Teks -- 2 Timotius 4:8 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: 2Tim 4:8 - MAHKOTA KEBENARAN.
Nas : 2Tim 4:8
Karena Paulus tetap setia kepada Tuhannya dan Injil yang
dipercayakan kepadanya, maka Roh Kudus bersaksi kepadanya bahwa persetujuan...
Nas : 2Tim 4:8
Karena Paulus tetap setia kepada Tuhannya dan Injil yang dipercayakan kepadanya, maka Roh Kudus bersaksi kepadanya bahwa persetujuan Allah dan "mahkota kebenaran" tersedia bagi dia di sorga. Di sorga Allah sudah menyiapkan pahala bagi semua orang yang setia pada kebenaran (bd. Mat 19:27-29; 2Kor 5:10).
Full Life: 2Tim 4:8 - SEMUA ORANG YANG MERINDUKAN KEDATANGAN-NYA.
Nas : 2Tim 4:8
Orang Kristen zaman PB sangat merindukan kedatangan Tuhan untuk
mengambil mereka dari bumi agar bersama dengan Dia selama-lamanya (l...
Nas : 2Tim 4:8
Orang Kristen zaman PB sangat merindukan kedatangan Tuhan untuk mengambil mereka dari bumi agar bersama dengan Dia selama-lamanya (lih. 1Tes 4:13-18; bd. Fili 3:20-21; Tit 2:13;
lihat art. KEANGKATAN GEREJA).
Suatu tanda khusus umat Allah ialah bahwa mereka tidak kerasan dalam dunia dan mengharapkan rumah sorgawi (Ibr 11:13-16).
Jerusalem -> 2Tim 4:8
Jerusalem: 2Tim 4:8 - merindukan kedatanganNya Harafiah: mengasihi kedatanganNya. Paulus yakin
bahwa sudah menyelesaikan tugasnya. Bersama dengan dia akan dimahkotai semua
orang yang menyambut Inji...
Harafiah: mengasihi kedatanganNya. Paulus yakin bahwa sudah menyelesaikan tugasnya. Bersama dengan dia akan dimahkotai semua orang yang menyambut Injil, bdk Fili 4:1; 2Tes 1:7, 10.
Ende -> 2Tim 4:7-8
Ende: 2Tim 4:7-8 - Perdjuangan "perlombaan". Sebagaimana sering kita telah bertemu dalam surat-surat
Paulus disini pula Paulus melihat hidupnja dan chusus kegiatan kerasulannja
seba...
"perlombaan". Sebagaimana sering kita telah bertemu dalam surat-surat Paulus disini pula Paulus melihat hidupnja dan chusus kegiatan kerasulannja sebagai suatu perdjuangan dan perlombaan terus-menerus guna merebut kemenangan Indjil dan bagi dirinja sendiri "mahkota" kehidupan abadi. Mahkota itu "dihadiahkan" kepadanja, djadi sebagai anugerah bebas dan bukan diberikan sebagai upah.
Adapun mahkota disebut "mahkota kebenaran", istilah kebenaran disini harus dianggap dalam arti jang dengan pandjang lebar dibitjarakan Paulus dalam surat-surat kepada umat-umat Galatia dan umat Roma. Baik batjalah Kata Pendahuluan halaman II, fasal 3, halaman 536 (tjetakan V 1968).
Makna ungkapan itu disini: penjelesaian pembenaran dari pihak Allah, memberi kemuliaan abadi seutuh-utuhnja, sebagai tampak njata dan dapat dinikmati dengan sempurna untuk selama-lamanja.
Ref. Silang FULL -> 2Tim 4:8
Ref. Silang FULL: 2Tim 4:8 - tersedia bagiku // mahkota kebenaran // pada hari-Nya // merindukan kedatangan-Nya · tersedia bagiku: Kol 1:5; 1Pet 1:4
· mahkota kebenaran: 1Kor 9:25; 1Kor 9:25
· pada hari-Nya: 2Tim 1:12; 2Tim 1:12
· m...
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> 2Tim 4:1-8
Matthew Henry: 2Tim 4:1-8 - Kewajiban-kewajiban Seorang Hamba Tuhan; Pengharapan Rasul Paulus yang Penuh Sukacita
Pada pasal ini,
I. Rasul Paulus dengan sangat khidmat dan sungguh-sungguh menekankan Timotius untuk melakukan pekerjaan dan tugas sebagai ...
- Pada pasal ini,
- I. Rasul Paulus dengan sangat khidmat dan sungguh-sungguh menekankan Timotius untuk melakukan pekerjaan dan tugas sebagai pemberita Injil dengan tekun dan penuh kesadaran hati nurani. Dan perintah yang diberikan kepada Timotius ini harus dipandang oleh semua pelayan Injil sebagai perintah kepada diri mereka sendiri (ay. 1-5).
- II. Alasan kepedulian Paulus dalam hal ini, mengapa Timotius khususnya sekarang harus selalu siap sedia, dst.? Yaitu karena jemaat kemungkinan tidak akan lagi merasakan pelayanan-pelayanan Rasul Paulus, sebab saat kematiannya sudah dekat (ay. 6-8).
- III. Berbagai macam hal tertentu, beserta petunjuk dan peringatan tentang Aleksander si tukang tembaga (ay. 9-15).
- IV. Rasul Paulus memberi tahu Timotius apa yang telah terjadi padanya pada waktu pembelaannya yang pertama. Walaupun manusia meninggalkan dia, Tuhan mendampinginya, dan ini mendorong dia untuk mengharapkan kelepasan di masa mendatang (ay. 16-18). Lalu ia menutup surat ini dengan salam dan berkat (ay. 19, sampai selesai).
Kewajiban-kewajiban Seorang Hamba Tuhan; Pengharapan Rasul Paulus yang Penuh Sukacita (4:1-8)
- Amatilah,
- I. Betapa dengan sungguh-sungguh perintah ini dimulai (ay. 1): Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya. Perhatikanlah, orang-orang terbaik perlu dibangkitkan rasa hormatnya untuk menjalankan kewajiban mereka. Pekerjaan hamba Tuhan bukanlah suatu hal yang biasa-biasa saja, tetapi mutlak penting. Celakalah ia, jika ia tidak memberitakan Injil (1Kor. 9:16). Supaya bekerja dengan setia, Timotius harus mempertimbangkan,
- 1. Bahwa mata Allah dan Yesus Kristus tertuju padanya: Di hadapan Allah dan Kristus Yesus, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu, yaitu “sebagaimana engkau mendambakan perkenanan Allah dan Yesus Kristus. Sebagaimana engkau ingin supaya dirimu berkenan pada Allah dan Yesus Kristus, dengan menjalankan kewajiban-kewajiban agama alami maupun agama wahyu. Sebagaimana engkau ingin membalas budi kepada Allah yang telah menciptakan engkau dan Tuhan Yesus Kristus yang telah menebus engkau.”
- 2. Ia memberi perintah kepada Timotius sebagaimana Timotius akan mempertanggungjawabkannya pada hari yang agung itu, dengan mengingatkan dia akan penghakiman yang akan datang, yang sudah diserahkan kepada Tuhan Yesus. Ia akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya, yaitu ketika Ia tampil dalam kerajaan-Nya. Sudah menjadi kepedulian semua orang, baik hamba-hamba Tuhan maupun jemaat, untuk memikirkan dengan sungguh-sungguh pertanggungjawaban yang harus segera mereka berikan kepada Yesus Kristus atas segala kepercayaan yang sudah diberikan kepada mereka. Kristus akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, yaitu mereka yang pada akhir zaman akan didapati hidup dan mereka yang akan dibangkitkan dari alam maut. Perhatikanlah,
- (1) Tuhan Yesus Kristus akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Bapa telah menyerahkan penghakiman seluruhnya kepada Anak, dan telah menentukan Dia untuk menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati (Kis. 10:42).
- (2) Ia akan menampakkan diri. Ia akan datang untuk kali kedua, dan itu akan menjadi penampakan yang mulia, seperti yang ditunjukkan dari kata epiphaneia.
- (3) Pada waktu itu kerajaan-Nya akan tampil dalam kemuliaannya: Demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya. Sebab saat itu Ia akan tampil dalam kerajaan-Nya, duduk di atas takhta, untuk menghakimi dunia.
- II. Apa isi perintah itu (ay. 2-5). Timotius diperintahkan,
- 1. Untuk memberitakan firman. Ini merupakan pekerjaan hamba-hamba Tuhan. Sebuah wewenang sudah dipercayakan kepada mereka. Bukan gagasan-gagasan atau khayalan-khayalan mereka sendiri yang harus mereka beritakan, melainkan firman Allah yang murni dan jelas. Dan mereka tidak boleh menyelewengkan firman Allah. Sebaliknya, dalam Kristus mereka harus berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya (2Kor. 2:17).
- 2. Untuk menegaskan apa yang dia beritakan, dan menekankannya dengan penuh kesungguhan pada para pendengarnya: “Siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah. Lakukanlah ini dengan roh yang menyala-nyala. Peringatkanlah orang-orang yang ada di bawah tanggung jawabmu untuk berjaga-jaga terhadap dosa, untuk menjalankan kewajiban mereka. Peringatkanlah mereka untuk bertobat, percaya, dan hidup kudus, dan lakukanlah ini baik atau tidak baik waktunya. Baik waktunya, yaitu ketika mereka sedang merasa senang untuk mendengarkan engkau, atau ketika datang suatu kesempatan istimewa yang menguntungkan untuk berbincang-bincang dengan mereka. Bahkan, lakukanlah itu meskipun tidak baik waktunya, sekalipun tampak tidak ada kemungkinan untuk menanamkan sesuatu pada mereka, karena siapa tahu Roh Allah akan menanamkan sesuatu pada mereka. Sebab angin bertiup ke mana ia mau. Taburkanlah benih kita pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tangan kita pada petang hari (Pkh. 11:6). Kita harus melakukannya ketika baik waktunya, yaitu jangan biarkan kesempatan berlalu begitu saja. Dan kita harus melakukannya meskipun tidak baik waktunya, yaitu kita tidak boleh mengesampingkan kewajiban dengan alasan waktunya tidak baik.
- 3. Ia harus memberi tahu orang apa kesalahan-kesalahan mereka: “Nyatakanlah apa yang salah, tegorlah. Insyafkanlah orang-orang fasik dari kejahatan dan berbahayanya jalan-jalan mereka yang fasik. Berusahalah, dengan menghadapi mereka secara terus terang, untuk menuntun mereka bertobat. Tegurlah mereka dengan kesungguhan dan wewenang, dalam nama Kristus, supaya mereka melihat ketidaksenanganmu terhadap mereka sebagai tanda bahwa Allah marah dengan mereka.”
- 4. Ia harus membimbing, mendorong, dan menggugah orang-orang yang sudah memulai dengan baik. “Nasihatilah (yakinkanlah mereka untuk berpegang teguh dan bertahan sampai pada akhirnya) dan lakukanlah ini dengan segala kesabaran dan pengajaran.”
- (1) Ia harus melakukannya dengan sangat sabar: Dengan segala kesabaran. “Jika engkau tidak segera melihat hasil dari usaha-usahamu, janganlah menyerah. Janganlah jenuh berbicara dengan mereka.” Selama Allah menunjukkan segala kesabaran kepada mereka, hendaklah hamba-hamba Tuhan menasihati mereka dengan segala kesabaran.
- (2) Ia harus melakukannya secara masuk akal, bukan dengan perasaan, melainkan dengan pengajaran, yaitu “Untuk membuat mereka melakukan hal-hal yang baik, dan untuk menanamkan dasar-dasar ajaran yang baik pada mereka. Ajarkanlah kepada mereka kebenaran dalam Yesus, tuntun mereka untuk mempercayainya dengan teguh. Maka ini akan menjadi sarana yang baik untuk merebut mereka kembali dari kejahatan maupun untuk membawa mereka kepada kebaikan.” Amatilah,
- [1] Pekerjaan seorang hamba Tuhan terdiri atas macam-macam bagian: ia harus menyatakan apa yang salah, menegor, dan menasihati.
- [2] Ia harus sangat tekun dan berhati-hati: ia harus siap sedia baik atau tidak baik waktunya. Ia tidak boleh enggan berjerih payah atau bekerja, tetapi justru harus bersegera untuk memperhatikan jiwa-jiwa dan kepentingan kekal mereka.
- 5. Ia harus menguasai diri dalam segala hal. “Carilah kesempatan untuk berbuat baik kepada mereka. Janganlah karena lalai, engkau biarkan kesempatan yang baik berlalu begitu saja. Perhatikanlah pekerjaanmu. Berjaga-jagalah terhadap godaan-godaan Iblis, yang dapat mengalihkan kamu dari pekerjaanmu. Jagailah jiwa orang-orang yang dipercayakan di bawah tanggung jawabmu.”
- 6. Ia harus sadar bahwa penderitaan pasti akan datang, dan ia harus bertahan menghadapinya, dan memanfaatkannya sebaik mungkin. Kakopathēson, bertahanlah dengan sabar. “Janganlah berkecil hati akibat kesulitan-kesulitan yang engkau hadapi, tetapi tanggunglah itu dengan jiwa yang lapang. Biasakanlah dirimu untuk menghadapi kesulitan.”
- 7. Ia harus ingat akan pekerjaannya, dan menjalankan kewajiban-kewajibannya: Lakukanlah pekerjaan pemberita Injil. Pekerjaan pemberita Injil adalah, sebagai wakil para rasul, menyirami jemaat-jemaat yang sudah ditanamkan oleh para rasul. Mereka bukanlah gembala yang menetap, tetapi hanya untuk sementara waktu tinggal, dan memimpin, di jemaat-jemaat yang sudah ditanamkan oleh para rasul, sampai mereka mendapatkan pelayanan yang tetap. Inilah pekerjaan Timotius.
- 8. Ia harus menggenapi pelayanannya: Tunaikanlah tugas pelayananmu! Itu merupakan suatu kepercayaan yang besar yang diberikan kepadanya, dan karena itu ia harus memenuhinya, dan menjalankan semua bagian dari pekerjaannya dengan tekun dan penuh perhatian. Amatilah,
- (1) Seorang hamba Tuhan harus sadar bahwa penderitaan-penderitaan pasti akan datang ketika ia menjalankan kewajibannya dengan setia.
- (2) Ia harus menanggung penderitaan-penderitaan itu dengan sabar, seperti seorang pahlawan Kristen.
- (3) Penderitaan-penderitaan ini tidak boleh membuatnya berkecil hati dalam pekerjaannya, sebab ia harus melakukan pekerjaannya, dan menggenapi pelayanannya.
- (4) Cara terbaik untuk menunaikan pelayanan kita adalah dengan menggenapinya, dengan memenuhi semua bagiannya dengan pekerjaan yang sebagaimana mestinya.
- III. Alasan-alasan untuk menegaskan perintah itu.
- 1. Karena kesalahan dan bidah mungkin akan merambat masuk ke dalam jemaat, yang olehnya pikiran banyak orang pemeluk Kristen akan dirusakkan (ay. 3-4): “Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat. Oleh sebab itu, gunakanlah waktu sekarang, selagi mereka dapat menerimanya. Bersibuk-sibuklah sekarang, sebab sekaranglah waktunya menabur. Apabila ladang-ladang sudah menguning dan matang untuk dituai, ayunkanlah sabit, sebab kesempatan emas saat ini akan segera berlalu. Orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat. Akan ada orang-orang yang mengumpulkan guru-guru menurut kehendak mereka, dan akan memalingkan telinga mereka dari kebenaran. Oleh karena itu, amankanlah sebanyak mungkin orang yang bisa engkau amankan, supaya apabila badai taufan ini melanda, mereka dapat berdiri teguh dan terhindar dari kemurtadan.” Jemaat harus mendengar, dan hamba-hamba Tuhan harus mengajar, untuk menghadapi waktu yang akan datang, dan berjaga-jaga melawan segala kejahatan yang mungkin akan timbul nanti, walaupun itu belum muncul sekarang. Mereka akan memalingkan telinga dari kebenaran. Mereka akan jenuh dengan Injil Kristus yang lama dan jelas, dan akan menginginkan dongeng-dongeng dengan tamak, dan senang melahapnya. Lalu Allah akan membiarkan mereka dalam kesesatan-kesesatan itu, karena mereka tidak menerima kebenaran dan mencintainya (2Tes. 2:11-12). Amatilah,
- (1) Guru-guru ini mereka kumpulkan sendiri, dan bukan diutus oleh Allah. Merekalah yang memilih guru-guru itu, untuk memuaskan nafsu dan keinginan telinga mereka yang gatal.
- (2) Orang melakukan ini apabila mereka tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, ajaran yang menuntut pemeriksaan batin, ajaran yang jelas, dan yang tepat sasaran. Mereka akan mengumpulkan guru-guru mereka sendiri.
- (3) Ada perbedaan besar antara firman Allah dan perkataan guru-guru seperti itu. Firman Allah adalah ajaran sehat, perkataan yang benar, sedangkan perkataan guru-guru itu hanyalah dongeng.
- (4) Orang-orang yang membuka diri bagi dongeng pertama-tama memalingkan telinga mereka dari kebenaran, sebab mereka tidak dapat mendengar dan memikirkan kedua-duanya sekaligus, sama seperti mereka tidak dapat melayani dua tuan. Bahkan, terlebih lagi dikatakan, mereka akan diarahkan pada dongeng (KJV). Allah dengan adil membiarkan orang membuka diri bagi dongeng jika mereka jenuh dengan kebenaran, dan membiarkan mereka disesatkan dari kebenaran oleh dongeng.
- 2. Karena Rasul Paulus sendiri hampir selesai menjalankan tugasnya: Tunaikanlah tugas pelayananmu! Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan (ay. 6). Dan,
- (1) “Oleh sebab itu, akan ada lebih banyak kesempatan untukmu.” Apabila para pekerja dikeluarkan dari ladang, maka tidak ada waktu bagi mereka yang ditinggalkan untuk berleha-leha, malah sebaliknya mereka harus melipatgandakan ketekunan mereka. Semakin sedikit tangan yang harus bekerja, semakin tekunlah seharusnya tangan-tangan yang masih bekerja.
- (2) “Aku sudah melakukan pekerjaan dari masa dan angkatanku. Sekarang lakukanlah juga pekerjaan dari masa dan angkatanmu.”
- (3) Penghiburan dan kegembiraan Rasul Paulus, ketika melihat saat kematiannya yang mendekat, dapat mendorong Timotius untuk bekerja setekun-tekunnya, serajin-rajinnya, dan sesungguh-sungguhnya. Paulus adalah seorang prajurit tua dari Yesus Kristus, sedangkan Timotius baru saja bertugas. “Lihatlah,” kata Paulus, “Aku sudah mendapati bahwa Tuan kita itu baik dan kepentingan-Nya juga baik. Aku bisa melihat kembali perjuanganku dengan perasaan yang amat senang dan puas. Dan karena itu, janganlah takut akan kesulitan-kesulitan yang harus engkau hadapi. Mahkota kehidupan sudah pasti untukmu, seolah-olah itu sudah dikenakan di atas kepalamu. Dan karena itu bersabarlah menanggung segala penderitaan, dan tunaikanlah tugas pelayananmu.” Keberanian dan penghiburan orang-orang kudus dan hamba-hamba Tuhan yang segera akan meninggal, terutama para martir yang sedang menghadapi maut, sangat meneguhkan kebenaran agama Kristen, dan sangat membesarkan hati orang-orang kudus dan hamba-hamba Tuhan yang masih hidup dalam pekerjaan mereka. Di sini Rasul Paulus menatap ke depan, ke saat kematiannya yang semakin dekat: Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan. Roh Kudus menyatakan dari kota ke kota bahwa penjara dan sengsara memang menunggu dia (Kis. 20:23). Ketika menulis surat ini, ia sedang berada di Roma, dan ada kemungkinan ia diberi petunjuk khusus oleh Roh bahwa di sanalah ia harus memeteraikan kebenaran dengan darahnya. Dan sekarang ia melihat saat itu sudah dekat: aku sudah tercurah, begitulah dalam bahasa aslinya, ēdē spendomai, yaitu aku sudah merasa sebagai seorang martir. Perkataan itu merujuk pada tercurahnya cawan persembahan. Sebab darah para martir, walaupun bukan korban penebusan, adalah korban pengakuan bagi kehormatan anugerah Allah dan kebenaran-kebenaran-Nya. Amatilah,
- [1] Dengan begitu senang ia berbicara tentang kematian. Ia menyebutnya sebagai keberangkatannya (dalam terjemahan KJV – pen.). Walaupun ada kemungkinan bahwa ia sudah tahu ia harus mengalami kematian dengan cara yang keras dan berdarah-darah, namun ia menyebutnya sebagai keberangkatannya, atau kelepasannya. Bagi orang baik, kematian adalah kelepasannya dari penjara dunia ini dan keberangkatannya untuk menikmati dunia lain. Ia tidak musnah, tetapi hanya berpindah dari satu dunia ke dunia lain.
- [2] Dengan begitu senang ia melihat kembali hidup yang sudah dijalaninya (ay. 7): Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir, dst. Ia tidak takut mati, karena hati nuraninya bersaksi bahwa oleh anugerah Allah ia sudah memenuhi tujuan-tujuan hidup dalam kadar tertentu. Sebagai orang Kristen, sebagai hamba Tuhan, ia telah mengakhiri pertandingan yang baik. Ia telah menjalankan pelayanan, melewati berbagai kesulitan dalam perjuangannya, sudah berperan dalam meneruskan kemenangan-kemenangan yang mulia dari Sang Penebus yang ditinggikan itu atas kuasa-kuasa kegelapan. Hidupnya adalah sebuah pertandingan, dan sekarang ia telah mencapai garis akhir. Sebagaimana peperangannya sudah dimenangkan, demikian pula pertandingannya sudah berakhir. “Aku telah memelihara iman. Aku telah memelihara ajaran-ajaran Injil, dan tidak pernah mengkhianatinya sedikit pun.” Perhatikanlah, pertama, kehidupan seorang Kristen, terutama seorang hamba Tuhan, adalah sebuah peperangan dan pertandingan, dalam Kitab Suci kadang-kadang itu dibandingkan dengan peperangan, kadang-kadang dengan pertandingan. Kedua, itu adalah pertandingan yang baik, peperangan yang baik. Kepentingan yang dibela adalah baik, dan kemenangannya sudah pasti, jika kita tetap setia dan berani. Ketiga, kita harus mengikuti pertandingan yang baik ini. Kita harus bertanding sekuat tenaga, dan mencapai garis akhir. Kita tidak boleh menyerah sebelum kita dijadikan lebih daripada pemenang oleh Dia yang telah mengasihi kita (Rm. 8:37). Keempat, sungguh suatu penghiburan yang besar bagi orang kudus yang akan segera mati, jika ia dapat melihat kembali kehidupannya yang lalu dan berkata bersama-sama dengan rasul kita, “Aku telah mengakhiri, dst. Aku telah memelihara iman, ajaran iman dan anugerah iman.” Kalau kita bisa berkata seperti ini menjelang akhir hayat kita, betapa itu akan membawa penghiburan, penghiburan yang tak terucapkan! Maka hendaklah kita terus berusaha, dengan anugerah Allah, supaya kita dapat mencapai garis akhir dengan sukacita (Kis. 20:24).
- [3] Dengan begitu senang ia menatap ke depan pada hidup yang akan dijalaninya di kehidupan nanti (ay. 8): Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran, dst. Ia telah kehilangan segala sesuatu untuk Kristus, tetapi ia yakin bahwa ia tidak akan rugi karena-Nya (Flp. 3:8). Hendaklah hal ini mendorong Timotius untuk menanggung kesulitan seperti seorang prajurit Yesus Kristus yang baik, bahwa ada mahkota kehidupan di hadapan kita, yang kemuliaan dan sukacitanya akan membalas secara berlimpah segala kesusahan dan kerja keras kita dalam perjuangan di saat ini. Cermatilah, mahkota itu disebut mahkota kebenaran, karena mahkota itu akan menjadi balasan atas segala pelayanan kita, sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa, dan karena kekudusan dan kebenaran kita akan disempurnakan di sana, dan akan menjadi mahkota kita. Allah akan mengaruniakannya sebagai Hakim yang adil, yang tak akan melewatkan seorang pun yang mengasihi-Nya. Tetapi mahkota kebenaran ini bukan khusus untuk Paulus saja, seolah-olah itu hanya milik para rasul dan hamba-hamba Tuhan atau para martir yang terkemuka, melainkan juga milik semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. Amatilah, adalah ciri semua orang kudus bahwa mereka merindukan kedatangan Yesus Kristus: Mereka senang dengan kedatangan-Nya yang pertama, ketika Ia muncul untuk menghapuskan dosa oleh pengorbanan diri-Nya sendiri (Ibr. 9:26). Mereka senang merenungkannya. Dan mereka juga senang dengan kedatangan-Nya yang kedua pada hari yang agung. Mereka senang dengannya, dan merindukannya. Dan mengenai orang-orang yang merindukan kedatangan Yesus Kristus, kedatangan-Nya akan membawa sukacita bagi mereka. Dan ada mahkota kebenaran yang tersedia untuk mereka, yang pada saat itu akan diberikan kepada mereka (Ibr. 9:28). Dari sini kita bisa belajar, pertama, Tuhan adalah Hakim yang adil, sebab penghakiman-Nya sesuai dengan kebenaran. Kedua, mahkota orang-orang percaya adalah mahkota kebenaran, yang ditebus dengan kebenaran Kristus, dan dikaruniakan sebagai imbalan bagi kebenaran orang-orang kudus. Ketiga, mahkota ini, yang akan dipakai orang-orang percaya, disediakan untuk mereka. Mereka tidak memilikinya saat ini, sebab di sini mereka hanyalah ahli waris. Mereka belum memilikinya, tetapi itu pasti akan mereka miliki, sebab mahkota itu disediakan bagi mereka. Keempat, Hakim yang adil akan mengaruniakannya kepada semua orang yang menyenangi, mempersiapkan, dan merindukan kedatangan-Nya. “Ya, Aku datang segera!” Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
SH: 2Tim 4:1-8 - Menuju garis finis (Minggu, 1 September 2002) Menuju garis finis
Sekali lagi Paulus berpesan pada Timotius untuk melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Namun, pada bagian ini Paulus memberikan al...
Menuju garis finis
Sekali lagi Paulus berpesan pada Timotius untuk melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Namun, pada bagian ini Paulus memberikan alasan yang lain lagi, dari sudut pandang masa depan. Pertama, berkaitan dengan tugasnya sebagai pemberita firman dan pengajar, karena akan datang masa dimana orang lebih suka dengan ketidak benaran dan “dongeng” (ayat 2-4). Kedua,karena penghakiman yang akan datang. Dua kali Paulus menyinggung pengajaran tentang Allah sebagai Hakim. Kesadaran ini seharusnya juga menjadi inspirasi yang membuat Timotius makin sungguh-sungguh melayani. Ketiga, Karena apa yang menanti Paulus “mahkota kebenaran” (ayat 6-8), seperti atlit pada pertandingan olahraga Yunani/Romawi purba. Tetapi, mahkota kebenaran ini bukanlah imbalan setimpal atas jerih payah pelayanan Paulus. Paulus dengan jelas menyebutnya sebagai sesuatu yang “akan dikaruniakan”(ayat 8, apodosei). “Mahkota kebenaran” itu melambangkan pembenaran yang datangnya dari Tuhan sendiri, walaupun dihadapan pengadilan dan dimata dunia, Paulus adalah pesakitan yang duduk dikursi terdakwa. Sudut pandang kemasa depan inilah yang menjadi dasar supaya Timotius sebagai pemberita firman bersikap siap sedia (ayat 2), menguasai diri dalam segala hal (ayat 4), dan “menunaikan” tugas pelayanannya, seperti seorang atlit yang mencapai garis finis dengan baik.
Renungkan: Pelayanan kita yang terutama adalah kehidupan kita sehari-hari.
Bagaimana kita dapat mencapai garis akhir, bergantung pada cara kita memandang diri sendiri: sebagai atlit yang harus terus memotivasi diri, berlatih dan berjuang, atau penonton yang duduk santai?
SH: 2Tim 4:1-8 - Beritakan firman (Senin, 19 Mei 2008) Beritakan firman
Ketika Tuhan Yesus datang untuk mengangkat gereja-Nya, maka setiap
orang percaya, baik yang hidup maupun yang sudah mati, akan
...
Beritakan firman
Ketika Tuhan Yesus datang untuk mengangkat gereja-Nya, maka setiap orang percaya, baik yang hidup maupun yang sudah mati, akan menghadapi penghakiman Kristus. Ini bukanlah penghakiman mengenai dosa, tetapi merupakan evaluasi mengenai penatalayanan kita. Apakah kita akan menerima mahkota kebenaran atau tidak, tergantung pada bagaimana cara hidup kita sebagai pengikut-Nya.
Mengapa Paulus membicarakan hal itu dalam nasihat-nya kepada Timotius (ayat 1)? Untuk mengingatkan Timotius bahwa suatu hari nanti, akan tiba saatnya untuk mempertanggungjawaban pemberitaan firman yang telah dilakukan. Sebagai seorang hamba Tuhan, Timotius diminta untuk memberitakan firman (ayat 2). Tidak semua orang yang membuka Alkitab dan membicarakannya, berarti sedang memberitakan firman. Banyak pengkhotbah yang membicarakan dirinya, dan bukan firman. Jika fokusnya pada kisah lucu atau tentang pengalaman hidupnya yang begitu menyentuh, itu berarti ia sedang membicarakan dirinya.
Seorang hamba Tuhan harus selalu siap menyampaikan firman Tuhan, kapan saja. Ia harus siap memberitakannya, baik dalam keadaan senang maupun susah; baik saat ia dapat melihat buahnya maupun tidak. Akan tetapi, perlu diperhatikan juga, seorang hamba Tuhan harus memperhadapkan firman Tuhan dengan hidup para pendengarnya, dan membiarkan Allah bekerja di dalamnya. Terlebih karena semakin banyak orang yang tidak suka mendengar kebenaran firman Tuhan. Orang lebih suka mendengar apa yang menyenangkan untuk didengar, ketimbang mendengar sesuatu yang memerahkan telinga (ayat 3-4). Sebab itu, Timotius harus sabar terhadap mereka.
Ternyata tugas seorang hamba Tuhan tidaklah mudah, bukan? Tanggung jawab mereka terhadap pemberitaan fir-man tidaklah kecil. Karena itu, sebagai jemaat, kita perlu mendukung mereka. Doakanlah agar dalam mempersiapkan khotbah, mereka bergantung pada pimpinan Allah.
SH: 2Tim 4:1-8 - Memenuhi Panggilan Pelayanan (Sabtu, 2 Juli 2016) Memenuhi Panggilan Pelayanan
Paulus menasihati Timotius untuk memenuhi panggilan pelayanan yang telah Allah percayakan kepadanya (1, 5). Adapun pangg...
Memenuhi Panggilan Pelayanan
Paulus menasihati Timotius untuk memenuhi panggilan pelayanan yang telah Allah percayakan kepadanya (1, 5). Adapun panggilan pelayanan yang ditekankan Paulus: Pertama, panggilan dalam pemberitaan firman Tuhan (2). Paulus menegaskan, kapan pun waktunya dan bagaimanapun keadaannya, Timotius senantiasa perlu siap sedia untuk memberitakan firman, menegor, dan menasihati berdasarkan firman dan kasih (2). Kedua, panggilan dalam pelayanan Kristen. Paulus mengingatkan Timotius agar menguasai diri dan sabar menderita ketika ia melakukan pelayanannya (5). Kedua nasihat itu sangat ditegaskan Paulus (1) dan hal itu terlihat pada penekanan kata "diamarturomai" dalam bahasa Yunaninya. Arti katanya bisa bermakna pesan yang sungguh-sungguh, kesaksian yang sepenuh hati, perintah yang ditegaskan, dorongan yang sangat kuat.
Paulus memang sangat mendesak Timotius untuk melakukan kedua panggilan pelayanan itu. Ini bukan tanpa alasan karena memang situasi pada saat itu sungguh kritis. Pertama, karena makin berkembangnya ajaran-ajaran palsu (3-4). Kedua, karena Paulus sadar waktu hidupnya tidak lama lagi. Ia telah menyelesaikan pertandingan dengan baik dan akan menerima mahkota kebenaran dari Allah (6-8). Tidak heran jika Paulus mendesak Timotius agar sungguh-sungguh melaksanakan panggilan pelayanannya dengan segera.
Bagi kita yang melayani sebagai pemimpin, mari kita bangun kesadaran yang sungguh untuk memenuhi panggilan pelayanan dengan setia. Setia dalam pemberitaan firman dan setia dalam pelayanan yang telah Tuhan percayakan. Dengan demikian, kita dapat mengarahkan jemaat di dalam kebenaran Tuhan sehingga mereka tidak mudah terseret dalam kesesatan. Bagi kita semua, marilah kita mencintai firman Tuhan dengan lebih sungguh lagi. Pelajari dengan lebih rajin dan tekun sehingga kita dapat membedakan ajaran yang benar dan palsu, serta dapat melayani Tuhan di dalam kehendak-Nya. [MFS]
Baca Gali Alkitab 1
Dalam mengikuti Kristus, ada tugas panggilan yang wajib dijalani oleh setiap orang percaya, yaitu memberitakan Injil. Pelayanan Injil tidak tergantung baik atau buruk situasi yang sedang dihadapi. Ada risiko yang bakal dialami oleh umat percaya, yakni penderitaan dalam iman kepada Kristus.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa pesan Paulus terhadap Timotius mengenai kedatangan Kristus dan kerajaan-Nya (1)?
2. Apa yang harus dilakukan orang-orang percaya dalam pemberitaan Injil (2)?
3. Apa yang akan terjadi detik-detik menjelang kedatangan Kristus (3)?
4. Apa yang terjadi pada manusia akhir zaman (4)?
5. Apa saran Paulus terhadap Timotius (5)?
6. Apa yang Paulus katakan tentang dirinya sendiri (6)?
7. Apa komentar Paulus mengenai kerja kerasnya dalam Injil Kristus (7)?
8. Apa hadiah yang akan diperoleh orang-orang beriman yang bertahan sampai akhir (8)?
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Di tengah dunia yang berdosa, apa yang perlu dilakukan dalam hal ajaran dan Injil?
2. Mengapa Injil perlu diberitakan bagi manusia berdosa?
Apa respons Anda?
1. Syukur seperti apakah yang perlu kita panjatkan bagi Allah?
Pokok Doa:
Umat Tuhan harus lebih giat dalam mengabarkan Injil karena waktu Tuhan hampir dekat.
SH: 2Tim 4:1-8 - Selama Masih Ada Kesempatan (Minggu, 28 November 2021) Selama Masih Ada Kesempatan
Hal yang paling dirindukan oleh seseorang yang melakukan kesalahan adalah kesempatan kedua agar dapat memperbaiki kesalah...
Selama Masih Ada Kesempatan
Hal yang paling dirindukan oleh seseorang yang melakukan kesalahan adalah kesempatan kedua agar dapat memperbaiki kesalahan tersebut. Akan tetapi, hal ini sulit terwujud karena kesempatan tidak selalu datang untuk kedua kalinya.
Rasul Paulus menasihati Timotius dengan serius agar Timotius memberitakan firman dalam segala waktu dan keadaan (1-2). Hal ini karena akan ada masa di mana orang-orang tidak mau lagi menerima ajaran yang sehat, melainkan ajaran guru-guru palsu yang hanya untuk memuaskan keinginan mereka (3). Selama masih ada orang yang mau mendengarkan kebenaran Allah, Timotius harus menguasai diri dalam segala hal, sabar menderita, melakukan pemberitaan Injil, dan menunaikan tugas-tugas pelayanannya (5).
Kehidupan ini digambarkan seperti sebuah pertandingan. Pemenangnya bukan siapa yang duluan sampai di garis finis, tetapi siapa yang mengakhiri pertandingan dengan baik, dalam arti telah mengerjakan tiap kesempatan yang Allah berikan kepadanya dengan baik. Paulus sendiri telah mencapai akhir dan ia berhasil memelihara imannya. Kini selama Timotius masih hidup, ia harus memaksimalkan kesempatan, agar ia dapat menyelesaikan pertandingan kehidupan dengan baik, dan meraih mahkota kebenaran (8).
Hidup manusia begitu singkat. Namun, dalam waktu yang singkat tersebut, Tuhan memberikan kesempatan kepada manusia, baik kesempatan untuk bertobat maupun kesempatan untuk melayani-Nya. Terkadang kesempatan itu hanya datang satu kali dan harus segera dimanfaatkan, karena akan ada saatnya ketika kita akhirnya bertindak, tetapi momen tersebut sudah lewat.
Bukan hanya itu, ternyata ada janji Tuhan yang indah bagi kita semua yang menyelesaikan pertandingan dengan baik, yakni mahkota kebenaran yang Tuhan karuniakan pada hari-Nya.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk peka terhadap setiap kesempatan yang Tuhan berikan untuk memberitakan kebenaran-Nya. Meskipun dalam keadaan yang tidak baik dan waktu yang tidak tepat, selama masih ada kesempatan, kita perlu menguasai diri dan menyelesaikan tugas kita dengan kesempatan yang telah Tuhan sediakan. [YGM]
Utley -> 2Tim 4:6-8
Utley: 2Tim 4:6-8 - --NASKAH TERJEMAHAN BARU: 2Tim 4:6-86 Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. 7 Aku telah m...
NASKAH TERJEMAHAN BARU: 2Tim 4:6-8
6 Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. 7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. 8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.
2Tim 4:6 "dicurahkan" Ini adalah PRESENT PASSIVE INDICATIVE. Frasa ini digunakan dalam Fili 2:17 untuk pengorbanan anggur PL (lih. Kel 29:40; Bil 15:4-7,9-10; 28:7,10,14,15,24). Paulus melihat hidupnya sebagai korban bagi Kristus.
□ "saat kematianku sudah dekat." Ini adalah PERFECT ACTIVE INDICATIVE. Istilah analusis ini (Bahasa Indonesia "analisis") hanya ditemukan di sini di PB, namun bentuk KATA KERJA-nya digunakan beberapa kali untuk merujuk pada sebuah kapal yang dilepaskan dari tambatannya (lih. Luk 12:36). Ini digunakan secara metaforis untuk kematian di Fili 1:23. Ini adalah surat terakhir yang ditulis Paulus sebelum dipenggal, di antara th. 67-68 M (Nero bunuh diri di th. 68 M).
2Tim 4:7 "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik" Ini adalah yang pertama dari tiga PERFECT MIDDLE INDICATIVE. Paulus menggunakan metafora atletik (1Kor 9:27; Fili 3:13-14) dan militer (lih. Ef 6:10-18) untuk menggambarkan pelayanannya. Apa yang didorongnya agar dilakukan Timotius (lih. 1Tim 1:18; 6:12) telah dilakukannya sendiri.
□ "aku telah mencapai garis akhir" Ini adalah PERFECT ACTIVE INDICATIVE yang kedua. Paulus tahu kematiannya sudah dekat. Dia telah menggenapi nubuatan Ananias dalam Kis 9:15 (lih. Kis 26:32). Dia telah berkhotbah kepada semua kategori yang disebutkan dan sekarang Kaisar.
□ "aku telah memelihara iman" Ini adalah PERFECT ACTIVE INDICATIVE. Ini merujuk pada
- 1. doktrin
- 2. kesetiaan
- 3. sebuah metafora atletik untuk mematuhi peraturan (lih. 1Kor 9:27)
2Tim 4:8 "mahkota kebenaran" Ini adalah (1) bukan milik kita sendiri tapi kebenaran Kristus yang diperhitungkan, dan / atau (2) kehidupan orang-orang percaya yang seperti Kristus. Istilah ini merujuk pada karangan bunga laurel bagi pemenang atletik. Kita mendapatkan nama "Stefanus" dari kata Yunani ini. Ada beberapa mahkota yang ditujukan kepada orang-orang percaya di PB:
- 1. mahkota yang tidak dapat binasa (1Kor 9:25)
- 2. mahkota kebenaran (2Tim 4:8)
- 3. mahkota kehidupan (Yak 1:12; Wahy 2:10)
- 4. mahkota kemuliaan (1Pet 5:4)
- 5. mahkota emas (Wahy 4:4)
Lihat TOPIK KHUSUS: \=
\\See id_TOPIKUTLEY 00115\\ KEBENARAN
\+ di Tit 2:12.
□ "Tuhan, Hakim yang adil" Istilah "Tuhan" ini dapat berlaku untuk YHWH karena Dia disebut Hakim (lih. Kej 18:25; Mazm 5:6; 94:2; Yoel 3:12; Yak 4:12) atau kepada Yesus karena penghakiman ini terkait dengan "pernyataan-Nya" (lih. 2Tim 1:10; 4:1,8; 1Tim 6:14; Tit 2:13). YHWH telah menunjuk Yesus sebagai hakim (lih. Mat 25:31-46; Kis 17:31; 2Kor 5:10; lihat catatan di 2Tim 4:1).
□ "yang akan dikaruniakan kepadaku …, pada hari-Nya" Ini memiliki orientasi akhir zaman (eskatologis) (lih. 2Tim 1:18; 4:1). Rupanya Paulus percaya bahwa orang percaya akan berada bersama Tuhan di saat kematian (lih. 2Kor 5:8), namun penghargaan dan persekutuan penuhnya menunggu Hari Kebangkitan (lih. 1Tes 4:13-18).
□ "melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya" Ini menunjuk pada besarnya antisipasi orang-orang percaya akan kedatangan Tuhan yang Kedua. Hal ini tidak lagi menakutkan. Ini justru menyenangkan! Ini adalah tanda kKekristenan sejati!
Galilah -> 2Tim 4:6-8
Galilah: 2Tim 4:6-8 - Paulus Sudah Menunaikan Pelayanannya 2Timotius 4:6-8 Sub Tema: Paulus Sudah Menunaikan Pelayanannya
Sebab diri saya sudah mulai dicurahkan sebagai korban curahan dan saat keberangkatan...
2Timotius 4:6-8 Sub Tema: Paulus Sudah Menunaikan Pelayanannya
Sebab diri saya sudah mulai dicurahkan sebagai korban curahan dan saat keberangkatan saya sudah mendekat. Saya sudah memperjuangkan perjuangan yang baik. Saya sudah mengakhiri perlombaan itu. Saya sudah memelihara iman. Dari sekarang mahkota kebenaran disediakan bagi saya, yang Tuhan, Hakim yang benar, akan berikan kepada saya pada hari itu, tetapi bukan hanya kepada saya saja, melainkan kepada semua orang yang sudah merindukan kedatanganNya.
ay. 6 Sebab diri saya sudah mulai dicurahkan sebagai korban curahan – Kata gar (sebab/karena) mengikat ayat ini kepada yang tadinya dalam arti, Timotius perlu menunaikan tugasnya, karena Paulus tidak lagi bisa melayani.419 Kata ego biasanya diterjemahkan saya saja, tetapi oleh karena dialah yang dicurahkan, lebih wajar kalau diri saya. Biasanya kalau kata ego dipakai ada tekanan kepadanya, karena orang biasanya menggunakan imbuhan saja untuk mengungkapkan arti orang pertama (saya).420
Kalau memperhatikan konteks di mana Paulus menggunakan ego, cukup jelas ada tekanan khusus. Lihat 1 Tim 1:11, 15, 2:7, 2 Tim 1:11, Tit 1:3, 5.421 Kata ede (sudah) dipakai bersama spendo (dicurahkan sebagai korban curahan) dalam bentuk masa kini secara terus menerus.422 Jadi walaupun sedikit aneh, maknanya sesuai TB sudah mulai dicurahkan.423 Proses di mana Paulus akan dihukum mati sudah mulai. Kata darah tidak ada di teks asli. Secara literal berbunyi saya sudah mulai dicurahkan... Memang darahNya akan tercurah saat dia dihukum mati, tetapi hanya kata saya (ego) yang dipakai di ayat ini. Dicurahkan sebagai korban curahan (spendo) menggambarkan pengorbanan Paulus sebagai korban curahan yang dilihat di Perjanjian lama (Kej 35:14, Kel 29:40-41, Im 23:13, Bil 15:5-10, 28:7, dll.). Korban curahan merupakan persembahan terakhir dalam orang mempersembahkan korban bakaran dan gandum. Jadi Paulus mengganggap kematiannya sebagai pengorbanan terakhir yang akan dia buat di dunia ini.424
Dan saat keberangkatan saya sudah mendekat – Kata kairos (saat) menyangkut masa, bukan jam. Jadi Paulus belum tahu secara tepat kapan dia akan dihukum mati. Dia minta supaya Timotius segera datang di ay. 9, bahkan berpesan supaya dia membawa Markus, yang pandai menolong dia dalam pelayannya. Gambaran ini masih kabur baginya, tetapi Paulus tahu bahwa orang yang ditahan di penjara Mamertine itu tidak mungkin lolos.
Kata analysis/analyo berarti pelepasan, ataumelepas yang menjadi pelembut menyangkut keberangkatan orang dari hidup ini.425 Kata ini boleh membingungkan karena kalau orang di penjara bicara mengenai pelepasan, biasanya berarti mereka akan dibebaskan.426 Barangkali itu sebabnya Paulus menggunakan istilah ini mengenai kematiannya. Allah akan membebaskan dia, tetapi tidak lagi dengan cara membukakan belenggunya (Kis 16:25-26), melainkan dengan membawa dia pulang. Kata afistemi kalau menyangkut peristiwa berarti dekat.427 Sifat masa lampau secara tuntas, yang berdampak sekarang,428 memberi kesan bahwa pelepasannya sudah mendekat.
ay. 7 Ketiga pernyataan ini bersifat perfek, yaitu bicara masa lampau secara tuntas dan berdampak. Paulus mengucapkan seruan kemenangan di dalam Kristus. Sudah tuntas! Dia tidak bermegah, karena dia tahu sumber dari kekuatannya, yaitu anugerah (10, 2 Kor 12:9-10). Dalam berseru seperti ini dia juga mau menguatkan hati Timotius, yang sudah jenu, supaya dia mengandalkan kekuatan ini.429
Saya sudah memperjuangkan perjuangan yang baik – Menarik membandingkan pernyataan ini dengan dorongan Paulus kepada Timotius di 1 Tim 6:12. Selain dari perbedaan antara perintah/dorongan dan pernyataan, di surat pertama kata pistis (iman) di tambahkan, sedangkan di ayat ini, kata tersebut muncul dalam pernyataan yang ketiga. Kata agonizomai berarti berjuang dalam perlombaan (1 Kor 9:25), atau bertempur dengan senjata (Yoh 18:36), atau juga berusaha dalam suatu aktivitas (Kol 4:12).430 Walaupun kata ini boleh berkaitan dengan situasi militer, kemungkinan besar maksudnya perjuangan atletis, yang sering muncul dalam surat-surat Paulus. Lihat 2 Tim 2:5, 1 Kor 9:24-25, Fili 2:12-14.431 Kata perjuangan (agon) adalah kata yang sama, tetapi bentuknya kata benda. Perjuangan ini layak diperjuangkan karena sifatnya baik (kalos). Kalau Timotius menuangkan semua tenaganya untuk menunaikan apa yang dipercayakan kepadanya, dia tidak membuang waktu, karena Tubuh Kristus yang dia layani; Allah yang dia taati; Jiwa orang yang dia cari. Perjuangan ini sangat baik! Paulus sudah sangat puas, karena tidak ada yang lebih baik untuk dia buat dengan hidupnya dan walaupun ada banyak pergumulan, dia tidak menyesal.
Saya sudah mengakhiri perlombaan itu – Paulus sudah menggunakan kata dromos (perlombaan, medan perlombaan) dengan para penatua Efesus di Kis 20:24,432 di mana itu disamakan dengan pelayanannya dan tugas-tugas yang diberikan Allah kepadanya. Pada waktu itu dia rindu menyelesaikannya, siap mati di dalamnya dan sekarang waktunya dekat. Walaupun mengakhiri perlombaan adalah akurat secara literal, mencapai garis akhir (TB/BIS) mengungkapkan makna dengan baik, tetapi mungkin kurang jelas mengenai arti perlombaan itu, yaitu pelayanan. AYT lebih literal dengan mengakhiri pertandingan. Lihat juga penggunaan kata dromos di Kis 13:25 (Menunaikan tugasnya (TB) secara literal berbunyi menunaikan perlombaannya - dromos). Mungkin dengan pernyataan ini juga, Paulus menantang Timotius, supaya dia mempunyai pola pikir seorang atlit (2 Tim 2:5).
Saya sudah memelihara iman – Ada cukup banyak Pembahasan mengenai arti kata iman (pistis) di ayat ini. Apakah artinya iman pribadi Paulus, sehingga dia bermaksud berkata saya sudah bertahan dalam iman? Apakah maksudnya dia sudah menunaikan kepercayaan yang diberikan kepadanya? Atau dia bermaksud bicara mengenai iman sebagai keutuhan kepercayaan Kristen yang dipercayakan kepadanya? Sebenarnya agak sulit ditentukan. Oleh karena artikel433 digunakan dengan kata iman, yaitu menyangkut iman/kepercayaan tertentu, lebih baik disimpulkan bahwa keutuhan kepercayaan Kristen yang dimaksudkan di sini.434 Kalau begitu, kata tereo (simpan/memelihara/menjaga)435 menyatakan bahwa menghadapi bayak penganiayaan, perlawanan dan penyesatan, Paulus menjaga supaya keutuhan Injil tetap murni, utuh dan akurat. Lihat pikiran yang mirip di 2 Tim 1:13, 14, 2:15, di mana dia mendesak supaya Timotius menjaga harta ini juga. Lihat 1 Tim 3:15, Yud 1:3.
ay. 8 Dari sekarang mahkota kebenaran disediakan bagi saya – Kata loipos secara literal berarti yang sisa/yang lain, tetapi kalau menyangkut waktu artinya dari sekarang, atau ke depan.436 Kata apokeimai (disediakan) bersifat terus menerus di masa kini,437 menyangkut sesuatu yang sedang menunggu Paulus di surga.
Frase dikaiosynes stefanos (mahkota kebenaran) boleh berarti mahkota yang adalah kebenaran, atau mahkota bagi orang yang benar. Memang sulit ditentukan yang mana yang dimaksudkan dan membaca tafsiran-tafsiran, rupanya hal ini cukup rumit. Kata stefanos (mahkota) bukanlah mahkota seorang raja (diadema), melainkan mahkota yang dibuat dari daun dan diberikan kepada juara dari suatu pertandingan.438 Jadi ada kesan bahwa kemenangan pribadi yang dimaksudkan. Masalahnya semua orang yang sudah merindukan kedatanganNya menerima mahkota tersebut. Kalau demikian, apakah ini boleh dianggap upah, atau kemenangan? Secara gramatis lebih biasa kalau diterjemahkan mahkota yang adalah kebenaran.439 Lihat bentuk bahasa ini di 1 Tes 2:19, Yak 1:12, 1 Pet 5:4, Wah 2:10. Yakobus 1:12 yang paling mirip, di mana bicara seolah-olah mahkota yang adalah hidup adalah upah, tetapi semua orang yang mengasihi Dia, yaitu yang percaya (Rom 8:28) yang menerimanya. Di sana dan juga di sini, jelas bahwa orang yang bertahan menandai diri sebagai orang percaya (Yoh 8:30-32) dan boleh yakin bahwa dia akan menerima apa yang dijanjikan Allah (Mat 10:22, 24:13, Mar 13:13, 1 Kor 1:8, Fili 3:12-14, Ib 3:14). Kalau begitu mahkota adalah figuratif, menyangkut kebenaran sejati yang akan dialami oleh setiap orang percaya, sesudah terlepas dari tubuh fana ini. Kita sudah memiliki kebenaran di hadapan Allah (Rom 5:17), karena percaya kepada Kristus, tetapi kita akan mengalami kebenaran praktis selama-lamanya (Rom 7:24-25,440 2 Pet 3:13).
Yang Tuhan, Hakim yang benar – Kata Tuhan (Kyrios) adalah Kristus, karena Dialah yang menjadi hakim (krites). Lihat penjelasan di 2 Tim 4:1. Yang ditekankan di sini adalah Hakim ini benar (dikaios). Adil (TB) juga akurat. Ada satu hakim yang tentu tidak akan adil, namanya Kaisar Nero. Tidak lama lagi Paulus akan menghadapinya dan dihukum mati sebagai penjahat. Akan tetapi Hakim yang akan dia hadapi di surga adalah Yang Maha Tahu, berpikiran paling jelas dan akan menerima Paulus sebagai hamba yang baik dan setia (Mat 25:21).441
Akan berikan kepada saya pada hari itu – Kata apodidomi (akan berikan) bersifat masa depan secara tentu,442 menekankan keyakinan Paulus bahwa dia akan menerimanya. Hari itu (ekeine te hemera) sudah muncul beberapa kali di 2 Timotius ( 2 Tim 1:12, 18). Tentu menyangkut hari Kristus (Fili 1:10). Pada waktu itu orang percaya akan menerima upah kalau hidup setia kepada Allah tetapi akan kehilangan upah, kalau tidak melayani sesuai kehendakNya. Lihat 1 Kor 3:12-15, 2 Kor 5:9-10. Tema penilaian Allah dan Kristus cukup menonjol di surat ini (2 Tim 1:12, 1:18, 2:10-13, 2:15, 4:1, 4:18). Kematian Paulus sudah dekat, sehingga dia terfokus pada Harinya Tuhan, memang prinsip ini cukup biasa dalam surat-suratnya. (1 Kor 4:1-4, 15:58, Fili 3:12-14, Kol 3:1-2).
Tetapi bukan hanya kepada saya saja – Klausa ini menyoroti tujuan Paulus dalam bagian ini.443 Dia ingin supaya Timotius hidup dan melayani dalam keyakinan yang sama, yaitu bahwa dunia ini bukan segala-galanya. Sambungan antara klausa ini dengan klause berikutnya boleh diterjemahkan …bukan hanya kepada saya saja, melainkan kepada…, atau bukan hanya kepada saya, melainkan juga kepada… Secara literal kata kai (juga/dan) terikat pada melainkan (alla), tetapi makna dari kedua pilihan tersebut sama saja.
Melainkan kepada semua orang yang sudah merindukan kedatanganNya – Frase alla kai (melainkan juga) menekankan kontras ini. Jadi Paulus ingin supaya hal ini sangat jelas. Seperti diperhatikan di atas, semua orang di sini sangat mirip dengan barangsiapa yang mengasihi Dia di Yak 1:12, jadi menyangkut orang percaya secara umum (Rom 8:28).444 Kata agapao sebenarnya berarti mengasihi, persis sama dengan Yak 1:12, tetapi kalau menyangkut suatu kejadian ke depan, merindukan adalah cocok.445 Sifat perfek menarik di sini,446 karena menyangkut sesuatu yang terjadi secara tuntas di masa lampau, tetapi berdampak terus. Jadi ada kesan sudah dan terus, yaitu kasih dan kerinduan yang tetap bersinar di hati. Orang percaya rindu melihat Yesus, sedangkan orang berdosa mau lari daripadanya! Lihat Yoh 3:20-21, Wah 6:15-17.
- Apakah saudara mengganggap hidupmu di dunia ini sebagai persembahan?
- Apakah saudara memperjuangkan perjuangan yang baik, atau mencari kenyamanan?
- Apakah mengikuti perlombaan yang Allah tentukan, atau kemauan diri sendiri?
- Apakah memelihara doktrin sebagai harta, yang diberikan oleh Allah, atau menyesuaikannya dengan apa yang populer?
- Apakah saudara dipengaruhi oleh keyakinan bahwa Kristus sedang menilai?
- Apakah merindukan kedatanganNya, atau rasa mau lari?
Topik Teologia -> 2Tim 4:8
Topik Teologia: 2Tim 4:8 - -- Allah yang Berpribadi
Atribut-Atribut Allah
Allah itu Mahabenar
Kej 18:25 Ezr 9:15 Ayu 4:17 Ayu 37:23 Maz 7:10 Maz 11:7 Maz 25:...
- Allah yang Berpribadi
- Atribut-Atribut Allah
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Kiasan, Gelar, dan Nama-nama Kristus
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Pemeliharaan dan Manusia Dunia
- Pemeliharaan Allah di Dalam Keberadaan Manusia
- Pemeliharaan dan Kematian
- Keselamatan
- Faedah Iman adalah Pahala
- Peringatan untuk Bertekun
- 1Ta 16:11 Ayu 17:9 Yeh 18:24 Hos 12:7 Mik 6:8 Mat 10:22 Mar 4:3-8 Luk 22:31-32 Yoh 8:31-32 Yoh 15:4-10,14 Kis 11:23 Kis 13:43 Kis 14:21-22 Rom 2:6-8 1Ko 10:12-13 1Ko 15:1-2,58 1Ko 16:13 2Ko 13:5 Gal 5:1-4 Gal 6:9 Efe 6:13,16,18 Fili 1:27 Fili 3:12-16 Fili 4:1 Kol 1:22-23 Kol 2:5-7 1Te 5:21 2Te 2:15-17 1Ti 6:11-12 2Ti 2:12 2Ti 3:14 2Ti 4:7-8 Ibr 2:1 Ibr 3:14 Ibr 4:14 Ibr 6:4-6,11-12 Ibr 10:23,35-36 Ibr 11:27 Ibr 12:1-13 Yak 1:2-4 Yak 1:12 Yak 5:10-11 1Pe 1:5-7 2Pe 1:10-11 2Pe 3:17 Yud 1:21 Wah 2:10 Wah 2:17 Wah 3:5 Wah 3:11-12 Wah 3:21 Wah 14:12 Wah 16:15 Wah 21:7 Wah 22:11
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Beriman kepada Allah
- Percaya kepada Allah dan Percayailah Dia
- Faedah Iman
- Kekuatan untuk Kehidupan Kristen adalah Faedah dari Iman
- Keberanian di dalam Perang Rohani
- Eskatologi
- Kematian Mengajar Kita Supaya Hidup dengan Memandang ke Surga
- Ayu 19:25-27 Maz 73:24-26 Hos 13:14 1Ko 3:21-23 2Ko 1:9 1Te 4:13-18 2Ti 4:6-8 Ibr 11:13-16 Ibr 13:14 2Pe 1:10-11
- Kedatangan Kristus Kedua Kali
- Penghakiman Akhir
TFTWMS: 2Tim 4:8 - Menatap Masa Depan Menatap Masa Depan (2 Timotius 4:8)
8 Di masa depan ada tersedia bagiku mahkota kebenaran, yang Tuhan, Hakim yang adil, akan karuniakan kepadaku pada...
Menatap Masa Depan (2 Timotius 4:8)
8 Di masa depan ada tersedia bagiku mahkota kebenaran, yang Tuhan, Hakim yang adil, akan karuniakan kepadaku pada hari hari itu; dan tidak hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang mengasihi penampakan-Nya (NASB).
Ayat 8. Paulus sering membicarakan rencana perjalanannya (lihat, sebagai contoh, 1 Tim. 1:3; 3:14; Tit. 3:12); tapi dalam surat ini, rencana perjalanannya berbeda: Ia sedang berangkat untuk tinggal bersama Tuhan. Ia menulis dengan yakin, Di masa depan tersedia bagiku mahkota kebenaran, yang Tuhan, Hakim yang adil, akan karuniakan kepadaku pada hari hari itu. Ini bukan kesombongan manusia yang menganggap tinggi dirinya sendiri, namun keheranan manusia yang takjub bahwa Allah telah memilih untuk menggunakan orang yang paling berdosa di dalam pelayanan-Nya.
"Di masa depan" berasal dari kata transisi, loipo÷n (loipon),51yang "seperti neon berbentuk panah yang berkedip dengan cepatnya—menunjuk secara jelas, ke negeri yang lebih baik."52"Tuhan, Hakim yang benar" adalah "Kristus Yesus, yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati" (4:1). "Hari itu" mengacu kepada hari besar yang ke arah sana semua bergerak, hari di mana langit akan digulung seperti gulungan kitab (Why. 6:14), hari yang digambarkan dalam Matius 25:31-33:
"Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya."
Mungkin ada perbedaan yang disengaja antara Yesus Hakim yang benar dan Nero hakim yang tidak benar. Jim Bill McInteer menulis, "Hakim yang tidak benar itu mungkin saja [menolak Paulus], tetapi hakim yang benar akan menerima dia. Pengadilan banding sorga akan membalikkan keputusan yang tidak benar di bumi dan memberikan kepada dia pembebasan selama-lamanya."53
"Mahkota" dalam ayat ini adalah ste÷fanoß (stephanos), mahkota kemenangan, karangan bunga yang diletakkan di kepala pemenang dalam pertandingan Yunani54(sebanding dengan medali yang diberikan sekarang ini). Tentu saja, bagi orang Kristen, hadiah ini bukanlah lingkaran daun yang akan segera layu, tapi "mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu" (1 Pet. 5:4; lihat 1 Kor. 9:25).
Beberapa komentator tidak sepakat mengenai arti yang tepat dari ungkapan "mahkota kebenaran." Biasanya, "mahkota" menunjukkan "mahkota yang terdiri dari." "Mahkota kehidupan" (Why. 2:10) adalah "mahkota yang terdiri dari kehidupan [yang kekal] "(lihat Yak. 1:12). "Mahkota kemuliaan" (1 Pet. 5:4) adalah "mahkota yang terdiri dari kemuliaan." Itu adalah penafsiran yang memungkinkan di sini. Ketika Paulus menjadi orang Kristen, Tuhan menganggap dia sebagai orang benar karena imannya kepada Yesus. Ketika Kristus datang kembali, Paulus akan dianggap benar di sepanjang kekekalan. Oleh karena itu George W. Knight III berpendapat bahwa "frasa itu harus dipahami sebagai 'mahkota, yaitu, kebenaran,'" mengacu kepada keadaan kebenaran yang "permanen dan sempurna."55
Meski begitu, kita tidak dapat mengabaikan fakta bahwa beberapa ayat sebelumnya, Paulus menggunakan istilah "kebenaran" untuk "kehidupan yang benar" (3:16). Sebuah penafsiran yang lebih sederhana tentang frasa dalam 4:8 adalah "mahkota yang diperuntukkan bagi mereka yang hidup dengan benar." Edisi awal Alkitab TEV menulis "hadiah kemenangan yang diberikan untuk kehidupan yang benar." Robertson menggabungkan dua kemungkinan itu: "mahkota yang terdiri dalam kebenaran dan juga merupakan upah untuk kebenaran."56
Bagaimanapun orang menafsirkan ungkapan "mahkota kebenaran" itu, ada kesepakatan bahwa ini adalah metafora yang sangat luar biasa untuk upah kekal kita di sorga, di mana Allah "menghapus segala air mata dari mata [kita], dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu" (Why. 21:4). Ketika Paulus merenungkan kematian, ia tidak melihat itu sebagai peristiwa tragis yang harus ditakuti, tapi sebagai waktu kepergian, pengorbanan, dan pengupahan—waktu yang seharusnya diinginkan.
Ada yang terkejut ketika mereka membaca pernyataan Paulus: "ada tersedia bagiku mahkota kebenaran, yang Tuhan, Hakim yang adil, akan karuniakan kepadaku pada hari hari itu." Mereka menganggap klaimnya itu sebagai sangat berani. Memang benar bahwa kita tidak boleh terlalu percaya diri mengenai pencapaian rohani kita (lihat 1 Kor. 10:12), namun Alkitab mengajarkan bahwa kita harus memiliki kepastian mengenai keselamatan kita. Yohanes berkata, "Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya … [kamu] tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal" (1 Yoh. 5:13; huruf miring ditambahkan). Perasaan tentang jaminan ini bukan hasil keyakinan diri, tetapi hasil keyakinan kepada Allah dan rahmat dan kasih karunia-Nya.
"Mahkota itu" bukan hanya untuk Paulus. Itu bukan hadiah istimewa bagi para rasul atau hadiah bagi orang-orang kudus yang superior. Sebaliknya, "mahkota kebenar- an itu" (dan semua istilah yang menyiratkan) adalah untuk setiap orang yang melakukan kehendak Allah. Paulus mengungkapkannya seperti ini: dan tidak hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang telah mengasihi pernyataan-Nya. Di mata pikiran saya, saya dapat melihat Tuhan meletakkan sebuah mahkota di kepala Anda dengan tangan-Nya yang berbekas luka tusuk! Ini adalah janji yang hampir tidak dapat dipercaya, namun Paulus telah menegaskan bahwa itu akan terjadi.
"Penampakan-Nya" mungkin merupakan kedatangan Kristus yang kedua, seperti dalam 4:1.57"Mengasihi" (ajgapa÷w, agapaō) penampakan Kristus adalah sama dengan menantikan itu dengan antisipasi yang besar. Itu "menandakan kerinduan atau keinginan yang menyebabkan orang berjuang untuk sesuatu."58Dalam ayat ini, agapaō digunakan dalam bentuk perfect tense, yang mengungkapkan hasil yang sudah ada dan permanen dari tindakan masa lalu. Ini dapat diterjemahkan "yang telah mengasihi dan [yang] kini mengasihi penampakan-Nya."59Gereja mula-mula—gereja awal yang diperangi, dianiaya—merindukan kedatangan Kristus untuk menyelamatkan dan membenarkan mereka (Flp. 3:20). Mereka sungguh-sungguh berdoa, "Datanglah, Tuhan Yesus" (Why. 22:20; lihat 1 Kor. 16:22).
Sebelum meninggalkan bagian klimaks dari 2 Timotius ini, kita harus meluangkan waktu untuk mempertimbangkan 4:1-8 secara keseluruhan. Paulus berharap untuk bertemu Timotius sebelum ia mati (1:4), tetapi ia tidak yakin apakah keinginannya itu akan tercapai. Waktu kepergiannya "sudah dekat" (4:6; KJV); kematiannya sudah di depan mata. Jadi, sungguh sangat penting, bagi Timotius untuk tetap teguh sebagai juru bicara Allah. "Beritakanlah firman," Paulus mendesak dia; "siaplah pada waktunya dan tidak pada waktunya" (4:2).
TFTWMS: 2Tim 4:6-8 - Menatap Kematian Di Depan Mata MENATAP KEMATIAN DI DEPAN MATA (2 Timotius 4: 6-8)
Dalam 4:6-8, kita memiliki perpisahan Paulus yang menyentuh hati. Seorang komentator menulis, &quo...
MENATAP KEMATIAN DI DEPAN MATA (2 Timotius 4: 6-8)
Dalam 4:6-8, kita memiliki perpisahan Paulus yang menyentuh hati. Seorang komentator menulis, "Ucapan dalam 52 kata ini (dalam bahasa Paulus) harus digolongkan sebagai salah satu pidato perpisahan [ucapan selamat jalan] yang hebat di sepanjang masa.… Dalam beberapa kata ini, Paulus merangkum esensi seluruh hidupnya."40Paulus menatap maut di depan mata dan tidak gentar. Pelbagai pernyataannya itu bukan ungkapan penyesalan atau kesengsaraan. Sebaliknya, mereka merupakan deklarasi kemenangan, sebuah perayaan kemenangan.
TFTWMS: 2Tim 4:1-8 - Pelajaran 10: Perintah Yang Harus Dilaksanakan PELAJARAN 10: PERINTAH YANG HARUS DILAKSANAKAN (2 Timotius 4:1-8)
Ketika Paulus mengeluarkan "perintahnya" itu, ia melakukan hal itu sebab...
PELAJARAN 10: PERINTAH YANG HARUS DILAKSANAKAN (2 Timotius 4:1-8)
Ketika Paulus mengeluarkan "perintahnya" itu, ia melakukan hal itu sebab, dari sudut pandang negatif, ia baru saja menunjukkan kepada Timotius bahwa pada hari-hari terakhir manusia akan mengejar jalan kebodohan dan kegagalan (3:1-9). Dari sudut pandang positif, Paulus menulis bahwa Timotius sudah diperlengkapi untuk "setiap perbuatan baik" (3:10-17).
Paulus memulainya dengan perkataan kepada Timotius, "Aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu" (4:1a). Secara jelas, Paulus kemudian memilih beberapa istilah dan sifat-sifat ilahi untuk mengesankan Timotius betapa ia sangat serius dan sungguh-sungguh terhadap kata-kata yang berikut ini. Penginjil, jika Anda ingin mendengarkan, dengarkanlah sekarang juga!
KEGUNAAN PERINTAH ITU (AY. 1)
Paulus mengilustrasikan kegunaan perintahnya itu dengan memakai pelbagai sifat dan prioritas ilahi. Pertama, perintah itu dibuat "di hadapan Allah" (4:1), Yehovah, Yang Mahakuasa, Tuhan sorga dan bumi. Timotius telah mengetahui bahwa pesan apa saja yang berada di hadapan Allah haruslah didengarkan dengan penuh perhatian, dinilai dengan kepedulian yang kooperatif, ditaati kapan saja penerapannya harus diberlakukan, dan dibagikan dengan semangat yang penuh dedikasi.
Namun begitu, perintah Paulus ini mencakup juga "Kristus Yesus." Kualifikasi-Nya juga memang menakjubkan. Dalam konteks ayat 1, Yesus dikaitkan dengan tiga waktu dan peristiwa:
- 1. Waktu Puncak—Kristus akan "menghakimi orang yang hidup dan yang mati." Itu adalah hak-Nya, dan Ia punya sarana untuk melakukan hal itu (Yohanes 12:48; Ibrani 4:12, 13; Wahyu 2:12; 3:14; 20:11-15).
- 2. Kemuliaan Yang Menakjubkan—Kristus akan muncul. Paulus menulis, "Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan" (1Tesalonika 4:16, 17). William Barclay meninjau pentingnya istilah Yunani untuk kata "muncul"1:
Kemunculan Kaisar di mana saja adalah epiphaneia-nya. Sudah tentu ketika Kaisar itu hendak mengunjungi tempat mana saja, maka segala sesuatu akan diatur dengan sangat rapi. Jalan-jalan dibersihkan dan dihias; semua pekerjaan diselesaikan dengan tepat tanpa terbengkalai. Kota dipoles dan dihias supaya cocok untuk epiphaneia sang Kaisar; maka Paulus berkata kepada Timotius: "Engkau tahu apa yang akan terjadi bila suatu kota mengharapkan epiphaneia sang Kaisar; sekarang engkau sedang mengharapkan epiphaneia Yesus Kristus. Laksanakanlah tugasmu sedemikian rupa sehingga segala sesuatu akan siap kapan saja Ia datang." Begitulah cara orang Kristen mengatur hidupnya sehingga kapan saja ia siap untuk kedatangan Kristus.2
3. Pertemuan Terakhir—Kristus akan diperkenalkan kepada semua orang melalui "penyataan [penampakan]-Nya dan Kerajaan-Nya." Ungkapan "kerajaan-Nya" yang disisipkan di sini pastilah terkait dengan waktu penampakan dan penghakiman-Nya. Alfred Marshall, dalam terjemahan interlinearnya tentang Penghakiman, menggunakan ungkapan ini: "[orang] ini adalah yang akan menghakimi" orang yang hidup dan yang mati (Yun.: toumellomtos krinein).3
Marshall sudah dengan tepatnya menerjemahkan teks Yunani itu, namun terjemahan itu akan menjadi masalah bagi kita jika kita berpikir secara kronologis ketimbang secara berurutan. Secara kronologis, Yesus belum nampak atau belum mulai melakukan penghakiman orang yang hidup dan yang mati. Dengan begitu, dalam pengertian apakah perkataan "yang akan menghakimi" itu cocok? Perkataan itu cocok dalam pengertian secara berurutan. Ibrani 9:27 berkata, "Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi." Kita semua menyadari bahwa sejak penulis Ibrani itu menuliskan kata-kata tersebut, jutaan orang sudah mati namun saat pengadilannya belum tiba! Secara kronologis, hal itu akan membuat bingung; namun sebagai suatu pernyataan yang berurutan, hal itu masuk akal. Peristiwa selanjutnya setelah kematian adalah penghakiman.
Begitu juga halnya dengan kedatangan kembali Kristus. Ketika Ia nampak, penampakan itu adalah untuk menghakimi (Ibrani 10:30; 1Petrus 4:17; Wahyu 20:11-15) dan untuk menerima kerajaan, menghadirkan gereja untuk diri-Nya sendiri (Efesus 5:15-27; 1Tesalonika 2:12; 4:16-18), dan menyerahkan jiwa-jiwa itu (kerajaan itu) kepada Bapa. Kita baca dalam 1Korintus 15:24-28,
Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya. Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.
Ayat-ayat itu menjawab gagasan salah dari beberapa orang yang berkata bahwa kerajaan itu belum ada di dunia ini!
Paulus sedang menulis "akhir" dari rencana agung Allah, ketika Yesus menampakkan diri dan kita yang berada dalam kerajaan itu memiliki saat kemuliaan untuk memandang Dia muka dengan muka. Dari tempat yang menguntungkan inilah—yaitu dari posisi Allah, Kristus, dan masa penampakan dan penghakiman-Nya—Paulus menugaskan Timotius:
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, … Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! (4:2-5).
RENCANA DAN PROSEDUR DALAM PERINTAH ITU (AY. 2)
Rencana dari perintah itu memang menantang. Beritanya diketahui secara jelas. Penginjil harus "memberitakan4firman." Adalah mustahil untuk melebih-lebihkan perlunya pemberitaan Firman. Paulus berkata, "Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil" (1Korintus 1:21).
Timotius perlu "siap sedia 5baik atau tidak baik waktunya" untuk memberitakan Firman itu (4:2). Penginjil yang tidak jujur dan yang tidak bertanggung jawab tidak akan cocok di sini.
Ungkapan "baik atau tidak baik waktunya" merupakan istilah pertanian. Kondisi cuaca membatasi masa tanam dan menuai. Paulus sedang menekankan bahwa memberitakan Firman tidak mengenal batasan musim. Timotius harus "siaga" setiap saat, tak kenal lelah dan bersungguh-sungguh dalam memberitakan kebenaran.
Metode pemberitaan Firman ini menunjukkan betapa luasnya keberagaman pendekatan dan pengaruh berita Allah.
"Nyatakanlah apa yang salah."6Maksud pemberitaan injil adalah untuk mengoreksi beberapa orang. Prinsip-prinsipnya merupakan kebenaran yang telah teruji. Ini merupakan sarana yang dipakai untuk memperbaiki jalan yang sedang orang tempuh (lihat 1Petrus 1:6, 7; Roma 3:4).
"Tegorlah."7Maksud pemberitaan injil adalah untuk memperingatkan manusia. "Menyatakan kesalahan" menunjukkan atau menyatakan jalan yang perlu kita tempuh, sementara kata "menegor" menyiratkan hukuman jika diperlukan.
"Nasihatilah."8Pemberitaan injil menawarkan himbauan untuk membawa kita ke arah yang benar. Istilah yang indah dan luas ini memiliki beragam penerapan yang memungkinkan untuk memenuhi pelbagai kebutuhan manusia. Seorang pendengar mungkin mendapat seruan, sedangkan yang lainnya mungkin butuh dorongan, dan yang lain lagi mungkin butuh pengajaran. Injil itu sendiri mampu memenuhi pelbagai kebutuhan semua orang dengan beragam penghiburan yang luas.
"Dengan segala kesabaran." Pemberitaan injil haruslah dipadukan dengan semangat kesabaran dalam pelayanan. Paulus memerintahkan untuk menyatakan kesalahan, menegor, dan menghibur "dengan segala kesabaran." Oleh sebab itu, pemberita injil haruslah memberitakan injil dengan kesabaran dan ketabahan.
"Pengajaran." Pemberitaan injil bisa menjelaskan dan meyakinkan orang melalui instruksi. Ini mencakup bukan hanya gagasan bahwa orang harus terlatih di dalam seni mengajar, tetapi ia juga harus menganut doktrin Kristus yang ia ajarkan!
Adalah baik bagi penginjil mana saja untuk menguji dirinya sendiri secara berkala. Ia harus yakin bahwa pemberitaannya mencakup semua bidang tersebut dan bahwa ia memperlihatkan sifat kesabaran!
PERSOALAN TENTANG PERINTAH ITU (AY. 3, 4)
Sangatlah penting bagi Timotius untuk memberitakan Firman itu secara terus-menerus. Paulus meramalkan bahwa nanti orang tidak akan lagi menginginkan kebenaran dan guru-guru akan dengan senang hati bersedia menuruti keinginan mereka dengan mengatakan apa saja yang mereka ingin dengar.
Penelitian atas peringatan Paulus ini mengungkapkan sifat-sifat dari jiwa-jiwa pemberontak berikut ini.
Mereka meninggalkan kebenaran: "… orang [mereka] tidak dapat lagi menerima9ajaran sehat." Di sini, ajaran sehat itu diberikan kepada manusia (seperti yang Paulus minta dalam ayat 2), namun mereka tidak bisa atau tidak mau menerima pelbagai tuntutan korektif atau menanggung pelbagai pencobaan yang mungkin menimpa mereka yang ingin membela ajaran sehat (lihat Matius 13:21; 2Timotius 3:10-13).
Simaklah tingkatan dari kemurtadan itu: "… mereka akan mengumpulkan10guru-guru menurut kehendaknya." Ronald Ward berkomentar, Mereka"menumpukguru-guru,"suatu fakta yang menyiratkan selera mereka yang tidak pernah terpuaskan dan keasyikan mereka terhadap kesenangan yang baru. Tidak ada yang bisa memuaskan dan mereka selalu memutuskan untuk mendengarkan "orang berikutnya." Sebab diri mereka sendiri menyiratkan keegoisan mereka yang penuh. Mereka tahu apa yang mereka inginkan dan bermaksud untuk memilikinya. Tidak semua guru memenuhi syarat itu. Guru-guru itu pastilah orang-orang yang sejalan dengan keinginan mereka sendiri. Guru-guru itu cocok dengan jemaat itu.11
Ini merupakan situasi yang membahayakan bila dibandingkan dengan pelbagai kecenderungan di banyak jemaat pada zaman kini. Para pelayan jemaat sepertinya sedang memainkan permainan "kursi dan musik," 12sedangkan para anggota jemaat bersungut-sungut terhadap para pelayan tersebut. Salah ucap sedikit atau pendirian yang keras terhadap suatu dosa tertentu bisa menyebabkan suatu jemaat berusaha mencari pelayan jemaat yang baru. Para anggota yang menempuh jalan ini tidaklah membina para pelayan jemaat—mereka hanya sekedar memindahkan para pelayan jemaat! Yang bisa menentukan apa yang diberitakan adalah uang (atau penghentian pemberian uang)—bukannya doktrin!
Sisi lain dari kejadian ini adalah adanya godaan terhadap penginjil untuk berpaling dari berita milik sang Tuan dan menyampaikan pernyataan apa saja yang akan memuaskan "jiwa-jiwa yang sakit dan egois" yang mau mendengarkan dia bicara. Cara itu menjadi rencananya untuk mempertahankan pekerjaannya!
Biarlah setiap anggota dan setiap penginjil memperhatikan peringatan dari Paulus ini sehingga ia tidak menjadi korban dari dosa ganda ini!
Paulus bicara tentang para anggota yang ingin "memuaskan keinginan telinganya."13Dasar kesalahan ini adalah adanya keinginan untuk membangun pelbagai dorongan humanistik, menafsirkan kebenaran "sesuai keinginanku," dan kemudian membeli guru-guru yang bersedia mengatakan hal-hal yang "telingaku ingin sekali mendengarnya!" Jenis pengajaran seperti ini tidak menuntut perubahan hidup—hanya pemuliaan diri saja.
Keinginan tersebut menyebabkan jiwa-jiwa yang egois itu "memalingkan" 14diri dari kebenaran (4:4). Setelah meninggalkan kebenaran itu, jiwa-jiwa ini cenderung untuk "membuka" 15diri bagi "dongeng-dongeng. "16Di sini tidak ada dasar yang netral. Ketika manusia memilih dongeng-dongeng, maka mereka meninggalkan berita dari sang Tuan.
RESEP UNTUK MENUNAIKAN PERINTAH ITU (AY. 5)
Meskipun banyak orang akan mendengarkan panggilan yang lain, mengembangkan pelbagai keinginan yang salah, dan berpaling dari kebenaran, Paulus tetap menetapkan jalan yang Timotius harus tempuh. Lagi, Paulus memenuhi nasihatnya itu dengan pelbagai perintah! Ia memberi Timotius instruksi ini:
"Kuasailah dirimu."17Terjemahan Inggris dan Indonesia tidak berusaha untuk menemukan semua gagasan yang terkandung di dalam kata Yunani yang Paulus gunakan (4:5). Nephe menggambarkan orang yang kalem dan tenang, benar-benar menguasai diri dan adil. Betapa suatu kumpulan sifat yang menantang yang terkandung hanya dalam satu kata! Tidaklah mengherankan para penerjemah mengaitkan kata itu dengan "segala hal."
"Sabarlah [tahanlah] 18menderita." Penginjil yang berharap setiap orang menyukai dia dan segala sesuatu berjalan menurut caranya adalah penginjil yang bukan saja lugu, tetapi juga mengabaikan peringatan Paulus ini bahwa masa-masa pencobaan akan datang. Kekuatan rohani seorang penginjil harus memampukan dia untuk menderita jika diperlukan.
"Lakukanlah pekerjaan pemberita Injil."19Yaitu "pekerjaan" (Yun.: poieson) yang Paulus perintahkan untuk "dilakukan" oleh Timotius dan setiap penginjil. Istilah ini secara khusus terkait dengan praktik, penampilan seseorang, atau perbuatan yang produktif. Penginjil harus menjadi sesuatu, memperhatikan dan menunaikan misinya, dan mengikuti satu tujuan (1Timotius 2:4; 4:16; 2Timotius 2:2; Titus 1:5). Ia harus loyal, bersungguh-sungguh, dan terbiasa dalam melakukan pelbagai tugas seorang penginjil.
Ronald Ward membuat komentar berikut tentang fungsi yang Allah rancang ini:
Tuhan yang naik ke sorga memberi gereja-Nya beberapa penginjil dan guru. Dalam pengertian sempit, mereka itu adalah karunia dari Kristus dan bukan pegawai gereja yang disewa. Guru mengajarkan pengajaran atau doktrin Kristus; penginjil itu memberitakan berita baik, injil, supaya manusia bisa menerima dan mempercayai injil itu. Inilah yang Timotius harus lakukan (band. Efe. 4:11).… Memberitakan injil adalah pekerjaan. Ini seharusnya bisa menghentikan mereka yang secara sinis berkata bahwa pelayan itu semata-mata hanya "bicara." Sebagaimana perbuatan Yesus berisi perkataan dan tindakan (mengandung berita) dan perkataan-Nya itu punya efek perbuatan, begitu juga kata-kata penginjil memiliki kuasa yang luar biasa (band. 1Tes. 1:5) dan menyelesaikan banyak hal. Kata-katanya adalah pekerjaan. …dalam segala kepeduliannya untuk menjaga kawanan domba dari racun ajaran bidah dan dari pelbagai bentuk kontroversi yang merupakan kebalikan dari kemajuan; dalam segala bentuk tanggung jawab mengajar dan menetapkan orang lain untuk melakukan pekerjaan mengajar supaya deposit itu bisa dijaga dan berita itu disebarkan dengan lebih luas lagi; dalam semua itu Timotius harus tidak boleh melupakan perlunya menyampaikan Firman itu kepada mereka yang belum pernah mendengarnya, sehingga mereka juga boleh masuk ke dalam kerajaan dan menikmati keselamatan yang ada dalam Kristus.20
"Tunaikanlah21tugas pelayananmu!" Cara belajar yang setengah-setengah, acuh-tak-acuh, dan lalai tidaklah diperkenankan. Jenis pelayanan seperti itu tidak pernah bisa memberikan "bukti yang penuh" kepada manusia bahwa penginjil itu sedang menyelesaikan dan menunaikan pelayanannya!
POLA YANG PAULUS TETAPKAN TERHADAP PERINTAH ITU (AY. 6-8)
Paulus bukan hanya memberi perintah yang serius kepada Timotius, tetapi ia juga sudah memberikan demonstrasi yang indah tentang perintah itu yang dilaksanakan di dalam hidupnya yang setia. Timotius bisa (dan kita juga bisa) dibuat terkesan oleh kemampuan Paulus untuk berkata, "Aku sudah melakukan apa yang aku minta darimu untuk melakukan pekerjaan seorang penginjil!" Paulus bisa juga menambahkan, "Dari tiga latar belakang pengalaman itu, inilah tiga kebenaran yang aku tahu dengan pasti."
"Aku tahu tidak lama lagi aku akan mati"
Darah Paulus sudah "mulai dicurahkan" 22(4:6). Sebagaimana Yesus, Paulus juga banyak menanggung ketidakadilan peradilan dan, dengan penggambarannya sendiri, ia merubahnya menjadi sikap kasih yang indah untuk kepentingan orang lain, suatu pengorbanan kesetiaan (lihat Roma 14:7, 8; 2Korintus 5:14, 15).
Tidak seorang pun bisa memandang kematian dengan raut muka yang lebih tenang selain orang Kristen. Contoh mengesankan tentang ini adalah rasul Paulus yang penuh keyakinan, yang dari dalam sel penjara menanggapi kematian yang sudah di depan mata dengan pernyataan "saat kematianku [kepergianku] sudah dekat."
Pemilihan kata "kepergian" (Yun.: analusis) o leh Paulus adalah penting (lihat Filipi 1:21-23). Berdasarkan istilah itu Barclay menggambarkan pandangan Paulus terhadap kematian:
(a) Ini adalah kata untuk melepaskan kuk seekor binatang dari tangkai sado atau bajak. Bagi Paulus, kematian merupakan istirahat dari kerja keras. Ia akan senang meletakkan beban itu. Seperti yang [Edmund] Spencer katakan, kesenangan setelah kerja keras, pelabuhan setelah lautan yang membadai, kematian setelah kehidupan, merupakan hal-hal yang indah. Setelah keresahan hidup yang mengganggu, ia akan tidur dengan tenang. (b) Ini adalah kata untuk melepaskan ikatan atau belenggu. Bagi Paulus, kematian merupakan pembebasan atau pelepasan. Ia akan menukar segala pembatasan penjara Romawi dengan kebebasan agung dari istana sorgawi. (c) Ini adalah kata untuk membuka tali tenda. Bagi Paulus, inilah waktu untuk merubuhkan tenda kembali. Ia telah banyak melakukan perjalanan melintasi jalan-jalan di Asia Kecil dan Eropa. Sekarang ia sedang akan melakukan perjalanannya yang terakhir dan teragung; ia sedang menempuh jalan yang mengarah kepada Allah. (d) Ini adalah kata untuk melepaskan tali-tambat sebuah kapal. Paulus sudah sering melayari Laut Tengah, dan pernah merasakan kapal itu meninggalkan pelabuhan menuju perairan yang dalam. Sekarang ia harus berlayar menuju kedalaman yang paling dalam dari semuanya; ia menaikkan layar untuk menyeberangi perairan kematian untuk tiba di pelabuhan keabadian.23
Dari keyakinan dan kemenangan yang indah dalam kematian, Paulus mengembangkan terus "tahunya" yang kedua.
"Aku tahu pelayananku berhasil"
Paulus menulis, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, 24aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman" (4:7). Paulus telah "mengakhiri pertandingan yang baik," dengan hidup dalam pertentangan untuk kebenaran (2Korintus 10:3-6; Efesus 6:10-18). Ia tahu bahwa ia telah "mencapai garis akhir," menyelesaikan pelayanannya di tengah-tengah pelbagai pencobaannya (Kolose 1:24-29). Ia telah "memelihara iman" dengan penuh keyakinan dan percaya (2Timotius 4:16-18).
Beberapa orang pernah berkomentar bahwa ungkapan Paulus itu menyentuh lapisan pendengar yang luas. "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik" bisa menarik perhatian bangsa Romawi—sebagai prajurit; "Aku telah mencapai garis akhir" bisa menarik perhatian bangsa Yunani—sebagai pelari; "Aku telah memelihara iman" bisa menarik perhatian bangsa Yahudi— sebagai umat Allah.
Juga, haruslah disimak bahwa masing-masing kata "Aku sudah" ini (Yun.: egonismai, teteleka, tetereka) merupakan kata kerja bentuk perfect tense, yang selanjutnya secara tata bahasa menekankan bahwa Paulus benar-benar sudah menyelesaikan pertandingan dan mencapai garis akhir dalam iman! Seperti Yesus, ia bisa berseru dalam jam kepergiannya, "sudah selesai" (bandingkan Yohanes 19:30 dan Kisah 9:15, 16 dengan Kisah 19:10; 20:26, 27; Kolose 1:23; 2 Timotius 4:17).
Marilah kita membuat beberapa observasi terhadap tiga pernyataan penting itu. Pertama, Paulus terlibat di dalam pertandingan yang "baik." Ini bukan sekedar "suatu" pertandingan (KJV), melainkan pertandingan "itu," dan pertandingan itu adalah pertandingan yang "baik" (lihat Efesus 2:10; Galatia 6:10; Matius 5:16; Roma 12:20, 21; 2 Korintus 10:3-6). Kehidupan orang Kristen bukanlah kehidupan yang kacau atau riuh-rendah— kehidupan itu merupakan suatu pertandingan.24
Jika orang yang lemah masuk ke dalam gelanggang ini, tujuannya adalah untuk menjadi kuat. Orang-orang yang jinak dan lembut diundang juga ke dalam pertandingan ini, tetapi hanya dengan syarat bahwa mereka percaya kepada Tuhan untuk kekuatannya dan siap memikul persenjataan Tuhan, dan melawan (lihat Efesus 6:10-18; Filipi 4:10-13). Penyangkalan dan pendisiplinan diri merupakan perintah sehari-hari (Lukas 9:23; 1Korintus 15:58) dimana rasa kuatir dan takut digantikan oleh kuasa, kasih, dan disiplin (2Timotius 1:7). Gerak maju untuk sang Tuan ini terjadi pada tingkatan internasional (Matius 28:18-20), ketika orang yang dikasihi menaklukkan yang lain dengan kasih (1Yohanes 4:19-21; 2Korintus 5:13-15; Roma 8:28, 35-39).
Kedua, Paulus telah mencapai garis akhir. Memulai perjalanan memang mudah, namun diperlukan karakter seperti Kristus untuk memperoleh kemantapan dan keberhasilan. Pertimbangkanlah dengan hati-hati Matius 13:18-23, dimana tiga dari empat orang itu menjadi sesat oleh sebab gagal mencapai garis akhir.
Kegagalan untuk mencapai garis akhir sudah tentu telah mempengaruhi banyak jiwa dalam Kristus (lihat Galatia 1:6, 7; 5:7; 2Petrus 2:21, 22; Wahyu 3:1-3). Yang Yesus inginkan adalah orang yang mau berlomba tetapi Ia tidak menyukai para penghalang dan yang berhenti berusaha (Lukas 9:57-62). Perlombaan-Nya bukanlah "lari pendek, melainkan maraton; jejak-jejak kaki-Nya menuntun kepada kemurnian dan kebenaran—dan jejak itu menuntun di sepanjang lintasan itu hingga garis akhir (1Petrus 2:21-24; 1Yohanes 3:7,10; 1Petrus 1:13-16; Wahyu 22:11).
Ketiga, Paulus telah memelihara iman dan telah dijaga oleh iman (Ibrani 11:1-12:3; Roma 5:1, 2). Ia telah memperlihatkan keyakinan yang berani pada saat ia menulis 2Timotius (khususnya mengenai pandangannya tentang kata-kata "belenggu," "penganiayaan," "penderitaan," "meninggalkan aku," "ditumpahkan," "kematian [kepergian]"). Paulus sedang mengantisipasi kematian yang disebabkan oleh pelbagai tuduhan tanpa dasar dan tidak adil yang dituduhkan ke atas dia. Di bawah keadaan seperti itu, kata-katanya itu menggema bahwa orang ini hidup dengan iman dan bukan dengan penglihatan!
Ingatlah selalu kesusahan Paulus di dalam penjara, renungkanlah kata-katanya dalam 2Korintus 4:16-5:8:
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia. Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini, sebab dengan demikian kita berpakaian dan tidak kedapatan telanjang. Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup. Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita. Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,—sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat—tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.
Perkataan ini diakhiri oleh "tahu" Paulus yang ketiga.
"Aku tahu bahwa aku akan diberi upah"
Kapankah upah orang Kristen bisa diperoleh? Sekarang! Paulus berkata, "telah tersedia25bagiku" (4:8; huruf miring oleh saya). Berita ini datang melalui seorang rasul terilham dari Allah yang Mahatahu yang sudah mengetahui bagaimana Paulus dengan kasih karunia-Nya akan bersedia mengakhiri hidupnya (lihat Galatia 1:11, 12; Wahyu 2:10).
Banyak anak yang pernah merindukan suatu hadiah merasa tidak pasti sebab sang bapak belum memiliki hadiah tersebut. Paulus tahu bahwa Bapa sorgawinya telah meletakkan upah-Nya untuk dia.
Apakah isi janji itu? Tuhan "akan memberi upah."26 Meskipun Allah tidak berhutang mahkota kebenaran terhadap siapa saja dari kita, namun dengan kasih karunia-Nya Allah telah menjanjikan itu kepada orang yang setia (Wahyu 2:10). Tuhan akan menepati janji-Nya (2Petrus 3:9; 1Korintus 15:58). Paulus tahu bahwa jika Tuhan berjanji "akan memberi upah," ia tentu akan menerimanya!
Siapakah yang membuat janji itu? "Hakim yang adil"27 (4:8, 9). Ketika semua sifat kebenaran di letakkan di samping Kristus, orang akan mendapatkan bahwa Ia benar-benar memenuhi syarat! Itulah sebabya Paulus merasa yakin bahwa apa yang Tuhan sudah janjikan akan Ia penuhi!
Ringkasnya, Paulus telah menjamin upah ini kepada semua orang yang "merindukan" kedatangan Tuhan. Melihat Kristus pada kesempatan apa saja belumlah cukup dan masih harus melihat kekekalan (1Yohanes 1:1-3). Kecuali kasih kita berkembang melalui spektrum "kedatangan-Nya," maka kasih kita itu tidak lengkap dan tidak akan tahan uji. Orang harus melihat Dia sebagai Allah yang kekal, sebagai gambar wujud Allah yang sekarang memegang segala hal bersama-sama, yang jauh lebih tinggi daripada segala pemerintah dan penguasa, sebagai kepala gereja (Efesus 1:18-23; 1Petrus 3:22; Matius 28:18-20), dan yang akan datang lagi untuk menghakimi (4:1).
Iman Timotius kepada Kristus menyebabkan Paulus memberi Timotius dorongan untuk menunaikan pelayanannya: keyakinan Paulus mengenai upah. Upah yang sama tersedia bagi semua orang yang mau menempuh jalan iman yang Paulus telah tempuh! Dari keyakinan Paulus itu, marilah kita bangun keberanian untuk berjalan terus!
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Bertekun dengan Ketabahan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 67
Latar Belakang
Inilah surat terakhir Pau...
Penulis : Paulus
Tema : Bertekun dengan Ketabahan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 67
Latar Belakang
Inilah surat terakhir Paulus. Pada saat menulis surat ini, kaisar Nero sedang berusaha untuk menghentikan perkembangan kekristenan di Roma dengan penganiayaan yang bengis terhadap orang percaya; Paulus sekali lagi menjadi tahanan negara di Roma (2Tim 1:16). Dia menderita kekurangan sebagai seorang penjahat biasa (2Tim 2:9), ditinggalkan oleh kebanyakan sahabatnya (2Tim 1:15), dan sadar bahwa pelayanannya sudah berakhir dan kematiannya sudah dekat (2Tim 4:6-8,18; Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1TIMOTIUS"
Tujuan
Karena mengetahui bahwa Timotius pemalu serta menghadapi kesukaran, dan karena menyadari akan kemungkinan penganiayaan berat dari luar gereja dan adanya guru-guru palsu di dalam gereja, Paulus menasihatkan Timotius agar dia memelihara Injil, memberitakan Firman Allah, menanggung kesukaran dan melaksanakan tugas-tugasnya.
Survai
Dalam pasal 1; (2Tim 1:1-18) Paulus meyakinkan Timotius tentang kasih dan doanya yang tetap sambil mendorong dia untuk tetap setia tanpa berkompromi tehadap Injil, memelihara kebenaran dengan tekun dan mengikuti teladannya.
Dalam pasal 2; (2Tim 2:1-26) Paulus menugaskan anak rohaninya untuk tetap memelihara iman dengan mempercayakan kebenarannya kepada orang lain yang dapat dipercayai untuk mengajarkannya kepada orang lain (2Tim 2:2). Paulus menasihati gembala yang muda ini untuk menanggung kesukaran seperti prajurit yang baik (2Tim 2:3), melayani Allah dengan rajin dan memberitakan firman kebenaran dengan tepat (2Tim 2:15), memisahkan diri dari mereka yang meninggalkan kebenaran rasuli (2Tim 2:18-21), memelihara kemurniannya (2Tim 2:22) dan bekerja dengan tekun sebagai guru (2Tim 2:23-26).
Dalam pasal berikutnya Paulus mengingatkan Timotius bahwa kejahatan dan kemurtadan akan meningkat (2Tim 3:1-9), tetapi Timotius harus tetap setia kepada iman yang diwarisinya dan kepada Alkitab (2Tim 3:10-17).
Dalam pasal terakhir Paulus menugaskan Timotius untuk memberitakan Firman serta melaksanakan semua tugas pelayanannya (2Tim 4:1-5). Paulus menutup surat ini dengan memberitahukan Timotius tentang keadaan dirinya pada saat dia menghadapi kematian, sambil memohon Timotius datang dengan cepat (2Tim 4:6-22).
Ciri-ciri Khas
Lima ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat ini berisi perkataan terakhir Paulus yang ditulis sebelum pelaksanaan hukum mati oleh kaisar Nero di Roma hampir 35 tahun setelah pertobatannya kepada Kristus di jalan ke Damsyik.
- (2) Surat ini berisi pernyataan yang paling terang dalam Alkitab mengenai pengilhaman dan tujuan ilahi Alkitab (2Tim 3:16-17): Paulus menekankan bahwa Alkitab harus ditafsirkan dengan cermat oleh pelayan-pelayan Firman (2Tim 2:15) dan mendorong penyerahan Firman Allah kepada orang yang dapat dipercayai yang kemudian dapat mengajar orang lain (2Tim 2:2).
- (3) Sepanjang surat ini muncul nasihat-nasihat pendek tetapi tepat misalnya, "mengobarkan karunia Allah" (2Tim 1:6), "janganlah malu" (2Tim 1:8), "menderita bagi Injil-Nya" (2Tim 1:8), "Peganglah ... ajaran yang sehat" (2Tim 1:13), "peliharalah harta yang indah" (2Tim 1:14), "jadilah kuat oleh kasih karunia" (2Tim 2:1), "ikutlah menderita" (2Tim 2:3), "memberitakan perkataan kebenaran" (2Tim 2:15), "hindarilah" (2Tim 2:16), "jauhilah ... kejarlah" (2Tim 2:22), berhati-hatilah terhadap kemurtadan yang mendekat (2Tim 3:1-9), "tetap berpegang kepada kebenaran" (2Tim 3:14), "beritakanlah Firman" (2Tim 4:2), "lakukanlah pekerjaan pemberita Injil" (2Tim 4:5), "tunaikanlah tugas pelayananmu" (2Tim 4:5).
- (4) Tema yang berulang-ulang dari banyak nasihatnya adalah untuk berpegang pada iman (Yesus Kristus dan Injil asli dari rasul-rasul), jagalah iman itu dari pemutarbalikan dan kerusakan, menentang guru palsu, dan beritakan Injil yang benar dengan ketekunan yang teguh.
- (5) Kesaksian terakhir Paulus adalah suatu contoh yang mengharukan dari keberanian dan harapan ketika menghadapi mati syahid yang sudah pasti (2Tim 4:6-8).
Full Life: 2 Timotius (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(2Tim 1:1-4)
I. Pesan Paulus kepada Timotius
(2Tim 1:5-18)
A. Mengobarkan Karunia Allah
...
Garis Besar
- Pendahuluan
(2Tim 1:1-4) - I. Pesan Paulus kepada Timotius
(2Tim 1:5-18) - A. Mengobarkan Karunia Allah
(2Tim 1:5-7) - B. Bersedia Menderita untuk Injil
(2Tim 1:8-10) - C. Teladan Paulus
(2Tim 1:11-12) - D. Peganglah dan Pelihara Kebenaran
(2Tim 1:13-14) - E. Sahabat-sahabat Paulus di Roma yang Setia dan Tidak Setia
(2Tim 1:15-18) - II. Tuntutan-Tuntutan Terhadap Hamba Tuhan yang Setia
(2Tim 2:1-26) - A. Jadilah Kuat oleh Kasih Karunia
(2Tim 2:1) - B. Percayakan Berita kepada Orang yang Dapat Dipercayai
(2Tim 2:2) - C. Bertahan Dalam Kesukaran
(2Tim 2:3-7) - 1. Sebagai Prajurit yang Baik
(2Tim 2:3-4) - 2. Sebagai Olahragawan yang Berdisiplin
(2Tim 2:5) - 3. Sebagai Petani yang Bekerja Keras
(2Tim 2:6-7) - D. Mati dan Menderita dengan Yesus Kristus
(2Tim 2:8-13) - E. Hindarilah Soal-soal yang Bodoh dan Mempertahankan Injil Dalam
Cara yang Tidak Tercela
(2Tim 2:14-26) - III.Peningkatan Kejahatan Terakhir yang Mendekat
(2Tim 3:1-9) - IV. Ketekunan Dalam Kebenaran
(2Tim 3:10-17) - A. Yang Dipelajari dari Paulus
(2Tim 3:10-14) - B. Yang Dipelajari dari Alkitab
(2Tim 3:15-17) - V. Beritakanlah Firman Allah
(2Tim 4:1-5) - VI. Kesaksian dan Pengarahan Paulus
(2Tim 4:6-18) - A. Kesaksian Perpisahan Paulus
(2Tim 4:6-8) - B. Pengarahan Pribadi untuk Timotius
(2Tim 4:9-13) - C. Sebuah Kata Peringatan
(2Tim 4:14-15) - D. Keyakinan tentang Kesetiaan Allah
(2Tim 4:16-18) - Penutup
(2Tim 4:19-22)
Matthew Henry: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Surat yang kedua ini ditulis oleh Rasul Paulus kepada Timotius dari Roma, ketika ia menjadi tahanan di sana dan nyawanya sedang terancam. Itu te...
- Surat yang kedua ini ditulis oleh Rasul Paulus kepada Timotius dari Roma, ketika ia menjadi tahanan di sana dan nyawanya sedang terancam. Itu terlihat dari perkataan ini, “Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat” (4:6). Tampak bahwa waktunya untuk meninggalkan dunia ini, menurut perasaannya sendiri, tidaklah lama lagi, terutama mengingat orang-orang yang menganiayanya sudah begitu geram dan benci. Dan tampak bahwa ia sudah dibawa ke hadapan Kaisar Nero, yang disebutnya sebagai pembelaannya yang pertama, ketika tidak seorang pun membantu dia, tetapi semuanya meninggalkan dia (4:16). Para penafsir sependapat bahwa ini merupakan surat terakhir yang ditulis Rasul Paulus. Di mana Timotius berada ketika itu tidaklah pasti. Maksud dari surat ini agak berbeda dari surat sebelumnya, tidak menyangkut pekerjaannya sebagai pekabar Injil, melainkan lebih tentang pandangan dan perilakunya secara pribadi.
Galilah: 2 Timotius (Garis Besar)
Bibliografi
Arichea, D. C., & Hatton, H. A handbook on Paul’s letters to Timothy and to Titus. New York: United Bible Societies. 1995.
Ear...
Bibliografi
Arichea, D. C., & Hatton, H. A handbook on Paul’s letters to Timothy and to Titus. New York: United Bible Societies. 1995.
Earle, R. 2 Timothy. Dalam F. E. Gaebelein (Ed.), The Expositor’s Bible Commentary: Ephesians through Philemon, Grand Rapids, MI: Zondervan Publishing House. 1981
Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994.
Grudem, Wayne. Systematic Theology, IVP, Leicester, 1994.
Guthrie, D. Pastoral Epistles: An Introduction and Commentary. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1990.
Hiebert, D. Edmond. First Timothy, Moody, Chicago. 1957.
Knight, G. W. The Pastoral Epistles: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI; Carlisle, England: W.B. Eerdmans; Paternoster Press. 1992.
Lea, T. D., & Griffin, H. P. 1, 2 Timothy, Titus. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1992.
Lock, W. The Pastoral Epistles, International Critical Commentary, T&T Clark, Edinburgh, 1973.
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Metzger. Bruce. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994.
Mounce, W. D. Pastoral Epistles. Dallas: Word, Incorporated. 2000.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012
Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933.
Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis (Second Edition. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.
Spicq, Ceslas. The Theological Lexicon of the New Testament, Hendrickson, Massachusetts, 1994.
Stott, J. R. W. Guard the truth: the message of 1 Timothy & Titus. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1996.
Tenney, Merril C. New Testament Survey, IVP, Grand Rapids, 1961.
Van Neste, Ray 1 Timothy, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton. 2008.
Wallace, Daniel B. Greek Grammar Beyond the Basics. Zondervan, Grand Rapids, 1996.
Wenham, J.W. Elements of New Testament Greek. University Press, Cambridge. 1996.
Wood, D.R.W. dan Marshall, I. Howards (Ed)New Bible Dictionary 3rd ed. Leicester, England; Downers Grove, IL: InterVarsity Press.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.520 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
1
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina (supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisa makan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aorist Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 Banyak dari informasi di Pendahuluan persis sama dengan 1 Timotius, tetapi dipakai utuh di sini supaya tafsiran ini boleh berdiri sendiri.
2 Lihat pembahasan di Guthrie, D. Pastoral Epistles: An Introduction and Commentary. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1990. Jil. 14, hal. 19-68)
3 Ray Van Neste, 1 Timothy, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton. 2008.Hal. 2324.
4 Van Neste, Hal. 2321.
5 Guthrie, Hal. 50 & Mounce, W. D. Pastoral Epistles. Dallas: Word Incorporated. 2000. Jil. 46, Hal. Lviii.
6 https://en.wikipedia.org/wiki/Saint_Timothy
7 Lea, T. D., & Griffin, H. P. 1, 2 Timothy, Titus. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1992. Jil. 34, Hal. 52 . Lihat juga Mounce, Hal. Lviii.
8 Merril C. Tenney, New Testament Survey, IVP, Grand Rapids, 1961. Hal. 7-8
9 http://www.eyewitnesstohistory.com/christians.htm
10 http://www.unrv.com/government/roman-prisons.php
11 Knight, G. W. The Pastoral Epistles: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI; Carlisle, England: W.B. Eerdmans; Paternoster Press. 1992. Hal. 57.
12 Lea, T. D., & Griffin, Hal. 62.
13 Knight, Hal. 57.
14 Bagan ini digunakan juga di Galilah 1 Timotius.
15 Mounce, Hal. 5. Hanya 4 surat di mana dia tidak menggunakan sebutan Rasul – Filipi, 1&2 Tesalonika dan Filemon.
16 Knight, Hal. 363.
17 D. Edmund Hiebert, Everyman’s Bible Commentary Second Timothy, Moody Press, Chicago, 1958. Hal. 22-23
18 Guthrie, Hal. 137-138
19 Lea & Griffin, Hal. 64. Knight, Hal. 66.
20 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Penjelasan pada 1 Tim 1:3
21 Knight, Hal. 66.
22 Knight, Hal. 68.
23 Penjelasan diambil dari Galilah 1 Timotius, Karena sama.
24 Present Aktif Indikatif
25 Hiebert, Hal. 29.
26 Present Aktif Indikatif
27 Arichea & Hatton, Hal. 45.
28 Knight, Hal. 367.
29 Mounce, Hal. 469.
30 Perfek tense bicara masa kini, dengan arti sengaja. Lihat Mounce, Hal. 470.
31 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament, Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Lihat kata epipotheo.
32 Present Aktif Partisip
33 Knight, Hal. 368.
34 Guthrie, Hal. 141.
35 Knight, Hal. 369.
36 Perfek Pasif Indikatif
37 Mounce, Hal. 476.
38 Present Aktif Infinitif
39 Knight, Hal. 371.
40 Present Aktif Indikatif
41 MacArthur, Hal. 1875.
42 Mounce, Hal. 478.
43 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata deilia.
44 Knight, Hal. 371. Lihat juga Van Neste, Hal. 2338. # Ada Ahli-ahli lain yang menganggapnya bicara mengenai sikap manusia juga. Lihat Mounce, Hal. 477. Tetapi walaupun demikian, kita semua setuju bahwa kekuatan, kasih dan disiplin mental datangnya dari Allah.
45 Arichea & Hatton, Hal. 174.
46 Ibid, Hal. 174.
47 TB berbunyi tidak memperhatikan, tetapi kata melei lebih baik diterjemahkan mempedulikan. Lihat AYT – Tidak peduli dan BIS – Tidak mempedulikan.
48 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata sofronismos.
49 Hiebert, Hal. 36.
50 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata epaiskhynomai.
51 Knight, Hal. 372.
52 Mounce, Hal. 480.
53 http://www.eyewitnesstohistory.com/christians.htm
54 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 190.
55 Aoris Aktif Imperatif
56 Knight, Hal. 373.
57 Ibid, Hal. 373.
58 Semuanya Aoris Aktif/Pasif Partisip
59 Maksudnya hanya menjadi tersangkut dalam pertanyaan-pertanyaan mengenai peran Allah dan manusia, tanpa menerima kekuatan yang seharusnya menjadi milik kita karena sadar bahwa Allah yang memegang kita.
60 Datif pada kata sifat kudus boleh instrumental (dengan/melalui) atau minat (kepada). Knight Hal. 374.
61 Knight, Hal. 374. Mounce, Hal. 482. Lea & Griffin, Hal. 191. Dll.
62 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata prothesis.
63 Knight, Hal. 374.
64 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 179.
65 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata faneroo.
66 Mounce, Hal. 484.
67 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata epifaneia.
68 Ibid. Lihat kata katargeo.
69 Ibid, N. F. Lihat kata fotizo.
70 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tithemi.
71 Mounce, Hal. 92.
72 Ibid, Hal. 486.
73 Knight, Hal. 378.
74 Present Aktif Indikatif
75 Ibid, Hal. 378.
76 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata oida.
77 Perfek Aktif Indikatif.
78 Knight, Hal. 379.
79 Perfek Aktif Indikatif.
80 Ibid, Hal. 379.
81 Perfek Pasif Indikatif.
82 Mounce, Hal. 486.
83 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata dynatos.
84 ESV, NKJV, NASB, NIV, NRSV, NLT – Hanya versi-versi ini yang penulis lihat dan semua menulis able (mampu).
85 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 182.
86 Guthrie, Hal. 149.
87 Mounce, Hal. 489.
88 Present Aktif Imperatif.
89 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata hypotyposis. Lihat juga Knight, Hal. 381.
90 Aoris Aktif Indikatif.
91 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 184.
92 Ibid. Hal. 184.
93 Aoris Aktif Imperatif.
94 Mounce, Hal. 490.
95 Knight, Hal. 383.
96 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apostrefo.
97 Knight, Hal. 384.
98 Knight, Hal. 384
99 Aoris Aktif Optatif.
100 Lihat pembahasan di Mounce, Hal. 495.
101 Mounce, Hal. 495.
102 Guthrie, Hal. 154.
103 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata pollakis.
104 Ibid, lihat kata anapsikho.
105 Ibid, lihat kata halysis.
106 Mounce, Hal. 496.
107 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata spoudaios.
108 Knight, Hal. 385.
109 Knight, Hal. 387.
110 Ibid, Hal. 387.
111 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 189.
112 Mounce, Hal. 503.
113 Knight, Hal. 388.
114 Mounce, Hal. 503.
115 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata endynamoo.
116 Knight, Hal. 389.
117 Istilahnya instrumental (alat/sarana) Lihat J. W. Wenham, The Elements of New Testament Greek, Cambridge Press, Cambridge. 1965. Hal 46.
118 Knight, Hal. 390.
119 Mounce, Hal. 506.
120 Aoris Medium Imperatif
121 Future Medium Indikatif
122 Aoris Aktif Imperatif.
123 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata strateuo.
124 Knight, Hal. 393.
125 Present Pasif Indikatif.
126 Knight, Hal. 393.
127 Mounce, Hal. 510.
128 Knight, Hal. 394.
129 Guthrie, Hal. 158-159.
130 Knight, Hal. 394.
131 Artikel dipakai kalau orang tertentu dibicarakan, agak seperti petani itu. Menurut makna, si petani, atau seorang petani yang dimaksudkan.
132 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata georgos.
133 Mounce, Hal. 510.
134 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kopiao.
135 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 195.
136 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 205.
137 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata noeo.
138 Present Aktif Imperatif.
139 Future Aktif Indikatif.
140 Mounce, Hal. 511.
141 Knight, Hal. 396.
142 Present Aktif Imperatif.
143 Knight, Hal. 397.
144 Ibid, Hal. 397.
145 Perfek Pasif Partisip.
146 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 206.
147 Stott, J. R. W. Guard the Gospel the message of 2 Timothy. Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1973. Hal. 61–62.
148 Mounce, Hal. 513.
149 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata kakopatheo.
150 Present Aktif Indikatif.
151 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata mekhri.
152 Mounce, Hal. 513.
153 Knight, Hal. 398.
154 Perfek Pasif Indikatif.
155 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 207.
156 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 199.
157 Van Neste, Hal. 2339.
158 MacArthur, Hal. 1877.
159 Knight, Hal. 400.
160 Mounce, Hal. 514-515.
161 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata tygkhano.
162 Knight, Hal. 400.
163 Knight, Hal. 401-402.
164 Aoris Aktif Indikatif.
165 Future Aktif Indikatif.
166 Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 209-210.
167 Present Aktif Indikatif.
168 Future Aktif Indikatif.
169 Mounce, Hal. 517.
170 Future Medium Indikatif.
171 Knight, Hal. 405.
172 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata apneomai.
173 Knight, Hal. 405.
174 Mounce, Hal. 517.
175 Antara lain, John Stott, D. Edmund Hiebert, Walter Lock, John MacArthur, dll.
176 TB, BIS dan AYT menerjemahkannya tidak setia…setia.
177 Present Aktif Indikatif.
178 Aliran dari penjelasan ini terdapat di Knight, Hal. 407.
179 Present Aktif Indikatif.
180 Mounce, Hal. 518.
181 Guthrie, Hal. 163.
182 Knight, Hal. 409.
183 Knight, Hal. 410.
184 Present Aktif Imperatif.
185 Mounce, Hal. 523.
186 Present Medium Partisip.
187 Knight, Hal. 410.
188 Metzger, Bruce, A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal, 579.
189 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata logomakheo.
190 Ibid, lihat kata khresimos.
191 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata katastrofe.
192 Guthrie, Hal. 164.
193 Knight, Hal. 411.
194 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata spoudazo.
195 Aoris Aktif Imperatif.
196 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata paristemi.
197 Ibid, lihat kata dokimos
198 Friberg, Friberg & Miller, lihat kata anepaiskhyntos.
199 Ibid, lihat kata orthotomeo.
200 Mounce, Hal. 524-525.
201 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 206.
202 Knight, Hal. 412.
203 Present Medium Imperatif.
204 Friberg, Friberg & Miller, kata bebelos.
205 Knight, Hal. 413.
206 Mounce, Hal. 527.
207 Knight, Hal. 413.
208 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 208.
209 Mounce, Hal. 527.
210 Ibid, Hal. 528.
211 Perfek Aktif Infinitif
212 Knight, Hal. 414.
213 Friberg, Friberg & Miller, kata anatrepo.
214 Present Aktif Indikatif
215 Knight, Hal. 415.
216 Perfek Aktif Indikatif
217 Friberg, Friberg & Miller, kata ginosko.
218 Aoris Aktif Indikatif
219 Mounce, Hal. 529.
220 Present Aktif Partisip
221 Mounce, Hal. 529.
222 Friberg, Friberg & Miller, kata afistemi.
223 Aoris Aktif Imperatif
224 Mounce, Hal. 529.
225 Friberg, Friberg & Miller, kata megas.
226 Friberg, Friberg & Miller, kata skeuos.
227 Ibid, kata atimia.
228 Ibid, kata ekkathairo.
229 Future Medium Indikatif
230 Perfek Pasif Partisip
231 Friberg, Friberg & Miller, kata eukhrestos.
232 Perfek Pasif Partisip
233 Ibid, kata feugo.
234 Present Aktif Imperatif
235 Ibid, kata epithymia.
236 Present Aktif Imperatif
237 Knight, Hal. 421.
238 Ibid, Hal. 421.
239 Mounce, Hal. 533. Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 216. Lea, T. D., & Griffin, H. P. Hal. 220.
240 Friberg, Friberg & Miller, kata paraiteomai.
241 Present Medium Imperatif
242 Knight, Hal. 422.
243 Mounce, Hal. 534.
244 Present Aktif Indikatif
245 Knight, Hal. 422.
246 Friberg, Friberg & Miller, kata epios.
247 Mounce, Hal. 535.
248 Knight, Hal. 424.
249 Friberg, Friberg & Miller, kata prautes.
250 Ibid, kata antidiatithemi.
251 Van Neste, Hal. 2340.
252 Aoris Aktif Subjunktif. Lihat di bagian Apendiks.
253 Mounce, Hal. 537.
254 Friberg, Friberg & Miller, kata ananefo.
255 Knight, Hal. 425.
256 Perfek Pasif Partisip
257 Van Neste, Hal. 2341.
258 Present Aktif Imperatif
259 Future Medium Indikatif
260 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 221.
261 MacArthur, Hal. 1878.
262 Knight, Hal. 429.
263 Future Medium Indikatif
264 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 221.
265 Mounce, Hal. 545.
266 Kutipan terdapat di Mounce, Hal. 177.
267 Knight, Hal. 431.
268 Friberg, Friberg & Miller, kata alazon.
269 Ibid, kata hyperefanos.
270 Mounce, Hal. 545.
271 Friberg, Friberg & Miller, kata blasfemos.
272 Lihat Mounce, Knight, Guthrie, Arichea & Hatton, Lea, Griffin & Hayne, Stott, Robertston – Semua mengganggap artinya Penghina.
273 Friberg, Friberg & Miller, kata apeithes (tidak taat).
274 Ibid, kata akharistos.
275 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 222.
276 Friberg, Friberg & Miller, kata anosios.
277 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 223.
278 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 225.
279 Friberg, Friberg & Miller, kata diabolos.
280 Knight, Hal. 432.
281 Friberg, Friberg & Miller, kata akrates.
282 Mounce, Hal. 546.
283 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 223.
284 Mounce, Hal. 546.
285 Guthrie, Hal. 175.
286 Friberg, Friberg & Miller, kata propetes.
287 Ibid, kata tyfoo.
288 Present Aktif Partisip
289 Friberg, Friberg & Miller, kata morfosis.
290 Mounce, Hal. 547.
291 Perfek Medium Partisip
292 Friberg, Friberg & Miller, kata apotrepo.
293 Present Medium Imperatif
294 Van Neste, Hal. 2341.
295 Present Aktif Indikatif
296 Friberg, Friberg & Miller, kata endyno.
297 Penggunaan artikel dengan rumah-rumah, menandai rumah-rumah tertentu.
298 Mounce, Hal. 548.
299 Friberg, Friberg & Miller, kata aikhmalotizo.
300 Ibid, kata gynaikarion.
301 Ibid, kata soreuo.
302 Perfek Pasif Partisip
303 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 228.
304 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 225.
305 Present Pasif Partisip
306 Present Aktif Partisip
307 Friberg, Friberg & Miller, kata medepote.
308 TB, BIS dan AYT tidak menerjemahkannya. Boleh juga kalau begitu.
309 Guthrie, Hal. 176.
310 Present Medium Indikatif
311 Aoris Aktif Indikatif
312 Friberg, Friberg & Miller, kata kataftheiro.
313 Knight, Hal. 436.
314 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 227.
315 Knight, Hal. 436.
316 Mounce, Hal. 551.
317 Friberg, Friberg & Miller, kata prokopto.
318 Future Aktif Indikatif
319 Friberg, Friberg & Miller, kata anoia.
320 Future Medium Indikatif
321 Friberg, Friberg & Miller, kata ekdelos.
322 Mounce, Hal. 556.
323 Knight, Hal. 438.
324 Aoris Aktif Indikatif
325 Mounce, Hal. 556.
326 Knight, Hal. 439.
327 Friberg, Friberg & Miller, kata agoge.
328 Ibid, kata prothesis.
329 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 229.
330 Mounce, Hal. 557.
331 Mounce, Hal. 557.
332 Friberg, Friberg & Miller, kata hypomone.
333 Knight, Hal. 440.
334 Mounce, Hal. 558.
335 Knight, Hal. 440.
336 Guthrie, Hal. 179.
337 Friberg, Friberg & Miller, kata hypofero.
338 Ibid, kata ryomai.
339 Van Neste, Hal. 2341.
340 Mounce, Hal. 559.
341 Present Aktif Partisip
342 Knight, Hal. 440-441.
343 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 232.
344 Knight, Hal. 441.
345 Future Pasif Indikatif
346 Knight, Hal. 441.
347 Future Aktif Indikatif
348 Friberg, Friberg & Miller, kata planao.
349 Present Aktif Partisip
350 Present Pasif Partisip
351 Friberg, Friberg & Miller, kata meno.
352 Present Aktif Imperatif
353 Aoris Aktif Indikatif
354 Aoris Pasif Indikatif
355 Guthrie, Hal. 180.
356 Knight, Hal. 442-443.
357 Mounce, Hal. 563.
358 Aoris Aktif Indikatif
359 MacArthur, Hal. 1879.
360 Present Pasif Partisip
361 Knight, Hal. 444.
362 Ibid, Hal. 444.
363 Wallace, Hal. 313-314.
364 Knight, Hal. 449.
365 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 236.
366 Friberg, Friberg & Miller, kata elegmos.
367 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 237.
368 Mounce, Hal. 570.
369 MacArthur, Hal. 1880.
370 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 236.
371 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 237.
372 TB yang dikutip.
373 Kata eimi bersifat subjunktif. Hina sering dipakai dengan kata kerja subjunktif untuk menyatakan tujuan. Bentuk bahasa ini disebut Klausa Tujuan (Purpose Clause)
374 MacArthur, Hal. 1871.
375 Van Neste, Hal. 2334.
376 Penjelasan ini dikopi dan disesuaikan dari Galilah 1 Timotius 6:11.
377 Friberg, Friberg & Miller, kata artios.
378 Ibid, kata exartizo.
379 Perfek Pasif Partisip
380 Knight, Hal. 451.
381 Stott, Hal. 105.
382 Mounce, Hal. 571-572.
383 Ibid, Hal. 572.
384 Friberg, Friberg & Miller, kata enopion.
385 Knight, Hal. 452.
386 Friberg, Friberg & Miller, kata epifaneia.
387 Ibid, kata basileia
388 Knight, Hal. 453.
389 Aoris Aktif Imperatif. Lihat Mounce, Hal. 572-573 dan Wallace, Hal. 720-721.
390 Artikel anaphoric dipakai, yaitu bicarakan Firman tertentu dalam apa yang baru dibicarakan. Itu sebabnya diterjemahkan Firman Itu. Dijelaskan di Wallace, Hal. 220, 314.
391 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 242.
392 Van Neste, Hal. 2342.
393 Mounce, Hal. 573.
394 Friberg, Friberg & Miller, kata eukairos.
395 Ibid, kata elegkho.
396 Ibid, kata epitimao.
397 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 240.
398 Mounce, Hal. 574.
399 Knight, Hal. 454.
400 Future Medium Indikatif
401 Friberg, Friberg & Miller, kata anekho.
402 Mounce, Hal. 574-575.
403 Ibid, Hal. 575.
404 Future Aktif Indikatif
405 Knight, Hal. 455.
406 Mounce, Hal. 575.
407 Friberg, Friberg & Miller, kata apostrefo.
408 Knight, Hal. 456.
409 Future Aktif Indikatif
410 Artikel tidak ada dalam bahasa tetapi fungsinya agak seperti ini, atau itu, menyangkut sesuatu yang tertentu, bukan yang umum saja.
411 Knight, Hal. 456.
412 Friberg, Friberg & Miller, kata ektrepo.
413 Friberg, Friberg & Miller, kata nefo.
414 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 245.
415 Present Aktif Imperatif
416 Aoris Aktif Imperatif
417 Aoris Aktif Imperatif
418 Friberg, Friberg & Miller, kata pleroforeo.
419 Knight, Hal. 458.
420 Orang pertama, orang kedua dan orang ketiga adalah istilah gramatis menyangkut kata ganti orang. Kalau berbentuk tunggal, orang pertama adalah saya, orang kedua kamu/engkau, orang ketiga dia. Kalau jamak, orang pertama adalah kami/kita, orang kedua kamu/kalian dan orang ketiga mereka.
421 Knight, Hal. 458.
422 Present Pasif Indikatif
423 Robertson, penjelasan di 2 Tim 4:6.
424 MacArthur 1880.
425 Friberg, Friberg & Miller, kata analysis/analyo.
426 Mounce, Hal. 578.
427 Friberg, Friberg & Miller, kata afistemi.
428 Perfek Aktif Indikatif
429 Mounce, Hal. 579.
430 Friberg, Friberg & Miller, kata agonizomai.
431 Mounce, Hal. 579.
432 Knight, Hal. 459-460.
433 Artikel tidak ada dalam bahasa, tetapi fungsinya agak seperti ini, atau itu, menyangkut sesuatu yang tertentu, bukan yang umum saja.
434 D. Edmond Hiebert, Second Timothy, Moody Press, Chicago. 1958. Hal. 111.
435 Friberg, Friberg & Miller, kata tereo.
436 Ibid, kata loipos.
437 Ibid, kata apokeimai.
438 Earle, R. 2 Timothy. Dalam F. E. Gaebelein (Ed.), The Expositor’s Bible Commentary: Ephesians through Philemon, Grand Rapids, MI: Zondervan Publishing House. 1981. Jil. 11, Hal. 413.
439 Knight, Hal. 461. Robertson di 4:8 dan MacArthur, Hal. 1881.
440 Akan melepaskan bersifat masa depan, menyangkut keselamatan terakhir yang dijelaskan di Rom 8:23.
441 Stott, Hal. 114-115.
442 Future Aktif Indikatif
443 Mounce, Hal. 583.
444 Guthrie, Hal. 189.
445 Friberg, Friberg & Miller, kata agapao.
446 Perfek Aktif Indikatif
447 Aoris Aktif Imperatif
448 Knight, Hal. 464.
449 Mounce, Hal. 589.
450 Aoris Aktif Partisip
451 Hiebert, Hal. 116.
452 Mounce, Hal. 590.
453 Friberg, Friberg & Miller, kata egkataleipo.
454 Hiebert, Hal. 116.
455 Mounce, Hal. 590.
456 Knight, Hal. 465.
457 Mounce, Hal. 590.
458 Ibid, Hal. 590.
459 Present Aktif Indikatif.
460 Mungkin Gal 2:13 dianggap pengecualian, tetapi tidak demikian. Paulus tidak bermaksud menjelekkan namanya. Dia hanya menceritakan sesuatu yang terjadi. Apa yang dikatakan kepada Petrus lebih tajam di ayat 14, tetapi tentu tidak menyinggung, karena hal itu benar dan mengamankan Injil anugerah. Lihat 2 Pet 3:15.
461 Aoris Aktif Imperatif
462 Aoris Aktif Partisip
463 Aoris Pasif Partisip
464 Aoris Aktif Imperatif
465 Hal ini dijelaskan di Wallace, Hal. 640-645. Disebut Attendant Circumstance Participle (Partisip Keadaan Terkait). Partisip ini bergantung pada kata kerja lain.
466 Mounce, Hal. 591.
467 Lihat Epistolary Aorist (Aoris di Surat) di Wallace, Hal. 562-563.
468 Knight, Hal. 466.
469 Knight, Hal. 466.
470 Mounce, Hal. 592.
471 Knight, Hal. 476.
472 Mounce, Hal. 592.
473 (Bahasa Indonesia) TB, AYT, BIS. (Bahasa Inggris) ESV, NASB, NIV, NLT, NKJV.
474 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 251.
475 Van Neste, Hal. 2343.
476 Mounce, Hal. 593.
477 Knight, Hal. 467.
478 Mounce, Hal. 593.
479 Friberg, Friberg & Miller, kata apodidomi.
480 Future Aktif Indikatif
481 Knight, Hal. 467-468.
482 Present Medium Imperatif
483 Knight, Hal. 468.
484 Mounce, Hal. 594.
485 Aoris Aktif Indikatif
486 Lihat Mounce, Hal. 594.
487 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 255-256.
488 Knight, Hal. 469.
489 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 256.
490 Friberg, Friberg & Miller, kata logizomai.
491 Aoris Pasif Optatif
492 Friberg, Friberg & Miller, kata paristemi.
493 Mounce, Hal. 596.
494 Friberg, Friberg & Miller, kata kerygma.
495 Knight, Hal. 470.
496 Friberg, Friberg & Miller, kata pleroforeo.
497 Mounce, Hal. 596.
498 Guthrie, Hal. 195.
499 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 256.
500 Friberg, Friberg & Miller, kata ruomai.
501 Future Medium Indikatif
502 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 257.
503 Arichea, D. C., & Hatton, H. Hal. 256.
504 Future Aktif Indikatif
505 Lea, Griffin & Hayne, Hal. 257.
506 Friberg, Friberg & Miller, kata epouranios.
507 Friberg, Friberg & Miller, kata amen.
508 Mounce, Hal. 599.
509 Aoris Medium Imperatif
510 Knight, Hal. 475-476.
511 Friberg, Friberg & Miller, kata oikos.
512 Mounce, Hal. 600.
513 MacArthur, Hal. 1882.
514 Van Neste, Hal. 2343.
515 MacArthur, Hal. 1882.
516 Mounce, Hal. 601.
517 Knight, Hal. 477.
518 Mounce, Hal 601.
519 Knight, Hal. 478.
520 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat 2 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 2 Timotius
Oleh: Nama PenulisSimon Pyatt
Copyright © 20142019 Nama Penuli...
GALILAH
Surat 2 Timotius
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran 2 Timotius
Oleh: Nama PenulisSimon Pyatt
Copyright © 20142019 Nama PenulisSimon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Michael J. Wewengkang S.Th; MAPC, dan Bung Kecil.
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu orang dalam persiapan pelajaran/khotbah ataupun penerjemahan Firman Tuhan. Harap tidak dibacakan di jemaat, karena dimaksudkan menjadi bahan penelitian, bukan khotbah/pelajaran.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan literal yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, atau pun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan literal ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab menyangkut peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengerti Konteks Sejarah. Langkah ini meneliti budaya setempat, penanggalan kitab, peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Paling sering salah paham terjadi kalau orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini juga mengakibatkan banyak salah paham, bahkan salah doktrin, kalau menyangkut penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurut Konteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti sebuah ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, Dia ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus ada Penerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah dan tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan 2 Timotius1
Surat 2 Timotius adalah surat yang kedua dari kumpulan surat, yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dar...
Pendahuluan 2 Timotius1
Surat 2 Timotius adalah surat yang kedua dari kumpulan surat, yang disebut sebagai Surat-Surat Pastoral, yang terdiri dari 1 & 2 Timotius dan Titus. Surat-surat ini agak berbeda sifatnya daripada surat-surat lain, yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat.
Dari segi bahasa dan topik-topik yang muncul, jelas bahwa surat-surat ini bersifat sangat praktis, menyangkut pengaturan jemaat dan juga sangat akrab, karena Paulus bicara dengan dua orang yang dia anggap sebagai anak sungguhnya dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2, Tit 1:4). Surat-surat ini juga tidak terlalu menyinggung topik keselamatan, seperti yang lain, karena ditujukan kepada orang yang sudah lama melayani bersama rasul ini, dan sangat jelas mengerti Injil dan ajaran dasar.
Mulai pada tahun 1800an, perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan apakah memang Paulus yang menulisnya. Menurut penelitian akan argumentasi ‘ahli-ahli’ yang menganut pendapat tersebut, ‘bukti-bukti’ yang dipakai sangat rapuh dan sebenarnya bersumber dalam falsafah suatu gerakan pada waktu itu, yang meragukan keaslian dari banyak kitab. Namun demikian adalah sangat jelas dari sejarah bahwa memang Paulus yang menulisnya. Sampai abad yang kesembilan belas Masehi, tidak ada yang meragukan fakta ini. Jadi kurang masuk akal kalau orang mulai meragukannya pada 1800 tahun kemudian. Bahasa yang dipakai di surat ini sesuai dengan bahasa yang dipakai pada abad pertama dan sebelumnya di LXX (PL Bahasa Yunani). Doktrin sesat yang dikritik sesuai juga dengan apa yang dialami pada masa itu dan keakrabannya sesuai dengan hubungan yang jelas ada di antara Paulus dengan Timotius dan Titus. Jadi orang yang meragukan bahwa Paulus yang menulis surat ini, menolak sejarah yang tertulis di dalam Alkitab, menolak sejarah mengenai anggapan dari tokoh-tokoh sejarah gereja mula-mula dan juga mengabaikan bukti-bukti dari segi bahasa, yang jelas sesuai dengan masa itu.2
Seperti kita Lihat di Galilah 1 Timotius, surat tersebut ditulis oleh Paulus sesudah dia dibebaskan dari penjara pada tahun 62 Masehi.3 Menurut sejarah, sesudah dia dilepaskan, Paulus melayani dengan bebas selama beberapa tahun, baru dipenjarakan lagi di bawah kaisar Nero, lalu dibunuh beberapa waktu kemudian di sekitar tahun 64-67 Masehi.4 1 Timotius dan Titus ditulis pada waktu Paulus masih bebas, lalu 2 Timotius ditulis ketika dia sudah di penjara, dan kali ini, rupanya dia sudah tahu bahwa dia tidak lama lagi akan mati syahid. (2 Tim 4:6-8).
Paulus menulis kepada Timotius, yang sering disebut sebagai letnannya5 dan oleh Paulus sendiri dianggap sebagai anak sungguh yang kekasih dalam Kristus (1 Tim 1:2, 2 Tim 1:2). Supaya jelas, ada baiknya kalau kita melihat riwayat hidup Timotius di bagan waktu. Di surat pertama Timotius disebut mudah (1 Tim 4:12). Sebutan tersebut boleh dipakai sampai orang genap 30an tahun, jadi ahli-ahli Alkitab menganggap bahwa umurnya kira-kira 35 tahun pada waktu itu, yaitu 62-63 Masehi. Di surat yang kedua ini, dengan lewat beberapa tahun, dia mungkin 38-40 tahun. Memang sulit meneliti sejarah yang sudah ribuan tahu berlalu, jadi ada kemungkinan juga bahwa dia sedikit lebih muda.
Tahun | Umur | Peristiwa | Ayat |
45-46 | 18-19 | Menjadi percaya | Kis 14:6-23, 1Ti 1:2 |
49-51 | 22-24 | Bergabung dengan tim misi | Kis 16:1-3 |
50 | 23 | Dikirim ke Tesalonika | 1Tes 3:1-6 |
53-55 | 26-28 | Dikirim ke Korintus | 1Kor 4:17, 16:10-11 |
55 | 28 | Bersama Paulus dan Silas. | 2Kor 1:19 |
57 | 30 | Dengan Paulus lagi | Roma 16:21 |
62-63 | 35-36 | Pelayanan di Efesus | Filipi 1:1, 2:19-24, 1Tim 1:2-3 |
65-67 | 38-40 | Mengalami pergumulan | 2 Tim 1:6-7 |
69 | 42 | Dilepaskan dari penjara | Ib 13:23 |
97 | 70 | Dibunuh | Tradisi mengatakan bahwa Timotius dibunuh di Efesus waktu dia menantang orang-orang yang buat persembahan pada berhala. |
Kita lihat di Kisah Para Rasul bahwa ibunya Timotius adalah orang Yahudi, sedangkan ayahnya orang Yunani (Kis 16:1). Belum jelas apakah bapanya masih hidup pada waktu Timotius percaya, karena tidak disebut, tetapi ibunya dan neneknya berperan besar dalam pembentukannya, karena mengajar Perjanjian Lama kepadanya dan juga karena mereka adalah orang yang percaya Kristus (2 Tim 1:5, 3:15).
Sering dikatakan bahwa Timotius adalah seorang yang penakut, karena apa yang dikatakan Paulus kepadanya di 2 Tim 1:6-7. Sebenarnya, kalau melihat riwayat pelayanannya, anggapan ini sangat salah. Timotius ini, kemungkinan besar, menjadi percaya pada waktu Paulus pertama kali datang ke Listra, dalam perjalanan misi pertamanya (Kis 14:6-23). Lalu hanya beberapa tahun kemudian dia bersedia bergabung dengan tim misi, yang dalam perjalanan pertamanya, sudah dianiaya berulang-ulang (13:8, 45, 50, 14:5), sampai dilempari dengan batu (14:19). Apakah ini tindakan seorang penakut? Lalu ketika dia masih sangat mudah, dia siap diutus untuk menguatkan jemaat di Tesalonika dan tidak lama kemudian ke Korintus juga, tentu adalah suatu pelayanan yang sangat sulit. Tugasnya di Efesus adalah untuk menentang para pengajar sesat. Paulus yang mempercayakan tugas sangat sulit ini kepadanya, dan Paulus ini bukan orang yang mudah percaya orang lain, kalau mereka tidak berkomitmen (Kis 15:37-41). Kalau membaca di Ibrani, kita lihat bahwa Timotius dipenjarakan, tentu karena kesaksiannya dan menurut sejarah gereja, dia dilempari dengan batu sampai mati, karena dia berani menginjili sekelompok orang yang menyembah dewi Diana di Efesus.6 Orang ini bukan penakut!7 Kita lebih baik menganggap bahwa perkataan di 2 Timotius ini, menyangkut kelelahan/kejenuhan yang dialaminya, karena dia bertahun-tahun mengalami banting tulang pelayanan dan secara khusus banyak menentang pengajar-pengajar sesat di Efesus.
Suasana dari 2 Timotius sangat terpengaruh oleh keadaan Paulus. Seperti kita sudah perhatikan, Paulus dipenjarakan lagi, di bawah kaisar Nero dan kali ini tidak ada harapan bahwa dia mungkin dibebaskan. Dia Tahu dia tidak lama lagi akan dibunuh.
Kaisar Nero berkuasa pada tahun 54-68 Masehi. Pada awalnya dia memimpin dengan baik, tetapi oleh karena ibunya terus berupaya untuk menguasainya, Nero membunuh dia pada tahun 59. Makin lama makin tidak teratur kekaisarannya, sehingga pada tahun 64 Masehi, ketika ada kebakaran besar di kota Roma dan rakyat mau mempersalahkan Nero, dia mengalihkan tuduhan tersebut kepada umat Kristiani. Oleh karena orang percaya jauh berbeda dari orang Roma, ada kecurigaan yang muncul, sehingga tuduhan tersebut mudah dipercaya.8 Berdasarkan semuanya itu, Kaisar Nero mulai penganiayaan hebat terhadap orang percaya, di mana mereka diikat dalam kulit binatang, supaya diserang anjing liar, mereka disalibkan, bahkan ada yang dicelup dalam minyak dan digantung dan dibakar dalam kebun Nero pada malam hari, menjadi pelita-pelita baginya. Memang kejam dan makin gila kaisar ini!9
Nah, di tengah-tengah semuanya ini Paulus dan Petrus ditangkap dan akhirnya dibunuh. Paulus dan mungkin juga Petrus dibuang ke dalam satu penjara yang terkenal kejam, namanya penjara Mamertine. Letaknya 12 kaki di bawah tanah dan ukuran kamar tingginya 6 ½ kaki, lebarnya 22 kaki dan panjangnya 30 kaki. Penjara ini sangat gelap dan baunya buruk karena kotoran orang dan juga pipa kotoran kota lewat di samping dan ada pintu ke dalamnya, di mana orang yang mati boleh langsung dibuang ke dalam saluran kotoran kota! Orang yang ditahan di penjara ini, biasanya mati sendiri, atau kena hukuman mati.10
Membaca semuanya itu kita tidak heran melihat kesungguhan dan keurgenan Paulus. Kalau membaca 2 Timotius, orang paling merasakannya kalau membayangkan diri duduk di samping Paulus dalam tempat kecil, gelap dan berbau itu, dengan hanya ditemani Lukas, karena yang lain melarikan diri, atau melayani di tempat yang jauh. Lalu bayangkan air matanya ketika dia mengingat muka Timotius, yang dia kasihi sebagai anak sungguh. Bayangkan rasa gelisah di hatinya, karena dia tahu Timotius ini sudah bertahun-tahun diserang oleh pengajar-pengajar sesat, sehingga sekarang di menjadi jenuh dalam pelayanan. Bayangkan juga perasaan Paulus mengingat bahwa dia tidak lama lagi hilang kesempatan untuk membimbing Timotius. Itulah konteksnya 2 Timotius! Surat ini bersifat pribadi kepada Timotius dan tidak seperti surat pertamanya, karena tidak banyak menyangkut pengaturan gereja, atau pengajar-pengajar sesat. Paulus mau memberi pesan-pesan terakhir kepada anak rohaninya yang kekasih, untuk membangun, membangkitkan dan menguatkannya.
Bagi seorang pelayan Tuhan, surat ini menjadi alat perawatan yang sangat berguna, karena kadang-kadang kita semua perlu mengobarkan kembali karunia yang ada pada kita.
Jerusalem: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT KEDUA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Dari surat ini, 1:8; 1:16-17 dan 2:9 tjukup njata bahwa ia ditulis dalam
pendjara,jaitu dalam ...
SURAT KEDUA RASUL PAULUS KEPADA TIMOTEUS
KATA PENGANTAR
Dari surat ini, 1:8; 1:16-17 dan 2:9 tjukup njata bahwa ia ditulis dalam pendjara,jaitu dalam tahanan Paulus jang kedua di Roma. Tahanan ini djauh lebih berat dari jang pertama, dan Paulus jakin, bahwa ia akan diachiri dengan tumpahan darahnja sebagai kurban kepada Allah (4:6). Bdl. lagi Pil. 2:17 dan surat ini 4:7-8 dan 18. Surat ini djauh lebih bersifat pribadi daripada jang pertama. Tentang urusan-urusan dalam umat seperti pemimpinan umat-umat tidak dibitjarakan lagi. Hanja lagi tentang pemberantasan aliran adjaran-adjaran dan kesalehan jang tidak sehat dan jang menjimpang dari adjaran dan tjita-tjita Indjil. Kesan-kesan jang kita peroleh, ialah bahwa surat ini hampir melulu dimaksudkan untuk menabahkan hati (1:4) Timoteus, jang gelisah sebab Paulus ditangkap dan dalam tahanan kembali, dan oleh kesulitan-kesulitan jang dihadapinja dalam pekerdjaan-pekerdjaan di, Efesus. Ia rupanja kurang bersemangat untuk berdjuang, segan-segan berbitjara dan takut-takut terhadap pengadjar-pengadjar palsu, bimbang-bimbang dan kurang tegas dalam bertindak. Memang tubuhnja lemah dan banjak sakit. Paulus mengingatkannja akan rahmat Tuhan jang memberi pengertian dan memperkuat, akan penderitaan-penderitaan dan kurban Kristus bagi penielamatan dunia, dan djuga akan pendirian dan sikap serta semangat berkurban dirinja sendiri, sebagai pengikut dan pedjuang Kristus.
Achirnja Paulus minta supaja Timoteus selekas mungkin datang ke Roma, dan memberitakan bahwa ia telah menentukan wakil-wakilnja untuk beberapa wilajah: Tichikus sebagai pengganti Timoteus untuk Efesus, Krescens ke Galatia, Titus ke Dalmatia, dan menurut Tit. 3:12 Artemas untuk Kreta.
TFTWMS: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) "Setialah Sampai Mati" (2 Timotius 4:8)
Apakah kita mengasihi kedatangan Tuhan yang kedua, atau apakah kita takut akan hal itu? Andaikan Tu...
"Setialah Sampai Mati" (2 Timotius 4:8)
Apakah kita mengasihi kedatangan Tuhan yang kedua, atau apakah kita takut akan hal itu? Andaikan Tuhan menampakkan diri sekarang ini, apakah kita akan dipenuhi dengan kegirangan atau ketakutan?127Satu-satunya cara untuk mengasihi penampakan-Nya adalah dengan siap untuk itu. Yesus memberitahu kita caranya: "Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan" (Why. 2:10). Ayat tersebut tidak mengatakan "tanpa cacat," tapi "setia."128Semoga Ia membantu kita semua untuk setia kepada Dia sehingga kita dapat menantikan kedatangan-Nya kembali dengan segenap kekuatan kita.
Menghadapi Maut Tanpa Takut (2 Timotius 4:8)
Betapa mudahnya bagi kita melupakan ketidakpastian masa depan gereja pada saat Paulus menulis surat-suratnya! Hambatan banyak sekali. Di dalam gereja ada guru-guru palsu dan para pendengar yang plin-plan. Di luar, ada kekuatan penuh Kekaisaran Romawi yang hebat yang diarahkan untuk melawan umat Kristen. Orang yang lebih lemah daripada Paulus mungkin telah mengangkat tangannya dan berkata, "Situasinya tanpa harapan!" Paulus tidak melakukan itu. Sebaliknya, ia memiliki keyakinan bahwa Timotius akan memberitakan Firman dan menyebarkannya kepada orang lain. Kita dapat bersyukur bahwa Timotius berani menghadapi tantangan tersebut. Akibatnya, ratusan tahun kemudian, kita masih membaca Firman itu dan gereja Tuhan masih menyembah dan aktif berkarya di banyak tempat di seluruh dunia.
Karena percaya kepada Timotius dan memiliki iman kepada Allah, Paulus dapat menghadapi maut tanpa takut. Ketika memikirkan sikap positif Paulus terhadap kematian—dan sikap yang seharusnya kita miliki—saya teringat akan baris-baris penutup dari puisi "Thanatopsis":
Jadi hiduplah, sehingga ketika engkau dipanggil untuk bergabung Dengan karavan yang tak terhitung banyaknya, yang bergerak Ke alam misterius itu, di mana masing-masing akan memasuki Kamarnya di ruang kematian yang sunyi, Engkau tidak pergi, seperti budak tambang di malam hari, Didera ke ruang bawah tanahnya, tapi, bertahan dan tenang Dengan kepercayaan yang kokoh, hampirilah kuburanmu, Seperti orang yang membungkus kain sofanya Dekat dia, dan berbaring untuk mimpi yang menyenangkan.129
"Siap Sedialah" (2 Timotius 4: 8)
Orang Kristen perlu diingatkan bahwa para penginjil yang setia sedang mendapatkan upah mereka setiap hari, dan yang lainnya harus siap menggantikan tempat mereka. Saling mendorong satu sama lain untuk memenuhi tantangan itu.
Setengah orang-orang yang pernah hidup masih hidup sekarang ini, dan kebanyakan dari mereka tidak mengenal Kristus.… Mungkin tidak nyaman untuk membela Kristus atau untuk memberitahu orang lain tentang kasih-Nya, tapi memberitakan Firman Allah adalah tanggung jawab paling penting yang pernah diberikan kepada gereja dan para anggotanya.130
Mereka yang bukan orang Kristen perlu diingatkan bahwa, walaupun kita tidak suka memikirkannya, kematian menghampiri semua orang (Ibr. 9:27) seperti yang terjadi pada Paulus. Untuk memiliki sikap Paulus terhadap kematian, orang harus siap untuk itu. Untuk siap, orang harus datang kepada Kristus melalui iman, pertobatan, dan baptisan (Mrk. 16:16; Kisah 2:38), dan kemudian tetap setia (Why. 2:10). McInteer mengatakannya seperti ini: "Tuhan tidak ada di masa depan seseorang kecuali Ia pernah berada di masa kini orang itu."131
TFTWMS: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) SERUAN UNTUK MENYELESAIKAN TUGAS PELAYANAN (2 TIMOTIUS 4)
"Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pe...
SERUAN UNTUK MENYELESAIKAN TUGAS PELAYANAN (2 TIMOTIUS 4)
"Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!" (2Timotius 4:5).
Ketika pencetus standar seperti Paulus (1Korintus 11:1) mengetahui hidupnya sedang mendekati tahap akhir menuju kekekalan, keinginannya untuk mengisi setiap perkataan dengan kuasa semakin menghebat. Paulus sudah tentu memiliki rasa tanggung jawab yang khusus seraya ia tiba pada kesimpulan suratnya.
Pasal 4 dimulai dengan suatu perintah, dan Paulus memberi beberapa alasan bagi perintah itu (2 Tim. 4:1-8). Dengan perasaan yang memuncak sebab akhir hidupnya sudah dekat, ia ingin sekali Timotius yang ia kasihi berada dekat dengan dia (2 Tim. 4:9-13). Namun demikian, iman yang menggelora dari prajurit salib yang sudah tua inilah yang menang. Paulus ingin sekali Timotius menyadari bahwa keyakinannya tetap tinggi bahkan dalam saat-saat krisis ini. Di sini Paulus memberikan salah satu ungkapan kemenangan yang sangat sarat makna di tengah-tengah kemalangan yang selalu hadir (4:18). Perkataan terakhir yang sarat makna dalam pasal 4 berisi nama-nama orang dan beberapa himbauan yang tentunya sudah sangat menyentuh perasaan Timotius (2 Tim. 4:19-22).
TFTWMS: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) 2 TIMOTIUS 4
"BERITAKANLAH FIRMAN"
Paulus memberi Timotius banyak "perintah" di sepanjang dua suratnya kepada dia (misalnya, 1 T...
2 TIMOTIUS 4
"BERITAKANLAH FIRMAN"
Paulus memberi Timotius banyak "perintah" di sepanjang dua suratnya kepada dia (misalnya, 1 Tim. 5:21; 6:13; 2 Tim. 2:14). Dalam 4:1, 2, kita menemukan perintah klimaksnya. Perintah itu memiliki penerapan khusus bagi para pengkhotbah; namun dalam 4:8, Paulus memasukkan semua orang Kristen, jadi terdapat pelajaran untuk semua orang.
Mengenai 2 Timotius pasal 4, Donald Guthrie menulis, Pasal penutup itu penuh keberanian dan menyentuh perasaan. Iman Paulus bersinar namun ada juga kesedihan karena hanya Lukas yang bersama dia. Itu merupakan klimaks yang cocok bagi kehidupan rasul yang hebat itu dan telah menjadi inspirasi bagi generasi-generasi Kristen sejak saat itu.1
Bagian surat Paulus itu dipenuhi dengan kekuatan dan emosi. Timotius mungkin tidak dapat membaca bagian itu tanpa meneteskan banyak air mata. Pasal ini dapat dibagi menjadi empat bagian: perintah kepada Timotius (4:1-5); kesimpulan isi surat itu (4:6-8); beberapa catatan pribadi kepada Timotius (4:9-15); dan komentar penutup Paulus (4:16-22).
TFTWMS: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) RINGKASAN (2 TIMOTIUS 4)
Maka berakhirlah surat yang penting ini, yang dipenuhi dengan perasaan, yang berdenyut dengan pelbagai permohonan pribadi, d...
RINGKASAN (2 TIMOTIUS 4)
Maka berakhirlah surat yang penting ini, yang dipenuhi dengan perasaan, yang berdenyut dengan pelbagai permohonan pribadi, dan yang terjalin dengan pelbagai perintah untuk iman dan kesetiaan. Albert Barnes menyatakan,
Ini bisa dianggap sebagai nasihat menjelang ajal kepada orang yang baru saja masuk ke dalam kehidupan pelayanan dari rasul yang paling terkenal. Kita harus membacanya dengan minat yang setara dengan kita membaca kata-kata terakhir dari orang yang hebat dan baik.… Kita merasa bahwa, karena punya sedikit waktu untuk mengungkapkan kehendaknya, ia akan memilih pelbagai topik yang terletak paling dekat dengan hatinya, dan selanjutnya ia akan mempertimbangkan yang paling penting. Tidak ada tempat yang lebih menarik dimana kita bisa ditempatkan, selain ketika kita duduk di kaki orang seperti itu, dan menyimak nasihat-nasihatnya sebelum kepergiannya. Oleh sebab itu, surat ini sangat berharga bagi seorang pelayan injil muda; bagi siapa saja dan bagi setiap orang Kristen, masalah yang sudah pasti menarik adalah menyimak kata-kata terakhir dari rasul yang agung ini untuk orang non-Yahudi, dan merenungkan kesaksian tertulisnya yang terakhir dalam mendukung agama itu dengan [pemberitaan injil] yang untuknya ia sudah mencurahkan segala talentanya dan hidupnya.48
Dengan begitu, yang penting di sini bukan hanya apa yang sudah ditulis, tetapi juga orang yang menulisnya. Tidak heran ia berkata agar kita meniru dia seperti ia meniru Kristus (1Korintus 11:1). Sebagaimana Yesus membuat Golgota yang tandus menyala dengan kemuliaan, maka Paulus mengubah penjara yang gelap di Roma menjadi sel perayaan untuk keyakinan, keberanian, dan kemenangan!
Dengan hati yang suci dan berita terilham untuk umat Kristen, Paulus menuliskan kata-kata penutup ini kepada Timotius, meminta ketabahan yang berani di tengah-tengah pelbagai pencobaan dan ujian atas kehidupan yang saleh. Kehidupannya yang menakjubkan mengalahkan tulisannya, menekankan setiap baris tulisan itu dengan teladan yang menggema!
TFTWMS: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) Pendekatan Lain Terhadap (4:1-8)
Sebuah pelajaran tentang 4:1-8 dapat dikembangkan dan diberi judul "Perpisahan Paulus":
I. PERINTAH YANG...
Pendekatan Lain Terhadap (4:1-8)
Sebuah pelajaran tentang 4:1-8 dapat dikembangkan dan diberi judul "Perpisahan Paulus":
Paul Southern menjudulkan sebuah khotbah tentang 2 Timotius 4:1-8 "Perpisahan Seorang Prajurit Tua."119Ia memulai dengan tulisan yang terkenal "Prajurit tua tidak pernah mati, mereka hanya perlahan-lahan lenyap."120
TFTWMS: 2 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Muncul (Yun.: epiphaneia)-suatu istilah "yang secara khusus digunakan dalam kaitannya dengan Kaisar Romawi. Kenaikannya ke at...
Catatan Akhir:
- 1 Muncul (Yun.: epiphaneia)-suatu istilah "yang secara khusus digunakan dalam kaitannya dengan Kaisar Romawi. Kenaikannya ke atas takhta Kekaisaran merupakan epiphaneia-nya; dan secara khusus-dan ini merupakan latar belakang dari pemikiran Paulus di sini-digunakan untuk suatu kunjungan oleh Kaisar ke provinsi atau kota mana saja" (William Barclay, The Letters to Timothy, Titus and Philemon, The Daily Study Bible Series, rev. ed. [Philadelphia: Westminster Press, 1960], 233).
- 2 Ibid.
- 3 Alfred Marshall, The R.S.V. Interlinear Greek-English New Testament (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1970), 842.
- 4 Memberitakan (Yun.: keroxon)-menjadi "pemberita atau penyeru umum … memberitahukan secara umum, menerbitkan … Mat. 10:27 … Luk. 12:3; Kisah 10:42 … [Secara khusus] memberitakan kebenaran agama. Injil dengan segala kewajiban dan hak istimewanya … 1Pet. 3:19 … Kisah 20:35; 28:31 … 1Kor. 9:27 … Kol. 1:23 … 2Tim. 4:2" (Edward Robinson, A Greek & English Lexicon of the New Testament [New York: Harper & Brothers, 1863], 398-99).
- 5 Siap sedia (Yun.: epistethi)-"berdiri teguh dengan, … seketika, menekan, sungguh-sungguh … menjadi dekat … 2Tim. 4:6" (Robinson, 310).
- 6 Menyatakan apa yang salah (Yun.: elegxon )-"membawa kepada terang, membeberkan, Tit. 2:15 … memperlihatkan, membuktikan … menyalahkan atau meyakinkan seseorang … mengoreksi … 2Tim. 4:2.…"(Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 2d ed., rev. William F. Arndt and F. Wilbur Gingrich [Chicago: University of Chicago Press, 1957], 248-49).
- 7 Menegor (Yun.: epitimeson)- "memarahi, mengecam, juga bicara secara serius, peringatan dengan maksud mencegah suatu tindakan … Mat. 12:16; 16:20; 20:31; Luk. 18:39 … menghukum" (Arndt and Gingrich, 303); "… mengadili, menghadiahi … dalam pengertian hukuman yang layak … menuduh dengan kesalahan, penilaian, cacian … mengecam dengan keras… menuduh seseorang dengan kesalahan … mengingatkan atau menuduh dengan pedas … Mat. 16:22 … Mrk. 8:30" (C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph H. Thayer [Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1901; reprinted., Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977], 245).
- 8 Menasihati (Yun.: parakaleson )-"panggilan ke sisi seseorang … mengundang … seseorang … memohon … meminta, mendorong, mendesak, menganjurkan … 2Kor. 5:20 … 1Tmi. 2:1 … 2Tim. 4:2; Tit. 1:9; Ibr. 10:25; 1Pet. 5:12.…" (Arndt and Gingrich, 622-23).
- 9 Menerima (Yun.: anechomai atau enecho )- "menanggung dengan, mendirikan dengan … segala penganiayaan yang kamu derita … 2Tes. 1:4 … kalau kami dianiaya kami menerimanya, 1Kor. 4:12 … sebab kamu sabar saja, 2Kor. 11:4 … memikul, dalam pengertian mendengarkan atau menyimak dengan rela hati … Ibr. 13:22 … 2Tim. 4:3 … menerima suatu keluhan … Kisah 18:14" (Arndt and Gingrich, 65).
- 10 Mengumpulkan (Yun.: episoreuo)-"menumpuk, mengumpulkan dalam tumpukan, … memilih untuk diri mereka sendiri dan mencari banyak sekali guru-guru, 2Tim. 4:3" (Thayer, 244).
- 11 Ronald A. Ward, A Commentary on 1 and 2 Timothy & Titus (Waco, Tex.: Word Books, 1974), 207.
- 12 "Kursi musik" merupakan suatu permainan dalam pesta anak-anak dimana anak-anak berjalan mengelilingi beberapa kursi sambil musik dimainkan. Ketika musik berhenti, semua anak berebutan untuk duduk. Siapa saja yang tetap berdiri sebab semua kursi sudah diduduki akan dikeluarkan dari permainan itu. Ungkapan "memainkan 'kursi musik'" sudah menjadi kiasan untuk tukar tempat.
- 13 Memuaskan keinginan telinganya (Yun.: knetho)-Bentuk middle voice di sini menekankan adanya keinginan. Mereka mengatur ini untuk menggelitik atau memuaskan telinga mereka sendiri . Benar-benar egois hingga ke intinya! Knetho artinya "menggores, menggelitik, membuat gatal … keinginan untuk mendengarkan sesuatu yang menyenangkan … 2Tim. 4:3" (Thayer, 351); "[secara kiasan,] tentang keingintahuan, yang mencari potongan-potongan informasi yang menarik dan tidak senonoh. Rasa gatal itu dihilangkan oleh berita dari guru-guru baru" (Arndt and Gingrich, 438).
- 14 Memalingkan (Yun.: apostrepho)-"menghilangkan apa saja dari siapa saja, Rom. 11:26 … semata-mata, menjauhkan dia dari kesetiaan kepada siapa saja, upaya untuk membelot … Luk. 23:14 … Tit. 1:14; dalam pengertian melarikan diri dari tugas … 2Tim. 1:15" (Thayer, 68).
- 15 Membuka (Yun.: esontai )-Bentuk passive menunjukkan bahwa orang-orang ini mengizinkan hal itu terjadi ke atas mereka dari beberapa sumber luar. Seperti ternak yang berjalan tanpa tujuan, seruan sampai kepada mereka, dan mereka membiarkan diri mereka dipikat oleh mitos daripada oleh berita dari sang Tuan! Ektrepo artinya: "berputar atau terpelintir ke luar … terlepas … meletakkan di luar tempatnya … tersesat … 1Tim. 1:6 … 2Tim. 4:4 … berpaling dari seseorang dengan maksud mengikuti orang lain, 1Tim. 5:15" (Thayer, 200).
- 16 Dongeng-dongeng (Yun.: muthos)-suatu "legenda, … dongeng-dongeng yang diciptakan secara cerdik, 2Pet. 1:16 … Tit. 1:14 … dongeng nenek-nenek tua, 1Tim. 4:7" (Arndt and Gingrich, 530-31); "… fiksi … sebuah penemuan, kebohongan … 1Tim. 1:4; 4:7; 2Tim. 4:4; Tit. 1:14" (Thayer, 419).
- 17 Kuasai diri (Yun.: nephe)-Dalam ayat ini tidak ada pilihan. Setiap tahapan adalah suatu keharusan bagi penginjil yang setia. Istilah nepho artinya bersikap "bijaksana … kalem dan tenang dalam sifat; berkepala dingin, tidak memihak, sangat berhati-hati: 1Tes. 5:6, 8; 2Tim. 4:5, 1Pet. 1:13; 5:8" (Thayer, 425); "… bebas [dari] setiap nafsu, ketergesa-gesaan, kebingungan, … stabil dan tenang, kendali diri … melakukan pengekangan diri, untuk membantu berdoa, 1Pet. 4:7" (Arndt and Gingrich, 540).
- 18 Sabar (Yun.: kakopatheson)- "menderita kesialan … menanggung kesusahan dengan sabar … 2Tim. 4:5" (Arndt and Gingrich, 398); "… menderita (menahan) kejahatan (kesusahan, persoalan); dianiaya: 2Tim. 2:9; Yak. 5:13; 2Tim. 2:3" (Thayer, 320).
- 19 Pemberita injil (Yun.: euaggelistes)-"… pemberita injil, Efe. 4:11 … Kisah 2:18 … 2Tim. 4:5" (Arndt and Gingrich, 318).
- 20 Ward, 209.
- 21 Menunaikan (Yun.: plerophoreson)-" mendukung atau membawa secara penuh … menunaikan pelayanan dalam segala hal, 2Tim. 4:5 … diyakinkan atau dijamin secara penuh" (Thayer, 517).
- 22 Dicurahkan (Yun.: spendomai)- Bentuk passive menyatakan bahwa Paulus tidak sedang memulai pencurahan ini. Pencurahan itu merupakan tindakan yang menimpa Paulus dari sumber luar. Speudo artinya "menawarkan untuk menuangkan minuman atau persembahan minuman … tentang rasul yang hampir akan dipersembahkan, mencurahkan darahnya sebagai suatu korban, 2Tim. 4:6; Fil. 2:17" (Arndt and Gingrich, 769).
- 23 Barclay, 240.
- 24 Pertandingan (Yun.: agon)-Suatu "kontes atletik … Ibr. 12:1 … berjuang, bertanding … tentang penderitaan demi injil, Fil. 1:30 dan perjuangan di dalam pelayanannya … di bawah ketegangan yang berat sekali atau di hadapan perlawanan yang hebat sekali, 1Tes. 2:2…1Tim. 6:12; 2Tim. 4:7 … perhatian, keperdulian … Kol. 2:1" (Arndt and Gingrich, 14).
- 25 Tersedia (Yun.: apokeitai )-"merapikan, menyimpan … disimpan atau pasti bagi seseorang, orang yang ditetapkan" (Arndt and Gingrich, 92).
- 26 Upah (Yun.: apodidomi)-"menghadiahkan … membagikan … menunaikan suatu tugas kepada seseorang, 1Kor. 7:3 … menyediakan, hadiah, membalas … Mat. 6:4, 6, 18 … 2Tim. 4:14; Rom. 12:17 … 1Tim. 5:4" (Arndt and Gingrich, 90); "… melunasi, pelepasan, apa yang jadi haknya … menjadi seri, imbalan jasa, dalam pengertian baik atau jelek … Rom. 2:6; 2Tim. 4:8, 14; Why. 18:6; 22:12.…" (Thayer, 60, 61).
- 27 Adil (Yun.: dekaios)-karakteristik "melaksanakan hukum ilahi dan manusia; orang yang sedemikian rupa menjadi seharusnya dia … jujur … berbudi luhur, melaksanakan perintah Allah … tidak bersalah, sempurna, tak bersalah … Mat. 27:19, 24 … Yoh. 1:14 … 1Pet. 3:18; 1Yoh. 2:1 … direstui Allah …t entang Kristus, 2Tim. 4:8…2Tes. 1:5" (Thayer, 148-49).
- 28 Berusahalah (Yun.: spoudason)-"bergegas, terburu-buru … Kisah 20:16 … pergi secepat mungkin … Kisah 22:18.…" (Arndt and Gingrich, 769). Kamus memberi acuan ini di bawah kata spoudazo, yang juga mencantumkan 2Tim. 4:9, 21; Tit. 3:12.; Gal. 2:10; Efe. 4:3; 1Tes. 2:17; 2Tim. 2:15; dll. (Arndt and Gingrich, 771). Bentuk imperative di sini bisa jadi suatu permintaan, namun kata itu mengandung konotasi "Timotius, kamu harus datang."
- 29 Segera (Yun.: tacheos)-"sekarang juga, tanpa menunda, segera 2Tim. 4:9 … 1Tim. 3:14; Ibr. 13:23 … secepat mungkin … Kisah 17:15" (Arndt and Gingrich, 814). Dengan menambahkan kata "segera" terhadap "berusahalah," pada dasarnya Paulus sedang mengatakan kepada Timotius, "cepat-cepatlah!"
- 30 Barclay, 244.
- 31 William Hendriksen, A Commentary on 1 and 2 Timothy and Titus (London: The Banner of Truth Trust, 1964), 320.
- 32 Ibid.
- 33 Penting [berguna] Yun.: euchrestos)-bersifat "mudah digunakan, berguna, menguntungkan, 2Tim. 2:21; 4:11; Filem. 11" (Robinson, 309).
- 34 Menghibur (Yun.: paraklesis)- suatu "himbauan, permohonan, permohonan yang sangat mendesak, 2Kor. 8:4 … nasihat, teguran, dorongan; Kisah 15:31 … 1Kor. 14:3; 2Kor. 8:17; Fil. 2:1; 1Tim. 4:13; Ibr. 12:5 …13:22 … penghiburan, menyenangkan, pelipur lara: 2Kor. 1:4-7… ceramah yang meyakinkan, pidato yang menggugah … ceramah berisi dorongan yang sangat kuat: Rom. 12:8 … Kisah 18:15 … orang yang punya talenta mengajar, menasihati, meyakinkan, Kisah 4:36…1Tes. 2:3" (Thayer, 483).
- 35 Kitab (Yun.: biblion)-"buku kecil … Luk. 4:17, 20; Yoh. 20:30; Gal. 3:10; 2Tim. 4:13 … dokumen tertulis … Mat. 19:7 … daftar orang-orang yang Allah telah tetapkan kepada keselamatan kekal: Why. 13:8…17:8; 20:12; 21:27" (Thayer, 101-2).
- 36 Perkamen Yun.: membrana)-suatu "selaput, kulit, perkamen, 2Tim. 4:13" (Robinson, 450).
- 37 Barclay, 252.
- 38 Tentang siapakah Aleksander ini, William Hendriksen menulis sebagai berikut: "Namanya sangat pasaran seperti halnya nama Brown, Jones, atau Smith di zaman kini (Mrk 15:21; Kisah 4:6; 19:33, 34; 1Tim. 1:19, 20; 2Tim. 4:14, kemungkinan berisi lima Aleksander yang berbeda). Dari konteksnya akan terlihat bahwa Aleksander ini tinggal di Roma; maka kuatlah alasan ini bahwa di Romalah ia secara khusus bisa menentang Paulus, yang juga berada di kota itu. Kini jika kesimpulan itu benar, maka kemungkinan besar ia harus jangan disamakan dengan Aleksander yang disebut dalam 1Tim. 1:20 maupun dengan orang yang diacukan oleh Kisah 19:33, sebab kedua Aleksander itu tinggal di wilayah Efesus" (Hendriksen, 324).
- 39 Berbuat (Yun.: enedeixato)-"memperlihatkan, mendemonstrasikan, membuktikan, baik lewat argumentasi atau tindakan: … Rom. 9:22 … Efe. 2:7 … Tit. 2:10; 3:2; Ibr. 6:11 … 1Tim. 1:16 … menyatakan, memamerkan … 2Tim. 4:14; Kej. 1:15,17" (Thayer, 213).
- 40 Kejahatan (Yun.: kakos)-"… buruk … tentang sifat yang buruk … tentang cara berpikir, perasaan, sikap; dasar, salah, jahat … Mat. 21:41 … Fil. 3:2; Why. 2:2 … Kol. 3:5 … kejahatan, … apa yang bertentangan dengan hukum … Rom. 1:30; 1Kor. 10:6; 1Tim. 6:10 … menyusahkan, berbahaya, jahat, bersifat merusak … Tit. 1:12" (Thayer, 320).
- 41 Hendriksen, 325.
- 42 Menguatkan (Yun.: endunamoo )-"… membuat kuat, dilengkapi dengan kekuatan … Fil. 4:13; 1Tim. 1:12; 2Tim. 4:17 … secara pasif, menerima kekuatan … bertambah dalam kekuatan: Kisah 9:22 … 2Tim. 2:1 … dalam kesatuan dengan Tuhan, Efe. 6:10" (Thayer, 214).
- 43 William Barclay membandingkan Mazmur 22 dengan komentar Paulus dalam ayat ini: "Salah satu hal yang aneh tentang nas ini adalah banyaknya kata-kata yang terkait dengan Mazmur 22. 'Mengapa Engkau meninggalkan aku?' 'Semuanya meninggalkan aku.' 'Tidak ada yang menolong aku.' 'Tidak seorangpun yang membela aku.' 'Melepaskan aku dari mulut singa.' 'Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN.' 'Semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.' 'Sebab Tuhanlah yang empunya kerajaan.' 'Tuhan akan melepaskan aku … [untuk] Kerajaan-Nya di sorga.' Kelihatannya pasti bahwa kata-kata dalam Mazmur ini ada dalam pikiran Paulus. Dan hal yang indah adalah bahwa ini adalah Mazmur yang ada dalam pikiran Yesus ketika Ia digantung di atas Salib-Nya, sebab ini adalah Mazmur yang berawal dengan 'Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?' dan yang berakhir dengan kemenangan (Mazmur 22:1; matius 27:46). Seraya Paulus menghadapi kematian, ia menghibur dan mendorong hatinya dengan Mazmur yang sama seperti yang Tuhan lakukan" (Barclay, 253-54).
- 44 Tinjaulah kembali catatan yang diberikan dalam 2Timotius 1:16-18 tentang Onesiforus pada pelajaran "1, 2Timotius & Titus" ini.
- 45 Hendriksen, 333
- 46 Irenaeus Against Heresies 3.3.3; Eusebius Ecclesiastical History 3.4.
- 47 Hendriksen, 333.
- 48 Albert Barnes, Notes on the Epistles of Paul to the Thessalonians, to Timothy, to Titus and to Philemon (New York: Harper and Brothers, 1845), 237.
- 49 Barclay, 219-20.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: 2 Timotius (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Donald Guthrie, The Pastoral Epistles, rev. ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publ...
Catatan Akhir:
- 1 Donald Guthrie, The Pastoral Epistles, rev. ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1990), 62.
- 2 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 96, 624.
- 3 James Hope Moulton and George Milligan, The Vocabulary of the Greek Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1930), 152.
- 4 Walter Bauer, A Greek -English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature , 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 627-28.
- 5 Vine, Unger, and White, 32. Kata yang sama digunakan dalam 1 Timotius 6:14.
- 6 Bauer, 168.
- 7 Paulus menyebut dirinya seorang "pemberita [injil]" (khvrux) dalam 1 Timotius 2:7.
- 8 Eddie Cloer, TFT Daily Devotionals (Day 949: January 14, 2013). Untuk menerima devosi harian ini, kirimkanlah e-mail ke staff@biblecourses.com.
- 9 Bauer, 418.
- 10 John R. W. Stott, Guard the Gospel: The Message of 2 Timothy, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1973), 106-7.
- 11 Archibald Thomas Robertson, Word Pictures in the New Testament, vol. 4, The Epistles of Paul (New York: Harper & Brothers, 1931), 629.
- 12 Beberapa orang berpendapat bahwa acuan itu lebih kepada Timotius sendiri daripada kepada para pendengar itu. Apakah ia merasa suka atau tidak, ia tetap harus memberitakan. Dalam terang 4:3, 4, tampaknya lebih baik menganggap acuan itu sebagai khususnya kepada para pendengar.
- 13 Dikutip oleh David F. Burgess, ed., Encyclopedia of Sermon Illustrations (St. Louis, Mo.: Concordia Publishing House, 1988), 160.
- 14 Vine, Unger, and White, 128. Dalam 1 Timotius 5:20, elenchō digunakan dalam arti menegur orang-orang berdosa untuk mencegah orang lain berbuat dosa.
- 15 Bauer, 384. Epitimaō terdiri dari ejpi (epi, "atas") plus tima÷w (timaō, "hormat"). Arti harfiah kata itu adalah "menempatkan kehormatan pada," tapi itu secara konsisten digunakan dalam Perjanjian Baru untuk menegur.
- 16 Untuk kegunaan lain parakaleō , lihat 1 Tim. 1:3; 2:1; Tit. 2:6 ( "[di]dorong"); 1 Tim. 5:1 ("himbau"; NASB); 6:2 ("memberitakan"); Tit. 1:9; 2:15 ( "menasihati").
- 17 B. C. Goodpasture, Great Preachers of Today: Sermons of B. C. Goodpasture, ed. J. D. Thomas (Abilene, Tex.: Biblical Research Press, 1967), 178.
- 18 "Kesabaran" (makrothumia) jenis ini tercakup dalam 1 Timotius 1:16 dan 2 Timotius 3:10.
- 19 Lihat Rom. 2:4; 9:22; 1 Tim. 1:16; 1 Pet. 3:20; 2 Pet. 3:15.
- 20 Didache diterjemahkan "ajaran" dalam Titus 1:9.
- 21 Guthrie, 178.
- 22 Untuk alasan kedua, lihat komentar tentang 4:6.
- 23 Bauer, 550.
- 24 Clement of Alexandria Stromata 1.3.
- 25 Sōreuō muncul dalam 3:6, di mana itu diterjemahkan "sarat."
- 26 Vine, Unger, and White, 295.
- 27 Bruce B. Barton, David R. Veerman, and Neil Wilson, 1 Timothy, 2 Timothy, Titus, Life Application Bible Commentary (Wheaton, Ill.: Tyndale House Publishers, 1993), 222.
- 28 Untuk meningkatkan perbedaan, teks Yunani menulis "di satu sisi" dan "di sisi lain."
- 29 Lihat 1 Tim. 1:4; 4:7; Tit. 1:14.
- 30 Vine, Unger, and White, 646-47.
- 31 Bauer, 672. Dalam 2:26, nēphō merupakan bagian dari kata aÓnanh/ywsin (ananēpsōsin), yang diterjemahkan "sadar kembali."
- 32 Ronald A. Ward, Commentary on 1 & 2 Timothy & Titus (Waco, Tex.: Word Books, 1974), 208.
- 33 Kakopatheō diterjemahkan "menderita kesusahan" dalam 2:9 (NASB).
- 34 Euangelion berarti "kabar baik" (lihat 1 Tim. 1:11).
- 35 Bauer, 403.
- 36 Robertson, 630.
- 37 Selain itu, Efesus 4:11, 12 mengindikasikan bahwa salah satu alasan Allah "memberi pemberita-pemberita injil"adalah untuk "memperlengkapi orang-orang kudus."
- 38 Paulus menggunakan diakonia untuk mengacukan pelayanannya sendiri dalam 1 Timotius 1:12.
- 39 Vine, Unger, and White, 257-58.
- 40 Gary W. Demarest, 1, 2 Thessalonians, 1, 2 Timothy, Titus, The Communicator's Commentary, vol. 9 (Waco, Tex.: Word Books, 1984), 289.
- 41 Bauer, 937.
- 42 Lihat, misalnya, Kel. 29:40, 41; Ima. 23:13; Bil. 15:5, 7, 10; 28:7.
- 43 Bauer, 937. Beberapa orang keberatan, dengan mengatakan bahwa satu-satunya korban adalah yang dibuat oleh Yesus. Memang benar bahwa korban-Nya adalah satu-satunya korban yang menghapus dosa dan pelbagai akibatnya. Namun, Roma 12:1, 2 mengatakan bahwa seluruh hidup orang Kristen harus menjadi "persembahan yang hidup dan kudus" bagi Tuhan. Ibrani 13:15 juga bicara tentang "korban pujian" yang kita persembahkan kepada Allah melalui Yesus Kristus.
- 44 William Hendriksen, Exposition of The Surat-surat Pastoral , Commentary Perjanjian Baru (Grand Rapids, Mich .: Baker Book House, 1965), 313.
- 45 William Barclay, The Letters to Timothy, Titus, dan Filemon , rev. ed, Studi Alkitab Harian (Philadelphia: Westminster Press, 1975)., 209.
- 46 Paulus membandingkan tubuh fisik untuk tenda di 2 Korintus 5: 1-8.
- 47 Barclay, 209.
- 48 Karena sebelumnya Paulus menggunakan ungkapan "berjuang dalam perjuangan yang baik" sebagai metafora militer (lihat 1 Tim. 6:12), kemungkinan besar itu memiliki konotasi yang sama di sini. Bagaimanapun, boleh jadi yang ada dalam pikiran Paulus adalah usaha intensif atletik, yang akan membuat hal itu sejalan dengan kalimat berikutnya.
- 49 Gambaran serupa digunakan dalam 2:5.
- 50 Bauer, 1002. Suatu bentuk tēreō digunakan dalam 1 Timotius 6:14, di mana Paulus mengatakan untuk "turutilah perintah ini.…"
- 51 Itu seperti mengatakan, "Akhirnya" atau "Oleh karena itu." (Ibid., 602.)
- 52 Jim Bill McInteer, Great Preachers of Today: Sermons of Jim Bill McInteer, ed. J. D. Thomas (Abilene, Tex.: Biblical Research Press, 1966), 202.
- 53 Ibid., 203.
- 54 Mahkota stephanos kadang-kadang juga diberikan kepada para warga negara yang membuktikan diri mereka luar biasa, tapi gambaran utama dalam nas ini adalah peristiwa atletik. Suatu bentuk stephanos diterjemahkan "memenangkan hadiah" dalam 2:5 (NASB).
- 55 George W. Knight III, The Pastoral Epistles, The New International Greek Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1992), 461.
- 56 Robertson, 631.
- 57 Beberapa orang menganggap "penampakan" dalam 4:8 adalah inkarnasi (dan semua peristiwa kehidupan Kristus di bumi), tapi yang lebih cocok dengan konteksnya adalah kedatangan Kristus yang kedua.
- 58 Carl Spain, The Letters of Paul to Timothy and Titus, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1970), 155. Alkitab NIV menulis "semua yang merindukan penampakan-Nya."
- 59 James Hastings, ed., The Great Texts of the Bible: Thessalonians to Hebrews (New York: Charles Scribner's Sons, n.d.), 246.
- 60 Kata "engkau" dalam 4:22 ( "Kasih karunia menyertai engkau") adalah jamak.
- 61 Gordon D. Fee, 1 and 2 Timothy, Titus, A Good News Commentary (San Francisco: Harper & Row, 1984), 241. Sifat pribadi dari empat belas ayat terakhir itu berkaitan dengan ayat-ayat pembukaan 2 Timotius.
- 62 Charles R. Swindoll, You and Your Problems (Fullerton, Calif.: Insight for Living, 1989), 64.
- 63 J. W. Roberts, Letters to Timothy, The Living Word (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1964), 98.
- 64 A. C. Hervey, "II Timothy," in The Pulpit Commentary, vol. 21, ed. H. D. M. Spence and Joseph S. Exell (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1950), 59.
- 65 Dalam Filemon 24, Demas disebutkan bersama Aristarkhus, yang berasal dari Tesalonika (Kisah 20:4; 27:2). (Knight, 464.)
- 66 Vine, Unger, and White, 252; Bauer, 273.
- 67 Alih-alih "Galatia," beberapa naskah kuno menulis "Gallia." Jika ini benar, wilayah yang dimaksud itu adalah Gaul (Perancis). Ada kemungkinan bahwa, dalam perjalanan ke Spanyol (lihat Rom. 15:28), Paulus mendirikan gereja di Perancis. Menurut 2 Timotius 4:10, ia mengutus Kreskes untuk memperkuat apa yang telah ia mulai. (Hendriksen, 319; Eusebius Ecclesiastical History 3.4) Namun begitu, pembacaan "Galatia" "sangat didukung oleh keragaman saksi-saksi dari Timur dan Barat … [dan] tampaknya sebagai teks asli" (Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, 2nd ed. [Stuttgart, Germany: German Bible Society, 1994], 581). Di tempat lain mana saja Paulus menggunakan istilah ini, acuannya adalah kepada Galatia di Asia Kecil.
- 68 Wilayah ini adalah "Yugoslavia modern, sekarang ini Kroasia, Bosnia, dan Herzegovina" (William D. Mounce, Pastoral Epistles , Word Biblical Commentary, vol. 46 [Nashville: Thomas Nelson Publishers, 2000], 590).
- 69 Stott, 119.
- 70 Suatu bentuk euchrēstos (diterjemahkan "dipakai") muncul dalam 2:21.
- 71 Diakonia digunakan berkaitan dengan Kristus menempatkan Paulus ke dalam "pelayanan" dalam 1 Timotius
- 72 "Epistolary" berarti "berkaitan dengan surat-surat." Paulus sedang menggunakan bentuk ungkapan umum untuk surat-surat sekuler di zamannya.
- 73 Roberts, 99.
- 74 Tidak mungkin bahwa Paulus sedang meminta barang-barang yang tertinggal di sana sewaktu kunjungan ke Troas beberapa tahun sebelumnya (Kisah 20:6).
- 75 Vine, Unger, and White, 105.
- 76 Bauer, 1046.
- 77 Clarence Edward Macartney, Come Before Winter: The Sermon with a History, 30th anniversary (Nashville: Abingdon-Cokesbury Press, 1945), 8.
- 78 Charles Ryrie, "Especially the Parchments," Bibliotheca Sacra 117 (March- June 1960): 243-44.
- 79 Ungkapan "terutama perkamen-perkamen itu" yang terkait dengan "kitab-kitab" dalam 4:13 menunjukkan bahwa beberapa dokumen yang Paulus inginkan terbuat dari papirus, sementara yang lain terbuat dari perkamen.
- 80 "Perkamen" berarti "dari Pergamus," "kota di Asia Kecil di mana 'perkamen' itu ditemukan atau mulai digunakan" (Vine, Unger, and White, 458).
- 81 Ibid.
- 82 Paulus mungkin telah mengutip dari Lukas dalam 1 Timotius 5:18b ketika ia berkata, "seorang pekerja patut mendapat upahnya" (lihat Luk. 10:7).
- 83 Charles H. Spurgeon, "Paul-His Cloak and His Books," sermon preached at Metropolitan Tabernacle, Newington, England, November 29, 1863 (accessed August 17, 2016, www.spurgeon.org/sermons/0542.php).
- 84 J. W. McGarvey, Lands of the Bible (Philadelphia: J. B. Lippincott & Co., 1882), 387.
- 85 Istilah ini awalnya digunakan untuk "tukang tembaga," tapi seiring waktu istilah itu akhirnya mengacu secara umumnya kepada "pandai besi" atau "tukang metalr" (Bauer, 1076).
- 86 Harold K. Moulton, ed., The Analytical Greek Lexicon Revised (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1978), 137.
- 87 Fee, 245.
- 88 Stott, 122.
- 89 "Kita" dapat berarti "milikmu dan milik saya," tetapi Paulus sering menggunakan bentuk jamak ketika mengacu kepada hanya untuk dirinya sendiri.
- 90 Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary: New Testament, vol. 2 (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1989), 253.
- 91 The personal pronoun "you" is understood in 4:19.
- 92 Bauer, 117.
- 93 Vine, Unger, and White, 29.
- 94 Hervey, 61.
- 95 Spain, 159.
- 96 Bauer, 761.
- 97 J. N. D. Kelly, The Pastoral Epistles, Harper's New Testament Commentaries (San Francisco: Harper & Row, 1960), 218.
- 98 Mengapa Lukas tidak membela Paulus? Mungkin, ia tidak dianggap sebagai "pendukung yang penting" oleh penguasa Romawi. Kemungkinan lain adalah bahwa Paulus telah mengutus dia ke sebuah misi.
- 99 Kata benda terkait adalah du÷namiß (dunamis), yang diterjemahkan "kekuatan," seperti dalam 1:7, 8; 3:5.
- 100 Robertson, 633.
- 101 Wiersbe, 256.
- 102 Lihat Penerapan: Kemiripan Antara Kematian Paulus Dan Kematian Kristus, halaman 445.
- 103 Paulus menggunakan kata yang sama, rJu÷omai (rhuomai), dalam 3:11 saat ia berkata, "… Tuhan menyelamatkanku!"
- 104 "Jahat" ( ponhro ÷ß, ponēros) adalah gambaran yang sama yang diberikan untuk orang-orang tertentu dalam 3:13.
- 105 Kata yang sama untuk "kerajaan," yang digunakan baik untuk gereja maupun untuk sorga, muncul dalam 4:1.
- 106 Vine, Unger, and White, 281.
- 107 Bauer, 144.
- 108 "Priskilla" adalah kepanjangan dari "Priska." (Ibid., 863.)
- 109 Hubungan Paulus dengan Priskila dan Akwila dibahas dalam David L. Roper, Acts 15-28, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2001), 137-40, 153-57.
- 110 Nas ini dibahas dalam David L. Roper, Romans 8-16: A Doctrinal Study, Truth for Today Commentary (Searcy, Ark.: Resource Publications, 2014), 443-45.
- 111 Priskilla disebut sebelum Akwila dalam Kisah Para Rasul 18:18, 26; Roma 16: 3; dan 2 Timotius 4:19. Akwila disebut sebelum istrinya dalam Kisah Para Rasul 18:2 dan 1 Korintus 16:19.
- 112 Walter L. Liefeld, 1 & 2 Timothy, Titus, The NIV Application Commentary (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1999), 301.
- 113 Ada kemungkinan bahwa Erastus dalam Kisah Para Rasul 19:22 adalah orang yang sama yang disebutkan dalam Roma 16:23.
- 114 Ungkapan "berusahalah" juga ditemukan dalam 4:9.
- 115 Musim dingin yang disinggung dalam Titus 3:12 adalah musim dingin sebelumnya, mungkin satu atau dua tahun sebelumnya.
- 116 Stott, 127.
- 117 Hal yang sama berlaku mengenai surat Paulus kepada Titus dan jemaat-jemaat di pulau Kreta (Tit. 3:15).
- 118 Kepedulian Tuhan terhadap jemaat di Efesus terus berlanjut bahkan setelah kematian Paulus (Why. 2:1-7). Pada saat Kitab Wahyu ditulis, saudara-saudara ini telah belajar untuk menentang kesalahan, tetapi mereka tergelincir dalam hal kasih mereka.
- 119 Paul Southern, "Perpisahan Seorang Prajurit Tua," khotbah yang dikhotbahkan di gereja Kristus Macquarie, Sydney, Australia, 22 Mei 1971.
- 120 Jenderal Douglas MacArthur membuat pernyataan ini dalam pidato perpisahannya dalam rapat bersama Kongres AS pada 19 April 1951. Ia mengutip parodi dari sebuah himne yang dinyanyikan dalam barak-barak di West Point, berdasarkan Abby Hutchinson Patton, "Kind Words Can Never Die," The Sunday School Hymnary, ed. Cary Bonner (London: National Sunday School Union, 1905).
- 121 Goodpasture, 172-79.
- 122 Goodpasture menulis "mulia," yang saya ubah menjadi "agung [Ing.: superb]" untuk membuat kata itu sesuai dengan kata sifat lainnya dengan awalan "s" dalam bahasa Inggris.
- 123 Demarest, 287.
- 124 Pengadilan itu kemungkinan besar diadakan di salah satu basilika besar yang berdiri di Forum Roma.
- 125 Kita tidak dapat tahu dengan pasti bahwa pengadilan terakhir Paulus itu diadakan di hadapan Nero; namun, setelah menyalahkan umat Kristen untuk kebakaran yang terkenal itu, kita dapat membayangkan bahwa Nero ingin mengadili salah satu pemimpin mereka secara pribadi untuk memastikan ia kedapatan bersalah.
- 126 Pembukaan pembelaan Paulus seperti yang disajikan di sini didasarkan pada pembelaan di hadapan Raja Agripa (lihat Kisah 26:2-6).
- 127 Saya teringat akan sebuah kisah tentang seorang anak kecil yang kepergok ibunya sedang memakan isi stoples selai tanpa izin. Ia mengasihi ibunya; tapi, pada saat itu, ia tidak mengasihi kemunculannya.
- 128 Tim Pyles, "Jaminan Mulia," khotbah yang dikhotbahkan di gereja Kristus Eastside, Midwest City, Oklahoma, 24 Februari 2013. Pyles menggunakan perbedaan antara suami yang setia dan suami yang sempurna .
- 129 William Cullen Bryant, "Thanatopsis" (baris 73-81), dalam William Cullen Bryant, Thantopsis and Other Poems (New York: Clark & Maynard, 1884), 14.
- 130 Barton, Veerman, and Wilson, 220.
- 131 McInteer, 203.
- 132 Hervey, 63.
- 133 Thomas Jackson, Memoirs of the Rev. Charles Wesley, abr. (London: John Mason, 1848), 469. Kutipan ini muncul di bawah sebuah batu peringatan yang menghormati dua bersaudara, John dan Charles Wesley, di Westminster Abbey di London. Dua pelayan abad kedelapan belas ini adalah pendiri Methodisme.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2018 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS YANG KEDUA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Surat Paulus Yang Kedua Kepada Timotius sebagian besar berisi nasihat-nasihat
pribadi kepada Timot
SURAT PAULUS YANG KEDUA KEPADA TIMOTIUS
PENGANTAR
Surat Paulus Yang Kedua Kepada Timotius sebagian besar berisi nasihat-nasihat pribadi kepada Timotius sebagai teman sekerja dan pembantu yang masih muda.
- 2Inti nasihatnya ialah supaya Timotius tabah. Ia dinasihati dan didorong supaya
terus setia menyebarkan berita tentang Tuhan Yesus Kristus serta berpegang pada Perjanjian Lama dan ajaran tentang Kabar Baik dari Allah; juga supaya Timotius tetap bertugas sebagai guru dan pemberita Kabar Baik dari Allah, sekalipun menghadapi penderitaan dan pertentangan.
Timotius khusus diperingatkan supaya tidak turut campur dalam perdebatan-perdebatan yang bodoh dan tak bernilai. Perdebatan-perdebatan seperti itu tidak menghasilkan apa-apa, kecuali merusak pikiran orang yang mendengarnya.
Terhadap semuanya itu Timotius diingatkan supaya mengambil contoh dari kehidupan Paulus -- yaitu kepercayaannya kepada Kristus, kesabarannya, kasihnya, ketabahannya dan penderitaan yang dialaminya dalam penganiayaan.
Isi
- Pendahuluan
2Tim 1:1-2 - Pujian dan dorongan
2Tim 1:3-2:13 - Nasihat dan peringatan
2Tim 2:14-4:5 - Keterangan tentang keadaan Paulus
2Tim 4:6-18 - Penutup
2Tim 4:19-22
Ajaran: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Sama seperti I Timotius.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 65-67 sesudah Masehi.
Penerima : Lihat I Timotius
Tujuan
Sama seperti I Timotius.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 65-67 sesudah Masehi.
Penerima : Lihat I Timotius 07139.
Isi Kitab: Kitab II Timotius ini terbagi atas 4 pasal. Di dalamnya dapat kita lihat tuntutan hidup bagi seorang hamba Tuhan, agar melakukan dan menuruti panggilannya sebagai seorang hamba Yesus Kristus.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Timotius
Pasal 1-2 (2Tim 1:1-2:13).
Pengajaran atau tantangan terhadap seorang hamba Tuhan untuk tetap setia melaksanakan panggilan-Nya
Dalam bagian ini, seorang hamba Tuhan ditantang untuk melakukan panggilannya, yaitu dengan setia melayani walaupun berada di dalam penderitaan. Dan memberikan pengajaran terhadap orang lain.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Tim 1:3-18. _Tanyakan_: Apakah sebabnya Rasul Paulus mengucap syukur bila mengingat Timotius? (lihat ayat 3-5; 2Tim 1:3-5).
- Bacalah pasal 2Tim 1:7,11-13. _Tanyakan_: Roh apakah yang ada di dalam orang Kristen? Mengapakah Rasul Paulus harus mengalami penderitaan?
- Bacalah pasal 2Tim 2:1-3. _Tanyakan_: Apakah yang diperintahkan kepada Timotius? Dan apakah saudara sudah melakukan hal yang sama?
Pasal 2-3 (2Tim 2:14-3:9).
Pengajaran tentang guru-guru palsu dan orang-orang pada akhir zaman
Dalam bagian ini, dijelaskan cara-cara seorang hamba Tuhan untuk mempertahankan pengajaran Firman Allah dengan benar, yaitu dengan hidup yang sesuai dengan Firman Allah. Dan bagaimana perbuatan dari orang-orang yang hidup di akhir zaman.
Pendalaman
- Bacalah pasal 2Tim 2:13-26. _Tanyakan_: Apakah yang perlu diusahakan dari seorang hamba Tuhan menurut ayat 15 (2Tim 2:15) dan apakah saudara sudah melakukan hal yang sama? Apakah yang harus ditinggalkan oleh orang yang menyebut nama Tuhan? (lihat ayat 19; 2Tim 2:19).
- Bacalah pasal 2Tim 3:1-9. _Tanyakan_: Sebutkanlah sifat-sifat dan cara-cara kehidupan dari orang-orang yang hidup di akhir zaman.
Pasal 3 (2Tim 3:10-17).
Pengajaran tentang perlengkapan seorang hamba Tuhan dan kegunaan dari Firman Allah
Dalam bagian ini, dijelaskan apa yang harus dilakukan atau yang menjadi pegangan seorang hamba Tuhan, dan apa kegunaan atau kekuasaan dari Firman Allah.
Pendalaman
Bacalah pasal 2Tim 3:10-17. _Tanyakan_:
(1) Apakah yang sudah diteladani oleh Timotius dari kehidupan Rasul Paulus? (lihat ayat 10; 2Tim 3:10). (2) Apakah yang akan dialami oleh setiap orang yang beribadah kepada Yesus Kristus? (lihat ayat 12; 2Tim 3:12). (3) Kepada apakah Timotius harus tetap berpegang? Apakah saudara melakukan hal yang sama? (lihat ayat 14; 2Tim 3:14). (4) Apakah manfaat dari Firman Allah yang disebutkan dalam ayat 15-17? (2Tim 3:15-17) (5) Untuk apakah Allah memperlengkapi orang-orang Kristen?
II. Kesimpulan
Dalam kitab II Timotius dengan jelas diajarkan arti panggilan seorang hamba Tuhan. Dan bagaimana ia harus melaksanakan tugas panggilannya itu, serta penjelasan tentang perlengkapan dalam menunaikan tugas panggilan menjadi hamba Tuhan Yesus Kristus.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab II Timotius?
- Sebutkanlah manfaat daripada Firman Allah!
Intisari: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) Pesan terakhir yang terkenal!
BAGAIMANA SURAT INI DITULIS.Setelah menulis suratnya pertama kepada Timotius, Paulus meninggalkan Korintus dan bersama
Pesan terakhir yang terkenal!
BAGAIMANA SURAT INI DITULIS.
Setelah menulis suratnya pertama kepada Timotius, Paulus meninggalkan Korintus dan bersama Titus berlayar menuju Kreta, di sana ia meninggalkan Titus untuk mengurus gereja setempat. Rasul Paulus bermaksud untuk menghabiskan masa musim dingin di Nikopolis, tetapi ketika berada di sana rupanya ia mengadakan kunjungan singkat ke Troas. Di Troas ia ditangkap dan dibawa ke Roma. Sementara menunggu di penjara Roma, ia memiliki keyakinan bahwa saat kepergiannya sudah dekat, Paulus menulis suratnya yang kedua kepada anak rohani yang dikasihinya. Penangkapan itu terjadi tiba-tiba, ia tidak sempat mengambil kitab-kitab dan perkamen, harta yang amat berharga baginya (2Ti 4:13), bahkan juga jubahnya. Sebelum ia dipenjarakan di Roma, ia masih dapat menikmati sedikit kebebasan, yaitu sahabat-sahabatnya masih bebas mengunjunginya (Kis 28:23, 30), tetapi sekarang keadaannya jauh berbeda.
SANG RASUL SEORANG DIRI.
Ia seorang diri.(2Ti 4:10-12) dan sedang menantikan saat hukuman mati. Ia sudah pernah sekali menghadap Kaisar Nero, tetapi kasusnya ditunda (2Ti 4:16, 17). Ia berharap untuk menghadap kaisar lagi pada musim dingin, oleh karena itu ia menulis kepada Timotius dan mendesaknya untuk datang dan membawa Markus bersamanya, dan juga beberapa barangnya yang tertinggal. Surat ini merupakan surat Paulus yang terakhir dan sifatnya sangat pribadi, sekalipun menghadapi saat kematiannya, ia masih memikirkan kesejahteraan orang lain. Dalam surat ini terdapat 23 nama orang.
Pesan dan Penerapan
1. Ingatlah Yesus Kristus (2Ti 2:8).
Paulus yang kemungkinan besar akan mati sebagai martir menasihati Timotius untuk 'ingat kepada Yesus Kristus', karena ia sendiri dikuatkan dengan cara ini. Ia tidak pernah melupakan bahwa pertama-tama sekali ia adalah seorang 'rasul Yesus Kristus' (2Ti 1:1). Ia tidak merasa malu untuk menyaksikan imannya kepada Kristus (2Ti 1:8). Ia yakin bahwa Yesus akan memeliharanya sampai pada hari Tuhan (2Ti 1:12). Kristus, bagi Paulus, adalah teladan yang harus diikuti, terutama dalam penderitaan. Kedatangan Kristus kembali yang penuh kemuliaan merupakan tujuan utama yang dinanti-nantikannya.
2. Hindarilah pertengkaran yang sia-sia (2Ti 2:23).
Ajaran sesat sedang merajalela ketika Paulus menulis surat ini. Ada orang yang suka pertengkaran dan pasti membuang waktu berjam-jam untuk mendiskusikan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang seperti itu berpengaruh buruk pada gereja (2Ti 2:18). Seperti ditandaskan oleh Paulus, ada dua dasar yang kuat, dua fakta yang melebihi apa yang dipertengkarkan -'Tuhan - dan hanya Ia saja - mengenal siapa kepunyaan-Nya' dan apabila kita adalah milik-Nya, kita harus 'meninggalkan kejahatan' (2Ti 2:19). Penting bagi kita untuk tidak terperangkap dalam diskusi-diskusi yang panjang tentang masalah-masalah seperti penafsiran nubuatan, predestinasi dan kehendak bebas.
3. Peliharalah iman (2Ti 4:7).
Paulus menghargai berita Injil sebagai suatu titipan yang suci yang telah dipercayakan kepadanya dan yang harus dengan hati-hati disampaikan kepada orang lain dengan tidak bercela. Kebenaran adalah sesuatu yang harus dipelihara (2Ti 1:14), khususnya sehubungan dengan banyaknya ajaran sesat. Pelayan Kristen diberi Allah tanggung jawab untuk menyampaikan berita Injil kepada orang lain yang juga cakap mengajar orang lain (2Ti 2:2). Guru Kristen yang efisien telah belajar bagaimana memberitakan kebenaran dengan benar (2Ti 2:15). Tidak ada penghiburan yang lebih besar pada hari Tuhan daripada mengetahui bahwa Anda telah 'memelihara iman' (2Ti 4:7).
Tema-tema Kunci
1. Penderitaan (2Ti 1:8, 12; 2:9; 3:11).
Pada saat surat ini ditulis, penulisnya sedang menderita karena imannya dalam sebuah penjara di Roma. Timotius, anak rohaninya, harus dipersiapkan bila perlu mengalami penderitaan yang sama (2Ti 1:8). Penderitaan itu tidak selalu bersifat fisik, tetapi mungkin dapat berupa kekecewaan dan kesepian. Teman-teman yang terdahulu seperti Figelus dan Hermogenes telah meninggalkan Paulus (2Ti 1:15). Demas adalah salah seorang teman lainnya yang kepergiannya membuat Rasul Paulus menderita (2Ti 4:10). Pikirkan penderitaan yang dialami dalam kehidupan seorang Kristen. Tuhan kita sendiri telah menjelaskan bahwa jalannya tidaklah mudah. Petrus juga menjelaskan bahwa menderita sebagai seorang Kristen bukanlah haI yang memalukan (1Pe 4:16). Bukankah benar bahwa sebagian orang Kristen yang terbaik adalah mereka yang telah menderita karena iman mereka?
2. Pelayanan (2Ti 2:2-6, 15, 20-21).
Jelaslah bahwa empat kata yang menggambarkan pekerja-pekerja Kristen dalam pasal 2 memperlihatkan pekerjaan yang melibatkan kegiatan yang menguras tenaga. Lebih dari itu, dalam ilustrasi tentang bejana, tekanannya bukan pada kesediaan tetapi pada kegunaannya. Kristen sesungguhnya adalah orang yang 'diselamatkan untuk melayani'. Pikirkan ketepatan kata-kata kiasan yang dipakai dalam pasal 2 dan khususnya perhatikan tentang gambaran mengenai seorang prajurit dan implikasinya. Apa yang dimaksud dengan 'memusingkan diri dengan soal-soal penghidupannya'?
3. Murtad.
Jelas bahwa ciri-ciri yang disebutkan dalam 2Ti 3:1-9 menandai setiap generasi; kalau begitu bagaimana hal-hal ini merupakan ciri khusus 'akhir zaman'? Kitab Suci terus menerus memperingatkan kita tentang keadaan-keadaan yang akan kita hadapi sebelum 'kedatangan Tuhan' (Mat 24:1-51). Pelajari pesan dan cara-cara yang dipakai oleh guru-guru palsu dewasa ini jika dibandingkan dengan II Timotius 3:5-9.
4. Kitab Suci.
Timotius beruntung, karena mempunyai nenek moyang yang saleh (2Tim 1:5). Perhatikan peran Kitab Suci dalam kehidupan masa kecilnya (2Ti 3:14, 15). Perhatikan sifat istimewa Kitab Suci 'diilhamkan oleh Allah' dan kegunaannya yang luas (2Ti 3:16, 17). Pikirkan contoh-contoh dari pengalaman Anda sendiri, bagaimana Kitab Suci berguna untuk 'mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik dalam kebenaran'. Apa pengertian Anda tentang 'diilhamkan oleh Allah'?
Garis Besar Intisari: 2 Timotius (Pendahuluan Kitab) [1] SEORANG AYAH MENASIHATI ANAKNYA 2Ti 1:1-18
2Ti 1:1-7Iman yang tulus
2Ti 1:8-14Tanggung jawab yang khusus
2Ti 1:15-18Pernyataan yang menyedi
[1] SEORANG AYAH MENASIHATI ANAKNYA 2Ti 1:1-18
2Ti 1:1-7 | Iman yang tulus |
2Ti 1:8-14 | Tanggung jawab yang khusus |
2Ti 1:15-18 | Pernyataan yang menyedihkan |
[2] NASIHAT KEPADA PARA PEKERJA KRISTEN 2Ti 2:1-26
Beberapa kata pelambang perlu dipikirkan dengan saksama
o Prajurit (2Ti 2:3, 4)
o Atlit (2Ti 2:5)
o Petani (2Ti 2:6)
o Pekerja (2Ti 2:15)
o Bejana (2Ti 2:20-21 )
o Beberapa petunjuk yang harus diikuti
o Jadilah kuat (2Ti 2:1)
o Percayakanlah (2Ti 2:2)
o Ingatlah Yesus Kristus (2Ti 2:8-13 )
o Hindarilah pertengkaran (2Ti 2:14-19 )
o Berlakulah lemah lembut (2Ti 2:23-26 )
[3] SEBUAH GAMBARAN TENTANG AKHIR ZAMAN 2Ti 3:1-17
2Ti 3:1-9 | Kejahatan-kejahatan yang sangat kita kenal |
2Ti 3:10-17 | Panggilan untuk bertahan dalam penderitaan |
[4] PESAN-PESAN TERAKHIR 2Ti 4:1-22
2Ti 4:1-5 | Penugasan serius pada saat perpisahan |
2Ti 4:6-8 | Pesan perpisahan Paulus |
2Ti 4:9-22 | Komentar-komentar terakhir dan salam |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi