Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> 1Sam 1:1--3:21; 1Sam 2:1-10
Jerusalem: 1Sam 1:1--3:21 - -- Bab 1-3 adalah sebuah kesatuan yang (kecuali sisipan dalam 1Sa 2:27-36) sudah terbentuk sebelum dimasukkan ke dalam kitab Samuel. Bagian ini adalah se...
Bab 1-3 adalah sebuah kesatuan yang (kecuali sisipan dalam 1Sa 2:27-36) sudah terbentuk sebelum dimasukkan ke dalam kitab Samuel. Bagian ini adalah sebuah tradisi yang agaknya berasal dari Silo. Di dalamnya tergabung tiga unsur: 1. Ceritera mengenai kelahiran Samuel yang menjadi petugas di tempat kudus di Silo; 2. ceritera mengenai anak-anak Eli; 3. ceritera mengenai Tuhan yang menyatakan diri kepada Samuel. Kedua unsur terakhir dihubungkan satu sama lain melalui kesalahan anak-anak Eli yang mesti dihukum. Seluruh kisah ini adalah tua sekali dan mengenai hal-hal yang sungguh-sungguh terjadi.
Jerusalem: 1Sam 2:1-10 - -- Nyanyian Hana ini pernah dikatakan "contoh" bagi nyanyian Maria, bdk Luk 1:45-55. Tetapi nada nyanyian Maria itu jauh lebih pribadi dari pada nada nya...
Nyanyian Hana ini pernah dikatakan "contoh" bagi nyanyian Maria, bdk Luk 1:45-55. Tetapi nada nyanyian Maria itu jauh lebih pribadi dari pada nada nyanyian Hana. Lagu Hana itu berupa mazmur yang berasal dari zaman para raja. Ia mengungkapkan pengharapan "orang miskin", rendah hati, bdk Zef 2:3+, dan bagian terakhir melayangkan pandangan kepada Raja-Mesias. Karena dalam 1Sa 5 tersinggung "orang mandul", maka mazmur ini diletakkan di mulut Hana.
Ende -> 1Sam 2:1-36
Ende: 1Sam 2:1-36 - -- Doa ini sangat serupa dengan doa Maria (Magnificat), jang pasti diilhamkan oleh
lagu Hana ini. Lagu ini ditaruh dalam mulut Hana oleh si pengarang, me...
Doa ini sangat serupa dengan doa Maria (Magnificat), jang pasti diilhamkan oleh lagu Hana ini. Lagu ini ditaruh dalam mulut Hana oleh si pengarang, meskipun itu tidak dikarang atau diutjapkan oleh Hana. Lagu ini bukan lagu sjukur untuk kelahiran anak, jang diutjapkan isteri mandul (pokok ini sebentar disindir oleh ajat 5c-d)(1Sa 2:5c-d), melainkan lagu pudjian seorang radja, jang ditolong oleh Jahwe lawan musuh2nja, jang dikalahkan (10d-e)(1Sa 2:10d-e) dan achirnja memandang achirat (al-Masih).
Ref. Silang FULL -> 1Sam 2:6
Ref. Silang FULL: 1Sam 2:6 - dan menghidupkan // dan mengangkat · dan menghidupkan: Ul 32:39
· dan mengangkat: Yes 26:19; Yeh 37:3,12
· dan menghidupkan: Ul 32:39
· dan mengangkat: Yes 26:19; Yeh 37:3,12
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 1Sam 2:1-10
Matthew Henry: 1Sam 2:1-10 - Nyanyian Puji-pujian Hana
Dalam pasal ini kita menemukan,
I. Nyanyian syukur Hana kepada Allah atas perkenanan-Nya dalam mengaruniakan Samuel kepadanya (ay. 1-...
- Dalam pasal ini kita menemukan,
- I. Nyanyian syukur Hana kepada Allah atas perkenanan-Nya dalam mengaruniakan Samuel kepadanya (ay. 1-10).
- II. Kembalinya Elkana dan Hana ke rumahnya, dengan berkat Eli (ay. 11, 20). Pertambahan jumlah anggota keluarga mereka (ay. 21). Pertumbuhan dan perkembangan Samuel (ay. 11, 18, 21, 26), dan perhatian Hana dalam membuatkan jubah baginya (ay. 19).
- III. Kejahatan luar biasa anak-anak Eli (ay. 12-17, 22).
- IV. Teguran yang terlalu ringan yang diberikan Eli anak-anaknya atas kejahatan mereka (ay. 23-25).
- V. Pesan yang sungguh mengerikan yang disampaikan Allah kepadanya melalui seorang nabi, yang mengancam kehancuran keluarganya karena kejahatan anak-anaknya (ay. 27-36).
Nyanyian Puji-pujian Hana (2:1-10)
- Kita di sini mendapati nyanyian syukur Hana, yang diungkapkan tidak hanya oleh roh doa, tetapi juga oleh roh nubuatan. Permohonan belas kasihan yang dirindukannya telah kita dengar sebelumnya (1:11), dan di sini kita mendengar puji-pujiannya atas terkabulnya permohonan itu. Permohonan dan puji-pujian yang diucapkan mulutnya itu dengan melimpah meluap dari hati yang terdalam. Permohonannya penuh dengan kerinduannya, sedangkan puji-pujiannya melimpah dengan kebaikan Allah. Secara umum amatilah,
- 1. Ketika menerima belas kasih dari Allah, Hana mengakuinya dan membalasnya dengan puji-pujian kepada-Nya. Tidak seperti sembilan orang kusta (Luk. 17:17). Puji-pujian adalah uang sewa kita, persembahan kita. Kita tidak adil bila tidak membayarnya.
- 2. Belas kasih yang telah diterimanya adalah sebuah jawaban bagi doa, dan karenanya dia merasa diri secara khusus wajib untuk bersyukur atasnya. Apa yang kita peroleh melalui doa, kita harus mensyukurinya dengan kepuasan dan dengan pujian.
- 3. Ucapan syukurnya di sini disebut suatu doa: Lalu berdoalah Hana. Sebab ucapan syukur adalah suatu bagian yang penting dari doa. Dalam setiap sapaan kepada Allah kita harus mengungkapkan suatu pujian syukur kepada-Nya sebagai pemelihara kita. Bahkan ucapan syukur atas belas kasih yang telah diterima harus dipandang sebagai suatu permohonan untuk belas kasih berikutnya.
- 4. Berdasarkan belas kasih khusus yang telah diterimanya dari Allah ini dia mengambil kesempatan, dengan hati yang lega dan lapang, untuk mengucapkan hal-hal yang mulia tentang Allah dan pemerintahan-Nya atas dunia bagi kebaikan umat-Nya. Apa pun di segala waktu yang mendatangkan rasa syukur, nyatakanlah itu.
- 5. Doa permohonannya disampaikan di dalam hati. Suaranya tidak kedengaran. Tetapi dalam pengucapan syukurnya dia berbicara, sehingga semua orang bisa mendengarkannya. Ia menyampaikan permohonannya dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan, tetapi sekarang bibirnya terbuka untuk memperdengarkan pujian kepada TUHAN.
- 6. Ucapan syukurnya ini ditinggalkan tercatat di sini guna mendorong kaum yang lemah untuk berani datang menghampiri takhta kasih anugerah. Allah akan memedulikan doa-doa dan pujian mereka. Nyanyian pujian Maria memiliki hubungan dengan nyanyian pujian Hana di sini (Luk. 1:46). Ada tiga hal yang kita temukan dalam puji-pujian Hana ini:
- I. Sorak kemenangan Hana di dalam TUHAN, dalam kesempurnaan-Nya yang mulia, dan hal-hal besar yang telah diperbuat-Nya bagi dia (ay. 1-3). Perhatikanlah,
- 1. Hal-hal besar yang dikatakannya tentang Allah. Ia tidak memperhatikan belas kasih khusus yang membuatnya bersukacita sekarang, tidak memuji Samuel untuk ketampanannya, untuk masa pertumbuhannya, seperti yang sangat disukai dan sering dilakukan oleh kebanyakan orangtua. Tidak, dia mengesampingkan dahulu pemberian, dan lebih memuji sang Pemberi, sementara kebanyakan orang melupakan sang Pemberi dan hanya tertuju pada pemberiannya. Setiap aliran sungai pasti memimpin kita kepada sumber mata air. Karena itu, segala perkenan yang kita terima dari Allah seharusnya membangkitkan kekaguman kita akan kesempurnaan tanpa batas yang ada di dalam Allah. Mungkin ada Samuel-Samuel lain, tetapi tidak ada Yehova yang lain. Tidak ada yang lain kecuali Engkau. Perhatikanlah, Allah harus dipuji sebagai Pribadi yang tak tertandingi dan yang empunya kesempurnaan yang tak dapat disejajarkan. Kemuliaan ini adalah karena nama-Nya, tidak hanya bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia, tetapi juga tidak ada yang lain di samping Dia (ay. 2, KJV). Semua yang lain hanyalah kepura-puraan belaka (Mzm. 18:31). Empat sifat Allah yang mulia dirayakan oleh Hana di sini:
- (1) Kesucian-Nya yang tak tercela. Ini adalah sifat yang paling dipuji di dunia atas, oleh orang-orang saleh yang selalu memandang wajah-Nya (Yes. 6:3; Why. 4:8). Pada waktu bangsa Israel merayakan kemenangan atas bangsa Mesir, Allah dipuji sebagai mulia karena kekudusan-Mu (Kel. 15:11). Demikian pula di sini, dalam kemenangan Hana, tidak ada yang kudus seperti TUHAN. Ini adalah kelurusan sifatnya, kesesuaian-Nya yang tak terbatas dengan diri-Nya sendiri, dan keadilan pemerintahan dan penghukuman-Nya dalam semua pelaksanaannya. Dengan mengingat hal inilah kita harus bersyukur.
- (2) Kemahakuasaan-Nya: tidak ada gunung batu, atau kekuatan apapun, sebab inilah istilah yang kadang-kadang digunakan, seperti Allah kita. Hana telah mengalami suatu dukungan yang besar dengan bersandar kepada-Nya, maka dia berbicara tentang apa yang dia temukan dan sepertinya merujuk kepada apa yang juga dialami oleh Musa (Ul. 32:31).
- (3) Hikmat-Nya yang tak terselami: TUHAN itu, hakim dari semua, Allah yang mahatahu. Ia dengan jelas dan sempurna melihat ke dalam karakter setiap orang dan manfaat dari setiap penyebab serta memberi pengetahuan dan pengertian kepada orang-orang yang mencarinya dari Dia.
- (4) Keadilan-Nya yang tanpa salah: Oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji. Demikian pula dengan segala perbuatan-Nya, semuanya dalam pertimbangan-Nya yang kekal. Juga segala perbuatan manusia, ditimbang oleh penghukuman-Nya, sehingga Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, dan tidak pernah salah dalam menilai orang dan perbuatannya.
- 2. Bagaimana dia menghibur diri sendiri di dalam semua hal ini. Jika kita memberi Allah kemuliaan, maka kita akan mendapat penghiburan darinya. Inilah yang dilakukan oleh Hana,
- (1) Dalam sukacita kudus: Hatiku bersukaria karena TUHAN. Tidak begitu besar karena anaknya, melainkan karena TUHAN-nya. Allah harus menjadi kegembiraan dari sukacita kita (Mzm. 43:4), dan sukacita kita dalam hal apa saja tidak boleh lebih besar daripada dalam Dia: “Aku bersukacita karena pertolongan-Mu. Tidak hanya dalam perkenanan-Mu yang khusus bagiku, tetapi juga dalam keselamatan umat-Mu Israel, keselamatan yang secara khusus akan dibawa melalui anak ini, dan di atas segalanya, oleh Kristus, yang digambarkan oleh semua keselamatan tersebut.”
- (2) Dalam sukaria kudus: “Tanduk kekuatanku ditinggikan. Tidak hanya nama baikku diselamatkan dengan memiliki seorang anak laki-laki, tetapi juga sangat ditinggikan karena memiliki anak yang demikian.” Kita membaca tentang beberapa penyanyi yang ditunjuk oleh Daud untuk mengangkat tanduk, sebuah alat musik, dalam memuji TUHAN (1Taw. 25:5), sehingga Tanduk kekuatanku ditinggikan berarti ini, “Puji-pujianku sangat ditinggikan kepada suatu tingkatan yang tidak biasa.” Ditinggikan di dalam TUHAN (KJV) berarti Allah harus memperoleh kehormatan dari semua pujian kita, dan dalam Dia kita harus bersuka ria. Mulutku mencemoohkan musuhku (KJV: dibuka lebar) yaitu, “Sekarang dengan ini aku harus menjawab orang-orang yang mencemoohku.” Ia yang membuat tabungnya penuh dengan anak panah, rumahnya penuh dengan anak-anak, tidak akan malu untuk berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang (Mzm. 127:5).
- 3. Bagaimana Hana di sini membungkam orang-orang yang menegakkan diri sebagai pesaing Allah dan memberontak melawan Dia (ay. 3): Janganlah kamu selalu berkata sombong. Janganlah Penina dan anak-anaknya mencelanya lagi karena keyakinannya kepada Allah dan doanya kepada-Nya: pada akhirnya segala usahanya tidak sia-sia. Lihat 10, Musuhku akan melihatnya dan dengan malu ia akan menutupi mukanya, dia yang berkata kepadaku: “Di mana TUHAN, Allahmu?” Atau mungkin ia tidak mau merendahkan diri dengan terlalu memperhatikan Penina dan kejahatannya di dalam nyanyian ini. Nyanyiannya lebih dimaksudkan sebagai teguran atas keangkuhan orang-orang Filistin dan musuh-musuh lain dari Allah dan Israel, karena Mereka membuka mulut melawan langit (Mzm. 73:9). “Kiranya hal ini membungkam dan mempermalukan mereka. Ia yang telah menghukum musuhku akan menghukum para musuh umat-Nya juga.”
- II. Perhatian Hana terhadap hikmat dan kedaulatan penyelenggaraan ilahi dalam menyelesaikan segala urusan anak-anak manusia. Keadaan mereka cepat berubah menjadi buruk. Perubahannya aneh dan tiba-tiba, sering kali hanya ada langkah yang sangat pendek antara puncak kemakmuran dan kedalaman kesulitan. Ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur (Pkh. 7:14). Kedua hari ini sangat dekat, dan tidak ada jurang pemisah di antaranya, sehingga kita dapat menangis seolah-olah tidak menangis; dan bergembira seolah-olah tidak bergembira.
- 1. Yang kuat segera dilemahkan dan yang lemah segera dikuatkan, sesuai dengan perkenan Allah (ay. 4). Di pihak lain, bilamana Ia berfirman, busur pada pahlawan telah patah. Mereka dilucuti, tidak mampu berbuat seperti sebelumnya, seperti mereka rancangkan. Mereka yang tadinya tampak memiliki keuntungan di pihak mereka, dan berpikir akan menang, ditaklukkan dalam pertempuran (lih. Mzm. 46:10; 37:15, 17). Ada sementara orang segera menjadi lemah karena penyakit dan umur, dan mereka mendapati busurnya tidak lagi memiliki kekuatan. Banyak orang perkasa yang mengagumi kekuatannya mendapati diri tertipu olehnya bagaikan busur yang patah, yang mengecewakan mereka ketika mengandalkannya. Di pihak lain, apabila TUHAN berbicara, orang-orang yang tersandung karena lemah, yang sedemikian lesu sampai tidak sanggup berdiri tegak dan lurus, dikenakan kekuatan, dalam tubuh dan pikiran, sehingga sanggup melakukan hal-hal yang besar. Orang-orang menjadi lemah karena penyakit kembali menjadi kuat dan segar (Ayb. 33:25), dan mereka yang terbungkuk-bungkuk oleh dukacita akan memperoleh kembali kegembiraannya, yang menguatkan kembali tangan yang lemah lesu dan lutut yang goyah (Yes. 35:3). Kemenangan beralih kepada pihak yang telah ditinggalkan, bahkan orang-orang lumpuh akan menjarah jarahan (Yes. 33:23).
- 2. Yang kaya segera dijadikan miskin dan yang miskin secara ajaib dijadikan kaya dengan segera (ay. 5). Penyelenggaraan Allah kadang-kadang menghancurkan harta benda manusia sedemikian rupa dan menggagalkan usaha mereka, dan tanpa api yang berkobar membakar hasil lumbung mereka, sehingga mereka yang kenyang, lumbung mereka penuh, bejana mereka penuh, rumah penuh dengan segala yang baik (Ayb. 22:18), dan perut dikenyangkan dengan apa yang Engkau simpan (Mzm. 17:14), telah dijadikan berkekurangan sedemikian miskin dan papanya sehingga mereka tidak mempunyai segala sesuatu yang diperlukan untuk menyambung hidup mereka. Mereka bahkan menyewakan dirinya karena makanan, dan harus mencangkul, sebab mereka malu untuk mengemis. Kekayaan lenyap (Ams. 23:5), dan meninggalkan mereka menderita sengsara yang, pada waktu mereka mempunyainya, menaruh kebahagiaan mereka di dalamnya. Sungguh dua kali lebih menyedihkan mereka yang tadinya kaya tetapi jatuh miskin. Namun di pihak lain, Penyelenggaraan Ilahi kadang-kadang mengatur sedemikian rupa sehingga orang-orang yang lapar berhenti, yaitu berhenti untuk menyewakan diri demi mendapatkan makanan. Orang-orang yang, oleh berkat Allah dalam usaha mereka, menjadi kaya di dunia dan hidup cukup dengan nyaman, mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi. Hal ini tidaklah berkaitan dengan peruntungan atau semata-mata karena hikmat atau kebodohan manusia. Kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia (Pkh. 9:11), bukan juga selalu karena kesalahan manusia maka mereka menjadi miskin, melainkan karena TUHAN membuat miskin dan membuat kaya (ay. 7). Yang seorang dibuat miskin sedangkan yang lainnya dijadikan kaya, dan ini adalah oleh perbuatan TUHAN. Kepada sebagian orang Ia memberi kuasa untuk memperoleh kekayaan, dan dari yang lain Ia mengambil kuasa untuk menyimpan kekayaan yang mereka miliki. Apakah kita miskin? TUHANlah yang menyebabkan kita miskin, supaya kita belajar berpuas diri dengan keadaan kita dan menerimanya apa adanya. Apakah kita kaya? TUHANlah yang menyebabkan kita kaya, supaya kita dengan begitu kita bersyukur dan melayani Dia dengan sukacita dalam kelimpahan segala sesuatu yang baik yang Ia berikan. Namun, seseorang juga dapat mengalami kemiskinan dan kekayaan. Orang yang dahulu kaya dijadikan Allah miskin, dan beberapa waktu kemudian dijadikan kaya kembali, seperti Ayub. Ia yang memberi, Ia pula yang mengambil dan kemudian memberi lagi. Karena itu, janganlah orang kaya menjadi sombong dan merasa aman-aman saja, sebab Allah dapat menjadikan mereka miskin dengan seketika. Janganlah orang miskin menjadi sedih dan putus asa, sebab Allah dapat menjadikan mereka kaya kembali pada waktunya.
- 3. Keluarga tanpa anak diperlengkapi dengan anak dan keluarga yang besar dikurangi dan dijadikan kecil. Inilah contoh yang mendatangkan puji-pujian syukur: orang yang mandul melahirkan tujuh anak. Kendati sekarang Hana hanya mempunyai seorang anak laki-laki, dan malah menjadi seorang nazir yang diabdikan kepada Allah dan digunakan dalam pelayanan-Nya, anak tunggalnya itu sama berharga baginya seperti tujuh anak laki-laki. Atau itu adalah bahasa imannya. Kini dia hanya memiliki satu anak tetapi berharap akan mendapat banyak anak lagi, dan ia tidak dikecewakan dengan pengharapannya. Ia memiliki lima orang anak lagi (ay. 21), sehingga seandainya kita menghitung Samuel sebagai dua, seperti yang kita harapkan, maka dia memiliki jumlah yang dijanjikannya sendiri: orang yang mandul melahirkan tujuh anak, sementara itu, di pihak lain, orang yang banyak anaknya, menjadi layu, dan dibiarkan demikian. Ia tidak dapat berkata-kata lain. Penina kini menjadi malu dan hancur hatinya. Tradisi orang Yahudi berkata bahwa ketika Hana melahirkan satu anak, maka Penina menguburkan dua anak. Ada banyak contoh tentang pertambahan anggota keluarga yang tak terhitung banyaknya dan memudarnya keluarga yang tadinya ternama (Ayb. 22:23; Mzm. 107:38, dll.).
- 4. Allah adalah TUHAN yang berdaulat atas hidup dan mati (ay. 6): TUHAN mematikan dan menghidupkan. Ayat ini berbicara,
- (1) Tentang kekuasaan Allah yang berdaulat dan penyelenggaraan-Nya dalam hidup dan matinya anak-anak manusia. Ia menetapkan kelahiran dan penguburan. Kapan pun ada yang mati, Allah-lah yang mengarahkan anak panah kematian. TUHAN mematikan. Kematian adalah utusan-Nya, menghantam siapa pun dan kapan pun Dia inginkan. Tidak ada satu pun yang dibawa kepada debu, kecuali Dia membawa mereka turun ke situ, sebab tangan-Nya yang memegang segala kunci maut dan kerajaan maut (Why. 1:18). Kapan pun ada yang lahir, Dialah yang menjadikan mereka hidup. Tidak ada orang yang tahu bagaimanakah pergerakan Roh, tetapi ini yang kita ketahui, bahwa hal itu berasal dari Bapa segala roh. Kapan pun ada yang sembuh dari sakit dan dilepaskan dari bahaya yang datang menerpa, Allah-lah yang mengangkat dia. Sebab ALLAH, Tuhanku, memberi keluputan dari maut.
- (2) Tentang pembedaan yang diadakan-Nya antara sebagian dan yang lain: Ia mematikan sebagian orang, dan menjadikan, yaitu, menjaga, yang lain tetap hidup, sekalipun mereka sama-sama berada di dalam bahaya, misalnya dalam peperangan atau wabah penyakit. Dua orang berbaring di tempat tidur yang sama, yang satu diambil oleh kematian dan yang lain dibiarkan hidup. Demikian pula Bapa, sebab hal itu adalah baik di mata-Nya. Sebagian yang besar kemungkinannya hidup diturunkan ke dalam kubur, dan yang lain yang sepertinya akan mati diangkat oleh Dia. Sebab hidup dan mati tidaklah bergantung pada kemungkinan atau sepertinya. Penyelenggaraan Allah pada sebagian orang adalah mematikan, menghancurkan kenyamanan mereka, dan pada orang lain di waktu yang sama adalah menghidupkan.
- (3) Tentang perubahan yang dibuat terhadap satu orang yang sama: Ia mematikan dan menurunkan ke dalam dunia orang mati, yaitu, Ia bahkan membawanya ke pintu gerbang kematian, dan kemudian menghidupkannya kembali dan mengangkatnya, ketika bahkan hidup sudah tidak ada harapan lagi dan hukuman mati sudah diterimanya (2Kor. 1:8-9). Ia mengubahnya menjadi kehancuran, dan kemudian berkata, Kembalilah (Mzm. 90:3). Tidak ada sesuatu yang terlalu sukar bagi Allah untuk dilakukan, apakah itu untuk mempercepat orang mati ataukah untuk menaruh hidup pada tulang-tulang yang kering.
- 5. Kemajuan dan kehinaan keduanya adalah dari Dia. Ia membawa sebagian orang ke tempat yang rendah dan mengangkat yang lain (ay. 7), merendahkan yang sombong dan memberi kasih karunia serta kehormatan kepada yang rendah. Ia membaringkan dalam debu tanah orang-orang yang ingin bersaing dengan Dia dan menginjak-injak semua orang di sekeliling (Ayb. 40:7-8), tetapi mengangkat dan menyelamatkan mereka yang merendahkan diri di hadapan-Nya (Yak. 4:10). Hal ini juga berlaku pada orang yang sama: mereka yang telah Ia rendahkan, dan sebagai akibatnya dengan rendah hati bertobat, Ia angkat kembali. Hal ini disebutkan dalam ay. 8, Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, suatu keadaan yang rendah dan hina, bahkan dari dalam tumpukan sampah kotoran, suatu keadaan yang rendah, jijik, memualkan, dan dibenci, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan. Lihat 7-8. Kenaikan kedudukan tidak berasal dari kebetulan, tetapi dari putusan hikmat Allah, yang sering lebih berpihak kepada orang-orang yang sangat tidak mungkin diharapkan dan dipandang orang tidak layak. Yusuf dan Daniel, Musa dan Daud, diangkat kedudukannya secara ajaib, dari sebuah penjara menuju sebuah istana, dari pengait domba kepada tongkat kerajaan. Para bangsawan yang ada di sekelilingnya mungkin tergoda untuk meremehkan mereka, tetapi Allah dapat menegakkan kehormatan yang Ia berikan secara mengejutkan, dan bahkan menjadikan mereka pemilik kursi kehormatan (KJV: pewaris takhta kemuliaan). Janganlah menghina dengan debu dan sampah kotoran orang-orang yang oleh Sang Penyelenggara telah diangkat keluar dari sana, sebab semakin rendah permulaan mereka, semakin tinggilah mereka diangkat, dan Allah dipermuliakan dalam kemajuan mereka itu, jika hal itu diperoleh dengan cara-cara yang sah dan terhormat.
- 6. Alasan mengapa tindakan pemeliharaan Allah berlaku seperti ini, dan mengharuskan kita untuk menyetujuinya, betapa pun mengejutkan: Sebab TUHAN mempunyai alas bumi (KJV: Sebab semua tiang penopang bumi adalah kepunyaan TUHAN ALLAH)
- (1) Secara harfiah, ini menyatakan kuasa kebesaran atau kemahakuasaan Allah, yang tidak dapat dikendalikan siapa pun. Ia menopang seluruh ciptaan, menaruh dasar atau alas bumi, dan terus menyokongnya dengan firman-Nya yang berkuasa. Jadi, Ia yang menggantungkan bumi pada kehampaan (Ayb. 26:7), apa pula yang tidak dapat Ia lakukan jauh melampaui pikiran dan harapan kita berkenaan dengan segala urusan keluarga dan kerajaan? Akan tetapi,
- (2) Apabila kita memahaminya secara kiasan, hal ini menyatakan kedaulatan-Nya yang tak tertandingi, yang tak terbantahkan. Para bangsawan dan tokoh-tokoh di dunia, yang pemimpin negara dan pemerintahan, adalah tiang-tiang penopang bumi (Mzm. 75:4, KJV). Pada tiang-tiang penopang inilah segala urusan dunia berubah ke sana kemari, tetapi tiang-tiang itu kepunyaan Tuhan Allah (Mzm. 47:10). Dari Dialah mereka memperoleh kuasa, dan karena itu Ia dapat memajukan mereka yang diperkenan-Nya. Dan siapakah yang dapat berkata kepada-Nya, Apa yang dapat Engkau perbuat terhadap aku?
- III. Sebuah nubuatan tentang pemeliharaan dan peninggian semua sahabat setia Allah, dan tentang kebinasaan semua musuh Allah dan musuh sahabat-sahabat-Nya. Setelah menyaksikan kemenangannya yang gemilang atas apa yang telah dilakukan Allah, dan yang sedang dilakukan-Nya, Hana menutup sorak kemenangannya itu dengan pengharapan sukacita akan apa yang akan dilakukan Allah (ay. 9-10). Pengungkapan-pengungkapan perasaan saleh (kata Uskup Patrick) selama masa-masa itu sering kali memuncak menjadi pengungkapan nubuatan, yang melaluinya Allah terus menghidupkan di dalam bangsa itu ibadah sejati kepada-Nya, di tengah-tengah perbuatan mereka yang selalu tertuju pada penyembahan berhala. Nubuatan Hana ini dapat merujuk,
- 1. Lebih langsung kepada pemerintahan Israel oleh Samuel, dan oleh Daud yang diurapi olehnya. Bangsa Israel, orang-orang kudus-Nya, harus dilindungi dan dibebaskan. Bangsa Filistin, musuh mereka, harus dikalahkan dan ditaklukkan, secara khusus oleh guntur (7:10). Kekuasaan mereka harus diperluas, Raja Daud diperkuat dan sangat ditinggikan, dan Israel, yang dalam masa hakim-hakim tidak ada apa-apanya dan banyak mengalami kesulitan untuk bertahan hidup, akan segera menjadi besar dan hebat, dan mengajarkan hukum kepada semua tetangganya. Sungguh merupakan suatu perubahan yang luar biasa. Dan kelahiran Samuel, tampaknya, seperti fajar dari hari perubahan yang besar itu. Namun,
- 2. Kita memiliki alasan untuk berpikir bahwa nubuatan ini memandang lebih jauh lagi, yaitu kepada kerajaan Kristus dan penyelenggaraan dari kerajaan anugerah itu. Hana berbicara mengenai hal tersebut, setelah mengungkapkan dengan panjang lebar tentang kerajaan penyelenggaraan-Nya. Dan di sinilah pertama kalinya kita menjumpai nama Mesias, atau yang Diurapi. Para penafsir kuno, baik Yahudi dan Kristen, melihat kata ini tidak hanya dipakai untuk Daud, tetapi Putra Daud. Hal-hal mulia dibicarakan di sini tentang Kerajaan Sang Pengantara, baik sebelum dan sejak penjelmaan-Nya menjadi manusia. Sebab cara pelaksanaannya, baik melalui firman kekal maupun firman yang telah menjadi daging, persis sama. Tentang kerajaan tersebut kita di sini diyakinkan,
- (1) Bahwa semua warganya yang setia akan dilindungi dengan hati-hati dan penuh kuasa (ay. 9): Langkah kaki orang-orang yang dikasihi-Nya dilindungi-Nya. Ada suatu umat di dalam dunia yang merupakan orang-orang kudus Allah, orang-orang pilihan-Nya dan yang dikuduskan-Nya. Dan ia akan melindungi langkah kaki mereka, yaitu, semua yang menjadi kepunyaannya akan berada di bawah perlindungan-Nya, termasuk ujung kaki mereka sekalipun. Jika kaki mereka saja Ia lindungi, apalagi kepala dan hati mereka. Ia akan mengamankan kaki mereka, yaitu tanah tempat mereka berpijak, dan memperlancar perjalanan mereka. Ia akan menjaga perasaan dan tindakan mereka dengan anugerah-Nya, sehingga kaki mereka tidak mengembara keluar dari jalannya, atau tersandung di tengah perjalanan. Ketika kaki mereka hampir terpeleset (Mzm. 73:2) maka kasih setia-Mu, ya TUHAN, menyokong aku (Mzm. 94:18) dan menjaga mereka supaya jangan sampai tersandung (Yud. 1:24). Ketika kita memelihara jalan Allah, maka Ia akan memelihara langkah kaki kita (lih. Mzm. 37:23-24).
- (2) Bahwa segala kuasa yang bersatu untuk melawan kerajaan-Nya itu tidak akan sanggup meruntuhkannya. Dengan kekuatan tidak ada manusia yang menang. Kekuatan Allah bekerja bagi jemaat-Nya. Dan, jika kekuatan Allah bekerja, maka kekuatan manusia tidak akan dapat bertahan untuk melawan jemaat-Nya. Jemaat tampaknya tidak mempunyai kekuatan, teman-temannya sedikit dan mudah goyah, tetapi ketahanan bukanlah oleh kekuatan manusia (Mzm. 33:16). Allah tidak butuh kekuatan manusia bagi diri-Nya (Mzm. 147:10) atau takut terhadapnya.
- (3) Bahwa semua musuh jemaat-Nya pasti akan dihancurkan dan ditaklukkan: orang-orang fasik akan mati binasa dalam kegelapan (ay. 9). Mereka akan dihantam hingga menjadi buta dan tuli, tidak sanggup melihat jalan mereka atau berkata bagi diri sendiri. Orang-orang berdosa yang terkutuk dihukum ke dalam tempat kegelapan, dan di sana mereka akan terdiam bisu untuk selamanya (Mat. 22:12-13). Orang-orang fasik disebut orang-orang yang berbantah dengan TUHAN, dan dinubuatkan (ay. 10), bahwa mereka akan dihancurkan. Rancangan mereka melawan Kerajaan-Nya di antara manusia akan dihempaskan sepenuhnya, dan mereka sendiri dibinasakan. Bagaimana mungkin orang-orang yang mengangkat senjata melawan Yang Mahakuasa dapat berhasil? (lih. Luk. 19:27). Allah punya banyak cara untuk membinasakan mereka, atas mereka Ia mengguntur di langit, sehingga tidak hanya membuat mereka kebingungan dan ketakutan, tetapi juga membawa mereka kepada kehancuran. Siapakah yang dapat bertahan terhadap guntur Allah?
- (4) Bahwa penaklukan yang dilakukan oleh kerajaan ini akan meluas sampai ke daerah-daerah yang jauh: TUHAN mengadili bumi sampai ke ujung-ujungnya. Kemenangan Daud dan daerah kekuasaan-Nya menjangkau sampai jauh, tetapi ujung bumi dijanjikan kepada Sang Mesias untuk menjadi kepunyaan-Nya (Mzm. 2:8), entah berada di bawah kuasa tongkat kerajaan-Nya atau dihancurkan oleh gada besi-Nya. Allah adalah hakim atas semua, dan Ia akan menghukum bagi umat-Nya orang-orang yang melawan-Nya dan melawan umat-Nya itu (Mzm. 110:5-6).
- (5) Bahwa kuasa dan kemuliaan Mesias Sang Pangeran akan bertumbuh dan bertambah-tambah lebih dan lebih lagi: Ia memberi kekuatan kepada raja yang diangkat-Nya, untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya yang agung (Mzm. 89:22, dan lihat Luk. 22:43), untuk menguatkan Dia melalui segala kesukaran dalam kemanusiaan-Nya, dan dalam peninggian-Nya Ia akan mengangkat kepala (Mzm. 110:7), meninggikan tanduk, kuasa dan kehormatan, dari Yang Diurapi-Nya itu, dan menjadikan Dia yang mahatinggi di antara raja-raja bumi (Mzm. 89:28). Mahkota kemenangan ini adalah lebih dari apa pun, dan merupakan puncak peninggian-Nya. Tanduk kekuatan Hana ditinggikan (ay. 1), sebab Hana melihat ke depan kepada tanduk Sang Mesias yang akan ditinggikan mulai. Hal inilah yang menjamin pengharapan. Para warga kerajaan Kristus akan aman, dan para musuhnya akan dihancurkan, sebab Yang Diurapi, Kristus Tuhan, dilengkapi dengan kekuatan, sehingga sanggup untuk menyelamatkan dan menghancur-binasakan.
SH: 1Sam 2:1-10 - Berkat terbesar. (Jumat, 21 November 1997) Berkat terbesar.
Banyaknya berkat yang Hana terima dari Allah merupakan alasan untuk memuji Allah. Tuhan telah memperhatikannya; Tuhan memberikannya ...
Berkat terbesar.
Banyaknya berkat yang Hana terima dari Allah merupakan alasan untuk memuji Allah. Tuhan telah memperhatikannya; Tuhan memberikannya seorang anak, bahkan memakai anaknya itu kelak menjadi hamba-Nya. Tetapi berkat terbesar yang dialami Hana ialah ia makin dekat dan makin jelas mengenal Tuhan. Itu tampak dalam ungkapan doanya yang sarat dengan kebenaran teologis tentang Allah dan perbuatan-Nya. Keesaan dan keunikan Allah dengan jelas disyukuri Hana (ayat 2). Ia menyadari bahwa Tuhanlah yang menentukan seluruh kehidupan manusia (ayat 6-10).
Hitunglah berkat Tuhan dalam hidup Anda. Bila kita belajar menghitung berkat-berkat yang kita terima dari Tuhan selama ini, kita akan malu sendiri. Mengapa? Karena kita kurang memuji dan kurang mensyukuri Dia. Kita cenderung mudah bersungut dan meragukan kebaikan Allah. Saat topan keras melanda hidupmu, saat putus asa dan letih lesu, hitunglah berkat Tuhan satu-satu. Niscaya engkau kagum oleh kasih-Nya. Syair Kidung Jemaat No. 439 patut kita endapkan dalam sanubari kita.
Renungkan: Mana lebih Anda utamakan? Memohon berkat agar mengenal Tuhan atau mengenal Tuhan merupakan berkat besar?
Doa: Tolongku memiliki rohani yang benar, Tuhan.
SH: 1Sam 2:1-10 - Pengakuan dalam sukacita (Selasa, 29 Juli 2003) Pengakuan dalam sukacita
Seseorang menjadi spesial ketika ia bertindak lebih baik dari
kecenderungan rata-rata orang. Rata-rata orang, bila dite...
Pengakuan dalam sukacita
Seseorang menjadi spesial ketika ia bertindak lebih baik dari kecenderungan rata-rata orang. Rata-rata orang, bila ditempatkan dalam posisi Hana, akan melihat peristiwa ini sebagai pembenaran bahwa Allah adalah Tuhannya Hana. Hana layak menyandang status spesial karena tindakannya yang sama sekali tidak membalaskan sakit hatinya dengan tindakan seperti yang Penina lakukan. Hana mengungkapkan sakit hatinya kepada Tuhan.
Kata 'musuh' dalam ayat 1 sama artinya dengan ungkapan yang sering kita temukan dalam kitab Mazmur. Musuh Allah adalah orang fasik, orang-orang yang melawan keadilan Allah dengan menindas orang- orang lemah. Tema utama nyanyian syukur Hana bukanlah cibiran, tetapi bagaimana Allah terus menyatakan keadilan-Nya, seperti yang dinyatakan-Nya melalui kelahiran Samuel. Allah membela orang lemah dengan membalikkan keadaan penindasan yang dilakukan oleh orang-orang fasik dan jahat (ayat 4-10). Mereka yang tadinya lemah, tertindas, hina, ditinggikan Allah dan diberikan kehormatan (ayat 7-8).
Nyanyian Hana ditujukan bukan kepada Penina atau orang tertentu, tetapi kepada khalayak umum bangsa Israel ('kamu' pada ayat 3 dalam bahasa Ibrani adalah dalam bentuk jamak: 'kamu sekalian', bdk. ay. 2 'Allah kita'). Hana sadar bahwa Allah bertindak semata-mata karena kekudusan dan keadilan-Nya. Allah akan melawan orang fasik siapa pun dia, termasuk Hana seandainya ia berbalik menjadi penindas. Teladan dari Hana adalah di tengah ungkapan sukacitanya, ia mengakui bahwa berkat dari Allah harus disambut dengan pengakuan akan keadilan dan kekudusan yang ditunjukkan dan dituntut-Nya dari umat-Nya, termasuk kita.
Renungkan: Ekspresikan sukacita sejati atas berkat-berkat-Nya tiap hari melalui pengakuan dan penghayatan akan kebenaran, kekudusan dan keadilan Allah dalam kata dan perbuatan kita!
SH: 1Sam 2:1-10 - Ditinggikan vs direndahkan (Selasa, 10 Juni 2008) Ditinggikan vs direndahkan
Kemashyuran Tuhan bukan semata karena segala kebaikan yang Dia
perbuat atas umat-Nya, melainkan juga karena keadilan-...
Ditinggikan vs direndahkan
Kemashyuran Tuhan bukan semata karena segala kebaikan yang Dia perbuat atas umat-Nya, melainkan juga karena keadilan-Nya yang Dia tegakkan melawan orang-orang yang tinggi hati. Itulah yang menjadi pengalaman gereja dan anak-anak Tuhan sepanjang zaman.
Pujian Hana yang merayakan kebaikan Tuhan karena meninggikan mereka yang rendah, lemah, dan terpinggirkan di mata dunia ini, bukan hanya karena pengalaman pribadi-nya (ayat 1-3, 5). Pujian ini menyingkapkan sifat dan cara Allah berkarya di dalam umat-Nya dan melalui hamba-Nya. Allah adalah kudus, dapat menjadi tempat bersandar, mahatahu, dan adil (ayat 2-3). Dia bertindak dalam kemahakuasaan-Nya atas para pemimpin (ayat 4), atas perempuan mandul (ayat 5), atas hidup dan mati (ayat 6), atas perbedaan status yang dibuat oleh manusia berdosa (ayat 7-8), dan atas para pelaku kejahatan (ayat 9).
Pujian Hana ini semacam nubuat akan hadirnya raja yang bertindak atas nama Allah untuk menegakkan keadilan, mewujudkan kedaulatan-Nya dengan menjungkirbalikkan kejahatan, ketidakadilan, dan kebanggaan semu (ayat 10). Memang 1 Samuel ini ditulis untuk memperlihatkan bagaimana Allah memegang kendali atas sejarah umat-Nya. Bangsa Israel memang penuh kelemahan. Bagi bangsa lain, Israel 'mandul', tidak menjadi kesaksian apalagi menjadi imam bagi bangsa-bangsa kafir. Sementara di dalamnya, ketidakadilan merajalela. Hanya Tuhan yang bisa membalikkan arah sejarah yang berjalan keliru. Ia melakukannya melalui hamba-Nya yang diurapi. Nubuat ini digenapi lewat Raja Daud dan keturunannya dalam skala nasional. Namun dalam skala dunia, peng-genapan datang lewat Mesias, yang akan membawa keadilan dan keselamatan bagi bangsa-bangsa.
Allah berkarya dalam hidup anak-anak-Nya, bukan karena keperkasaan ataupun kepintaran mereka. Sebaliknya, yang rendah di mata dunia akan diberi-Nya kuasa untuk menegakkan Kerajaan-Nya yang bukan berasal dari dunia ini, yaitu kerajaan yang adil dan sejahtera.
SH: 1Sam 2:1-10 - Ratapan menjadi tarian (Jumat, 25 April 2014) Ratapan menjadi tarian
Ketika pergumulan berat seolah tanpa jalan keluar tentu kita akan merasa hidup kita gelap. Namun ketika jalan keluar terlihat ...
Ratapan menjadi tarian
Ketika pergumulan berat seolah tanpa jalan keluar tentu kita akan merasa hidup kita gelap. Namun ketika jalan keluar terlihat di depan mata, tentu kita akan merasakan sukacita yang luar biasa.
Sukacita itulah yang dialami Hana, ketika Tuhan menjawab doanya. Hana dikaruniai seorang anak, yang diberi nama Samuel (1Sam. 1:27-28). Berdasarkan pengalamannya dengan Tuhan melalui doa yang terjawab itu, Hana melihat semua keajaiban sifat Allah. Ia menyebut bahwa Tuhan itu Kudus, unik, dan menjadi perlindungan bagi manusia (2), Pujian Hana mengungkapkan kebaikan Tuhan yang telah mengangkatnya dari keadaan terhina menurut pandangan manusia, menjadi terhormat.
Pengalaman rohani Hana bersama Tuhan mengubah keadaan hidupnya. Ejekan Penina yang merendahkannya dibungkam oleh Allah (1Sam. 2:3-5). Penderitaan dan rasa malu berganti dengan kehidupan yang penuh semangat karena mengalami kedahsyatan Allah. Tuhan telah merubah perkara yang mustahil menjadi fakta nyata. Karena itu di dalam sukacitanya, Hana memuji dan mengagungkan Allah. Hana menyatakan bahwa Allahlah yang berdaulat atas segala sesuatu: hidup dan matinya manusia, pemimpin, perempuan mandul, perbedaan status, hidup orang jahat, dan atas raja (4-10).
Apa yang Hana alami dapat juga dialami oleh setiap orang percaya. Kita mungkin mengalami masalah dalam hal keuangan, usaha yang bangkrut, sakit penyakit yang sulit disembuhkan, persoalan keluarga, kemandulan, anak yang bermasalah, jodoh, dan lain-lain. Namun sama seperti Hana yang ditolong Tuhan, orang percaya juga bisa mengalami pertolongan Tuhan.
Melalui pujian Hana ini, kita dapat belajar bahwa apa pun yang menjadi masalah kita dan seberat apa pun pergumulan kita, mari kita berharap dan bergantung kepada Allah. Panjatkanlah doa yang sungguh-sungguh dengan tetap mengagungkan Dia, Allah yang berdaulat atas seluruh hidup manusia. Karena Tuhan kita adalah Tuhan yang dapat mengubah ratapan menjadi tarian, duka menjadi suka.
SH: 1Sam 2:1-10 - Baca Gali Alkitab 8 (Jumat, 25 April 2014) Baca Gali Alkitab 8
Apa saja yang Anda baca?
1. Apakah yang menyebabkan Hana bersukacita? (1)
2. Siapakah yang dimaksud Hana dengan musuhnya? Bagai...
Baca Gali Alkitab 8
1. Apakah yang menyebabkan Hana bersukacita? (1)
2. Siapakah yang dimaksud Hana dengan musuhnya? Bagaimana ia bisa terlepas dari musuhnya itu? (1)
3. Siapakah Tuhan dalam pandangan dan pengalaman Hana (2-3, 6-7)?
4. Peringatan apakah yang diberikan kepada orang yang sombong (3)?
5. Pembalikan situasi apa saja yang terjadi di ayat 4-8? Apa yang membuat hal demikian bisa terjadi?
6. Bagaimana Hana menggambarkan kuasa Tuhan di ayat 8-10??
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Lihat kembali pasal 1. Perubahan apa yang Anda lihat pada fokus Hana bila dibandingkan dengan pasal 2:1-10?
2. Dengan mempelajari doa Hana, apakah yang kita pelajari tentang Tuhan, yang dia puji?
3. Melalui puji-pujian Hana, bagaimanakah orang Kristen seharusnya bersikap terhadap musuh?
4. Jika kita akan bercerita tentang Hana, gambaran apakah yang akan kita berikan tentang dia?
Apa respons Anda?
1. Ketika Anda mengalami sakit hati atau kepahitan, kepada siapakah Anda biasanya mengadu?
2. Pernahkah Anda mengalami pembalikan situasi dalam hidup Anda? Apa yang Allah ajarkan melalui peristiwa itu?
3. Pelajaran apa yang Anda pelajari dari Hana mengenai solusi atas kepahitan dan harapan yang tak kunjung terwujud?
Pokok Doa:
Agar umat menjadikan Tuhan sebagai tempat mengadu dan meminta pertolongan, ketika sedang mengalami masalah.
SH: 1Sam 2:1-10 - Indahnya Berdoa (Jumat, 2 Agustus 2019) Indahnya Berdoa
Melalui doa, kita berbicara dengan Allah secara pribadi dan akrab. Tuhan tidak jauh, Ia hanya sejauh doa. Kita dapat berjumpa dan men...
Indahnya Berdoa
Melalui doa, kita berbicara dengan Allah secara pribadi dan akrab. Tuhan tidak jauh, Ia hanya sejauh doa. Kita dapat berjumpa dan menikmati keindahan-Nya lewat doa. Kita dapat mengungkapkan isi hati dengan leluasa, baik suka maupun duka. Doa menjadi saat yang intim bersama Allah. Sesungguhnya, doa itu saat spesial kita bersama Allah.
Di pasal sebelumnya, Hana berdoa dengan suasana hati yang sesak dan sedih, kali ini Hana berdoa dengan hati yang penuh sukacita. Hana memuji Allah di dalam doanya. Ia memuji Allah karena kekuatan dan pertolongan yang telah ditunjukkan Allah kepadanya (1). Melalui doanya, ia menyatakan bahwa Allah adalah satu-satunya Allah yang Mahakudus dan Mahatahu (2). Tidak ada seorang pun yang bisa luput dari kemahatahuan dan keadilan Allah (3-8). Di penhujung doanya, ia menyatakan keyakinannya akan kesetiaan janji Allah, yakni berkat bagi umat Allah dan kutuk bagi orang-orang fasik (9-10).
Doa Hana ini menunjukkan pengenalannya akan Allah yang ia sembah. Ketika ia meminta, ia menyerukan dalam keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Pribadi yang akan menolong dalam kasih dan keadilan-Nya. Ketika ia sudah menerima pertolongan dari Allah, ia memuji-Nya di dalam doa. Pujian lahir dari pengalamannya bersama Allah. Hana mengalami keindahan pribadi Tuhan dalam kehidupan doanya.
Doa bukan hanya sarana pengabulan doa semata. Doa adalah wujud relasi pribadi dengan Allah. Pengabulan doa semata hak Allah sesuai kehendak dan rencana-Nya. Doa merupakan ketundukan diri kepada kehendak dan rencana Allah. Hana telah berdoa sesuai kehendak dan rencana Allah. Apa yang ia doakan adalah juga kehendak-Nya.
Jadikanlah doa tempat kita mengutarakan isi hati kita kepada Allah, demi menjalin relasi dengan Allah. Jangan hanya permintaan yang kita naikkan di dalam doa kita, tetapi juga pujian dan syukur akan kebaikan dan anugerah Allah dalam hidup kita.
Doa: Tuhan, bawalah kami semakin dekat kepada-Mu melalui doa. [MAR]
Topik Teologia -> 1Sam 2:6
Topik Teologia: 1Sam 2:6 - -- Allah yang Berpribadi
Allah Aktif dalam Kehidupan Manusia
Kej 1:26-28 Kej 2:7 Kej 9:5-7 1Sa 2:6-8 Ayu 14:5 Maz 8:4-9 Pengk 3:11...
- Allah yang Berpribadi
- Allah Aktif dalam Kehidupan Manusia
- Kej 1:26-28 Kej 2:7 Kej 9:5-7 1Sa 2:6-8 Ayu 14:5 Maz 8:4-9 Pengk 3:11 Mat 5:45 Luk 6:35 Kis 14:17 Kis 17:29-30 1Ti 2:3-6 2Pe 3:9
- Allah Memiliki Kebebasan (Berdaulat)
- Kej 24:3 Ula 4:39 1Sa 2:6-8 2Sa 7:28 2Ra 19:15 Ayu 9:12 Ayu 41:2 Maz 24:1,10 Maz 50:10-12 Maz 75:7-8 Maz 95:3-5 Maz 99:1 Maz 115:3 Maz 135:6 Maz 146:10 Pengk 3:14 Pengk 9:1 Yes 45:9 Yes 46:10 Yes 61:1,11 Yer 18:6 Rat 5:19 Dan 4:35 Dan 6:27 Mal 1:14 Mat 6:9-10 Mat 11:25-26 Yoh 19:11 Kis 4:24-28 Rom 14:11 Efe 1:11 Efe 4:6 Ibr 1:3 Yak 4:12 Wah 1:5-6
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Pemeliharaan dan Manusia Dunia
- Pemeliharaan Allah di Dalam Perilaku Manusia
- Akibat Bergantung Hanya Pada Allah
- Umat Manusia: Wanita
- Wanita sebagai Anggota Masyarakat
- Respons Puitis dari Wanita
- Doa Hana
- Eskatologi
- Kematian
- Natur Kematian
- Durasi Kehidupan
- Durasi Kehidupan Ada di Tangan Allah
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab) Penulis : Tidak Diketahui
Tema : Kerajaan Teokratis
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Di PL Ibrani, 1 dan ...
Penulis : Tidak Diketahui
Tema : Kerajaan Teokratis
Tanggal Penulisan: Akhir abad ke-10 SM
Latar Belakang
Di PL Ibrani, 1 dan 2 Samuel merupakan satu kitab. Keduanya diberi nama menurut nabi Samuel, tokoh yang sangat dihormati sebagai seorang pemimpin rohani Israel yang tangguh dan yang dipakai Allah untuk mengatur kerajaan teokratis. 1 Samuel meliputi hampir seratus tahun sejarah Israel -- dari kelahiran Samuel hingga wafatnya Saul (sekitar 1105-1010 SM) -- dan merupakan mata rantai sejarah yang utama di antara masa para hakim dengan raja Israel yang pertama. 2 Samuel terutama membahas raja Daud sedangkan 1 Samuel meliput tiga peralihan utama dalam kepemimpinan nasional: dari Eli ke Samuel, dari Samuel ke Saul, dan dari Saul ke Daud.
Masalah kepenulisan mencakup 1 dan 2 Samuel sebagai satu karya tunggal. Karena sebagian 1 Samuel dan seluruh 2 Samuel ditulis setelah kematiannya, Samuel hanya menjadi salah satu penulis penyumbang (bd. 1Sam 10:25). Karya terakhir ditulis oleh seorang sejarahwan dan nabi yang terilham yang memakai beberapa sumber, termasuk catatan-catatan Samuel (bd. 2Sam 1:18; 1Taw 27:24; 1Taw 29:29); identitas sejarahwan terilham ini tidak kita kenal. Kemungkinan besar kitab ini diselesaikan tidak lama sesudah tahun 930 SM, karena 1 Samuel tampaknya menunjuk kepada pecahnya kerajaan (1Sam 27:6) dan 2 Samuel berakhir dengan hari-hari terakhir Daud.
Tujuan
1 Samuel menguraikan titik peralihan yang kritis dalam sejarah Israel dari kepemimpinan para hakim kepada pemerintahan seorang raja. Kitab ini menyatakan ketegangan di antara pengharapan bangsa itu akan seorang raja (seorang pemimpin yang lalim, "seperti pada segala bangsa-bangsa lain," 1Sam 8:5) dan pola teokratis Allah, dengan Allah sebagai Raja mereka. Kitab ini menunjukkan dengan jelas bahwa ketidaktaatan Saul dan pelanggarannya terhadap tuntutan-tuntutan teokratis jabatannya membuat Allah menolak dan menggantikannya sebagai raja.
Survai
Isi 1 Samuel berfokus pada tiga pemimpin penting nasional: Samuel, Saul, dan Daud.
- (1) Samuel adalah hakim terakhir dan yang pertama memegang jabatan nabi (sekalipun dia bukan nabi yang pertama, bd. Ul 34:10; Hak 4:4). Sebagai seorang yang amat saleh dan berkarunia nubuat, Samuel
- (a) dengan bijaksana memimpin Israel kepada kebangunan ibadah yang sejati (pasal 7; 1Sam 7:1-17),
- (b) meletakkan landasan yang memberikan para nabi kedudukan yang layak di Israel (1Sam 19:20; bd. Kis 3:24; Kis 13:20; Ibr 11:32), dan
- (c) dengan jelas mendirikan kerajaan itu sebagai suatu kerajaan teokratis (1Sam 15:1,12,28; 1Sam 16:1). Pentingnya Samuel sebagai pemimpin rohani umat Allah selama masa perubahan besar dalam sejarah Israel digolongkan sebagai nomor dua setelah pentingnya Musa pada masa keluaran.
- (2) Saul menjadi raja pertama Israel karena bangsa itu menuntut seorang raja "seperti pada segala bangsa-bangsa lain" (1Sam 8:5,20). Saul dengan cepat menunjukkan bahwa secara rohani ia tidak cocok untuk memangku jabatan teokratis itu; karena itu dia kemudian ditolak oleh Allah (pasal 13, 15; 1Sam 13:1-22; 1Sam 15:1-35).
- (3) Daud, pilihan berikutnya untuk mewakili Allah sebagai raja, diurapi oleh Samuel (pasal 16; 1Sam 16:1-23). Daud menolak untuk merebut takhta Saul dengan kekerasan atau pemberontakan melainkan menyerahkan kenaikan pangkatnya kepada Allah. Sebagian besar pasal 19-30 (1Sam 19:1--30:31) menguraikan baik pelarian Daud dari Saul yang iri secara membabi buta maupun kesabaran Daud dalam menantikan Allah untuk bertindak pada waktu yang ditentukan-Nya. Kitab ini diakhiri dengan kematian Saul yang menyedihkan (pasal 31; 1Sam 31:1-13).
Ciri-ciri Khas
Enam ciri utama menandai 1 Samuel.
- (1) Kitab ini dengan jelas menyajikan standar-standar kudus Allah bagi kerajaan Israel. Para raja Israel harus menjadi pemimpin yang tunduk kepada Allah selaku Raja sesungguhnya atas bangsa itu, menaati hukum-hukum-Nya dan membiarkan dirinya dibimbing dan ditegur oleh penyataan-Nya melalui para nabi.
- (2) Kitab ini mencatat dasar bagi permulaan pentingnya jabatan nabi di Israel sebagai sederajat secara rohani dengan jabatan imam. Kitab ini memuat beberapa rujukan pertama dalam PL kepada sekelompok nabi (1Sam 10:5; 1Sam 19:18-24).
- (3) Pertama Samuel menekankan pentingnya doa dan kuasanya (1Sam 1:10-28; 1Sam 2:1-10; 1Sam 7:5-10; 1Sam 8:5-6; 1Sam 9:15; 1Sam 12:19-23), Firman Allah (1Sam 1:23; 1Sam 9:27; 1Sam 15:1,10,23), dan Roh nubuat (1Sam 2:27-36; 1Sam 3:20; 1Sam 10:6,10; 1Sam 19:20-24; 1Sam 28:6).
- (4) Kitab ini berisi informasi biografis yang kaya dan wawasan mengenai tiga pemimpin penting Israel -- Samuel (pasal 1-7; 1Sam 1:1--7:17), Saul (pasal 8-31; 1Sam 8:1--31:13), dan Daud (pasal 16-31; 1Sam 16:1--31:13).
- (5) Kitab ini penuh dengan kisah-kisah Alkitab yang terkenal, misalnya Allah berbicara kepada Samuel muda (pasal 3; 1Sam 3:1-21), Daud dan Goliat (pasal 17; 1Sam 17:1-58), Daud dan Yonatan (pasal 18-20; 1Sam 18:1--20:43), iri hati dan ketakutan Saul akan Daud (pasal 18-30; 1Sam 18:1--30:31), dan Saul serta perempuan pemanggil arwah di En-Dor (pasal 28; 1Sam 28:1-25).
- (6) Kitab ini merupakan sumber dari istilah-istilah yang sering kali dipakai: "Ikabod" yang artinya "tanpa kemuliaan," karena "telah lenyap kemuliaan dari Israel" (1Sam 4:21); "Eben-Haezer" yang artinya "batu pertolongan," karena "Sampai di sini Tuhan menolong kita" (1Sam 7:12); dan "Hidup raja!" (1Sam 10:24). Kitab ini juga merupakan kitab PL pertama yang memakai istilah "Tuhan semesta alam" (mis. 1Sam 1:3).
Penggenapan dalam Perjanjian Baru
1 Samuel mencatat dua lambang kenabian tentang pelayanan Yesus sebagai nabi, imam, dan raja.
- (1) Sebagai nabi dan imam yang menjadi wakil utama Allah kepada Israel, Samuel melambangkan pelayanan Yesus yang sebagai nabi dan imam menjadi wakil terutama Allah kepada Israel.
- (2) Daud -- lahir di Betlehem, seorang gembala dan raja yang diurapi Allah dan yang mengabdi kepada maksud-maksud Allah bagi angkatannya (Kis 13:36) -- menjadi lambang utama PL dan pendahulu raja Mesias Israel. PB menyebut Yesus Kristus sebagai "Anak Daud" (mis. Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 21:9), "keturunan Daud" (Rom 1:3), dan "tunas, yaitu keturunan Daud" (Wahy 22:16).
Full Life: 1 Samuel (Garis Besar) Garis Besar
I. Samuel: Seorang Nabi yang Menjadi Pemimpin Israel
(1Sam 1:1-8:22)
A. Kelahiran Seorang Nabi yang Menja...
Garis Besar
- I. Samuel: Seorang Nabi yang Menjadi Pemimpin Israel
(1Sam 1:1-8:22) - A. Kelahiran Seorang Nabi yang Menjadi Pemimpin
(1Sam 1:1-2:11) - 1. Kesusahan dan Permohonan Hana
(1Sam 1:1-18) - 2. Putra Hana yang Menjadi Nabi
(1Sam 1:19-28) - 3. Nyanyian Hana yang Bersifat Nubuat
(1Sam 2:1-11) - B. Keburukan Kepemimpinan yang Lama
(1Sam 2:12-36) - C. Peralihan dari Eli ke Samuel
(1Sam 3:1-6:21) - 1. Panggilan Samuel Sebagai Nabi
(1Sam 3:1-21) - 2. Hukuman atas Keluarga dan Pelayanan Eli
(1Sam 4:1-22) - 3. Tabut Dirampas dan Dikembalikan
(1Sam 5:1-6:21) - D. Kebangunan Rohani di Bawah Pimpinan Samuel
(1Sam 7:1-17) - E. Israel Menuntut Seorang Raja
(1Sam 8:1-22) - 1. Israel Menolak Putra-Putra Samuel Sebagai Pemimpin
(1Sam 8:1-5) - 2. Israel Menolak Allah sebagai Raja
(1Sam 8:6-22) - II. Saul: Raja Pertama Israel
(1Sam 9:1-15:35) - A. Peralihan dari Samuel ke Saul
(1Sam 9:1-12:25) - 1. Pemilihan Saul
(1Sam 9:1-27) - 2. Samuel Mengurapi Saul
(1Sam 10:1-27) - 3. Kemenangan Saul atas Orang Amon
(1Sam 11:1-11) - 4. Samuel Membaharui Jabatan Raja di Gilgal
(1Sam 11:12-15) - 5. Amanat Perpisahan Samuel
(1Sam 12:1-25) - B. Pemerintahan-Saul yang Mula-Mula
(1Sam 13:1-15:35) - 1. Peperangan dan Kebodohan Saul
(1Sam 13:1-14:52) - 2. Ketidaktaatan dan Penolakan Saul
(1Sam 15:1-35) - III.Daud: Penantian Orang yang Diurapi
(1Sam 16:1-31:13) - A. Samuel Mengurapi Daud
(1Sam 16:1-13) - B. Allah Mengangkat Roh-Nya dari Saul
(1Sam 16:14-23) - C. Daud Bertempur Melawan Goliat
(1Sam 17:1-58) - D. Daud di Istana Saul
(1Sam 18:1-19:17) - 1. Daud dan Yonatan
(1Sam 18:1-4) - 2. Daud Melayani Saul
(1Sam 18:5-16) - 3. Daud Menikahi Mikhal
(1Sam 18:17-28) - 4. Saul Takut akan Daud dan Berusaha Membunuhnya
(1Sam 18:29-19:17) - E. Daud Dalam Pengasingan
(1Sam 19:18-31:13) - 1. Daud dengan Samuel
(1Sam 19:18-24) - 2. Daud Dilindungi Yonatan
(1Sam 20:1-42) - 3. Daud Dibantu Imam Ahimelekh
(1Sam 21:1-9) - 4. Daud di Gat
(1Sam 21:10-15) - 5. Sejumlah Orang Buangan Berpihak Kepada Daud
(1Sam 22:1-26:25) - 6. Daud Bersembunyi di Filistia
(1Sam 27:1-30:31) - 7. Kematian Saul
(1Sam 31:1-13)
Matthew Henry: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab)
Kitab ini beserta kitab yang mengikutinya membawa nama Samuel sebagai judul, bukan karena Samuel adalah penulisnya (walau begitu banyak isi kedua k...
- Kitab ini beserta kitab yang mengikutinya membawa nama Samuel sebagai judul, bukan karena Samuel adalah penulisnya (walau begitu banyak isi kedua kitab ini terjadi pada masa hidupnya, sampai pasal kedua puluh lima dari kitab pertama, di mana kita mendapati catatan mengenai kematiannya), tetapi karena kitab pertama berisi catatan lengkap tentang dirinya, kelahiran dan masa kecilnya, hidup dan kepemimpinannya. Kisah selebihnya dalam dua kitab yang diberi namanya itu mengandung sejarah pemerintahan Saul dan Daud, yang diurapi olehnya. Kemudian, oleh karena sejarah kedua raja tersebut mengisi sebagian besar dua kitab ini, Alkitab Vulgata Latin menamainya sebagai Kitab Satu dan Dua Raja-raja, dan dua kitab yang mengikutinya sebagai Tiga dan Empat Raja-raja, yang di dalam judul dalam Alkitab berbahasa Inggris diberi keterangan sebagai berikut: disebut juga Kitab Satu Raja-raja, dst. Alkitab Septuaginta menyebut kitab ini sebagai Kitab Satu dan Dua Kerajaan. Meski sia-sia saja memperdebatkan perbedaan nama ini, tidak ada alasan untuk menyimpang dari prinsip kebenaran yang tertulis dalam bahasa Ibrani. Kedua kitab ini, selain mengandung riwayat dua hakim yang terakhir, Eli dan Samuel, yang bukanlah para prajurit perang seperti hakim-hakim lain, tetapi adalah para imam dan kisah mereka yang sungguh bernas menjadi pelengkap Kitab Hakim-hakim, juga mengandung riwayat dua raja pertama, yaitu Saul dan Daud, dan kisah mereka yang sungguh bernas menjadi pembuka riwayat raja-raja. Kedua Kitab Samuel ini mengandung sebagian besar sejarah kudus bangsa Israel, yang kadang-kadang dirujuk dalam Perjanjian Baru, dan kerap kali disebutkan dalam judul-judul mazmur Daud, yang apabila ditempatkan menurut urutannya, akan terlihat jelas terdapat di dalam kedua kitab ini. Tidaklah jelas siapa penulis kedia kitab ini. Ada kemungkinan Samuel yang menulis riwayat yang terjadi pada masa hidupnya, dan setelah dia, beberapa nabi yang ada bersama Daud, Natan kemungkinan termasuk di dalamnya, melanjutkan penulisannya. Kitab 1 Samuel mengisahkan kepada kita catatan lengkap dari kejatuhan imam Eli dan kemunculan Samuel serta kepemimpinannya yang luhur (ps. 1-8), mengenai pengunduran diri Samuel dari pemerintahan Israel serta kemunculan Saul dan kepemimpinannya yang buruk (ps. 9-15), pemilihan Daud, pergumulannya dengan Saul, kehancuran Saul pada akhirnya, dan terbukanya jalan menuju takhta bagi Daud (ps. 16-31). Semua ini dituliskan untuk menjadi pelajaran bagi kita.
Ende: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab) SJEMUEL
PENDAHULUAN
Kedua kitab Sjemuel mula2 hanjalah satu karja besar, jang malahan dilandjutkan
dalan I Radja2. Kesatuan ini njatalah baik dari isi...
SJEMUEL
PENDAHULUAN
Kedua kitab Sjemuel mula2 hanjalah satu karja besar, jang malahan dilandjutkan dalan I Radja2. Kesatuan ini njatalah baik dari isi maupun gaja-bahasanja, meskipun pelbagai bagiannja mempunjai tjoraknja sendiri. Tradisi Hibrani kuno djuga selalu memandangnja sebagai suatu kesatuan. Didalam terdjemahan Junani (k.l. th. 250 sebelum Mas.) kitab tadi dibagi djadi dua bagian jang hampir sama tebalnja, dan agaknja melulu karena alasan2 praktis. Baru dalam abad ke-15 Mas. pembagian itu dimasukkan kedalam naskah Hibrani.
Tambahan pula terdjemahan Junani mempertalikan erat2 kitab Sjemuel itu dengan kedua Radja2. Keseluruhannja dinamakan: "Kitab2 keradjaan2" atau "pemerintahan2", dan di-bagi2" djadi empat djilid tersendiri. Ini diikuti oleh terdjemahan Latin (Vulgata), meskipun Hironimus sendiri mengenal nama Hibraninja dan memakainja sebagai djudul kedua. Tetapi nama "keradjaan2" diubahnja djadi nama jang lebih tepat, jakni Radja2. Hingga sekarang tradisi ini masih diikuti, sehingga kitab2 itu dikutip sebagai: I dan II Radja2 (=I dan II Sjemuel, menurut tradisi Hibrani) dan III dan IV Radja2 (=I dan II Radja 2 menurut kebiasaan umum Hibrani. Terdjemahan2 modern pada umumnja mengikuti kebiasaan Hibrani, hal mana diikuti pula dalam terdjemahan ini.
Nama "kitab2 Sjemuel" ini lebih menurut tradisi daripada tepat. Betul, beberapa lama adalah pendapat Jahudi, jang berdasarkan salah tafsir dari I Twr. 29,29, bahwasanja Sjemuel mendjadi pengarangnja. Tetapi hal ini tidak dapat diterima bagi suatu kitab, jang untuk sebagian besar mentjeritakan kedjadian2 jang terdjadi lama sesudah Sjemuel meninggal. Sjemuelpun bukan tokoh terpenting didalam kitab ini, sehingga kitab tadi boleh diberi namanja, sebagaimana halnja dengan kitab Josjua. Dawud djauh lebih penting didalam kitab ini. Boleh djadi nama Sjemuel dipakai, karena nama Daud sudah dibubuhkan selaku pengarang pada kitab Masmur, sedangkan nama Sjaul, radja jang sudah ditolak itu, tidak dapat digunakan untuk djudul bagi sebuah kitab jang sutji.
Tjeritera kitab Sjemuel muat laporan fragmentaris mengenai periodos, jang berlangsung dari djaman para Hakim -- Sjemuel sendiri diutarakan sebagai jang terachir dari para Hakim, -- sampai dengan achir hidup Dawud, jang kematiannja baru ditjeriterakan dalam I Radja2 (1-2). Kemarian Dawud serta penggantiannja oleh Sulaiman djatuh kira2 dalam tahun 970 seb. Mas. Berdasarkan keterangan2 dari kitab itu sendiri, maka lahirnja Sjemuel pada awal kitab itu, pada masa keimaman 'Eli, djatuh kira2 dalam th. 1070 seb Mas. Dengan demikian kitab Sjemuel melingkupi l.k. satu abad dari sedjarah Israil.
Sedjarah politik dalam abad, jang merupakan latarbelakang kitab Sjemuel itu, agak katjau, namun amat penting djuga bagi perkembangan umat Allah. Daripada kekatjauan besar didjaman para Hakim, waktu suku2 Israil berpidjak tetap ditanah Kanaan masing2 suku berdiri sendiri dengan tiada kesatuan sedikitpun, selain keasatuan keigaman, berkembanglah didjaman jang baru itu suatu negara kesatuan dibawah pimpinan seorang radja. Perubahan susunan pemerintahan ini, jang dari segi kenegaraan merupakan suatu kemadjuan jang njata, terdjadi karena pengaruh pelbagai faktor dari luar. Faktor jang terutama ialah antjaman dahsjat dari pihak orang2 Felesjet, jang malaham membahayakan hidup Israil. Adapun orang-2 Felesjet itu suatu bangsa jang berasal dari Asia Depan. Setelah beberapa kali gagal usahanja untuk menetap dinegeri Mesir, bangsa itu berhasil berpidjak tetap dipantai Palestina, (nama Palestina berasal dari nama orang2 "Felesjet") dimana mereka mendirikan sedjumlah kota kerajaan jang tjukup kuat. Dari Pantai mereka masuk kepedalaman, dimana tak dapat tidak mereka berbentrok dengan suku2 Israil, jang baru menduduki tanah itu, dan itupun belum seluruhnja. Dengan banjak susah pajah suku2 jang masih primitif itu dapat bertahan terhadap orang2 Felesjet jang gagah perkasa dan diorganisir dengan baik itu. Kitab Sjemuel mulai dengan masa perang mati2an itu sedang hebat2nja. Orang2 Felesjet sudah djauh masuknja dan sudah menduduki sebagian besar dari tanah itu dan menaklukkan penduduknja. Terhadap bahaja itu suku Israil membutuhkan persatuan jang kokoh dibawah pimpinan pemerintahan pusat. Dimasa itu pula bangsa2 tetangga Israil jaitu Edom, Moab dan Aram mendirikikan keradjaan2 nasional dan mendapat kekuatan jang tak terkenal hingga itu dari organisasi pemerintahan jang baru. Tidak mengherankan, kalau Israil dipengaruhi djuga oleh tjontoh2 itu (I Sjem.8,5.19.20), meskipun kejakinan keigamannja ikut menentukan susunan keradjaan itu. Israilpun mengorganisir negerinja djadi suatu keradjaan.
Gagasan jang sungguh baru itu diwujudkan setjara lambat-laun, kendati djalannja tjukup tjepat djuga. Dan itupun tidak berdjalan tanpa oposisi, lebih-lebih dari kalangan2 keigaman, jang berdasarkan pendapat keigaman mereka, sukar menerima keradjaan itu. Langkah pertama diambil karena tekanan dari pihak orang2 'Amon, jang memusuhi mereka. Sebagaimana dahulu halnja dengan para Hakim, demikianpun sekarang seorang petani muda dihinggapi langsung oleh roh Allah, untuk menjelamatkan bangsanja. Kalau dulu para Hakim setelah memperoleh kemenangan, segera kembali lagi kepekerdjaannja, dan persatuan sementara dari suku lenjap lagi, maka kali ini Sjaul diproklamir sebagai radja setjara definitif oleh Rakjat, bahkan dengan persetudjuan pihak oposisi, jang diwakili oleh Sjemuel dan jang tidak dapat mentjegah perkembangan itu lagi.
Usaha jang pertama itu menemui kegagalan. Sungguhpun Sjaul berhasil memukul mundur orang2 Felesjet beberapa waktu lamanja dan memperoleh kemenangan2 jang gemilang dalam perang-tanding jang perwira dan dalam pertempuran2 umum, namun ia se-kali2 tidak berhasil mematahkan kekuasaan mereka atau sedikit2nja membatasinja. Lagi pula oposisi dari kalangan2 keigaman bertambah kuat. Achirnja didalam pertempuran jang hebat dipegunungan Gilboa' Israil menderita kekalahan dan Sjaul serta putera2-nja menemui adjalnja. Keadaan politik Israil pada achir pemerintahan Sjaul tidak banjak bedanja dengan keadaan waktu ia mulai tampil kemuka (I Sjem.31).
Namun demikian, Israil tidak mau melepaskan lagi gagasan keradjaan. Suku2 di Utara memaklumkan Isjabaal, putera Sjaul, mendjadi radja, sedangkan Juda menerima seorang pemimpin gerombolan jang populer, jaitu Dawud, sebagai radjanja. (II Sjem. 2,1-10) Kedua keradjaan itu bermusuhan. Tetapi setelah Isjabaal dilikwidir, Dawud berhasil mendapat pengakuan dari semua suku. Persatuan dibawah satu radja dipulihkan. Tetapi tetapla monarchi-rangkap, dan antar ke-dua2nja tiada ikatan dalam jang sesungguhnja.
Kali ini keradjaan berhasil. Dawud tampak sebagai orang jang saleh, sehingga ia berhasil merebut hati pihak oposisi dari kalangan keigaman, untuk menerima kenjataan itu. Ia adalah seorang politikus jang tjerdik, jang tahu membatasi persaingan antar-suku. Ia membuat ibu-kota politik jang baru di Jerusjalem, jang djuga dijadikannja pusat keigamaan jang terpenting; hal mana sudah semestinjalah didalam suasana, dimana negara dan agama dipertalikan dengan amat eratnja. Kantong2 terachir penduduk aseli Kena'an, jang sedikit banjak berdiri sendiri2, diasimilasikan dengan bangsa Israil oleh Dawud. Dengan membentuk angkatan perang jang tetap, jang dapat digunakan sebagai inti didalam mobilisasi umum, Dawud melengkapi keradjaannja dengan alat pertahanan jang kuat, jang disegani pula diluarnegeri. A.l. berkat alat pertahanan jang kuat itu Dawud mentjatat hasil2 jang gemilang dalam politik luarnegerinja. Orang2 Felesjet ditundukkan secara definitif dan sebagian dari wilajah diduduki Dawud, sehingga peranan mereka digantikan samasekali oleh orang2 bani Israil. Sedjumlah negeri tetangga ditaklukkannja dan wilajahnja sendiri sangat diperluas karenanja, sehingga keradjaannja tidak hanja luas, tetapi djuga dikelilingi dengan serentetan negeri2 taklukan, jang melindungi wilajah keradjaannja sendiri. Dibawah pimpinan Dawud Israil mendjadi keradjaan nasional, jang djuga termasjhur didunia internasional. sungguh suatu masa kedjajaan, jang tidak pernah ditjapai lagi sesudah itu. Perkembangan dimungkinkan pula, karena negara2 besar pada waktu itu tidak dapat mengembangkan kekuasaannja. Asjur baru sadja muntjul dan belum merentjanakan perebutan kekuasaan dinegeri2 jang djauh. Mesir terlalu lemah dedalam dan terlalu terbagi, untuk dapat menuntuk hak-haknja jang kuno atas Palestina. Demikianlah Israil karena kearifan Dawud dan karena keadaan2 politik jang menguntungkan, mendjadi keradjaan jang kuat.
Tetapi mendjelang achir hidup Dawud, mulai kelihatanlah kelemahan2nja kedalam. Tjatjat jang terbesar terletak dalam persaingan antara Juda, suku dari Dawud, dan suku2 lainja. Dawud tidak pernah membuat kedua bagian keradjaan mendjadi suatu kesatuan jang kokoh. Keradjaannja tetap berbentuk monarchi rangkap. Kesatuannja hanja bersandar pada diri radja, dan oleh karena itu sangat bergantung dari ketjakapan dan populernja orang jang mendjadi radja. Dan kepopuleran Dawud diutara mengalami kemunduran dimasa pemerintahannja. Pemberontakan Absjalom mendapat pengikut2nja terutama dari suku2 diluar Juda (II Sjem.15), sedang Dawud hanja didukung oleh suku Juda dan daerah-daerah Transjordania (II Sjem. 17). Betul, Dawud berhasil menindas pemberontakan Absjalom serta kelandjutannja dalam pemberontakan seorang-orang dari suku Binjamin, tetapi api itu tidak pernah padam lagi. Sesudah kematian Sulaiman kesatuan Israil petjah setjara definitif, dan mendjadi dua keradjaan jang berdiri sendiri dan sering bermusuhan, tetapi benihnja sudah terdapat dalam masa kegemilangan Dawud (II Sjem.20,1; I Rdj. 12,16).
Latar belakang sedjarah ini lebih tersirat daripada tersurat dalam kitab Sjemuel. Kitab ini tidak begitu memperhatikan hal-ihwal keradjaan, melainkan perbuatan2 orang2 tertentu. Betul, tokoh2 itu memainkan peranan politik jang menentukan, namun lebih dilihat sebagai oknum daripada sebagai tokoh2 kenegaraan. Ada tiga tokoh, jang minta seluruh perhatian dan bahan2 tjeritera dikumpulkan sekitar ketiga tokoh itu, jaitu Sjemuel, Sjaul dan Dawud. Tetapi djelaslah, bahwa Dawud merupakan tokoh jang utama, sedang Sjemuel dan Sjaul dipakai sebagai persiapan dan pendahuluan, dan chususnja Sjaul djuga sebagai kontras terhadap tokoh jang utama. Djelas pula, bahwa kitab ini terbagi atas tiga rangkaian tjerita2 disekitar ketiga tokoh ini; dibubuhi pula dengan tambahan2 mengenai tokoh utama jang menghentikan djalannja tjerita, sampai itu disambung lagi dalam kitab I Radja2.
Bagian pertama (I Sjem 1-7) menjadjikan beberapa keterangan tentang diri Sjemuel. Sebagai akibat dari doa jang dikabulkan, ia dilahirkan dari wanita jang mandul dimasa imam-agung 'Eli. Akan tanda sjukur, maka kanak2 itu dibaktikan kepada ibadah Jahwe dikuilNja di Sjilo, dimana terdapat peti perdjandjian. Disana ia mendapat panggilan sebagai nabi dan memaklumkan kebiasaan keturunan 'Eli, jang anak-anaknja melanggar peraturan2 Jahwe. Hukuman itu dilaksanakan didalam perang dengan orang2 Felesjet. Orang2 Felesjet mengalahkan Israil,d an merampas peti perdjandjian dan menewaskan kedua anak 'Eli. 'Eli sendiri mati mendadak karena ketjelakaan. Kemudian hal-ihwal peti perdjandjian di-tengah2 orang2 Felesjet ditjeritakan. Karena malapetaka, jang rupa2nja ditimpakan atas diri mereka karena peti perdjandjian itu, terpaksalah orang2 Felesjet mengembalikannja ketanahnja jang aseli, jaitu Israil. Jahwe senantiasa nampak lebih kuat daripada dewa2 Felesjet. Achirnja peti perdjandjian itu sampai ke Kirjat-je'arim, kerena Silo agaknja sudah dihantjurkan. Baru kemudian (II Sjem.6) kisah mengenai peti perdjandjian itu dilandjutkan. Bagian pertama ditutup dengan ichtisar tentang kegiatan Sjemuel.
Bagian kedua (ISjem 8-15) dipusatkan pada tokoh Sjaul. Pada achir hidupnja Sjemuel dengan berat hati meluluskan tuntunan rakjat untuk seorang radja. Dengan diam2 ia mengurapi seorang anak petani, jaitu Sjaul, djadi radja Israil jang akan datang. Sjaul bertindak tegas lawan orang2 'Amon. Sesudah itu ia diakui dengan resmi oelh seluruh rakjat sebagai radja jang umum. Sjemuel mengundurkan diri. Dengan hasil jang gemilang Sjaul dengan putera mahkotanja, Jonatan, memerangi orang2 Felesjet. Tetapi Sjaul berlaku kurang setimbang, dan kadang2 terlalu tegas. Berhubung dengan tindakannja terhadap orang2 'Amalek serta radjanja dan ke-sewenang2annja, maka ia berbentrok dengan Sjemuel, bahkan dengan Jahwe sendiri. Ia ditolak sebagai radja.
Bagian ketiga (I Sjem. 16 - II Sjem.1) menjadjikan serentetan tjerita tentang muntjulnja Dawud dan binasanja Sjaul. Dengan diam2 Dawud diurapi Sjemuel djadi radja jang akan menggantikan Sjaul. Dawud bekerdja pada Saul sebagai biduan, tetapi djuga tampil sebagai pemimpin pertempuran jang tjakap dan pedjuang jang berani. Mula2 ia diperlakukan baik2 oleh Sjaul.Tetapi hasil2nja jang gemilang dalam pertempuran dan bertambah populernja menimbulkan tjemburu dan tjuriga pada Sjaul, jang lalu memandangnja sebagai saingan berat bagi tachtanja. Beberapa kali ia, setjara lansung atau tak langsung, mentjoba melenjapkan Dawud, sementara ia sendiri dihinggapi kemurungan, jang makin lama makin mendjadi penjakit. Pertjobaan2nja tidak berhasil. Achirnja Dawud terpaksa melarikan diri, dengan bantuan sahabat karibnja, putera-mahkota Jonatan sendiri. Dawud lolos kegurun, dimana ia mengembara sebagai pemimpin gerombolan. Tetapi disanapun ia di-tjari2 djuga oleh Sjaul, kendati Dawud menundjukkan djuga, bahwa ia tahu menghormati orang urapan Jahwe, dan tidak mau menewaskannja. Terpaksa Dawud menggabungkan diri dengan musuh kawakan Israil, jakni orang2 Felesjet. Tetapi dengan ketjerdikannja jang luarbiasa Dawud pandai bersiasat, untuk tidak melakukan sesuatu jang merugikan kaum sebangsanja dan tidak menguntungkan bagi orang2 Felesjet. Waktu peperangan berketjamuk lagi antara orang2 Felesjet dengan Israil, tjuriga pemimpin2 Felesjet menghalangi, Dawud menepati kewadjibannja sebagai sekutu untuk bertempur bersama2 dengan radja Felesjet lawan bangsanja sendiri. Ketika Dawud berada ditempat lain, terdjadilah pertempuran hebat digunung Gilboa', dan Israil menderita kekalahan. Jonatan dan putera2 Sjaul lainnja gugur, sedang radja membunuh diri. Hukuman atas Sjaul sudah terlaksana dan djalan ketachta terbuka bagi Dawud.
Bagian jang keempat dan terachir (II Sjem.2-20) se-mata2 mengenai Dawud dan keluarganja. Dawud jang sudah popuker dimasa penerintahan Sjauld an mempunjai banjak pengikut di Juda, diakui sebagai radja oleh suku Juda. Ia menetap di Hebron. Berkat kegiatan panglima Abner, maka putera Sjaul mendjadi radja atas bagian terbesar dari Israil. Tetapi kekuatan Isjba'al makin lama makin ter- petjah2 dan pasukannja menderita kekalahan jang hebat di Gibe'on. Karena perselisihan dengan Abner maka kedudukannja sangat terdjepit. Abner mengadakan perundingan dengan Dawud dan mendapat dukungan dari hampir seluruh wilajah Isjba'al. Abner dibunuh oleh Joab, panglima dari Dawud, dengan alasan jang tjurang. Alasannja ialah bela darah, karena Abner telah menewaskan seorang saudara Joab didalam pertempuran. Hampir pada waktu jang sama Isja'baal dibunuh dengan tjara jang kotor. Sedjenak kedudukan Dawud terantjam. Tetapi dengan mendjauhkan diri dengan terang2an dari kedua pembunuhan itu, ia berhasil mendapat dukungan terus dari pengikut2nja dikalangan suku2 Israil. Disanapun ia diakui sebagai radja.
Dawud merebut Jerusjalem dari tangan penduduk aseli dan memindahkan kedudukannja kesana. Peti perdjandjian dipindahkan ke ibukota jang baru. Hal ini mendatangkan berkah Jahwe kepadaNja dalam bentuk nubuat jang mulia oelh Natan, nabi Dawud, tentang abadinja keturunannja. Selintas-pintas lalu diutarakan ekspedisi2 Dawud. Hasilnja ialah diusirnja orang2 Flesjet dan perluasan wilajahnja. Beberapa bangsa tetangga ditaklukkan.
Pasal2 terachir dari bagian keempat ini muat kisah jang pandjang-lebar tentang drama jang terdjadi didalam keluarga Dawud. Kebesaran djiwanja dilukiskan dengan beberapa tjontoh. Tetapi sebaliknja, didalam rangka perang dengan orang2 'Amon, dikisahkan djuga, bagaimana Dawud berdjinah dengan isteri dari salah seorang perwiranja jang setiawan, jaitu Uria. Untuk menjembunjikan djinahnja dan untuk tetap memiliki Batsjeba', maka dengan tjara jang litjik ia menjuruh lenjapkan orang jang mendjadi perintang bagi pelampiasan hawa-nafsunja. Teguran2 nabi Natan menginsjafkan Dawud, sehingga ia bertobat dan bersedia menerima hukuman apapun dari tangan Jahwe. Batsjeba' kemudian melahirkan baginja Sulaiman, jang akan menggantikan dia sebagai radja.
Pelaksanaan hukuman itu terdjadi didalam keluargnja sendiri. Putera sulungnja, Amnon, memperkosa adik tirinja, Tamar. Sikap Dawud agak lemah terhadap kedjahatan ini. Absjalom, puteranja jang lain, membalas dendam sendiri atas adik kandungnja. Amnon dibunuh olehnja. Sesudah itu Absjalom melarikan diri terhadap murka bapaknja. Tetapi beberapa waktu kemudia radja Dawud, atas desakan panglima Joap, mengidjinkan Absalom kembali ke Jerusalem, meskipun ia tidak segera dimaafkan olehnja. Sekali lagi Joab bertjampur tangan. Meskipun alasan2 Joab dalam perkara ini tidak begitu djelas, namun ia berhasil memperdamaikan radja dengan puteranja.
Adapun Absalom mulai bersiasat. Teranglah ia berusaha merebut tachta kerajan. Dawud sgaknja kurang awas. Achirnja Absalom mempermaklumkan dirinja sebagai radja di Hebron, ibukota lama Dawud. Perebutan kekuasaan ini berhasil, karena pemerintahan Dawud agaknja diterima dengan tiada sukahati oleh suku2 diluar Juda, sehingga Absjalom mendapat dukungan kuat dari mereka. Dawud terpaksa lari dari Jerusjalem, hal mana ditjeritakan dengan pandjang lebar. Absjalom menduduki ibukota. Karena siasat salah seorang sahabat Dawud, pengedjaran ditunda, sehingga Dawud mendapat kesmepatan untuk mengerahkan pasukan jang besar didaerah Transjordania. Didalam pertempuran berikutnja Absajlom dan pengikut2nja menderita kekalahan. Absjalom sendiri dibunuh oleh Joab, ketika ia melarikan diri. Dukatjita Dawud waktu menerima kabar itu mengharukan, tetapi tidak pada tempatnja menurut Joab. Kembalinja Dawud ke Jerusjalem ditjeritakan sedjadjar dengan larinja dari sana. Karena pertikaian antara suku Juda dengan suku2 lainnja, maka pemberontakan berketjamuk lagi sedjenak. Joab, jang karena membunuh Absjalom kena murka radja, berhasil menindas pemberontakan itu, tetapi menggunakan kesempatan itu djuga untuk melenjapkan bekas-panglima dari Absjalom, jang ditundjuk Dawud untuk menggantikan Joab sendiri, dan untuk memaksakan dirinja kepada Dawud.
Pasal2 terachir (II Sjem. 21-24) terdiri atas beberapa tambahan, jang mengenai riwajat hidup Dawud, jang tidak mendapat tempatnja dalam kitab itu sendiri dan mungkin berasal dari sumber lain. Ditjeritakan bagaimana keturunan Sjaul ditumpas, hal mana dipandang hukuman atas ingkar sumpah Sjaul. Berikutlah ichtisar tentang pertempuran2 dengan kaum Felesjet dan dua sadjak jang ditaruh dalam mulut Dawud. Kemudian disusul dengan serentetan perbuatan2 kepahlawanan dari anggota2 pasukan pilihan Dawud dengan daftar nama pasukan pilihan itu. Achirnja suatu kisah tentang tjatjah-djiwa, jang diadakah Dawud tapi dihukum dengan wabah sampar. Sebuah mesbah didirikan oleh radja sebagai tanda sjukur atas berhentinja malapetaka itu, jaitu ditempat jang kemudian didirikan Bait Allah.
Namun kesemuanja itu didalam kitab Sjemuel tidak merupakan tjerita jang harmonis djalannja dan baik susunannja. Lebih tepat dikatakan suatu kumpulan tjerita2 jang tjoraknja berlainan dan berasal dari pelbagai sumber. Kitab Sjemuel tidak merupakan keseluruhan jang bulat, melainkan suatu kumpulan tjeritapendek2. Terutama dalam kitab jang pertama tjerita2 ini bertjorak sangat populer dan mirip dongengan rakjat. Beberapa dari antaranja menundjukkan pelbagai tradisi, jang sebagian bertentangan satu sama lain. Maka itu didalam kitab Sjemuel terdapat tidak sedikit tjerita jang sukar untuk diselaraskan, ataupun tjerita- rangkap tentang kedjadian jang satu dan sama djua, jang disampaikan dalam pelbagai bentuk dan oleh karenanja ditjeritakan dua kali. Si penghimpun sering mengambil tjerita2 tanpa banjak perubahan. Terdjemahan kami, entah dalam petundjuk2 ditepi halaman entah didalam tjatatan2 dibawah, kadang2 menundjukkan ketidak-selarasan itu, tetapi tidak semuanja disebutkan. Kisah pandjang tentang keluarga Dawud didalam kitab jang kedua merupakan kesatuan jang lebih besar, dan sudah barang tentu ditulis oleh orang, jang menjaksikan sendiri peristiwa2 itu. Si penghimpun tjerita2 dalam kitab Sjemuel hanja disana-sini sadja mentjoba selaraskan tjerita2 itu, dan djuga disana-sini sadja mengemukakan gagasan2nja sendiri serta tafsiran dari peristiwa2 itu dan mengolah sedikit-banjak bahan2 itu menurut pandangannja sendiri.
Kalau orang mengindahkan tjorak chas kitab ini, dengan sendirinja akan timbul pertanjaan mengenai kebenaran historisnja. singkatnja dapat dikatakan begini. Kebenaran historisnja pada umumnja dan dalam garis besarnja harus diterima, mengingat sangat kunonja bahan2 itu. Sebaliknja tjorak populer dari banjak tjeritanja itu adalah sedemikian rupa, hingga orang tidak dapat memperoleh kepastian sampai hal jang ketjil2, karena kesemuanja itu lebih dipakai sebagai hiasan dan pengungkapan daripada sebagai laporan saksama dari kedjadian2 jang njata, jang ditjeritakan dan lagi pengetahuan jang tepat tentang tokoh2, jang tampil kedepan. Tetapi mengenai hal jang ketjil2 tersendiri tidak dapat diperoleh kepastian jang besar. Itu tergantung dari tjorak chas tjerita2 itu sendiri.
Mengenai pertanjaan, bilamana kitab itu disusun, harus diberi djawaban jang agak berbelit. Sebab sebagaimana halnja dengan banjak kitab Perdjandjian Lama, kitab Sjemuelpun tidak terdjadi sekali djadi. Dapat dan harus diterima, bahwa kitab ini menurut keadaannja sekarang, telah terdjadi dari sedjumlah tjerita2 tersendiri, jang sudah dikumpulkan dalam kumpulan2 ketjil dan sudah tertulis pula. Daripadanjalah achirnja kitab jang sekarang ini disusun. Kadang2 sukarlah menentukan, bagian2 mana sudah ada sebagai kumpulan tersendiri; tetapi bahwasanja kumpulan2 itu ada sukarlah disangsikan. Lebih sukar lagi menentukan, bilamana kumpulan2 tjerita itu mendapat bentuk tertulisnja jang pertama; tetapi sudah teranglah, bahwa beberapa dari antaranya dari djaman kuno dan ditulis tak beberapa lama sesudah terdjadinja peristiwa2 itu sendiri. Dengan lebih saksama dapatlah ditetapkan, bila kitab ini mendapat bentuknja jang sekarang, lepas dari beberapa tambahan ketjil jang disisipkan sesudah kitab ini seluruhnja ada. Menurut pendapat umum para ahli, kitab ini sudah pasti disusun sebelum dynasti Dawud lenjap setjara definitif tahun 587 seb. Mas., karena penjusun kitab ini tidak mengetahui sedikitpun tentang kedjadian itu. Sebaliknja, kitab ini tentulah disusun sesudah perpisahan antara Juda dengan suku2 lainnja, kerena perpisahan itu ber-ulang2 diandaikan. Djadi kitab ini sebagai keseluruhan disusun sesudah perpisahan jang terdjadi pada kematian Sulaiman dalam tahun 931 seb. Mas. Karena didalam kitab ini, lebih2 didalam fasal2 jang ditambahkan oleh si penghimpun sendiri, terdjalin gagasan2 jang menundjukkan pembaharuan agama oleh Josjijahu dan kalangan2 dari kitab 'Ulangtutur, tentulah kitab ini disusun tak berapa lama sebelum pembuangan, djadi sekitar 580 seb.Mas.
Nama para pengarang dari tiap2 bagian maupun dari keseluruhan tidak dapat disebutkan dengan kepastian. Dan melihat terdjadinja kitab ini, maka lebih tepatlah orang berbitjara tentang penghimpun daripada pengarang kitab ini. Mana jang terdjadi bagian pribadi si penghimpun jang terachir, sukarlah ditentukan lebih landjut.
Tjorak keigaman kitab itu djelas. Kitab ini menjadjikan sedjarah bukannja demi untuk sedjarah, tetapi dari sudut keigamaan dan dengan maksud keigamaan, dan lebih memberikan tafsiran tentang sedjarah daripada laporan terperintji dari peristiwa2 politik. Gagasan pokok keigamaan jang mendjadi dasar karja itu seluruhnja ialah terpilihnja Israil. Israil adalah umat Allah, jang karena perdjadjian dengan Jahwe dipilih untuk merupakan keradjaanNja didunia. Kitab ini memberikan suatu kesan dari hal-ihwal keradjaan itu serta kesulitan2nja, hingga keradjaan itu mendapatkan perwudjudannja sementara didalam keradjaan Dawud. Pilihan ini dengan sjarat2nja serta tuntutan2nja dikonkretisir dalam tokoh2 tertentu. Nasib rakjat dan manusia bergantung dari tuntutan2nja. Semua tokoh penting dalam kitab ini dipandang dari sudut itu. 'Eli dan keturunannja adalah imam pilihan Jahwe. Tetapi karena ketidaksetiaan keturunannja akan perintah2 Allah, mereka disingkirkan dan dihukum. Akan gantinja dipilihlah imam-agung lain jang "setiawan". Sjemuel dilahirkan setjara adjaib dan dipilih langsung oleh Jahwe sendiri serta dipanggil mendjadi nabiNja dan pemimpin umatNja. Tetapi anak2 Sjemuel pun tidak setia djuga, sehingga pilihan itu tidak dilandjutkan dalam diri mereka. Sjaul dipanggil dimasa jang amat sulit, untuk mewujudkan keradjaan Jahwe didalam bentuk jang baru, jaitu bentuk keradjaan. Ia adalah radja pilihan, tetapi bukan radja jang berdiri sendiri, jang dapat menentukan sendiri apa jang hendak dilakukannja. Sebaliknja ia hanja mendjadi wakil dari radja Israil jang sesungguhnja, jaitu Jahwe. Sjaul tidak tetap setia. Ia mengutamakan kehendak rakjat diatas kehendak Jahwe, se-akan2 ia radja dan atas kerelaan rakjat, bukannja atas kerelaan Jahwe. Dari sebab itu ia disingkirkan dan Jahwe mentjari penggantinja, jang akan tetap setia kepada kedudukannja sebagai radja thokratis. Dalam diri radja Dawud terwudjud pula keradjaan Allah, meskipun dalam bentuk sementara Dawud adalah seorang manusia, jang berdosa berat, tetapi radja itu tidak pernah lupa, bahwa ia hanja wakil dari Jahwe, jang harus mendengarkan suaraNja, untuk sungguh2 mendjadi radja Israil. Karena pengakuan dari pihak Dawud ini, maka sekali lagi pilihan Jahwe mendjadi kenjataan. Keturunan Dawud seluruhnja dipilih untuk mendjadi wakil dari Allah pada umatNja. Pandangan2 djauh jang besar dimasa jang datang dibukakan; pandangan2 itu menudju keperwudjudan jang terachir dan sempurna dari Keradjaan Allah didunia. Seluruh Perdjadjian Baru penuh dengan penghargaan jang dipertalikan pada keturunan Dawud, untuk menundjukkan bagaimana kesemuanja itu terpenuhi dalam Jesus Kristus, Putera Dawud.
Disamping gagasan jang fundamentil dan mendjadi alas kesemuanja itu, kitab Sjemuel ini sungguh amat kaja akan gagasan2 keigamaan jang luhur, jang djuga terdapat ditempat lain didalam Perdjandjian Lama, dalam bentuk ini atau bentuk itu.
Djika orang ingin menilaikan kitab Sjemuel, djuga sebagai orang Kristen, maka haruslah kitab itu dibatja dengan semangat, jang mendjadi sikap hati si pengarang kitab itu, jaitu dengan sikap hati keigamaan. Betul, kitab Sjemuel penuh dengan tjerita2 jang tegang dan kadang2 menggunakan seni-tjerita jang djitu. Tetapi apabila orang berhenti disitu sadja, maka kitab ini tidak dibatja sebagai sebagian dari Kitab Sutji. Kitab ini mempunjai maksud jang lain djuga, jaitu mampu menjampaikan kabar keigamaan, warta bahwa Allah memanggil dan memilih manusia, dan bahwa manusia harus menjesuaikan diri dengan panggilan serta pilihan itu, dengan mendengarkan suara Allah se-setia2nja. Kalau tidak, manusia akan disingkirkan. Hanja kalau dibatja setjara demikian, maka kitab ini adalah Kitab Sutji sesungguhnja dan tidak diturunkan sebagai batjaan hiburan. Dan djika dibatja demikian sebagai Kitab Sutji, dengan hati jang pertjaja dan terbuka bagi Sabda Allah, maka kitab ini mempunjai nilainja jang tetap dan nilai kekristenan. Didalamnja manusia mendapatkan Allah jang berbitjara dan berbuat, jang memilih dan mengemukakan tuntunan2Nja djustru kepada orang2 pilihanNja.
BIS: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab) I SAMUEL
PENGANTAR
Buku I Samuel berisi sejarah Israel dalam masa peralihan dari zaman Hakim-hakim
kepada zaman Raja-raja. Perubahan dalam kehidupan
I SAMUEL
PENGANTAR
Buku I Samuel berisi sejarah Israel dalam masa peralihan dari zaman Hakim-hakim kepada zaman Raja-raja. Perubahan dalam kehidupan nasional di Israel itu khususnya berkisar pada tiga orang: Nabi Samuel, Raja Saul, dan Raja Daud. Pengalaman-pengalaman Daud di masa mudanya sebelum ia menjabat raja, terjalin erat dengan kisah Samuel dan Saul.
Pokok buku ini, sama seperti kisah-kisah lainnya dalam Perjanjian Lama, ialah bahwa orang akan berhasil kalau setia kepada Allah, dan celaka kalau mendurhaka. Hal itu dinyatakan dengan jelas dalam 1Sam 2:30 ketika TUHAN berkata kepada Imam Eli, "Yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi yang menghina Aku akan Kuhina."
Dalam buku ini kita melihat perasaan yang berbeda-beda mengenai pembentukan kerajaan Israel. Memang TUHAN sendiri sudah dianggap raja di Israel, tetapi untuk menanggapi permohonan rakyat, Ia memilih seorang raja bagi mereka. Hal yang penting ialah bahwa baik raja maupun rakyat Israel hidup di bawah kedaulatan Allah, Hakim mereka (1Sam 2:7-10). Di bawah hukum-hukum Allah, haruslah dijamin hak seluruh rakyat, kaya maupun miskin.
Isi
- Samuel sebagai pemimpin Israel
1Sam 1:1-7:17 - Saul menjadi raja
1Sam 8:1-10:27 - Tahun-tahun pertama pemerintahan Saul
1Sam 11:1-15:35 - Daud dan Saul
1Sam 16:1-30:31 - Wafatnya Saul dan putra-putranya
1Sam 31:1-13
Ajaran: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya anggota jemaat, dengan mengetahui isi kitab I Samuel, dapat mengerti
bahwa kesejahteraan umat Allah tergantung dari kesetiaannya melak
Tujuan
Supaya anggota jemaat, dengan mengetahui isi kitab I Samuel, dapat mengerti bahwa kesejahteraan umat Allah tergantung dari kesetiaannya melaksanakan perintah dan kehendak Allah.
Pendahuluan
Penulis : Samuel.
Isi Kitab: Kitab I Samuel terdiri dari 31 pasal. Kitab I Samuel menceritakan tentang tiga tokoh utama dari bangsa Israel: nabi Samuel, raja Saul, dan raja Daud.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Samuel
Pasal 1-8 (1Sam 1:1-8:22).
Kehidupan Samuel Samuel bekerja dengan penuh usaha membangun kehidupan baik dan ketaatan agama bangsa Israel. Kemudian Samuel memegang jabatan hakim. Ia berhasil mengalahkan bangsa Filistin dan mempersatukan bangsa Israel (pasal 5-7; 1Sam 5:1-7:17).
Pada waktu Samuel sudah menjadi tua, bangsa Israel ingin memiliki seorang raja, karena itu ia melakukan perintah Tuhan untuk melantik seorang raja, yakni Saul (pasal 8; 1Sam 8:1-22).
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Sam 1:20,26-28. Apakah arti nama Samuel? Dan apakah teladan yang baik dari Ibu Samuel?
- Bacalah pasal 1Sam 3:19-20; 8:15. Bagaimanakah kehidupan rohani Samuel? Berapa lamakah ia menjadi hakim atas orang Israel?
- Bacalah pasal 1Sam 8:19-22. Atas kehendak siapakah orang Israel meminta seorang raja?
Pasal 9-15 (1Sam 9:1-15:35).
Kehidupan raja Saul Raja Saul memulai pemerintahannya dengan berhasil, tetapi pada akhirnya menjadi tidak taat pada Firman Tuhan. Hal ini membuat Tuhan akhirnya menolak dia sebagai raja.
Pendalaman
- Siapakah yang mengurapi Saul? (1Sam 10:1).
- Bacalah pasal 1Sam 15:10-11. Apakah yang menjadi kesalahan Saul? Bagaimanakah dengan kelakuan saudara?
Pasal 16-31 (1Sam 16:1-31:13).
Kehidupan Raja Daud Setelah Saul ditolak, maka Allah memilih Daud sebagai Raja, menggantikan Saul.
Pendalaman
- Bacalah pasal 1Sam 16:11-13. Apakah pekerjaan Daud? Dan apakah yang terjadi setelah Daud diurapi oleh Samuel?
- Bacalah pasal 1Sam 17:45-50. Mengapakah Daud merasa tersinggung dan marah terhada orang Filistin?
- Bacalah pasal 1Sam 18:6-9. Mengapakah Saul membenci Daud? Apakah saudara sering iri hati juga?
- Bacalah pasal 1Sam 31:1-4. Bagaimanakah kematian Saul? Mengapakah ia melakukan hal itu?
II. Kesimpulan/penerapan
Keberhasilan Samuel di dalam pelayanan merupakan hasil dari kesetiaan pada panggilan, suka berdoa dan tidak kompromi dengan dosa.
Saul memulai pemerintahannya dengan rendah hati, sabar, tetapi diakhiri dengan kesombongan dan menolak Firman Allah. Ini adalah penyebab kegagalannya.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah tokoh-tokoh penting dalam I Samuel? Dan bagaimanakah sifat mereka masing-masing?
- Apakah sebabnya Allah menolak Saul?
- Apakah kesan yang saudara peroleh dari kehidupan Saul?
Intisari: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab) Bagaimana bangsa Israel mendapat seorang raja
KISAH TENTANG TIGA ORANGPada mulanya 1 dan 2 Samuel merupakan satu kitab. Namun demikian, karena kitab
Bagaimana bangsa Israel mendapat seorang raja
KISAH TENTANG TIGA ORANG
Pada mulanya 1 dan 2 Samuel merupakan satu kitab. Namun demikian, karena kitab kedua melulu bercerita mengenai raja Daud, maka yang pertama mengisahkan ketiga orang tokoh yang hidupnya saling berkaitan satu sama lain yaitu Samuel, Saul dan Daud. Riwayat yang diceritakan tidak utuh; siapapun yang mengumpulkan seluruh kisah itu tentu mengambilnya dari beberapa sumber. Hal itu tidak menjadi masalah asal kita ingat bahwa bagi para penulis kuno arti suatu kejadian lebih penting daripada ketepatan waktu. Kitab Samuel bukan hanya semata-mata sebagai sejarah, tetapi merupakan cerita tentang bagaimana Allah menangani umat-Nya. Dalam pada itu riwayat yang diceritakan sungguh-sungguh terjadi. Bahkan, pahlawan bangsa seperti Daud digambarkan sebagai orang yang bermasalah dan seorang manusia biasa.
"KAMI MENGINGINKAN SEORANG RAJA"
Kitab Hakim-hakim menyimpulkan bahwa anarki merajalela di Israel pada masa itu, karena "Israel tidak mempunyai raja" (Hak 21:25). Samuel, hakim terakhir, walauoun terkenal tetapi pengaruhnya hanya setempat dan terbatas. Umat Israel memerlukan seorang pemimpin bangsa. Oleh karena itu, permohonan mereka untuk mendapat seorang raja bukanlah semata-mata sebagai suatu kecaman terhadap kepemimpinan Samuel, tetapi menunjukkan betapa manusiawinya pengharapan mereka. Pada kenyataannya hanya Allah yang dapat memimpin mereka untuk memperoleh kemenangan; kekalahan-kekalahan mereka tidak disebabkan karena mereka tidak mempunyai seorang raja, tetapi oleh karena mereka telah melupakan perjanjian dengan Allah (1Sa 10:18,19; 12:6-15). Mereka telah mengikuti cara-cara penyembahan orang kafir. Gagasan mengenai pembentukan kerajaan itu sendiri tidak salah, tetapi mereka menginginkan seorang raja seperti bangsa-bangsa kafir yang ada di sekitar mereka. Samuel memperingatkan mereka bahwa raja-raja mempunyai potensi untuk kebaikan dan kejahatan, seperti yang akan mereka lihat sendiri di kemudian hari.
BANGSA FILISTIN
Oleh karena bangsa Israel tidak membinasakan orang Filistin ketika mereka menduduki Kanaan, maka negara tetangga Israel ini terus menerus menjadi ancaman bagi keamanan mereka. Kita membaca mengenai bangsa Amori, Amalek dan Amon, tetapi kebanyakan mengenai bangsa Filistin. Bangsa-bangsa ini tinggal di lima kota pantai yaitu Asdod, Gat, Ekron, Gaza dan Askelon, dan mereka mengurung Israel (1Sa 13:19-21). Saul dan Yonatan memulai suatu revolusi, tetapi raja Daudlah yang akhirnya menumpas bangsa Filistin dan yang lainnya secara tuntas.
Pesan
1. Samuel, seorang hamba Tuhano Samuel adalah jawaban dari doa, dan dedikasi ibunya yang saleh memberikan kepadanya permulaan kehidupan yang terbaik. Ini mungkin berarti bahwa ia harus hidup sebagai seorang Nazir, walaupun biasanya hal ini berarti disumpah sementara dan tidak seumur hidup. 1Sa 1:10,11,27,28; 2:26; Bil 6:1-21.
o Pada waktu suara Tuhan tidak terdengar di Israel. Samuel menonjol sebagai seorang yang kepadanya Tuhan menampakkan diri dan yang mempunyai karunia sebagai peramal -- ia dapat melihat apa yang tidak tampak oleh orang lain. 1Sa 3:1-10, 19-21; 9:9.
o Samuel ternyata seorang hamba Allah yang jujur dan dapat dipercaya. Ia tidak mau melakukan sesuatu yang dapat menguntungkan dirinya, tidak seperti anak-anaknya. Reaksinya terhadap kemunduran Saul menunjukkan bahwa ia lebih mementingkan Allah. 1Sa 9:6; 12:3-5; 15:11,35.
2. Saul, raja yang gagal
o Saul adalah seorang raja yang memulai pemerintahannya dengan baik dan penuh pengharapan yang besar. Dia diurapi sebagai tanda bahwa Allah telah memilihnya dan ia pun rendah hati, berjiwa besar dan penuh kuasa roh serta dapat mengambil keputusan besar pada saat-saat kritis. 1Sa 10:1, 10:22; 11:6, 12, 13.
o Namun demikian, kita dapat melihat kemundurannya yang berangsur-angsur pada saat ia mulai menangani berbagai masalah seorang diri, mengucapkan sumpah dengan gegabah dan tidak taat kepada perintah-perintah Allah. Anaknya, Yonatan, mempermalukannya dengan kebangsawanannya yang sederhana. Sebaliknya, Saul menjadi cemburu, getir dan tertekan dan ia menghabiskan waktu dan tenaganya untuk memburu Daud.
o Dalam keputusasaannya mencari bimbingan, ia jatuh ke dalam spiritualisme yang sebelumnya dilarang olehnya dan akhirnya ia menjadi salah satu kasus bunuh diri yang langka dalam Alkitab. 1Sa 13:8-14; 14:24; 15:9-29; 16:14; 18:8-12; 28:6, 7; 31:4.
3. Daud, pilihan Tuhan
o Sebagai orang yang dipilih Allah untuk menggantikan Saul, Daud adalah seorang yang lurus hati dan yang kesetiaannya besar. Tidak mengherankan jika Yonatan tertarik untuk bersahabat dengannya. Daud yang dalam pekerjaannya diurapi oleh Roh secara istimewa dapat membentuk rakyat jelata menjadi suatu kekuatan tempur yang efektif atau melawan seorang raksasa seorang diri. Ia menunggu saat Allah akan menuntut balas baginya, dan ia dengan setia memohon pimpinan-Nya dan percaya bahwa Allah akan meluputkannya dari bahaya. Ia seorang pemimpin besar yang akan menjadi seorang raja Israel yang terbesar. 1Sa 16:7,13,18; 17:26,34-37, 45-51; 18:1-4; 22:5-15; 23:2,4,9-12; 24:12; 30:6-8, 23-25.
o Daud juga tidak terlepas dari sifat-sifat manusiawi. Ia juga dapat menjadi marah dan tergoda untuk melakukan tindakan yang gegabah dan ia juga dapat berdusta. Perlakuan Allah kepadanya sama dengan apa yang dilakukan kepada kita, yaitu dengan penuh kasih. 1Sa 25:32-34; 27:10-12.
Penerapan
1. Allah menjawab doa
Kitab ini menceritakan bahwa Allah menjawab doa yang sungguh-sungguh, baik doa pribadi orang yang berada dalam kesusahan maupun doa syafaat para pemimpin untuk bangsa mereka. Berdoa merupakan pelayanan yang harus kita lakukan atas nama orang lain. Dalam menjawab doa, Allah memberikan dan melakukan apa yang secara manusiawi tidak mungkin dilakukan.
2. Allah memelihara milik-Nya
Tanpa memandang ketidaktaatan umat-Nya, Allah berjanji untuk melaksanakan misi penyelamatan-Nya dan membela kehormatan-Nya. Jika perlu, Dia dapat melakukannya tanpa bantuan manusia sama sekali. Pada kesempatan lain Dia memberikan kepada umat-Nya pemimpin-pemimpin yang akan membawa mereka pada kemenangan. Jika kita berada dalam kehendak Allah, keberhasilan tidak tergantung pada kekuatan atau keahlian manusia. Dia dapat mengambil yang terlemah dan memakai mereka bagi kemuliaan-Nya jika mereka mempercayai Dia.
3. Kita harus benar di hadapan Allah
Allah memilih dan memakai mereka yang hatinya benar di hadapan-Nya. Dia memberi karunia, kuasa dan berkat bagi mereka yang melayani-Nya. Dia juga dapat menghakimi dan mempermalukan mereka yang tidak taat kepada-Nya. Oleh karena itu, suatu permulaan yang baik bukan merupakan jaminan untuk keberhasilan di masa datang. Kita perlu benar di hadapan-Nya, taat dan percaya, jika kita ingin mengalami berkat-Nya secara berkesinambungan.
Tema-tema Kunci
1. Doa dan pujian
Kitab ini banyak bercerita tentang doa dan pujian. Khususnya, kita melihat bagaimana orang pilihan Allah mencari pimpinan-Nya sebelum mengambil keputusan-keputusan besar. Lihat 1Sa 1:10-18; 2:1-10; 7:5,6,12; 8:6,21; 12:18,19,23; 15:11; 22:15; 23:2-4, 9-12; 30:7,8.
2. Syarat-syarat pengabdian
Ada beberapa persyaratan pokok yang tidak boleh dilupakan jika kita ingin mengenal berkat-berkat Allah. Lihat 1Sa 2:30; 7:3,4; 12:14,15,20-25; 15:22,23,26; 16:7; 26:23. Bandingkanlah dengan ketakhayulan orang Israel yang menganggap bahwa mereka dapat memanipulasi Allah untuk melakukan sesuatu bagi mereka (1Sa 4:1-11). Camkanlah bahwa mereka mempunyai reputasi, tetapi tidak mempunyai kuasa.
3. Karunia roh
Seperti halnya dalam kitab Hakim-hakim, kita melihat bahwa Allah secara khusus mengaruniakan kuasa roh kepada mereka yang melayani Dia. Apabila Roh Allah turun atas mereka, mereka dapat melakukan apa yang pada umumnya tidak dapat mereka lakukan sebelumnya. Lihat 1Sa 10:6,7,9-13; 11:6; 6:13 (Bandingkan 1Sa 19:23,24 Allah seakan-akan mengendalikannya, tetapi tidak memberikan kuasa kepada Saul). Pada saat yang sama kita mendapat bukti bahwa hal ini tidak perlu terjadi secara permanen, juga tidak berarti bahwa mereka seterusnya hidup dalam kekudusan. Tidak ada yang dapat menggantikan hubungan yang berkesinambungan dengan Allah.
Garis Besar Intisari: 1 Samuel (Pendahuluan Kitab) [1] ELI DAN SAMUEL 1Sa 1:1-7:17
1Sa 1:1-2:11Doa Hana dikabulkan
1Sa 2:12-3:21Penghakiman atas keluarga Eli
1Sa 4:1-6:21Tabut Perjanjian hilang da
[1] ELI DAN SAMUEL 1Sa 1:1-7:17
1Sa 1:1-2:11 | Doa Hana dikabulkan |
1Sa 2:12-3:21 | Penghakiman atas keluarga Eli |
1Sa 4:1-6:21 | Tabut Perjanjian hilang dan ditemukan |
1Sa 7:1-17 | Ebenhaezer: Allah telah menolong kita |
[2] SAMUEL DAN SAUL 1Sa 8:1-15:35
1Sa 8:1-22 | Israel meminta seorang raja |
1Sa 9:1-11:15 | Saul dipilih dan diteguhkan |
1Sa 12:1-2 | 5 Samuel menyerah |
1Sa 13:1-15:35 | Saul gagal memenuhi persyaratan |
[3] SAUL DAN DAUD 1Sa 16:1-31:13
1Sa 16:1-23 | Daud dipilih: Saul menolak |
1Sa 17:1-18:30 | Daud memperoleh kemenangan: Saul cemburu |
1Sa 19:1-26:25 | Orang pilihan Allah menjadi buronan |
1Sa 27:1-12 | Daud mendua hati |
1Sa 28:1-25 | Saul putus ada |
1Sa 29:1-30:31 | Daud mengalahkan orang Amalek |
1Sa 31:1-13 | Saul bunuh diri |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi