Teks -- Galatia 2:20 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem: Gal 2:15-21 - -- Bagian ini lebih-lebih ditujukan kepada orang-orang Kristen yang ke-Yahudi-an, terutama di daerah Galatia, dan bukanlah kepada Petrus.
Bagian ini lebih-lebih ditujukan kepada orang-orang Kristen yang ke-Yahudi-an, terutama di daerah Galatia, dan bukanlah kepada Petrus.
Jerusalem: Gal 2:20 - Kristus yang hidup di dalam aku Oleh karena iman, Rom 1:16, Kristus sendiri entah bagaimanapun juga menjadi pelaku segala perbuatan hidup Kristen, Rom 8:2,10-11+; Fili 1:21; bdk Kol ...
Oleh karena iman, Rom 1:16, Kristus sendiri entah bagaimanapun juga menjadi pelaku segala perbuatan hidup Kristen, Rom 8:2,10-11+; Fili 1:21; bdk Kol 3:3+
Jerusalem: Gal 2:20 - di dalam daging Meskipun masih "di dalam daging", Rom 7:5+, namun hidup seorang Kristen sudah "dirohanikan" berkat iman, bdk Efe 3:17. Mengenai keadaan yang tegang it...
Meskipun masih "di dalam daging", Rom 7:5+, namun hidup seorang Kristen sudah "dirohanikan" berkat iman, bdk Efe 3:17. Mengenai keadaan yang tegang itu, bdk Rom 8:18-27
Var: oleh iman dalam Allah dan dalam Kristus.
Ende -> Gal 2:20
Ende: Gal 2:20 - Bukan aku sendiri jang hidup dll Artinja dalam segala pikiran dan tindakan
aku semata-mata dan melulu didjiwai tjita-tjita Kristus, dan hidup bagi
Kristus.
Artinja dalam segala pikiran dan tindakan aku semata-mata dan melulu didjiwai tjita-tjita Kristus, dan hidup bagi Kristus.
Ref. Silang FULL -> Gal 2:20
Ref. Silang FULL: Gal 2:20 - dalam aku // Anak Allah // mengasihi aku // untuk aku · dalam aku: Rom 8:10; Rom 8:10; 1Pet 4:2
· Anak Allah: Mat 4:3; Mat 4:3
· mengasihi aku: Rom 8:37; Rom 8:37
· untuk aku: ...
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Gal 2:11-21
Matthew Henry: Gal 2:11-21 - Rasul Petrus Ditegur oleh Rasul Paulus Rasul Petrus Ditegur oleh Rasul Paulus (2:11-21)
I. Dari penjelasan yang diberikan oleh Rasul Paulus mengenai apa yang terjadi di antara dirin...
Rasul Petrus Ditegur oleh Rasul Paulus (2:11-21)
- I. Dari penjelasan yang diberikan oleh Rasul Paulus mengenai apa yang terjadi di antara dirinya dengan rasul-rasul lain di Yerusalem, orang-orang Galatia dapat dengan mudah melihat kepalsuan yang dituduhkan secara tidak langsung kepada dirinya maupun kebodohan dan kelemahan mereka sendiri dalam hal murtad dari Injil yang pernah ia beritakan kepada mereka. Namun untuk memberikan bobot lebih pada apa yang telah ia katakan, serta lebih menguatkan hati mereka terhadap berbagai hasutan tidak langsung dari guru-guru yang berpegang pada ajaran agama Yahudi itu, ia memberi tahu mereka mengenai suatu pembicaraan lain yang telah ia lakukan dengan Rasul Petrus di Antiokhia, serta apa yang terjadi di antara mereka berdua di sana (ay. 11-14). Jemaat di Antiokhia merupakan salah satu jemaat utama orang-orang Kristen yang berasal dari bangsa-bangsa lain, sama seperti Yerusalem yang menjadi pusat dari orang-orang Kristen yang telah meninggalkan agama Yahudi dan memeluk iman kepada Kristus. Tidak ada dasar alasan yang kuat untuk menganggap bahwa Petrus adalah pemimpin jemaat Antiokhia. Seandainya ia menjadi pemimpin jemaat di sana, pastilah Rasul Paulus tidak akan berhasil menentang dia di dalam jemaatnya sendiri, sebagaimana yang kita baca di sini. Sebaliknya, di sini dikatakan bahwa peristiwa itu terjadi ketika ia datang berkunjung ke tempat itu. Di dalam pertemuan mereka yang lain, telah terjalin kerukunan dan permufakatan yang baik. Petrus dan rasul-rasul lainnya telah mengakui tugas pengutusan Paulus dan pengajarannya. Mereka berpisah dengan baik, layaknya di antara sahabat-sahabat yang baik. Tetapi di sini, Rasul Paulus merasa wajib untuk menentang Rasul Petrus, sebab ia salah, dan ini merupakan suatu bukti yang jelas bahwa Rasul Paulus tidak lebih rendah dari padanya. Oleh karena itu, teguran itu menunjukkan lemahnya dalih keunggulan dan keadaan tidak pernah salah dari seorang Paus, sebagai pengganti Rasul Petrus. Di sini dapat kita amati,
- 1. Kesalahan Petrus. Ketika ia datang di antara jemaat-jemaat Kristen yang berasal dari bangsa-bangsa lain, ia mengikuti kebiasaan mereka. Ia makan bersama-sama mereka, meskipun mereka tidak bersunat, sesuai dengan perintah yang diberikan secara khusus kepadanya (Kis. 10), ketika ia diperingatkan melalui suatu penglihatan dari sorga, bahwa ia tidak boleh menyebut sesuatu najis atau tidak tahir. Namun, ketika di sana datang beberapa orang Kristen Yahudi dari Yerusalem, ia merasa enggan berada bersama-sama dengan orang-orang dari bangsa-bangsa lain itu, hanya demi menyenangkan orang-orang bersunat itu dan juga karena takut menyinggung perasaan mereka. Tidak diragukan bahwa perbuatannya itu menimbulkan kesedihan dan keputusasaan jemaat-jemaat Kristen yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Kemudian ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka. Kesalahannya dalam hal ini berpengaruh buruk atas orang-orang lain, sebab orang-orang Yahudi yang lain pun turut berlaku munafik dengan dia. Walaupun mereka sebelumnya dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik, namun sekarang, dari contoh ini, mereka merasa keberatan makan bersama-sama orang-orang Kristen yang berasal diri bangsa-bangsa lain itu, dan berpura-pura tidak dapat melakukannya karena alasan hati nurani, sebab orang-orang itu tidak bersunat. Sampai-sampai (dapatkah pembaca menduganya?) Barnabas sendiri, salah seorang utusan untuk bangsa-bangsa lain, dan seorang yang telah menjadi alat untuk menanam dan mengairi jemaat-jemaat bangsa-bangsa lain, turut terseret oleh kemunafikan mereka. Perhatikanlah di sini,
- (1) Jika kelemahan dan ketidaktetapan hati orang-orang yang terbaik dibiarkan begitu saja, maka dengan mudah mereka menjadi goyah dalam menjalankan kewajiban mereka kepada Allah, karena mereka ingin menyenangkan hati orang dengan cara yang tidak semestinya.
- (2) Pengaruh kuat dari contoh-contoh yang buruk, khususnya contoh-contoh yang datang dari orang-orang besar dan mulia, yang penuh hikmat dan dihormati.
- 2. Teguran yang diberikan Rasul Paulus atas kesalahan Rasul Petrus. Walaupun Petrus merupakan seorang rasul yang terpandang, namun ketika Paulus memperhatikan bahwa kelakuannya dapat menimbulkan kerugian besar bagi kebenaran Injil dan kedamaian jemaat, dengan tidak takut-takut Rasul Paulus menegur kesalahannya. Rasul Paulus berpegang teguh pada asas-asasnya, ketika orang lain goyah dalam pendirian mereka. Ia adalah orang Yahudi yang terbaik di antara mereka (sebab ia adalah orang Ibrani asli), tetapi ia ingin memuliakan jabatannya sebagai rasul dari bangsa-bangsa lain. Itulah sebabnya ia tidak rela melihat mereka dibuat putus asa dan diinjak-injak. Waktu ia melihat, bahwa kelakuan mereka tidak sesuai dengan kebenaran Injil, yaitu bahwa mereka tidak menjalankan asas-asas yang diajarkan oleh Injil, yang telah mereka nyatakan untuk diakui dan dipeluk, yakni, bahwa tembok pemisah antara orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain telah dirobohkan oleh kematian Kristus, serta tata cara ibadah menurut hukum Musa sudah tidak berlaku lagi, maka ketika ia melihat bahwa pelanggaran Petrus dilakukan di depan umum, maka ia juga menegur Petrus di depan umum: ia berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua, jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi? Di dalam hal ini sebagian dari kelakuan Rasul Petrus bertentangan dengan bagian yang lain, sebab jika dia, yang adalah seorang Yahudi, kadang-kadang tidak melaksanakan hukum keupacaraan, dan hidup sesuai dengan kebiasaan bangsa-bangsa lain, maka hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya dia tidak memandang tata cara ibadah hukum Musa masih diperlukan, bahkan juga bagi orang-orang Yahudi sendiri. Itulah sebabnya sesuai dengan perbuatannya sendiri, ia tidak dapat memaksakan hukum Musa kepada orang-orang Kristen yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Karena itu, Rasul Paulus menuduhnya, atau menggambarkan dia telah melakukan pemaksaan kepada bangsa-bangsa lain untuk hidup sebagaimana orang Yahudi hidup, memang tidak dengan menggunakan paksaan dan kekerasan secara terbuka, tetapi itulah kecenderungan dari apa yang ia lakukan. Sebab akibatnya terlihat jelas di sini, bahwa orang-orang Kristen yang berasal dari bangsa-bangsa lain harus mengikuti cara hidup orang-orang Yahudi, kalau tidak, mereka tidak akan mendapat tempat di dalam persekutuan Kristen.
- II. Setelah menegaskan perilaku dan jabatannya, serta memberikan gambaran secukupnya bahwa ia tidak lebih rendah dari pada salah seorang dari rasul-rasul itu, dan bahkan, tidak dari Petrus sendiri, Paulus kemudian berbicara mengenai ajaran dasar yang agung dari Injil, yaitu bahwa pembenaran hanya oleh iman di dalam Kristus, dan bukan oleh perbuatan dengan melakukan hukum Taurat (walaupun ada beberapa orang yang menganggap bahwa semua yang ia katakan sampai akhir pasal ini adalah apa yang ia katakan kepada Petrus di Antiokhia). Dengan ajaran tersebut ia mengecam Petrus karena menyamakan diri dengan orang-orang Yahudi. Sebab, jika asas kepercayaannya mengatakan bahwa Injil itulah yang menjadi alat pembenaran, dan bukan hukum Musa, maka perbuatannya yang menyetujui orang-orang yang menjalankan hukum Musa serta mencampurkannya dengan iman karya pembenaran kita, merupakan suatu perbuatan yang sangat keliru. Inilah pengajaran yang diberitakan oleh Rasul Paulus di antara orang-orang Galatia, pengajaran yang masih ia taati, dan inilah pekerjaan besar yang harus ia sebutkan dan teguhkan di dalam surat kerasulan ini. Nah, berkenaan dengan hal ini Rasul Paulus ingin memberitahukan kepada kita,
- 1. Mengenai kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang Kristen Yahudi sendiri, “Kami,” ia berkata, “menurut kelahiran adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain (bahkan kami yang telah dilahirkan dan dibesarkan dalam agama orang Yahudi, dan tidak hidup di antara bangsa-bangsa lain yang tidak murni), tahu bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman di dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Dan, jika kami menganggap perlu untuk mencari pembenaran melalui iman dalam Kristus, maka mengapa kami merintangi diri kami sendiri lagi dengan hukum Musa itu? Untuk apa kami percaya kepada Kristus? Dan, jika demikian, bukankah suatu kebodohan untuk kembali kepada hukum Taurat dan berharap dapat dibenarkan oleh perbuatan-perbuatan baik atau pengaruh dari korban-korban dan segala pentahiran yang hanya bersifat upacara itu? Dan jika bagi kami sendiri yang menurut kelahiran adalah orang Yahudi menjadi bersalah bila kembali kepada hukum Taurat serta mengharapkan pembenaran melalui hukum itu, bukankah akan lebih besar kesalahannya lagi jika kami mengharuskan bangsa-bangsa lain melakukan hal yang sama, terlebih lagi mereka tidak pernah tunduk pada hukum itu, sebab tidak seorang pun yang dibenarkan karena melakukan hukum Taurat?” Untuk memberikan bobot yang lebih besar atas pernyataan ini ia menambahkan (ay. 17), “Tetapi jika kami sendiri, sementara kami berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus ternyata adalah orang-orang berdosa, apakah hal ini berarti, bahwa Kristus adalah pelayan dosa?” Jika, sementara kami mencari pembenaran hanya oleh Kristus saja dan mengajarkan kepada orang lain untuk berlaku seperti itu, dan pada saat yang sama kami juga harus menjalankan hukum Musa, dan kalau tidak maka kami akan dilihat setuju dengan dosa atau memperturutkan dosa atau dianggap sebagai pendosa dari bangsa-bangsa lain dan tidak layak diajak bersekutu, maka itu kan berarti Kristus adalah pelayan dosa? Tidakkah akan dianggap seperti itu, jika Ia mengajak kami untuk menerima pengajaran yang memberikan kebebasan untuk berbuat dosa, atau yang olehnya kami menjadi sangat jauh dari dibenarkan, sehingga kami tetap menjadi orang-orang berdosa yang tidak suci dan tidak layak untuk diterima dalam persekutuan?” Inilah, ia mengisyaratkan, yang akan menjadi akibatnya bila orang kembali kepada hukum Taurat, tetapi ia menolak itu dengan rasa jijik: “Sekali-kali tidak,” katanya, “kalau kami sampai berpikir seperti itu tentang Kristus atau pengajaran-Nya, bahwa Ia akan membawa kami ke dalam jalan pembenaran yang tidak sempurna dan tidak berguna, serta membiarkan orang-orang yang memeluknya tetap dalam keadaan tidak dibenarkan, atau menawarkan hati orang berdosa.” Hal ini akan sangat memalukan Kristus, dan akan sangat membahayakan mereka juga. “Karena,” katanya, “jikalau aku membangun kembali apa yang telah kurombak, yakni, jikalau aku (atau orang lain), yang telah mengajar bahwa ketaatan kepada hukum Musa sudah tidak diperlukan lagi untuk memperoleh pembenaran, dan kemudian, dengan perkataan atau perbuatan, mengajarkan atau mengisyaratkan bahwa hal itu masih diperlukan, maka dengan begitu aku menyatakan diriku sebagai pelanggar hukum Taurat. Dengan berlaku demikian, maka walaupun imanku ada di dalam Kristus, aku mengaku diri sendiri masih tetap seorang pendosa yang tidak suci dan tetap berada di bawah kesalahan dosa. Atau juga aku akan dituduh menipu dan tidak bertindak selaras dengan diriku sendiri.” Dengan demikian, Rasul Paulus menegaskan ajaran agung mengenai pembenaran oleh iman tanpa perlu menjalankan hukum Taurat dengan memakai asas-asas dan cara hidup orang-orang Kristen Yahudi sendiri. Ia juga menjelaskan akibat-akibat yang akan timbul jika mereka menyimpang dari ajaran itu, ketika ia melihat Petrus dan orang-orang Yahudi lainnya melakukan kesalahan besar dengan menolak bersekutu dengan orang-orang Kristen yang berasal dari bangsa-bangsa lain serta berusaha membawa mereka ke bawah perhambaan hukum Musa.
- 2. Rasul Paulus memberi tahu kita bagaimana sikap dan pengamalan imannya.
- (1) Bahwa ia telah mati terhadap hukum Taurat. Apa pun pendapat orang mengenai hukum itu, baginya ia telah mati terhadap hukum itu. Ia tahu bahwa hukum akhlak itu telah menyatakan suatu kutukan terhadap semua orang yang tidak mengikuti dan melakukan semua yang tertulis di dalamnya. Itulah sebabnya ia mati terhadap hukum itu, termasuk terhadap semua pengharapan dan keselamatan dengan melakukan cara itu. Mengenai hukum keupacaraan itu, ia juga tahu bahwa hukum itu telah menjadi masa lalu dan digantikan oleh kedatangan Kristus, dan karena itu, hakikat yang sebenarnya telah datang, dan ia tidak berurusan lagi dengan bayangan. Dengan demikian ia mati untuk hukum Taurat, oleh hukum Taurat itu sendiri. Pada akhirnya hukum itu berakhir dengan sendirinya. Dengan mempertimbangkan hukum itu sendiri, ia melihat bahwa pembenaran tidak diharapkan datang dari melakukan hukum itu (sebab tidak seorang pun dapat mematuhinya secara sempurna), dan bahwa sekarang sudah tidak perlu lagi melakukan pengorbanan dan pentahiran sesuai hukum itu, sebab semua itu telah dihapuskan di dalam Kristus, dan waktu penghapusan itu telah terjadi ketika Kristus mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban bagi kita. Itulah sebabnya, semakin cermat ia menelitinya, ia menjadi semakin yakin bahwa tidak ada alasan untuk memelihara hal yang dituntut oleh orang-orang Yahudi itu. Namun, walaupun ia telah mati untuk hukum Taurat itu, ia tidak memandang dirinya hidup dengan hukum itu. Ia telah meninggalkan semua pengharapan untuk dibenarkan dengan melakukan hukum itu, dan tidak mau lagi berada di bawah perhambaannya. Namun, jauh dari pemikirannya untuk meninggalkan kewajibannya kepada Allah. Sebaliknya, ia mati untuk hukum Taurat, supaya ia dapat hidup untuk Allah. Ajaran Injil yang ia pegang, bukannya memperlemah kewajiban tugas untuk ia kerjakan, melainkan malah lebih menguatkan dan meneguhkan tugas itu. Itulah sebabnya, walaupun ia telah mati untuk hukum Taurat, namun itu hanyalah supaya ia dapat menjalani hidup baru dan hidup yang lebih baik untuk Allah (seperti Rm. 7:4, 6). Hidup yang demikian akan lebih sesuai dan berkenan kepada Allah dibandingkan dengan kepatuhannya terhadap hukum Musa. Ini adalah hidup dengan iman di dalam Kristus, dan di bawah pengaruhnya, hidup dalam kekudusan dan kebenaran terhadap Allah. Sesuai dengan itu Rasul Paulus memberi tahu kita,
- (2) Bahwa, begitu mati untuk hukum Taurat, ia hidup untuk Allah melalui Yesus Kristus (ay. 20), Aku telah disalibkan dengan Kristus, dan seterusnya. Dan di sini, secara pribadi ia memberikan kepada kita suatu gambaran yang luar biasa mengenai rahasia kehidupan seorang percaya.
- [1] Dia telah disalibkan, namun ia hidup. Manusia lama itu telah turut disalibkan (Rm. 6:6), namun manusia baru itu hidup. Ia mati terhadap dunia ini, dan mati terhadap hukum Taurat, namun hidup untuk Allah dan Kristus. Dosa dimatikan dan kasih karunia dihidupkan.
- [2] Dia hidup, tetapi bukan lagi ia sendiri yang hidup. Pernyataan ini aneh, Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup. Ia hidup dalam menjalankan kasih karunia. Ia memiliki penghiburan dan kemenangan kasih karunia, namun kasih karunia itu tidak datang dari dirinya sendiri, tetapi dari pihak lain. Orang-orang percaya memandang diri mereka hidup dalam keadaan ketergantungan.
- [3] Dia telah disalibkan dengan Kristus, namun, Kristus hidup di dalam dirinya. Keadaan seperti ini berasal dari persekutuan rohani dengan Kristus, yang olehnya ia mengambil bagian dalam kematian Kristus, dan berdasarkan itu ia mati terhadap dosa. Namun, ia mengambil bagian dalam kehidupan Kristus, yang olehnya ia dapat hidup bagi Allah.
- [4] Dia hidup di dalam daging, namun, ia hidup oleh iman. Menurut tampilan lahiriah ia hidup seperti layaknya orang-orang lain, kehidupan sehari-harinya membutuhkan dukungan seperti orang-orang lain, namun ia memiliki asas-asas yang lebih tinggi dan lebih mulia yang mendukung dan menggerakkan hidupnya, yaitu iman di dalam Kristus, dan secara khusus ia menyaksikan keajaiban kasih-Nya dalam menyerahkan diri-Nya untuk dirinya. Selanjutnya pernyataannya adalah, walaupun ia hidup di dalam daging, ia tidak hidup menurut daging. Perhatikanlah, orang-orang yang memiliki iman yang sejati akan hidup oleh iman itu. Dan hal besar yang diteguhkan oleh iman itu adalah kasih Kristus kepada kita serta penyerahan diri-Nya sendiri untuk kita. Bukti terbesar bahwa Kristus mengasihi kita adalah penyerahan diri-Nya untuk kita. Inilah yang harus menjadi perhatian utama kita untuk menggabungkannya dengan iman itu, supaya kita dapat hidup bagi Dia. Akhirnya, Rasul Paulus mengakhiri pembicaraan ini dengan memberitahukan kepada kita bahwa dengan ajaran pembenaran oleh iman di dalam Kristus, tanpa perlu melakukan hukum Taurat (yang ia tegaskan dan ditentang oleh orang-orang lain), ia dapat menghindari dua kesulitan besar yang dihadapi oleh pendapat yang bertentangan dengan ajaran tersebut:
- 1. Bahwa ia tidak menolak kasih karunia Allah, seperti yang dilakukan oleh ajaran pembenaran melalui perbuatan hukum Taurat. Sebab ia menegaskan (Rm. 11:6), jika hal itu terjadi karena perbuatan, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia.
- 2. Bahwa ia tidak menyia-nyiakan kematian Kristus. Sebaliknya, sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka kesimpulannya adalah sia-sialah kematian Kristus. Sebab jika kita mencari keselamatan dengan menjalankan hukum Taurat, maka kita membuat kematian Kristus menjadi tidak ada gunanya. Sebab untuk apa Ia ditentukan harus mati, jika kita dapat diselamatkan tanpa kematian-Nya?
SH: Gal 2:15-21 - Hidupku bukannya aku lagi (Rabu, 24 Agustus 2011) Hidupku bukannya aku lagi
Paulus telah dengan tegas menegur Petrus yang tidak jelas pendiriannya. Paulus kemudian menegaskan kenyataan bahwa sesunggu...
Hidupku bukannya aku lagi
Paulus telah dengan tegas menegur Petrus yang tidak jelas pendiriannya. Paulus kemudian menegaskan kenyataan bahwa sesungguhnya orang Yahudi sama dengan orang nonYahudi, sama-sama orang berdosa yang tidak bisa menyelamatkan diri sendiri dengan ketaatan melakukan Taurat. Karena hanya Kristuslah yang dapat membenarkan seseorang.
Kaum Yudaisme berkata bahwa apa yang dilakukan orang Kristen tidaklah sempurna. Tidak cukup bila orang hanya percaya kepada Yesus, karena ia harus melakukan hukum Taurat juga. Pandangan ini tentu tidak benar karena bila demikian berarti orang Kristen adalah orang berdosa sebab telah mengikuti ajaran Yesus yang menolak tuntutan Taurat. Bila demikian, tentu Yesus pun dapat disebut sebagai promotor atau pelayan dosa karena menganjurkan orang untuk tidak melakukan Taurat. Jelas saja Paulus membantah hal ini. Karena kalau ia kembali melakukan Taurat berarti ia membangun lagi tembok yang sudah dirobohkan dan berarti ia mengakui bahwa dirinya adalah pelanggar Taurat.
Paulus menegaskan bahwa ia sudah mati terhadap Taurat. Kita harus ingat bahwa kalau ada orang yang bisa mengatakan sudah sempurna melakukan Taurat, Pauluslah orangnya (Flp. 3:6). tetapi Paulus sadar bahwa melakukan Taurat tidak serta merta menjadikan dia benar. Maka hanya ada satu cara, yaitu percaya Yesus! Yesuslah yang membenarkan dan menyelamatkan manusia. Maka bagi Paulus, hidupnya bukan lagi miliknya sendiri, melainkan milik Kristus. Dia sudah mati bersama Kristus yang disalibkan. Kristuslah yang menghidupkan dirinya. Jadi hidup Paulus bukan lagi untuk berjuang melakukan Taurat supaya dibenarkan, melainkan untuk Allah (19).
Ada syair lagu yang demikian: "Hidupku bukannya aku lagi, tapi Yesus dalamku". Jadi pahamilah bahwa bukan melakukan Taurat yang menyelamatkan kita, tetapi percaya Tuhan Yesus saja yang membuat kita mendapat anugerah keselamatan. Ingatlah bahwa waktu kita percaya Yesus, maka Dia mengampuni dosa kita dan di hadapan Allah kita adalah orang benar.
SH: Gal 2:15-21 - Menghadirkan Kristus (Rabu, 11 September 2019) Menghadirkan Kristus
Pada awal proses rehabilitasi, seorang pecandu narkoba bisa sangat menderita. Tubuh, yang terbiasa mengonsumsi obat-obatan, kesa...
Menghadirkan Kristus
Pada awal proses rehabilitasi, seorang pecandu narkoba bisa sangat menderita. Tubuh, yang terbiasa mengonsumsi obat-obatan, kesakitan karena menagih dosis yang biasa diterima. Namun jika tahap itu terlewati, tubuh akan terasa normal kembali tanpa harus mengonsumsi narkoba, sehingga si pecandu bisa hidup baru tanpa tergantung pada obat-obatan. Tubuhnya menjadi bersih dan tak lagi dikuasai oleh obat-obatan. Biasanya, dalam hidup barunya, ia akan menjadi penyemangat bagi para pencandu lainnya untuk berhenti memakai narkoba serta bisa berbagi kepada orang lain mengenai dampak bahaya dari narkoba.
Dalam perikop ini, Rasul Paulus menyampaikan nasihat berdasarkan pengalaman pribadinya. Ia menyebutkan bahwa secara lahiriah dirinya adalah orang Yahudi, bukan bangsa asing yang dianggap sebagai orang berdosa (15). Namun, ia tidak mengandalkan status lahiriah itu karena bagi dia yang terutama adalah percaya kepada Yesus dan meneladani hidup-Nya. Itulah sebabnya Rasul Paulus menyebutkan bahwa hidupnya bukan lagi oleh dirinya sendiri karena Kristuslah yang hidup di dalamnya (20). Paulus terlahir sebagai Yahudi di mana kehidupan lamanya dikuasai oleh ketundukan kepada hukum. Namun, dalam hidup barunya Kristus berkarya melalu dirinya.
Menjadi orang Kristen adalah menjadi pengikut Kristus. Secara lahiriah, kehidupan kita sama saja dengan orang lain yang sama-sama mengalami kelemahan manusiawi dan sama-sama melakukan kebaikan. Bahkan, bisa saja orang yang tidak mengenal Kristus justru melakukan kebaikan yang lebih besar dibanding kita. Namun, penghayatan utama orang Kristen adalah segala yang dilakukan, termasuk amal baik, tidak bisa dianggap sebagai pencapaian pribadi. Semua itu dilakukan karena Kristus sendiri yang hidup di dalam kita. Kristus hidup dan berkarya melalui diri setiap orang. Karena itu, marilah kita hadirkan Kristus setiap saat melalui perkataan dan perbuatan kita.
Doa: Tuhan, tolonglah kami menghadirkan Kristus dalam segenap hidup kami. [THIE]
SH: Gal 2:11-21 - Tolak standar ganda! (Selasa, 7 Juni 2005) Tolak standar ganda!
Joni adalah salah seorang simpatisan Kristen yang akhirnya
menolak untuk dibaptiskan karena melihat kelakuan dari seorang
...
Tolak standar ganda!
Joni adalah salah seorang simpatisan Kristen yang akhirnya
menolak untuk dibaptiskan karena melihat kelakuan dari seorang
pemimpin Kristen. "Munafik," ujar Joni ketika ditanyakan
alasannya. Lanjutnya, "Dia berkata Yesus mengasihi tanpa
membeda-bedakan suku, bangsa, ras, dan bahasa. Namun, ia
(menyebut nama pemimpin itu) menghina suku kami sebagai suku
yang rendah dan tidak pantas beribadah di gerejanya."
Sungguh menyedihkan, sikap yang dilihat Joni dan yang menjadi penyebab ia mundur dari memercayai Yesus, justru diperlihatkan oleh Petrus (ayat 12). Petrus masih menganggap tradisi Yahudi (=sunat) lebih penting daripada Injil. Sebaliknya Paulus menyatakan konsistensi imannya dengan berani menegor keras dan terbuka kepada Petrus yang tergolong seniornya (ayat 11,14). Pertama, hukum Taurat tidak dapat menyelamatkan manusia berdosa. Hanya kasih karunia dalam Kristus yang membenarkan seseorang. Kasih karunia dalam Kristus inilah yang mengubah inti kehidupan orang yang percaya. Hidup Kristus ada di dalam hidupnya (ayat 16-20). Kedua, sikap Petrus sebagai salah seorang pemimpin gereja mempengaruhi orang-orang lain sehingga mereka juga terseret dalam kemunafikannya (ayat 13). Kalau hal ini dibiarkan dapat mengacaukan dan merusak persekutuan Injil yang sudah Paulus rintis dan bina selama ini di Antiokhia.
Gereja harus menyadari bahwa peran penting mereka dalam pemberitaan Injil bukan hanya dengan menjadi juru bicara Tuhan, tetapi juga dengan menyaksikan kasih Allah melalui kehidupan. Pertama, gereja harus menolak segala ajaran yang menegakkan peraturan atau tradisi tertentu lebih tinggi daripada ajaran kasih karunia. Kedua, gereja harus mendidik umat Tuhan untuk tidak bersikap membeda-bedakan suku, bahasa, status sosial, pendidikan, dll. Sikap antidiskriminasi ini harus dimulai dari para pemimpin gereja!
Camkan: Jangan rusak kesaksian Injil kasih Allah dengan tindakan diskriminatif umat Allah.
Utley -> Gal 2:11-21
Utley: Gal 2:11-21 - --NASKAH NASB (UPDATED): Gal 2:11-2111 Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. 12 Karena sebelum bebe...
NASKAH NASB (UPDATED): Gal 2:11-21
11 Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. 12 Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara- saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat. 13 Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka. 14 Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: "Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?"15 Menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain. 16 Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat. 17 Tetapi jika kami sendiri, sementara kami berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus ternyata adalah orang-orang berdosa, apakah hal itu berarti, bahwa Kristus adalah pelayan dosa? Sekali-kali tidak. 18 Karena, jikalau aku membangun kembali apa yang telah kurombak, aku menyatakan diriku sebagai pelanggar hukum Taurat. 19 Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; 20 namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. 21 Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.
Gal 2:11 "Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia" Waktu kunjungan Petrus ke Antiokhia tidak diketahui. Beberapa sarjana menempatkan kunjungan tersebut segera setelah Konsili Yerusalem, beberapa menempatkannya sebelumnya. Rupanya penyebutan dari kunjungan ini keluar dari urutan kronologisnya. Ini bisa tepat setelah pertemuan Konsili dari Kis 15 yang menyoroti fakta bahwa semua masalah-masalah praktis tidak sepenuhnya terselesaikan. Namun demikian, sulitlah membayangkan Petrus bertindak seperti ini setelah menegaskan Paulus dan Injil-Nya di dalam Konsili (lih. Gal 2:9; Kis 15:6-11), hal ini kemudian menjadi argumen lain bagi mereka yang berpikir itu merujuk pada penglihatan Kis 11.
□ "aku berterang-terang menentangnya" Paulus menggunakan contoh ini untuk menegaskan kemandiriannya dari dan kesetaraannya dengan Para Rasul Yerusalem. Ini adalah sebuah ungkapan yang kuat (lih. Ef 6:13 dan Yak 4:7).
- NASB, "sebab ia berdiri mengutuk"
- NKJV "sebab ia harus disalahkan"
- NRSV "sebab ia berdiri mengutuk dirinya sendiri"
- TEV "sebab ia salah"
- NJB "berhubung ia jelas-jelas yang salah"
KATA KERJA PERIPHRASTIC PASSIVE PLUPERFECT ini berbicara tentang sesuatu yang sudah terjadi, yang telah menjadi sebuah posisi yang tetap dan telah dilakukan oleh pelaku dari luar. Konstruksi ini tidak berarti bahwa Petrus terus bersikap seperti ini. Juga perhatikan bahwa pemimpin kelompok Kerasulan ini melakukan kesalahan. Para Rasul terinspirasi untuk menulis Alkitab dapat dipercaya dan abadi, namun tidak pernah tersirat bahwa mereka tidak berbuat dosa atau tidak salah membuat pilihan di bidang lain!
Gal 2:12 "Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang," "Orang-orang tertentu" ini mungkin adalah anggota Gereja di Yerusalem, tetapi tidaklah pasti apakah mereka memiliki suatu otoritas resmi atau tidak. Jelas-jelas mereka bukanlah perwakilan yang dikirim dari Yakobus, karenaYakobus setuju sepenuhnya dengan posisi Paulus tentang oramg Kristen non-Yahudi (lih. Kis 15:13-21). Mungkin mereka adalah sebuah komite pencari fakta yang telah melampaui wewenang mereka. Mereka mungkin ada di sana untuk memeriksa implementasi dari ketetsapan Konsili (lih. Kis 15:20-21). Mereka menangkap Petrus, seorang Yahudi percaya, sedang berada semeja persekutuan dengan orang percaya bukan Yahudi dalam pelanggaran langsung dari hukum lisan (yaitu, Talmud). Petrus telah bergumul dengan masalah ini sejak awal (lih. Kis 11:1-18). Ini bukan masalah kecil bahkan selama kehidupan Yesus (lih. Mat 9:11; 11:19, Luk 19:1-10; 15:2; Kis 15:28-29).
□ "ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat" Tiga KATA KERJA IMPERFECT TENSE muncul dalam ay. Gal 2:12. Yang pertama menyatakan bahwa Petrus makan secara teratur dengan orang percaya bukan Yahudi. Yang kedua dan ketiga menekankan bahwa ketika delegasi dari Gereja Yerusalem tiba Petrus mulai mengurangi kontak sosialnya dengan orang-orang percaya bukan Yahudi. Ini bukan atas isu tunggal sunat melainkan hubungan umum Hukum Musa dengan orang percaya bukan Yahudi yang baru.
Gal 2:13 "Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka." Sungut mematikan dari pengaruh merusak kaum Yudais disana mempengaruhi bahkan orang yang paling setia. Paulus jelas merasa kecewa dengan tindakan Barnabas. Barnabas telah berkhotbah kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi dan berdiri untuk Injil yang gratis di Kis 15. Masalahnya di sini bukanlah kebebasan orang percaya bukan Yahudi dari persyaratan dari Hukum Musa, melainkan implikasi dari kebebasan ini untuk orang percaya Yahudi. Apakah Petrus dan Barnabas juga bebas untuk menolak tradisi lisan yang menafsirkan Hukum Musa? Lihat Topik Khusus: Pandangan Paulus terhadap Hukum Musa di Gal 3:19.
- NASB NKJV "secara langsung"
- NRSV "tidak sesuai dengan kebenaran"
- TEV "tidak berjalan di jalan yang lurus"
Ini secara harfiah adalah "bahwa mereka tidak berjalan lurus." Ini memiliki dua metafora.
- 1. "berjalan" berarti gaya hidup
- 2. "lurus" adalah suatu permainan pada jalan dijalur kebenaran yang lapang (yaitu, batang pengukur yang lurus, lihat Topik Khusus: Kebenaran pada Gal 2:21)
□ "kebenaran injil" Lihat Topik Khusus: "Kebenaran" dalam Tulisan-tulisan Paulus di Gal 2:5.
□ "aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua" Biasanya masalah gereja perlu ditangani secara pribadi, tapi tindakan Petrus menusuk ke jantung Injil. Konflik tersebut telah mempengaruhi seluruh jemaat di Antiokhia dan harus ditangani secara terbuka dan tegas untuk menyelesaikan perpecahan gereja (lih. 1Tim 5:20).
□ "Jika engkau, seorang Yahudi" KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL ini (diasumsikan benar dari sudut pandang sipenulis atau untuk tujuan sastra) adalah awal dari diskusi Paulus dengan Petrus. Gal 2:15-21 mungkin merupakan sebuah ringkasan teologis dan belum tentu merupakan kata-kata setepatnya yang diucapkan Paulus kepada Petrus. Konfrontasi di muka publik antara Paulus dengan Petrus atas kemunafikan dan inkonsistensinya ini lebih lanjut membuktikan independensi Paulus.
□ "hidup… secara Yahudi," Paulus merubah KATA BENDA "Yahudi" ini menjadi sebuah INFINITIVE (PRESENT ACTIVE), hanya ditemukan di sini dalam PB.
Gal 2:15-21 Lihat catatan pada awal pasal ini (yaitu, Wawasan Kontekstual, C). Sepertinya bagi saya bahwa ucapan Paulus kepada Petrus mungkin berhenti pada ay. Gal 2:14 karena ay. Gal 2:15-21 berbicara pada khalayak yang lebih luas (perhatikan pembagian paragraph dari NRSV, TEV, NJB). Masalahnya adalah bahwa tidak ada penanda kenaskahan yang jelas untuk transisinya. Ada kemungkinan bahwa ay. Gal 2:15-21 ditujukan kepada orang Kristen Galatia. Jika demikian, ayat-ayat ini membentuk suatu pernyataan ringkasan dari kebenaran Injil yang terkait dengan klaim kaum Yudais disana, bukan hanya tindakan yang tidak tepat dari Petrus dan Barnabas (dan orang Kristen Yahudi lainnya yang hadir).
Pertanyaan interpretifnya adalah, "Merujuk pada siapakah 'kita' dari ay. 15,16,17":
- 1. Paulus, Petrus, dan orang Yahudi percaya lainnya
- 2. Paulus dan orang percaya Galatia (penggeneralisasian prinsip teologis tentang pembenaran oleh iman, lih ay. Gal 2:16; Rom 2:28-29)
Gal 2:15 "Menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi" Jelaslah bahwa orang Yahudi memiliki beberapa keuntungan rohani (lih. Rom 3:1,2; 9:4,5). Tapi keunggulan mereka tidak berhubungan dengan keselamatan tetapi dengan wahyu dan persekutuan dengan Allah melalui Perjanjian Lama sebagai Umat Allah. Jadi, inti dari Injil Paulus kepada bangsa-bangsa lain adalah kesetaraan orang percaya Yahudi dan bukan Yahudi di hadapan Allah (lih. Gal 3:28; 1Kor 12:13; Ef 2:11-3:13; Kol 3:11).
□ "dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain" Paulus tampaknya menggunakan ungkapan penghinaan yang lazim dalam Yudaisme kerabian dan mungkin digunakan oleh guru-guru palsu. Bangsa bukan Yahudi adalah orang berdosa berdasarkan keberadaan mereka yang di luar umat perjanjian PL (lih. Ef 2:11-12).
Gal 2:16 "tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus" Ayat ini mengandung tiga kali lipat penekanan tentang doktrin bahwa pembenaran oleh kasih karunia melalui iman saja adalah untuk setiap orang (lih. Ef 2:8-9), dimulai dengan "seseorang," kemudian ke "kita" dan diakhiri dengan "tidak satu dagingpun." Pengulangan tiga kali lipat ini sangatlah luar biasa besar dalam dampaknya. Kebenaran tentang pembenaran oleh iman bagi semua umat manusia (Yahudi dan bukan Yahudi) adalah inti dari penyajian teologis Paulus yang bersifat definitif dalam Rom 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8, yang diringkas dalam Rom 3:21-31.
"Dibenarkan" (serta juga "benar") melambangkan konsep PL tentang buluh pengukur (lihat Topik Khusus pada Gal 2:21). YHWH menggunakan metafora ini untuk karakter dan standar moral-Nya sendiri. Allah adalah standar pengukuran rohani (lih. Mat 5:48). Dalam PB Allah memberi kita kebenaran-Nya sendiri melalui kematian Kristus (lih. 2Kor 5:21), yang diterima melalui pertobatan dan iman di pihak si manusia tersebut (lih. Mr 1:15 dan Kis 3:16,19; 20:21).
Pembenaran oleh kasih karunia melalui iman ini – yang disajikan dalam ay. Gal 2:16,17 sebagai posisi kita di dalam Kristus -- didasarkan sepenuhnya pada kehidupan serupa Kristus bagi kita sepenuhnya dinyatakan dalam ayat Gal 2:21 di mana posisi kita harus menghasilkan suatu kehidupan yang serupa dengan Kristus (yaitu, Topik Khusus: Pengudusan di 1Tes 4:3, lih. Rom 8:29; Gal 4:19; Ef 1:4; 2:10; 1Yoh 1:7). Paulus tidak menyangkal bahwa perbuatan baik adalah signifikan. Dia hanya membantah bahwa perbuatan tersebut adalah landasan bagi penerimaan kita. Ef 2:8-10 menunjukkan dengan jelas Injil Paulus – Anuagerah pemrakarsadari Allah, melalui tanggapan iman umat manusia, kepada perbuatan baik. Bahkan Gal 2:20, yang tampaknya menekankan pengudusan kita -- tetapi dalam konteks dari paragraph ini, membuktikan validitas dan kemeresapan dari doktrin anugerah kebenaran Yesus, benar-benar terlepas dari usaha manusia atau gaya hidup atau asal etnisnya.
Paulus menekankan persyaratan pembenaran adalah bukan
- 1. "oleh karena melakukan hukum Taurat," ay. Gal 2:16a
- 2. "dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat," ay. Gal 2:16b
- 3. "Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.," ay. Gal 2:16c
Kemudian Paulus memberikan satu-satunya jalan bagi umat manusia yang berdosa untuk bisa dibenarkan.
- 1. "oleh karena iman dalam Kristus Yesus" (har. "melalui [dia] iman dari Kristus Yesus"), ay. Gal 2:16a
- 2. "kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus" (lit. "di dalam [eis] Kristus Yesus kita percaya" [AORIST ACTIVE INDICATIVE]), ay. Gal 2:16b
- 3. "oleh karena iman dalam Kristus" (har. "oleh [ek] iman Kristus"), ay. Gal 2:16c
Pengulangan tiga kali lipat ini adalah untuk kejelasan dan penekanan! Satu-satunya masalahnya ada dalam bagaimana memahami dan menerjemahkan bentuk-bentuk GENITIVE "dari Kristus Yesus," ay. Gal 2:16a dan "dari Kristus," ay. Gal 2:16c. Kebanyakan terjemahan menganggap frasa ini sebagai OBJECTIVE GENITIVE, "iman dalam Kristus," tetapi ini dapat menjadi sebuah SUBJECTIVE GENITIVE (lih. Alkitab NET), yang mencerminkan suatu ungkapan PL tentang "kesetiaan Kristus" kepada kehendak Bapa. Pertanyaan ketatabahasaan yang sama ini mempengaruhi pemahaman akan Rom 3:22,26; Gal 2:20; 3:22; Ef 3:12; Fili 3:9. Apapun maksud Paulus, keduanya menunjukkan bahwa pembenaran tidaklah ditemukan dalam tindakan, jasa, atau ketaatan manusia, tetapi dalam tindakan dan ketaatan Yesus Kristus. Yesus adalah satu-satunya pengharapan kita!
- NASB, NKJV "bahkan kita telah percaya di dalam Kristus Yesus"
- NRSV "kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus"
- TEV "Kami, juga, telah percaya dalam Kristus Yesus"
- NJB "kita harus menjadi orang percaya dalam Kristus Yesus"
Istilah Yunani pistis(KATA BENDA) dan pisteuō(KATA KERJA) dapat diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai "kepercayaan," "percaya," atau "iman" Istilah ini menyampaikan dua aspek yang berbeda dari hubungan kita dengan Allah..
- 1. kita menaruh kepercayaan kita dalam keterpercayaan dari janji-janji Tuhan dan karya paripurna Yesus
- 2. kita mempercayai pesan tentang Allah, manusia, dosa, Kristus, keselamatan, dll (yaitu, Alkitab)
Karenanya, ini dapat merujuk pada pesan Injil atau kepercayaan kita dalam pribadi dari Injil. Injil adalah seseorang (Yesus Kristus) untuk disambut, sebuah pesan tentang orang tersebut untuk percaya, dan kehidupan seperti hidup orang tersebut untuk dijalani. Lihat Topik Khusus: Percaya pada Gal 3:6 dan 1Tes 5:9.
□ "hukum Taurat" (dua kali) Terjemahan NASB, NKJV, NRSV, TEV, dan JB semua memiliki DEFINITE ARTICLE dua kali. DEFINITE ARTICLE ini tidak muncul dalam naskah Yunaninya, tetapi diasumsikan karena penggunaan terus-menerus Paulus akan frasa ini untuk Hukum Musa. Meskipun dia terutama menyimpannya dalam pikiran, setiap usaha manusia lainnya (norma sosial) yang berfungsi sebagai dasar bagi status kebenaran kita yang seharusnya dengan Tuhan dapat tersirat di sini.
□ "tidak ada seorangpun" Pernyataan ini berarti "tidak ada satu dagingpun" Lihat Topik Khusus: Daging (sarx) di Gal 1:16.
Gal 2:17 "Jika" "Jika" mengantar sebuah KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL, yang diasumsikan benar dari sudut pandang penulis atau untuk tujuan sastranya. Paulus dan teman-temannya (seperti semua manusia) diasumsikan sebagai orang berdosa (lih. Rom 3:9-18,19,23; 11:32; Gal 3:22).
□ "kami… ternyata adalah orang-orang berdosa," Frasa ini terbukti sulit untuk ditafsirkan. Beberapa kemungkinan teori telah dikemukakan.
- 1. kebanyakan komentator menghubungkannya dengan Rom 3:23 dan berkata "Kami, seperti bangsa-bangsa kafir, semua membutuhkan kebenaran Allah karena kita semua telah berdosa"
- 2. beberapa orang menghubungkan kalimat ini dengan pertanyaan antinomian dari Rom 6; 7; 8, bahwa jika seseorang diselamatkan selain dari usaha manusia, mengapa Tuhan menghakimi kita dalam hubungannya dengan dosa kita
- 3. frasa ini dapat mengatur panggung untuk diskusi Paulus tentang Hukum dalam pasal Gal 3, di mana satu kali saja melanggar, di tempat manapun, akan menghilangkan kemungkinan untuk menjadi benar dengan Allah melalui mentaati hukum Taurat. Orang Yahudi yang percaya, Petrus, Paulus, dan Barnabas telah melanggar Hukum Taurat dengan makan makanan yang terlarang. Pandangan ini akan menghubungkan ay. Gal 2:17 dengan konteks langsungnya yang menyangkal suatu kesimpulan yang tidak benar yang telah didasarkan pada sebuah premis yang valid
- 4. Paulus sedang merujuk pada orang Yahudi dan bukan Yahudi yang menjadi satu di dalam Kristus
Jika hal ini bukan kehendak Allah, kesatuan ini akan membuat orang percaya Yahudi menjadi orang berdosa dan Kristus menjadi sepihak dengan dosa mereka (lih. Ef 2:11-3:6).
- NASB, "apakah Kristus lalu merupakan pelayan dari dosa? Jangan sampai terjadi"
- NRSV "apakah Kristus lalu menjadi hamba dosa"
- NKJV "apakah Kristus karenanya lalu menjadi pelayan dosa? Tentu saja tidak"
- TEV "apakah hal itu berarti, bahwa Kristus adalah pelayan dosa? Sekali-kali tidak"
- NJB "maka artinya Kristus telah menginduksi kita kepada dosa, yang tidaklah masuk akal"
Argumentasi Paulus berlanjut, meskipun sulit untuk diikuti. Perihal ia menanggapi (1) tindakan Petrus atau (2) tuduhan dan / atau ajaran guru-guru palsu adalah jelas, tetapi setepatnya berkaitan dengan apakah masalah ini masih belum jelas.
Penggunaan lain Paulus akan kalimat "jangan sampai terjadi" atau "Semoga tidak" adalah penting dalam menafsirkan ayat ini (lih. Gal 3:21; Rom 6:2). Biasanya Paulus menggunakan struktur OPTATIVE yang langka ini untuk menyangkal suatu kesimpulan tidak benar yang didasarkan pada sebuah premis yang valid.
Gal 2:18 "Karena, jikalau aku membangun kembali apa yang telah kurombak, aku menyatakan diriku sebagai pelanggar hukum Taurat." Ini adalah sebuah KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL, yang dianggap benar dari sudut pandang penulis atau untuk tujuan sastranya. Para sarjana tidak yakin akan rujukan yang tepat dari Paulus di sini. Apakah itu pemberitaan Injilnya atau kehidupannya sebelumnya dalam Yudaisme? Kerancuan yang sama ini ditemukan dalam Rom 7. "Membangun kembali" dan "menghancurkan" mungkin merupakan istilah kerabian yang mirip dengan "mengikat" dan "melonggarkan" dari Mat 16:19.
Gal 2:19 "aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat" Pernyataan penting ini lebih bersifat legal dari pada mistis dalam fokusnys. Entah bagaimana ketika Yesus mati bagi kita, kita mati bersama-Nya (lih. Gal 2:20; Rom 6:6-7; 2Kor 5:14-15). Oleh karena itu, hubungan wajib kita dengan Hukum, dalam kaitannya dengan keselamatan, diputuskan. Kita mampu untuk datang kepada Kristus dengan bebas. Ini adalah fokus dalam ay. 20,21, mirip dengan argumentasi Paulus yang dikembangkan.dalam Rom 6:1-7:6.
□ "supaya aku hidup untuk Allah" Sekali lagi, aspek-aspek teologis kembar yaitu posisi kita di dalam Kristus dan gaya hidup kita untuk Kristus yang diamanatkan ditegaskan. Kebenaran yang bersifat paradoks ini dapat dinyatakan dalam beberapa cara.
- 1. Bentuk INDICATIVE (pernyataan tentang posisi kita) dan IMPERATIVE (tuntutan menjalani posisi kita) nya.
- 2. TUJUAN (kebenaran injil) dan SUBYEKTIF (menjalankan Injil)
- 3. "Kita telah menang" (kita diterima oleh Allah dalam Kristus) tapi sekarang "kita harus menjalankan" (kita harus hidup bagi Kristus karena rasa syukur)
Ini adalah sifat ganda dari Injil – keselamatan adalah benar-benar gratis, tapi memakan biaya yaitu keseluruhan kita berikut segala sesuatu yang kita miliki! Haruslah ditegaskan bahwa hadiah gratis tersebut datang sebelum panggilan untuk keserupaan dengan Kristus. Kita mati untuk dosa agar kita bisa melayani Allah (lih. Rom 6:10)!
Gal 2:20 "Aku telah disalibkan dengan Kristus" Dalam kalimat Yunani, "dengan Kristus" ditempatkan di muka untuk penekanan (dalam naskah Yunani UBS4 ini adalah bagian dari ay. Gal 2:19). KATA KERJA nya (sebuah PERFECT PASSIVE INDICATIVE) menyiratkan bahwa sesuatu terjadi di masa lalu dengan hasil yang abadi dan dicapai oleh pelaku dari luar. Ini adalah fokus dari Rom 6:1-11; 7:1-6.
Paulus menggunakan istilah "disalibkan" dalam Gal 5:24; 6:4, yang berkaitan dengan hubungan orang percaya dengan sistem dunia yang jatuh ini. Namun demikian, penekanannya di sini tampaknya adalah hubungan orang percaya dengan Hukum (lih. Gal 3:13). Pentinglah untuk diingat bahwa sekali kita telah mati dengan Kristus, kita hidup bagi Allah (lih. ay. Gal 2:19; Rom 6:10). Konsep ini ditekankan berulang-ulang sebagai
- 1. tanggung jawab kita untuk hidup seperti Dia hidup (lih. 1Yoh 1:7)
- 2. bahwa kita harus hidup sesuai dengan panggilan yang melaluinya kita telah dipanggil (lih. Ef 4:1,17; 5:2) Setelah kita mengenal Kristus dalam pengampunan yang gratis pentinglah bahwa kita menjalani suatu kehidupan kehambaan yang bertanggung jawab (lih. Kol 2:12-14,20; 3:1-4; dan 2Kor 5:14-15).
□ "melainkan Kristus yang hidup di dalam aku" Yesus sering dikatakan tinggal di dalam orang percaya (lih. Mat 28:20; Yoh 14:23 [Yesus dan Bapa]; Rom 8:10; Kol 1:27). Hal ini sering dikaitkan dengan pelayanan Roh Kudus (lih. Rom 8:9,11; 1Kor 3:16; 6:19; 2Tim 1:14). Pekerjaan Roh adalah untuk membesarkan dan mereproduksi Anak di dalam orang percaya (lih. Yoh 16:7-15; Rom 8:28-29; Gal 4:19).
□ "Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging" Lihat Topik Khusus: Daging (sarx) di Gal 1:16.
□ "adalah hidup oleh iman" Istilah Yunani pistis(KATA BENDA) dan pisteuō(KATA KERJA) dapat diterjemahkan sebagai "kepercayaan," "percaya," atau "iman," yang terutama menekankan kepercayaan kita pada keterpercayaan Tuhan atau iman kita dalam kesetiaan Tuhan. Lihat Topik Khusus pada Gal 3:6. Iman ini adalah respon awal kita terhadap janji-janji Allah, yang diikuti dengan suatu perjalanan terus dalam janji-janji tersebut. "Iman" digunakan dalam tiga pengertian dalam PB.
- 1. kepercayaan pribadi
- 2. hidup yang dapat dipercaya
- 3. sebuah rujukan kepada lembaga doktrin Kristen, seperti dalam Kis 6:7; 13:8; 14:22; Gal 1:23; Yud ay. 3,20
Ini mungkin merupakan singgungan terhadap Hab 2:4 (lih. Rom 1:17; Gal 3:11; Ibr 10:38).
□ "Anak Allah" Beberapa MSS yang sangat kuno (yakni, P46, B, D, F, G) memiliki "Allah dan Kristus," tetapi Paulus tidak menggunakan frase ini ataupun menegaskan bahwa kepercayaan pada Tuhan membawa keselamatan. Frasa "Anak Allah" ini ditemukan dalam MSS א , A, C, D2 dan sebagian besar dari bapa-bapa gereja mula-mula. UBS4 memberi peringkat "A" (pasti).
□ "yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." Ini adalah inti dari penebusan dosa (lih. Gal 1:4; Mr 10:45; Rom 5:6,8,10; Kej 3:15; Yes 53:4-6).
Gal 2:21 "sekiranya" Ini mengantar satu lagi KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL yang dianggap benar dari sudut pandang penulis atau untuk tujuan sastranya. Seseorang pasti mengharapkan sebuah KALIMAT SECOND CLASS CONDITIONAL. Ini adalah contoh yang baik dari sebuah KALIMAT FIRST CLASS CONDITIONAL untuk menekankan suatu pernyataan palsu. Hanya ada satu jalan kepada Allah -- bukan melalui Hukum, melainkan melalui iman dalam karya paripurna Kristus (lih. Gal 3:21). Jika Hukum bisa membawa keselamatan, maka Kristus tidak perlu mati!
□ "kebenaran" Lihat Topik Khusus berikut.
□ "maka sia-sialah kematian Kristus" Ini adalah klimaks teologis dari penolakan Paulus akan penekanan Yudais pada kinerja manusia. Jika tindakan manusia bisa membawa status kebenaran dengan Allah, maka tidak perlu bagi Yesus untuk mati! Namun demikian, baik (1), PL terutama Hakim-hakim dan sejarah Israel (lih. Neh 9) dan (2) pengalaman-pengalaman saat ini dari para agamawan rajin seperti Paulus, menunjukkan ketidakmampuan manusia untuk mematuhi dan menyesuaikan diri dengan perjanjian Allah. Perjanjian Lama, bukannya membawa kehidupan, malah membawa kematian dan kutukan (lih. Gal 3). Perjanjian Baru (lih. Yer 31:31-34; Yeh 36:22-38) membawa kehidupan sebagai sebuah karunia dari Allah yang penuh kasih dengan memberikan pada manusia jatuh yang percaya sebuah hati yang baru, pikiran yang baru, semangat yang baru! Karunia ini hanya menjadi mungkin melalui karya pengorbanan Kristus. Ia menggenapi Hukum Taurat! Dia memulihkan pelanggaran dari persekutuan (yaitu, gambar Allah dalam kemanusiaan yang rusak dari Kej 3 telah diperbaiki dan dipulihkan!).
Galilah -> Gal 2:15-21
Galilah: Gal 2:15-21 - Injil Anugerah Diringkas Galatia 2:15-21 Sub Tema: Injil Anugerah Diringkas
Menurut kelahiran, kita adalah orang Yahudi dan bukan “orang kafir yang berdosa”, namun kita ...
Galatia 2:15-21 Sub Tema: Injil Anugerah Diringkas
Menurut kelahiran, kita adalah orang Yahudi dan bukan “orang kafir yang berdosa”, namun kita tahu bahwa seorang manusia tidak dibenarkan oleh karena melakukan Hukum Taurat, melainkan melalui iman kepada Yesus Kristus, jadi kita juga telah percaya kepada Yesus Kristus supaya kita dibenarkan oleh iman kepada Kristus dan bukan karena melakukan Hukum Taurat, karena tidak ada seorangpun yang akan dibenarkan oleh karena melakukan Hukum Taurat. Tetapi jika kita sendiri, sementara mencari pembenaran dalam Kristus, dinyatakan juga sebagai orang berdosa, apakah hal itu berarti bahwa Kristus adalah pelayan dosa? Tidak mungkin! Karena kalau saya membangun ulang apa yang telah saya bongkar, saya menyatakan diri sebagai pelanggar, karena melalui Hukum Taurat saya sudah mati terhadap Hukum Taurat supaya saya hidup untuk Allah. Saya sudah disalibkan dengan Kristus, dan bukan lagi saya yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam saya. Dan hidup yang saya hidupi sekarang di dalam daging, saya hidupi oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi saya dan menyerahkan diri-Nya untuk saya. Saya tidak meniadakan kasih karunia Allah, sebab sekiranya ada kebenaran melalui hukum Taurat, maka Kristus mati percuma!
Satu hal yang menjadi pembahasan bagi para ahli Alkitab berkaitan dengan bagian ini adalah, apakah Paulus masih bicara dengan Petrus, atau dia berhenti di ay. 14. Sebenarnya hal ini tidak terlalu jelas, karena tidak terlalu berdampak pada pengertian bagi bagian ini. Satu dampak yang ada kalau menggunakan Bahasa Indonesia adalah soal kata ganti orang yang dipakai. Kalau Paulus masih bicara dengan Petrus, kata ganti kita perlu dipakai karena Paulus bicara dengan sesama orang Yahudi, tetapi kalau orang Galatia yang dimaksudkan, kata ganti kamiperlu digunakan, karena dia bicara dengan orang non Yahudi. Buku tafsiran ini menyimpulkan bahwa Paulus masih bicara dengan Petrus sampai ay. 21, sebab: a. karena ay. 15 agak kurang sopan dan tidak masuk akal kalau ditujukan pada orang Galatia dan b. karena ay. 18 cukup mirip dengan apa yang dikatakannya pada Petrus di ay. 14. Itu sebabnya kata ganti kita yang dipakai.
Ayat 15 Menurut kelahiran,kitaadalah orang Yahudi – Paulus masih bicara dengan Petrus.
“Orang kafir yang berdosa” – TB cukup akurat di sini, tetapi kemungkinan besar frase ini adalah kutipan dari ungkapan yang biasanya diucapkan di Israel89, yaitu bahwa orang luar dari Israel secara otomatis dianggap berdosa. (Efe 2:12) Jelas di ayat berikut bahwa Paulus sendiri tidak menganggap orang kafir lebih berdosa daripada orang Yahudi yang tidak percaya, tetapi dia menggunakan ungkapan ini sebagai semacam umpan90 untuk apa yang dikatakannya berikut, yaitu bahwa orang Yahudi pun hanya diselamatkan oleh iman.
ay. 16 Namun – Kata de di sini adalah kata sambung yang bisa berarti dan, atau terus, tetapi kalau ada perbandingan lebih baik diterjemahkan tetapi/namun.
Tahu – Kata oida berarti pengetahuan melalui pengalaman atau proses yang membuat orang memahami sesuatu. Biasanya berunsur pengetahuan yang penting.91 Kalau kata ini digunakan mengenai orang, itu menggambarkan pengenalan yang akrab. Sifat menunjukkan mereka tahu dengan yakin.92 ** Tidak ada kata kamu (TB) di teks asli
Seorang manusia – Kata anthropos berarti manusia. Tidak ada akhiran pun di sini.
Dibenarkan – Kata dikaioo digunakan Paulus untuk menggambarkan apa yang dilakukan Allah kepada orang yang percaya kepada Kristus, di mana orang itu dibuat benar, yaitu dipandang sempurna karena kesempurnaan Kristus. Dikaioomuncul tiga kali di ayat ini. Kata kerja ini bersuara pasif (ketiga kali di sini), menunjukkan bahwa Allahlah yang melakukannya. Lihat penjelasan di pendahuluan.
Melakukan Hukum Taurat – Frase ergon nomou secara literal berarti perbuatan dari Hukum. Paulus menggunakan istilah ini tiga kali di ayat ini, lalu di 3:2, 3:5, dan 3:10. Sebenarnya maknanya sama dengan perbuatan baik, tetapi di Galatia dia bicara secara khusus mengenai peran Hukum Taurat. TB cukup tepat menurut makna. Menarik memperhatikan bahwa Petrus, Barnabas, bahkan teman-teman yang datang dari Yerusalem, semua percaya bahwa orang menjadi selamat hanya melalui iman kepada Kristus. Yang Paulus tegaskan di sini adalah iman tersebut tidak perlu ditambah dengan perbuatan baik, baru orang menjadi selamat – Itu sebabnya salah satu dari seruan Reformasi adalah Sola Fide, hanya oleh iman saja. Hal ini dilihat dengan lebih jelas lagi di Efe 2:8-9 dan ay. 10 menjelaskan bahwa tujuan dari keselamatan kita adalah supaya kita berbuat baik. Jadi kita tidak menjadi selamat oleh perbuatan baik, melainkan untuk berbuat baik. Lihat juga penjelasan di Galilah: Yakobus 2:14-26.
Iman kepada Yesus Kristus – Frase ini bisa berarti kesetiaan Yesus Kristus, tetapi Paulus di sini tidak membandingkan kesetiaan manusia dengan kesetiaan Kristus, dia membandingkan keselamatan oleh perbuatan dengan keselamatan oleh iman. Jadi lebih jelas di konteks ini kalau itu tetap sebagai Iman kepada Yesus Kristus.
Jadi kita juga telah percaya – Yaitu orang Yahudi pun harus percaya kepada Yesus untuk memperoleh keselamatan.
Tidak ada seorang pun – Walaupun tampil sama, bagian terakhir dari ayat ini berbeda dari bagian awal. Bagian awal menggunakan istilah manusia, tetapi bagian terakhir, secara literal berbunyi semua daging. Sama seperti kita lihat di Gal 1:16, Paulus menggunakan istilah daging untuk menggambarkan manusia yang fana dan dalam konteks ini, manusia yang tidak berdaya menyelamatkan dirinya. Klausa ini adalah kutipan dari Mazmur 143:2 yang biasanya berbunyi “…sebab tidak seorang pun yang hidup akan dibenarkan di hadapan-Mu.”, tetapi Paulus, dipimpin oleh Roh Kudus, mengubahkannya menjadi “…sebab tidak seorang pun yang dibuat dari daging akan dibenarkan di hadapan-Mu.” 93
ay. 17 Mencari pembenaran – Kata zeteo berarti mencari, tetapi dalam beberapa konteks berunsur berusaha, tetapi kalau berkaitan dengan pembenaran, kata ini tidak mungkin berarti berusaha karena Paulus dengan tegas berkata itu bukan hasil usahamu. (Efesus 2:8) Jadi gambaran yang ada di hati Paulus di sini adalah, orang Yahudi baru sadar bahwa dia berdosa ketika mereka datang kepada Mesias mereka, dan mencari pembenarannya.
Juga – Kata kai di sini membawa arti juga, dan mengelompokkan orang Yahudi lagi dengan orang kafir, sebagai manusia berdosa yang perlu keselamatan melalui Kristus.
Tidak mungkin! -Klausa me ginoito (Lit: Kiranya hal itu tidak pernah terjadi) adalah ungkapan yang sangat tegas. Lihat juga di Rom 6:2 & 15. TB tepat dari segi makna – Sekali-kali tidak!!!
ay. 18 Karena kalau saya membangun ulang apa yang telah saya bongkar, saya menyatakan diri sebagai pelanggar – Seperti yang kita perhatikan tadi dan juga di ay. 14, ayat ini menggambarkan apa yang sedang Petrus lakukan. Dia sudah berulang kali makan bersama orang non-Yahudi dan kalau dia berhenti melakukan hal itu, berarti dia mengaku salah.94 Lebih parah lagi kalau diperhatikan bahwa kebebasan yang sebelumnya dia nikmati diberikan melalui pembenaran yang dia alami melalui Kristus dan juga berdasarkan perintah dari Allah (Kis 10:15). **Pelanggar – Tidak ada frase Hukum Taurat (TB) di teks asli, hanya kata pelanggar saja.
ay. 19 Melalui Hukum Taurat saya sudah mati terhadap Hukum Taurat – Kata ego (saya) dipakai di sini, bukan hanya imbuhan pada kata kerja, sehingga harus disimpulkan bahwa Paulus menekankan kata ini dengan tujuan bersaksi. Ego ada juga di ayat berikut. Apa yang dikatakan mengenai Hukum Taurat menarik dan juga agak tegas. Kalau Paulus bicara mengenai kematian dalam konteks seperti ini, maksudnya adalah bahwa hubungannya sudah terputus. Jadi kalau dia mati terhadap Hukum Taurat, berarti Hukum tersebut tidak lagi berkuasa atas dia, yaitu dia tidak terikat kepadanya, tidak lagi berkaitan dengan keselamatannya. Melalui Hukum Taurat adalah menarik juga dan menggambarkan proses yang kita lihat di Rom 7:7-12, di mana Hukum Taurat menegaskan kepada Paulus bahwa dia tidak mampu melakukannya, sehingga dia harus putus hubungan dengannya, yaitu mati.
**Bagian terakhir dari ayat ini, digabungkan dengan ay. 20 di beberapa versi Bahasa Inggris, tetapi TB lebih sesuai dengan PB Bahasa Yunani. Memang beda tipis, tetapi bagian ini tentu berhubungan dengan ay. 19, karena kebebasan yang Paulus alami dari Hukum Taurat, hanya dimiliki karena apa yang Kristus buat bagi dia di kayu salib.
Saya telah disalibkan – Sifat95 menunjukkan sesuatu yang secara tuntas sudah terjadi di masa lalu dan dampak-dampaknya masih dialami. Jadi fakta bahwa dia disalibkan dengan Kristus dibawa di hati Paulus terus.
ay. 20 Dan bukan lagisayayanghidup, melainkan Kristus yanghidupdi dalamsaya. Danhidupyangsayahidupisekarang di dalam daging,sayahidupioleh iman– Kata zoe (hidup) dipakai 4 kali di ayat ini (kali yang kelima di TB tidak ada dalam bahasa asli, tetapi diperlukan supaya maknanya jelas dalam bahasa Indonesia). Setiap kali kata ini dipakai di ay. 20, sifatnya terus menerus, menunjukkan keadaan Paulus setiap saat. Sekali lagi kita melihat kata ego dipakai di sini (4 kali), yang memberi tekanan pada saya. Jadi kesaksiannya begini:
- ‘Saya’, yang dulu terikat pada tuntutan Hukum Taurat, tidak ada lagi.
- Kristus sendiri hidup di dalam diri saya melalui Roh Kudus, yang mengubahkan, menguatkan dan menguduskan diri saya.
- Dalam hidup saya sebagai manusia (daging - sarx) saya terus percaya kepada Kristus.
Dalam Anak Allah yang telah mengasihi saya dan menyerahkan diri-Nya untuk saya –Bagian ini sangat indah. Paulus tidak hanya dibebaskan dari tuntutan Hukum Taurat, atau didiami oleh Roh Kudus. Dia juga mempunyai dorongan yang sangat dalam, karena Kristus mengasihi dia sehingga Dia siap menyerahkan diri untuk menyelamatkannya. Begitulah keistimewaan yang dinikmati oleh semua orang percaya!
ay. 21 Ayat ini adalah kesimpulan Paulus mengenai bagian ini dan kita harus ingat bahwa dia tidak bicara kepada orang yang berpikir bahwa perbuatan menyelamatkan. Dia bicara dengan orang yang percaya Injil Kasih Karunia, tetapi mau menambah satu syarat, yaitu bahwa orang harus disunat juga. Itu saja. Dan Paulus, didorong oleh Roh Kudus, berseru kepada mereka bahwa hanya ada dua pilihan – Keselamatan oleh anugerah saja, atau keselamatan oleh perbuatan baik – Tidak ada jalan tengah!! Bahasa yang dia pakai di ay. 21 sangat tegas.
Meniadakan – Kata atheteo berarti meniadakan,atau mengesampingkan, itu hanya berarti menolak kalau bicara mengenai orang atau situasi.96 Jadi maksudnya Paulus di sini adalah kalau dia kembali mau dibenarkan oleh Hukum Taurat, walaupun satu syarat saja, kasih karunia menjadi ditiadakan, dikesampingkan.
Kebenaran – Kata dikaiosyne membawa arti benar/saleh. Akar dari kata dikaiosune ini sama dengan kata dikaioo, yang diterjemahkan dibenarkan di bagian ini. Dikaioo = Dibuat benar. Dikaiosune = Keadaan yang benar.
Mati percuma – Ungkapan ini memang menampar mereka di wajah! Kalau mereka mau mencari jalan tengah dan mulai menambah syarat pada Injil anugerah, Paulus ingin supaya mereka tahu dengan sangat jelas dan tegas bahwa mereka menolak anugerah Allah, bahkan berlaku seolah-olah kematian Kristus tidak cukup, yaitu Dia mati percuma. Kata dorean, yang diterjemahkan percuma, sangat mirip arti kata cuma, dan boleh juga berarti cuma-cuma kalau dalam konteks pemberian.97 Sia-sia ada sedikit unsur lain yang biasanya dibawa oleh kata kenos, yang berarti kosong.
- Apakah, menurut saudara, Petrus dan teman-temannya sengaja menghina Allah, menolak Kristus, atau membuat Injil keliru?
- Apakah ada yang kita perbuat dengan tidak sadar, yang seperti itu?
- Apakah ada yang harus saudara buat, selain dari percaya, supaya merasa aman di dalam keselamatan? Ataukah tidak, jika ada, maka hal itu seperti sunat yang diharuskan pada orang Galatia?
- Apakah saudara sadar bahwa Roh Kudus mendiami saudara? Apa dampaknya?
- Apa kesan saudara kalau mendengar bahwa Kristus mengasihi saudara dan menyerahkan diriNya bagimu? Apakah kenyataan itu menjadi dorongan untuk menyerahkan dirimu bagi Dia?
- Apakah saudara sadar hanya ada dua pilihan: Menerima keselamatan yang semata-mata dari anugerah atau menolak keselamatan?
Topik Teologia -> Gal 2:20
Topik Teologia: Gal 2:20 - -- Yesus Kristus
Keilahian Kristus
Umat Manusia Pada Umumnya
Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
Kedagingan Manusia (Human...
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
- Dosa
- Sikap Allah Terhadap Dosa
- Secara Positif, Sikap Allah: Menebus
- Kel 15:2 Maz 19:15 Maz 27:1 Maz 31:6 Maz 34:23 Maz 62:2 Maz 98:2-3 Maz 111:9 Maz 130:7 Yes 12:2 Yes 41:14 Yes 63:16 Yer 30:17 Yeh 37:23 Luk 2:38 Yoh 3:16-17 Yoh 6:39 Kis 20:28 Rom 1:16 Rom 3:22-26 Rom 6:23 1Ko 1:30 1Ko 7:23 2Ko 5:18 Gal 1:3-4 Gal 2:20 Gal 4:4-5 Efe 1:3-7 Efe 4:30 Efe 5:1-2 Kol 1:19-22 1Te 5:9 2Te 2:13,16 1Ti 2:3-6 2Ti 1:8-9 Tit 1:2-3 Tit 2:11,13-14 Ibr 9:11-15 1Pe 1:18-21 1Yo 4:9-10 1Yo 5:11 Wah 5:9-10 Wah 7:10 Wah 9:1
- Keselamatan
- Kematian Kristus sebagai Tindakan Penyelamatan
- Orang-orang Percaya Dipersatukan dengan Kebangkitan Yesus
- Iman yang Menyelamatkan
- Pembenaran adalah di dalam Kristus
- Pengudusan
- Pekerjaan Allah di dalam Pengudusan Kita
- Pertumbuhan dalam Anugerah Melalui Menaklukkan Kedagingan
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
TFTWMS -> Gal 2:15-21
TFTWMS: Gal 2:15-21 - Dibenarkan Oleh Iman Kepada Kristus Dibenarkan oleh Iman kepada Kristus (Galatia 2:15-21)
15 Menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain. ...
Dibenarkan oleh Iman kepada Kristus (Galatia 2:15-21)
15 Menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain. 16 Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat. 17 Tetapi jika kami sendiri, sementara kami berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus ternyata adalah orang-orang berdosa, apakah hal itu berarti, bahwa Kristus adalah pelayan dosa? Sekali-kali tidak. 18 Karena, jikalau aku membangun kembali apa yang telah kurombak, aku menyatakan diriku sebagai pelanggar hukum Taurat. 19 Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; 20 namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. 21 Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.
Alkitab NASB memuat kisah Paulus berbicara kepada Petrus di sepanjang sisa pasal ini (2:15-21); semua teks itu dikurung dalam tanda petik (lihat NIV; NKJV). Beberapa versi menghentikan kutipan itu pada akhir 2:14 (GNT; NJB; NRSV; REB; NCV; ESV) atau pada akhir 2:16 (NLT). Meski bagian ini mungkin secara khusus terkait dengan percakapan Paulus dengan Petrus, namun itu juga relevan bagi orang Kristen Yahudi yang hadir di Antiokhia—dan bagi pendengar Paulus di Galatia.
Ayat 15. Paulus melanjutkan dengan mengatakan, "Menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain." Kata ganti orang "kami" (h˚meivß, hēmeis) bersifat tegas dalam bahasa Yunani; Paulus sedang mengaitkan dirinya dengan orang-orang "Yahudi" ini, yang memiliki keturunan yang sama yang dapat dilacak mundur kepada Abraham, Ishak, dan Yakub. Istilah "menurut kelahiran" (fu÷siß, phusis) mengacu kepada "tatanan alam" atau "kondisi alam." Alkitab NRSV berkata, "Kami sendiri adalah orang Yahudi melalui kelahiran." Orang-orang ini memiliki keuntungan besar karena dilahirkan ke dalam umat perjanjian Allah (lihat Rom. 3:1, 2).
Menjadi orang Yahudi memisahkan mereka dari "bangsa-bangsa lain," yang sering dicirikan sebagai "orang-orang berdosa" (dari aJmartwlo÷ß, hamartōlos). Orang-orang bukan Yahudi dipandang sebagai orang yang liar, karena tidak memiliki hukum Taurat. Memang, banyak orang bukan Yahudi telah menyimpang jauh dari Allah dengan penyembahan berhala, penyimpangan seksual, dan dosa-dosa lain yang menyedihkan (Rom. 1:18-32). Istilah "orang berdosa" juga diterapkan kepada orang-orang di antara bangsa Yahudi yang tidak menaati hukum Taurat; kata itu muncul dalam ungkapan yang terkenal "pemungut cukai dan orang berdosa" (Mat. 9:10, 11; 11:19; Mrk. 2:15, 16; Luk. 5:30; 7:34; 15:1).
Ayat 16. Meski Paulus, Petrus, dan orang-orang Kristen Yahudi lainnya memiliki kelebihan atas bangsa-bangsa lain, namun mereka masih membutuhkan keselamatan. Paulus mengingatkan orang-orang ini, serta para pembaca Galatianya, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Karena orang-orang Yahudi tidak dapat mematuhi hukum Taurat dengan sempurna, maka mereka tidak dapat membuat diri mereka benar di hadapan Allah (Rom. 7:7-25). Paulus secara konsisten menolak gagasan bahwa orang dapat diselamatkan dengan melakukan hukum Taurat. Kenyataan bahwa mereka telah percaya kepada Kristus Yesus menunjukkan bahwa mereka dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat.
Ayat 16 berfungsi sebagai pernyataan penting teologis dalam surat Galatia, dengan mengulangi istilah-istilah seperti "dibenarkan," "perbuatan hukum Taurat," dan "iman kepada Kristus." Beberapa orang berpendapat bahwa istilah yang terakhir seharusnya diterjemahkan "iman Kristus" (subjective genitive, lihat Alkitab KJV), menunjuk kepada kepercayaan dan ketaatan-Nya yang sempurna kepada Allah. Meski pembenaran manusia secara pasti tergantung pada kesetiaan Kristus (2 Kor. 5:21), Alkitab NASB dan versi lainnya menulis "iman kepada Kristus" (objective genitive). "Iman" orang Kristen bukan sekedar kesepahaman intelektual; itu juga mencakup kepercayaan dan ketundukan.
Paulus selanjutnya menekankan maksudnya, dengan menyinggung Mazmur 143:2: "Tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat. Koneksi ini terlihat lebih jelas dalam Roma 3:20: "Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, (huruf miring ditambahkan). Alkitab NASB menerjemahkan teks Ibrani dari Mazmur 143:2 dengan cara ini: "Sebab di hadapan-Mu tidak ada orang hidup yang benar."
Paulus sedang menegakkan fakta bahwa baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi membutuhkan pembenaran yang hanya ada di dalam Kristus. Oleh karena itu, orang Kristen Yahudi tidak memiliki alasan untuk berbangga atau memisahkan diri mereka dari rekan-rekan mereka yang bukan Yahudi.32Kisah 15:9 mengatakan bahwa Petrus membuat argumen yang sama dalam sidang Yerusalem ketika ia menyatakan bahwa Allah "tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman." Ia juga berkata, "Kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga" (Kisah 15:11).
Ayat 17. Seperti dalam suratnya kepada gereja Roma, di sini Paulus membayangkan bagaimana seorang penentang menanggapi ajarannya. Ia bertanya, "Tetapi jika kami sendiri, sementara kami berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus ternyata adalah orang-orang berdosa, apakah hal itu berarti, bahwa Kristus adalah pelayan dosa?" Kata Yunani yang diterjemahkan "pelayan" adalah dia÷konoß (diakonos), yang sering diterjemahkan "pelayan" atau "diaken." Dalam konteks ini, kata itu mengacu kepada "penolong" atau "fasilitator." Dalam Alkitab REB, bagian terakhir dari pertanyaan itu berbunyi, "Apakah itu berarti bahwa Kristus sedang melayani penganjur dosa?" Alkitab GNT menulis "Apakah ini berarti bahwa Kristus sedang menjadi penyebab dosa?" Paulus menolak usulan itu sebagai kemustahilan ketika ia berseru, "Sekali-kali tidak!"
Dua pemikiran penting dapat ditarik dari ayat 17. Pertama, untuk diselamatkan oleh Kristus, orang-orang Yahudi harus menghadapi kenyataan bahwa mereka sendiri adalah "orang-orang berdosa." Istilah Yunani yang sama yang digunakan di sini, hamartōlos, juga muncul dalam 2:15 untuk orang-orang bukan Yahudi. Kedua kelompok orang tersebut adalah orang berdosa dan membutuhkan keselamatan (lihat Rom. 1-3).
Kedua, ketika Paulus memberitakan keselamatan oleh kasih karunia melalui iman yang taat (tanpa hukum Taurat), guru-guru Yudaisme itu mengira bahwa hal ini akan membawa orang-orang Yahudi yang baik ke dalam dosa dan gagal menahan orang-orang bukan Yahudi untuk berbuat dosa. Argumen serupa digunakan dalam Roma 6:1, 2, sebuah teks yang merespons gagasan salah bahwa injil kasih karunia adalah lisensi untuk berbuat dosa: "Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak!" Belakangan, dalam Galatia 5:13-26, Paulus secara langsung menangani sikap jangak di antara para pembacanya. Ia mengajar mereka bahwa "penyimpangan etika tidak dikoreksi dengan menerapkan hukum yang lebih banyak tetapi dengan menerima arahan Roh Kudus dalam kehidupan [manusia]."33
Ayat 18. Paulus pernah mencoba untuk menegakkan kebenarannya sendiri dengan menaati hukum Taurat. Namun begitu, ia telah menyadari kesia-siaan dari pendekatan hidup ini. Setelah dibebaskan dari dosa oleh kuasa injil Kristus, ia tidak punya keinginan untuk kembali kepada sistem yang lama. Ia menulis, "Karena, jikalau aku membangun kembali apa yang telah kurombak, aku menyatakan diriku sebagai pelanggar hukum Taurat." Karena injil adalah ungkapan kasih Allah yang paling besar kepada orang-orang berdosa, maka mengganti injil dengan cara hidup pra-Kristen adalah sepenuhnya bodoh. "Membangun kembali" mengacu kembali kepada hukum Taurat sebagai sumber kebenaran. Mengandalkan hukum Taurat hanya mengekspos kelemahan manusia; hukum itu mengungkapkan bahwa orang itu adalah "pelanggar" (paraba÷thß, parabatēs). Istilah ini, yang mungkin lebih kuat daripada "orang berdosa," mengacu kepada orang yang telah melampaui batas atau melanggar batas-batas hukum Taurat. Menolak injil demi kebenaran yang didasarkan pada hukum Taurat hanya mengakibatkan kegagalan; itu membawa orang ke bawah hukuman Allah.
Ayat 19. Rasul itu melanjutkan, "Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Karena hukum Taurat mendatangkan dosa dan kematian (1 Kor. 15:56), maka Paulus dapat bicara tentang perubahan hidup orang Kristen sebagai kematian terhadap hukum Taurat (Rom. 7:4-6) dan terhadap dosa (Rom. 6:2). Tentu saja, gagasan tentang mati terhadap hukum Taurat lebih dapat diterapkan kepada orang Kristen Yahudi, yang pernah hidup di bawah hukum Taurat. Bruce mengatakannya seperti ini: "Jika tidak masuk akal bagi mereka, setelah mati terhadap hukum Taurat, untuk menempatkan kembali diri mereka di bawah hukum Taurat, hal itu bahkan lebih tidak masuk akal bagi orang Kristen bukan Yahudi seperti orang-orang Galatia untuk memikul kuk hukum Taurat yang untuknya mereka tidak memiliki komitmen dari leluhur."34
Ayat 20. Hukum Taurat pernah mendominasi pikiran dan aspirasi Paulus ketika ia masih menjadi seorang siswa rabbi yang penuh harapan di Yerusalem; Tetapi semua itu telah digantikan oleh pengabdiannya kepada Yesus Kristus (Flp. 1:21; 3:7-11). Setelah dilepaskan dari kuk hukum Taurat, Paulus menemukan inspirasi untuk hidup kudus melalui identifikasi dirinya dengan Yesus. Ia menulis, "Aku telah disalibkan dengan Kristus."
Paulus sedang menyinggung kisah perubahan hidupnya kepada Kristus di Damsyik. Setelah Yesus menampakkan diri kepada dia dalam penglihatan di jalan itu, Paulus dibawa ke kota itu, di mana ia tetap buta selama tiga hari. Pada akhir periode itu, Ananias menginstruksikan dia, "Bangunlah, berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!" (Kisah 22:16). Ia "dibaptiskan ke dalam Kristus Yesus" dan "dibaptiskan ke dalam kematian-Nya," seperti belakang- an ia mengacukan soal baptisan (Rom. 6:3; lihat Kol. 2:12-14). Dengan kata lain, ketika Paulus dibenamkan ke dalam Kristus, ia bergabung dengan Kristus dalam kematian-Nya. Yesus telah mati untuk mendapatkan pengampunan manusia (Mat. 26:28), dan di dalam kuburan baptisan air, Paulus telah mati terhadap dosa-dosanya dan menerima manfaat dari kematian Kristus. Pada titik itu, seluruh pandangannya tentang kehidupan berubah. Dengan meninggalkan kebanggaan Farisinya, ia mengadopsi cara hidup sederhana yang membawa Yesus kepada kayu salib; semua motifnya dan tujuannya berubah. Seperti Yesus, ia mengetahui arti "jadilah kehendak-Mu" (lihat Mat. 6:10; 26:42). Ia menyerahkan hidupnya sepenuhnya kepada Allah.35
Kematian Paulus terhadap dosa bukan sekadar peristiwa masa lalu; itu menjadi pengalaman penyangkalan diri yang berkelanjutan.36Sekarang Yesus Kristus menguasai pikiran dan pilihan Paulus. Ia berkata, "Ini bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." Susunan kata dalam teks Yunani menekankan orangnya: "Dan tidak hidup lagi Aku, tapi hidup di dalam aku Kristus." Kristus hidup di dalam Paulus, seperti Roh Kudus yang menetap (Rom. 5:5; 8:9-11, 23; 2 Kor. 13:5; Efe. 3:17; Kol. 1:27).
Kehidupan yang Paulus hidupi dalam daging (tubuh fananya), ia hidupi oleh iman dalam Anak Allah (lihat 2 Kor. 5:7). Ia tidak lagi percaya kepada kebenarannya sendiri, tapi kepada kebenaran Yesus Kristus. Pandangan rasul Paulus tentang pengorbanan Kristus adalah sangat pribadi. Ia menggambarkan Yesus sebagai Pribadi yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku (huruf miring ditambahkan). Ia menyadari bahwa Yesus telah mati untuk seluruh dunia (1 Tim. 2:6); meski begitu, ia memandang Yesus sebagai Juruselamat pribadinya. Kristus telah secara sukarela mati di kayu salib untuk dia.
Ayat 21. Paulus tidak menolak atau meniadakan kasih karunia Allah yang dinyatakan dalam Yesus Kristus. Kata "menolak" (ajqete÷w, atheteō), yang muncul lagi di 3:15, adalah istilah hukum dari bidang perjanjian dan surat wasiat.37Paulus tidak akan kembali kepada perhambaan hukum Taurat dan kehilangan keselamatannya dalam Kristus (lihat 5:4).
Rasul itu menekankan bahwa sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah ("tidak punya tujuan"; ESV). kematian Kristus. Pernyataan ini mengungkapkan absurditas posisi guru-guru Yudaisme itu. Hanya melalui Kristus pembenaran di hadapan Allah dapat diperoleh (3:10-14; Rom. 3:21-26).
UNTUK KAJIAN LEBIH LANJUT: PERJALANAN KE YERUSALEM DALAM GALATIA 2:1
MENGACU KEPADA PERJALANAN YANG MANA DALAM KISAH PARA RASUL?
Poin-poin berguna berikut ini harus dipertimbangkan saat membahas urutan kronologis pelbagai peristiwa dalam Galatia 2:1-10 mengenai perjalanan Paulus ke Yerusalem ketika ia bertemu dengan para sokoguru gereja:
- 1. Lukas mengaku sedang menangani pelbagai peristiwa yang ia laporkan "dengan teratur" (Luk. 1:3) atau "urutan yang teratur" (Kisah 11:4). Kata yang digunakan dalam konteks ini adalah kaqexh√ß (kathexēs), yang berarti "tentang berurutan dalam waktu, ruang, atau logika, teratur, satu demi satu."38
- 2. Dalam Galatia 1 dan 2, Paulus sedang membela kerasulannya, khususnya yang berkaitan dengan dirinya yang telah menerima injil secara tersendiri dibandingkan dengan para rasul lainnya. Ini, faktanya, adalah satu-satunya alasan Paulus melakukan kunjungannya ke Yerusalem dalam 1:18, 19 dan 2:1-10.
- 3. Lukas tidak berkewajiban untuk melaporkan setiap rincian tentang karir kerasulan Paulus dalam Kisah Para Rasul. Ia rupanya memberikan penjelasan umum tentang awal dan kemajuan pergerakan Kristen secara keseluruhan. Meski jelas terlihat bahwa Lukas lebih dekat kepada Paulus daripada kepada Petrus, tampaknya tidak ada alasan yang baik bagi dia untuk menuliskan apa saja yang menghina Petrus dalam Kisah Para Rasul. Bagaimanapun, Petrus adalah tokoh kunci di awal gereja.
- 4. Bagi Paulus, situasinya sangat berbeda. Karena kerasulannya sedang diserang sebagai tidak penting atau lebih rendah, maka penerimaannya sebagai orang yang setara dengan Petrus (2:6-9) dan konfrontasinya dengan Petrus di Antiokhia (2:11-21) berkaitan erat dengan argumennya. Faktanya, kedua hal itu sangat penting.
- 5. Lukas mencatat beberapa perjalanan Paulus ke Yerusalem setelah perubahan hidupnya. Pelbagai kunjungan yang relevan dengan diskusi ini adalah:
Dalam Kisah Para Rasul 9:26-29, Paulus pergi ke Yerusalem, di mana ia diperkenalkan kepada para rasul (yaitu Petrus) oleh Barnabas. Pertemuan ini berlangsung tiga tahun setelah pertobatan Paulus di Damsyik (Galatia 1:18, 19).
Dalam Kisah Para Rasul 11:29, 30 dan 12:25, Paulus dan Barnabas menyerahkan bantuan keuangan dari Antiokhia kepada para penatua di Yerusalem untuk meringankan bencana kelaparan. Dalam catatan Lukas, ini adalah kunjungan Paulus yang kedua ke Yerusalem. Apakah Paulus tidak menuliskan kunjungan ini, atau mungkinkah ini adalah kunjungan yang ditulis dalam Galatia 2:1-10, yang dilakukan sebagai respons kepada masalah "penyataan"? (Lihat komentar tentang 2:2).
Dalam Kisah Para Rasul 15, Paulus dan Barnabas pergi ke Yerusalem untuk menghadiri sidang tentang sunat dan kepatuhan kepada hukum Taurat. Mereka mungkin ditunjuk oleh saudara-saudara itu untuk pergi (Kisah 15:2),39tapi teks itu tidak berkata apa-apa tentang masalah penyataan.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Galatia (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menu...
Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang
Paulus menulis surat ini (Gal 1:1; Gal 5:2; Gal 6:11) "kepada jemaat-jemaat di Galatia" (Gal 1:2). Beberapa orang berpendapat bahwa orang Galatia ini adalah suku Gaul di bagian utara Galatia. Kemungkinannya jauh lebih besar bahwa Paulus menulis surat ini kepada kota-kota di bagian selatan (Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra, Derbe) di mana ia dan Barnabas menginjil dan memulaikan gereja-gereja dalam perjalanan pemberitaan Injil yang pertama (Kis 13:1--14:28). Tanggal penulisan yang paling sesuai adalah tidak lama sesudah Paulus kembali ke gereja Antiokhia Siria yang mengutusnya dan sebelum sidang di Yerusalem (Kis 15:1-41).
Persoalan utama dalam surat ini adalah persoalan yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (sekitar 49 TM; bd. Kis 15:1-41). Persoalan utama itu meliputi dua pertanyaan:
- (1) Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu satu-satunya syarat untuk selamat?
- (2) Ataukah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu dari P.L. diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus?
Rupanya Paulus menulis surat Galatia ini sebelum perselisihan mengenai masalah hukum PL secara formal diperdebatkan dalam sidang di Yerusalem dan pendirian gereja resmi diberikan. Ini berarti bahwa kitab Galatia ini merupakan surat pertama rasul Paulus.
Tujuan
Paulus mendengar bahwa beberapa guru Yahudi mengacaukan orang yang baru dimenangkan olehnya di Galatia dengan memaksa mereka disunatkan dan menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang perlu untuk diselamatkan dan diterima dalam gereja. Setelah mendengar hal ini, Paulus menulis surat ini
- (1) untuk menegaskan bahwa syarat-syarat yang dituntut hukum, seperti sunat di bawah perjanjian lama, tidak ada hubungan dengan pekerjaan kasih karunia Allah dalam Kristus untuk keselamatan di bawah perjanjian yang baru; dan
- (2) menegaskan lagi dengan jelas bahwa kita menerima Roh Kudus dan hidup rohani oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan bukan oleh ikatan kepada hukum Taurat PL.
Survai
Dari isi surat ini, tampaknya para pemimpin Yahudi yang melawan Paulus di Galatia menyerangnya secara pribadi supaya melemahkan pengaruhnya dalam gereja-gereja. Mereka menuduh bahwa
- (1) Paulus tidak termasuk kelompok rasul-rasul yang asli, dan karena itu tidak memiliki wibawa rasuli (bd. Gal 1:1,7,12; Gal 2:8-9);
- (2) berita yang disampaikannya menyimpang dari Injil yang diberitakan di Yerusalem (bd. Gal 1:9; Gal 2:2-10); dan
- (3) beritanya mengenai kasih karunia akan mengakibatkan ketidakpatuhan kepada hukum (bd. Gal 5:1,13,16,19-21).
Paulus langsung menanggapi ketiga tuduhan itu.
- (1) Dengan penuh semangat ia membela kekuasaannya sebagai rasul Yesus Kristus, wibawa yang diterimanya langsung dari Allah dan disahkan oleh Yakobus, Petrus, dan Yohanes (pasal 1-2; Gal 1:1--2:21).
- (2) Dia dengan penuh gairah mempertahankan Injil keselamatan yang terjadi karena kasih karunia oleh iman kepada Kristus (pasal 3-4; Gal 3:1--4:31).
- (3) Akhirnya, Paulus dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa Injil Yesus Kristus yang sejati meliputi kebebasan dari perhambaan legalisme Yahudi pada satu sisi dan kebebasan dari dosa dan tindakan tabiat berdosa pada sisi yang lain. Kebebasan Kristen yang sejati meliputi hidup oleh Roh dan menggenapi hukum Kristus (pasal 5-6; Gal 5:1--6:18).
Surat ini berisi suatu sketsa watak orang-orang percaya Yahudi yang menentang Paulus di Galatia, Antiokhia, dan Yerusalem (Kis 15:1-2,5), dan di semua wilayah yang dilayaninya. Paulus melukiskan mereka sebagai pengacau dan pemutar balik (Gal 1:7), penghalang (Gal 5:7), dan orang yang suka menonjolkan diri secara lahiriah dan berusaha untuk mengelak penganiayaan karena penghinaan salib Kristus (Gal 6:12). Secara tidak langsung Paulus menggambarkan mereka sebagai orang yang ingin menyenangkan manusia (Gal 1:10), saudara-saudara palsu (Gal 2:4), saudara-saudara yang bersunat (Gal 2:12), dan manipulator (Gal 3:1).
Ciri-ciri Khas
Empat ciri unik menandai surat ini:
- (1) Surat ini merupakan pembelaan yang paling bersemangat dalam PB tentang sifat hakiki Injil. Nadanya tajam, berapi-api dan mendesak ketika Paulus menghadapi pelawan-pelawan yang salah (mis. Gal 1:8-9; Gal 5:12) dan menegur anggota jemaat Galatia karena mudahnya mereka tertipu (Gal 1:6; Gal 3:1; Gal 4:19-20).
- (2) Surat ini hanya diungguli oleh surat 2 Korintus dalam jumlah petunjuk mengenai kehidupan Paulus.
- (3) Surat ini adalah satu-satunya surat yang dialamatkan secara tegas kepada beberapa jemaat (akan tetapi Lihat "PENDAHULUAN SURAT EFESUS" 08197).
- (4) Surat ini berisi daftar buah Roh (Gal 5:22-23) dan daftar yang paling lengkap mengenai perbuatan-perbuatan tabiat berdosa (Gal 5:19-21).
Full Life: Galatia (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Gal 1:1-10)
A. Salam
(Gal 1:1-5)
B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan I...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Gal 1:1-10) - A. Salam
(Gal 1:1-5) - B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan Injil Kasih Karunia
(Gal 1:6-10) - I. Paulus Membela Kekuasaan Injil dan Panggilannya (Pribadi)
(Gal 1:11-2:21) - A. Injil itu Dinyatakan Kepadanya oleh Kristus
(Gal 1:11-24) - B. Injil itu Diakui dan Disahkan Yakobus, Petrus, dan Yohanes
(Gal 2:1-10) - C. Injil itu Dipertahankan Dalam Sengketa dengan Petrus
(Gal 2:11-21) - II. Paulus Membela Berita Injilnya (Ajaran)
(Gal 3:1-4:31) - A. Roh dan Hidup Baru Diterima oleh Iman dan Bukan oleh Perbuatan Baik
(Gal 3:1-14) - B. Keselamatan Tersedia Karena Janji dan Bukan Hukum Taurat
(Gal 3:15-24) - C. Mereka yang Percaya Kristus Adalah Anak dan Bukan Hamba
(Gal 3:25-4:7) - D. Himbauan untuk Memikirkan Kembali Tindakan Mereka
(Gal 4:8-20) - E. Mereka yang Percaya Hukum Adalah Hamba dan Bukan Anak
(Gal 4:21-31) - III.Paulus Membela Kebebasan Injilnya (Praktis)
(Gal 5:1-6:10) - A. Kebebasan Kristen Berkaitan dengan Keselamatan oleh Kasih Karunia
(Gal 5:1-12) - 1. Memelihara Kebebasan Kristen
(Gal 5:1) - 2. Akibat Menyerah Kepada Sunat di Bawah Hukum Taurat
(Gal 5:2-12) - B. Kebebasan Kristen Jangan Dijadikan Alasan untuk Memperturutkan
Tabiat Berdosa
(Gal 5:13-26) - 1. Perintah Kasih
(Gal 5:13-15) - 2. Hidup oleh Roh, Bukan oleh Tabiat Berdosa
(Gal 5:16-26) - C. Kebebasan Kristen Harus Diungkapkan Melalui Hukum Kristus
(Gal 6:1-10) - 1. Saling Menanggung Beban
(Gal 6:1-5) - 2. Menolong Pelayan Firman Allah
(Gal 6:6) - 3. Jangan Jemu-Jemu Berbuat Baik
(Gal 6:7-10) - Penutup
(Gal 6:11-18)
Matthew Henry: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di sua...
- Surat Paulus ini tidak ditujukan kepada satu atau banyak jemaat di suatu kota, seperti beberapa surat lain, melainkan kepada jemaat-jemaat di suatu negeri atau provinsi, karena Galatia itu sebuah provinsi. Besar kemungkinan bahwa jemaat-jemaat di Galatia ini pertama kali bertobat dan memeluk iman Kristen melalui pelayanan Paulus. Atau, kalau bukan dia yang menanam jemaat, paling tidak ia sudah terlibat menyirami jemaat-jemaat ini, seperti yang tampak jelas dari surat ini sendiri, dan juga dari Kisah Para Rasul 18:23. Dalam Kisah Para Rasul itu, kita mendapati Paulus menjelajahi seluruh negeri Galatia dan kemudian Frigia, untuk meneguhkan hati semua murid. Selama ia berada bersama mereka, mereka menunjukkan penghormatan dan kasih sayang mereka yang teramat besar baik terhadap dia pribadi maupun pelayanannya. Akan tetapi, tidak lama setelah ia tidak lagi bersama mereka, beberapa pengajar yang masih berpegang pada agama Yahudi menyusup di antara mereka. Dengan kepintaran dan hasutan mereka, jemaat-jemaat di Galatia segera saja merendahkan pribadi Paulus dan pelayanannya. Yang menjadi tujuan utama dari para pengajar palsu ini adalah menjauhkan mereka dari kebenaran di dalam Yesus, terutama yang berkenaan dengan ajaran agung tentang pembenaran, yang jelas-jelas mereka selewengkan. Mereka menegaskan pentingnya paduan antara pelaksanaan hukum Musa dan iman di dalam Kristus untuk mendapat pembenaran. Dan, untuk mencapai tujuan ini dengan lebih baik, mereka berbuat semampu mereka untuk merendahkan tabiat dan nama baik Rasul Paulus, dan meninggikan nama baik mereka sendiri di atas kehancuran namanya. Mereka menggambarkan dia sebagai orang yang, kalaupun diakui sebagai rasul, jauh lebih rendah daripada rasul-rasul lain, dan khususnya sebagai orang yang tidak layak mendapat penghormatan seperti Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Ada kemungkinan mereka sendiri mengaku-ngaku sebagai para pengikut rasul-rasul yang disebut terakhir ini. Dan dalam kedua usaha tersebut, mereka luar biasa berhasil. Inilah latar belakang Paulus menulis surat ini. Di dalamnya ia mengungkapkan keprihatinannya yang besar bahwa mereka sudah begitu cepat membiarkan diri dilencengkan dari iman Injil. Di situ juga ia membela tabiat dan wewenangnya sendiri sebagai rasul melawan tuduhan-tuduhan para musuhnya. Ia menunjukkan bahwa baik mandat maupun ajarannya bersifat ilahi, dan bahwa sedikit pun dia, dilihat dari segi mana saja, tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu (2Kor. 11:5). Kemudian ia menegaskan dan mempertahankan ajaran Injil yang agung tentang pembenaran oleh iman tanpa menjalankan hukum Taurat, dan mengatasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul dalam pikiran jemaat mengenai ajaran itu. Dan, setelah mengokohkan ajaran yang penting ini, ia menasihati mereka untuk berdiri teguh di dalam kemerdekaan yang dengannya Kristus sudah membebaskan mereka, memperingatkan mereka agar berhati-hati terhadap penyalahgunaan kemerdekaan ini, dan memberi mereka sejumlah nasihat dan petunjuk yang sangat perlu. Lalu ia menutup surat ini dengan memberi mereka penjelasan yang adil tentang para pengajar palsu yang sudah menjerat mereka, dan pada sisi lain, tentang tabiat dan perilakunya sendiri. Dalam kesemuanya ini, yang menjadi maksud dan tujuannya yang utama adalah mengembalikan mereka yang sudah disesatkan, memantapkan mereka yang mungkin goyah, dan meneguhkan siapa saja di antara mereka yang tetap mempertahankan kesetiaan dan kelurusan hati mereka.
Galilah: Galatia (Garis Besar)
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F....
Bibliografi
Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976.
Bruce, F.F. The Epistle to the Galatians: a commentary on the Greek text. Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans Pub. Co. 1982.
De Witt Burton, Ernest. The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971.
Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984.
Cole, R. Alan. Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983.
Dana H.E. & Mantey J.R. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957.
Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Literatur SAAT. Malang. 2008, 2014.
Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000.
Gathercole, Simon, J. Galatians, ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008.
George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994.
Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985.
MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987.
MacArthur, John. The MacArthur Study Bible, Word, Nashville, 1997.
Metzger, Bruce M. A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994.
Moo, Douglas. Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013.
Newman Jr. Barclay M. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012.
Robertson, A. T. Word Pictures in the New Testament. Nashville, TN: Broadman Press. 1933.
Shelley, Bruce. Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008.
Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.
Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996.
Wenham, J W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge University Press, Cambridge. 1993
Zodhiates, Spiros. Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993.
Apendiks
Pentingnya Bahasa Yunani
Sebagai bahasa sumber dari Perjanjian Baru, Bahasa Yunani penting dimengerti bagi seseorang yang ingin menangani Firman Tuhan dengan baik. Tidak berarti kita harus menjadi mampu membaca bahasa ini, tetapi sangat membantu kalau kita mengerti arti kata-kata dan juga tata bahasa yang menentukan arti dari kalimat, paragraf dan wacana. Bahasa ini bukan bahasa ajaib, atau luar biasa – Itu hanya bahasa – Jadi kita tidak mencari pengetahuan yang tersembunyi, melainkan hanya pengertian akan fungsinya bahasa ini dalam kaitannya dengan terjemahan-terjemahan yang ada pada kita. Diusulkan supaya Anda jarang membacakan kata Yunani dalam khotbah/pengajaran, kecuali menolong pengertian orang.
Ejaan yang Digunakan di Tafsiran ini
Huruf-huruf Yunani tidak selalu ada yang mirip dalam Bahasa Indonesia, sehingga ejaan yang dipakai di tafsiran ini berfokus pada ucapan yang mirip, bukan pada kesempurnaan. Jadi huruf η dan ε menjadi e saja dan huruf ο dan ω menjadi o saja. Huruf χ dieja kh dan tafsiran ini mengikuti kebiasaan modern untuk mengeja υ sebagai y, seperti dalam kata hyper, kecuali dipakai bersama huruf vokal lain.
Istilah-Istilah Tata Bahasa
Istilah- istilah tata bahasa ini terdapat di Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru.395 Biasanya ada penjelasan singkat sesudah istilah disebut, tetapi kalau saudara mau melihat logika yang mendasarinya, lihatlah lagi penjelasan berikut.
Person/Orang
Bahasa Yunani adalah bahasa yang sangat spesifik tentang pembicara dan pendengar – Ada dijelaskan juga gender daripada orang.
Singular/Tunggal
- 1. Aku/Saya
- 2. Kau/Kamu/Anda
- 3. Dia
Plural/Jamak
- 1. Kita/Kami
- 2. Kalian
- 3. Mereka
Tense
Tense menyangkut waktu dan sifat daripada kegiatan/peristiwa.
Past/Masa Lalu – Ada empat macam yang biasanya dipakai:
Aorist = Masa lalu yang sederhana yang menekankan apa yang terjadi. Mis: Kemarin dia belajar.
Imperfek = Menjelaskan sesuatu yang terus-menerus, atau sedang terjadi di masa lalu. Mis: Kemarin, sementara dia sedang belajar…
Perfek (Sempurna) = Menjelaskan peristiwa yang sudah terjadi dan sudah selesai/berhasil dengan juga menyangkut apa akibat/dampak daripada peristiwa tersebut. Mis.: Dia sudah belajar (yaitu, sudah punya kualifikasi untuk melakukan pekerjaannya)
Pluperfek = Hampir sama dengan Perfek, tetapi akibat/dampak kurang pasti.
Present/Masa Kini = Sesuatu yang terus-menerus terjadi di masa kini. Mis: Dia sedang belajar.
Future/Masa Depan = Sesuatu yang terjadi di masa depan. Mis: Dia akan/mau belajar.
Suara
Suara Menjelaskan siapa/apa yang berlaku.
Aktif = Fokus ada pada pelaku. Mis: Saya mengasihi Yesus.
Pasif = Fokus ada pada penerima/penderita. Mis: Saya dikasihi oleh Yesus.
Medium = Suara ini mirip yang Aktif tetapi lebih menekankan kelakuan pelaku. Mis: Saya yang selalu mencuci piring!
Modus
Modus menjelaskan sifat daripada kata kerja.
Indikatif menyampaikan fakta-fakta dan apa yang akan terjadi. Mis: Saya akan makan.
Imperatif adalah perintah atau permintaan. Mis: Makan!
Subjunktif menyampaikan kemauan yang kemungkinan besar akan terjadi. Sering dipakai dengan kata hina(supaya) menyatakan tujuan. Mis: Saya memasak supaya kamu bisamakan.
Optatif (Jarang dipakai) sangat mirip Subjunktif tetapi lebih diragu-ragukan. Sering digunakan dalam pemberkatan. Mis: Saya berdoa, kiranya kamu bisa makan.
Infinitif adalah kata kerja yang bersifat seperti kata benda dan bicara secara umum saja. Mis: Makan, itu baik.
Partisip
Partisip adalah kata kerja yang bersifat kata sifat benda, yaitu nomor, gender dan case (tidak dijelaskan di sini) sama dengan subyeknya. Pada dasarnya Partisip adalah kata kerja dan bisa diterjemahkan demikian.
Artikel
Artikel tidak ada dalam Bahasa Indonesia, tetapi artinya mirip dengan ini/itu, di mana sesuatu yang tertentu dimaksudkan. Misalnya di Kis 2 disebut dua kali bahwa orang percaya memecahkan roti, tetapi yang di ayat 42 mempunyai artikel, yang menandai pemecahan roti yang tertentu (perjamuan kudus) dan yang di ayat 46, tanpa artikel, bicara secara umum saja (makan bersama di rumah). Ada banyak contoh lain, jadi hal ini cukup penting dimengerti.
Berikut ada beberapa kombinasi tense, modus, suara yang dipakai di Perjanjian Baru.
Present Aktif Indikatif
Mis: Dia sedang menulis surat.
Present Medium Indikatif
Mis: Dia yang menulis surat itu.
Present Aktif Partisip
Mis: Dia sedang menulis…
Present Pasif Indikatif
Mis: Surat itu sedang ditulis.
Present Aktif Subjunktif
Mis: Dia memberi kertas supaya kamu boleh menulis surat. (Menyangkut harapan)
Aorist Aktif Indikatif
Mis: Tadi dia menulis surat
Perfek Aktif Indikatif
Mis: Dia sudah menulis surat itu. (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Imperfek Aktif Indikatif
Mis: Kemarin, ketika dia sedang menulis surat…
Aorist Pasif Indikatif
Mis: Itu sudah ditulis
Perfek Pasif Indikatif
Mis: Ada tertulis… (Dengan berfokus pada dampak daripada kegiatan itu)
Present Aktif Imperatif
Mis: Tolong tuliskan terus surat-surat itu. (kebiasaan yang diharapkan)
Aorist Aktif Imperatif
Mis: Tulis surat itu! (Kegiatannya penting, atau urgen)
Footnote
1 George, T. Galatians. Nashville: Broadman & Holman Publishers. 1994. Jilid. 30, Hal. 77–78
2 Douglas Moo, Galatians, Baker, Grand Rapids. 2013. Pendahuluan.
3 Moo. Kindle Lokasi 517-521.
4 Moo. Kindle Lokasi 1072-1076.
5 R. Alan Cole, Galatians, Tyndale New Testament Commentaries, IVP, Leicester, 1983. Hal. 29.
6 Cole, Hal. 29.
7 George, Hal. 80.
8 Aorist Aktif Partisip.
9 A. T. Robertson, Word Pictures of the New Testament, ESword. Gal 1:1.
10 Spiros Zodhiates, Th.D. The Complete Word Study Dictionary New Testament, © By AMG International, Inc. Revised edition, 1993. Lihat kata nekros.
11 George. Hal. 85.
12 Nubuatan-nubuatan tersebut sangat mirip dengan istilah-istilah yang Paulus gunakan di sini, kalau LXX, PL terjemahan Bahasa Yunani, dilihat.
13 Lihat penjelasan di apendiks.
14 Aorist Medium Subjunktif.
15 Mounce, Lokasi Kindle 2019.
16 Bruce, Hal. 80.
17 Present Aktif Indikatif.
18 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Analytical lexicon of the Greek New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Books. 2000. Lihat kata metatithemi.
19 Present Medium Indikatif.
20 Moo, Kindle lokasi. 2209.
21 Aorist Aktif Partisip.
22 George. Hal. 94-95.
23 Present Aktif.
24 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata tarasso.
25 Ibid. Lihat kata metastrefo.
26 George. Penjelasan pada Gal 1:7
27 H.E. Dana & J.R. Mantey. A Manual Grammar of the Greek New Testament, Prentice Hall, New Jersey, 1957. Lihat kata alla di halaman 240.
28 Present Medium Subjunktif.
29 Present Aktif Imperatif.
30 Present Medium Indikatif.
31 Cole. Hal. 44.
32 Present Aktif Indikatif.
33 Imperfek Aktif Indikatif dan Imperfek Medium Indikatif.
34 Wallace, Daniel, B. Greek Grammar Beyond the Basics, Zondervan, Grand Rapids, 1996. Hal 695.
35 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata gnorizo.
36 Present Aktif Indikatif.
37 Present Aktif Indikatif.
38 Ibid. Lihat kata apokalypsis.
39 Aorist Aktif Indikatif.
40 Ibid, N. F. Lihat kata anastrofe.
41 Arichea, D. C., & Nida, E. A. A handbook on Paul’s letter to the Galatians. New York: United Bible Societies. 1976. Hal. 19.
42 Imperfek Aktif Indikatif.
43 Imperfek Aktif Indikatif.
44 Imperfek Aktif Indikatif.
45 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Hal. 185–186.
46 Ibid, N. F. Lihat kata perissoteros.
47 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata aforizo.
48 Aorist Aktif Partisip.
49 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. kata eudokeo
50 Moo. Kindle Lokasi 2934-2935.
51 Present Medium Subjunktif.
52 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata euthos.
53 Ibid. Lihat kata prosanatithemi.
54 MacArthur, Hal 1651
55 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata historeo.
56 Yohanes 5:2, 19:13, 19:17, 19:20, dan 20:16
57 Present Aktif Indikatif
58 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata idou.
59 Bruce, Hal. 102.
60 Imperfek Aktif Indikatif.
61 Imperfek Aktif Indikatif.
62 Imperfek Aktif Indikatif.
63 Gathercole, Simon, J. ESV Study Bible, Crossway Bibles, Wheaton Illinois, 2008. P2246.
64 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Lihat kata anatithemi.
65 Ibid. Lihat kata dokeo.
66 Present Aktif Subjunktif.
67 Aorist Aktif Indikatif.
68 Aorist Pasif Infinitif.
69 Robertson, lihat penjelasan di Gal 2:4.
70 Aorist Aktif Indikatif.
71 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata diameno
72 Perfek Pasif Indikatif.
73 Lihat penjelasan di Apendiks.
74 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata apostole.
75 Ibid. Kata stylos.
76 Gathercole. P2247.
77 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata anthistemi.
78 Ibid. Kata kataginosko.
79 Lihat di Apendiks
80 Bruce, Hal. 129.
81 Perfek Pasif Partisip
82 Imperfek Aktif Indikatif
83 Imperfek Aktif Indikatif
84 Moo. Kindle Lokasi 3920.
85 Imperfek Aktif Indikatif
86 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata orthopodeo.
87 Moo, Kindle lokasi,4117.
88 Present Aktif
89 Di versi NIV (Bahasa Inggris) bagian ini ada dalam tanda kutip.
90 Moo. Kindle Lokasi 4266.
91 Friberg, T., Friberg, B., & Miller, N. F. Kata oida.
92 Perfek Aktif Partisip
93 George. Jil. 30, hal. 190.
94 Moo. Kindle Lokasi 4532.
95 Perfek Pasif Indikatif
96 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata atheteo.
97 Ibid. Lihat kata dorean.
98 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anoetos.
99 Ibid. Lihat kata baskaino.
100 Perfek Pasif Partisip
101 Ibid. Lihat kata prografo.
102 Robertson. Lihat penjelasan di 3:1.
103 Aorist Aktif Indikatif
104 Moo, Kindle lokasi 4953
105 Lihat instrumental use of the Dative Case di The Elements of New Testament Greek, J. W. Wenham, Cambridge University Press, Cambridge. 1993, Hal. 46.
106 Present Medium Indikatif
107 George. Jil. 30, Hal. 213.
108 Moo. Kindle Lokasi 5011.
109 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata epikhoregio.
110 Present, Aktif Partisip
111 1 Makabe 2: 45-64 – Diterjemahkan oleh penulis
112 Lihat: Moo. Kindle Lokasi 5110. George. Jil. 30, Hal. 217–218.
113 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata logizomai.
114 Present Aktif Imperatif
115 Bruce, Hal. 155.
116 Moo. Kindle Lokasi 5212.
117 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata proeidon.
118 Present Aktif Indikatif
119 Moo, Kindle lokasi 5374.
120 Bruce Shelley, Church History in Plain Language, Thomas Nelson Publishers. 2008. Hal. 32.
121 Present Pasif Indikatif
122 George. Hal. 230.
123 Ibid. Hal. 235.
124 Present Aktif Indikatif
125 Present Aktif Indikatif
126 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata emmeno.
127 Present Aktif Indikatif
128 Present Pasif Indikatif
129 Datif
130 George, Hal. 234.
131 George. Hal. 238
132 Cole. Hal. 99.
133 Cole. Hal. 99.
134 Lihat penjelasan di Apendiks.
135 George. Hal. 244.
136 Moo. Kindle Lokasi 6176.
137 George. Hal. 244.
138 Bruce. Hal. 170
139 Moo. Kindle Lokasi 6198.
140 George. Hal. 248.
141 Perfek Pasif Partisip
142 Terdapat di MacArthur, John. F. Galatians, Moody, Grand Rapids, 1987. Halaman 85. Ada yang mengatakan bahwa Paulus hanya mengutip dari LXX yang agak keliru di ayat ini, tetapi tidak usah kita menyimpulkan begitu, karena penjelasan dari pengulangan perjanjian cukup masuk akal.
143 Lihat di situs: creation.com Maaf, ada dalam bahasa Inggris saja.
144 Present Aktif Indikatif
145 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akuroo dan katargeo.
146 Aoris Aktif Infinitif
147 Ibid. Lihat kata kleronomia.
148 Perfek Medium Indikatif
149 Lihat penjelasan di Apendiks
150 Moo. Kindle Lokasi 6221.
151 Moo. Kindle Lokasi 6372.
152 Cole. Hal. 105.
153 Dari Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal. 76.
154 Moo. Kindle Lokasi 6551.
155 Bruce, F. F. Hal. 180
156 Cole. Hal. 106.
157 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata sugkleio.
158 Aoris Pasif Subjunktif.
159 Ibid. Lihat kata froreo.
160 Kittel, G., Friedrich, G., & Bromiley, G. W. Theological Dictionary of the New Testament Grand Rapids, MI: W.B. Eerdmans. 1985. Hal. 754.
161 Moo. Kindle Lokasi 6590.
162 NKJV, NAS, NIV
163 Penjelasan ini terdapat dari Pdt. Mike Riccardi MDiv, Th.M, dari Grace Community Church, C.A. Sangat membantu!
164 George. Hal. 267.
165 Hina + Subjunktif.
166 Cole. Hal. 108.
167 Bruce, F. F. Hal. 183–184.
168 Ibid. Hal. 183–184
169 Aoris Medium Indikatif
170 Bruce, F. F. Hal. 187.
171 Present Aktif Indikatif
172 Terjemahan PL dalam bahasa Yunani
173 Bruce, F. F. Hal. 189.
174 Present Aktif Indikatif
175 Bruce, F. F. Hal. 192.
176 Moo. Kindle Lokasi 7004.
177 Silva, M. (Ed.). New International Dictionary of New Testament Theology and Exegesis. Grand Rapids, MI: Zondervan. 2014.Edisi 2, Jil. 3, hal. 383)
178 Bruce, F. F. Hal. 192.
179 Bruce, F. F. Hal. 192.
180 Ibid. Hal. 192.
181 Moo. Kindle Lokasi 7113.
182 Perifrastik Pluperfek – Menyangkut cara tidak langsung bicara mengenai sesuatu yang sudah berlalu.
183 Ayat ini disebut protoevangelium oleh para ahli Alkitab, yang berarti ‘Injil Pertama’.
184 George. Hal. 302.
185 Bruce, F. F. Hal. 197
186 Moo. Kindle Lokasi 7275.
187 https://en.wikipedia.org/wiki/Augustus
188 Present Aktif Indikatif
189 Moo. Kindle Lokasi 7313.
190 Bruce, F. F. Hal. 199.
191 Ernest De Witt Burton, The International Critical Commentary Series, Galatians, T & T Clarke, Edinburgh. 1971. Hal. 224.
192 Moo. Kindle Lokasi 7356.
193 Perfek Pasif Partisip
194 Aoris Aktif Indikatif
195 Moo. Kindle Lokasi 7456.
196 Bruce, F. F. Hal. 202.
197 George. Hal. 313.
198 Aoris Aktif Partisip
199 Aoris Pasif Partisip
200 Present Aktif Indikatif
201 Present Aktif Infinitif dan Present Aktif Indikatif
202 Mounce, Kindle Lokasi 7552-7553.
203 Present Medium Indikatif
204 Present Pasif Indikatif
205 Moo. Kindle Lokasi 7560.
206 Ibid. Kindle Lokasi 7560.
207 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata deomai.
208 Present Medium Imperatif
209 Gathercole. Hal. 2252.
210 Perfek Aktif Indikatif
211 Bruce, F. F. Hal. 209.
212 George. Hal. 324.
213 Moo. Kindle Lokasi 7679.
214 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata makarismos.
215 Ernest De Witt Burton. Hal. 245.
216 Perfek Aktif Indikatif
217 Bruce, F. F. Hal. 211.
218 Ibid. Hal. 211.
219 Bruce, Moo dan Burton, antara lain, semua rasa begitu maknanya.
220 Ada naskah-naskah yang menggunakan kata teknia, yang berarti anak kecil, tetapi tekna dianggap asli karena dipakai secara lebih luas dan juga karena lebih sesuai dengan kebiasaan Paulus.
221 Ernest De Witt Burton, Hal. 248.
222 Moo. Kindle Lokasi 7804.
223 Imperfek Aktif Indikatif
224 Moo. Kindle Lokasi 7822.
225 Carr, G. L. Song of Solomon: an introduction and commentary, Downers Grove, IL: InterVarsity Press. 1984. Jil. 19, Hal. 23.
226 Robertson. Lihat penjelasan di 4:24.
227 Ernest De Witt Burton, Hal. 256.
228 Present Aktif Imperatif
229 Present Aktif Partisip
230 Moo. Kindle Lokasi 7976.
231 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata akouo.
232 Bruce, F. F. Hal. 220.
233 Present Aktif Indikatif
234 Moo. Kindle Lokasi 8264.
235 Aoris Pasif Imperatif
236 Present Aktif Partisip
237 Aoris Aktif Imperatif
238 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eremos.
239 Moo. Kindle Lokasi 8264.
240 Moo. Kindle Lokasi 8344.
241 Robertson. Lihat penjelasan di 4:29.
242 Cole, Hal. 185.
243 Aoris Aktif Imperatif
244 Moo. Kindle Lokasi 8594.
245 Present Aktif Imperatif
246 Present Pasif Imperatif
247 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata enekho.
248 Bruce, F. F. Hal. 226.
249 Moo. Kindle Lokasi 8594.
250 Ean (Kalau) + Subjunktif (disunat). Lihat: Black, D. A. It’s still Greek To Me, Baker, Grand Rapids, 1998. Hal. 145.
251 Future Aktif Indikatif
252 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata martyromai.
253 Present Pasif Partisip
254 Wallace, Hal. 344.
255 Ibid, Hal. 535.
256 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata katargeo.
257 Aoris Pasif Indikatif
258 Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology: Revised and Expanded. Buku 1. Literatur SAAT. 2008, 2014. Malang. “Jaminan Kekal," Hal. 385-386.
259 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata apekdekhomai.
260 Moo. Kindle Lokasi 8771.
261 Cole, Hal. 193.
262 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata iskhyo.
263 Ibid. Lihat kata energeo.
264 Ibid. Lihat kata trekho.
265 Imperfek Aktif Indikatif
266 Bruce, Hal. 234.
267 Aoris Aktif Indikatif
268 Moo. Kindle Lokasi 8925.
269 Present Pasif Infinitif
270 Present Aktif Partisip
271 Perfek Aktif Indikatif
272 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata tarasso.
273 Future Aktif Indikatif
274 Moo. Kindle Lokasi 9036.
275 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata anastatoo.
276 Ibid. Lihat kata apokopto.
277 Moo. Kindle Lokasi 9048.
278 Moo. Kindle Lokasi 9144.
279 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aforme.
280 Present Aktif Imperatif
281 Silva, Hal. 790.
282 Bruce, F. F. Hal. 241.
283 Future Aktif Indikatif
284 Present Aktif Indikatif
285 Bruce, F. F. Hal. 242.
286 Present Aktif Imperatif
287 Kata ini bersifat Aoris Pasif Subjunktif, tetapi supaya lebih mudah dimengerti, bentuk aktif dipakai. Lihat juga TB, yang memakai bentuk aktif.
288 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata analoo.
289 Moo. Kindle Lokasi 9435.
290 Kasus Datif menyangkut obyek tidak langsung dan biasanya membawa arti kepada/oleh/melalui. Lihat Wenham, J. W. The Elements of New Testament Greek, Cambridge Press, Cambridge, 1965. Hal. 9.
291 Wallace. Hal. 162, 165-166.
292 Aoris Aktif Subjunktif
293 Wallace. 1996. Hal. 468-469.
294 Present Aktif Indikatif
295 Present Medium Indikatif
296 Present Aktif Subjunktif
297 Present Pasif Indikatif
298 Moo. Kindle Lokasi 9564.
299 Ibid. Kindle Lokasi 9574.
300 Dikutip langsung dari Moo, hal. 9555.
301 Bruce, F. F. Hal. 247.
302 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
303 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata aselgeia.
304 Ibid. Lihat kata farmakeia.
305 Moo. Kindle Lokasi 9625.
306 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 137.
307 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata hairesis.
308 Moo. Kindle Lokasi 9637.
309 Bruce, F. F. Hal. 250.
310 Present Aktif Indikatif
311 Aoris Aktif Indikatif
312 Present Aktif Partisip
313 Future Aktif Indikatif
314 Moo. Kindle Lokasi 9707.
315 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 139.
316 Moo. Kindle Lokasi 9707.
317 Moo. Kindle Lokasi 9740.
318 Silva, Hal. 210.
319 Moo. Kindle Lokasi 9740.
320 Silva, Hal. 210.
321 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 140.
322 Ibid. Hal 140.
323 Bruce, F. F. Hal. 254.
324 Ibid. Hal. 254.
325 Moo. Kindle Lokasi 9792.
326 Aoris Aktif Indikatif
327 Cole, Hal. 223.
328 Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, United Bible Societies, New York. 1994. Hal. 529.
329 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata pathema.
330 Cole, Hal. 223.
331 Moo. Kindle Lokasi 9908.
332 Present Aktif Subjunktif – Bentuk ini sering digunakan sebagai perintah, secara khusus dimana orang mau berkata marilah kita. Lihat penjelasan Hortatory Subjunctive di Wallace, Hal. 464-465.
333 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata kenodoksos.
334 Ibid. Lihat kata prokaleo.
335 Moo. Kindle Lokasi 9964.
336 Artinya begitu kalau artikel tidak dipakai. Lihat penjelasan di Apendiks.
337 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata prolambano.
338 Ibid. Lihat kata katartizo.
339 Present Aktif Imperatif
340 Moo. Kindle Lokasi 10005.
341 Present Aktif Partisip
342 Moo. Kindle Lokasi 10014.
343 Present Aktif Imperatif
344 Future Aktif Indikatif
345 MacArthur, Hal. 1799
346 Present Aktif Indikatif
347 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 148.
348 Present Aktif Indikatif
349 Present Aktif Imperatif
350 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata eis.
351 Moo. Kindle Lokasi 10164.
352 Ibid. Kindle Lokasi 10164.
353 Bruce, F. F. Hal. 263.
354 Present Pasif Partisip
355 Present Aktif Partisip
356 Present Pasif Imperatif
357 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 151.
358 Moo. Kindle Lokasi 10252.
359 George, Hal. 423.
360 Future Aktif Indikatif
361 Present Aktif Subjunktif
362 Moo. Kindle Lokasi 10262.
363 Present Aktif Partisip
364 Future Aktif Indikatif
365 Timothy Friberg, Barbara Friberg, Neva F. Miller. Lihat kata egkakeo.
366 Present Aktif Subjunktif
367 Wallace. Hal. 632-633.
368 Cole, Hal. 231.
369 Present Medium Subjunktif – Seperti kita lihat di atas, tetapi suara medium, yang menekankan peran pelaku.
370 Aoris Aktif Imperatif
371 Bruce, F. F. Hal. 268.
372 Moo. Kindle Lokasi 10458.
373 Ibid, Kindle Lokasi 10407.
374 Bruce, Hal. 261
375 Moo, Kindle Lokasi 10476.
376 Bruce, Hal. 268.
377 Moo, Kindle Lokasi 10494.
378 Present Pasif Subjunktif
379 Present Pasif Partisip
380 Ibid, Kindle lokasi 10528.
381 Present Aktif Indikatif
382 Bruce, Hal. 270.
383 Present Medium Infinitif
384 Ibid, Hal. 271.
385 Gathercole. Hal. 2256.
386 Perfek Pasif Indikatif
387 Kata eimi (adalah) yang sifatnya Present Aktif Indikatif, tetapi sulit diterjemahkan.
388 Kata canon dalam bahasa Inggris, dipakai untuk menjelaskan prinsip-prinsip/cara-cara di mana kitab-kitab suci dikumpulkan di dalam Alkitab.
389 Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal 158.
390 Future Aktif Indikatif
391 Bruce, Hal. 275.
392 Moo, Kindle Lokasi 10769.
393 Ibid, Kindle Lokasi 10788.
394 Ibid, Kindle Lokasi 10796. Lihat juga Arichea, D. C., & Nida, E. A. Hal
395 Barclay M. Newman Jr. Kamus Yunani – Indonesia Untuk Perjanjian Baru, Gunung Mulia, Jakarta. 2012. Hal. Ix-x.
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbit...
GALILAH
Surat Galatia
Simon Pyatt M.Th
Galilah – Tafsiran Galatia
Oleh: Simon Pyatt
Copyright © 2014 - 2019 Simon M C Pyatt
Diterbitkan oleh:
Nulisbuku
www.nulisbuku.com
Penyunting: Michael J. Wewengkang S.Th; MAPC
Desain Sampul: Nulisbuku
Soli Deo Gloria!
Pendahuluan Umum
Bahan ini dimaksudkan untuk membantu orang dalam mempersiapkan pelajaran/khotbah ataupun dalam usaha penerjemahan Firman Tuhan. Tidak dimaksudkan untuk dibacakan saja kepada jemaat, karena bahan ini adalah bahan penelitian, bukan sebuah pelajaran/khotbah.
Terjemahan Alkitab yang dipakai dalam seri Galilah ini, adalah terjemahan literal yang dibuat langsung dari versi bahasa Yunani Nestle Aland. Tujuannya bukan untuk mengganti versi-versi Bahasa Indonesia, ataupun untuk mengutamakan terjemahan literal. Terjemahan literal ini dimaksudkan untuk membantu orang melihat ciri-ciri khas bahasa Yunani, supaya lebih mudah diteliti.
Kalau kita ingin menangani ayat apa saja dari Firman Tuhan dengan baik, harus ada lima macam sudut pandang yang dipikirkan:
- Konteks di dalam Alkitab
- Konteks Sejarah
- Konteks di dalam Penulisan
- Pengertian Arti kata dan Tata Bahasa
- Penerapan Praktis
Konteks dalam Alkitab menyangkut peran ayat yang diteliti di dalam keseluruhan dari wahyu Allah. Jadi sebelum orang menyimpulkan sesuatu, penafsirannya harus dicek dengan bagian-bagian lain di Alkitab yang terkait dengan topik itu. Di buku pedoman ini akan sering dibaca referensi silang, supaya saudara dapat mengerti dan menerapkan dengan baik setiap bagian yang diteliti. Harap saudara mencari lebih banyak referensi.
Kalau kita ingin mengerti dengan benar apa yang dimaksudkan penulis, kita harus mengerti Konteks Sejarah. Langkah ini adalah melakukan penelitian pada budaya setempat, penanggalan kitab, dan peristiwa sejarah yang mungkin berdampak, juga apa yang diketahui mengenai penulis dan tokoh-tokoh di dalam kitab tersebut. Di buku pedoman ini, sering akan ada referensi pada sejarah dan budaya.
Sering kali, salah paham terjadi apabila orang hanya mendengar sebagian dari perkataan orang dan tidak mendengar keseluruhan dari wacananya. Hal ini bukan hanya mengakibatkan banyak salah paham, tetapi bahkan doktrin yang keliru.
Dalam hal penafsiran Firman Tuhan. Setiap ayat di Alkitab harus dimengerti menurut Konteks di dalam Penulisan. Sebelum bagian Firman Tuhan diteliti di buku ini, selalu akan ada garis besar, tema dan sub tema, hal ini untuk menjaga supaya tidak mungkin lari dari konteks.
Pengertian Arti Kata dan Tata Bahasa juga sangat penting. Setiap bahasa mempunyai tata bahasa, muatan kata dan kiasan-kiasan yang cukup unik dan indah. Jadi kalau kita ingin menerjemahkan ataupun mengerti suatu ayat, kita perlu mengerti struktur dan maksud dari bahasa sumber itu. Oleh karena itu, bahan ini menjelaskan muatan kata, arti kiasan dan juga secara sederhana menjelaskan tata bahasa. Kalau orang mau belajar lebih dalam mengenai tata bahasa Yunani, ada bagian Apendiks di belakang yang menyediakan penjelasan.
Allah tidak hanya menghendaki gerejanya mengerti Firmannya, Dia ingin supaya Firman itu mengubahkan kita. Oleh karena itu pengajaran Firman Tuhan harus ada Penerapan Praktis yang mengalir dengan alami dan tepat dari bagian yang dipelajari. Penerapan-penerapan di pedoman ini ditandai dengan lambang panah. Ini tidak dimaksudkan menjadi keharusan, melainkan usulan saja dan dorongan untuk saudara memikirkan penerapannya bagi jemaat.
Galilah!
Galilah: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Fi...
Pendahuluan Galatia
Sangat jelas bahwa penulis dari surat Galatia ini adalah Paulus sendiri. Kita tidak perlu kembali melihat siapkah dia dari Firman Tuhan karena dia sangat terkenal. Ada satu penulis dari abad yang kedua yang menulis apa yang pernah dia dengar mengenai rasul ini:
Dia adalah orang yang cukup kecil badanya, yang kepalanya botak dan kakinya bengkok. Dia kuat secara fisik, alis matanya bertemu di tengah dan hidungnya bengkok. Dia penuh keramahan, yaitu, satu saat dia kelihatan seperti manusia, tetapi saat lain tampil seperti malaikat.1
Kata Galatia mempunyai dua arti pada waktu Paulus menulis suratnya, yaitu provinsi Galatia dan etnis Galatia. Kemungkinan besar yang dimaksudkan Paulus di surat ini adalah Provinsi Galatia, yang dia kunjungi dua kali dalam Perjalanan Misi pertamanya. Gereja-gereja yang ditanam di sana termasuk Antiokhia di Pisidia (Kis 13:14-50), Ikonium (Kis 13:51-14:7), Listra (Kis 14:8-19) dan Derbe (Kis 14:20-21). Memang masuk akal melihat beberapa gereja ini karena surat Galatia adalah surat satu-satunya di mana Paulus berkata bahwa dia menulis kepada beberapa gereja di satu provinsi.(Gal 1:2)2 Tidak ada bukti sedikitpun bahwa Paulus menanam gereja di bagian Galatia etnis yang terletak agak ke utara.
Kemungkinan besar Paulus menulis surat ini sebelum Sidang Besar yang diadakan di Yerusalem (Kis 15), karena kalau orang Galatia mengalami tekanan dari partai sunat dan Paulus ditugaskan membawa surat hasil Sidang, mengapa surat itu tidak dikutip sedikitpun dalam surat ini? Itu sebabnya lebih baik kita simpulkan bahwa Paulus menulis sesudah dia pulang dari Perjalanan Misi yang pertama sebelum dia diutus ke Yerusalem. (48 Masehi)3 Kalau begitu, sangat masuk akal juga mengapa dia katakan bahwa mereka “begitu lekas berbalik” karena pengaruh dari partai sunat – Memang cepat!
Tema dari surat Galatia adalah keselamatan yang diperoleh hanya melalui iman saja, bukan hasil perbuatan baik. Kita harus mengingat bahwa penjangkauan di antara orang non-Yahudi masih cukup baru bagi gereja mula-mula ini. Jadi tentu saja ada proses di mana gereja yang dari mulanya mengalir dari agama Yahudi, harus membahas peranan Hukum Taurat dalam kehidupan mereka sebagai orang percaya. Oleh ilham Allah, kesimpulan yang Paulus tulis adalah, Hukum Taurat tidak menyelamatkan, atau tidak membenarkan. Fungsinya Hukum Taurat adalah untuk menyoroti dosa. Sebenarnya fungsinya sama di Perjanjian Lama, tetapi orang yang berdosa pada masa tersebut, boleh membawa korban ke bait Allah untuk dipersembahkan menebus dosa mereka. Jadi pada masa Perjanjian Lama pun, terlihat bahwa iman yang menyelamatkan. Masalanya adalah dengan Kristus memberi diri menjadi Korban Penebusan satu kali untuk selama-lamanya, sistem pengorbanan di Bait Allah menjadi usang, sehingga Allah tidak lagi menerima korban tebusan. Jadi kalau orang berusaha kembali kepada ketetapan-ketetapan Perjanjian Lama sebagai dasar pembenaran, maka mereka hanya menemukan Hukum Taurat tanpa sistem pengorbanan, sehingga hanya menjadi nyata bahwa mereka orang berdosa dan tidak ada jalan keselamatan.4 (Ibr 8:6-13) Sebagai penerapan dari tema besar ini, dari Gal 5 Paulus mulai bicara mengenai kebebasan kita di dalam Kristus dan pelayanan Roh Kudus di dalam orang percaya, menurut pengertian yang terdapat di nubuatan-nubuatan yang sangat jelas mengenai Perjanjian Baru, yaitu Yeremia 31:31-34 dan Yehezkiel 36:25-27, yang menyatakan bahwa Roh Kuduslah yang menjadi kekuatan dan dorongan di dalam diri orang percaya, sehingga dia hidup berkenan kepada Allah. Dari segi gaya, surat ini sering disebut sebagai draf daripada surat Roma, karena begitu mirip isinya.5
Ada yang menganggap bahwa Paulus bertentangan dengan Yakobus di surat ini, tetapi kalau menggali lebih dalam mengenai hubungan mereka dan maksud penulisan, ternyata mereka teman, yang sangat setuju mengenai jalan keselamatan. Di Gal 1:19 kita lihat bahwa Paulus mengenal Yakobus, lalu di Gal 2:9-10 Paulus memberi kesempatan untuk para sokoguru jemaat memberi masukan pada Injil yang dia sampaikan. Tentu kalau Yakobus tidak setuju mengenai keselamatan oleh iman saja, dia pasti protes. Tetapi yang kita lihat di sana adalah persetujuan, persekutuan, bahkan pengutusan dan tambahan yang mereka usulkan hanya menyangkut pelayanan kepada orang miskin saja. Ada salah paham mengenai Gal 2:12, seolah-olah Yakobus mengutus orang untuk memata-matai kebebasan orang percaya di Antiokhia, tetapi bukan itu yang dicatat di sana. Petrus hanya mengantisipasi apa yang akan terjadi ketika kabar ini sampai di telinga partai sunat di Yerusalem, yang juga berselisih pendapat dengan Petrus waktu dia kembali dari pelayanannya kepada Kornelius. (Kis 11:2-3) Kita juga lihat di surat hasil Sidang Yerusalem, yang menurut ahli-ahli bahasa, ditulis oleh Yakobus, berbunyi begini:
Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami,yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka. (Kis 15:24)
Kita juga perlu memperhatikan bahwa maksud Paulus dengan menggunakan kata dibenarkan (dikaioo), berbeda daripada Yakobus, yang menulis sebelumnya. Pada waktu itu, kata tersebut paling sering membawa pengertian dibukti benar, tetapi Paulus menggunakannya menurut pengertian yang lain, di mana itu boleh berarti dibuat benar. Jadi ketika Paulus menggunakan kata ini di surat Galatia, maksudnya adalah orang berdosa dibuat benar dengan cara percaya saja dalam Kristus. Tetapi Yakobus berkata bahwa Abraham, 30 tahun sesudah dia dibuat benar,(Kej 15:6, Rom 4:1-5) dibukti sebagai orang benar ketika dia siap mengorbankan Ishak. (Kej 22, Yak 2:21-23) Jadi sebenarnya tidak ada pertentangan sedikitpun antara mereka, dalam hal pembenaran. Sama juga kalau kita meneliti pikiran mereka mengenai peran dari Hukum Taurat. Kalau Paulus bicara mengenai peran Hukum, itu berkaitan dengan keselamatan, di mana Hukum tersebut tidak menjadi jalan keselamatan, melainkan menyatakan dosa sehingga orang berseru kepada Sang Penebus. Kalau Yakobus bicara mengenai Hukum Taurat, itu menyangkut orang yang sudah percaya, di mana Hukum tersebut menyatakan dosa yang masih ada pada mereka supaya mereka bisa mengaku dan mengalami perubahan, dan dengan demikian itu boleh disebut sebagai “Hukum yang Memerdekakan”. (Yak 1:25, 2:12) Kalau kita memperhatikan perkataan Paulus di 2 Tim 3:16, ternyata dia setuju juga. Yang sangat indah di surat ini adalah kita melihat hati dan pengalaman Paulus, dicatat langsung oleh dia dalam Gal 1 dan 2, yang memperkaya wawasan kita mengenai rasul ini.
Jerusalem: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas
mendjeladjah Siprus, la...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT-UMAT GALATIA
KATA PENGANTAR
Pada perdjalanan pertama (Kis. Ras. 15:2-14:28) Paulus dan Barnabas mendjeladjah Siprus, lalu menjeberang ke Asia-Ketjil, mendarat di Perge, di Pamfilia, lalu mula-mula pergi keutara sampai ke Antiochia di Pisidia, kemudian ketimur dan mendirikan umat-umat di Ikonium, Listra dan Derbe, tiga kota besar didaerah Likaonia. Likaonia dewasa ini merupakan bagian selatan dari propinsi Romawi, jang disebut "Propimi Galatia".
Pada perdjalanan kedua, (Kis.Ras. 15:36-18:22) Paulus dan Silas memilih djalan darat, dan melalui Siria dan Silisia mereka datang ke Likaonia pula, lalu mengundjungi umat-umat disitu jang berkembang pesat dan "meneguhkan iman" umat- umat itu.
Dari Likaonia Paulus bermaksud berdjalan ke Barat, tetapi Lukas mentjatat: mereka "ditjegah oleh Roh Kudus, lalu pergi keutara dan melintasi Frigia dan daerah Galatia". Demikian tjatatan Lukas jang sangat pendek. Tetapi Paulus tidak "melintasi" begitu sadja, tanpa mengadjar dan mendirikan umat-umat. Bdl. Kis. Ras. 18:23. Tentu pada kundjungan itu terdjadi apa jang kita batja dalam surat "kepada umat-umat Galatia" ini 4:13-15.
Jang dimaksudkan Lukas dengan "daerah Galatia", tentu bagian utara dari propinsi Galatia asli, jang sebelum didjadjah oleh orang Romawi merupakan satu keradjaan berdaulat. Penduduknja adalah imigran dari Eropah-Barat, Daerah Galia, jang sekarang masuk negeri Perantjis. Sesampai di Asia-Ketjil mereka masuk tentara seorang radja disitu, dan sesudah perang, karena djasanja jang istimewa, mereka diberi sebagian dari wilajah radja itu, untuk didjadikan keradjaan berdaulat bagi mereka sendiri.
Ada buktinja tjukup bahwa dengan "umat-umat Galatia" dalam djudul surat ini dimaksudkan Galatia jang asli itu, jaitu bagian utara dari propinsi Romawi jang disebut Galatia.
Umat-umat itu dikundjungi Paulus djuga pada perdjalanannja jang ketiga (Kis. Ras. 18:23). Setelah "diteguhkannja iman" umat-umat disitu ia pergi kearah barat, lalu menetap dua tiga tahun lamanja di Efesus, pusat penting untuk pemakluman Indjil dan pemimpinan segala umat di Asia-Ketjil, Achaja dan Masedonia.
Rupanja di Efesus Paulus mendapat kabar, bahwa umat-umat di Galatia didatangi pengadjar-pengadjar dari Palestina, jang mengadjarkan bahwa orang-orang bukan Jahudi jang bertobat wadjib disunat dan mengikuti hukum dan adat-istiadat Jahudi, kalau mau diselamatkan. Paulus djengkel dan gelisah dan segera menulis surat ini. Pada kundjungan jang pertama dari Paulus, umat-umat disitu menjambut Indjil dengan gembira dan belum ada kesulitan-kesulitan. Tetapi pada kundjungannja jang kedua, Paulus sudah terpaksa memperingatkan mereka, supaja waspada terhadap pengadjar-pengadjar palsu. Lih. 1:9. Dan jang dichawatirkan pada kundjungan jang kedua mendjadi kenjataan. Saudara-saudara palsu itu bukan sadja mengandjurkan persunatan dan penganutan hukum taurat, melainkan djuga mempersalahkan adjaran Paulus dan menandaskan bahwa ia bukan rasul sedjati dan "Indjil" nja tidak benar. Dan dari isi dan suasana tulisan Paulus kini kita mendapat kesan, bahwa sudah ada anggota-anggota jang pertjaja akan adjaran- adjaran dan pefitnahan pengadjar-pengadjar Jahudi tersebut,serta menganut mereka. Kita mengerti bahwa harena kabar itu Paulus sangat tjemas malah gelisah, kalau-kalau umat-umat tertjinta itu tersesat dari kebenaran Indjil dan didjauhkan dari Paulus dan Kristus. Lagi pula beban orang jang telah bertobat terlalu diberatkan, tanpa faedah sedikitpun, kalau mereka mengikuti andjuran- andjuran orang-orang Jahudi itu, dan tentu pertobatan orang-orang jang belum masuk umat sangat disukarkan. Ketjemasan dan kegelisahan Paulus tampak sekali dalam surat. Tak ada suratnja jang lain, jang begitu hebat gajanja. Tetapi jang tampak njata sekali pula ialah, bahwa kegelisahan dan kedjengkelan Rasul, djuga kalau ia membela diri, bukan karena ia merasa tersinggung kehormatannja, melainkan semata-mata berpokok pada tjinta kerasulan jang mesra kepada umat Kristus jang tertjinta, jang terantjam kesetiaannja dan kemurnian imannja. pembelaan kewibawaan untuk mempertahankan pengaruh kerasulannja memang menondjol dalam seluruh surat, tetapi, terdapat didalamnja djuga adjaran-adjaran pokok dan pengertian-pengertian keagamaan jang penting sekali, mengenai hakekat dan sjarat-sjarat keselamatan, dalam Kristus. Adjaran-adjaran itu didalam surat ini tegas dan tepat, tetapi ringkas, jang kemudian diuraikan dengan pandjang lebar sebagai atjara pokok dalam surat kepada umat Roma.
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) "Rahasia Kristus" (Galatia 2:11-21)
Salah satu aspek paling penting tentang damai sejahtera yang Allah bawa ke dalam dunia melalui Kristus ...
"Rahasia Kristus" (Galatia 2:11-21)
Salah satu aspek paling penting tentang damai sejahtera yang Allah bawa ke dalam dunia melalui Kristus adalah fakta yang sebelumnya tersembunyi bahwa pemisahan di zaman dulu atas umat pilihan-Nya Israel dari semua bangsa lain sekarang ini telah dihapus di dalam Kristus. Paulus menerapkan ungkapan "rahasia Kristus" kepada situasi yang sama sekali baru antara orang Yahudi dan bukan Yahudi. Banyak "rahasia" lain muncul di dalam Perjanjian Baru,44namun yang satu ini sangat penting sehingga Paulus mencurahkan cukup banyak ruang untuk rahasia itu, terutama dalam suratnya kepada gereja Efesus:
Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia Kristus, yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus. Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya. Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu, dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu, supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. (Efe. 3:4-11).
Pikiran utama dalam nas ini adalah bahwa, selama 1.500 tahun Allah berhubungan dengan orang-orang Israel di bawah perjanjian dari Sinai, mereka itu bukan fokus utama-Nya, seperti yang mereka yakini. Mereka adalah semacam mata pelajaran, bagian dari "rahasia" yang sudah ada di dalam pikiran Allah sejak permulaan waktu. Dalam konteks Efesus 3, kebenaran yang dahulu tersembunyi adalah bahwa Kristus harus menjadi Juruselamat seluruh dunia yang sesat, semua bangsa (ta e¡qnh, ta ethnē, "bangsa-bangsa lain"). Sama sekali berbeda dengan semua yang Israel yakini, Allah tidak mengasihi mereka secara eksklusif. Ia memang telah memilih mereka untuk tujuan-Nya; tapi kasihnya, seperti yang dinyatakan oleh Yesus, diarahkan kepada seluruh "dunia" (Yoh. 3:16).
Selama waktu hubungan perjanjian Israel yang eksklusif dengan Allah (Kel. 19:1-6), mereka harus menjauhkan diri dari segala keterikatan dengan bangsa-bangsa lain. Mereka diminta untuk menjadi umat khusus milik Allah sendiri, untuk dipisahkan bagi Dia sebagai umat yang kudus, dan menjadi "terang untuk bangsa-bangsa" (Yes. 42:6). Apa yang Allah berikan kepada Israel untuk membedakan mereka dari bangsa-bangsa lain adalah Hukum Taurat, yang memerintahkan mereka untuk memisahkan diri mereka. Berdasarkan sifatnya, meski hukum Taurat melayani mereka sebagai berkat dalam banyak hal (lihat Rom. 3:1, 2), namun hukum itu menyiratkan dasar permusuhan antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi. Ketika Paulus dan rasul-rasul lainnya memberitakan bahwa injil adalah untuk semua bangsa, orang-orang Yahudi bereaksi dengan marah, bahkan sampai ingin melakukan pembunuhan (Kisah 22:20-23). Dalam kebencian mereka, mereka buta terhadap kasih Allah yang luas untuk semua umat manusia (lihat Yes. 6:8-10; Mat. 13:13-15). Inilah penghalang yang ditimbulkan oleh Hukum Taurat, "penghalang berupa dinding pemisah," seperti yang Paulus katakan, yang berdiri di antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi dan yang Yesus sudah robohkan:
Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat", karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa (Efe. 2:14-18).
"Rahasia" yang dimaksud di dalam Efesus adalah "damai sejahtera" (eijrh/nh, eirēnē) yang telah "tersembunyi di dalam Allah," yaitu, "bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus" (Efe. 3:6, 9). Pesannya jelas: Dalam Kristus Yesus, tidak ada ruang bagi diskriminasi rasial atau pilih kasih berdasarkan warna kulit, kelas sosial, atau perbedaan lain yang berkaitan dengan penampilan luar; sebab "Allah tidak memandang bulu" (Rom. 2:11; KJV).45Dalam teks Yunani, ungkapan proswpolhmyi/a (prosōpolēmpsia) berkonotasi "orang yang mendapat [atau 'menerima'] wajah atau orang"—yaitu, orang yang melihat tampilan luar, menunjukkan sikap pilih kasih atau keberpihakan berdasarkan keadaan status sosial, kekayaan, dan sebagainya. Ketika dipanggil untuk pergi ke rumah Kornelius, mualaf pertama orang bukan Yahudi, Petrus mengetahui bahwa keberpihakan berdasarkan etnis juga dilarang. Ketika ia mulai bicara kepada mereka, ia berkata, "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya" (Kisah 10:34, 35).
Oleh karena itu, Petrus adalah murid pertama Yesus yang kepada dia sifat misi Kristus yang tidak diskriminatif dalam menciptakan perdamaian diungkapkan. Sebenarnya, ia bahkan belum sepenuhnya memahami apa yang telah ia nyatakan pada hari Pentakosta, "Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita" (Kisah 2:39).
Yesus secara pribadi telah bicara dengan murid-murid-Nya tentang penerimaan orang-orang bukan Yahudi ini (Mat. 8:5-12; 28:18-20; Yoh. 10:16); tetapi, seperti banyak hal yang Ia ajarkan kepada mereka, mereka gagal memahami apa yang Ia katakan kepada mereka karena pikiran mereka tertutup (Mat. 15:15, 16; Mrk. 8:15-21; Luk. 18:34).
Memihak orang-orang Yahudi dan melawan bangsa-bangsa lain tidak mudah untuk diatasi, bahkan bagi mereka yang memimpin jalan itu. Meski Allah menggunakan Petrus untuk membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain untuk masuk ke dalam kerajaan Allah, Galatia 2:11-14 memberitahu kita betapa sulitnya bagi Petrus untuk berpegang pada kebenaran yang Allah telah wahyukan kepada dia. Barnabas adalah bagian penting dari perluasan kerajaan itu ke dalam dunia orang bukan Yahudi; tapi, di bawah tekanan, ia juga mundur dari kebenaran. Teguran Paulus tidak diragukan membuat kedua orang ini sadar dan mau bersekutu dengan saudara-saudara mereka yang bukan Yahudi.
Dilema Orang Bukan Yahudi (Galatia 2:11-21)
Paulus menceritakan kepada gereja Galatia sebuah kisah yang menyakitkan di mana ia harus secara langsung menghadapi orang Kristen Yahudi yang lain tentang kemunafikan mereka terhadap orang Kristen bukan Yahudi (2:11-14). Saat mengunjungi gereja di Antiokhia, Petrus menjalin persekutuan sosial dengan orang-orang percaya bukan Yahudi di sana untuk beberapa lama. Namun, ketika "beberapa orang dari kalangan Yakobus" berada di Antiokhia, Petrus memisahkan diri dari orang-orang bukan Yahudi itu (2:12). Menghadapi situasi tersebut, Paulus dengan sengit menegur Petrus di hadapan mereka semua.
Faktanya adalah bahwa orang-orang ini telah datang dari Yerusalem, di mana Yakobus diakui sebagai pemimpin gereja yang terkemuka (2:9). Namun begitu, orang tidak boleh terburu-buru menyimpulkan bahwa Yakobus bertanggung jawab atas tindakan mereka yang menyebabkan krisis di Antiokhia hanya karena namanya dikaitkan dengan mereka. Dalam sidang Yerusalem yang dihadiri para rasul dan para penatua, Yakobus adalah pembela utama Paulus dan Barnabas. Dengan menggunakan Kitab Suci, ia mendukung pekerjaan kedua orang ini mengenai banyaknya orang bukan Yahudi yang mereka telah menangkan dalam perjalanan misi pertama, dan ia juga memberikan nasihat tentang bagaimana orang-orang bukan Yahudi itu harus diperlakukan di dalam gereja (Kisah 15:13-21). Ketika para rasul dan para penatua menulis surat kepada saudara-saudara bukan Yahudi "di Antiokhia, Siria dan Kilikia," mereka memasukkan kata-kata ini: "… Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka" (Kisah 15:23, 24; huruf miring ditambahkan).
Perilaku Petrus di Antiokhia adalah kemunafikan semata dalam pandangan Paulus. Bagaimanapun, Petrus, melalui pengilhaman, telah berbicara tentang tersedianya janji Allah "bagi orang yang masih jauh" (Kisah 2:39). Selain itu, dengan dorongan Allah yang terus-menerus, ia adalah orang yang sudah pergi ke rumah Kornelius dan yang pertama memberitakan injil kepada orang-orang bukan Yahudi (Kisah 10). Orang-orang Kristen Yahudi di Yerusalem segera menantang Petrus saat ia kembali ke kota itu setelah membaptiskan Kornelius dan keluarganya. Mereka menuduh dia dengan berkata, "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka" (Kisah 11:3). Sebagai tanggapan, Petrus membela tindakannya, dengan menjelaskan kepada mereka bahwa ia telah dipimpin secara ilahiat untuk pergi kepada bangsa-bangsa lain dan mereka telah menerima Roh Kudus (sama seperti para rasul pada awalnya). Argumen Petrus itu efektif, menggiring lawan-lawannya untuk menyimpulkan bahwa "Kepada bangsa-bangsa lain juga Allah [telah] mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup" (Kisah 11:4-18).
Karena Petrus adalah "sokoguru" di gereja Yerusalem (Gal. 2:9), tindakannya mempengaruhi orang lain. Namun begitu, pada kesempatan di Antiokhia, pengaruh itu bekerja secara negatif. Pastinya Paulus merasa sakit saat ia menulis, "Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka" (2:13). Meski tidak disebutkan dalam teks itu, kita tidak dapat membayangkan melihat ekspresi kesusahan di wajah Paulus saat ia menyaksikan kemunafikan sahabatnya yang kekasih.
Apa yang paling menyakitkan Paulus tentang perilaku Barnabas di Antiokhia adalah bahwa, jika ada orang yang hadir pada hari yang tidak menyenangkan itu yang seharusnya membela orang-orang bukan Yahudi dan mempertahankan status mereka di dalam gereja, orang itu seharusnya adalah Barnabas. Bersama dengan Paulus, Barnabas secara khusus telah "dikhususkan … untuk tugas yang [Roh] telah tentukan bagi mereka" (Kisah 13:2; NASB). Objek utama pekerjaan mereka adalah orang-orang bukan Yahudi. "Yakobus, Kefas dan Yohanes" telah memberi Paulus dan Barnabas "persekutuan tangan kanan, supaya [mereka] pergi kepada orang-orang bukan Yahudi dan mereka kepada orang-orang yang bersunat" (2:9; NASB).46
Krisis di Antiokhia yang disebabkan oleh kehadiran "beberapa orang dari kalangan Yakobus" ini berkisar di seputar masalah makan dengan orang-orang bukan Yahudi.
"Beberapa orang [tertentu]" ini adalah saudara-saudara, anggota gereja Yerusalem; mereka adalah orang Yahudi yang percaya. Meski banyak dari penganiayaan yang Paulus, Barnabas alami selama beberapa perjalanan misi mereka timbul dari hasutan orang-orang Yahudi yang tidak percaya, namun masalah di Antiokhia secara murni bersifat "intern jemaat."
Selama bertahun-tahun setelah hari Pentakosta, injil diberitakan hanya kepada orang-orang Yahudi. Bahkan setelah pertobatan Kornelius, ini berlanjut untuk beberapa lama, seperti yang terbukti dari Kisah 11:19. Namun begitu, setelah kematian martir Stefanus dan penyebaran murid-murid akibat penganiayaan lebih lanjut, beberapa orang "sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja" (Kisah 11:19). Pada titik ini, sesuatu yang sangat signifikan terjadi. Lukas melaporkan, Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan. Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan (Kisah 11:20, 21).
Perkembangan ini menandai titik balik yang sangat besar dalam gereja mula-mula dan memiliki efek yang menggemparkan bagi orang Kristen Yahudi. Selama hampir satu setengah milenium, orang-orang Yahudi telah mengalami hak istimewa menjadi umat Allah yang eksklusif (Kel. 19:1-8). Tidak mengherankan bahwa sulit bagi beberapa orang Yahudi untuk memahami kasih Allah bagi bangsa-bangsa lain! Lebih daripada itu, sulit bagi beberapa orang Kristen Yahudi untuk menyadari bahwa bangsa-bangsa lain dapat diselamatkan melalui Kristus saja, tanpa menganut Yudaisme (Kisah 15:1). Itulah sebabnya mengapa integrasi orang Yahudi dan bukan Yahudi ke dalam satu tubuh Kristus adalah masalah utama yang dihadapi gereja mula-mula.
TFTWMS: Galatia (Pendahuluan Kitab) PASAL 2
RIWAYAT HIDUP PAULUS MEMBELA INJIL KRISTUS (BAGIAN 2)
Dalam pasal 2, Paulus melanjutkan pembelaannya atas injil yang ia beritakan. Dalam 2:...
PASAL 2
RIWAYAT HIDUP PAULUS MEMBELA INJIL KRISTUS (BAGIAN 2)
Dalam pasal 2, Paulus melanjutkan pembelaannya atas injil yang ia beritakan. Dalam 2:1-10 ia menceritakan bagaimana ia bertemu dengan para pemimpin utama di gereja di Yerusalem untuk meneguhkan apa yang telah diwahyukan mengenai masalah sunat dan keselamatan. Ia beralih dari sidang Yerusalem kepada tegurannya kepada Petrus ketika ia berkunjung ke Antiokhia dalam 2:11-21, dengan menggunakan kedua episode ini sebagai bukti tambahan bahwa ia telah memberitakan injil sejati.
TFTWMS: Galatia (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 Untuk ketiga kalinya, kata "Kemudian" (e¡peita, epeita) muncul dalam lingkup singkat dalam bagian ini dari surat itu (l...
Catatan Akhir:
- 1 Untuk ketiga kalinya, kata "Kemudian" (e¡peita, epeita) muncul dalam lingkup singkat dalam bagian ini dari surat itu (lihat 1:18, 21) ketika Paulus membela kerasulannya.
- 2 Lihat Kisah Para Rasul 4:36, 37; 9:27; 11:22-30; 13:1-14:28; 15:2-4, 12, 22, 36-41.
- 3 ihat 2 Kor. 2:13; 7:6, 7, 13-15; 8:6, 16, 17, 23; 12:18; 2 Tim. 4:10; Tit. 1:4, 5.
- 4 Carolyn Osiek, Galatians, New Testament Message (Wilmington, Del.: Michael Glazier, 1980), 19.
- 5 Ini adalah bentuk yang ditemukan dalam 2:6b, 9, sedangkan bentuk-bentuk yang serupa ditemukan dalam 2:2, 6a.
- 6 Josephus Wars 3.9.8; 4.3.4, 9.
- 7 J. B. Lightfoot, The Epistle of St. Paul to the Galatians, Classic Commentary Library (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 1957), 108; Ignatius Polycarp 3.1; Plato Apology 41E; Georgias 472A; Xenophon Cyropaedia 7.1.41.
- 8 Richard N. Longenecker, Galatians, Word Biblical Commentary, vol. 41 (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1990), 51.
- 9 Ben Witherington III, Grace in Galatia: A Commentary on St Paul's Letter to the Galatians (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1998), 136. See Polybius Histories 1.18.3; 2.7.8; Plutarch Moralia 261B.
- 10 Ibid.
- 11 Lihat 2:4; 3:28; 4:22, 23, 26, 30, 31; 5:1 [dua kali], 13 [dua kali].
- 12 Kenneth L. Boles, Galatians & Ephesians, The College Press NIV Commentary (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1993), 56.
- 13 Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament, 2nd ed. (Stuttgart: German Bible Society, 1994), 522-23. See Tertullian Against Marcion 5.3; Irenaeus Against Heresies 3.13.3.
- 14 F. F. Bruce, The Epistle to the Galatians, The New International Greek Testament Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1982), 118.
- 15 Ibid., 123.
- 16 Beberapa naskah Barat membalik urutannya, menempatkan Peter pada permulaan daftar itu. (Metzger, 523.)
- 17 Lightfoot, 109. Lihat Talmud Berakoth 28b.
- 18 Josephus Antiquities 18.9.3; 20.3.2; Wars 6.6.1, 4; 6.8.2; Tacitus Histories 1.54; 2.8; Diodorus Siculus Library of History 16.43.3.
- 19 R. Alan Cole, The Epistle of Paul to the Galatians, The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1965), 69.
- 20 Nama sebuah sekte Kristen Yahudi yang muncul belakangan, Ebionit, berarti "orang miskin." (Bruce, 126.)
- 21 Kata Yunani crhmati÷zw (chrēmatizō) mungkin berarti bahwa mereka "disebut secara ilahi" oleh nama ini. "Kristen" adalah nama yang dipilih oleh Allah.
- 22 Untuk peta Antiokhia, yang menunjukkan bagian Sungai Orontes yang membelah kota itu dan membentuk sebuah pulau, lihat Glanville Downey, "Antioch (Syrian)," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1979), 1:143.
- 23 Ibid., 1:142.
- 24 Cole, 73.
- 25 Dalam beberapa contoh, Josephus menggunakan istilah itu dengan arti "dihukum." (Josephus Wars 1.32.3; 2.8.6, 7.5.6; 7.8.6.)
- 26 Witherington, 154. See Polybius Histories 1.16.10; 6.40.14; 7.17.1; Plutarch Demetrius 47.4.
- 27 Robert L. Johnson, The Letter of Paul to the Galatians, The Living Word Commentary (Austin, Tex.: R. B. Sweet Co., 1969), 63.
- 28 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3rd ed., rev. and ed. Frederick William Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 976. Lihat Polybius Histories 3.52.6; Plutarch Caius Marius 14.8; Josephus Wars 1.29.1; 5.7.4.
- 29 Leon Morris, Galatians: Paul's Charter of Christian Freedom (Downers Grove, Ill.: InterVarsity Press, 1996), 81.
- 30 Cole, 77.
- 31 Lihat Josephus Wars 2.17.10; Ignatius Magnesians 10.3.
- 32 Paulus membahas lebih lengkap poin-poin ini dalam Roma 1-3.
- 33 Longenecker, 90.
- 34 Bruce, 142.
- 35 Johnson, 72.
- 36 Paulus menulis dalam 1 Korintus 15:31, "tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut." Namun begitu, dalam konteks itu, pernyataan tersebut melibatkan lebih daripada sekedar mati terhadap dosa; itu mencakup berbagai bahaya yang Paulus alami sebagai rasul Kristus (lihat 2 Kor. 1:8-10; 11:23-28).
- 37 Witherington, 192.
- 38 Bauer, 490.
- 39 Alkitab NASB menambahkan "saudara-saudara" sebagai subjek dalam Kisah Para Rasul 15:2.
- 40 Contoh lain tentang Barnabas yang dapat dipercaya muncul dalam Kisah Para Rasul 11:27-30. Dalam teks itu, saudara-saudara di Antiokhia memilih dia, bersama dengan Saulus, untuk mengirimkan dana yang mereka kirimkan kepada para penatua Yerusalem untuk meringankan bencana kelaparan.
- 41 Lihat Rom. 14:10, 11; 1 Pet. 4:17, 18; Why. 20:11-15; 22:12.
- 42 Ini sama sekali tidak mengurangi kata-kata Yesus dalam Yohanes 5:24: "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup." Kata 'penghakiman' dalam nas ini adalah kri/siß (krisis), yang memiliki banyak makna, termasuk 'hukuman' atau 'kutukan.' Kita harus jangan pernah menafsirkan (atau menerjemahkan) Kitab Suci dengan cara seperti itu seperti mengadu satu nas dengan nas lainnya. Sebagaimana dicatat, semua akan berdiri di hadapan Allah pada "akhir zaman" (hari penghakiman); tetapi orang beriman, meski ia akan diikutkan dalam proses penghakiman ini, tidak akan dihukum, karena ia dengan iman akan sudah meninggalkan kematian menuju kehidupan (Yoh. 3:16-19, 36).
- 43 Dalam Wahyu 12:17, kata-kata itu dapat diterjemahkan "kesaksian yang diucapkan oleh Yesus" (J. W. Roberts, The Revelation to John (the Apocalypse) , The Living Word Commentary [Austin, Tex.: Sweet Publishing Co., 1974], 106).
- 44 Sebagai contoh, dua rahasia lainnya dijelaskan dalam 1 Korintus 15:51 dan Efesus 5:32.
- 45 Lihat Ula. 1:17; 2 Taw. 19:7; Efe. 6:9; Kol. 3:25; Yak. 2:1, 9.
- 46 Paul tidak menganggap statusnya sebagai rasul berada di bawah pengaruh Petrus atau yang lainnya yang lebih dulu di dalam Tuhan (2:6-9). Dalam 2 Korintus 11:5, ia lebih tegas lagi: "Tetapi menurut pendapatku sedikitpun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu" (atau "rasul-rasul super"; NIV).
Pengarang: Jack McKinney
Hak Cipta © 2017 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Galatia (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang
bukan Y
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT-JEMAAT DI GALATIA
PENGANTAR
Setelah Kabar Baik tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah provinsi Roma di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Allah, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi.
Surat Paulus Kepada Jemaat-jemaat di Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran salah itu, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa ia berhak disebut rasul Yesus Kristus. Dengan tegas Paulus mengatakan bahwa panggilannya untuk menjadi rasul berasal dari Allah, bukan dari manusia. Juga bahwa tugasnya ditujukan terutama sekali kepada orang bukan Yahudi (pasal 1-2 Gal 1:1-2:21). Setelah itu Paulus membentangkan pendiriannya bahwa hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Allah (pasal 3-4 Gal 3:1-4:31). Di dalam pasal-pasal terakhir buku ini (pasal 5-6 Gal 5:1-6:18), Paulus menunjukkan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen karena ia percaya kepada Kristus, akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen.
Isi
- Pendahuluan
Gal 1:1-10 - Hak Paulus sebagai rasul
Gal 1:11-2:21 - Kabar Baik tentang rahmat Allah
Gal 3:1-4:31 - Kebebasan dan kewajiban orang Kristen
Gal 5:1-6:10 - Penutup
Gal 6:11-18
Ajaran: Galatia (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah
hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti bahwa hidup sebagai orang Kristen bukanlah hidup yang di bawah atau diperintah Hukum Taurat.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus.
Tahun : Sekitar tahun 49 sesudah Masehi.
Penerima : Jemaat Kristen di kota Galatia. (Dan juga setiap orang Kristen/jemaat Kristen di seluruh dunia). Keadaan mereka sedang dibingungkan oleh orang-orang yang menjelek-jelekkan dan memfitnah Rasul Paulus; mereka juga mengajarkan Injil lain (ajaran sesat).
Isi Kitab: Kitab Galatia terbagi atas 6 pasal. Di dalamnya kita dapat melihat dengan jelas uraian Rasul Paulus, bahwa orang-orang Kristen hidup oleh iman, bukan oleh hukum, serta buah kehidupan Kristen timbul dari Roh, bukan dari daging.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Galatia
Pasal 1 (Gal 1:1-10).
Pengajaran tentang Injil yang benar
Dalam nats ini Rasul Paulus mengatakan bahwa hanya ada satu Injil di dunia ini, yaitu Injil Yesus Kristus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 1:8-9. _Tanyakan_: Apa akibatnya bagi orang yang memberitakan Injil yang tidak benar?
Pasal 1-2 (Gal 1:11-2:21).
Pengajaran tentang riwayat hidup Rasul Paulus dan kerasulannya Dalam bagian ini, Rasul Paulus menceritakan siapa dirinya sebelum menjadi Rasul dan sesudah menjadi Rasul.
Pasal 3-4 (Gal 3:1-4:31).
Pengajaran tentang arti Injil Kristus yang benar
Dalam pasal-pasal ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah penggenapan atas janji Allah kepada Abraham sebagai Bapa orang beriman dalam arti menjadi anak-anak Allah karena penebusan Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 3:6. _Tanyakan_: Mengapa Abraham dibenarkan Allah?
- Bacalah pasal Gal 3:26-27. _Tanyakan_: Apakah yang menjadikan orang-orang Kristen anak-anak Allah?
Pasal 5-6 (Gal 5:1-6:18).
Pengajaran tentang orang-orang Kristen hidup dalam kemerdekaan dari hukum Taurat
Dalam bagian ini Rasul Paulus menjelaskan bahwa bila Yesus Kristus sudah membebaskan orang percaya dari Hukum Taurat, mengapa harus memberikan diri hidup di dalam perhambaan Hukum Taurat lagi.
Pendalaman
- Bacalah pasal Gal 5:1-6,13-26. _Tanyakan_: Apakah yang terpenting bagi seorang Kristen? (lihat ayat 6; Gal 5:6). Bagaimanakah orang Kristen mempergunakan kemerdekaannya? (ayat 13-15; Gal 5:13-15). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah daging? (Gal 5:19-21). Apakah yang dikatakan tentang buah-buah Roh? (Gal 5:22).
- Bacalah pasal Gal 6:11. _Tanyakan_: Apakah yang dihasilkan perbuatan manusia? Bagaimanakah perintah Allah tentang sikap orang Kriste terhadap sesamanya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Galatia ini, jelaslah kita lihat bahwa orang Kristen tidak berada di bawah Hukum Taurat lagi. Orang Kristen sudah merdeka dari perhambaan Hukum Taurat, sebab Injil Yesus Kristus lebih berkuasa daripada Hukum Taurat. Tetapi walaupun demikian orang Kristen tidaklah boleh mempergunakan kemerdekaannya itu dengan sembarangan.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab Galatia?
- Apakah isi pengajaran Kitab Galatia?
- Apakah arti kemerdekaan bagi orang Kristen?
- Mengapakah orang Kristen tidak berada di bawah perhambaan hukum Taurat?
Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia
Sepucuk surat tentang Injil yang sejati
MENGAPA SURAT INI DITULIS.
Paulus menulis surat yang sangat penting ini, karena orang-orang Kristen di Galatia telah menyimpang dari pengertian yang benar tentang iman Kristen (Gal 1:6). Mereka dibingungkan oleh orang Kristen keturunan Yahudi yang ingin membebani mereka dengan kebiasaan sunat dan dengan menaati hukum-hukum Yahudi lainnya (Gal 3:1) yang mengatakan bahwa hanya dengan jalan ini mereka dapat menikmati hubungan istimewa dengan Allah. Paulus sangat yakin jika mereka bersandar pada hukum Yahudi dalam hubungan mereka dengan Allah, berarti mereka menyangkal inti Injil, yaitu bahwa hubungan Allah dengan manusia bergantung pada iman, bukan pada perbuatan. Dalam surat ini Paulus menjelaskan hubungannya dengan gereja di Yerusalem. Ia juga menerangkan tentang sifat kebebasan Kristen yang timbul apabila orang Kristen beriman terhadap Kristus dan bukan mencoba untuk menyenangkan Allah melalui ketaatan kepada hukum Taurat.
PENULIS DAN PEMBACANYA.
1. Penulis: Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus (Gal 1:1), berisi inti ajaran tentang iman. Argumentasinya yang kuat mengungkapkan kepribadiannya dan menunjukkan bahwa ia adalah seorang pengkhotbah dan orang yang tidak takut untuk berpendirian. Surat ini memberikan kepada kita gambaran rinci mengenai kehidupannya yang tidak disebut dalam tulisannya yang lain.
2. Pembacanya: Paulus telah berkhotbah kepada pembacanya (Gal 1:8, 9; 4:13) dan mereka menikmati hubungan yang akrab (Gal 4:15). Beberapa orang mengatakan bahwa ia menulis kepada orang Kristen di Galatia Utara (Asia Kecil) yang berbangsa Gaul, yang dikunjungi oleh Paulus dalam perjalanan misionarisnya yang kedua. Tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa ia menulis untuk orang di propinsi Galatia Selatan yang dikuasai orang Romawi (termasuk Antiokhia, Ikonum, Derbe dan Listra) yang telah dikunjungi oleh Paulus pada perjalanan misionarisnya yang pertama.
WAKTU PENULISAN.
Kapan surat ini ditulis tergantung pada kepada siapa surat ini ditulis. Kebanyakan orang percaya bahwa surat ini ditulis untuk Galatia Selatan dan ini berarti bahwa surat ini ditulis pada sekitar tahun 48 M. Jika surat ini untuk Galatia Utara maka ditulis lebih belakang, tetapi ini masih termasuk dalam surat-surat yang paling awal dalam Perjanjian Baru.
CIRI-CIRI KHUSUS.
1. Surat ini merupakan surat perjuangan. Paulus menolak untuk berkompromi, ia menulis dalam bahasa yang keras untuk mendukung tema utamanya dengan memakai berbagai argumentasi yang berbeda.
2. Surat ini merupakan surat kasih, karena ditulis dengan penuh perhatian dan kekuatiran dari seorang gembala yang besar.
3. Surat ini singkat, dianggap 'sebuah garis besar' dari surat Roma yang pesannya sama, namun dikembangkan lebih luas dan ditujukan bagi situasi yang tidak terlalu buruk.
4. Surat ini merupakan surat yang memberi kesan yang dalam dan berisi ajaran-ajaran yang mudah diingat, misalnya Gal 2:20; 5:1, 5:22, 23; 6:14.
Pesan
1. Hukum Taurat merupakan jalan buntu.Keprihatinan utama Paulus ialah untuk menunjukkan bahwa manusia tidak mungkin
dibenarkan di hadapan Allah melalui perbuatan baik atau menaati hukum Taurat.
Hukum Taurat:
o Tidak membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16
o Bertentangan dengan cara Kristus. Gal 2:19;5:4
o Tidak dapat memberikan Roh Kudus. Gal 3:2, 5; 5:18
o Hanya menghasilkan kutuk. Gal 3:10-14
o Merupakan interupsi sementara dalam rencana jangka panjang Allah. Gal 3:17
o Mempunyai suatu maksud. Gal 3:21-29
o Membebankan tuntutan kepada manusia. Gal 5:3
o Mudah diringkas. Gal 5:14
2. Iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
Tujuan utama Kristus adalah untuk membuat supaya iman merupakan jalan satu-satunya kepada Allah.
o Iman membenarkan manusia di hadapan Allah. Gal 2:16; 3:11
o Kristen harus terus melatih iman. Gal 2:20;3:3
o Roh Kudus datang melalui iman. Gal 3:2, 5,14
o Sejarah panjang dari iman. Gal 3:6-9
o Akibat kedatangan iman. Gal 3:22-26
o Cara iman memperlihatkan dirinya. Gal 5:6
o Kristen membentuk'kekeluargaan dalam iman'. Gal 6:10
3. Yesus berarti kemerdekaan.
o Yesus membawa kemerdekaan dari penindasan hukum Taurat. Gal 3:1-4:7
o Tradisi besar kemerdekaan. Gal 4:21-31
o Kemerdekaan perlu dijaga. Gal 5:1
o Cara yang benar dan salah untuk menyatakan kemerdekaan. Gal 5:13-6:10
Penerapan
Masalah sunat bukan lagi menjadi bahan perdebatan yang hangat dewasa ini, tetapi pesan Paulus masih relevan:
1. Bagi orang Kristen legalls.
Banyak orang masih berpendapat bahwa kemampuan seseorang untuk dapat dibenarkan di hadapan Allah bergantung kepada berapa banyak peraturan yang ditaatinya dan seberapa terhormatnya dia. Paulus menunjukkan bahwa yang penting adalah iman, bukan perbuatan.
2. Bagi orang Kristen yang prinsip hidupnya kendur.
Kemerdekaan yang dibawa oleh Kristus tidak berarti bahwa seorang Kristen boleh bertindak semaunya. Hidupnya tidak boleh didasari oleh keinginan untuk memuaskan diri sendiri dan hawa nafsunya. Ia mempunyai tanggung jawab baru untuk menyatakan buah Roh di dalam sifat, tingkah laku dan hubungan-hubungannya dengan orang lain.
Surat ini juga mengajar kepada kita tentang dua masalah penting lainnya:
1. Tentang doktrin Kristen.
Gereja tidak mempunyai wewenang untuk mempercayai apa saja yang disukainya atau secara bebas menentukan doktrinnya sendiri. Kebenaran Kristen sudah diungkapkan oleh Allah dan tidak dapat diganggu gugat. Paulus menekankan bahwa mempercayai sesuatu yang berbeda dengan apa yang telah Allah ungkapkan itu berbahaya, karena hal itu bukan saja tidak benar tetapi juga akan membawa kepada penghukuman. Kebenaran itu sudah diatur oleh para rasul dan juga dalam Galatia, Paulus menekankan mengenai wewenang kerasulannya.
2. Tentang kesatuan Alkitab.
Banyak orang percaya bahwa hanya terdapat sedikit hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan mereka berbicara tentang dua Allah dengan dua tuntutan berbeda terhadap manusia. Paulus menunjukkan bahwa Allah hanya satu dan terdapat suatu kesatuan dalam seluruh isi Alkitab.
Tema-tema Kunci
Selain satu pesan utama Paulus, terdapat pemikiran-pemikiran lainnya.
1. Daging.
Paulus menggunakan kata ini dalam beberapa cara yang berbeda. Sebutkan! Gal 1:16; 2:20; 3:3; 4:23, 29; 5:13, 16, 17, 19, 24; 6:8, 12, 13.
2. Perhambaan.
Demikianlah Paulus menggambarkan keadaan manusia sebelum mereka menjadi Kristen. Apa masalahnya sekarang? Gal 4:8; 2:4.
3. Salib.
Untuk kebanyakan orang salib merupakan gangguan (Gal 5:11; 6:12) tetapi untuk Paulus salib merupakan alasan untuk bermegah (Gal 6:14). Apalagi hal lainnya yang ditulisnya tentang kematian Yesus?
4. Anak Allah.
Ini merupakan gambaran dari seorang Kristen yang paling disukainya. Panggilan itu merupakan kebalikan dari menjadi seorang hamba. Bagaimana Paulus menggambarkan hak-hak istimewa menjadi seorang anak Allah? Gal 3:7, 26; 4:5, 6, 22.
5. Roh Kudus.
Galatia penuh dengan referensi tentang Roh Kudus. Carilah dalam ayat-ayat di bawah ini dan kelompokkan ayat-ayat itu di bawah tema-tema pokok dalam ajaran Paulus mengenai Roh Kudus.
Tema-tema itu adalah: menerima Roh; menghasilkan buah-buah Roh; berjalan dan hidup dalam Roh. Gal 3:2, 3, 5, 14; 4:6; 5:16, 17, 18, 22, 25; 6:1, 8, 18.
Garis Besar Intisari: Galatia (Pendahuluan Kitab) [1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2Rasul dan para pembacanya
Gal 1:3-5Salam Paulus
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJ
[1] PAULUS MEMBERI SALAM KEPADA PARA PEMBACANYA Gal 1:1-5
Gal 1:1-2 | Rasul dan para pembacanya |
Gal 1:3-5 | Salam Paulus |
[2] PAULUS MENYATAKAN TUJUANNYA Gal 1:6-10
Gal 1:6 | Keprihatinannya |
Gal 1:7-9 | Keyakinannya |
Gal 1:10 | Motivasinya |
[3] PAULUS MENERANGKAN KESAKSIANNYA DENGAN SINGKAT Gal 1:11-2:21
Gal 1:11-12 | Sumber ajarannya |
Gal 1:13-17 | Kisah panggilannya |
Gal 1:18-2:10 | Hubungannya dengan Yerusalem |
Gal 2:11-14 | Perdebatannya dengan Petrus |
Gal 2:15-21 | Pengertiannya tentang Injil |
[4] PAULUS MENGEMBANGKAN ARGUMENTASINYA Gal 3:1-4:31
Gal 3:1-5 | Pengalaman orang Galatia |
Gal 3:6-9 | Contoh dari Abraham |
Gal 3:10-14 | Kutuk hukum Taurat |
Gal 3:15-18 | Keuntungan dari janji hukum Taurat |
Gal 3:19-29 | Maksud hukum Taurat |
Gal 4:1-11 | Sifat Keanakan |
Gal 4:12-20 | Imbauan pribadi |
Gal 4:21-31 | Dua macam 'anak' |
[5] PAULUS MENJELASKAN TENTANG KEMERDEKAAN KRISTEN Gal 5:1-6:10
Gal 5:1 | Jangan mau lagi diperhamba |
Gal 5:2-6 | Bebas dari sunat |
Gal 5:7-12 | Imbauan pribadi lainnya Bagaimana menggunakan kemerdekaan: kasih |
Gal 5:16-21 | Apa yang bukan kemerdekaan |
Gal 5:22-24 | Apa kemerdekaan itu |
Gal 5:25-6:10 | Kemerdekaan dan hubungan hubungan kita |
[6] PAULUS MENANDATANGANI SURATNYA
Gal 6:11-15 | Paulus menggarisbawahi pokok ajarannya |
Gal 6:16-18 | Salam penutup |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi