini tidak ada tempat untuk menguraikan masalah tsb. setjara
terperintji, maka kami menerima hanja empat lagu sadja, jaitu:
Yes 41:1-9; 49:2-6; 50:4-11; 52:13-53:12.
Soal lain jang berkenaan dengan lagu2 Hamba Jahwe ialah: bagaimana gerangan
hubungan dengan kitab Deutero-jesaja? Tidak sedukut ahli ilmu tafsir membela
pendapat, bahwasannja lagu2 itu aselinja suatu kumpulan tersendiri. Baru
kemudian diselipkan kedalam kitab Deutero-jesaja dengan dipisahkan satu sama
lain. Pendapat itu bertumpu chususnja pada kenjataan; bahwa ditempatnja jang
sekarang lagu2 iotu tidak ada banjak gandungan dengan nubuat2 disekelilingnja.
Sekiranja lagu2 itu tidak ada, nistjaja tidak ada seorang djuapun jang menduga,
bahwa bagian2 tertentu sudah hilang dari kitab Deutero-jesaja. Tetapi tidak
semua orang jang mendukung pendirian tsb. sependapat mengenai asal-usul keempat
lagu itu. Ada jang berkata Deutero-jesaja sendirilah jang mentjiptakannja.
Orang2 lain beranggapan lagu2 itu berasal dari tokoh kenabian lain, jaitu
seorang murid Deutero-jesaja. Djika lagu2 itu mengenai nabi sendiri, nistjaja
se-tidak2nja lagu keempat, jang mengisahkan kematiannja adalah karangan orang
lain. Dan djika orang lalu mempertahankan kesatuan pengarang, maka tidak dapat
tidak semua lagu tidak b erasal dari Deutero-jesaja. Djika kesatuan pentjipta
dilepaskan, boleh djadi tiga lagu dikarang Deutero-jesaja sendiri dan jang
keempaat adalah karya seorang muridnja. Karena kesamaan bahasa, gaja bahasa dan
gagasan dalam keempat lagu itu, beberapa ahli lalu berkata pengarangnja satu
orang sadja. Dan orang itu bukan Deutero-jesaja, jang kematiannja ditjeritakan
lagu keempat. Orang jang berpendapat keempat lagu itu tidak mengenai nabi
sendiri mudah sadja menerima satu pengarang, entah Deutero-jesaja karena
kesamaan bagasa dan gagasan, entah orang lain jang dipengaruhi Deutero-jesaja.
Semua ahli menerima lagu2 itu sebagai kumpulan jang aselinja tersendiri, lalu
harus menerangkan mengapa lagu2 itu dipisahkan dan ditaruh ditempatnja jang
sekarang ini. Dan djawaban soal itu tidaklah gampang. Bahwasannja tidak ada
gandingan antara lagu2 itu dengan konteksnja sesungguhnja tidak membuktikan
apa2. Nubuat2 lainpun tidak ada gandingan sedemikian.
Maka dari itu pendapat lain ialah: lagu2 itu sekarang ada pada tempatnja jang
aseli. Ditaruh disitu oleh penghimpun nubuat2 Deutero-jesaja. Tidak pernah lagu2
itu merupakan kumpulan tersendiri melainkan sebagai nubuat tersendiri sadja
dikumpulkan bersama dengan nubuat2 lain. Umumnja lalu diterima, bahwa
pengarangjapun satu dan sama djua, jakni Deutero-jesaja. Orang jang
mempertahankan lagu jang keempat menjindir kematian nabi sendiri dan
mempertahankan kesatuan pengarang, terpaksa mengambil kesimpulan, bahwa lagu2
itu berasal dari seorang murid Deutero-jesaja.
Soal jang paling rumit mengenai tafsiran lagu2 itu. Ada perbedaan pendapat jang
amat besar sekali. Beberapa masalah harus diberi pemetjahannja.
Jang pertama ialah: Adakah Hamba Jahwe itu seorang tokoh perseorangan atau suatu
kolektivita? Kedua anggapan itu ada pembela2nja. Anggapan jang menjamakan Hamba
Jahwe dengan suatu kolektivita per-tama2 bertumpu pada ungkapan itu sendiri.
Istilah "Hamba Jahwe" oleh Deutero-jesaja dipakai untuk menundjukkan umat Israil
dalam pembuangan (Yes 41:8; 43:10?; Yes 44:1,21; Yes 42:19?;
Yes 48:20). Maka dari itu dalam lagu2 itupun dipakai demikian,
sebagaimana dibuktikan Yes 49:3. Tetapi pendapat itu terbentur pada
beberapa ajat jang njata membedakan Hamba Jahwe dan umat Israil dalam pembuangan
(Yes 42:6; 49:6-7; 52:14; 53:8). Untuk menjingkirkan kesulitan itu
beberapa ahli lalu mengira, bahwa Hamba Jahwe itu bukan Israil kesedjaharan,
melainkan Israil idiil, jang di-idam2kan sadja. Tetapi bagaimana Israil jang
tidak njata dapat berbuat sesuatu bagi Israil jang njata dan bagi kaum kafir,
sebagaimana jang dikatakan lagu2 itu (Yes 42:2; 49:5). Karenanja
muntjullah tafsir jang menduga Hamba Jahwe ialah sebagian dari Israil jang
njata, jakni para orang djudjur sadja. Tetapi tafsir itu hampir2 tidak dapat
bertumpu pada teks sendiri dan rupa2nja ditjiptakan hanja demi untuk kesulitan
jang harus dipetjahkan. Maka dari itu lebih banjak ahli berpendapat, bahwa Hamba
Jahwe seorang tokoh perseorangan. Ber-lain2anlah pendapat apakah tokoh itu
digambarkan sebagai seorang nabi atau sebagai seorang radja.
Tetapi siapakah tokoh itu? Adakah dia seorang njata hidup atau pernah hidup;
seorang dimasa depan atau hanja tokoh idiil belaka, lambang2 sadja? Disinipun
perbedaan pendapat besar sekali. Adakalanja hamba Jahwe disamakan dengan seorang
dari sedjarah dahulu, seperti Musa, Jeremia, Zorubbabel, Sjesbasar, radja
Joshijahu atau Hizkia. Lebih sering tokoh itu disamakan dengan nabi sendiri,
Deutero-jesaja, jang riwajat hidupnja dikisahkan oleh lagu2 itu. Sama banjaknja
jang menjatakan Hamba Jahwe itu al-Masih, jang langsung dimaksudkan oleh nabi
itu. Pendapat jang pernah agak laku jakni bahwasannja Hamba Jahwe adalah tokoh
mitis sadja, jang diambil dari dongeng2 Babel tentang seorang dewa jang mati
tapi hidup kembali, dewasa ini tidak banjak penganutnja lagi. Achirnja masih ada
tafsir jang agak baru dan menggabungkan satu sama lain tafsir individuil dan
tafsir kolektip. Menurut tafsiran itu Hamba Jahwe adalah seorang tokoh (Deutero-
jesaja atau al-Masih), jang se-akan2 pendjelmaan umat Israil (atau para nabi,
atau orang2 djudjur). Tokoh jang sedemikian itu oleh orang2 Inggris disebut
"corporate personality".
Lain sama sekali tafsir orang jang berkata, bahwa lagu2 itu tidak mengenai pokok
jang satu dan sama sadja. Menurut pendapat itu lagu pertama (Yes 42:1-7)
mengenai radja Cyrus, lagu kedua (Yes 49:1-6: Israil dalam ajat 3
dihapuskan) dan lagu ketiga (Yes 50:4-11) mengenai nabi, dan jang
keempat Yes 52:12-55:12) memperbintjangkan tokoh dimasa depan jaitu
al-Masih.
Diantar tafsiran sebanjak itu manakah kiranja jang paling benar dan lebih baik
diterima?
Sudah barang tentu Perdjandjian Baru menterapkan lagu2 itu pada Jesus Kristus
(Mat 8:17; 12:18-20; 16:21-23; Mar 8:31-33; Luk 2:31-32; 24:19-27;
2:37; Yoh 12:38; Rom 10:16; 15:21; Fili 2:7; banjak ajat lain menjindir
sadja). Tetapi perlu degera ditambahkan, bahwa Pauluspun mengenakannja pada
dirinja sendiri (Gal 1:15). Djadi adakah maksud Perdjandjian Baru,
bahwa nabi itu langsung berbitjara hanja tentang diri Kristus melulu? Atau
mungkinkah ia per-tama2 menundjukkan seorang tokoh dalam sedjarah jang njata dan
sedjamannja dan liwat dia al-Masih di masa depan? Kedua tafsiran tsb. memang
mungkin djuga. Namun demikian jang kedua kiranja paling tjotjok dengan teksnja.
Dengan membatja lagu2 itu orang berkesan, bahwa Hamba itu adalah tokoh jang njat
hidup dan menunaikan tugasnja pada Israil dalam sedjarah. Dari lain pihak tokoh
jang njat itu hampir tak mungkin memadai seluruh gambaran jang disadjikan nabi.
Karena itu nabi kiranja memaksudkan tokoh kesedjarahan itu (Deutero-jesaja?) dan
tokoh lain dimasa depan. Dan kedua2nja mempengaruhi gambarannja sedemikian rupa,
sehingga tidak sama sekali tjotjok entah dengan jang satu entah dengan jang
lain. Mungkin pulalah kedua tokoh itu bukan hanja orang tersendiri sadja,
melainkan djuga "wakil" suatu kolektivita, bukan umat Israil seluruhnja (Hamba
itu orang sutji jang penuh kepertjajaan: Yes 42:1-4; 50:4,6; 53:9;
42:4; 49:6; 53:4-6,11-12, sedangkan Israil lemah dan berdosa:
Yes 40:2,27; 41:10-13; 44:10; 42:19-20; 43:24-28, melainkan para nabi
dan orang2 djudjur lainnja. Keterangan jang sedemikian itu tentu sadja terluput
dari kesulitan. Umpamanja Yes 49:4 rupa2nja menjamakan Hamba itu
dengan Israil jang njata. Tetapi sebutan itu dapat diterangkan djuga sebagai
djulukan tokoh perseorangan. Dalam Yes 44:5 kan orang2 tertentu,
anggota umat Israil diberi nama "Israil" dan "Jacub", sehingga sebutan itu
njata dapat dipakai seorang individu. Achirnja mungkin djuga, bahwa lagu2 itu
dalam tradisi sedikit disadur dan disesuaikan dengan harapan jang baru, hal mana
sedikit dapat menerangkan kekaburan jang meliputi tokoh Hamba Jahwe. Namun
demikian saduran2 jang sedemikian itu kiranja tidak amat penting. Paulus boleh
menterapkan lagu2 itu pada dirinja sendiri, oleh karena iapun diutus Allah untuk
melandjutkan karya Hamba Jahwe.
Djadi kami menerioma tafsiran jang berkata, bahwa lagu2 Hamba Jahwe mengenai
tokoh tertentu dalam sedjarah, kiranja Deutero-jesaja, dan tokoh dimasas depan
jaitu al-Masih. Kedua tokoh itu mewakili suatu kolektivita, jakni para nabi dan
para djudjur. Tafsiran jang sedemikian kiranja lebih tjotjok dengan keseluruhan
gambaran Hamba Jahwe jang disadjikan oleh keempat lagu itu.
Adapun adjaran kitab Deutero-jesaja tjukup kaja dan penting. Sungguhpun ia tidak
membahas polil sebanjak jang diutarakan Jesaja, namun setjara lebih mendalam ia
menguraikan pokok2nja.
Tentang Allah jang mahakudus Deutero-jesaja meneruskan adjaran Jesaja
(Yes 41:14,16; 43:3-14,15; 46:11; 47:4; 48:17; 49:7; 55:5), tetapi ia
lebih menekan kekuasaan Allah pentjipta (Yes 40:12,21-22, 26,28; 42:5;
43:7; 45:9,11-12,18 dll.). Deutero-jesaja chususnja menitikberatkan keesaan
Allah dengan suatu polemik jang hebat lawan dewata kafir (Yes 41:21-24,26,29;
42:9; 43:9-13; 44:6-8; 45:21; 48:14,16) jang "hampa" sadja dihadapan Allah
kekal (Yes 43:10,12). Allah merupakan awal dan achir segala sesuatu
(Yes 41:4; 44:6; 48:12). Keunggulan Tuhan teristimewanja nampak dalam
pelaksanaan nubuat2 jang dahulu (Yes 42:22-25; 42:9; 43:9; 48:3-5),
hal mana tidak dapat dibanggakan dewata. Dengan demikian Allahpun njata Tuhan
dan Penjelenggara sedjarah umat manusia (Yes 40:28; 43:12; 45:7;
46:10), sebab sabdaNja mahakuasa (Yes 55:10-11).
Hubungan Allah dengan umatNja jang terpilih mendapat tekanan jang chas. Memang
seluruh Perdjandjian Lama berpendapat demikian, tetapi pilihan itu amat
ditondjolkan Deutero-jesaja (Yes 41:8; 43:20; 44:1-2; 45:4; 48:12; 51:2).
Umat itu ditjiptakan Jahwe dan Ia terus meradjainja (Yes 43:1,15;
44:6,24; 41:21). Deutero-jesaja pun tahu, bahwa Jahwe menghukum umatNja karena
dosanja (Yes 49:9-11; 44:28; 42:24-25), tetapi djika dibandingkan
dengan para pendahulunja, nabi ini se-kali2 tidak menekankan segi itu. Ia lebih
suka menampilkan Allah jang rela mengampuni dosa (Yes 40:2; 43:25;
44:22; 55:7) dan mendjadi penebus Israil (Yes 41:14; 43:11-15;
44:6,22; 45:18-19:21; 47:4; 49:26; 52:5-6). Djudul "Kitab Pelipur" (bdk.
Yes 51:12; 40:1) benar2 sesuai dengan isi nubuat2nja, jang menelah
pemulihan Jerusjalem dan umat (Yes 43:5-6; 44:26-28; 51:17- 23,2; 52:9-
10; 53:1-2,11-12). Jahwe sungguh mengasihi umatNja, seperti suami mentjintai
isterinja (Yes 54:4-10). Pulangnja Israil dari Babel dan keruntuhan
musuh dinubuatkan (Yes 43:14-15; 46:1-4; 47:1-15) Kembalinja
digambarkan sebagai pengungsian jang dibarengi dengan keadjaiban2 jang lebih
besar daripada mukdjizt dari pengungsian dahulukala (Yes 40:3-4; 41:17-
20; 43:2,16-21; 49:10; 52:12; 55:13).
Allahpun menguasai dan memerintah bangsa2 lain. Kuasa itu ternjata dalam hal
ini, bahwa Jahwe menggunakan radja kafir Cyrus untuk membebaskan umatNja
(Yes 41:2-25,27; 45:1; 48:14-15). Iapun mengadili dunia semesta
(Yes 51:4-8), tetapi kum kafir akan bertobat kepada Jahwe dan
mengambil bagian dalam keselamatan Israil (Yes 42:1-4,6; 45:14-16,20-
25; 49:6; 55:3-5). Dengan demikian Deutero-jesaja meneruskan nabi Jesaja
(Yes 2:2-4) dan nabi2 lainnja (Mik 4:1-3; Yer 12:15-16;
16:19-21; Zef 3:9-10). Dalam hal itu Israil memainkan peranan aktip sebagai
saksi guna kaum kafir dan memanggil mereka kepada Jahwe (Yes 55:4-5).
Menurut Yes 49:19 Israil adalah utusan kepada kaum kafir. Tetapi
terutama Hamba Jahwe mendjadi pengantara keselamatan bangsa2 kafir
(Yes 42:1-6; 49:6; 53:11-12).
Tetapi adjaran kitab Jesaja, bahkan adjaran seluruh Perdjandjian Lama memuntjak
dalam lagu2 Hamba Jahwe. Hamba itu kan chususnja dipanggil Jahwe sedjak haribaan
(Yes 49:1-5) dan dibentuk olehNja (Yes 42:6; 49:5) serta
dipenuhi roh ilahi(Yes 42:1). Hamba itu adalah murid Jahwe jang taat
(Yes 50:4-5). Karenanja ia mampu menunaikan tugas berat jang
diserahkan kepadanja, jakni memberi hati kepada jang tawar hatinja (Yes 50:4),
mengembalikan umat kepada Jahwe (Yes 49:5) dan ketanah airnja
(Yes 49:6), membebaskan kaum tawanan (Yes 42:7; 49:9) dan
memulihkan suku2 Israil serta wilajahnja (Yes 49:6,8). Tetapi tugas
lebih luas lagi dipikulkan kepadanja. Iapun membawakan hukum Allah kedunia
seluruhnja (Yes 42:1-3), mengadjar manusia jang diadili oleh
perkataannja (Yes 50:10-11). Dengan tenang dan sabar tugas itu
ditunaikannja (Yes 42:2-3), meskipun gagal sadja rupanja (#/ENDE
Yes 49:4). Ia malah dihina dan disiksa, tapi dengan tenang semua ditanggungnja
(Yes 50:5-6; 52:14; 53:2-3), oleh karenanja ia merasa diri kukuh-kuat
berkat perlindungan dari Allah (Yes 42:4; 49:5; 50:7-9). Setjara
kotor dan terhina ia achirnja sampai mati terbunuh (Yes 53:4,8-12).
Namun demikian djusteru dengan djalan itulah ia mendjadi pengantara antara Allah
dan manusia, sebab dengan sengsaranja dan kurban hidupnja ia menghapus dosa
manusia, baik Israil maupun kaum kafir (Yes 53:4-6,8,11-12). Ia
mendjadi pengantara perdjandjian baru (49,5-6) dan terang kaum kafir
(Yes 42:6; 49:6; 50:10). Demikianpun Hamba itu diluhurkan oleh Jahwe
setelah wafat (Yes 52:13) dan mendapat turunan besar, jang telah
ditebus olehnja (Yes 53:10,12). Adjaran tsb. tentang seorang sutji
jang mentjilih dosa serta menjelamatkan manusia dengan derita dan kematian
laksana kurban pemulih, sungguh adjaran jang benar2 baru sama sekali dalam
Perdjandjian Lama. Dan djustru adjaran itulah jang diambil alih oleh
Perdjandjian Baru, jang mengindahkan bagaimana adjaran itu se-penuh2nja
terlaksana dalam sedjarah jang njata oleh Hamba Jahwe, Tuhan kita Jesus Kristus,
jang mendjadi pengantara sekalian bangsa, terang dunia semesta, djalan kebenaran
dan kehidupan, dengan menebus sekalian orang dan begitu masuk kedalam
kemuliaanNja dengan mereka.
KUMPULAN NUBUAT-NUBUAT
PENDAHULUAN
Latar belakang historis pasal 56-66(Yes 56:1-66:24) kitab Jesaja
sesungguhnja kurang djelas. Pasal 1-39(Yes 1:1-39:8) mudah sadja
(pada umumnja) dapat ditempatkan dalam abad kedelapan seb. Mas; pasal 40-
55(Yes 40:1-55:13) sering menudjuk kepada masa pembuangan di Babel,
tetapi keterangan2 jang sedemikian itu tidak terdapat dalam bagian terachir
kitab Jesaja. Hanja Yes 64:9-10 dengan tjukup djelas menjindir
pembuangan. Maka dari itu seluruh mazmur itu (Yes 63:7-64:12) boleh
ditanggalkan dimasa itu djua. Adapun nama Babel dalam pasal2 itu tidak sampai
disebutkan atau disindir. Tetapi ada beberapa ajat menundjuk kenegeri Palestina
sebagai tempat tinggal orang kepada siapa nubuat2 itu tertudju. Ajat Yes 57:5,7
berbitjara tentang lembah2", "tjelah2 padas" dan "gunung2", jang didaratan Babel
memang tidak ada. Ajat Yes 56:8 berkata tentang orang2 Jahudi jang
akan dihimpunkan kepadak mereka jang sudah terkumpul, djadi pada umat jang telah
kembali dari Babel dan berkediaman di Palestina. Demikianpun "jang djauh" dan
"jang dekat" (Yes 57:19) kiranja menjindir orang2 diperantauan (bukan
Babel sadja)(jang djauh)dan umat di Palestina (jang dekat). Orang2 Jahudi jang
akan membangun atas puing2 jang lama (Yes 58:12; 61:4) mungkin sudah
ada di Palestina. Merekapun sudah mempersebahkan kurban (Yes 66:3),
tetapi Bait Allah masih berupa tumpukan reruntuhan dan belum dibangun kembali
(Yes 66:1-2; 64:10; 60:7,13,17), meskipun Yes 66:6 dan
Yes 56:1-8 rupanja menjatakan Bait Allah berdiri tegak. Semangat jang
mendjiwai Yes 56:1-8 (kaum kafir menganut agama Jahudi) serasi dengan
suasana sesudah pembuangan dan demikian pula anggapan tentang puasa dan hari
Sabat jang terkandung dalam Yes 58:1-12 dan Yes 58:14-14.
Dan boleh ditjatat kutipan2 dari Deutero-jesaja (Yes 60:4 =
Yes 49:18; 60:9 = Yes 55:5; 60:13 = Yes 41:19;
6:11 = Yes 40:10), hal mana menundjukkandjuga kepada djaman
kemudian dari mana Deutero-jesaja. Dari lain pihak kemerosotan jang dilukiskan
Yes 56:9-57:5 dan kekafiran dalam Yes 57:6-13 amat sesuai
dengan djaman para radja sebelum pembuangan.
Maka dari itu tidak dapat tidak orang mendapat kesan, bahwa pasal 56-66
(Yes 56:1-66:24) menghimpun pelbagai nubuat, jang berasal dari djaman
sesudah pembuangan, sebagian dari masa pembuangan dan sebagian lagi dari djaman
sebelumja. Tetapi sudah barang tentu semua ditjiptakan sebeum Bait Allah
dibangun kembali (th. 520-515)(Yes 66:6; 56:1-8 dapat diterangkan
begitu rupa, sehingga tidak menjatakan Bait Allah sudah ada). Tentu sadja sukar
untuk membalaskan masing2 bagian dan menaggalkannja dengan persis, tetapi ada
tjukup keterangan untuk berkata, bahwa tidak semua nubuat itu berasal dari masa
jang sama sadja.
Karenanja serta merta boleh disimpulkan, bahwa pengarang atau pembawa semua
nubuat itu bukan hanja satu orang sadja, djadi bukan pula hanja Deutero-jesaja
melulu, apalagi Jesaja. Namun demikian karena kemiripan Yes 60:1-22
serta Yes 62:1-12 dengan pasal 40-55(Yes 40:1-55:13),
nistjaja mungkin sekali bagian ini berasal dari Deutero-jesaja atau boleh djadi
salah seorang muridnja. Demikian pula halnja dengan Yes 61:1-11, jang
segera mengingatkan lagu Hamba Jahwe jang ketiga (Yes 50:4-10). Boleh
djadi, bahwa Yes 59:15-20,21 dan Yes 6:1-6 harus
digandingkan dengan Yes 24-27 dan berasal dari orang jang sama (bukan
Jesaja atau Deutero-jesaja). Tetapi djumlah terbesar nubuat dan lagu2 jang
terkumpulkan disini tidak dapat diketahui asal-usulnja. Namun demikian boleh
disimpulkan, bahwa semua dibawakan sebelum Bait Allah dibangun kembali, djadi
sebelum th. 520. Boleh diterima pula, bahwa himpunan ini mula2 suatu karja
tersendiri, jang kemudian digabungkan dengan Deutero-jesaja dan kitab Jesaja,
kiranja oleh karena nubuat2 itupun berasal dari serta terpelihara dalam kalangan
jang sama, jakni "murid2" kedua tokoh jang besar itu, dan didjiwai semangat jang
sama.
Sukar sekali dalam pasal2 itu diketemukan suatu urutan jang logis. Karenanja
tidak perlu diusahakan suatu pembagian. Namun demikian orang kiranja dapat
menundjukkan beberapa kesatuan jang adakalanja dalam susunan jang sekarang
terpetjah. Demikian Yes 59:15-20,21 aselinja njata bergandingan
dengan Yes 63:1-6 sebagai satu lagu apokaliptis. Kemudian kesatua itu
dipetjahkan oleh Yes 60:1-62:12. Jang sama terdjadi dalam pasal 60-62
(Yes 60:1-62:12), tempat lagu tentang kemuliaan Jerusjalem dimasa
depan (Yes 60:1-22; 62:1-12) terpotong oleh lagu tentang panggilan
nabi (Yes 61:1-11). Susunan kesatuan jang aseli kiranja sbb:
Yes 61:1-11; 60:1-22; 62:1-12 Ternjata pulalah, bahwa Yes 63:7-64:11
adalah satu mazmur. Demikianpun Yes 65:1-66:24 umumnja dianggap
keseluruhan tersendiri, meskipun kesatuannja didalam kurang kuat
(bdk. Yes 66:1-2,3-4,17)
Adapun wedjangan2 pasal 55-66(Yes 55:1-66:24) adalah mirip adjaran
Deutero-jesaja. Djika kitab Deutero-jesaja boleh didjuluki "Kitab Pelipur" bagi
kaum buangan, maka pasal 56-66(Yes 56:1-66:24) boleh diberi berdjudul
"Kitab Pelipur" bagi kaum jang bersedih hati di jerusjalem.
Kekudusan Allah jang ditekan Deutero-jesaja diketemukan kembali
(Yes 60:14; 63:11-64:9-10). Demikian pula keluhuran dan kebesaran
Allah ditjondongkan (Yes 57:15; 63:19(Yes 64:1);
Yes 66:1). Allah adalah kuasa dan keras sekaligus (Yes 64:3-4),
dan apabila Ia menghukum tidak ada seorangpun dapat menentangNja (Yes 63:1-6; 66:15)
Tuhan tjinta akankebaikan danbentji kepada kedjahatan (Yes 61:8). Ia
mengadili manusia sekedar perbuatan2nja (Yes 59:18) danmenghukum
dengan alat murkaNja (Yes 63:1-6; 65:12; 66:24). Akan tetapi bukan
sifat2 itulah jang ditekankan, melainkan kebaikan Jahwe, terutama terhadap
umatNja (Yes 63:7-9). Ia tidak pernah akan membinasakan seluruh umat
(Yes 65:8-9), melainkan siap untuk menjelamatkan (Yes
63:1,4). Jahwe adalah bapa Israil (Yes 63:16; 64:7). Tentu sadja
kebaikan Allah itu tidak menghalangi Dia untuk menghukum umat jang berdosa
(Yes 59:9-10; 63:10; 65:6-7,11-12), tetapi hanja orang jang berdosa
melulu (bdk. Yes 65:13-14). Sebab pada umat sungguh ada orang jang
insaf akan dosa2 (Yes 59:12-13; 64:4- 6) dan bersesal hati karenanja.
Umat jang berdosa adalah buta dan terutama para pemimpinlahjang
bertanggungdjawab (Yes 56:10-12). Dosalah jang memisahkan umat dari
Allah (Yes 52:2). Sebab Tuhan sendiri adalah berbelaskasih, terutama
kepada kaum miskin, hina-dina jang dengan rendah hati menjesal
(Yes 57:15-18; 58:6-7; 59:4,14; 61:1-2; 66:2). Dan orang2 lain
diadjak untuk menolong saudara jang bersusah (Yes 58:7,10).
Pelbagai nubuat mengenai masa depan jang gemilang bagi Jersjalem dan penduduknja
(Yes 60:1-22; 62:1-12; 65:17-25; 66:9-16). Allah akan mengikat
perdjandjian baru dengan mereka (Yes 60:21) didunia jang baru
(Yes 65:17-18; 66:24).Adaoun kaum kafir sungguhpun akan diadili
(Yes 63:1-6; 64:1), namun mengagumi umat Jahwe jang diberkati olehNja
(Yes 61:9) dan menghubungi mereka dengan menghantarkannja kembali ke
Palestina dan mengabdi kepada mereka disitu (Yes 60:3,5-14);
merekapun akan mempersembahkan kurban kepada Jahwe Israil, bahkan boleh mendjadi
imamNja (Yes 66:17-21), asal sadja mereka bertobat dan mengakui Dia
(Yes 56:3,6-7). Maka dari itu bangsa2 kafirpun dapat mengambil bagian
dalam keselamatan dan mendjadi anggota umat Allah. Dengan demikianlah bagian
terachir kitab Jesaja itu terbuka bagi serta menundjuk kepada Perdjandjian baru,
jang diharapkan nabi itu dan diikat oleh Tuhan Kita Jesus Kristus.