Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Rut 2:1-3
Matthew Henry: Rut 2:1-3 - Rut di Ladang Boas
Hampir tidak ada pasal dalam seluruh sejarah kudus yang membungkuk begitu rendah seperti pasal ini untuk memperhatikan seseorang yang begitu rendah...
- Hampir tidak ada pasal dalam seluruh sejarah kudus yang membungkuk begitu rendah seperti pasal ini untuk memperhatikan seseorang yang begitu rendah seperti Rut, seorang janda Moab yang miskin. Sedemikian hina tindakannya ketika ia harus memungut jelai di ladang tetangga, dalam keadaan yang menyesakkan hati. Namun semua ini adalah supaya dia dicangkokkan ke dalam garis silsilah Kristus dan dimasukkan ke antara nenek moyang-Nya, supaya dia dapat menjadi sebuah perlambang akan perkawinan jemaat bukan-Yahudi dengan Kristus (Yes. 54:1). Ini membuat kisahnya menjadi luar biasa, dan banyak bagian di dalamnya yang mengandung pelajaran dan sangat membangun. Di sini kita mendapati,
Rut di Ladang Boas (2:1-3)
- Sekarang Naomi telah memperoleh tempat tinggal di Betlehem di antara teman-teman lamanya, dan di sini kita mendapati sebuah catatan,
- I. Tentang sanaknya yang kaya, Boas, seorang yang kaya raya (ay. 1). Alkitab bahasa Aram mengartikannya sebagai sangat mengenal hukum Taurat. Jika dia memiliki keduanya, maka itu adalah perpaduan yang unggul dan paling langka, menjadi kaya raya dan juga sangat mengenal Kitab Suci. Orang-orang seperti inilah yang memang sangat kuat. Dia adalah cucu dari Nahason, yang adalah raja suku Yehuda di padang gurun, dan anak dari Salmon, mungkin anak yang lebih kecil, melalui Rahab, si perempuan pelacur dari Yerikho itu. Dia membawa kebesaran dalam namanya, Boas, yang artinya dalam dirinya ada kekuatan. Dan dia berasal dari keluarga Elimelekh, yaitu keluarga yang sekarang jatuh dan sangat direndahkan. Perhatikanlah,
- 1. Boas, walaupun seorang kaya raya dan laki-laki yang hebat, namun memiliki sanak saudara yang miskin. Setiap cabang pohon bukanlah cabang puncak. Janganlah orang-orang besar di dunia ini merasa malu untuk mengakui sanak saudara mereka yang hina dan rendah, supaya mereka tidak dipandang angkuh, tinggi hati, dan tidak berperasaan.
- 2. Naomi, walaupun seorang janda yang miskin dan hina, memiliki sanak saudara yang kaya, yang walaupun demikian tidak dia sombongkan, atau dia bebani, ataupun dia harapkan untuk memberi sesuatu ketika dia kembali ke Betlehem dalam keadaan sulit. Barangsiapa memiliki sanak saudara yang kaya, sedangkan mereka sendiri miskin, harus mengetahui bahwa penyelenggaraan yang bijaksana dari Allah-lah yang membuat perbedaan, yang harus kita setujui, dan bahwa membanggakan hubungan kita dengan sanak saudara yang seperti itu adalah dosa besar, dan mengandalkannya adalah kebodohan besar.
- II. Tentang menantunya yang malang, Rut.
- 1. Keadaannya sangat hina dan miskin. Ini merupakan pencobaan besar bagi iman dan keteguhan seorang muda yang baru masuk agama Yahudi. Alangkah baiknya orang-orang Betlehem itu jika mereka mengundang Naomi dan menantunya pertama-tama ke rumah yang baik yang satu dan kemudian ke rumah lainnya (itu akan menjadi topangan yang baik sekali bagi seorang janda tua dan dorongan semangat bagi seseorang yang baru memeluk agama mereka). Tetapi, bukannya mencicipi kelezatan dari Kanaan, mereka justru tidak dapat memperoleh makanan yang diperlukan kecuali dengan memungut jelai, sebab kalau tidak, tampaknya mereka akan kelaparan. Catatlah, Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini. Dan mereka ini sungguh miskin, karena, walaupun Allah telah memilih mereka, namun biasanya manusia mengabaikan mereka.
- 2. Sifatnya, dalam keadaan, ini sangat baik (ay. 2): Dia berkata kepada Naomi, bukan, “Biarkanlah aku sekarang pergi ke negeri Moab kembali, karena tidak ada kehidupan di sini, yang ada hanya kekurangan, tetapi di rumah bapaku ada cukup makanan.” Tidak, dia tidak memikirkan lagi negeri yang telah dia tinggalkan. Jika tidak, dia sekarang mempunyai alasan yang wajar untuk kembali. Allah bangsa Israel akan menjadi Allahnya, dan bahkan jika Dia membunuhnya, dia akan tetap mempercayai-Nya dan tidak akan pernah meninggalkan-Nya. Sebaliknya, permintaannya adalah, “Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai.” Orang-orang yang lahir dari keluarga yang baik, dan dibesarkan dengan baik, tidak mengetahui kesukaran-kesukaran apa yang bisa saja menimpa mereka, atau pekerjaan-pekerjaan rendah apa yang bisa saja harus mereka lakukan untuk memperoleh makanan (Rat. 4:5). Ketika keadaan demikian menyedihkan, biarlah Rut diingat sebagai teladan yang sangat baik,
- (1) Dalam hal kerendahan hati. Ketika Allah sang Penyelenggara membuatnya miskin, dia tidak mengatakan, “Untuk memungut, yang sebenarnya sama saja dengan mengemis, aku malu.” Sebaliknya, dengan gembira ia mau merendah sesuai kesederhanaan keadaannya dan menyesuaikan diri dengan nasibnya. Orang-orang yang tinggi hati bisa lebih mudah untuk memilih menderita kelaparan daripada merendah. Rut bukanlah salah satu di antara orang-orang seperti itu. Dia tidak memberitahu ibunya bahwa dia tidak pernah dibesarkan dengan hidup bergantung pada remah-remah. Walaupun dia tidak dibesarkan untuk hidup seperti itu, dia dibuat menjadi seperti itu, dan tidak gelisah karenanya. Bahkan, memungut jelai adalah usulnya sendiri, bukan bujukan ibunya. Kerendahan hati adalah salah satu perhiasan paling cemerlang untuk kaum muda, dan salah satu pertanda yang terbaik. Yang mendahului kehormatan Rut adalah kerendahan hati ini. Perhatikanlah bagaimana dengan rendah hati dia berbicara tentang dirinya sendiri, mengenai harapannya untuk memungut jelai: “Biarkanlah aku memungut jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.” Dia tidak mengatakan, “Aku akan pergi dan memungut jelai, dan pastilah tidak ada seorang pun yang akan menghalangiku,” melainkan, “Aku akan pergi dan memungut jelai, dengan harapan seseorang akan membiarkanku.” Catatlah, orang miskin tidak boleh menuntut kebaikan sebagai sebuah hutang, melainkan harus dengan rendah hati memintanya, dan menerimanya sebagai suatu kemurahan hati, walaupun dalam hal terkecil sekali pun. Sudah sepantasnya jika orang miskin memohon.
- (2) Dalam hal kerajinan. Dia tidak mengatakan kepada ibu mertuanya, “Biarkanlah aku sekarang pergi mengunjungi wanita-wanita terhormat di kota, atau pergi berjalan-jalan di padang untuk menghirup udara segar dan bersenang-senang. Aku tidak bisa duduk murung sepanjang hari bersamamu.” Tidak, ini bukan hiburan, melainkan usaha, yang menjadi tekadnya: “Biarkanlah aku pergi memungut bulir-bulir jelai, yang akan menghasilkan keuntungan.” Dia adalah salah seorang perempuan bajik yang tidak senang makan makanan hasil kemalasan, melainkan senang berusaha sekuat tenaga. Ini adalah teladan bagi orang-orang muda. Biarlah mereka belajar sejak awal untuk berjerih payah, dan, segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga. Sifat rajin menjadi tanda baik, baik di dunia ini maupun nanti. Janganlah menyukai tidur, janganlah menyukai hiburan berlebihan, janganlah menyukai hidup yang santai-santai saja, tetapi sukailah usaha. Ini juga adalah sebuah teladan untuk orang-orang miskin agar bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, dan tidak mengemis untuk sesuatu yang mereka mampu dapatkan dengan bekerja. Kita tidak boleh malu melakukan pekerjaan jujur apa pun, walaupun mungkin pekerjaan rendah, ergon ouden oneidos – Tidak ada jerih payah yang merupakan sebuah celaan. Dosa adalah suatu hal yang sungguh rendah, tetapi kita tidak boleh berpikir seperti itu tentang hal lain apa pun yang ditugaskan Allah Sang Pemelihara itu kepada kita.
- (3) Dalam hal penghargaan terhadap ibunya. Naomi hanyalah ibu mertuanya, dan ia sendiri sudah bebas dari ikatan dengan suaminya yang sudah meninggal, sehingga dengan mudah ia dapat menganggap dirinya bebas dari perintah ibu suaminya. Namun demikian ia dengan patuh memperhatikan ibu mertuanya. Ia tidak mau pergi tanpa memberitahu ibunya itu dan meminta izin kepadanya. Sikap menghargai inilah yang orang-orang muda harus tunjukkan kepada orang tua dan pemimpin. Ini adalah bagian dari penghormatan yang layak diberikan kepada orang tua. Dia tidak mengatakan, “Ibu, jika engkau mau pergi denganku, aku akan pergi memungut jelai,” melainkan, “Silakan duduk di rumah dan beristirahat, dan aku akan pergi, dan bekerja keras.” Juniores ad labores – Orang muda harus bekerja. Biarlah orang muda menerima nasihat dari orang-orang tua, dan bukannya membebani mereka dengan kerja keras.
- (4) Dalam hal ketergantungan pada Allah sang Penyelenggara, seperti tersirat dalam perkataannya, “Aku akan pergi memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.” Ia tidak tahu arah mana yang harus ia tuju, atau kepada siapa harus meminta tolong, namun percaya Allah sang Penyelenggara akan menggerakkan seorang teman atau seseorang lainnya untuk berbaik hati kepadanya. Marilah kita selalu memiliki pikiran yang baik akan penyelenggaraan ilahi, dan percaya bahwa selama kita melakukan hal yang baik maka penyelenggaraan ilahi itu akan menolong kita. Dan memang penyelenggaraan ilahi menolong Rut. Ketika dia pergi sendirian, tanpa pemandu atau teman, untuk memungut jelai, kebetulan ia berada di tanah milik Boas (ay. 3). Baginya itu seperti hal yang kebetulan. Dia tidak tahu ladang milik siapa itu, dan tidak punya alasan untuk memilih pergi ke ladang yang itu daripada ke ladang yang lain, dan oleh karena itu disebut sebagai kesempatan atau keberuntungan (KJV). Namun Allah sang Penyelenggara mengarahkan langkahnya ke ladang ini. Catatlah, Allah dengan bijak mengatur kejadian-kejadian kecil, dan hal-hal yang tampak kebetulan secara keseluruhan memberikan kemuliaan bagi-Nya dan kebaikan bagi umat-Nya. Banyak perkara besar yang dihasilkan oleh sebuah perubahan kecil, yang kelihatan kebetulan saja bagi kita, tetapi sesungguhnya telah diatur oleh Allah sang Penyelenggara dengan sengaja.
SH: Rut 2:1-7 - Asing di negeri sendiri (Minggu, 11 April 1999) Asing di negeri sendiri
Setelah berada di Bethlehem, tidak pernah Naomi menceritakan
kepada Rut bahwa ia masih memiliki keluarga bernama Boas. B...
Asing di negeri sendiri
Setelah berada di Bethlehem, tidak pernah Naomi menceritakan kepada Rut bahwa ia masih memiliki keluarga bernama Boas. Boas adalah seorang yang kaya raya dari kaum Elimelekh. Ketika musim menuai tiba, Naomi menyuruh Rut mengumpulkan sisa-sisa gandum yang tertinggal di ladang milik Boas. Pada waktu itu berlaku tradisi yang memperkenankan orang-orang miskin memperoleh makanan dari sisa-sisa gandum di ladang. Tanpa mengenal lelah, Rut bekerja mengumpulkan sisa gandum dari pagi hingga sore hari.
Tak memanfaatkan hubungan saudara. Seandainya Naomi mau berterus terang tentang siapa Boas, pasti Rut tidak akan berlelah-lelah mengumpulkan sisa gandum di ladangnya. Namun itu tidak dilakukannya. Sama sekali tak terbersit keinginannya memanfaatkan hubungan saudara untuk memperoleh kemudahan dan fasilitas. Dan demi memenuhi kebutuhan, mereka berdua bertekad untuk bekerja dan berusaha sendiri. Semangat dan tekad yang mereka tunjukkan hendaknya membangunkan kesadaran kita untuk tidak menuntut kemudahan dan fasilitas kenyamanan dari kedudukan "saudara" kita.
Berkat Tuhan diterima dengan penuh syukur. Rut adalah seorang yang ulet berusaha dan penuh semangat dalam bekerja. Sikap ini meyakinkan kita bahwa seandainya Naomi menceritakanpun itu tidak mempengaruhinya. Baginya, ketika keputusan diambil, ketika itu pula ia siap menghadapi segala kemungkinan, tanpa jaminan keamanan dan kenyamanan, yang akan dihadapinya di negeri orang. Bahkan ia tidak canggung ketika harus mengumpulkan sisa-sisa gandum. Semua itu dilakukannya dengan penuh syukur. Seseorang yang menyaksikan kebesaran, kedaulatan dan kehadiran Allah melalui sebuah keluarga, tanpa merasakan langsung, ternyata mampu memiliki semangat bersyukur yang luar biasa. Sikap Rut memberikan pelajaran berarti bagi hidup kekristenan kita. Selama ini kita menganggap bahwa hanya orang yang telah lama mengikut Kristus yang paling benar meresponi kasih Allah sedangkan Kristen baru harus lebih banyak belajar. Melalui Rut, anggapan itu musnah! Dia yang baru mengenal Allah telah mampu meresponi penuh syukur kebaikan Allah dalam hidupnya.
SH: Rut 2:1-23 - Pemeliharaan-Nya ajaib (Rabu, 12 Desember 2007) Pemeliharaan-Nya ajaib
Tuhan berdaulat dalam menyatakan dan mewujudkan rencana-Nya lewat
berbagai aspek kehidupan. Dari kitab Hakim-hakim kita b...
Pemeliharaan-Nya ajaib
Tuhan berdaulat dalam menyatakan dan mewujudkan rencana-Nya lewat berbagai aspek kehidupan. Dari kitab Hakim-hakim kita belajar bahwa Dia bisa memakai bangsa asing, untuk menghukum umat-Nya, demi pertobatan mereka. Dia juga bisa memakai para hakim untuk membebaskan umat-Nya dari penjajahan bangsa musuh, demi kesetiaan-Nya pada Perjanjian Sinai.
Cerita ini terjalin sangat indah. Sengaja penulis Rut menyebutkan adanya relasi keluarga antara Elimelekh dengan Boas (ayat 1) untuk menunjukkan bagaimana Tuhan berkarya lewat sanak keluarga untuk memelihara dua janda miskin. Penulis kemudian memakai istilah "kebetulan", untuk membangun nuansa di hati pembaca melihat bagaimana Rut "tanpa sengaja" masuk ke ladang Boas. Saat kisah ini berlangsung, para pelakunya, Rut dan Boas, tidak menyadari tangan kedaulatan Tuhanlah yang merajut pertemuan itu.
Kedaulatan Tuhan tidak mengurangi tanggung jawab manusia. Respons iman Rut, yang berwujud kepedulian pada Naomi, membawanya ke ladang Boas (ayat 2-3). Demikian juga, walau kaya raya, respons iman Boas yang ramah kepada karyawan-karyawannya, serta menjalankan kewajiban terhadap orang miskin itulah yang mempertemukannya dengan Rut (ayat 4-5). Sikap Boas kepada Rut kemudian sangat sesuai dengan kebesaran hatinya (ayat 11-12) yang melampaui prasangka rasial (di ayat 13, Rut mengaku perempuan asing).
Dua hal yang bisa kita pelajari lewat perikop ini. Pertama, Tuhan berkarya lewat respons iman anak-anak-Nya. Tangan kuasa dan pengasihan-Nya sampai sekarang aktif bekerja. Apakah kita proaktif dengan karya-Nya? Kedua, Tuhan bekerja lewat sarana konvensional, seperti keluarga dan komunitas yang tidak dibatasi prasangka manusia. Tuhan memakai bangunan kasih persaudaraan untuk menolong orang yang membutuhkannya. Seberapa jauh kita menyatakan kepedulian kita kepada orang-orang di sekeliling kita tanpa membeda-bedakan?
SH: Rut 2:1-23 - Dalam pemeliharaan Tuhan (Rabu, 2 Oktober 2013) Dalam pemeliharaan Tuhan
Tradisi mudik di negeri kita sering jadi ajang unjuk keberhasilan di perantauan. Namun kepulangan Naomi ke kampung halamanny...
Dalam pemeliharaan Tuhan
Tradisi mudik di negeri kita sering jadi ajang unjuk keberhasilan di perantauan. Namun kepulangan Naomi ke kampung halamannya sungguh tragis (Rut 1:20-21). Bila ia pergi merantau dengan suami dan kedua anak laki-lakinya, saat itu ia kembali hanya dengan salah seorang menantunya, yaitu Rut.
Sebagai janda, tak banyak kemungkinan yang terbuka bagi sang mertua dan menantunya untuk menghidupi diri mereka sendiri. Namun kedatangan mereka pas saat dimulainya panen jelai (Rut 1:22) seolah memperlihatkan dimulainya juga kehidupan baru mereka di tanah itu. Masa yang tepat itu bagai memperlihatkan providensi (pemeliharaan) Allah atas mereka. Mengapa? Karena ada aturan di dalam masyarakat Israel agar orang tidak memanen sampai habis (Im. 19:9), sebab sisanya adalah bagian orang miskin dan orang asing. Bahkan jika seorang pemilik ladang ketinggalan berkas jelai, ia dilarang untuk mengambilnya kembali (Ul. 24:19-23).
Dengan bermodalkan aturan ini, Rut berinisiatif pergi memungut bulir jelai yang tersisa (2-3). Tanpa seorang pria dalam keluarga mereka, Rut merasa bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan mertuanya.
Ladang yang dituju Rut ternyata milik Boas, keluarga Naomi dari pihak suaminya (1). Kehadiran Rut di ladang itu menarik perhatian Boas (5), yang ternyata sudah mendengar kisah Rut. Maka karena kasih Rut kepada mertuanya serta imannya kepada Allah Israel membuat Boas menaruh belas kasihan kepada Rut (11-12). Itulah sebabnya Rut mendapat perlakuan istimewa dari Boas (9, 14-16).
Naomi yang mendengarkan laporan Rut lalu memuji Tuhan (20). Sungguh berbeda dengan Naomi yang sebelumnya berkata, "... Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku." "... Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku." (Rut 1:20-21). Ya, mulai saat itu Naomi akan menyaksikan bagaimana Allah membukakan kehendak-Nya satu persatu sehingga ia dapat melihat bagaimana segala sesuatu bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Rm. 8:28).
SH: Rut 2:1-23 - Allah yang Memelihara (Sabtu, 11 Juli 2020) Allah yang Memelihara
Setiap orang pasti pernah mengalami kekhawatiran akan hidup, masa depan, kebutuhan sehari-hari, pendidikan, kesehatan, dan seba...
Allah yang Memelihara
Setiap orang pasti pernah mengalami kekhawatiran akan hidup, masa depan, kebutuhan sehari-hari, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Sering kali semua itu menimbulkan ketakutan dalam hidup kita. Namun sebaiknya, kita jangan terlalu cemas karena kita memiliki Allah yang tidak hanya mencipta tetapi juga memelihara kehidupan.
Setelah tinggal di Betlehem bersama Naomi, Rut pergi memungut bulir-bulir jelai di ladang. Ia bekerja di belakang para pemetik atau penuai hasil panen. Menurut aturan di Israel, janda atau orang miskin hanya boleh memungut sisa-sisa jelai di belakang mereka (bdk. Im. 19:9; 23:22; Ul. 24:19).
Alkitab menuliskan bahwa Rut berada di ladang milik Boas. Ternyata Boas merupakan salah satu anggota keluarga dari kaum Elimelekh. Secara tradisi, Boas memiliki kewajiban untuk menebus Rut. Boas sangat baik kepada Rut karena ia tahu pengorbanannya untuk Naomi. Oleh karena itulah, ia memperlakukan Rut secara istimewa. Hal ini membuat keberlangsungan hidup Rut dan Naomi terpelihara dari hasil memungut jelai di ladang Boas.
Ketika Rut bekerja di ladang Boas, secara manusiawi, kita mungkin menganggap hal itu sebagai suatu kebetulan. Namun secara rohani, sebenarnya ini merupakan karya pemeliharaan Tuhan kepada Naomi dan Rut. Bagi Tuhan tidak ada yang kebetulan karena semua ada dalam kedaulatan-Nya. Walau tidak menyadarinya, Tuhanlah yang menuntun langkah Rut sehingga ia bekerja di ladang milik Boas. Setidaknya, Naomi meyakini hal ini (20).
Jadi, apa pun yang kita alami, semua itu bukanlah kebetulan semata. Ada tangan Tuhan yang memelihara dan menuntun. Seharusnya, hal ini memberi pegangan kepada kita agar tidak perlu khawatir terhadap hari depan dan segala persoalannya.
Asal kita melakukan bagian kita untuk bekerja, berusaha, serta berserah kepada kedaulatan-Nya, percayalah, Tuhan akan memelihara dengan cara yang ajaib. Mari kita berserah penuh hanya kepada tangan pemeliharaan Tuhan dan tekun mengerjakan bagian kita dengan sungguh-sungguh. [ABL]
Baca Gali Alkitab 2
Pengkhotbah mengingatkan setiap orang bahwa makna hidup tidak terletak pada kesuksesan materi yang dicapainya dalam dunia ini. Kepuasan seperti itu sifatnya sementara dan sia-sia. Namun, orang yang menaruh harapannya dalam takut akan Tuhan adalah orang yang berhikmat. Sebab, ia tahu bahwa Tuhan adalah sumber hikmat dan pengetahuan.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa yang dilakukan Pengkhotbah semasa hidupnya? (9-10)
2. Mengapa hikmat begitu penting bagi kehidupan manusia? (11)
3. Apa peringatan Pengkhotbah mengenai pengetahuan dan apa alasannya? (12)
4. Apa kesimpulan yang diperoleh Pengkhotbah dalam hidupnya? (13-14)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Mengapa kesia-siaan hidup dikontraskan dengan takut akan Allah?
2. Mengapa takut akan Allah disebut sebagai kewajiban setiap orang?
Apa respons Anda?
1. Jika Allah adalah satu-satunya sandaran yang kukuh dan abadi, ungkapan syukur seperti apakah yang Anda berikan kepada-Nya?
2. Apa tekad Anda kepada Allah yang penuh hikmat?
Pokok Doa:
Memohon agar Allah menuntun kita bersikap bijak terhadap pelbagai godaan duniawi.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Rut (Pendahuluan Kitab) Penulis : Tidak Diketahui
Tema : Kasih yang Menebus
Tanggal Penulisan: Abad ke-10 SM
Latar Belakang
Secara historis, kitab ini...
Penulis : Tidak Diketahui
Tema : Kasih yang Menebus
Tanggal Penulisan: Abad ke-10 SM
Latar Belakang
Secara historis, kitab ini menguraikan berbagai peristiwa dalam kehidupan suatu keluarga Israel pada zaman para hakim (Rut 1:1; sekitar 1375-1050 SM). Secara geografis, latar belakang 18 ayat pertama kitab ini adalah di tanah Moab (di sebelah timur Laut Mati). Sisa kitab ini terjadi dekat atau di Betlehem di Yehuda. Secara liturgis, kitab ini menjadi salah satu dari lima gulungan dari bagian ketiga Alkitab Ibrani, yaitu _Hagiographa_ ("Tulisan-Tulisan Kudus"). Tiap-tiap tulisan ini dibacakan di depan umum pada salah satu hari raya Yahudi tahunan. Karena drama inti dalam kitab ini terjadi pada waktu panen, kitab ini biasanya dibaca pada Hari Raya Panen (Pentakosta).
Karena kitab ini hanya merunut keturunan Rut sampai Raja Daud (Rut 4:21-22), mungkin sekali kitab ini ditulis pada zaman pemerintahan Daud. Penulis kitab ini tidak pernah disebutkan dalam Alkitab, sekalipun tradisi Yahudi (mis. Talmud) menyebutkan Samuel sebagai penulisnya.
Tujuan
Rut ditulis untuk menguraikan bagaimana melalui kasih yang berkorban dan pelaksanaan hukum Allah yang benar, seorang wanita muda Moab yang saleh menjadi buyut raja Israel, Daud. Kitab ini juga ditulis untuk melestarikan sebuah kisah indah dari zaman hakim-hakim mengenai sebuah keluarga saleh yang kesetiaannya dalam penderitaan sangat kontras dengan kemerosotan rohani dan moral yang umum di Israel pada masa itu (Lihat "PENDAHULUAN HAKIM-HAKIM" 08029).
Survai
Kisah kasih yang menebus ini dibuka dengan Elimelekh yang meninggalkan Yehuda dan menetap di Moab karena bencana kelaparan (Rut 1:1-2). Kesengsaraan terus mendampingi Elimelekh ketika ia dan kedua putranya wafat di Moab (Rut 1:3-5), serta meninggalkan istri mereka sebagai janda. Kemudian kisah ini dilanjutkan dengan empat periode utama.
- (1) Naomi (janda Elimelekh) dan menantunya yang saleh, Rut, kembali ke Betlehem di Yehuda (Rut 1:6-22).
- (2) Dalam pemeliharaan Allah, Rut menjumpai Boas, seorang sanak saudara Elimelekh yang kaya raya (pasal 2; Rut 2:1-23).
- (3) Karena anjuran Naomi, Rut menyampaikan kepada Boas minatnya terhadap kemungkinan untuk menikah menurut hukum penebus-kerabat (pasal 3; Rut 3:1-18).
- (4) Sebagai penebus-kerabat, Boas membeli tanah milik Naomi dan menikahi Rut. Rut melahirkan seorang putra bernama Obed -- kakek Daud (pasal 4; Rut 4:1-22). Kitab ini mulai dengan kemalangan yang suram, tetapi berakhir dengan penyelesaian yang indah -- bagi Naomi, Rut, Boas dan Israel.
Ciri-ciri Khas
Enam ciri utama menandai kitab Rut.
- (1) Kitab ini merupakan salah satu dari dua kitab dalam Alkitab yang memakai nama seorang wanita (yang satunya adalah Ester).
- (2) Kitab ini ditulis dengan latar belakang gelap dari ketidaksetiaan dan kemurtadan Israel sepanjang masa hakim-hakim, sambil menguraikan sukacita dan kesusahan sebuah keluarga yang saleh di Betlehem selama masa yang kacau-balau itu.
- (3) Kitab ini menunjukkan bahwa rencana penebusan Allah juga mencakup orang bukan Israel yang pada masa PL, ditempatkan dalam persemakmuran Israel setelah bertobat dan beriman kepada Tuhan.
- (4) Penebusan adalah tema inti sepanjang kitab ini dengan peranan penebus-kerabat Boas sebagai salah satu gambaran atau lambang PL yang paling jelas mengenai pelayanan syafaat Yesus Kristus.
- (5) Ayat yang paling terkenal dalam kitab ini adalah pernyataan Rut kepada Naomi ketika masih berada di Moab, "Ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi ... bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku" (Rut 1:16).
- (6) Kitab ini memberikan suatu gambaran hidup yang realistis dengan pergumulan dan kesedihan, namun menjelaskan bagaimana iman dan kesetiaan dari umat yang saleh memungkinkan Allah mengubah suatu tragedi menjadi kemenangan dan kekalahan menjadi penebusan.
Penggenapan dalam Perjanjian Baru
Ada empat kebenaran PB yang dijelaskan dalam kitab ini.
- (1) Kesengsaraan yang dialami manusia menjadi kesempatan bagi Allah untuk memajukan maksud-maksud penebusan-Nya yang akbar (bd. Fili 1:12).
- (2) Termasuknya Rut dalam penebusan menunjukkan bahwa keikutsertaan dalam Kerajaan Allah bukanlah karena keturunan, tetapi karena menyesuaikan kehidupan dengan kehendak Allah oleh ketaatan yang tumbuh karena iman (Rom 1:5; bd. Rom 16:26).
- (3) Kedudukan Rut dalam daftar keturunan Daud dan Yesus (lih. Mat 1:5) menandakan bahwa semua bangsa akan diwakili di dalam kerajaan "Putera Daud" (Wahy 5:9; Wahy 7:9).
- (4) Boas sebagai penebus-kerabat adalah lambang dari Penebus agung, Yesus Kristus (Mat 20:28; lih. Rut 4:10).
Full Life: Rut (Garis Besar) Garis Besar
I. Kemalangan Naomi
(Rut 1:1-5)
II. Naomi dan Rut
(Rut 1:6-22)
A. Keputusan Naomi untuk...
Garis Besar
- I. Kemalangan Naomi
(Rut 1:1-5) - II. Naomi dan Rut
(Rut 1:6-22) - A. Keputusan Naomi untuk Meninggalkan Moab
(Rut 1:6-13) - B. Kasih Rut yang Setia
(Rut 1:14-18) - C. Naomi dan Rut ke Betlehem
(Rut 1:19-22) - III.Rut Bertemu dengan Boas di Ladang Waktu Panen
(Rut 2:1-23) - A. Pemeliharaan Allah dalam Keputusan Rut
(Rut 2:1-3) - B. Persediaan Allah dalam Keputusan Rut
(Rut 2:4-16) - C. Rut Bercakap-cakap dengan Naomi
(Rut 2:17-23) - IV. Rut dan Boas di Tempat Pengirikan
(Rut 3:1-18) - A. Pengarahan Naomi Mengenai Boas
(Rut 3:1-5) - B. Permohonan Rut kepada Boas untuk Menjadi Penebus-Kerabat
(Rut 3:6-9) - C. Tanggapan Boas kepada Rut
(Rut 3:10-18) - V. Boas Menikahi Rut
(Rut 4:1-13) - A. Perjanjian Penebus-Kerabat
(Rut 4:1-12) - B. Pernikahan dan Seorang Putra
(Rut 4:13) - VI. Perwujudan Harapan Naomi
(Rut 4:14-17) - VII.Silsilah: Peres Sampai Daud
(Rut 4:18-22)
Matthew Henry: Rut (Pendahuluan Kitab)
Sejarah singkat mengenai urusan rumah tangga sebuah keluarga ini memang tepat diletakkan setelah Kitab Hakim-hakim, karena peristiwa yang diceritak...
- Sejarah singkat mengenai urusan rumah tangga sebuah keluarga ini memang tepat diletakkan setelah Kitab Hakim-hakim, karena peristiwa yang diceritakan terjadi pada zaman para hakim. Sejarah singkat ini juga cocok ditempatkan sebelum Kitab Samuel, karena pada bagian penutupnya, kitab ini memperkenalkan tokoh Daud. Namun, dalam Kitab Suci mereka, orang Yahudi memisahkan Kitab Rut dari Hakim-hakim dan Samuel, dan memasukkannya dalam Megilloth atau Gulungan Kitab Suci yang terdiri dari lima kitab, dengan urutan: Kidung Agung, Rut, Ratapan, Pengkhotbah, dan Ester. Penulis Kitab Rut kemungkinan adalah Samuel. Kitab ini tidak menceritakan tentang mujizat ataupun hukum, perang ataupun kemenangan, bukan juga tentang pergolakan negeri, melainkan pertama-tama kesengsaraan Naomi dan diikuti dengan penghiburannya. Juga mula-mula pertobatan Rut, lalu disusul dengan kenaikan kedudukannya. Banyak peristiwa semacam ini telah terjadi, yang mungkin layak untuk dicatat juga. Namun, Allah memandang kisah yang satu ini tepat untuk disampaikan kepada kita. Sejarawan yang biasa saja merasa bebas untuk memilih suatu kisah untuk mereka sampaikan, apalagi Tuhan Allah. Tujuan kitab ini adalah untuk:
- I. Menuntun kita kepada penyelenggaraan Allah, menunjukkan betapa penyelenggaraan itu sangat erat dengan persoalan pribadi kita, dan mengajar kita untuk tetap melihat penyelenggaraan-Nya di tengah semua persoalan tersebut, dan mengakui Allah dalam segala jalan kita dan semua peristiwa yang menimpa kita (lihat 1Sam. 2:7-8; Mzm. 113:7-9).
- II. Memperkenalkan sejarah yang menuntun kepada Kristus yang merupakan keturunan dari Rut, yang sebagian silsilahnya mengakhiri kitab ini. Dari situlah berasal silsilah dalam Matius 1. Dalam pertobatan Rut si orang Moab dan masuknya dia ke dalam garis leluhur Mesias, kita melihat sebuah perlambangan akan dipanggilnya orang-orang bukan Yahudi ke dalam persekutuan dengan Kristus Yesus, Tuhan kita. Kita dapati kesusahan Naomi dan Rut dalam pasal
- 1. Contoh kerja keras dan kerendahan hati mereka (ps. 1-2).
- 2. Masuknya kedua orang itu ke dalam ikatan dengan Boas (ps. 3).
- 3. Dan kebahagiaan mereka menetap dengan Boas (ps. 4).
- 4. Ingatlah, bahwa peristiwa ini terjadi di Betlehem, kota tempat Penebus kita lahir.
Ende: Rut (Pendahuluan Kitab) RUT
PENDAHULUAN
Salah satu kisah jang amat menarik dari Perdjandjian Lama tersedia bagi kita
dalam kitab ketjil tersendiri, jang dinamakan menurut tok...
RUT
PENDAHULUAN
Salah satu kisah jang amat menarik dari Perdjandjian Lama tersedia bagi kita dalam kitab ketjil tersendiri, jang dinamakan menurut tokoh utamanja, Rut. Semua sependapat, bahwa kisah tersebut merupakan suatu permata sni tjerita Israil, dengan pelukisan watak jang tadjam, penggambaran dan pertjakapan jang hidup, ketegangan dramatis, tanpa mendjadi ketegangan jang ber-lebih2an dan sensasi.
Dalam Kitab Sutji Hibrani kitab ketjil tersebut termasuk dalam apa jang disebut “Ketubim” dan mendjadi bagian dari kelima “Megillot”. Jakni kitab2 ketjil, jang dibatjakan selama ibadah pada perajaan2 besar Israil: Madah Agung pada perajaan Paska, Lagu Ratap pada peringatan tahunan runtuhnja Jerusjalem, Pengchotbah pada perajaan pondok daun2, Ester pada perajan Purim, sedang Rut dichususkan untuk perajaan Pentekosta, perajaan panen, karena didalamnja diutarakan pula panen djelai. Tetapi dalam terdjemahan2 Junani dan Latin kuno kitab Rut ditempatkan sedudah kitab para Hakim, dan pengaran2 kono pun menjebutkan, bahwa memang itulah tempatnja. Makanja banjak ahli memandang kitab ketjil itu sebagai tambahan ketiga pada kitab para Hakim. Namun tempat aselinja sukarlah ditentukan dengan pasti. Dalam terdjemahan2 kuno kitab itu dapat digandingkan dengan kitab para Hakim, karena kisahnja berlangsung didjaman para Hakim (1, 1); sedangkan sebaliknja dalam daftar Hibrani kitab2 sutji mungkin digolongkan dalam Ketubim untuk keperluan ibadah.
Kisahnja agak sederhana susunannja. Suatu keluarga ketjil di Juda terpaksa mengungsi karena kelaparan kewilajah Moab. Dua anaknja, jakni Mahlon dan Kiljon, memperisteri dua wanita Moab, ‘Orpa dan Rut. Tetapi dalam perantauan jang lama itu keluarga tersebut mendapat pertjobaan jang berat. Bapak keluarga, Elimelek, meninggal dan djuga kedua anaknja. Demikianlah djanda Na’omi tertinggal bersama dengan kedua menantu perempuannja jang tak beranak. Beberapa waktu kemudian ia mau pulang ketanahairnja. Kedua menantu perempuannja ingin ikut sertanja. Tetapi Na’omi mendesak, supaja mereka kembali sadja. ‘Orpa menjetudjuinja, tetapi Rut bersikeras hati. Setibanja di Betlehem, Rut berusaha mentjari penghidupannja dnegan memungut sisa2 gandum diladang, seperti orang2 miskin lainnja. Kebetulan ia berada diladang seorang bernama Bo’az. Bo’az sudah mendengan tentang kelakuang Rut jang terpudji itu dan oleh karenanja memperlakukannja dengan sangat murah hati. Ternjatalah Bo’as itu masih sanak Na’omi. Adapun Na’omi mau mendjual sebidang tanah, milik suaminja jang telah meninggal, tetapi menurut undang2 milik-pusaka tersebut harus tetap tinggal dikalangan kaum kerabat. Dari sebab itu Rut didorongnja, untuk mengusahakan, supaja Bo’az membeli tanah itu dan mengawini Rut, sehingga Elimelek mendapat keturunan dan tanah itu tetap mendjadi milik lekuarganja sendiri. Sebab anak jang mungkin akan dilahirkan dari Bo’az dan Rut menurut hukum mendjadi tjutju Elimelek. Usaha ini berhasil. Bo’az tidak enggan menerima usul itu. Tetapi masih ada sanak lain, jang lebih berhak atasnja. Didalam himpunan rakjat dipintugerbang kota soal itu dikemukakan oleh Bo’az. Sanak tadi tidak mau mengawini Rut dan oleh karenanja melepaskan hak2nja demi untuk Bo’az. Maka Bo’az mengawini Rut dan dari perkawinan itu lahirlah mojang radja Dawud.
Dalam kisah itu Bo’az tampil sebagai “penebus” dan oleh karenanja ia mengawini Rut. Fungsi penebus itu agak luas dan berdasarkan hubungan darah. Jang paling dekat hubungan darahnja harus “menebus’sanaknja, entah ia djatuh dalam perbudakan, entah ia terantjam kisas, hal mana lalu ditebus, entah milik kerabat itu hendak djatuh kedalam tangan oralng lain dan oleh karenanja harus dibeli oleh si “penebus”. Adapun istilah “penebus” ini djuga diambil-alih dalam bidang keigamaan; maknanja Jahwe “menebus” umatNja dari perbudakan dan dari musuh2nja. Fungsi “penebus” tidak mengandung kewadjiban untuk kawin, sehingga perkawinan antara Bo’az dan Rut tidak merupakan menggantikan-tikar, seperti jang tertera dalam Taurat (Ul. 25, 5-10). Diluar kitab Rut tidak terdapat tjontoh satupun dari perkawinan sedemikian itu didalam Perdjandjian Lama. Mungkinlah kita bersua dengan adat lama, agaknja adat setempat, jang tidak sampai dimasukkan dalam kodifikasi resmi perundangan Israil. Dari kitab Rut itu sendiri njatalah, bahwa Bo’az tidak begitu wadjib melainkan berhak, demi fungsinja sebagai penebus, untuk mengawini Rut.
Apa jang mendjadi maksud dan pokok adjaran kitab Rut, sudah djelaslah pada
pembatjaan selintas-pintas. Kitab rut adalah madah pudjian atas “kesetiaan kaum
kerabat” baik dari pihak Rut maupun dari pihak Bo’az. Dan dikalangan orang2
Israil jang mursjid – Rut sudah dimasukkan kedalam umat Jahwe – hal itu
didasarkan atas kejakinan agama. Dalam seluruh kitab tersebut Jahwe membimbing
kedjadian2 dan djuga perkawinan antara Bo’az dan Rut. Kesetiaan aum kerabat atas
dasar keigamaan itu merupakan adjaran tetap kitab tersebut dan dalam diri Rut
dipudjilah Ibu Al Masih (Mt. 1, 5) sebagai wanita jang dalam rasa keigamaannja
dan mursjid, kendati asal kafirnja. Ada jang menjelipkan maksud2 lain pada kitab
ketjil itu. Beberapa ahli mengemukakan adanja ketjondongan politis didalamnja,
se-akan2 kisah itu hendak menjundjukkan, bahwa Dawud mempunjai hak atas daerah
Efraim demi asal-usulnja. Hanjalah sajangnja, menurut kitab itu Elimelek
bukannja dari suku Efraim melainkan dari marga Efrata di Juda. Ada pula ahli2
lain menganggap kitab ketjil itu suatu polemik lawan rigorisme dan eksklusivisme
Esra, jang bertindak keras terhadap perkawinan2 tjampuran (Esr. 9; 10;
Bila tepatnja kitab itu ditulis, tidak mudahlah ditentukan . mereka jang menganggapnja sebagai polemik lawan Esra, dengan sendirinja menempeatkannja pada djaman sesudah pembuangan, tidak lama sebelum ataupun didalam masa Esra-Nehemia. Tambahan pula mereka mengemukakaan bahasa, jang dipakai dalam kitab itu, jaitu bahasa Hibrani dari djaman belakangan jang sudah mendapat pengaruh kuat dari bahasa Aram. Tetapi semua argumen itu tidak dapat menjakinkan. Diatas sudh disebutkan, bahwa polemik itu tidak ada. Dan mengenai bahasanja, memang bahasa jang dipengaruhi bahasa Aram, tetapi didjaman radja2pun bahasa Aram sudah digunakan dan mempunjai pengaruhnja. Tambahan lagi hendaknja diingat, bahwa dalam peredaran djaman kitab itu disesuaikan dnegna bahasa jang berlaku. Beberapa ahli beranggapan, bahwa bahasa Hibrani kitab Rut tidak kalah dengan bahasa Hibrani kitab2 Sjemuel dan Radja2. sebaliknjapun kitab itu sendiri tidak memberikan banjak petundjuk, untuk menanggalkannja dengan teliti. Dari 1,1 njatalah, bahwa djaman para Hakim sudah lewat. Tjatatan 4, 7 – djika ini bukan tambahan – kemudian – mengandaikan, bahwa kisah itu terdjadi djauh kemudin daripada masa kedjadiannja. Karena djaman para Hakim itu berlangsung hingga ke Sjaul (sekitar th. 1030), maka tentulah kitab itu ditulis sesudahnja. Silsilah jang menguntji kitab itu sampai kepada Dawud. Djadi, se-tidak2nja dalam bentuknja jang sekarang ini, kitab itu tertanggal sesudah Dawud. Tetapi lalu tidak dapat ditarik kesimpulan bahwa kitab itu tjaja silsilah itu diteruskan. Tokoh Dawud kan tjukup besar, untuk merupakan kuntjinja. Karena kitab itu njatanja tidak mengenal undang Deuteromium 23, 3, jang melarang orang2 Moab dimasukkan kedalam djemaah Israil, dan lagi perkawinan Bo’az tidak persis tjotjok dengan undang2 tentang menggantikan tikar, kiranja orang dapat memutuskan, bahwa kitab itu terdjadi sebelum undang2 tadi berlaku umum, djadi sebelum penerimaan umum Kitab Ulangtutur dalam th. 621. djadi dapat dikata, sangat boleh djadi kitab Rut itu ditulis antara th. 900 dan 600. Menentukan lebih landjut, tidak dapat, tanpa djatuh dalam hipotese2 jang agak mengawang.
Itupun berlaku pula tentang pengarang kitab ketjil tersebut. Tradisi Jahudi menjebut2 Sjemuel. Tetapi hal ini terlalu didasarkan atas pemikiran theologis, untuk dipandang sebagai keterangan jang boleh dipertjaja. Nama2 lainpun tak dapat dikemukakan. Tentang sipengarang hanja dapat dikata, bahwa agaknja ia bukan dari kalangan levita atau imam, sebab tidak nampak sedikitpun perhatian chas kepada hal2, jang mendjadi perhatian kalangan2 tersebut. Hanja dapat dikatakan bahwa si penulis adalah orang jang dalam rasa keigamaannja dan dari kalangan awam.
Persoalan terachir ialah apa kitab Rut itu menjadjikan suatu chajalan sastera belaka ataukah peristiwa sedjarah. Pada dirinja chajalan sastera dalam Kitab Sutji dapat diterima, seperti misalnja kitab Jonas. Tetapi ini harus dibuktikan dalam tiap2 hal tersendiri. Beberapa ahli suka menamakan kitab Rut itu sebuah “novel” dengan maksud untuk pembinaan. Tetapi ini harus dibuktikan. Dikemukakanlah tjorak simbolis nama2, jang terdapat dalam kitab itu (Mahlon, Kiljon, Na’omi, ‘Orpa, Rut dan Bo’az) dan jang agaknja didasarkan atas kedjadian2 jang dikisahkan. Simbolik ini memang sangat mungkin, tetapi djanganlah lalu ditraik kesimpulan2 jang terlalu djauh daripadanja. Boleh djadi didalam tradisi, atau mungkin djuga oleh si pengarang kisah sendiri, nama2 tadi diberikan kepada orang2 jang sungguh pernah ada atas dasar hal-ihwal jang njata. Kenjataan bahwa Dawud (I Sjem. 22, 3-4) ada hubungan2nja dengan Moab, didjelaskan dengan hubungan kerabat, seperti jang dikemukakan dalam kitab Rut. Dari sebab itu tentulah ada dasar sedjarahnja bagi kisah itu. Sampai kemana perintjian2nja dan bagian2 ketjilnja itu historis adanja, sukarlah ditentukan dengan keterangan2 jang tersedia.
BIS: Rut (Pendahuluan Kitab) RUT
PENGANTAR
Kisah tentang Rut terjadi di tengah-tengah zaman kekerasan yang dikisahkan
dalam buku Hakim-hakim. Rut adalah seorang wanita Moab yang
RUT
PENGANTAR
Kisah tentang Rut terjadi di tengah-tengah zaman kekerasan yang dikisahkan dalam buku Hakim-hakim. Rut adalah seorang wanita Moab yang menikah dengan seorang Israel. Walaupun suaminya sudah meninggal, ia tetap menunjukkan kesetiaannya terhadap ibu mertuanya yang berbangsa Israel itu, dan selalu beribadat kepada Allah umat Israel. Pada akhir kisah ini Rut mendapat seorang suami baru dari antara sanak saudara mendiang suaminya. Melalui pernikahannya yang kedua ini Rut menjadi nenek buyut Daud, raja Israel yang terbesar.
Kisah-kisah dalam buku Hakim-hakim menunjukkan kesukaran-kesukaran yang terjadi karena umat Allah meninggalkan Allah. Sebaliknya, kisah Rut menunjukkan berkat-berkat yang diberikan Allah kepada seorang asing yang meninggalkan agamanya untuk percaya kepada Allah Israel. Oleh sikapnya itu ia menjadi anggota umat Allah.
Isi
- Naomi kembali ke Betlehem dengan Rut
Rut 1:1-22 - Rut bertemu dengan Boas
Rut 2:1-3:18 - Boas menikah dengan Rut
Rut 4:1-22
Ajaran: Rut (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan melihat kehidupan Rut dan keluarganya, setiap anggota jemaat
mengerti pentingnya dan hasil dari kehidupan keluarga yang berdasa
Tujuan
Supaya dengan melihat kehidupan Rut dan keluarganya, setiap anggota jemaat mengerti pentingnya dan hasil dari kehidupan keluarga yang berdasarkan kasih kepada Allah.
Pendahuluan
Penulis : Isi Kitab: Kitab Rut terdiri dari 4 Pasal. Isi kitab Rut menceritakan tentang sebuah keluarga umat Allah dalam melakukan kewajiban dan tanggung jawabnya dalam keluarga yang didasarkan pada kasih.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Rut
Pasal 1 (Rut 1:1-22).
Keluarga Elimelek Keluarga Naomi yaitu Elimelek serta kedua puteranya Mahlon dan Kilyon merantau ke Moab (ayat 2; Rut 1:2). Waktu di Moab Mahlon dan Kilyon menikah dengan Orpa dan Rut (ayat 4; Rut 1:4). Setelah
10 tahun, Mahlon dan Kilyon meninggal dunia mengikuti Elimelek yang telah meninggal lebih dahulu. Dengan demikian Naomi mengambil keputusan untuk pulang ke Bethlehem. Orpa kembali ke rumahnya sedangkan Rut mengikut Naomi karena mengasihi mertuanya itu.
Pendalaman
- Apakah yang membuktikan kasih Rut yang tulus itu? (Rut 1:16-17).
Pasal 2 (Rut 2:1-23).
Penderitaan Naomi dan Rut Naomi hidup sangat kekurangan, sehingga Rut harus membantu mencari nafkah dengan memungut jelai di ladang orang. Karena Rut hidup dengan penuh rendah hati dan jujur serta sangat mengasihi mertuanya, maka dia selalu dipimpin oleh Tuhan sehingga akhirnya dia bertemu dengan Boas yang menjadi penolong bagi Rut dan Naomi (ayat 18-23; Rut 2:18-23).
Pendalaman
Apakah bukti pernyataan Rut kepada Naomi waktu di Moab? (Rut 2:2).
Pasal 3 (Rut 3:1-18).
Pertemuan Rut dengan Boas Hubungan antara Rut dan Boas mulai berkembang dan Rut yang memiliki sifat yang sangat menarik bagi Boas itu menyampaikan permintaan berdasarkan adat Ibrani yang sesuai dengan Taurat Musa.
Permintaan Rut yang berdasarkan kasih itu adalah ayat 9; Rut 3:9. "Kembangkan kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang yang wajib menebus kami."
Pendalaman
Apakah pernyataan Rut kepada Boas, yang membuktikan kasih Rut kepada Naomi (Rut 3:9).
Pasal 4 (Rut 4:1-22).
Pernikahan Boas dengan Rut Boas berusaha untuk menikahkan Rut dengan penebus yang lain (ayat 5; Rut 4:5), namun akhirnya Boas sendiri yang mengambil Rut menjadi isterinya (ayat 13; Rut 4:13) dan atas karunia Tuhan mereka memperoleh anak bernama Obed yang menjadi kakek dari Daud (ayat
22; Rut 4:22).
Pendalaman
Apakah buah dari kasih yang tidak berpura-pura? (Rut 4:13-15)
II. Kesimpulan/penerapan
Kitab Rut menceritakan tentang kehidupan Rut yang penuh dengan kasih dan buah yang dihasilkan oleh kasih itu.
Kitab Rut mengajarkan bahwa Allah yang setia, selalu memperhatikan dan memelihara kehidupan anak-anak-Nya.
Kitab Rut mengajarkan, bahwa Allah sejak dahulu telah merencanakan keselamatan kepada bangsa kafir (ingatlah bahwa Rut sebenarnya orang kafir/Moab).
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Apakah isi kitab Rut?
- Mengapakah Rut mengikut Naomi?
- Siapakah anak-anak Elimelekh?
- Siapakah nama suami Rut setelah kematian suaminya yang pertama?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara dapatkan dari mempelajari kitab Rut?
Intisari: Rut (Pendahuluan Kitab) Imbalan Kesetiaan
LATAR BELAKANGRut digambarkan sebagai kitab tentang kesetiaan manusia. Penulisnya tidak diketahui. Kitab itu menunjuk pada masa Hak
Imbalan Kesetiaan
LATAR BELAKANG
Rut digambarkan sebagai kitab tentang kesetiaan manusia. Penulisnya tidak diketahui. Kitab itu menunjuk pada masa Hakim-hakim dan memberikan gambaran mengenai kehidupan sehari-hari bangsa Israel pada waktu itu. Cerita itu sendiri hanya meliputi jangka waktu kira-kira sepuluh tahun.
TUJUAN
Pada dasarnya Rut merupakan kisah persahabatan Rut dengan ibu mertuanya, Naomi. Kitab ini mempunyai daya tarik tersendiri, sebab mengingatkan kita bahwa Raja Daud adalah seorang keturunan Rut dan suaminya, Boas. Lebih dari itu, dilihat dari sudut kemanusiaan, Yesus dapat menelusuri nenek moyangnya melalui Rut (Mat 1:5). Dengan demikian kitab ini menceritakan kepada kita bahwa keluarga penebus, yang darinya seribu tahun kemudian dilahirkan Sang Penebus, mempunyai seorang anggota keluarga yang bukan Yahudi.
KISAH-KISAH UTAMA
Rut memberikan gambaran sekilas tentang adat istiadat perkawinan pada masa itu. Merupakan kewajiban dari famili terdekat janda yang mempunyai anak untuk menggantikan kedudukan suaminya yang sudah meninggal itu. Tanggung jawab ini biasanya jatuh pada saudara laki-laki orang yang sudah meninggal itu (Ula 25:5-10). Suami Rut, Mahlon, meninggal tanpa meninggalkan anak. Boas bukanlah iparnya, tetapi ia diceritakan sebagai seorang sanak dari Naomi (Rut 2:1). Rut harus menunjukkan kepada Boas bahwa ia tertarik pada kemungkinan untuk menikah lagi, dan hal ini dilakukannya (Rut 3:1-18). Boas tahu bahwa ia masih mempunyai hubungan keluarga dengan Rut, tetapi ia mengatakan bahwa masih ada sanak yang hubungannya lebih dekat daripada dia. Hanya jika sanak terdekat itu menolak, maka baru ada kemungkinan bagi Boas untuk menggantikannya. Dalam pasal empat kita membaca tentang proses bagaimana akhirnya Rut menjadi istri Boas. Ada masalah lebih lanjut, yaitu siapa saja yang mengawini Rut diminta untuk menyelamatkan sebidang tanah yang dijual oleh Naomi atas namanya. Keluarga terdekat itu tidak bersedia melakukannya (Rut 4:6), dan oleh karenanya ia kehilangan haknya (Rut 4:7, 8). Dengan demikian terbuka jalan bagi Boas untuk menikahi Rut.
Pesan
Allah memperhatikan segala segi kehidupan sehari-hari masing-masing umat-Nya. Ini terlihat dalam campur tangan Allah dalam hubungan antar manusia:
1. Dalam kesetiaan Rut kepada Naomi dalam dukacitanya Rut 1:1-22
Ketika Elimelekh, suami Naomi, meninggal, menantu-menantu perempuannya mendukung dia. Dan Rut akhirnya kembali ke Betlehem bersama Naomi, karena ia tidak ingin melihat ibu mertuanya merana di hari tuanya.
2. Dalam pertemuan Rut dengan Boas yang pertama kali Rut 2:1-23
Kebaikan Boas kepada Rut melebihi apa yang lazim terjadi. Menantu dan mertua bersukacita bersama di dalam kebaikan Allah.
3. Dalam tindakan Boas terhadap Rut Rut 3:1-18
Sekali lagi kita melihat kebaikan Allah dalam hal ini. Sebenarnya Boas bukanlah sanak keluarga Elimelekh yang terdekat, namun ia berbaik hati kepada Rut dan bersedia menjadi "sanak penebus"nya.
4. Dalam hubungan perkawinan Rut 4:1-22
Boas menikahi Rut dan ia memberi Naomi seorang cucu laki-laki yang akan menjadi kakek Raja Daud, cikal bakal keturunan kerajaan Israel.
Penerapan
1. Gunakan akal sehatmu
Naomi sungguh-sungguh menaruh perhatian pada kesejahteraan menantunya. Ia memberi nasihat yang bijaksana kepada Rut dan Rut dengan sukarela menerima nasihat yang diberikan. Cara hidup yang suci memerlukan akal sehat yang benar dan memberikan kesempatan untuk saling menolong dengan sesama dengan cara-cara yang praktis.
2. Menaati peraturan
Boas sangat bahagia jika dapat menikahi Rut, tetapi ia juga menginginkan supaya keadilan ditegakkan. Ia tidak akan melanjutkan niatnya sampai sanak keluarga yang terdekat menanggalkan haknya di muka umum. Allah adalah Allah yang tertib dan oleh karena itu janganlah mencoba untuk menghindari prosedur yang benar.
3. Ingatlah bahwa Allah berkuasa dalam kehidupan kita
Pada saatnya Rut dapat memberikan semangat kepada Naomi dengan mempersembahkan kepadanya seorang cucu laki-laki. Anak ini kemudian mempunyai anak yang dinamai Isai dan Isai mempunyai delapan orang anak laki-laki dan yang terkecil ialah Daud! Allah mewujudkan rencana-Nya melalui keadaan Rut, walaupun ia tidak menyadari hal itu.
Tema-tema Kunci
1. Kebutuhan manusia
Allah tidak pernah memberikan gambaran romantis tentang kebutuhan manusia. Dalam Rut kita melihat suatu gambaran realistis mengenai keadaan yang gawat dari dua orang janda yang pada masa itu tidak mempunyai sarana pengangkutan. Keadaan Naomi lebih buruk lagi, karena ia adalah seorang asing di Moab. Allah dapat masuk ke dalam keadaan sosial yang paling gawat sekalipun dan mewujudkan rencana-Nya melalui keadaan itu. Apakah hal penting yang menonjol mengenai apa yang dimaksud dengan rujukan Kristus kepada orang miskin dalam Lukas 4:18?
2. Kesetiaan
Penyerahan Rut kepada mertuanya merupakan suatu pernyataan kasih dan kesetiaan yang luar biasa. Allah menghargai kesetiaan seperti itu. Orpa menghilang dari lembaran-lembaran Alkitab. Rut merupakan salah satu dari nenek moyang Sang Penebus. Dalam hal apa masyarakat modern dewasa ini gagal untuk mematuhi standar tanggung jawab alkitabiah kepada keluarga? Bagaimana hal ini mempengaruhi hubungan kekeluargaan dalam keluarga-keluarga Kristen?
3. Campur tangan Allah
Telusuri cara bagaimana rencana Allah terwujud dalam buku ini sekalipun mereka yang terlibat di dalamnya tidak sadar akan hal itu. Apa dasar untuk mempercayai bahwa Allah juga sedang bekerja dengan cara yang sama dalam keadaan kita dewasa ini? (Lihat Rom 8:28, 29).
Garis Besar Intisari: Rut (Pendahuluan Kitab) [1] KISAH CINTA DAN KESETIAAN Rut 1:1-2:23
Rut 1:1-3Kematian Elimelekh, suami Naomi
Rut 1:4, 5Kematian Mahlon dan Kilyon, kedua putera Naomi
Rut
[1] KISAH CINTA DAN KESETIAAN Rut 1:1-2:23
Rut 1:1-3 | Kematian Elimelekh, suami Naomi |
Rut 1:4, 5 | Kematian Mahlon dan Kilyon, kedua putera Naomi |
Rut 1:6, 7 | Keputusan untuk pulang ke kampung halaman |
Rut 1:8-13 | Permohonan Naomi |
Rut 1:14, 15 | Tindakan Orpa |
Rut 1:16-22 | Keputusan Rut |
Rut 2:1-16 | Kebaikan Boas |
Rut 2:17-23 | Reaksi Naomi |
[2] RUT DAN BOAS Rut 3:1-18
Rut 3:1-4 | Perhatian Naomi terhadap Rut |
Rut 3:5-9 | Ketaatan Rut |
Rut 3:10-18 | Tindakan Boas |
[3] LONCENG PERKAWINAN Hak 4:1-22
Rut 4:1-8 | Boas mempersiapkan segalanya |
Rut 4:9-13 | Rut dan Boas menikah |
Rut 4:14-22 | Silsilah keturunan Daud |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi