Teks -- 1 Samuel 31:11 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> 1Sam 31:1-13; 1Sam 31:11
Kisah ini meneruskan bab 28
Jerusalem: 1Sam 31:11 - penduduk Yabesy-Gilead Mereka pernah diselamatkan oleh Saul, bab 11, dan kini mereka mau mengubur Saul secara terhormat.
Mereka pernah diselamatkan oleh Saul, bab 11, dan kini mereka mau mengubur Saul secara terhormat.
Endetn -> 1Sam 31:11
Ditinggalkan "itu".
Ref. Silang FULL -> 1Sam 31:11
Ref. Silang FULL: 1Sam 31:11 - Yabesh-Gilead · Yabesh-Gilead: Hak 21:8; Hak 21:8; 1Sam 11:1; 1Sam 11:1
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Sam 31:8-13
Matthew Henry: 1Sam 31:8-13 - Pembuangan Mayat Saul Pembuangan Mayat Saul (31:8-13)
Alkitab tidak menyebutkan sesuatu mengenai jiwa Saul dan jiwa ketiga anak laki-lakinya, apa yang terjadi dengan mer...
Pembuangan Mayat Saul (31:8-13)
- Alkitab tidak menyebutkan sesuatu mengenai jiwa Saul dan jiwa ketiga anak laki-lakinya, apa yang terjadi dengan mereka setelah mereka mati, hal-hal yang tersembunyi bukanlah bagi kita, tetapi hanya mengenai mayat-mayat mereka.
- I. Bagaimana mayat-mayat itu diperlakukan dengan keji sebagai permainan oleh orang-orang Filistin. Keesokan harinya setelah peperangan itu, ketika mereka sudah pulih dari kelelahan mereka, mereka datang merampasi orang-orang yang mati terbunuh, dan di antaranya didapati mereka Saul dan ketiga anaknya (ay. 8). Pembawa senjata Saul mungkin bermaksud untuk menghormati tuannya dengan ikut bunuh diri, dan untuk menunjukkan betapa dengan berbuat demikian ia sungguh mencintainya. Akan tetapi, seandainya ia menggunakan akal sehatnya lebih daripada perasaannya, ia akan rela kehilangan pujian yang bodoh itu, bukan hanya dalam keadilan terhadap nyawanya sendiri, melainkan juga dalam kebaikan terhadap tuannya. Sebab dengan beroleh kesempatan untuk selamat, ia bisa saja melakukan segala pelayanan yang dapat dilakukan kepada tuannya setelah tuannya itu mati. Karena pada malam harinya, ia bisa saja membawa pergi mayat Saul dan anak-anaknya, dan menguburkan mereka dengan layak. Namun betapa keliru dan bodoh pikiran orang-orang angkuh ini, walaupun mereka ingin dianggap bijak dalam memberi dan menerima penghormatan. Bahkan, sepertinya Saul bisa saja menyelamatkan dirinya sendiri dari tikaman yang mematikan itu lalu meloloskan diri. Sebab para pengejar, yang dalam ketakutan terhadap mereka Saul membunuh dirinya sendiri, tidak mendatangi tempat di mana ia berada sampai keesokan harinya. Akan tetapi, orang-orang yang akan dihancurkan Allah dibuat-Nya bertindak bodoh dan lenyap habis oleh karena kedahsyatan-Nya (lih. Ayb. 18:5, dst.). Para pengejar itu pun mendapati mayat Saul, yang sekarang terbujur di atas rerumputan penuh darah, dan dengan begitu dapat dibedakan dari mayat-mayat lain berdasarkan panjangnya, sama seperti, ketika berdiri tegak, tubuh Saul dapat dibedakan berdasarkan tingginya, ketika ia dengan congkak memandangi kerumunan orang di sekitarnya. Dengan menemukan mayat itu, mereka hendak bersorak-sorai atas mahkota Israel, dan secara keji memuaskan dendam yang biadab dan tidak berperikemanusiaan dengan melecehkan mayat yang telantar itu, yang ketika masih hidup membuat mereka gentar.
- 1. Mereka memancung kepala Saul. Seandainya mereka dalam hal ini bermaksud untuk membalaskan pemancungan kepala Goliat, lebih baik mereka memancung kepala Daud, yang telah melakukan tindakan itu ketika ia berada di negeri mereka. Tetapi mereka melakukan hal itu, secara umum, dengan maksud untuk mencela orang Israel, yang betul-betul meyakini bahwa kepala orang yang dimahkotai dan diurapi akan menyelamatkan mereka dari orang Filistin. Dan juga untuk mencela Saul secara khusus, yang lebih tinggi satu kepala daripada orang lain (yang mungkin dulu biasa dibanggakannya), namun sekarang lebih pendek satu kepala.
- 2. Mereka merampas senjata-senjata Saul (ay. 9), dan membawanya untuk dijadikan piala kemenangan mereka, di kuil Asytoret dewi mereka (ay. 10). Kita diberi tahu dalam 10 (meskipun di sini dihilangkan), bahwa mereka memakukan batu kepalanya di rumah Dagon. Demikianlah mereka menganggap kehormatan atas kemenangan mereka bersumber pada kuasa khayalan dari dewa-dewi palsu mereka, dan bukan pada keadilan yang nyata dari Allah yang benar, seperti yang seharusnya mereka yakini. Dan penghormatan yang diberikan kepada para allah jadi-jadian ini mempermalukan orang-orang yang tidak memberikan pujian atas pencapaian-pencapaian mereka kepada Allah yang hidup. Asytoret, berhala yang dengannya orang Israel sudah berkali-kali berzinah, sekarang menang atas mereka.
- 3. Mereka menyuruh orang berkeliling ke seluruh negeri mereka, dan memerintahkan supaya kemenangan yang telah mereka peroleh itu diumumkan di kuil-kuil dewa-dewi mereka (ay. 9), agar seluruh rakyat bersukacita dan bersyukur kepada dewadewi mereka. Hal ini sangat disesalkan Daud (2Sam. 1:20). Janganlah kabarkan itu di Gat.
- 4. Mereka memakukan mayat Saul dan mayat anak-anaknya, seperti yang dapat dilihat pada ayat 12, di tembok kota Bet-Sean, sebuah kota yang tidak jauh dari pegunungan Gilboa dan sangat dekat dengan sungai Yordan. Sampai ke situlah mayat-mayat mereka diseret, dan di situlah mayat-mayat itu digantung dengan rantai, supaya dimakan oleh burung-burung pemangsa. Saul membunuh dirinya sendiri supaya ia tidak diperlakukan sebagai permainan oleh orang Filistin. Namun tidak pernah ada mayat seorang raja dipermainkan seperti mayatnya, dan mungkin lebih dipermainkan lagi jika mereka tahu bahwa Saul membunuh dirinya sendiri karena alasan itu. Orang yang berpikir dapat menyelamatkan kehormatannya dengan berbuat dosa pasti akan kehilangan kehormatannya itu. Lihatlah betapa kekurangajaran orang Filistin demikian memuncak tepat sebelum Daud diangkat, sosok yang akan menaklukkan mereka dengan sepenuhnya. Karena sekarang mereka telah membunuh Saul dan anak-anaknya, mereka menganggap bahwa tanah orang Israel menjadi milik mereka untuk selama-lamanya, tetapi mereka akan segera mendapati diri mereka tertipu. Ketika Allah telah menyelesaikan seluruh pekerjaan-Nya melalui mereka, Ia akan menyelesaikan pekerjaan itu atas diri mereka (lih. Yes. 10:6-7).
- II. Bagaimana mayat-mayat itu diselamatkan dengan berani oleh penduduk Yabesh-Gilead. Sungai Yordan berada tidak jauh di antara Bet-Sean dan Yabesh-Gilead, dan dari Yabesh-Gilead sungai Yordan dapat diseberangi melalui tempat-tempat penyeberangannya. Oleh sebab itu, segenap orang gagah perkasa dari kota itu, yang menyeberang sungai semalam-malaman, dengan sangat berani mengambil mayat-mayat itu, dan menguburkannya dengan layak (ay. 11, 13). Hal ini mereka lakukan,
- 1. Atas kepedulian bersama terhadap kehormatan Israel, atau tanah Israel, yang tidak boleh dicemari dengan mayat-mayat yang dipertontonkan, terutama mayat raja Israel, yang dinajiskan seperti itu oleh orang-orang yang tidak bersunat.
- 2. Atas perasaan hutang budi tertentu kepada Saul, karena ia sudah begitu gigih dan bersemangat menyelamatkan mereka dari orang Amon pada saat pertama kali ia naik takhta (ps. 11). Sungguh sebuah bukti dari jiwa yang pemurah dan sebuah dorongan untuk bermurah hati apabila ingatan akan kebaikan disimpan seperti itu, dan dengan demikian kebaikan itu pun dibalas dengan limpahnya. Orang-orang Yabesh-Gilead akan dapat melayani Saul dengan lebih baik lagi seandainya mereka mengirimkan segenap orang gagah perkasa kepadanya lebih awal, untuk menguatkannya dalam menghadapi orang-orang Filistin. Namun hari bagi Saul untuk gugur telah tiba, dan sekarang hanya pelayanan ini sajalah yang dapat mereka lakukan kepadanya, untuk menghormati kenangan akan dirinya. Kita tidak mendapati ada hari berkabung bagi seluruh bangsa untuk memperingati kematian Saul, seperti untuk memperingati kematian Samuel (25:1). Hanya orang-orang Gilead dari Yabesh itulah yang memberikan penghormatan kepadanya pada saat kematiannya. Sebab,
- (1) Mereka mempersiapkan bakaran untuk mayat-mayat itu, untuk membuatnya harum. Demikianlah yang dipahami sebagian penafsir mengenai pembakaran mayat-mayat itu. Mereka membakar rempah-rempah atas mayat-mayat itu (ay. 12). Hal itu lazim dilakukan untuk menghormati teman-teman mereka yang telah mati, atau setidaknya raja-raja mereka, seperti yang dapat dilihat dalam pemakaman Asa (2Taw. 16:14), bahwa mereka menyalakan api yang sangat besar untuk menghormatinya. Atau (seperti menurut sebagian yang lain) mereka membakar mayat-mayat itu, karena telah mulai membusuk.
- (2) Mereka menguburkan mayat-mayat itu, setelah mengharumkannya dengan membuat bakaran atasnya. Atau, jika mereka membakar mayat-mayat itu, mereka menguburkan tulang-tulang dan abunya, di bawah sebuah pohon, yang menjadi nisan dan tugu peringatan. Dan,
- (3) Berpuasalah mereka tujuh hari lamanya, artinya, setiap hari selama tujuh hari mereka berpuasa sampai petang. Demikianlah mereka meratapi kematian Saul, dan keadaan bangsa Israel sekarang yang sedang kebingungan. Dan mungkin selain berpuasa mereka juga berdoa untuk membangun kembali negeri mereka yang hancur-lebur. Meskipun bila orang fasik binasa, gemuruhlah sorak-sorai. Artinya, diharapkan bahwa keadaan yang lebih baik akan terjadi sesudahnya, yang akan mendatangkan sukacita, namun perikemanusiaan mengharuskan kita menunjukkan penghormatan yang pantas kepada jasad orang-orang mati, terutama kepada jasad para raja.
- Kitab ini dimulai dengan kelahiran Samuel, namun sekarang diakhiri dengan penguburan Saul. Dengan membandingkan keduanya secara bersama-sama, hal ini dapat mengajar kita untuk lebih mengutamakan kehormatan yang datang dari Allah daripada kehormatan apa saja yang katanya dapat diberikan oleh dunia ini.
SH: 1Sam 31:1-13 - Sisi gelap dalam kehidupan. (Kamis, 12 Februari 1998) Sisi gelap dalam kehidupan.
Jika kita membaca awal perjalanan Saul (1Sam. 9:1-11:15), tidak terbayang bahwa akan seperti yang digambarkan dalam perik...
Sisi gelap dalam kehidupan.
Jika kita membaca awal perjalanan Saul (">
Ketakutan tanpa iman. Ketakutan membuat Saul nekat mencari jalan pintas. Ia tidak mau menyerah kepada musuhnya, dan pembawa senjatanya juga tidak mau membunuhnya, akhirnya Saul sendiri yang bertindak. Putus hubungan dengan Tuhan, membuat Raja terdampar dalam kegelapan yang ngeri (bdk. ">
Ada ubi ada talas, ada budi ada balas. Tidak dapat disangkal, bahwa penduduk Yabesy-Gilead masih mengenang jasa Saul (bdk. ">
Renungkan: Iman kepada Tuhan akan membuat kita memiliki bukan saja awal tetapi juga akhir yang baik.
SH: 1Sam 31:1-13 - Mengakhiri hidup (Sabtu 19 Juli 2008) Mengakhiri hidup
Kitab 1 Samuel ditutup dengan kisah tragis kekalahan pasukan Israel,
kematian putra-putra Saul dalam peperangan, dan bagaimana ...
Mengakhiri hidup
Kitab 1 Samuel ditutup dengan kisah tragis kekalahan pasukan Israel, kematian putra-putra Saul dalam peperangan, dan bagaimana Saul mengakhiri hidupnya. Saul bunuh diri (ayat 4) karena ia tidak mau ditangkap hidup-hidup oleh musuhnya. Ia tidak mau dipermalukan oleh mereka.
Upaya Saul mempertahankan wibawanya sebagai seorang raja setelah ia mati, tidak berhasil. Memang ia berhasil menghindar dari menjadi bulan-bulanan para musuhnya. Waktu itu, kebiasaan raja-raja yang menang adalah mengarak tawanannya sebagai bukti keberhasilan dalam perang. Apalagi bila yang berhasil ditawan adalah seorang raja, tentu saja raja itu akan diperlakukan secara hina dan memalukan. Namun kita melihat bahwa setelah Saul mati pun, orang-orang Filistin tetap saja mempermalukan dia. Kepalanya dipancung dan diarak ke mana-mana untuk menjadi bahan tertawaan dan hinaan penduduk musuh, sedangkan mayatnya digantung di tembok kota. Dengan demikian, walau Saul sudah tidak dapat merasakan perbuatan sadis orang Filistin, tetap saja perlakuan tersebut merendahkan statusnya sebagai raja.
Syukur kepada Tuhan, ada rakyat yang masih setia dan hormat kepada Saul. Penduduk kota Yabesy-Gilead tak pernah lupa bahwa Saul pernah menolong mereka dari sikap kejam bangsa Amon, musuh mereka (1Sam. 11). Merekalah yang dengan gagah berani menerobos masuk ke kota Filistin dan merebut kembali mayat pahlawan-pahlawan Israel. Saul dan putra-putranya mendapatkan penghormatan yang semestinya.
Bukan bagaimana cara mati yang menentukan hina -- mulia seseorang, melainkan bagaimana orang lain melihatnya. Sikap penduduk Yabesy-Gilead, dan nanti Daud di 2 Samuel 1 menunjukkan rasa kasih dan hormat kepada sosok yang dulu pernah cemerlang. Buat kita, biarlah bukan bagaimana sikap orang terhadap kita yang utama, melainkan bagaimana Tuhan menyapa kita.
SH: 1Sam 31:1-13 - Kematian sebagai realitas (Jumat, 6 Juni 2014) Kematian sebagai realitas
Kematian Saul memang bagian dari penghukuman Allah atas ketidaktaatan Saul sebagai raja urapan Allah. Bersama dengan kemati...
Kematian sebagai realitas
Kematian Saul memang bagian dari penghukuman Allah atas ketidaktaatan Saul sebagai raja urapan Allah. Bersama dengan kematian Saul dan ketiga putranya, Israel pun kalah di tangan Filistin. Satu babak dalam sejarah kerajaan Israel selesai. Babak baru, akan segera dimulai, yaitu Daud sebagai raja Israel. Namun demikian, kisah ini seolah berdiri sendiri tanpa bayang-bayang Daud mengintai. Artinya, kematian Saul layak untuk direnungkan bukan sekadar dari kegagalan Saul yang terus menerus disoroti di 1 Samuel ini.
Sepertinya Saul memiliki kesempatan memilih bagaimana ia akan mati. Ia menolak mati di tangan musuh yang akan sangat mempermalukan dirinya maupun bangsanya, karena dia masih raja mereka. Oleh karena itu, ia meminta pembawa senjatanya untuk membunuhnya. Penolakan bawahannya tersebut membuat Saul akhirnya memilih membunuh dirinya sendiri, tetap dengan pertimbangan daripada jatuh ke tangan musuh dan dipermalukan. Benarkah kematian Saul dengan cara seperti ini terhormat? Kita melihat bahwa pada akhirnya mayat Saul dipermalukan oleh orang Filistin. Akan tetapi, kisah ini ditutup dengan tindakan kepahlawanan penduduk Yabesh-Gilead, yang menyelamatkan mayat Saul dari dipermalukan lebih lanjut oleh pasukan Filistin. Tindakan penduduk kota tersebut menunjukkan penghormatan mereka kepada sang raja yang diurapi Allah, yang walaupun dalam banyak aspek kehidupannya gagal secara menyedihkan. Daud juga tetap menghormati Saul sebagai raja Israel sehingga menangisi kematiannya (lih. 2 Sam. 1).
Kematian memang realitas yang tidak bisa dihindari. Demikian juga, kita tidak bisa memilih cara kematian kita. Akan tetapi, cara kematian tidak terlalu penting. Yang jauh lebih penting ialah bagaimana kita mengisi hidup kita, sebelum maut menjemput kita dan bagaimana kematian kita di mata Tuhan. Ada hamba Tuhan yang mati saat melayani firman di mimbar. Indah sekali! Namun, banyak misionaris yang kematiannya mengerikan. Di mata Tuhan keduanya adalah hamba yang setia yang akan menerima mahkota kehidupan!
SH: 1Sam 31:1-13 - Buta Kekuasaan (Kamis, 5 September 2019) Buta Kekuasaan
Kekuasaan adalah salah satu momok yang membuat seseorang dapat melakukan hal yang tidak diperkenan Allah. Persis, hal inilah yang terj...
Buta Kekuasaan
Kekuasaan adalah salah satu momok yang membuat seseorang dapat melakukan hal yang tidak diperkenan Allah. Persis, hal inilah yang terjadi pada Saul. Roh Allah sudah undur darinya dan membuatnya menjadi musuh Allah (1Sam. 28:16). Ia bahkan mencoba membunuh Daud, Raja Israel yang diurapi Allah (1Sam. 19:1). Dan ia masih terus berperang melawan bangsa Filistin sampai akhir hidupnya. Seolah-olah, ia masih merasa sebagai orang nomor satu di Israel.
Saul telah dibutakan kekuasaan. Ia tidak lagi peduli bahwa Roh Allah sudah pergi darinya. Ia beserta tiga orang anaknya (Yonatan, Abinadab, dan Malkisua) bersikeras untuk tetap maju berperang mengepung orang Filistin (2). Saul lupa bahwa kekuasaan di Israel adalah milik Allah. Akibatnya, ia tidak berdaya melawan bangsa Filistin.
Itulah yang terjadi dalam 1 Samuel 31. Pasukan Israel banyak yang akhirnya mati terbunuh (1). Saul dan anak-anaknya dikejar (2). Pertempuran semakin berat dan Saul pun terluka (3). Akhirnya Saul terdesak. Perasaan frustrasi mendorongnya untuk meminta pembawa pedangnya agar menikamkan pedang kepadanya. Namun, si pembawa pedang enggan melakukannya. Saul pun memilih mengakhiri hidupnya dengan menjatuhkan diri ke atas pedangnya (4). Saul, anak-anaknya, dan seluruh pasukannya mati terbunuh. Orang-orang Filistin pun berpesta atas kematian Saul dan memenggal kepalanya. Sebuah akhir yang tragis bagi seorang Raja Israel yang dibutakan oleh kekuasaan.
Kekuasaan adalah salah satu cobaan yang tidak mudah bagi manusia. Sepanjang sejarah umat manusia, kekuasaan membuat banyak orang menjadi buta. Mereka rela membunuh satu dengan yang lainnya demi kekuasaan. Kita sampai lupa bahwa sumber kekuasaan datang dari Allah.
Marilah kita bertekad agar jangan sampai dibutakan oleh kekuasaan. Kekuasaan yang Allah berikan hendaklah menjadi kesempatan bagi kita untuk melayani sesama dengan baik.
Doa: Tuhan, bimbing kami untuk menjaga tekad agar tidak dibutakan oleh kekuasaan. [HB]
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab) Penulis : Tidak Diketahui
Tema : Kerajaan Teokratis
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Di PL Ibrani, 1 dan ...
Penulis : Tidak Diketahui
Tema : Kerajaan Teokratis
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Di PL Ibrani, 1 dan 2 Samuel merupakan satu kitab. Keduanya diberi nama menurut nabi Samuel, tokoh yang sangat dihormati sebagai seorang pemimpin rohani Israel yang tangguh dan yang dipakai Allah untuk mengatur kerajaan teokratis. 1 Samuel meliputi hampir seratus tahun sejarah Israel -- dari kelahiran Samuel hingga wafatnya Saul (sekitar 1105-1010 SM) -- dan merupakan mata rantai sejarah yang utama di antara masa para hakim dengan raja Israel yang pertama. 2 Samuel terutama membahas raja Daud sedangkan 1 Samuel meliput tiga peralihan utama dalam kepemimpinan nasional: dari Eli ke Samuel, dari Samuel ke Saul, dan dari Saul ke Daud.
Masalah kepenulisan mencakup 1 dan 2 Samuel sebagai satu karya tunggal. Karena sebagian 1 Samuel dan seluruh 2 Samuel ditulis setelah kematiannya, Samuel hanya menjadi salah satu penulis penyumbang (bd. 1Sam 10:25). Karya terakhir ditulis oleh seorang sejarahwan dan nabi yang terilham yang memakai beberapa sumber, termasuk catatan-catatan Samuel (bd. 2Sam 1:18; 1Taw 27:24; 1Taw 29:29); identitas sejarahwan terilham ini tidak kita kenal. Kemungkinan besar kitab ini diselesaikan tidak lama sesudah tahun 930 SM, karena 1 Samuel tampaknya menunjuk kepada pecahnya kerajaan (1Sam 27:6) dan 2 Samuel berakhir dengan hari-hari terakhir Daud.
Tujuan
1 Samuel menguraikan titik peralihan yang kritis dalam sejarah Israel dari kepemimpinan para hakim kepada pemerintahan seorang raja. Kitab ini menyatakan ketegangan di antara pengharapan bangsa itu akan seorang raja (seorang pemimpin yang lalim, "seperti pada segala bangsa-bangsa lain," 1Sam 8:5) dan pola teokratis Allah, dengan Allah sebagai Raja mereka. Kitab ini menunjukkan dengan jelas bahwa ketidaktaatan Saul dan pelanggarannya terhadap tuntutan-tuntutan teokratis jabatannya membuat Allah menolak dan menggantikannya sebagai raja.
Survai
Isi 1 Samuel berfokus pada tiga pemimpin penting nasional: Samuel, Saul, dan Daud.
- (1) Samuel adalah hakim terakhir dan yang pertama memegang jabatan nabi (sekalipun dia bukan nabi yang pertama, bd. Ul 34:10; Hak 4:4). Sebagai seorang yang amat saleh dan berkarunia nubuat, Samuel
- (a) dengan bijaksana memimpin Israel kepada kebangunan ibadah yang sejati (pasal 7; 1Sam 7:1-17),
- (b) meletakkan landasan yang memberikan para nabi kedudukan yang layak di Israel (1Sam 19:20; bd. Kis 3:24; Kis 13:20; Ibr 11:32), dan
- (c) dengan jelas mendirikan kerajaan itu sebagai suatu kerajaan teokratis (1Sam 15:1,12,28; 1Sam 16:1). Pentingnya Samuel sebagai pemimpin rohani umat Allah selama masa perubahan besar dalam sejarah Israel digolongkan sebagai nomor dua setelah pentingnya Musa pada masa keluaran.
- (2) Saul menjadi raja pertama Israel karena bangsa itu menuntut seorang raja "seperti pada segala bangsa-bangsa lain" (1Sam 8:5,20). Saul dengan cepat menunjukkan bahwa secara rohani ia tidak cocok untuk memangku jabatan teokratis itu; karena itu dia kemudian ditolak oleh Allah (pasal 13, 15; 1Sam 13:1-22; 1Sam 15:1-35).
- (3) Daud, pilihan berikutnya untuk mewakili Allah sebagai raja, diurapi oleh Samuel (pasal 16; 1Sam 16:1-23). Daud menolak untuk merebut takhta Saul dengan kekerasan atau pemberontakan melainkan menyerahkan kenaikan pangkatnya kepada Allah. Sebagian besar pasal 19-30 (1Sam 19:1--30:31) menguraikan baik pelarian Daud dari Saul yang iri secara membabi buta maupun kesabaran Daud dalam menantikan Allah untuk bertindak pada waktu yang ditentukan-Nya. Kitab ini diakhiri dengan kematian Saul yang menyedihkan (pasal 31; 1Sam 31:1-13).
Ciri-ciri Khas
Enam ciri utama menandai 1 Samuel.
- (1) Kitab ini dengan jelas menyajikan standar-standar kudus Allah bagi kerajaan Israel. Para raja Israel harus menjadi pemimpin yang tunduk kepada Allah selaku Raja sesungguhnya atas bangsa itu, menaati hukum-hukum-Nya dan membiarkan dirinya dibimbing dan ditegur oleh penyataan-Nya melalui para nabi.
- (2) Kitab ini mencatat dasar bagi permulaan pentingnya jabatan nabi di Israel sebagai sederajat secara rohani dengan jabatan imam. Kitab ini memuat beberapa rujukan pertama dalam PL kepada sekelompok nabi (1Sam 10:5; 1Sam 19:18-24).
- (3) Pertama Samuel menekankan pentingnya doa dan kuasanya (1Sam 1:10-28; 1Sam 2:1-10; 1Sam 7:5-10; 1Sam 8:5-6; 1Sam 9:15; 1Sam 12:19-23), Firman Allah (1Sam 1:23; 1Sam 9:27; 1Sam 15:1,10,23), dan Roh nubuat (1Sam 2:27-36; 1Sam 3:20; 1Sam 10:6,10; 1Sam 19:20-24; 1Sam 28:6).
- (4) Kitab ini berisi informasi biografis yang kaya dan wawasan mengenai tiga pemimpin penting Israel -- Samuel (pasal 1-7; 1Sam 1:1--7:17), Saul (pasal 8-31; 1Sam 8:1--31:13), dan Daud (pasal 16-31; 1Sam 16:1--31:13).
- (5) Kitab ini penuh dengan kisah-kisah Alkitab yang terkenal, misalnya Allah berbicara kepada Samuel muda (pasal 3; 1Sam 3:1-21), Daud dan Goliat (pasal 17; 1Sam 17:1-58), Daud dan Yonatan (pasal 18-20; 1Sam 18:1--20:43), iri hati dan ketakutan Saul akan Daud (pasal 18-30; 1Sam 18:1--30:31), dan Saul serta perempuan pemanggil arwah di En-Dor (pasal 28; 1Sam 28:1-25).
- (6) Kitab ini merupakan sumber dari istilah-istilah yang sering kali dipakai: "Ikabod" yang artinya "tanpa kemuliaan," karena "telah lenyap kemuliaan dari Israel" (1Sam 4:21); "Eben-Haezer" yang artinya "batu pertolongan," karena "Sampai di sini Tuhan menolong kita" (1Sam 7:12); dan "Hidup raja!" (1Sam 10:24). Kitab ini juga merupakan kitab PL pertama yang memakai istilah "Tuhan semesta alam" (mis. 1Sam 1:3).
Penggenapan dalam Perjanjian Baru
1 Samuel mencatat dua lambang kenabian tentang pelayanan Yesus sebagai nabi, imam, dan raja.
- (1) Sebagai nabi dan imam yang menjadi wakil utama Allah kepada Israel, Samuel melambangkan pelayanan Yesus yang sebagai nabi dan imam menjadi wakil terutama Allah kepada Israel.
- (2) Daud -- lahir di Betlehem, seorang gembala dan raja yang diurapi Allah dan yang mengabdi kepada maksud-maksud Allah bagi angkatannya (Kis 13:36) -- menjadi lambang utama PL dan pendahulu raja Mesias Israel. PB menyebut Yesus Kristus sebagai "Anak Daud" (mis. Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 21:9), "keturunan Daud" (Rom 1:3), dan "tunas, yaitu keturunan Daud" (Wahy 22:16).
Full Life: 1 Samuel (Garis Besar) Garis Besar
I. Samuel: Seorang Nabi yang Menjadi Pemimpin Israel
(1Sam 1:1-8:22)
A. Kelahiran Seorang Nabi yang Menja...
Garis Besar
- I. Samuel: Seorang Nabi yang Menjadi Pemimpin Israel
(1Sam 1:1-8:22) - A. Kelahiran Seorang Nabi yang Menjadi Pemimpin
(1Sam 1:1-2:11) - 1. Kesusahan dan Permohonan Hana
(1Sam 1:1-18) - 2. Putra Hana yang Menjadi Nabi
(1Sam 1:19-28) - 3. Nyanyian Hana yang Bersifat Nubuat
(1Sam 2:1-11) - B. Keburukan Kepemimpinan yang Lama
(1Sam 2:12-36) - C. Peralihan dari Eli ke Samuel
(1Sam 3:1-6:21) - 1. Panggilan Samuel Sebagai Nabi
(1Sam 3:1-21) - 2. Hukuman atas Keluarga dan Pelayanan Eli
(1Sam 4:1-22) - 3. Tabut Dirampas dan Dikembalikan
(1Sam 5:1-6:21) - D. Kebangunan Rohani di Bawah Pimpinan Samuel
(1Sam 7:1-17) - E. Israel Menuntut Seorang Raja
(1Sam 8:1-22) - 1. Israel Menolak Putra-Putra Samuel Sebagai Pemimpin
(1Sam 8:1-5) - 2. Israel Menolak Allah sebagai Raja
(1Sam 8:6-22) - II. Saul: Raja Pertama Israel
(1Sam 9:1-15:35) - A. Peralihan dari Samuel ke Saul
(1Sam 9:1-12:25) - 1. Pemilihan Saul
(1Sam 9:1-27) - 2. Samuel Mengurapi Saul
(1Sam 10:1-27) - 3. Kemenangan Saul atas Orang Amon
(1Sam 11:1-11) - 4. Samuel Membaharui Jabatan Raja di Gilgal
(1Sam 11:12-15) - 5. Amanat Perpisahan Samuel
(1Sam 12:1-25) - B. Pemerintahan-Saul yang Mula-Mula
(1Sam 13:1-15:35) - 1. Peperangan dan Kebodohan Saul
(1Sam 13:1-14:52) - 2. Ketidaktaatan dan Penolakan Saul
(1Sam 15:1-35) - III.Daud: Penantian Orang yang Diurapi
(1Sam 16:1-31:13) - A. Samuel Mengurapi Daud
(1Sam 16:1-13) - B. Allah Mengangkat Roh-Nya dari Saul
(1Sam 16:14-23) - C. Daud Bertempur Melawan Goliat
(1Sam 17:1-58) - D. Daud di Istana Saul
(1Sam 18:1-19:17) - 1. Daud dan Yonatan
(1Sam 18:1-4) - 2. Daud Melayani Saul
(1Sam 18:5-16) - 3. Daud Menikahi Mikhal
(1Sam 18:17-28) - 4. Saul Takut akan Daud dan Berusaha Membunuhnya
(1Sam 18:29-19:17) - E. Daud Dalam Pengasingan
(1Sam 19:18-31:13) - 1. Daud dengan Samuel
(1Sam 19:18-24) - 2. Daud Dilindungi Yonatan
(1Sam 20:1-42) - 3. Daud Dibantu Imam Ahimelekh
(1Sam 21:1-9) - 4. Daud di Gat
(1Sam 21:10-15) - 5. Sejumlah Orang Buangan Berpihak Kepada Daud
(1Sam 22:1-26:25) - 6. Daud Bersembunyi di Filistia
(1Sam 27:1-30:31) - 7. Kematian Saul
(1Sam 31:1-13)
Matthew Henry: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab)
Kitab ini beserta kitab yang mengikutinya membawa nama Samuel sebagai judul, bukan karena Samuel adalah penulisnya (walau begitu banyak isi kedua k...
- Kitab ini beserta kitab yang mengikutinya membawa nama Samuel sebagai judul, bukan karena Samuel adalah penulisnya (walau begitu banyak isi kedua kitab ini terjadi pada masa hidupnya, sampai pasal kedua puluh lima dari kitab pertama, di mana kita mendapati catatan mengenai kematiannya), tetapi karena kitab pertama berisi catatan lengkap tentang dirinya, kelahiran dan masa kecilnya, hidup dan kepemimpinannya. Kisah selebihnya dalam dua kitab yang diberi namanya itu mengandung sejarah pemerintahan Saul dan Daud, yang diurapi olehnya. Kemudian, oleh karena sejarah kedua raja tersebut mengisi sebagian besar dua kitab ini, Alkitab Vulgata Latin menamainya sebagai Kitab Satu dan Dua Raja-raja, dan dua kitab yang mengikutinya sebagai Tiga dan Empat Raja-raja, yang di dalam judul dalam Alkitab berbahasa Inggris diberi keterangan sebagai berikut: disebut juga Kitab Satu Raja-raja, dst. Alkitab Septuaginta menyebut kitab ini sebagai Kitab Satu dan Dua Kerajaan. Meski sia-sia saja memperdebatkan perbedaan nama ini, tidak ada alasan untuk menyimpang dari prinsip kebenaran yang tertulis dalam bahasa Ibrani. Kedua kitab ini, selain mengandung riwayat dua hakim yang terakhir, Eli dan Samuel, yang bukanlah para prajurit perang seperti hakim-hakim lain, tetapi adalah para imam dan kisah mereka yang sungguh bernas menjadi pelengkap Kitab Hakim-hakim, juga mengandung riwayat dua raja pertama, yaitu Saul dan Daud, dan kisah mereka yang sungguh bernas menjadi pembuka riwayat raja-raja. Kedua Kitab Samuel ini mengandung sebagian besar sejarah kudus bangsa Israel, yang kadang-kadang dirujuk dalam Perjanjian Baru, dan kerap kali disebutkan dalam judul-judul mazmur Daud, yang apabila ditempatkan menurut urutannya, akan terlihat jelas terdapat di dalam kedua kitab ini. Tidaklah jelas siapa penulis kedia kitab ini. Ada kemungkinan Samuel yang menulis riwayat yang terjadi pada masa hidupnya, dan setelah dia, beberapa nabi yang ada bersama Daud, Natan kemungkinan termasuk di dalamnya, melanjutkan penulisannya. Kitab 1 Samuel mengisahkan kepada kita catatan lengkap dari kejatuhan imam Eli dan kemunculan Samuel serta kepemimpinannya yang luhur (ps. 1-8), mengenai pengunduran diri Samuel dari pemerintahan Israel serta kemunculan Saul dan kepemimpinannya yang buruk (ps. 9-15), pemilihan Daud, pergumulannya dengan Saul, kehancuran Saul pada akhirnya, dan terbukanya jalan menuju takhta bagi Daud (ps. 16-31). Semua ini dituliskan untuk menjadi pelajaran bagi kita.
Ende: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab) SJEMUEL
PENDAHULUAN
Kedua kitab Sjemuel mula2 hanjalah satu karja besar, jang malahan dilandjutkan
dalan I Radja2. Kesatuan ini njatalah baik dari isi...
SJEMUEL
PENDAHULUAN
Kedua kitab Sjemuel mula2 hanjalah satu karja besar, jang malahan dilandjutkan dalan I Radja2. Kesatuan ini njatalah baik dari isi maupun gaja-bahasanja, meskipun pelbagai bagiannja mempunjai tjoraknja sendiri. Tradisi Hibrani kuno djuga selalu memandangnja sebagai suatu kesatuan. Didalam terdjemahan Junani (k.l. th. 250 sebelum Mas.) kitab tadi dibagi djadi dua bagian jang hampir sama tebalnja, dan agaknja melulu karena alasan2 praktis. Baru dalam abad ke-15 Mas. pembagian itu dimasukkan kedalam naskah Hibrani.
Tambahan pula terdjemahan Junani mempertalikan erat2 kitab Sjemuel itu dengan kedua Radja2. Keseluruhannja dinamakan: "Kitab2 keradjaan2" atau "pemerintahan2", dan di-bagi2" djadi empat djilid tersendiri. Ini diikuti oleh terdjemahan Latin (Vulgata), meskipun Hironimus sendiri mengenal nama Hibraninja dan memakainja sebagai djudul kedua. Tetapi nama "keradjaan2" diubahnja djadi nama jang lebih tepat, jakni Radja2. Hingga sekarang tradisi ini masih diikuti, sehingga kitab2 itu dikutip sebagai: I dan II Radja2 (=I dan II Sjemuel, menurut tradisi Hibrani) dan III dan IV Radja2 (=I dan II Radja 2 menurut kebiasaan umum Hibrani. Terdjemahan2 modern pada umumnja mengikuti kebiasaan Hibrani, hal mana diikuti pula dalam terdjemahan ini.
Nama "kitab2 Sjemuel" ini lebih menurut tradisi daripada tepat. Betul, beberapa lama adalah pendapat Jahudi, jang berdasarkan salah tafsir dari I Twr. 29,29, bahwasanja Sjemuel mendjadi pengarangnja. Tetapi hal ini tidak dapat diterima bagi suatu kitab, jang untuk sebagian besar mentjeritakan kedjadian2 jang terdjadi lama sesudah Sjemuel meninggal. Sjemuelpun bukan tokoh terpenting didalam kitab ini, sehingga kitab tadi boleh diberi namanja, sebagaimana halnja dengan kitab Josjua. Dawud djauh lebih penting didalam kitab ini. Boleh djadi nama Sjemuel dipakai, karena nama Daud sudah dibubuhkan selaku pengarang pada kitab Masmur, sedangkan nama Sjaul, radja jang sudah ditolak itu, tidak dapat digunakan untuk djudul bagi sebuah kitab jang sutji.
Tjeritera kitab Sjemuel muat laporan fragmentaris mengenai periodos, jang berlangsung dari djaman para Hakim -- Sjemuel sendiri diutarakan sebagai jang terachir dari para Hakim, -- sampai dengan achir hidup Dawud, jang kematiannja baru ditjeriterakan dalam I Radja2 (1-2). Kemarian Dawud serta penggantiannja oleh Sulaiman djatuh kira2 dalam tahun 970 seb. Mas. Berdasarkan keterangan2 dari kitab itu sendiri, maka lahirnja Sjemuel pada awal kitab itu, pada masa keimaman 'Eli, djatuh kira2 dalam th. 1070 seb Mas. Dengan demikian kitab Sjemuel melingkupi l.k. satu abad dari sedjarah Israil.
Sedjarah politik dalam abad, jang merupakan latarbelakang kitab Sjemuel itu, agak katjau, namun amat penting djuga bagi perkembangan umat Allah. Daripada kekatjauan besar didjaman para Hakim, waktu suku2 Israil berpidjak tetap ditanah Kanaan masing2 suku berdiri sendiri dengan tiada kesatuan sedikitpun, selain keasatuan keigaman, berkembanglah didjaman jang baru itu suatu negara kesatuan dibawah pimpinan seorang radja. Perubahan susunan pemerintahan ini, jang dari segi kenegaraan merupakan suatu kemadjuan jang njata, terdjadi karena pengaruh pelbagai faktor dari luar. Faktor jang terutama ialah antjaman dahsjat dari pihak orang2 Felesjet, jang malaham membahayakan hidup Israil. Adapun orang-2 Felesjet itu suatu bangsa jang berasal dari Asia Depan. Setelah beberapa kali gagal usahanja untuk menetap dinegeri Mesir, bangsa itu berhasil berpidjak tetap dipantai Palestina, (nama Palestina berasal dari nama orang2 "Felesjet") dimana mereka mendirikan sedjumlah kota kerajaan jang tjukup kuat. Dari Pantai mereka masuk kepedalaman, dimana tak dapat tidak mereka berbentrok dengan suku2 Israil, jang baru menduduki tanah itu, dan itupun belum seluruhnja. Dengan banjak susah pajah suku2 jang masih primitif itu dapat bertahan terhadap orang2 Felesjet jang gagah perkasa dan diorganisir dengan baik itu. Kitab Sjemuel mulai dengan masa perang mati2an itu sedang hebat2nja. Orang2 Felesjet sudah djauh masuknja dan sudah menduduki sebagian besar dari tanah itu dan menaklukkan penduduknja. Terhadap bahaja itu suku Israil membutuhkan persatuan jang kokoh dibawah pimpinan pemerintahan pusat. Dimasa itu pula bangsa2 tetangga Israil jaitu Edom, Moab dan Aram mendirikikan keradjaan2 nasional dan mendapat kekuatan jang tak terkenal hingga itu dari organisasi pemerintahan jang baru. Tidak mengherankan, kalau Israil dipengaruhi djuga oleh tjontoh2 itu (I Sjem.8,5.19.20), meskipun kejakinan keigamannja ikut menentukan susunan keradjaan itu. Israilpun mengorganisir negerinja djadi suatu keradjaan.
Gagasan jang sungguh baru itu diwujudkan setjara lambat-laun, kendati djalannja tjukup tjepat djuga. Dan itupun tidak berdjalan tanpa oposisi, lebih-lebih dari kalangan2 keigaman, jang berdasarkan pendapat keigaman mereka, sukar menerima keradjaan itu. Langkah pertama diambil karena tekanan dari pihak orang2 'Amon, jang memusuhi mereka. Sebagaimana dahulu halnja dengan para Hakim, demikianpun sekarang seorang petani muda dihinggapi langsung oleh roh Allah, untuk menjelamatkan bangsanja. Kalau dulu para Hakim setelah memperoleh kemenangan, segera kembali lagi kepekerdjaannja, dan persatuan sementara dari suku lenjap lagi, maka kali ini Sjaul diproklamir sebagai radja setjara definitif oleh Rakjat, bahkan dengan persetudjuan pihak oposisi, jang diwakili oleh Sjemuel dan jang tidak dapat mentjegah perkembangan itu lagi.
Usaha jang pertama itu menemui kegagalan. Sungguhpun Sjaul berhasil memukul mundur orang2 Felesjet beberapa waktu lamanja dan memperoleh kemenangan2 jang gemilang dalam perang-tanding jang perwira dan dalam pertempuran2 umum, namun ia se-kali2 tidak berhasil mematahkan kekuasaan mereka atau sedikit2nja membatasinja. Lagi pula oposisi dari kalangan2 keigaman bertambah kuat. Achirnja didalam pertempuran jang hebat dipegunungan Gilboa' Israil menderita kekalahan dan Sjaul serta putera2-nja menemui adjalnja. Keadaan politik Israil pada achir pemerintahan Sjaul tidak banjak bedanja dengan keadaan waktu ia mulai tampil kemuka (I Sjem.31).
Namun demikian, Israil tidak mau melepaskan lagi gagasan keradjaan. Suku2 di Utara memaklumkan Isjabaal, putera Sjaul, mendjadi radja, sedangkan Juda menerima seorang pemimpin gerombolan jang populer, jaitu Dawud, sebagai radjanja. (II Sjem. 2,1-10) Kedua keradjaan itu bermusuhan. Tetapi setelah Isjabaal dilikwidir, Dawud berhasil mendapat pengakuan dari semua suku. Persatuan dibawah satu radja dipulihkan. Tetapi tetapla monarchi-rangkap, dan antar ke-dua2nja tiada ikatan dalam jang sesungguhnja.
Kali ini keradjaan berhasil. Dawud tampak sebagai orang jang saleh, sehingga ia berhasil merebut hati pihak oposisi dari kalangan keigaman, untuk menerima kenjataan itu. Ia adalah seorang politikus jang tjerdik, jang tahu membatasi persaingan antar-suku. Ia membuat ibu-kota politik jang baru di Jerusjalem, jang djuga dijadikannja pusat keigamaan jang terpenting; hal mana sudah semestinjalah didalam suasana, dimana negara dan agama dipertalikan dengan amat eratnja. Kantong2 terachir penduduk aseli Kena'an, jang sedikit banjak berdiri sendiri2, diasimilasikan dengan bangsa Israil oleh Dawud. Dengan membentuk angkatan perang jang tetap, jang dapat digunakan sebagai inti didalam mobilisasi umum, Dawud melengkapi keradjaannja dengan alat pertahanan jang kuat, jang disegani pula diluarnegeri. A.l. berkat alat pertahanan jang kuat itu Dawud mentjatat hasil2 jang gemilang dalam politik luarnegerinja. Orang2 Felesjet ditundukkan secara definitif dan sebagian dari wilajah diduduki Dawud, sehingga peranan mereka digantikan samasekali oleh orang2 bani Israil. Sedjumlah negeri tetangga ditaklukkannja dan wilajahnja sendiri sangat diperluas karenanja, sehingga keradjaannja tidak hanja luas, tetapi djuga dikelilingi dengan serentetan negeri2 taklukan, jang melindungi wilajah keradjaannja sendiri. Dibawah pimpinan Dawud Israil mendjadi keradjaan nasional, jang djuga termasjhur didunia internasional. sungguh suatu masa kedjajaan, jang tidak pernah ditjapai lagi sesudah itu. Perkembangan dimungkinkan pula, karena negara2 besar pada waktu itu tidak dapat mengembangkan kekuasaannja. Asjur baru sadja muntjul dan belum merentjanakan perebutan kekuasaan dinegeri2 jang djauh. Mesir terlalu lemah dedalam dan terlalu terbagi, untuk dapat menuntuk hak-haknja jang kuno atas Palestina. Demikianlah Israil karena kearifan Dawud dan karena keadaan2 politik jang menguntungkan, mendjadi keradjaan jang kuat.
Tetapi mendjelang achir hidup Dawud, mulai kelihatanlah kelemahan2nja kedalam. Tjatjat jang terbesar terletak dalam persaingan antara Juda, suku dari Dawud, dan suku2 lainja. Dawud tidak pernah membuat kedua bagian keradjaan mendjadi suatu kesatuan jang kokoh. Keradjaannja tetap berbentuk monarchi rangkap. Kesatuannja hanja bersandar pada diri radja, dan oleh karena itu sangat bergantung dari ketjakapan dan populernja orang jang mendjadi radja. Dan kepopuleran Dawud diutara mengalami kemunduran dimasa pemerintahannja. Pemberontakan Absjalom mendapat pengikut2nja terutama dari suku2 diluar Juda (II Sjem.15), sedang Dawud hanja didukung oleh suku Juda dan daerah-daerah Transjordania (II Sjem. 17). Betul, Dawud berhasil menindas pemberontakan Absjalom serta kelandjutannja dalam pemberontakan seorang-orang dari suku Binjamin, tetapi api itu tidak pernah padam lagi. Sesudah kematian Sulaiman kesatuan Israil petjah setjara definitif, dan mendjadi dua keradjaan jang berdiri sendiri dan sering bermusuhan, tetapi benihnja sudah terdapat dalam masa kegemilangan Dawud (II Sjem.20,1; I Rdj. 12,16).
Latar belakang sedjarah ini lebih tersirat daripada tersurat dalam kitab Sjemuel. Kitab ini tidak begitu memperhatikan hal-ihwal keradjaan, melainkan perbuatan2 orang2 tertentu. Betul, tokoh2 itu memainkan peranan politik jang menentukan, namun lebih dilihat sebagai oknum daripada sebagai tokoh2 kenegaraan. Ada tiga tokoh, jang minta seluruh perhatian dan bahan2 tjeritera dikumpulkan sekitar ketiga tokoh itu, jaitu Sjemuel, Sjaul dan Dawud. Tetapi djelaslah, bahwa Dawud merupakan tokoh jang utama, sedang Sjemuel dan Sjaul dipakai sebagai persiapan dan pendahuluan, dan chususnja Sjaul djuga sebagai kontras terhadap tokoh jang utama. Djelas pula, bahwa kitab ini terbagi atas tiga rangkaian tjerita2 disekitar ketiga tokoh ini; dibubuhi pula dengan tambahan2 mengenai tokoh utama jang menghentikan djalannja tjerita, sampai itu disambung lagi dalam kitab I Radja2.
Bagian pertama (I Sjem 1-7) menjadjikan beberapa keterangan tentang diri Sjemuel. Sebagai akibat dari doa jang dikabulkan, ia dilahirkan dari wanita jang mandul dimasa imam-agung 'Eli. Akan tanda sjukur, maka kanak2 itu dibaktikan kepada ibadah Jahwe dikuilNja di Sjilo, dimana terdapat peti perdjandjian. Disana ia mendapat panggilan sebagai nabi dan memaklumkan kebiasaan keturunan 'Eli, jang anak-anaknja melanggar peraturan2 Jahwe. Hukuman itu dilaksanakan didalam perang dengan orang2 Felesjet. Orang2 Felesjet mengalahkan Israil,d an merampas peti perdjandjian dan menewaskan kedua anak 'Eli. 'Eli sendiri mati mendadak karena ketjelakaan. Kemudian hal-ihwal peti perdjandjian di-tengah2 orang2 Felesjet ditjeritakan. Karena malapetaka, jang rupa2nja ditimpakan atas diri mereka karena peti perdjandjian itu, terpaksalah orang2 Felesjet mengembalikannja ketanahnja jang aseli, jaitu Israil. Jahwe senantiasa nampak lebih kuat daripada dewa2 Felesjet. Achirnja peti perdjandjian itu sampai ke Kirjat-je'arim, kerena Silo agaknja sudah dihantjurkan. Baru kemudian (II Sjem.6) kisah mengenai peti perdjandjian itu dilandjutkan. Bagian pertama ditutup dengan ichtisar tentang kegiatan Sjemuel.
Bagian kedua (ISjem 8-15) dipusatkan pada tokoh Sjaul. Pada achir hidupnja Sjemuel dengan berat hati meluluskan tuntunan rakjat untuk seorang radja. Dengan diam2 ia mengurapi seorang anak petani, jaitu Sjaul, djadi radja Israil jang akan datang. Sjaul bertindak tegas lawan orang2 'Amon. Sesudah itu ia diakui dengan resmi oelh seluruh rakjat sebagai radja jang umum. Sjemuel mengundurkan diri. Dengan hasil jang gemilang Sjaul dengan putera mahkotanja, Jonatan, memerangi orang2 Felesjet. Tetapi Sjaul berlaku kurang setimbang, dan kadang2 terlalu tegas. Berhubung dengan tindakannja terhadap orang2 'Amalek serta radjanja dan ke-sewenang2annja, maka ia berbentrok dengan Sjemuel, bahkan dengan Jahwe sendiri. Ia ditolak sebagai radja.
Bagian ketiga (I Sjem. 16 - II Sjem.1) menjadjikan serentetan tjerita tentang muntjulnja Dawud dan binasanja Sjaul. Dengan diam2 Dawud diurapi Sjemuel djadi radja jang akan menggantikan Sjaul. Dawud bekerdja pada Saul sebagai biduan, tetapi djuga tampil sebagai pemimpin pertempuran jang tjakap dan pedjuang jang berani. Mula2 ia diperlakukan baik2 oleh Sjaul.Tetapi hasil2nja jang gemilang dalam pertempuran dan bertambah populernja menimbulkan tjemburu dan tjuriga pada Sjaul, jang lalu memandangnja sebagai saingan berat bagi tachtanja. Beberapa kali ia, setjara lansung atau tak langsung, mentjoba melenjapkan Dawud, sementara ia sendiri dihinggapi kemurungan, jang makin lama makin mendjadi penjakit. Pertjobaan2nja tidak berhasil. Achirnja Dawud terpaksa melarikan diri, dengan bantuan sahabat karibnja, putera-mahkota Jonatan sendiri. Dawud lolos kegurun, dimana ia mengembara sebagai pemimpin gerombolan. Tetapi disanapun ia di-tjari2 djuga oleh Sjaul, kendati Dawud menundjukkan djuga, bahwa ia tahu menghormati orang urapan Jahwe, dan tidak mau menewaskannja. Terpaksa Dawud menggabungkan diri dengan musuh kawakan Israil, jakni orang2 Felesjet. Tetapi dengan ketjerdikannja jang luarbiasa Dawud pandai bersiasat, untuk tidak melakukan sesuatu jang merugikan kaum sebangsanja dan tidak menguntungkan bagi orang2 Felesjet. Waktu peperangan berketjamuk lagi antara orang2 Felesjet dengan Israil, tjuriga pemimpin2 Felesjet menghalangi, Dawud menepati kewadjibannja sebagai sekutu untuk bertempur bersama2 dengan radja Felesjet lawan bangsanja sendiri. Ketika Dawud berada ditempat lain, terdjadilah pertempuran hebat digunung Gilboa', dan Israil menderita kekalahan. Jonatan dan putera2 Sjaul lainnja gugur, sedang radja membunuh diri. Hukuman atas Sjaul sudah terlaksana dan djalan ketachta terbuka bagi Dawud.
Bagian jang keempat dan terachir (II Sjem.2-20) se-mata2 mengenai Dawud dan keluarganja. Dawud jang sudah popuker dimasa penerintahan Sjauld an mempunjai banjak pengikut di Juda, diakui sebagai radja oleh suku Juda. Ia menetap di Hebron. Berkat kegiatan panglima Abner, maka putera Sjaul mendjadi radja atas bagian terbesar dari Israil. Tetapi kekuatan Isjba'al makin lama makin ter- petjah2 dan pasukannja menderita kekalahan jang hebat di Gibe'on. Karena perselisihan dengan Abner maka kedudukannja sangat terdjepit. Abner mengadakan perundingan dengan Dawud dan mendapat dukungan dari hampir seluruh wilajah Isjba'al. Abner dibunuh oleh Joab, panglima dari Dawud, dengan alasan jang tjurang. Alasannja ialah bela darah, karena Abner telah menewaskan seorang saudara Joab didalam pertempuran. Hampir pada waktu jang sama Isja'baal dibunuh dengan tjara jang kotor. Sedjenak kedudukan Dawud terantjam. Tetapi dengan mendjauhkan diri dengan terang2an dari kedua pembunuhan itu, ia berhasil mendapat dukungan terus dari pengikut2nja dikalangan suku2 Israil. Disanapun ia diakui sebagai radja.
Dawud merebut Jerusjalem dari tangan penduduk aseli dan memindahkan kedudukannja kesana. Peti perdjandjian dipindahkan ke ibukota jang baru. Hal ini mendatangkan berkah Jahwe kepadaNja dalam bentuk nubuat jang mulia oelh Natan, nabi Dawud, tentang abadinja keturunannja. Selintas-pintas lalu diutarakan ekspedisi2 Dawud. Hasilnja ialah diusirnja orang2 Flesjet dan perluasan wilajahnja. Beberapa bangsa tetangga ditaklukkan.
Pasal2 terachir dari bagian keempat ini muat kisah jang pandjang-lebar tentang drama jang terdjadi didalam keluarga Dawud. Kebesaran djiwanja dilukiskan dengan beberapa tjontoh. Tetapi sebaliknja, didalam rangka perang dengan orang2 'Amon, dikisahkan djuga, bagaimana Dawud berdjinah dengan isteri dari salah seorang perwiranja jang setiawan, jaitu Uria. Untuk menjembunjikan djinahnja dan untuk tetap memiliki Batsjeba', maka dengan tjara jang litjik ia menjuruh lenjapkan orang jang mendjadi perintang bagi pelampiasan hawa-nafsunja. Teguran2 nabi Natan menginsjafkan Dawud, sehingga ia bertobat dan bersedia menerima hukuman apapun dari tangan Jahwe. Batsjeba' kemudian melahirkan baginja Sulaiman, jang akan menggantikan dia sebagai radja.
Pelaksanaan hukuman itu terdjadi didalam keluargnja sendiri. Putera sulungnja, Amnon, memperkosa adik tirinja, Tamar. Sikap Dawud agak lemah terhadap kedjahatan ini. Absjalom, puteranja jang lain, membalas dendam sendiri atas adik kandungnja. Amnon dibunuh olehnja. Sesudah itu Absjalom melarikan diri terhadap murka bapaknja. Tetapi beberapa waktu kemudia radja Dawud, atas desakan panglima Joap, mengidjinkan Absalom kembali ke Jerusalem, meskipun ia tidak segera dimaafkan olehnja. Sekali lagi Joab bertjampur tangan. Meskipun alasan2 Joab dalam perkara ini tidak begitu djelas, namun ia berhasil memperdamaikan radja dengan puteranja.
Adapun Absalom mulai bersiasat. Teranglah ia berusaha merebut tachta kerajan. Dawud sgaknja kurang awas. Achirnja Absalom mempermaklumkan dirinja sebagai radja di Hebron, ibukota lama Dawud. Perebutan kekuasaan ini berhasil, karena pemerintahan Dawud agaknja diterima dengan tiada sukahati oleh suku2 diluar Juda, sehingga Absjalom mendapat dukungan kuat dari mereka. Dawud terpaksa lari dari Jerusjalem, hal mana ditjeritakan dengan pandjang lebar. Absjalom menduduki ibukota. Karena siasat salah seorang sahabat Dawud, pengedjaran ditunda, sehingga Dawud mendapat kesmepatan untuk mengerahkan pasukan jang besar didaerah Transjordania. Didalam pertempuran berikutnja Absajlom dan pengikut2nja menderita kekalahan. Absjalom sendiri dibunuh oleh Joab, ketika ia melarikan diri. Dukatjita Dawud waktu menerima kabar itu mengharukan, tetapi tidak pada tempatnja menurut Joab. Kembalinja Dawud ke Jerusjalem ditjeritakan sedjadjar dengan larinja dari sana. Karena pertikaian antara suku Juda dengan suku2 lainnja, maka pemberontakan berketjamuk lagi sedjenak. Joab, jang karena membunuh Absjalom kena murka radja, berhasil menindas pemberontakan itu, tetapi menggunakan kesempatan itu djuga untuk melenjapkan bekas-panglima dari Absjalom, jang ditundjuk Dawud untuk menggantikan Joab sendiri, dan untuk memaksakan dirinja kepada Dawud.
Pasal2 terachir (II Sjem. 21-24) terdiri atas beberapa tambahan, jang mengenai riwajat hidup Dawud, jang tidak mendapat tempatnja dalam kitab itu sendiri dan mungkin berasal dari sumber lain. Ditjeritakan bagaimana keturunan Sjaul ditumpas, hal mana dipandang hukuman atas ingkar sumpah Sjaul. Berikutlah ichtisar tentang pertempuran2 dengan kaum Felesjet dan dua sadjak jang ditaruh dalam mulut Dawud. Kemudian disusul dengan serentetan perbuatan2 kepahlawanan dari anggota2 pasukan pilihan Dawud dengan daftar nama pasukan pilihan itu. Achirnja suatu kisah tentang tjatjah-djiwa, jang diadakah Dawud tapi dihukum dengan wabah sampar. Sebuah mesbah didirikan oleh radja sebagai tanda sjukur atas berhentinja malapetaka itu, jaitu ditempat jang kemudian didirikan Bait Allah.
Namun kesemuanja itu didalam kitab Sjemuel tidak merupakan tjerita jang harmonis djalannja dan baik susunannja. Lebih tepat dikatakan suatu kumpulan tjerita2 jang tjoraknja berlainan dan berasal dari pelbagai sumber. Kitab Sjemuel tidak merupakan keseluruhan jang bulat, melainkan suatu kumpulan tjeritapendek2. Terutama dalam kitab jang pertama tjerita2 ini bertjorak sangat populer dan mirip dongengan rakjat. Beberapa dari antaranja menundjukkan pelbagai tradisi, jang sebagian bertentangan satu sama lain. Maka itu didalam kitab Sjemuel terdapat tidak sedikit tjerita jang sukar untuk diselaraskan, ataupun tjerita- rangkap tentang kedjadian jang satu dan sama djua, jang disampaikan dalam pelbagai bentuk dan oleh karenanja ditjeritakan dua kali. Si penghimpun sering mengambil tjerita2 tanpa banjak perubahan. Terdjemahan kami, entah dalam petundjuk2 ditepi halaman entah didalam tjatatan2 dibawah, kadang2 menundjukkan ketidak-selarasan itu, tetapi tidak semuanja disebutkan. Kisah pandjang tentang keluarga Dawud didalam kitab jang kedua merupakan kesatuan jang lebih besar, dan sudah barang tentu ditulis oleh orang, jang menjaksikan sendiri peristiwa2 itu. Si penghimpun tjerita2 dalam kitab Sjemuel hanja disana-sini sadja mentjoba selaraskan tjerita2 itu, dan djuga disana-sini sadja mengemukakan gagasan2nja sendiri serta tafsiran dari peristiwa2 itu dan mengolah sedikit-banjak bahan2 itu menurut pandangannja sendiri.
Kalau orang mengindahkan tjorak chas kitab ini, dengan sendirinja akan timbul pertanjaan mengenai kebenaran historisnja. singkatnja dapat dikatakan begini. Kebenaran historisnja pada umumnja dan dalam garis besarnja harus diterima, mengingat sangat kunonja bahan2 itu. Sebaliknja tjorak populer dari banjak tjeritanja itu adalah sedemikian rupa, hingga orang tidak dapat memperoleh kepastian sampai hal jang ketjil2, karena kesemuanja itu lebih dipakai sebagai hiasan dan pengungkapan daripada sebagai laporan saksama dari kedjadian2 jang njata, jang ditjeritakan dan lagi pengetahuan jang tepat tentang tokoh2, jang tampil kedepan. Tetapi mengenai hal jang ketjil2 tersendiri tidak dapat diperoleh kepastian jang besar. Itu tergantung dari tjorak chas tjerita2 itu sendiri.
Mengenai pertanjaan, bilamana kitab itu disusun, harus diberi djawaban jang agak berbelit. Sebab sebagaimana halnja dengan banjak kitab Perdjandjian Lama, kitab Sjemuelpun tidak terdjadi sekali djadi. Dapat dan harus diterima, bahwa kitab ini menurut keadaannja sekarang, telah terdjadi dari sedjumlah tjerita2 tersendiri, jang sudah dikumpulkan dalam kumpulan2 ketjil dan sudah tertulis pula. Daripadanjalah achirnja kitab jang sekarang ini disusun. Kadang2 sukarlah menentukan, bagian2 mana sudah ada sebagai kumpulan tersendiri; tetapi bahwasanja kumpulan2 itu ada sukarlah disangsikan. Lebih sukar lagi menentukan, bilamana kumpulan2 tjerita itu mendapat bentuk tertulisnja jang pertama; tetapi sudah teranglah, bahwa beberapa dari antaranya dari djaman kuno dan ditulis tak beberapa lama sesudah terdjadinja peristiwa2 itu sendiri. Dengan lebih saksama dapatlah ditetapkan, bila kitab ini mendapat bentuknja jang sekarang, lepas dari beberapa tambahan ketjil jang disisipkan sesudah kitab ini seluruhnja ada. Menurut pendapat umum para ahli, kitab ini sudah pasti disusun sebelum dynasti Dawud lenjap setjara definitif tahun 587 seb. Mas., karena penjusun kitab ini tidak mengetahui sedikitpun tentang kedjadian itu. Sebaliknja, kitab ini tentulah disusun sesudah perpisahan antara Juda dengan suku2 lainnja, kerena perpisahan itu ber-ulang2 diandaikan. Djadi kitab ini sebagai keseluruhan disusun sesudah perpisahan jang terdjadi pada kematian Sulaiman dalam tahun 931 seb. Mas. Karena didalam kitab ini, lebih2 didalam fasal2 jang ditambahkan oleh si penghimpun sendiri, terdjalin gagasan2 jang menundjukkan pembaharuan agama oleh Josjijahu dan kalangan2 dari kitab 'Ulangtutur, tentulah kitab ini disusun tak berapa lama sebelum pembuangan, djadi sekitar 580 seb.Mas.
Nama para pengarang dari tiap2 bagian maupun dari keseluruhan tidak dapat disebutkan dengan kepastian. Dan melihat terdjadinja kitab ini, maka lebih tepatlah orang berbitjara tentang penghimpun daripada pengarang kitab ini. Mana jang terdjadi bagian pribadi si penghimpun jang terachir, sukarlah ditentukan lebih landjut.
Tjorak keigaman kitab itu djelas. Kitab ini menjadjikan sedjarah bukannja demi untuk sedjarah, tetapi dari sudut keigamaan dan dengan maksud keigamaan, dan lebih memberikan tafsiran tentang sedjarah daripada laporan terperintji dari peristiwa2 politik. Gagasan pokok keigamaan jang mendjadi dasar karja itu seluruhnja ialah terpilihnja Israil. Israil adalah umat Allah, jang karena perdjadjian dengan Jahwe dipilih untuk merupakan keradjaanNja didunia. Kitab ini memberikan suatu kesan dari hal-ihwal keradjaan itu serta kesulitan2nja, hingga keradjaan itu mendapatkan perwudjudannja sementara didalam keradjaan Dawud. Pilihan ini dengan sjarat2nja serta tuntutan2nja dikonkretisir dalam tokoh2 tertentu. Nasib rakjat dan manusia bergantung dari tuntutan2nja. Semua tokoh penting dalam kitab ini dipandang dari sudut itu. 'Eli dan keturunannja adalah imam pilihan Jahwe. Tetapi karena ketidaksetiaan keturunannja akan perintah2 Allah, mereka disingkirkan dan dihukum. Akan gantinja dipilihlah imam-agung lain jang "setiawan". Sjemuel dilahirkan setjara adjaib dan dipilih langsung oleh Jahwe sendiri serta dipanggil mendjadi nabiNja dan pemimpin umatNja. Tetapi anak2 Sjemuel pun tidak setia djuga, sehingga pilihan itu tidak dilandjutkan dalam diri mereka. Sjaul dipanggil dimasa jang amat sulit, untuk mewujudkan keradjaan Jahwe didalam bentuk jang baru, jaitu bentuk keradjaan. Ia adalah radja pilihan, tetapi bukan radja jang berdiri sendiri, jang dapat menentukan sendiri apa jang hendak dilakukannja. Sebaliknja ia hanja mendjadi wakil dari radja Israil jang sesungguhnja, jaitu Jahwe. Sjaul tidak tetap setia. Ia mengutamakan kehendak rakjat diatas kehendak Jahwe, se-akan2 ia radja dan atas kerelaan rakjat, bukannja atas kerelaan Jahwe. Dari sebab itu ia disingkirkan dan Jahwe mentjari penggantinja, jang akan tetap setia kepada kedudukannja sebagai radja thokratis. Dalam diri radja Dawud terwudjud pula keradjaan Allah, meskipun dalam bentuk sementara Dawud adalah seorang manusia, jang berdosa berat, tetapi radja itu tidak pernah lupa, bahwa ia hanja wakil dari Jahwe, jang harus mendengarkan suaraNja, untuk sungguh2 mendjadi radja Israil. Karena pengakuan dari pihak Dawud ini, maka sekali lagi pilihan Jahwe mendjadi kenjataan. Keturunan Dawud seluruhnja dipilih untuk mendjadi wakil dari Allah pada umatNja. Pandangan2 djauh jang besar dimasa jang datang dibukakan; pandangan2 itu menudju keperwudjudan jang terachir dan sempurna dari Keradjaan Allah didunia. Seluruh Perdjadjian Baru penuh dengan penghargaan jang dipertalikan pada keturunan Dawud, untuk menundjukkan bagaimana kesemuanja itu terpenuhi dalam Jesus Kristus, Putera Dawud.
Disamping gagasan jang fundamentil dan mendjadi alas kesemuanja itu, kitab Sjemuel ini sungguh amat kaja akan gagasan2 keigamaan jang luhur, jang djuga terdapat ditempat lain didalam Perdjandjian Lama, dalam bentuk ini atau bentuk itu.
Djika orang ingin menilaikan kitab Sjemuel, djuga sebagai orang Kristen, maka haruslah kitab itu dibatja dengan semangat, jang mendjadi sikap hati si pengarang kitab itu, jaitu dengan sikap hati keigamaan. Betul, kitab Sjemuel penuh dengan tjerita2 jang tegang dan kadang2 menggunakan seni-tjerita jang djitu. Tetapi apabila orang berhenti disitu sadja, maka kitab ini tidak dibatja sebagai sebagian dari Kitab Sutji. Kitab ini mempunjai maksud jang lain djuga, jaitu mampu menjampaikan kabar keigamaan, warta bahwa Allah memanggil dan memilih manusia, dan bahwa manusia harus menjesuaikan diri dengan panggilan serta pilihan itu, dengan mendengarkan suara Allah se-setia2nja. Kalau tidak, manusia akan disingkirkan. Hanja kalau dibatja setjara demikian, maka kitab ini adalah Kitab Sutji sesungguhnja dan tidak diturunkan sebagai batjaan hiburan. Dan djika dibatja demikian sebagai Kitab Sutji, dengan hati jang pertjaja dan terbuka bagi Sabda Allah, maka kitab ini mempunjai nilainja jang tetap dan nilai kekristenan. Didalamnja manusia mendapatkan Allah jang berbitjara dan berbuat, jang memilih dan mengemukakan tuntunan2Nja djustru kepada orang2 pilihanNja.
TFTWMS: 1 Samuel (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Perempuan ini sering disebut tukang sihir, namun secara tekhnis sebutan itu tidak benar. Seorang tukang sihir berhubungan dengan i...
Catatan Akhir:
- 1 Perempuan ini sering disebut tukang sihir, namun secara tekhnis sebutan itu tidak benar. Seorang tukang sihir berhubungan dengan ilmu sihir, sementara perempuan ini adalah seorang cenayang, orang yang dianggap bisa berkomunikasi denga roh orang mati.
- 2 W. G. Blaikie, The Expositor’s Bible, The First Book of Samuel (New York: George H. Droan Co., n.d.), 432.
Pengarang: Hugo McCord
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab) I SAMUEL
PENGANTAR
Buku I Samuel berisi sejarah Israel dalam masa peralihan dari zaman Hakim-hakim
kepada zaman Raja-raja. Perubahan dalam kehidupan
I SAMUEL
PENGANTAR
Buku I Samuel berisi sejarah Israel dalam masa peralihan dari zaman Hakim-hakim kepada zaman Raja-raja. Perubahan dalam kehidupan nasional di Israel itu khususnya berkisar pada tiga orang: Nabi Samuel, Raja Saul, dan Raja Daud. Pengalaman-pengalaman Daud di masa mudanya sebelum ia menjabat raja, terjalin erat dengan kisah Samuel dan Saul.
Pokok buku ini, sama seperti kisah-kisah lainnya dalam Perjanjian Lama, ialah bahwa orang akan berhasil kalau setia kepada Allah, dan celaka kalau mendurhaka. Hal itu dinyatakan dengan jelas dalam 1Sam 2:30 ketika TUHAN berkata kepada Imam Eli, "Yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi yang menghina Aku akan Kuhina."
Dalam buku ini kita melihat perasaan yang berbeda-beda mengenai pembentukan kerajaan Israel. Memang TUHAN sendiri sudah dianggap raja di Israel, tetapi untuk menanggapi permohonan rakyat, Ia memilih seorang raja bagi mereka. Hal yang penting ialah bahwa baik raja maupun rakyat Israel hidup di bawah kedaulatan Allah, Hakim mereka (1Sam 2:7-10). Di bawah hukum-hukum Allah, haruslah dijamin hak seluruh rakyat, kaya maupun miskin.
Isi
- Samuel sebagai pemimpin Israel
1Sam 1:1-7:17 - Saul menjadi raja
1Sam 8:1-10:27 - Tahun-tahun pertama pemerintahan Saul
1Sam 11:1-15:35 - Daud dan Saul
1Sam 16:1-30:31 - Wafatnya Saul dan putra-putranya
1Sam 31:1-13
Ajaran: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya anggota jemaat, dengan mengetahui isi kitab I Samuel, dapat mengerti
bahwa kesejahteraan umat Allah tergantung dari kesetiaannya melak
Tujuan
Supaya anggota jemaat, dengan mengetahui isi kitab I Samuel, dapat mengerti bahwa kesejahteraan umat Allah tergantung dari kesetiaannya melaksanakan perintah dan kehendak Allah.
Pendahuluan
Penulis : Samuel.
Isi Kitab: Kitab I Samuel terdiri dari 31 pasal. Kitab I Samuel menceritakan tentang tiga tokoh utama dari bangsa Israel: nabi Samuel, raja Saul, dan raja Daud.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Samuel
Pasal 1-8 (1Sam 1:1-8:22).
Kehidupan Samuel Samuel bekerja dengan penuh usaha membangun kehidupan baik dan ketaatan agama bangsa Israel. Kemudian Samuel memegang jabatan hakim. Ia berhasil mengalahkan bangsa Filistin dan mempersatukan bangsa Israel (pasal 5-7; 1Sam 5:1-7:17).
Pada waktu Samuel sudah menjadi tua, bangsa Israel ingin memiliki seorang raja, karena itu ia melakukan perintah Tuhan untuk melantik seorang raja, yakni Saul (pasal 8; 1Sam 8:1-22).
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Sam 1:20,26-28. Apakah arti nama Samuel? Dan apakah teladan yang baik dari Ibu Samuel?
- Bacalah pasal 1Sam 3:19-20; 8:15. Bagaimanakah kehidupan rohani Samuel? Berapa lamakah ia menjadi hakim atas orang Israel?
- Bacalah pasal 1Sam 8:19-22. Atas kehendak siapakah orang Israel meminta seorang raja?
Pasal 9-15 (1Sam 9:1-15:35).
Kehidupan raja Saul Raja Saul memulai pemerintahannya dengan berhasil, tetapi pada akhirnya menjadi tidak taat pada Firman Tuhan. Hal ini membuat Tuhan akhirnya menolak dia sebagai raja.
Pendalaman
- Siapakah yang mengurapi Saul? (1Sam 10:1).
- Bacalah pasal 1Sam 15:10-11. Apakah yang menjadi kesalahan Saul? Bagaimanakah dengan kelakuan saudara?
Pasal 16-31 (1Sam 16:1-31:13).
Kehidupan Raja Daud Setelah Saul ditolak, maka Allah memilih Daud sebagai Raja, menggantikan Saul.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Sam 16:11-13. Apakah pekerjaan Daud? Dan apakah yang terjadi setelah Daud diurapi oleh Samuel?
- Bacalah pasal 1Sam 17:45-50. Mengapakah Daud merasa tersinggung dan marah terhada orang Filistin?
- Bacalah pasal 1Sam 18:6-9. Mengapakah Saul membenci Daud? Apakah saudara sering iri hati juga?
- Bacalah pasal 1Sam 31:1-4. Bagaimanakah kematian Saul? Mengapakah ia melakukan hal itu?
II. Kesimpulan/penerapan
Keberhasilan Samuel di dalam pelayanan merupakan hasil dari kesetiaan pada panggilan, suka berdoa dan tidak kompromi dengan dosa.
Saul memulai pemerintahannya dengan rendah hati, sabar, tetapi diakhiri dengan kesombongan dan menolak Firman Allah. Ini adalah penyebab kegagalannya.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah tokoh-tokoh penting dalam I Samuel? Dan bagaimanakah sifat mereka masing-masing?
- Apakah sebabnya Allah menolak Saul?
- Apakah kesan yang saudara peroleh dari kehidupan Saul?
Intisari: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab) Bagaimana bangsa Israel mendapat seorang raja
KISAH TENTANG TIGA ORANGPada mulanya 1 dan 2 Samuel merupakan satu kitab. Namun demikian, karena kitab
Bagaimana bangsa Israel mendapat seorang raja
KISAH TENTANG TIGA ORANG
Pada mulanya 1 dan 2 Samuel merupakan satu kitab. Namun demikian, karena kitab kedua melulu bercerita mengenai raja Daud, maka yang pertama mengisahkan ketiga orang tokoh yang hidupnya saling berkaitan satu sama lain yaitu Samuel, Saul dan Daud. Riwayat yang diceritakan tidak utuh; siapapun yang mengumpulkan seluruh kisah itu tentu mengambilnya dari beberapa sumber. Hal itu tidak menjadi masalah asal kita ingat bahwa bagi para penulis kuno arti suatu kejadian lebih penting daripada ketepatan waktu. Kitab Samuel bukan hanya semata-mata sebagai sejarah, tetapi merupakan cerita tentang bagaimana Allah menangani umat-Nya. Dalam pada itu riwayat yang diceritakan sungguh-sungguh terjadi. Bahkan, pahlawan bangsa seperti Daud digambarkan sebagai orang yang bermasalah dan seorang manusia biasa.
"KAMI MENGINGINKAN SEORANG RAJA"
Kitab Hakim-hakim menyimpulkan bahwa anarki merajalela di Israel pada masa itu, karena "Israel tidak mempunyai raja" (Hak 21:25). Samuel, hakim terakhir, walauoun terkenal tetapi pengaruhnya hanya setempat dan terbatas. Umat Israel memerlukan seorang pemimpin bangsa. Oleh karena itu, permohonan mereka untuk mendapat seorang raja bukanlah semata-mata sebagai suatu kecaman terhadap kepemimpinan Samuel, tetapi menunjukkan betapa manusiawinya pengharapan mereka. Pada kenyataannya hanya Allah yang dapat memimpin mereka untuk memperoleh kemenangan; kekalahan-kekalahan mereka tidak disebabkan karena mereka tidak mempunyai seorang raja, tetapi oleh karena mereka telah melupakan perjanjian dengan Allah (1Sa 10:18,19; 12:6-15). Mereka telah mengikuti cara-cara penyembahan orang kafir. Gagasan mengenai pembentukan kerajaan itu sendiri tidak salah, tetapi mereka menginginkan seorang raja seperti bangsa-bangsa kafir yang ada di sekitar mereka. Samuel memperingatkan mereka bahwa raja-raja mempunyai potensi untuk kebaikan dan kejahatan, seperti yang akan mereka lihat sendiri di kemudian hari.
BANGSA FILISTIN
Oleh karena bangsa Israel tidak membinasakan orang Filistin ketika mereka menduduki Kanaan, maka negara tetangga Israel ini terus menerus menjadi ancaman bagi keamanan mereka. Kita membaca mengenai bangsa Amori, Amalek dan Amon, tetapi kebanyakan mengenai bangsa Filistin. Bangsa-bangsa ini tinggal di lima kota pantai yaitu Asdod, Gat, Ekron, Gaza dan Askelon, dan mereka mengurung Israel (1Sa 13:19-21). Saul dan Yonatan memulai suatu revolusi, tetapi raja Daudlah yang akhirnya menumpas bangsa Filistin dan yang lainnya secara tuntas.
Pesan
1. Samuel, seorang hamba Tuhano Samuel adalah jawaban dari doa, dan dedikasi ibunya yang saleh memberikan kepadanya permulaan kehidupan yang terbaik. Ini mungkin berarti bahwa ia harus hidup sebagai seorang Nazir, walaupun biasanya hal ini berarti disumpah sementara dan tidak seumur hidup. 1Sa 1:10,11,27,28; 2:26; Bil 6:1-21.
o Pada waktu suara Tuhan tidak terdengar di Israel. Samuel menonjol sebagai seorang yang kepadanya Tuhan menampakkan diri dan yang mempunyai karunia sebagai peramal -- ia dapat melihat apa yang tidak tampak oleh orang lain. 1Sa 3:1-10, 19-21; 9:9.
o Samuel ternyata seorang hamba Allah yang jujur dan dapat dipercaya. Ia tidak mau melakukan sesuatu yang dapat menguntungkan dirinya, tidak seperti anak-anaknya. Reaksinya terhadap kemunduran Saul menunjukkan bahwa ia lebih mementingkan Allah. 1Sa 9:6; 12:3-5; 15:11,35.
2. Saul, raja yang gagal
o Saul adalah seorang raja yang memulai pemerintahannya dengan baik dan penuh pengharapan yang besar. Dia diurapi sebagai tanda bahwa Allah telah memilihnya dan ia pun rendah hati, berjiwa besar dan penuh kuasa roh serta dapat mengambil keputusan besar pada saat-saat kritis. 1Sa 10:1, 10:22; 11:6, 12, 13.
o Namun demikian, kita dapat melihat kemundurannya yang berangsur-angsur pada saat ia mulai menangani berbagai masalah seorang diri, mengucapkan sumpah dengan gegabah dan tidak taat kepada perintah-perintah Allah. Anaknya, Yonatan, mempermalukannya dengan kebangsawanannya yang sederhana. Sebaliknya, Saul menjadi cemburu, getir dan tertekan dan ia menghabiskan waktu dan tenaganya untuk memburu Daud.
o Dalam keputusasaannya mencari bimbingan, ia jatuh ke dalam spiritualisme yang sebelumnya dilarang olehnya dan akhirnya ia menjadi salah satu kasus bunuh diri yang langka dalam Alkitab. 1Sa 13:8-14; 14:24; 15:9-29; 16:14; 18:8-12; 28:6, 7; 31:4.
3. Daud, pilihan Tuhan
o Sebagai orang yang dipilih Allah untuk menggantikan Saul, Daud adalah seorang yang lurus hati dan yang kesetiaannya besar. Tidak mengherankan jika Yonatan tertarik untuk bersahabat dengannya. Daud yang dalam pekerjaannya diurapi oleh Roh secara istimewa dapat membentuk rakyat jelata menjadi suatu kekuatan tempur yang efektif atau melawan seorang raksasa seorang diri. Ia menunggu saat Allah akan menuntut balas baginya, dan ia dengan setia memohon pimpinan-Nya dan percaya bahwa Allah akan meluputkannya dari bahaya. Ia seorang pemimpin besar yang akan menjadi seorang raja Israel yang terbesar. 1Sa 16:7,13,18; 17:26,34-37, 45-51; 18:1-4; 22:5-15; 23:2,4,9-12; 24:12; 30:6-8, 23-25.
o Daud juga tidak terlepas dari sifat-sifat manusiawi. Ia juga dapat menjadi marah dan tergoda untuk melakukan tindakan yang gegabah dan ia juga dapat berdusta. Perlakuan Allah kepadanya sama dengan apa yang dilakukan kepada kita, yaitu dengan penuh kasih. 1Sa 25:32-34; 27:10-12.
Penerapan
1. Allah menjawab doa
Kitab ini menceritakan bahwa Allah menjawab doa yang sungguh-sungguh, baik doa pribadi orang yang berada dalam kesusahan maupun doa syafaat para pemimpin untuk bangsa mereka. Berdoa merupakan pelayanan yang harus kita lakukan atas nama orang lain. Dalam menjawab doa, Allah memberikan dan melakukan apa yang secara manusiawi tidak mungkin dilakukan.
2. Allah memelihara milik-Nya
Tanpa memandang ketidaktaatan umat-Nya, Allah berjanji untuk melaksanakan misi penyelamatan-Nya dan membela kehormatan-Nya. Jika perlu, Dia dapat melakukannya tanpa bantuan manusia sama sekali. Pada kesempatan lain Dia memberikan kepada umat-Nya pemimpin-pemimpin yang akan membawa mereka pada kemenangan. Jika kita berada dalam kehendak Allah, keberhasilan tidak tergantung pada kekuatan atau keahlian manusia. Dia dapat mengambil yang terlemah dan memakai mereka bagi kemuliaan-Nya jika mereka mempercayai Dia.
3. Kita harus benar di hadapan Allah
Allah memilih dan memakai mereka yang hatinya benar di hadapan-Nya. Dia memberi karunia, kuasa dan berkat bagi mereka yang melayani-Nya. Dia juga dapat menghakimi dan mempermalukan mereka yang tidak taat kepada-Nya. Oleh karena itu, suatu permulaan yang baik bukan merupakan jaminan untuk keberhasilan di masa datang. Kita perlu benar di hadapan-Nya, taat dan percaya, jika kita ingin mengalami berkat-Nya secara berkesinambungan.
Tema-tema Kunci
1. Doa dan pujian
Kitab ini banyak bercerita tentang doa dan pujian. Khususnya, kita melihat bagaimana orang pilihan Allah mencari pimpinan-Nya sebelum mengambil keputusan-keputusan besar. Lihat 1Sa 1:10-18; 2:1-10; 7:5,6,12; 8:6,21; 12:18,19,23; 15:11; 22:15; 23:2-4, 9-12; 30:7,8.
2. Syarat-syarat pengabdian
Ada beberapa persyaratan pokok yang tidak boleh dilupakan jika kita ingin mengenal berkat-berkat Allah. Lihat 1Sa 2:30; 7:3,4; 12:14,15,20-25; 15:22,23,26; 16:7; 26:23. Bandingkanlah dengan ketakhayulan orang Israel yang menganggap bahwa mereka dapat memanipulasi Allah untuk melakukan sesuatu bagi mereka (1Sa 4:1-11). Camkanlah bahwa mereka mempunyai reputasi, tetapi tidak mempunyai kuasa.
3. Karunia roh
Seperti halnya dalam kitab Hakim-hakim, kita melihat bahwa Allah secara khusus mengaruniakan kuasa roh kepada mereka yang melayani Dia. Apabila Roh Allah turun atas mereka, mereka dapat melakukan apa yang pada umumnya tidak dapat mereka lakukan sebelumnya. Lihat 1Sa 10:6,7,9-13; 11:6; 6:13 (Bandingkan 1Sa 19:23,24 Allah seakan-akan mengendalikannya, tetapi tidak memberikan kuasa kepada Saul). Pada saat yang sama kita mendapat bukti bahwa hal ini tidak perlu terjadi secara permanen, juga tidak berarti bahwa mereka seterusnya hidup dalam kekudusan. Tidak ada yang dapat menggantikan hubungan yang berkesinambungan dengan Allah.
Garis Besar Intisari: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab) [1] ELI DAN SAMUEL 1Sa 1:1-7:17
1Sa 1:1-2:11Doa Hana dikabulkan
1Sa 2:12-3:21Penghakiman atas keluarga Eli
1Sa 4:1-6:21Tabut Perjanjian hilang da
[1] ELI DAN SAMUEL 1Sa 1:1-7:17
1Sa 1:1-2:11 | Doa Hana dikabulkan |
1Sa 2:12-3:21 | Penghakiman atas keluarga Eli |
1Sa 4:1-6:21 | Tabut Perjanjian hilang dan ditemukan |
1Sa 7:1-17 | Ebenhaezer: Allah telah menolong kita |
[2] SAMUEL DAN SAUL 1Sa 8:1-15:35
1Sa 8:1-22 | Israel meminta seorang raja |
1Sa 9:1-11:15 | Saul dipilih dan diteguhkan |
1Sa 12:1-2 | 5 Samuel menyerah |
1Sa 13:1-15:35 | Saul gagal memenuhi persyaratan |
[3] SAUL DAN DAUD 1Sa 16:1-31:13
1Sa 16:1-23 | Daud dipilih: Saul menolak |
1Sa 17:1-18:30 | Daud memperoleh kemenangan: Saul cemburu |
1Sa 19:1-26:25 | Orang pilihan Allah menjadi buronan |
1Sa 27:1-12 | Daud mendua hati |
1Sa 28:1-25 | Saul putus ada |
1Sa 29:1-30:31 | Daud mengalahkan orang Amalek |
1Sa 31:1-13 | Saul bunuh diri |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi