Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem: Rm 5:1--11:36 - -- Pokok yang diuraikan dalam bagian kedua Roma dapat disebutkan sebagai: pembenaran sebagai jaminan keselamatan orang Kristen yang sudah dibenarkan, bdk...
Pokok yang diuraikan dalam bagian kedua Roma dapat disebutkan sebagai: pembenaran sebagai jaminan keselamatan orang Kristen yang sudah dibenarkan, bdk Rom 1-4, mendapat dalam kasih Allah dan karunia Roh Kudus suatu jaminan keselamatan. Pokok ini diuraikan dalam Rom 5:1-11 dan diuraikan kembali dalam bab 8, sedangkan dalam Rom 5:12-7:25 diperlawankan dengan kebalikannya (dosa, maut, hukum Taurat).
Jerusalem: Rm 9:1--11:36 - -- Bab 9-11 Dalam menguraikan pembenaran melalui iman pikiran Paulus diarahkan kepada pembenaran Abraham, 4. Demikianpun uraian mengenai keselamatan yang...
Bab 9-11 Dalam menguraikan pembenaran melalui iman pikiran Paulus diarahkan kepada pembenaran Abraham, 4. Demikianpun uraian mengenai keselamatan yang dalam Roh Kudus dikurniakan oleh kasih Allah memaksa Paulus untuk memperbincangkan, bab 9-11, masalah Israel yang tidak setia, meskipun sudah diberi janji keselamatan. Jadi bab-bab itu tidak berkata tentang masalah "takdir" masing-masing orang, yang "ditakdirkan" untuk kemuliaan atau bahkan untuk iman. Bab-bab ini menguraikan tentang peranan Israel dalam sejarah, sebab hanya soal itulah yang disodorkan oleh apa yang dikatakan Perjanjian Lama.
Jerusalem: Rm 10:14-17 - -- Jalan pemikiran yang menggunakan Kitab Suci ini adalah jelas: kalau Israel secara menyeluruh pada kenyataannya tidak berseru kepada Tuhan, maka sebabn...
Jalan pemikiran yang menggunakan Kitab Suci ini adalah jelas: kalau Israel secara menyeluruh pada kenyataannya tidak berseru kepada Tuhan, maka sebabnya ialah: mereka tegar hati terhadap terang yang ditawarkan kepada mereka.
Var: firman Allah.
Ende -> Rm 10:17
Ref. Silang FULL -> Rm 10:17
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Rm 10:17 - -- 10:17 Jadi, iman timbul665 dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Allah.666
Firman Allah harus diberitakan, karena orang tidak dapat percaya j...
10:17 Jadi, iman timbul665 dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Allah.666
Firman Allah harus diberitakan, karena orang tidak dapat percaya jika berita Firman Allah tidak disampaikan kepada mereka.
Dalam pasal 10:14 hal pendengaran sudah dikemukakan. Hal yang sama dikemukakan di sini sebagai "sendi engsel", karena hal pendengaran Israel menjadi pokok ayat yang berikut.
Hagelberg: Rm 10:14-21 - -- d. Firman Iman Sudah Diberitakan kepada Israel, tapi Israel Melanggar dan Menyangkal 10:14-21
Dalam bagian ini pentingnya pemberitaan Firman yang di...
d. Firman Iman Sudah Diberitakan kepada Israel, tapi Israel Melanggar dan Menyangkal 10:14-21
Dalam bagian ini pentingnya pemberitaan Firman yang disebut di atas ditekankan. Firman itu harus diberitakan, tetapi Israel sudah mendengarnya, dan mereka sudah menolak kebenaran Allah. Jadi, sesuai dengan apa yang ditegaskan sejak pasal 9:30, Israel sendiri harus bertanggung jawab karena mereka sudah menolak kebenaran yang dari Allah.
Hagelberg: Rm 10:17 - -- 10:17 Jadi, iman timbul665 dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Allah.666
Firman Allah harus diberitakan, karena orang tidak dapat percaya j...
10:17 Jadi, iman timbul665 dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Allah.666
Firman Allah harus diberitakan, karena orang tidak dapat percaya jika berita Firman Allah tidak disampaikan kepada mereka.
Dalam pasal 10:14 hal pendengaran sudah dikemukakan. Hal yang sama dikemukakan di sini sebagai "sendi engsel", karena hal pendengaran Israel menjadi pokok ayat yang berikut.
Hagelberg: Rm 9:30--10:21 - -- 3. Israel Sendiri Bertanggung Jawab atas Penolakannya 9:30-10:21
Walaupun Israel telah diberitahu bahwa kebenaran hanya dapat diperolhe melalui Iman s...
3. Israel Sendiri Bertanggung Jawab atas Penolakannya 9:30-10:21
Walaupun Israel telah diberitahu bahwa kebenaran hanya dapat diperolhe melalui Iman saja, dia tetap mencarinya melalui perbuatan, maka Israel yang salah langkah ditolak.
Sejarah hubungan Tuhan Allah dengan Israel dan dengan bangsa-bangsa yang lain luar biasa. Ringkasan Nygren618 sangat tepat. Dalam Roma pasal 1-3 Paulus membuktikan bahwa mereka, Yahudi dan bukan Yahudi, sama-sama "benda-benda murka Allah". Dalam pasal 3 Paulus berkata, "Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. . . ." Dalam pasal yang sama, kita membaca bahwa "sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan . . . yaitu kebenaran Allah melalui iman dalam Yesus Kristus kepada semua dan atas semua orang yang percaya." Jadi dari Surat Roma kita sudah mengerti bahwa kita semua, Yahudi dan bukan Yahudi, sama-sama layak dimurkai, dan Tuhan siap membenarkan kita semua, Yahudi dan bukan Yahudi.
Tetapi dalam Roma pasal 9:30-10:21 kita membaca bahwa justru mereka yang mengejar kebenaran, mereka yang diangkat menjadi umat pilihan Allah, mereka yang diberi janji-janji, merekalah yang menjadi benda-benda murka Allah, sedangkan bangsa-bangsa yang lain, yang tidak mengejar kebenaran, dibenarkan oleh Tuhan Allah.
Luar biasa! Mengapa harus terjadi seperti itu? Pertama, karena Dia yang berdaulat telah menentukan bahwa hanya orang yang percaya akan menerima janjiNya (pasal 9:6-29) dan, ke-dua, karena Israel hanya siap menerima suatu pembenaran yang berdasarkan perbuatan mereka, ketaatan mereka pada hukum Taurat, dan bukan pembenaran yang berdasarkan anugerah, yaitu pembenaran yang melalui iman. Jadi walaupun mereka sungguh "giat untuk Allah", tetapi mereka giat dengan arah yang salah. Nygren619 memakai suatu kiasan yang menolong kita untuk mengerti: "Jika Allah berjanji untuk memberi hadiahNya di timur, dan mereka mendorong ke arah barat dengan segala kekuatan mereka, semua usaha mereka hanya membawa mereka semakin jauh dari kebenaran." Demikian ringkasan Nygren.
Hagelberg: Rm 9:1--11:36 - -- C. Pembenaran karena Iman tidak Meniadakan Janji Allah kepada Israel 9:1-11:36
Bangsa yang dipilih oleh Allah tidak mau dibenarkan sebagai bangsa, te...
C. Pembenaran karena Iman tidak Meniadakan Janji Allah kepada Israel 9:1-11:36
Bangsa yang dipilih oleh Allah tidak mau dibenarkan sebagai bangsa, tetapi pada zaman Ini ada pribadi-pribadi yang dibenarkan, dan pada akhir zaman seluruh Israel akan dibenarkan, dan janji Allah kepada Abraham akan digenapi.
Menurut banyak penafsir, Rasul Paulus menyelesaikan pokok yang diuraikan sejak pasal 1 pada akhir pasal 8. Menurut mereka, pasal 9-11 menguraikan suatu pokok baru, yang tidak berkaitan dengan pasal 1-8. Mereka berkata bahwa Paulus melanjutkan surat ini bukan untuk memperkembangkan pokok itu, tetapi untuk menyatakan beban hatinya mengenai keadaan rohani bangsa Israel, bangsanya sendiri. Menurut pengertian mereka, pasal 9-11 hanya merupakan sisipan saja, dan Surat Roma tidak memiliki kesatuan.
Tetapi kalau kita percaya bahwa Surat Roma merupakan ilham dari Allah dengan bentuk yang sempurna, maka kita menolak pendapat tersebut, dan kita mengamati Surat Roma untuk mengerti susunannya.
Pada akhir pasal 8 Paulus berkata bahwa tidak ada sesuatupun yang "dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." Tetapi bagaimana dengan bangsa Israel? Justru pada waktu kita menikmati kegenapan janji Allah, mereka yang diberi janji-janji itu berada dalam murka Allah. Seolah-olah Allah sendiri tidak setia pada janjiNya. Kalau Allah tidak setia, apa gunanya seluruh diskusi Paulus dalam Roma 1-8? Oleh karena masalah ini, maka Paulus harus menjelaskan tiga hal:556 1. Tuhan Allah yang memberi janji-janji tersebut juga telah menentukan bahwa janji Allah dikhususkan kepada orang yang beriman (9:6-29). 2. Bangsa Israel bertanggung jawab atas penolakannya, karena Israel mau membenarkan dirinya, dan tidak mau dibenarkan karena iman (9:30-10:21). 3. Walaupun zaman ini bangsa Israel ditolak sebagai bangsa, tetapi akan tiba suatu hari di mana seluruh bangsa Israel akan diselamatkan (11:1-36).
Pada waktu pasal 9-11 dipelajari, yang harus dimengerti adalah bahwa memilih bangsa dan memilih pribadi tidak sama. Dalam pasal 1-8 Paulus membicarakan bagaimana individu-individu dipilih dan dibenarkan. Individu yang dipilih tidak mungkin dipisahkan dari kasih Allah, dan tidak mungkin dia masuk neraka. Dalam pasal 9-11 Paulus membicarakan bagaimana bangsa Israel dipilih. Kalau sebuah bangsa dipilih, itu tidak berarti bahwa setiap individu dari bangsa itu akan juga dipilih dan dibenarkan. Kalau sebuah bangsa dipilih maka akan tiba suatu hari di mana seluruh angkatan itu, yaitu setiap warga yang hidup dari bangsa itu, akan dibenarkan oleh iman. Setiap mereka yang masih hidup pada hari itu akan percaya, karena pembenaran harus melalui iman. Tidak ada kontradiksi antara apa yang Paulus katakan mengenai individu yang dipilih, sehingga mereka percaya dan dibenarkan, dan apa yang dia katakan mengenai bangsa Israel yang dipilih.
Pada dasarnya, istilah "Israel" dalam Surat Roma menunjuk pada keturunan jasmani dari Abraham, Ishak, dan Yakub. Memang teolog-teolog tertentu mau memberi definisi yang lain, yaitu bahwa di sana-sini dalam Surat Roma kata "Israel" menunjuk pada jemaat Kristen. Sebaiknya definisi itu diuji. Untuk menguji definisi tersebut, bacalah Roma pasal 9-11, dan gantilah istilah "Israel" dengan istilah "jemaat" di mana perlu. Bukankah nats ini dikacaukan? Cranfield557 berkata bahwa tafsiran itu, yaitu bahwa Allah telah menterlantarkan bangsa Israel, dan menggantikannya dengan jemaat Kristen, adalah "buruk dan tidak Alkitabiah". Dia melanjutkan dengan berkata, "Tiga pasal ini dengan tegas melarang kita mengatakan bahwa jemaat menggantikan bangsa Yahudi untuk selama-lamanya."
Sekali lagi, dalam bagian yang berikut Rasul Paulus akan menjelaskan bahwa keadaan rohani bangsa Israel, bangsa yang dipilih Allah, tidak bertentangan dengan apa yang telah diuraikan dalam pasal 1-8. Sebenarnya tiga pasal yang berikut menguatkan ajaran Rasul Paulus, karena dia menjelaskan bahwa Israel yang sekarang ini mengejar kebenaran melalui perbuatan, yaitu Israel yang pada umumnya menolak kebenaran melalui iman, akan dibenarkan juga, dan itupun melalui iman! Ajaran Rasul Paulus dikuatkan, karena ajaran tersebut didasari pada kemurahan Allah.558 Kita dipilih dan dibenarkan, bukan oleh karena sesuatu yang baik dalam hati kita. Demikian juga Israel dipilih, dan akan dibenarkan, bukan oleh karena sesuatu yang baik dalam mereka, tetapi oleh karena kemurahan Tuhan Allah.
Dengan demikian ajaran Rasul Paulus mengenai kemurahan Allah dikuatkan dalam tiga pasal ini di mana dia menjelaskan bahwa pada suatu hari akan datang seluruh bangsa Israel yang hidup, yang akan percaya dan akan dibenarkan.
Hagelberg: Rm 1:18--15:13 - -- II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menen...
II. Injil 1:18-15:13
Cranfield,65 setelah menyelidiki seluruh bagian ini, menyatakan bahwa Paulus "membiarkan Injil berbicara sendiri... untuk menentukan bentuk dan isi bagian utama dari suratnya." Perkataan ini tepat. Paulus tidak menyusun bagian ini (1:18-15:13) untuk menangani suatu situasi tertentu di kota Roma, tetapi bagian ini terbentuk sesuai dengan suatu "akal intern" dari Injil Kristus sendiri. Bukan tidak ada pengaruh sama sekali dari situasi di Roma. Mungkin rencana Paulus untuk mengadakan perjalanan ke Spanyol mempengaruhi beberapa perincian dalam surat ini, tetapi secara keseluruhan, bentuk dan isi bagian ini, 1:18-15:13, ditentukan dari logisnya Injil Kristus saja.
Dalam bagian utama ini isi dan akibat kebenaran dari Allah bagi manusia diuraikan.66
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Rm 10:12-21
Matthew Henry: Rm 10:12-21 - Pentingnya Memberitakan Injil; Kedegilan Bangsa Israel Pentingnya Memberitakan Injil; Kedegilan Bangsa Israel (Roma 10:12-21)
Bagian awal perikop di atas menunjukkan maksud Rasul Paulus melalui ayat-ay...
Pentingnya Memberitakan Injil; Kedegilan Bangsa Israel (Roma 10:12-21)
- Bagian awal perikop di atas menunjukkan maksud Rasul Paulus melalui ayat-ayat ini, yaitu untuk mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, sebab keduanya memiliki kedudukan yang setara dalam hal penerimaan oleh Allah. Dalam Yesus Kristus tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi (Kol. 3:11). Allah tidak menyelamatkan atau menolak orang-orang tertentu hanya karena mereka orang Yahudi, atau karena mereka orang Yunani. Sebaliknya, Ia memperlakukan mereka tanpa pandang bulu, berdasarkan syarat-syarat Injil: Tidak ada perbedaan. Untuk membuktikannya, Paulus mengemukakan dua hal:
- I. Bahwa Allah itu sama bagi semua orang: Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang. Tidak benar bahwa ada satu Allah yang lebih baik bagi orang Yahudi, dan satu lagi Allah lain yang kurang baik bagi orang bukan Yahudi. Tetapi, Dia itu sama bagi semua orang, Bapa bagi seluruh umat manusia. Saat Dia mengumandangkan nama-Nya, Tuhan, Tuhan Allah, pengasih dan penyayang, Ia tidak hanya menunjukkan jati diri-Nya bagi bangsa Yahudi saja, tetapi juga menunjukkan siapa Dia dan akan seperti apa Dia bagi seluruh makhluk ciptaan-Nya yang mencari Dia. Dia bukan hanya baik, tetapi juga kaya dan berlimpah dengan kebaikan: Dia dapat menyediakan segala hal bagi mereka dan memberikan segalanya untuk mereka dengan murah hati. Dia mampu dan mau: bukan hanya kaya, tetapi kaya bagi kita, leluasa melimpahkan kebaikannya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Untuk menikmati kemurahan-Nya, kita hanya perlu melakukan satu hal kecil saja, yaitu berseru kepada-Nya. Allah menginginkan supaya umat-Nya meminta kepada-Nya (Yeh. 36:37), dan tentu saja apa yang tidak layak diminta tidak layak diperoleh. Kita hanya perlu berdoa setiap kali berkesempatan melakukannya.
- II. Bahwa janji itu berlaku bagi semua orang (ay. 13): barangsiapa yang berseru, yaitu orang per orang, tanpa kecuali. Kesamaan hak yang dimiliki bangsa Yahudi dan bangsa bukan Yahudi untuk memperoleh janji ini tidaklah mengejutkan menurut Paulus, sebab hal itu sudah dinubuatkan oleh sang Nabi (Yl. 2:32). Di sini, berseru kepada nama Tuhan mencakup semua pelaksanaan ibadah agama. Apa itu kehidupan seorang Kristen kalau bukan kehidupan doa? Ini menyiratkan ketergantungan kita kepada-Nya, pengabdian diri kita secara menyeluruh bagi-Nya, dan pengharapan dalam iman mengenai segala hal dari-Nya. Maka dari itu, orang yang berseru kepada-Nya akan diselamatkan. Hanya perlu meminta dan menerima. Apa lagi yang kita inginkan selain dari itu? Untuk menggambarkannya lebih lanjut, Paulus menelaah,
- 1. Betapa perlunya Injil diberitakan kepada bangsa bukan Yahudi (ay. 14-15). Inilah yang menyebabkan orang-orang Yahudi begitu geram terhadap Paulus, yaitu bahwa dia menjadi rasul bagi bangsa bukan Yahudi dan memberitakan Injil kepada mereka. Kini ia menunjukkan bagaimana pentingnya membawa mereka mendekat kepada janji yang telah disebutkan tadi. Janji ini sebenarnya merupakan suatu kepentingan yang tidak seharusnya mereka cemburui dari sesama makhluk ciptaan.
- (1) Mereka tidak dapat berseru kepada Dia yang tidak mereka percayai. Mereka tidak akan berseru kepada-Nya melalui doa, kecuali jika mereka percaya bahwa Dia itu Allah. Jika tidak demikian, untuk apa mereka berdoa? Anugerah iman mutlak diperlukan supaya orang bisa melakukan kewajiban doa mereka. Tanpanya, kita tidak dapat berdoa dengan benar, dan doa kita tidak akan diterima. Orang yang datang kepada Allah melalui doa harus percaya (Ibr. 11:6). Sebelum mereka percaya kepada Allah yang sejati, mereka hanyalah berseru kepada berhala-berhala, Ya Baal, jawablah kami.
- (2) Mereka tidak dapat percaya kepada Dia yang tidak pernah mereka dengar. Pewahyuan ilahi harus dibukakan kepada kita, bagaimana pun caranya, sebelum kita dapat mene rima dan berserah di dalamnya, sebab hal itu tidaklah dilahirkan bersama-sama dengan kita. Mendengar juga mencakup membaca, yang sama pentingnya dan telah menyebabkan banyak orang menjadi percaya (Yoh. 20:31): Semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya. Tetapi di sini hanya mendengar saja yang disebutkan, sebagai cara yang lebih biasa dan alamiah dalam menerima informasi.
- (3) Mereka tidak dapat mendengar tanpa seorang pemberita. Bagaimana mereka bisa, jika tidak ada yang memberitakan? Harus ada orang yang memberi tahu mereka apa yang harus mereka percayai. Para pemberita dan pendengar saling terkait. Berbahagialah mereka saat bisa bergirang satu dengan yang lainnya. Para pendengar bersuka karena kecakapan dan kesetiaan sang pemberita, dan sang pemberita bersuka karena kerelaan dan ketaatan para pendengar.
- (4) Mereka tidak dapat memberitakan jika mereka tidak diutus, jika mereka tidak ditugasi dan dengan demikian dilayakkan untuk memberitakan Injil. Bagaimana mungkin seseorang berlaku sebagai seorang duta jika dia tidak memiliki surat kuasa dan perintah dari penguasa yang mengutusnya? Hal ini membuktikan bahwa pengutusan dan pelantikan resmi wajib diadakan bagi pelayanan yang teratur. Mengutus para pelayan merupakan hak istimewa Allah. Dia-lah Tuan yang empunya tuaian, dan karena itu, kepada Dia-lah kita harus berdoa supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu (Mat. 9:38). Hanya Dia saja yang dapat memperlengkapi manusia dan menggerakkan mereka untuk bekerja di ladang pelayanan. Namun, kecakapan yang dikaruniakan Allah dan ketulusan niat untuk melayani tidak boleh dinilai oleh orang itu sendiri, meski hal ini lumrah terjadi. Akan tetapi, demi keteraturan dalam gereja, keduanya harus diserahkan dan ditangani oleh sejumlah orang yang juga pelayan Allah, yang memiliki hikmat serta pengalaman di dalamnya. Sebagaimana dalam panggilan-panggilan lainnya, mereka dianggap sebagai hakim yang paling cakap, yang diperlengkapi untuk memilih orangorang yang dinilai layak dan terpanggil untuk melayani, sehingga nama Kristus terus bergaung sampai selama-lamanya, dan takhta-Nya seumur langit. Lalu, orang-orang yang telah dipilih itu bukan saja dimampukan, tetapi juga diwajibkan memberitakan Injil, sebagai orang-orang yang telah diutus.
- 2. Bagaimana Injil harus disambut dengan gembira oleh orang-orang yang mendengarnya, sebab Injil menunjukkan jalan keselamatan (ay. 15). Untuk tujuan inilah Paulus mengutip Yesaya 52:7. Kita juga bisa membaca perikop lainnya (Nah. 1:15). Di sana, kabar gembira tentang kebebasan bangsa Israel dari Babilonia sebenarnya melambangkan dan melihat jauh kepada Injil, yang merupkan kabar baik tentang keselamatan kita melalui Yesus Kristus. Perhatikanlah,
- (1) Apa sebenarnya Injil itu: Itu Injil damai sejahtera. Ialah firman pendamaian antara Allah dan manusia. Damai sejahtera di bumi (Luk. 2:14). Atau juga, damai sejahtera dimaksudkan untuk menunjukkan semua hal baik secara umum. Inilah yang diterangkan di sini, yaitu kabar baik. Hal-hal di dalam Injil memang baik, hal-hal yang terbaik. Berita mengenainya merupakan berita yang paling menyukakan hati, berita terindah yang pernah datang dari sorga ke bumi.
- (2) Apa pekerjaan para hamba Tuhan: Untuk memberitakan Injil ini, untuk membawa kabar baik ini, untuk memberitakan damai sejahtera (begitulah teks aslinya), untuk memberitakan hal-hal baik. Setiap pemberita Injil yang baik juga merupakan penyebar kabar baik: dia bukan saja seorang utusan pembawa berita, melainkan juga seorang duta untuk menjadi teladan. Pemberita Injil yang pertama adalah para malaikat (Luk. 2:13, dst.).
- (3) Betapa terhormatnya para hamba Tuhan itu di hadapan anak-anak manusia, oleh karena tugas mereka tadi: Betapa indahnya kedatangan (KJV: kaki-kaki) mereka. Artinya, betapa mereka layak disambut! Maria Magdalena mengungkapkan kasihnya terhadap Kristus dengan menciumi kaki-Nya, dan setelah itu dengan memeluk kaki-Nya (Mat. 28:9). Lalu, ketika Kristus mengutus murid-murid-Nya, Dia membasuh kaki mereka. Orang-orang yang mengabarkan Injil damai sejahtera harus menjaga kaki mereka (yaitu hidup dan perilaku mereka) supaya selalu indah: kekudusan kehidupan para hamba Allah merupakan keindahan kaki mereka. Betapa indahnya! yaitu, indah di mata orang-orang yang mendengarkan mereka. Orang-orang yang menyambut kabar itu tentunya juga mengasihi para pemberitanya (1Tes. 5:12-13).
- 3. Paulus memberi jawaban atas keberatan-keberatan yang diajukan, yang mungkin timbul akibat kurangnya penerimaan Injil di banyak tempat (ay. 16): Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Tidak semua orang Yahudi, tidak semua orang bukan Yahudi. Kebanyakan dari mereka justru tetap tidak percaya dan tidak taat. Perhatikanlah, Injil diberikan kepada kita bukan hanya untuk diketahui dan dipercayai, tetapi juga untuk ditaati. Injil bukanlah sekumpulan paham semata, melainkan aturan-aturan untuk dijalankan. Kurangnya penerimaan terhadap Injil telah dinubuatkan sebelumnya oleh sang nabi (Yes. 53:1): Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar? Hanya sedikit saja. Ini di luar dugaan, mengingat betapa berita itu begitu benar dan layak disambut. Sedikit saja yang percaya, dibandingkan banyak orang yang berkeras hati untuk tidak mau percaya. Memang bukan hal yang aneh, tetapi sangat menyedihkan dan menyusahkan hati para hamba Kristus yang datang membawa berita Injil dan tidak dipercayai di dalam pemberitaan mereka itu. Keadaan memilukan seperti inilah yang menjadi kesempatan baik bagi kita untuk datang kepada Allah dan berkeluh kesah di hadapan-Nya, Tuhan, siapakah yang percaya, dst. Menanggapi keluhan ini,
- (1) Paulus menunjukkan bahwa firman yang diberitakan merupakan sarana lumrah dari iman yang bekerja (ay. 17): Jadi, ara – bagaimanapun juga. Meski banyak orang yang mendengarnya tidak percaya, akan tetapi orang-orang yang percaya pasti mendengarnya terlebih dahulu. Iman timbul dari pendengaran. Ini merupakan ringkasan dari apa yang telah ia katakan sebelumnya (ay. 14). Permulaan, pertumbuhan, dan kekuatan iman diperoleh melalui pendengaran. Karena itulah firman Allah disebut juga firman iman: firman yang menghasilkan dan memelihara iman. Allah mengaruniakan iman, tetapi dengan memakai firman sebagai sarananya. Pendengaran (pendengaran yang menimbulkan iman) timbul oleh firman Kristus. Pertumbuhan iman tidak dicapai dengan mendengarkan kata-kata indah yang bersumber dari hikmat manusia, melainkan mendengarkan firman Allah dan mendengarnya sebagai firman Allah (1Tes. 2:13).
- (2) Bahwa orang-orang yang telah mendengar pemberitaan Injil tetapi tetap tidak mempercayainya, tidak akan diampuni karenanya dan akan menyesali kebinasaan mereka sendiri nantinya (ay. 18), sampai kesudahannya.
- [1] Bangsa bukan Yahudi sudah mendengarnya (ay. 18): Adakah mereka tidak mendengarnya? Ya, kurang lebih begitu. Mereka pasti telah mendengar Injil, atau setidaknya, pernah mendengar tentangnya. Suara mereka sampai ke seluruh dunia. Bukan semata suara yang samar-samar saja, tetapi juga perkataan mereka (kalimat-kalimat yang jelas dan dapat dimengerti mengenai kabar tersebut) sampai ke ujung bumi. Jadi, beginilah amanat yang diterima para murid: Pergilah ke seluruh dunia, kabarkan ke segala makhluk, jadikan semua bangsa menjadi murid-murid. Dan mereka melakukan amanat itu dengan ketekunan dan keberhasilan yang luar biasa. Lihatlah cakupan wilayah yang telah dijelajahi Paulus (15:19). Beberapa tahun setelah kenaikan Kristus, gaung dan perkataan dari kabar Injil juga mendatangi wilayah pulau Inggris yang terpencil ini, salah satu penjuru dunia yang terjauh. Inilah mengapa karunia bahasa lidah diberikan secara melimpah pertama-tama kepada para rasul (Kis. 2). Di sini Paulus jelas-jelas merujuk pada Mazmur 19:5, yang membicarakan tentang pekerjaan Allah yang nyata di dalam ciptaan-Nya yang mengumandangkan kepada seluruh dunia mengenai kuasa dan ke-Allah-an sang Pencipta. Sebagaimana dalam Perjanjian Lama Allah memakai matahari, bulan, dan bintang untuk mengumandangkan karya penciptaan-Nya, demikian pula Ia memakai pemberitaan Injil oleh para hamba-Nya untuk mengu mandangkan karya penebusan-Nya bagi seluruh dunia. Karena itulah hamba-hamba-Nya juga disebut bintang-bintang.
- [2] Bangsa Yahudi juga telah mendengarnya (ay. 19-21). Paulus mengemukakan dua perikop dari Perjanjian Lama untuk menunjukkan bahwa mereka pun tidak luput dari penghukuman. Adakah Israel menanggapnya dan mengetahui bahwa bangsa bukan Yahudi juga dilibatkan? Mereka mungkin telah mengetahuinya dari Musa dan Yesaya.
- Pertama, salah satunya diambil dari Ulangan 32:21, Aku akan membangkitkan cemburumu.Bangsa Yahudi bukan saja yang pertama ditawari, tetapi juga menyaksikan bangsa bukan Yahudi menerima penawaran itu dan berkat di dalamnya, dan hal itu menggeramkan mereka. Bangsa Yahudi selalu menolak: bagi kamulah pertama-tama(Kis. 3:26). Di semua tempat yang didatangi oleh para rasul, orang-orang Yahudi selalu mendapat kesempatan pertama, sedangkan orang-orang bukan Yahudi mendapat sisanya. Jika yang satu menolak, yang lain mendapat kesempatan untuk memperolehnya. Inilah yang membangkitkan cemburu bangsa Yahudi. Mereka seperti sang kakak dalam perumpamaan anak yang hilang (Luk. 15), yang merasa iri karena si bungsu disambut dan diterima setelah ia bertobat. Di sini bangsa Yahudi disebut sebagai orang-orang yang bukan umatdan bangsa yang bebal,artinya bukan umat yang mengakui Allah. Tidak peduli seberapa banyaknya akal budi dan hikmat dunia ini, orang-orang yang bukan umat Allah dinamakan bangsa yang bebal, dan akan terbukti demikian pada akhirnya nanti. Demikianlah keadaan bangsa bukan Yahudi sebelum dijadikan umat Allah dan sebelum menerima Kristus sebagai hikmat Allah. Betapa tertusuknya hati orang-orang Yahudi melihat bangsa bukan Yahudi mendapat berkat itu, seperti yang bisa kita lihat (Kis. 13:45; 17:5, 13, dan terutama Kis. 22:22). Hal ini merupakan contoh dari kejahatan besar bangsa Yahudi, yaitu bahwa mereka dikuasai amarah oleh karenanya. Dalam Kitab Ulangan, sikap mereka itu begitu mengancam. Allah sering kali menjadikan dosa manusia sebagai hukuman mereka sendiri. Tidak ada hal yang lebih menyusahkan hati seorang manusia daripada amarah yang ditimbulkan oleh nafsunya sendiri.
- Kedua, yang lain terambil dari Yesaya 65:1-2, yang begitu jelas. Di dalamnya, Yesaya sangat berani, betul-betul berani, membeberkan dengan jelas penolakan rekan-rekan sebangsanya. Orang-orang yang ingin didapati setia memang harus memiliki banyak keberanian. Mereka yang bertekad untuk menyenangkan Allah tidak boleh takut mengecewakan manusia. Nah, Yesaya berbicara dengan jelas dan berani,
- a. Mengenai kasih karunia yang mendahului dan kebaikan Allah yang berkenan menerima dan menjamu bangsa bukan Yahudi (ay. 20): Aku telah berkenan ditemukan mereka yang tidak mencari Aku. Ada resep demikian: carilah, maka akan ditemukan. Itu hanya berlaku bagi kita, tapi tidak bagi Allah, yang sering kali ditemukan oleh orang-orang yang tidak mencari-Nya. Kasih karunia yang luar biasa itu adalah milik-Nya, dan Dia memakainya sesuai dengan kedaulatan-Nya, mengaruniakan dan menahan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Dia mempersiapkan kita untuk menerima berkat-berkat dari-Nya, berkat terpilih yang terbaik dari kebaikan-Nya. Demikianlah Ia menyatakan diri-Nya kepada bangsa bukan Yahudi, yaitu dengan mengirimkan cahaya Injil ke tengah-tengah mereka, bahkan ketika mereka belum mencari dan menanyakan-Nya, malah masih mengikuti kebohongan yang sia-sia dan melayani berhala-berhala yang bisu. Tidakkah hal serupa juga terjadi atas diri kita? Bukankah Allah yang telah memulai dalam kasih dan menyatakan diri-Nya kepada kita saat kita tidak mencari-cari Dia? Dan bukankah kejadian itu sungguh merupakan sebuah saat pengungkapan kasih yang layak dikenang dengan rasa syukur yang melimpah?
- b. Mengenai kekerasan hati dan kebebalan bangsa Israel, meskipun mereka yang pertama kali diberi ke sempatan dengan ajakan-ajakan yang penuh kasih (ay. 21). Perhatikanlah,
- (a) Kebaikan Allah yang begitu melimpah bagi mereka: Sepanjang hari aku telah mengulurkan tangan-Ku.
- [a] Tawaran-Nya: Aku telah mengulurkan tanganKu, menawari mereka hidup dan keselamatan dengan sungguh-sungguh dan tulus hati, dengan segala cara yang penuh kasih dan kesungguhan, menunjukkan kepada mereka tawaran kebahagiaan, memperhadapkannya di depan mereka dengan bukti-bukti hebat, menerangkan perkaranya kepada mereka. Mengulurkan tangan merupakan sikap tubuh orang-orang yang ingin didengarkan (Kis. 26:1) atau menginginkan penerimaan (Ams. 1:24). Kristus disalibkan dengan tangan yang terulur. Mengulurkan tangan-Ku untuk menawarkan pendamaian. Mari berjabat tangan dan menjadi kawan. Dan tugas kita adalah mengulurkan tangan kepada-Nya (2Taw. 30:8).
- [b] Kesabaran-Nya dalam memberi tawaran-tawaran ini: Sepanjang hari. Kesabaran Allah begitu luar biasa dalam menghadapi para pendosa yang membangkitkan amarah. Dia begitu pengasih. Kesabaran Allah di sini disebut sebagai hari, terang bagaikan hari dan cocok untuk bergiat dalam pekerjaan, tetapi terbatas hanya sehari sebab malam akan mengakhirinya. Dia memang panjang sabar, tapi semua itu ada batasnya.
- (b) Kejahatan mereka yang besar terhadap-Nya. mereka adalah bangsa yang tidak taat dan membantah. Di sini, satu kata bahasa Ibrani yang tercantum dalam kitab Yesaya ini dijelaskan dengan baik melalui dua kata: mereka bukan saja tidak taat terhadap panggilan mereka dan tidak berserah di dalamnya, tetapi lebih buruk lagi, mereka membantah dan bertengkar mengenainya. Banyak orang yang tidak mau menerima tawaran baik, setidaknya mengakui bahwa mereka tidak memiliki keberatan terhadap penawaran tersebut. Akan tetapi, bangsa Yahudi yang tidak percaya itu tidak puas sampai di situ saja. Mereka juga berbantah-bantah dan menghujat. Kesabaran Allah terhadap mereka malah mempertebal ketidaktaatan mereka, dan itu memperbesar dosa mereka, sebagaimana ketidaktaatan mereka memperbesar kesabaran Allah dan membuktikan bahwa Dia sangat penyayang. Belas kasihan Allah begitu mengherankan, kebaikan-Nya tidak pupus oleh keburukan manusia. Keburukan manusia juga begitu mengherankan sebab kejahatannya tidak luluh oleh kebaikan Allah.
SH: Rm 10:14-21 - Menolak utusan Allah (Kamis, 3 Agustus 2006) Menolak utusan Allah
Berturut-turut Paulus melontarkan empat pertanyaan. Tiga yang
pertama merupakan rangkaian logis dari ketergantungan orang unt...
Menolak utusan Allah
Berturut-turut Paulus melontarkan empat pertanyaan. Tiga yang pertama merupakan rangkaian logis dari ketergantungan orang untuk dapat berseru mengakui Yesus sebagai Tuhan, dengan percaya kepada-Nya, dan mendengar tentang Dia dari orang yang mewartakan-Nya (14). Pertanyaan pertama menegaskan indahnya panggilan Allah atas orang yang menjadi pewarta Injil (15). Mereka adalah utusan Allah sendiri yang dalam penilaian-Nya mengemban tugas yang mulia. Mereka indah bagi Allah (15b).
Tujuan utama Paulus dengan rangkaian pertanyaan dan pernyataan ini bukan untuk membangkitkan kesan mulia dan hasrat rindu menjadi pewarta Injil meski tentu saja hal itu perlu dimiliki setiap orang Kristen. Maksud Paulus adalah menegaskan kebebalan orang Yahudi, juga orang masa kini, yang sesudah beroleh kesempatan mendengarkan Injil tetap menolak utusan Allah. Menolak berita Injil, sesungguhnya menolak utusan Allah dan juga Utusan Allah, yaitu Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat itu (19, 21).
Gambaran dari Yesaya yang Paulus kutip ini sebenarnya tidak indah. Sang pemberita harus berjuang keras, seringkali melewati medan yang berat, menjadi letih, kotor, terluka. Secara fisik mereka mungkin terlihat tidak menarik, tapi indah di mata Allah. Namun tugas yang mulia dan orang yang indah di mata Allah itulah yang justru ditolak oleh kesombongan orang yang lebih mengandalkan kebenarannya sendiri. Seperti halnya orang zaman Paulus menolak pewartaannya, hal serupa sangat mungkin terulang. Bukan saja orang Yahudi zaman itu menolak utusan Allah, banyak orang masa kini entah karena alasan agama, moral, filsafat, keilmuan dlsb. yang juga menolak Injil dan orang Kristen yang mewartakannya (21).
Renungkan: Apakah Anda diperhadapkan dengan kabar Injil? Jangan menolak Injil dan utusan-Nya, itu mendukakan Allah. Apakah Anda pewarta Injil yang ditolak? Jangan tawar hati, sebab Anda indah bagi Dia.
SH: Rm 10:16-21 - Iman timbul dari pendengaran. (Senin, 8 Juni 1998) Iman timbul dari pendengaran.
Banyak berita dapat didengar oleh manusia, tetapi tidak setiap berita menimbulkan iman. Seseorang menjadi percaya kepad...
Iman timbul dari pendengaran.
Banyak berita dapat didengar oleh manusia, tetapi tidak setiap berita menimbulkan iman. Seseorang menjadi percaya kepada Kristus karena mendengar firman Kristus melalui para utusan-Nya. Iman adalah tanggapan posistif yang kemudian berkembang menjadi kepercayaan yang mantap. Berapa banyak kesempatan tidak kita manfaatkan dengan benar untuk berbicara kepada siapa Tuhan pertemukan kita. Sayang sekali, pendengaran mereka kita isi dengan berita yang tidak menyangkut kebutuhan jiwa yang terutama yakni keselamatan. Mereka butuh firman Kristus, tetapi yang kita sodorkan berita lain yang juga penting, tetapi bukan yang terpenting. Mungkin kita segan, tak mempunyai keberanian atau bermasa bodoh.
Tanggapan yang menyelamatkan. Sulit sekali bagi orang Israel untuk menanggapi berita keselamatan dalam karya Kristus. Benih-benih penolakan bertumbuh subur dan kemudian membuahkan sikap yang terus menerus menentang dan membantah. Tanggapan ditentukan oleh pikiran, dan pikiran merupakan arena peperangan antara kuasa terang dan kuasa gelap. Hanya pikiran yang dikuasai oleh Roh Kudus yang peka, untuk kemudian tanggap akan setiap firman Kristus yang menyelamatkan
Renungkan: Dalam perang rohani kita perlu senjata rohani.
Doa: Karuniakan keberanian untuk memperdengarkaan firman Kristua kepada yang Tuhan tempatkan dalam lingkungan hidup kami.
SH: Rm 10:16-21 - Beritakan terus! (Kamis, 15 April 2010) Beritakan terus!
Israel dikenal sebagai bangsa yang tegar tengkuk. Mereka memang
keras kepala dan tidak mudah percaya. Sehingga walaupun telah
...
Beritakan terus!
Israel dikenal sebagai bangsa yang tegar tengkuk. Mereka memang keras kepala dan tidak mudah percaya. Sehingga walaupun telah mendengar firman Tuhan, mereka belum tentu mau memberikan respons positif (ayat 18).
Begitu pula mengenai pemberitaan tentang keselamatan di dalam Kristus. Mereka menolak Mesias yang sebenarnya sudah dinanti-nantikan oleh bangsa Israel sejak lama. Maka Allah beralih kepada bangsa-bangsa lain (bdk. Yes. 65:10). Allah memperdengarkan berita keselamatan itu kepada bangsa-bangsa di luar Israel. Bangsa-bangsa ini kemudian merespons dengan iman dan menerima anugerah keselamatan. Walau demikian Allah tidak menutup pintu rapat-rapat bagi orang Israel. Meski Allah telah menyatakan belas kasih-Nya kepada bangsa-bangsa lain, kasih-Nya kepada bangsa Israel masih tetap tercurah. Mereka masih melekat di hati-Nya. Sebab itu Allah selalu berusaha menjangkau Israel (ayat 21). Ia mau mengajak mereka untuk kembali kepada-Nya dan menikmati kasih karunia-Nya.
Kisah kasih setia Allah kepada bangsa Israel ini mengingatkan kita pada orang-orang yang sudah berulang kali kita perdengarkan beritakan keselamatan, tetapi belum juga terbuka pada Injil dan mau bertobat. Jangan pernah menyerah. Allah masih ingin memakai kita untuk berbicara kepada orang-orang yang mengeraskan hati dan menutup diri terhadap Injil. Walaupun ada masa kita merasa bahwa pemberitaan kita sia-sia, bagai menguap tak berbekas, ingatlah bahwa Roh Kudus masih setia bekerja. Jadilah seperti Paulus, yang tetap memiliki keterbebanan agar bangsanya diselamatkan walaupun mereka menolak Kristus. Yakinlah bahwa pemberitaan kita tidak akan sia-sia. Benih Injil itu masih punya kesempatan untuk bertumbuh. Ketahuilah bahwa Allah tidak menghendaki seorang pun binasa, Ia ingin semua orang bertobat (2Ptr. 3:9). Bila kita tetap setia dan tidak jemu, orang dapat terus mendengar Injil dan punya kesempatan menerima kasih karunia Allah.
SH: Rm 10:16-21 - Menolak atau menerima Injil (Senin, 7 Mei 2012) Menolak atau menerima Injil
Berita Injil terus disebarkan ke seluruh dunia, tetapi hanya sedikit orang yang menanggapinya. Banyak orang mengeraskan h...
Menolak atau menerima Injil
Berita Injil terus disebarkan ke seluruh dunia, tetapi hanya sedikit orang yang menanggapinya. Banyak orang mengeraskan hati dan sulit menerima gagasan bahwa hanya dengan mengaku dan percaya mereka akan diselamatkan. Nabi Yesaya pernah bertanya tentang siapakah yang akan percaya kepada pemberitaan firman (Yes. 53:1). Mengapa ia bertanya demikian? Bukan karena tidak ada yang memberitahukan kebenaran firman Tuhan (17), melainkan karena yang mendengarkan firman Tuhan tidak mau membuka hati untuk percaya kepada Yesus dan beroleh keselamatan.
Sebenarnya, Israel telah mendengar Injil, baik melalui Yesus sendiri maupun melalui rasul-rasul (18 b, Mzm. 19:5). Namun orang Israel menolak Injil yang mereka dengar itu. Apa yang mereka dengar tidak sampai masuk ke dalam hati mereka dan mereka tidak mau percaya kepada Yesus. Karena penolakan ini, Allah pun mengalihkan anugerah-Nya kepada bangsa-bangsa lain. Allah menyatakan diri pada bangsa lain melalui hamba-Nya sehingga mereka pun mengenal Dia (20; Yes. 65:1). Melalui tindakan itu, Allah ingin membangkitkan kecemburuan bangsa Israel, yaitu ketika mereka menyaksikan segala berkat yang diterima bangsa-bangsa lain yang mereka anggap tidak layak mendapat bagian dalam rencana keselamatan Allah. Sepatutnya bangsa Israel mau bertobat dan kembali kepada Tuhan. Namun mereka justru membangkang dan tidak taat pada firman Tuhan, hingga mereka pun tidak mendapat bagian dalam keselamatan itu.
Seseorang tidak mendapat keselamatan bukan karena Injil tidak diberitakan kepada mereka, melainkan karena mereka menolak Injil itu. Dan seperti Israel yang telah menolak Yesus, mereka pun akan binasa dalam dosa mereka. Oleh karena itu, bila hari ini Anda mendengar Injil Yesus, janganlah keraskan hati Anda melainkan bertobatlah dan percayalah kepada Yesus agar Anda diselamatkan dan mendapat hidup yang kekal. Dan marilah kita tetap setia memberitakan Injil, karena firman Tuhan tidak sia-sia.
SH: Rm 10:16-21 - Iman dan Firman (Selasa, 8 November 2016) Iman dan Firman
Dalam perikop kemarin, Paulus menyatakan betapa eratnya hubungan antara iman dan firman Allah. Paulus dengan tegas berkata, "Bagaiman...
Iman dan Firman
Dalam perikop kemarin, Paulus menyatakan betapa eratnya hubungan antara iman dan firman Allah. Paulus dengan tegas berkata, "Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? (14).
Jelaslah, iman sangat penting dan untuk mengerti kebenaran tidak mungkin terlepas dari firman Tuhan. Memang iman itu pemberian Tuhan. Demikian juga kebenaran yang dasarnya dari iman. Tetapi, tanpa firman Allah yang jelas dan benar yang diajarkan secara tertib dan kosisten, maka orang akan kembali terjebak dalam kebenarannya sendiri (lih. Rm. 10:2). Namun, yang juga perlu dicatat adalah "iman timbul dari pendengaran". Bukan asal mendengar saja, tetapi "pendengaran oleh firman Kristus" (17).
Sekarang ini ada begitu banyak cara untuk mendengarkan berita: melalui TV, handphone pintar, kabar burung, dan berbagai propaganda yang disebarluaskan lewat dunia maya. Di sini kita harus kritis. Kalau tidak cermat dan pandai menyaring apa saja yang kita dengar, diri kita bisa menjadi tempat sampah. Kita mungkin malah tidak mendengarkan apa yang seharusnya didengar.
Demikianlah pula keadaan Israel. Mereka mendengar, namun tidak mendengarkan apa yang penting dalam hidup mereka. Malah mereka tidak percaya kepada berita yang disampaikan para nabi. Dengan mengutip Yesaya maupun Musa, Paulus menegaskan bahwa orang Israel memang mendengar, tetapi tidak mau mendengarkannya. Mereka lebih suka mendengarkan diri sendiri, dengan kebenaran mereka, dan akhirnya yang membuat mereka makin tersesat.
Dalam diri kita pastilah banyak suara, entah dari dunia ini entah dari diri kita sendiri. Karena itu, menjadi penting bagi kita, orang percaya abad XXI, untuk senantiasa bersekutu dengan Allah. Persekutuan dengan Allah akan menolong kita untuk mengasah pendengaran kita, sehingga makin mengenali suara Allah sendiri. Itulah yang akan meneguhkan iman kita! [CC]
SH: Rm 10:16-21 - Mendengarkan Firman Tuhan (Sabtu, 9 Juli 2022) Mendengarkan Firman Tuhan
Banyak orang berpendapat bahwa mendengar humor bisa makin menenangkan hati dan pikiran. Yang lain berpendapat bahwa mendeng...
Mendengarkan Firman Tuhan
Banyak orang berpendapat bahwa mendengar humor bisa makin menenangkan hati dan pikiran. Yang lain berpendapat bahwa mendengarkan musik bermanfaat bagi kesehatan, seperti menenangkan pikiran, memberi energi pada tubuh, dan mengelola rasa sakit. Sekalipun tak dapat diselaraskan dengan cerita humor dan musik, bagaimana dengan mendengarkan firman Tuhan yang darinya iman timbul?
Rasul Paulus menegaskan dalam perikop ini tentang kegagalan Israel, keberhasilan bangsa-bangsa lain, dan kebebalan yang terulang kembali dalam sejarah pertumbuhan kekristenan di Roma. Ada dua hal yang Paulus tekankan di sini. Pertama, tidak semua orang menerima kabar baik (16). Kedua, mereka mendengar tetapi tidak merespons (18). Padahal, iman tumbuh dari mendengarkan pemberitaan tentang Kristus (17; bdk. Ibr. 11:1).
Iman berarti percaya kepada pengharapan terbesar, yaitu Tuhan Yesus yang telah menjelma menjadi manusia, menjalani hidup yang sempurna, mati sebagai kurban untuk dosa manusia, dan bangkit naik ke surga sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya mendapatkan kemuliaan kekal.
Paulus juga menegaskan bagaimana Allah berkuasa membangkitkan kecemburuan bangsa Israel dan amarahnya karena Ia telah mengalihkan anugerah-Nya kepada bangsa-bangsa lain dan terhadap bangsa yang bebal (19-20).
Pengajaran Paulus hari ini merupakan peringatan bagi kita agar kegagalan Israel tak terulang bagi kita pada masa kini. Kita dapat mengintrospeksi diri, apakah kita masih setia mendengarkan firman Tuhan dan melakukan kehendak-Nya? Allah menghendaki iman kita timbul dari pendengaran terhadap firman-Nya.
Memutuskan untuk membaca satu perikop kitab di dalam Alkitab secara pribadi atau bersama keluarga dapat dimulai hari ini. Dengarkanlah Tuhan berbicara kepada kita tentang kehendak-Nya. Berdoalah agar kita selalu siap mendengarkan dan menerima firman Tuhan yang disampaikan oleh para hamba Tuhan, sekalipun pengajarannya sangat menegur kita. [EMR]
Baca Gali Alkitab 2
Allah memperdengarkan berita keselamatan kepada bangsa-bangsa di luar Israel. Bangsa-bangsa itu kemudian merespons dengan iman dan menerima anugerah keselamatan. Walau demikian, Allah tidak menutup pintu rapat-rapat bagi orang Israel. Meski Ia telah menyatakan belas kasih-Nya kepada bangsa-bangsa lain, kasih-Nya kepada bangsa Israel masih tetap tercurah. Allah selalu berusaha menjangkau Israel. Ia mau mengajak mereka untuk kembali kepada-Nya dan menikmati kasih karunia-Nya.
Kisah kasih setia Allah terhadap bangsa Israel mengingatkan kita kepada orang-orang yang sudah berulang kali mendengar Injil, tetapi belum juga terbuka hatinya dan belum mau bertobat. Jangan pernah menyerah, sebab Allah masih ingin memakai kita untuk berbicara kepada orang-orang yang mengeraskan hati dan menutup diri terhadap Injil. Yakinlah bahwa pemberitaan Injil tak akan sia-sia.
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa pendapat Paulus mengenai pemberitaan kabar baik dan iman? (16-17)
2. Apakah Israel mendengar dan mengerti tentang pemberitaan kabar baik? (18-19)
3. Bagaimanakah sikap Allah terhadap bangsa Israel? (20-21)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Adakah pelajaran yang Anda terima dari kisah Allah yang sangat mengasihi umat-Nya itu? Sebutkan dan jelaskan!
2. Adakah janji yang diberikan oleh Tuhan kepada Anda dan bagaimanakah sikap Anda dalam menerima janji Tuhan itu?
Apa respons Anda?
1. Adakah syukur Anda kepada Tuhan hari ini? Sebutkan hal-hal yang akan Anda lakukan untuk mengungkapkan rasa syukur!
2. Adakah doa yang akan Anda naikkan bagi sesama?
3. Adakah tekad yang akan Anda lakukan untuk memperbaiki tingkah laku dalam hidup keseharian Anda? Jelaskan!
Pokok Doa:
Mendoakan upaya pemeliharaan iman yang diselenggarakan oleh gereja-gereja Tuhan di Indonesia.
Utley -> Rm 10:16-17
Utley: Rm 10:16-17 - --NASKAH NASB (UPDATED): Rom 10:16-1716 Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata: "TUHAN, SIAPAKAH YANG PERCAYA KE...
NASKAH NASB (UPDATED): Rom 10:16-17
16 Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata: "TUHAN, SIAPAKAH YANG PERCAYA KEPADA PEMBERITAAN KAMI?" 17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Rom 10:16 Lagi Paulus menggunakan pernyataan profetik PL yang aslinya menunjuk pada berita YHWH kepada Israel untuk menunjuk pada injil Yesus Sang Mesias. Sebagaimana orang Yahudi PL menolak berita Allah, demikian orang Yahudi di jaman Paulus menolaknya juga. Ini adalah sebuah kutipan dari Yes 53:1 namun juga secara teologis berkaitan dengan penolakan Israel terhadap berita Allah dalam Yes 6:9-13.
Rom 10:17 Injil adalah pertama sebuah berita (lih. Gal 3:2). Namun berita tersebut menjadi firman pribadi "firman Kristus" (lih. Kol 3:15-16).
□ "firman Kristus" Karena konteksnya ini harus menunjuk pada berita tentang Kristus yang dikhotbahkan. Pemberitaan Injil adalah cara Allah untuk menyampaikan penawaranNya dalam Kristus kepada dunia.
Ada variasi naskah kuno Yunani di titik ini: (1) MSS P46, א*, B, C, D* memiliki "firman Kristus" sementara (2) MSS אc, A, Dc, K, P memiliki "firman Allah". Yang pertama adalah yang paling tidak lazim (lih. Kol 3:16) dan, oleh karena itu, kemungkinan adalah aslinya (Ini adalah salah satu isi dasar dari kritik kenaskahan) UBS4 memberikan kepadanya tingkatan "A" (pasti). Inilah satu satunya tempat lain dari kemunculanya di PB. Yang kedua, "firman Allah", muncul beberapa kali (lih. Luk 3:2; Yoh 3:34; Ef 6:17; Ibr 6:5; 11:3).
Topik Teologia -> Rm 10:17
Topik Teologia: Rm 10:17 - -- Wahyu Allah
Wahyu Khusus
Keselamatan
Firman Allah dan Panggilan-Nya
Rom 10:16-17 1Te 2:13
Pesan Injil yang Dibe...
- Wahyu Allah
- Wahyu Khusus
- Keselamatan
- Firman Allah dan Panggilan-Nya
- Pesan Injil yang Diberitakan adalah Sarana dari Iman yang Menyelamatkan
TFTWMS -> Rm 10:14-17
TFTWMS: Rm 10:14-17 - Perlunya Pemberitaan Injil Untuk Menghasilkan Iman PERLUNYA PEMBERITAAN INJIL UNTUK MENGHASILKAN IMAN (Roma 10:14-17)
14 Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kep...
PERLUNYA PEMBERITAAN INJIL UNTUK MENGHASILKAN IMAN (Roma 10:14-17)
14 Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? 15 Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!" 16 Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?" 17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Di sepanjang surat Roma, Paulus berulang kali menekankan bahwa pembenaran adalah atas dasar iman—tapi urutan peristiwa apakah yang mendatangkan iman? Pada bagian terakhir Roma 10, rasul itu menguraikan rencana Allah untuk menciptakan iman di dalam hati manusia. Karena itu adalah rencana Allah, maka itu, tak salah lagi, adalah rencana yang sempurna. Tapi hal itu menimbulkan pertanyaan: Jika rencana itu sempurna, mengapa tidak setiap orang percaya? Jawabannya adalah bahwa rencana itu melibatkan unsur manusia. Rencana Allah adalah sempurna, tetapi Ia tidak memaksa siapa pun untuk menerimanya. Manusia bisa dan memang menolak rencana itu.
Dalam 10:14-17, kita menemukan unsur-unsur dasar dari rencana Allah yang luar biasa untuk menyelamatkan umat manusia. Mari kita lihat apa yang diperlukan oleh rencana itu.
Ayat 14, 15a. Kita pada dasarnya akan menggunakan ayat-ayat ini sebagai garis besar kita, tapi kita akan membalik susunan teks itu untuk menempatkan syarat-syarat itu dalam urutan yang kronologis. Jawaban tersirat untuk setiap pertanyaan itu adalah "Mereka tidak bisa [menolak]."
1. Rencana Allah dimulai dengan tugas ilahi. Dalam ayat 15a kita membaca, Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? (huruf miring ditambahkan). Kita sering menggunakan pertanyaan ini dalam kaitannya dengan upaya-upaya penginjilan: "Bagaimanakah mereka akan memberitakan [injil di negeri tertentu] kecuali mereka diutus [oleh kita]?" Ini adalah pertanyaan yang sah dan penting, tapi itu bukan maksud utama dari pertanyaan yang Paulus tanyakan. Ia sedang menekankan bahwa orang-orang Yahudi tidak punya dalih karena Allah telah membuatkan semua penyediaan untuk keselamatan mereka. Dalam konteksnya, arti pertanyaan itu adalah "Bagaimana mereka akan memberitakan injil kecuali mereka telah diutus oleh Allah—kecuali mereka memiliki tugas ilahi?"
Kata yang diterjemahkan "diutus" adalah dari ajposte÷llw (apostellō), yang berarti "mengutus."21Apostellō adalah bentuk kata kerja dari kata untuk "rasul" (ajpo÷stoloß, apostolos), yang berarti "orang yang diutus." Paulus dan rasul-rasul lainnya telah menerima tugas khusus dari Tuhan untuk pergi dan memberitakan injil, tetapi apostellō tidak terbatas pada beberapa orang itu saja. Kita juga memiliki tugas ilahi untuk pergi mengajar dan memberitakan injil. Tugas itu tidak datang melalui penglihatan atau "bunyi angin sepoi-sepoi" (1 Raja 19:12; KJV); sebaliknya, kita memiliki tugas itu secara tertulis:
Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat. 28:18-20).
Ketika kita membagikan injil kepada orang yang sesat, kita melakukannya dengan dukungan dan otoritas Tuhan sendiri.
2. Unsur berikutnya dari rencana Allah adalah pemberitaan injil. Dengan bergerak mundur dalam teks kita, dalam ayat 14c, kita membaca, Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? (huruf miring ditambahkan). Ini adalah salah satu teks Perjanjian Baru yang menekankan pentingnya pemberitaan injil (lihat 1 Kor. 1:21; KJV). Paulus berkata kepada Timotius, Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran (2 Tim. 4:1, 2; huruf miring ditambahkan).
Kita harus memahami, bagaimanapun, bahwa kata Yunani yang diterjemahkan "yang memberitakan" di Roma 10:14 tidak terbatas pada orang yang berdiri di mimbar pada hari Minggu atau pada kesempatan lain. Kata itu adalah khru÷ssw (kērussō), yang berarti "menjadi penyiar."22Arti dasar "penyiar" terkait erat dengan gagasan "mengutus." Penyiar di abad pertama diberi pesan oleh orang yang berkuasa , yang mengutus dia untuk mengomunikasikan pesan itu. Penyiar biasanya berjalan melewati pedesaan, memberitakan pesan ke siapa saja yang ia jumpai—apakah kepada segelintir orang di persimpangan jalan negara atau kepada kerumunan orang di pasar kota yang ramai. Amanat Agung dari Tuhan telah, pada dasarnya, mengutus setiap orang Kristen sebagai pemberita. Beberapa akan memberitakan pesan itu di depan umum dan yang lainnya secara pribadi, tetapi masing-masing dari kita harus berbagi pesan itu.
Kita harus memahami, bagaimanapun, bahwa kuasanya bukan pada si pemberita; tetapi pada pesan yang pemberita itu miliki. Mengenai rencana Allah, apakah isi pesan itu? Ayat 14 tidak mengatakannya, tapi ayat-ayat berikutnya mengatakannya. Dalam Alkitab NASB, ayat 15 dan 16 menggunakan ungkapan "kabar baik." Dalam bahasa Yunani, ayat 15 memiliki bentuk kata kerja eujaggeli÷zw (euangelizō), sementara ayat 16 menggunakan bentuk kata benda eujagge÷lion (euangelion), untuk kata "injil" (lihat komentar tentang 1:16, 17). Alkitab KJV mengatakan, "Betapa indahnya kaki mereka yang memberitakan injil.… Tapi tidak semua dari mereka menaati injil itu"(10:15, 16; huruf miring ditambahkan). Injil adalah kabar baik tentang Yesus (lihat 1 Kor. 15:1-4).
Ayat 17 menyebut pesan itu "firman Kristus."23Ini bisa mengacu kepada firman yang Kristus beritakan (McCord) atau kepada firman tentang Kristus (CEV; CJB; NLT). Firman tentang Kristus akan mencakup fakta-fakta seperti yang disebutkan dalam ayat 9: Ia adalah Tuhan, dan Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Mungkin Paulus mencampur konsep-konsep ini ke dalam kalimat "firman Kristus": "firman yang mana Kristus adalah isi[nya] dan pengarang[nya]."24
Terlepas bagaimana "firman Kristus" ditafsirkan, penekanannya adalah pada memberitakan Kristus. Paulus memberitahu jemaat Galatia, "Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus" (Gal. 6:14). Ia memberitahu jemaat Korintus, "Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan" (1 Kor. 2:2). Ini tidak berarti bahwa Paulus tidak pernah memberitakan topik lain selain topik salib. Ini berarti bahwa ia tidak "tahu" apa-apa kecuali yang berkaitan dengan salib, dan tidak ada yang bisa dibandingkan dengan salib.
Beberapa orang dari kita yang mengajar atau memberitakan injil (yang seharusnya mencakup setiap orang Kristen) perlu belajar dari Paulus. Jika kita ingin menanam- kan iman di hati para pendengar kita, kita harus jangan mengabaikan untuk mengajar dan memberitakan tentang Kristus dan penyaliban-Nya. Kecuali "cerita tua yang mulia" menjadi inti pesan kita, maka pesan itu bukan pesan injil.
3. Unsur lain dari rencana Allah bagi keselamatan adalah mendengar dengan pengertian dan hati yang mau menerima. Masih dengan bergerak mundur dalam ayat kita, dalam ayat 14b, kita memiliki pertanyaan ini: Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia? (huruf miring ditambahkan)? Pengkhotbah bertanggung jawab untuk memberitakan injil, tetapi mereka yang ia injili juga memiliki tanggung jawab: Mereka harus mendengar. Ayat 17 mengatakan, "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." Perumpamaan Yesus tentang penabur menekankan betapa pentingnya menjadi pendengar yang memiliki hati yang mau menerima (Mat. 13:3-9, 18-23).
Paulus menulis di zaman ketika banyak orang tidak bisa membaca. Selanjutnya, naskah-naskah yang ditulis oleh tangan terlalu mahal bagi orang biasa. Jika orang tidak mendengar kabar baik, maka sebagian besar akan tidak pernah mempelajari kabar baik itu. Sekarang ini, banyak orang dapat membaca, sehingga iman datang dari membaca Firman Allah (lihat Yoh. 20:30, 31). Namun demikian, mendengar Firman masih memiliki dampak yang manjur. Terhadap kekuatan injil (lihat 1:16) ini ditambahkanlah pengaruh pengkhotbah, yang, pada dasarnya, menegaskan bahwa apa yang Allah telah katakan adalah benar.
Kata Yunani untuk "mendengar," "pendengaran," dan "telah mendengar" dalam ayat 14 dan 17 semuanya adalah bentuk kata ajkou÷w (akouō)—kata yang darinya kita mendapatkan kata "akustik." Dalam ayat-ayat ini, "mendengar" tidak hanya menunjukkan proses di mana sesuatu yang diucapkan terekam dalam kesadaran pendengar. Konteksnya menunjukkan bahwa itu mengacu kepada sikap mendengarkan dengan pengertian dan hati yang mau menerima. Ketika Yesus bicara tentang orang-orang yang menolak untuk menerima ajaran-Nya, Ia mengatakan bahwa, meski mereka telah mendengar kata-kata-Nya, namun mereka tidak mendengar dan memahaminya (Mar. 4:12).
Rincian yang menarik muncul dalam pertanyaan yang diajukan Paulus. Lihatlah lagi: "Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia?" Ada kemungkinan yang Paulus maksudkan adalah, "Bagaimana mereka akan percaya kepada yang tentang-Nya mereka belum pernah dengar" (lihat KJV; NIV), namun "Dia yang mereka belum dengar" dianggap sebagai terjemahan yang lebih harfiah atas teks Yunani itu. Mungkin yang Paulus maksudkan adalah fakta bahwa ketika kita memberitakan "firman Kristus," Kristus berkhotbah melalui kita. Ketika Yesus mengutus murid-murid-Nya pada tur penginjilan, Ia memberitahu mereka, "Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku" (Luk. 10:16). McGuiggan berkomentar, Kristus melalui para utusan-Nya menghimbau manusia untuk diperdamaikan. Bukankah itu suatu pemikiran yang luar biasa?! Tidakkah itu memberikan martabat (tidak, lebih daripada martabat! kemegahan yang dahsyat) kepada tugas pemberitaan injil?! Dalam pemberitaan injil yang sejati Kristus menghimbau manusia untuk percaya kepada Dia.25
4. Menurut rencana Allah, respon terhadap pesan injil adalah iman yang taat. Itu membawa kita kepada pertanyaan pertama, yang ditemukan dalam ayat 14a: Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? (huruf miring ditambahkan). Paulus mengatakan dalam ayat 17 bahwa "iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." Jika kita mendengarkan dengan penuh perhatian kepada injil dengan hati yang jujur—bukan sebagai latihan intelektual—maka iman akan menjadi hasilnya. Ini membawa kita kembali kepada satu konsep penting dalam Kitab Roma: perlunya iman. Yesus berkata, "Kamu akan mati dalam dosamu; … jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia [Mesias]" (Yoh. 8:24).
Kepercayaan di 10:14 bukan iman yang mati, steril (lihat Yak. 2:17, 26); itu adalah iman yang hidup, aktif, dan taat (lihat komentar tentang 10:16). Hal apa sajakah yang terlibat dalam "ketaatan iman" (1:5; 16:26)? Paulus telah membahas pertobatan (2:4), pengakuan (10:9, 10), baptisan (6:3-6), dan hidup menurut Roh bukan daging (8:4).
5. Elemen terakhir dari rencana itu adalah menyeru nama Tuhan. Ayat 14 dan 15 diawali dengan kutipan ini: "Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan" (10:13; huruf miring ditambahkan). Kita telah membahas apa yang termasuk dalam ungkapan "menyeru nama Tuhan" (lihat komentar tentang 10:13). Iman kita bukan sekedar penerimaan mental atas fakta-fakta tertentu, tetapi respon yang dirasakan oleh hati (10:9, 10) kepada kabar baik tentang Yesus—dan itu mengakibatkan kita berbalik kepada Tuhan dan jalan-Nya.
Sekarang kita harus siap bagi ikhtisar tentang rencana Allah yang sempurna:
- 1. Sebuah tugas ilahi
- 2. Pemberitaan injil
- 3. Mendengarkan dengan pengertian dan hati yang mau menerima
- 4. Iman yang taat
- 5. Menyeru nama Tuhan Paulus menunjukkan bahwa unsur yang kelima tidak mungkin terjadi tanpa yang keempat, yang keempat tidak mungkin terjadi tanpa yang ketiga, dan seterusnya— sampai kepada yang pertama. Satu kebenaran utama yang ditemukan di sini adalah bahwa mereka yang memberitakan injil memang memiliki tugas ilahi. Allah telah menggerakkan rencana, rencana untuk orang Yahudi dan bukan Yahudi (10:12). Dengan cara ini, Allah telah menyediakan untuk keselamatan Israel.
Ayat 15b. Jika kita memberitahu orang lain kabar baik, Paulus mengatakan bahwa ada dua anggota tubuh kita yang indah. Kita mungkin berpikir wajah kita tidak menarik, atau tubuh kita mungkin kurang sempurna; tetapi Paulus mengatakan bahwa kita memiliki kaki yang indah: Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kaki mereka yang membawa kabar baik!" (NASB). Paulus mengutip dari Yesaya 52:7, yang mengacu kepada orang-orang yang akan menyampaikan kepada orang-orang Yahudi buangan kabar baik tentang pembebasan mereka dari penawanan Babel. Seluruh ayat dalam Alkitab NASB itu terbaca demikian, Betapa indahnya di gunung-gunung Kaki dia yang membawa kabar baik, Yang memberitakan damai sejahtera Dan membawa kabar baik berisi kebahagiaan, Yang memberitakan keselamatan, Dan berkata kepada Sion, "Allahmu memerintah!"
Paulus menerapkan kata-kata Yesaya itu kepada mereka yang menyampaikan berita baik kepada orang sesat bahwa mereka dapat dibebaskan dari belenggu dosa.
Ayat 16. Meski Allah memiliki rencana yang sempurna untuk menyelamatkan orang Yahudi, sayangnya mereka menolak untuk mendengarkan, menolak untuk percaya, dan menolak untuk tunduk kepada Yesus. Ayat 16 dibuka dengan, Namun begitu, mereka tidak semuanya mengindahkan kabar baik itu (NASB). Dalam konteksnya, "mereka" mengacu kepada orang Yahudi (lihat NIV). "Mereka tidak semuanya mengindahkan kabar baik itu" merupakan pernyataan khas Paulus karena hanya sebagian kecil dari Israel ( "yang tersisa"; 9:27) yang telah merespons injil.
"Memperhatikan" adalah terjemahan dari kata majemuk yang menggabungkan ajkou÷w (akouō, "mendengar") dengan uJpo (hupo, "di bawah").26Hupakouō menunjukkan sikap mendengarkan dengan hati yang mau menerima yang menghasilkan ketundukan dan ketaatan. Alkitab CJB menerjemahkan ayat 16 seperti ini: "Masalahnya adalah bahwa mereka tidak semuanya memperhatikan Kabar Baik itu dan menaatinya." Sejumlah terjemahan menggunakan bentuk kata "taat" untuk menerjemahkan hupakouō dalam ayat 16 (KJV; NKJV; NRSV; McCord).27
Alasan mengapa NASB tidak menerjemahkan hupakouō sebagai "taat" dalam ayat 16 tidak jelas. Di bagian lain dari kitab Roma, Alkitab NASB menerjemahkan berbagai bentuk kata Yunani sebagai "taat" dan "ketaatan" (1:5; 6:17; 16:26), tapi tidak di sini. Mungkin para penerjemah berpikir "mengindahkan" mengandung gagasan ketaatan dan juga sangat cocok dengan "mendengarkan" dan "percaya" dalam konteks itu. Apapun alasan mereka, kita harus ingat bahwa Alkitab KJV adalah terjemahan harfiah dari bagian pertama ayat 16: "Tetapi mereka belum semuanya menaati injil."28
Paulus menjelaskan bahwa ini tidak mengejutkan Allah: Yesaya sendiri berkata: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?" Kutipan itu berasal dari ayat pembukaan Yesaya 53, pasal agung yang menggambarkan Mesias sebagai Hamba Yang Menderita. Kebanyakan orang Yahudi lebih suka memikirkan Mesias sebagai pahlawan penakluk yang penuh kuasa. Untuk alasan ini, banyak dari mereka tidak percaya bahwa Yesaya 53 adalah nubuat mesianik (lihat Kisah 8:32-34). Jenis prasangka yang sama itu menyebabkan mereka menolak Mesias (Yesus) ketika Ia akhirnya datang (lihat Yoh. 12:37-41).
Dalam ayat 16, kata-kata "taat" dan "percaya" digunakan secara saling dipertukarkan (lihat Yoh. 3:36; Ibr. 3:18, 19). Sekali lagi, mari kita perhatikan Alkitab KJV: "Tapi mereka tidak semuanya menaati injil. Sebab [Yesaya] berkata, Tuhan, siapakah yang sudah percaya kepada pemberitaan kami?" (huruf miring ditambahkan). Kata-kata Paulus di sini adalah konsisten dengan apa yang ia katakan di tempat lain tentang dibenarkan oleh iman. Kita diselamatkan atas dasar iman, tetapi itu adalah iman yang hidup, aktif. Larry Deason mengatakan seperti ini: "Maksud Paulus dalam Roma 10 bukan untuk membedakan 'kebenaran oleh iman' dengan perlunya 'ketaatan,' tapi sebaliknya secara jelas membedakan antara bersandar pada diri sendiri (perbuatan Taurat) dan bersandar pada Kristus (ketaatan iman) dalam pendekatan kepada kebenaran."29
Ayat 17. Paul memberikan ringkasan singkat tentang rencana yang dijelaskan dalam Roma 10:13-15: Jadi, iman timbul dari pendengaran [dengan hati yang mau menerima], dan pendengaran oleh firman Kristus. Itu merupakan rencana yang sempurna, jadi siapa yang mengacaukan rencana itu? Orang-orang Yahudi sendiri yang membuat kesalahan ketika mereka menolak untuk mendengarkan dengan serius pesan tentang Yesus. Selama pelayanan-Nya di bumi, Yesus mengutip dari Yesaya 6:10: "Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, … supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka" (Mat. 13:15). Beberapa orang Yahudi seperti anak kecil yang menutup telinganya dengan tangannya sehingga ia tidak bisa mendengar teman bermainnya. Yang lainnya seperti orang dewasa yang menyibukkan diri dan tidak mendengar. Apa pun alasannya, banyak orang Yahudi gagal mendengar dan karena itu gagal untuk percaya.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Roma (Pendahuluan Kitab) Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini mer...
Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang
Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).
Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).
Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).
Tujuan
Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.
- (1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
- (2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).
Survai
Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18--3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21--4:25).
Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai surat ini.
- (1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
- (2) Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
- (3) Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
- (4) Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
- (5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
- (a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1--5:11), dan
- (b) prinsip "dosa" (Yun. _he hamartia_), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12--8:39).
- (6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
- (7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36).
Full Life: Roma (Garis Besar) Garis Besar
Pendahuluan
(Rom 1:1-17)
I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20)
A. Kebutuhan Or...
Garis Besar
- Pendahuluan
(Rom 1:1-17) - I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran
(Rom 1:18-3:20) - A. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi
(Rom 1:18-32) - B. Kebutuhan Orang Yahudi
(Rom 2:1-3:8) - C. Kebutuhan Semua Orang
(Rom 3:9-20) - II. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah
(Rom 3:21-5:21) - A. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan
(Rom 3:21-31) - B. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham
(Rom 4:1-25) - C. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran
(Rom 5:1-11) - D. Adam dan Kristus Dibandingkan
(Rom 5:12-21) - 1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian
- 2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup
- III.Kebenaran Berkarya Melalui Iman
(Rom 6:1-8:39) - A. Kebebasan dari Perbudakan Dosa
(Rom 6:1-23) - 1. Mati Bersama Kristus terhadap Dosa
(Rom 6:1-14) - 2. Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran
(Rom 6:15-23) - B. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat
(Rom 7:1-25) - C. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan
(Rom 8:1-39) - IV. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel
(Rom 9:1-11:36) - A. Persoalan Penolakan Israel
(Rom 9:1-10:21) - B. Kemenangan Rencana Allah
(Rom 11:1-36) - V. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman
(Rom 12:1-15:13) - A. Orang Percaya dan Penyerahan Diri
(Rom 12:1-2) - B. Orang Percaya dan Masyarakat
(Rom 12:3-21) - C. Orang Percaya dan Pemerintah
(Rom 13:1-7) - D. Orang Percaya dan Hukum Kasih
(Rom 13:8-15:13) - Penutup
(Rom 15:14-16:27)
Matthew Henry: Roma (Pendahuluan Kitab)
Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulk...
- Jika kita boleh membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya dan meminta pendapat dari beberapa orang beriman dan saleh, akan disimpulkan bahwa mazmur-mazmur Daud di dalam Perjanjian Lama dan surat-surat penggembalaan Rasul Paulus di dalam Perjanjian Baru merupakan bintang-bintang yang paling terang, yang berbeda dari bintang-bintang lainnya di dalam kemuliaan. Kitab Suci secara keseluruhan memang merupakan surat penggembalaan dari sorga kepada dunia ini, tetapi di dalamnya ada penjelasan atas beberapa surat kerasulan tertentu. Di dalamnya terdapat lebih banyak surat-surat Paulus dibandingkan dengan surat rasul-rasul lainnya, sebab ia adalah rasul utama dari antara mereka. Ia bekerja lebih keras dibandingkan mereka semua. Tidak diragukan lagi, bakat alamiahnya sangat luar biasa. Pengertiannya akan suatu hal cepat dan tajam, ungkapan-ungkapannya lancar dan kaya. Ke mana pun ia pergi, kasih sayangnya sangat hangat dan bersemangat, dan keteguhan hatinya sangat tegas dan berani. Hal ini membuat ia menjadi seorang penganiaya yang sangat keras dan sengit sebelum ia bertobat. Namun ketika orang kuat yang bersenjata lengkap ini dilucuti, dan orang yang lebih kuat dari padanya datang menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan membagi-bagikan rampasannya dan menguduskan kecakapan-kecakapan ini, ia pun menjadi pemberita firman yang paling mahir dan bersemangat. Tidak ada yang lebih baik dari padanya untuk memenangkan jiwa, dan juga tidak ada yang lebih berhasil dari padanya. Empat belas surat penggembalaannya terdapat di dalam kanon Kitab Suci kita. Besar kemungkinan masih ada lebih banyak lagi surat yang ia tulis selama masa pelayanannya, yang mungkin cukup baik untuk mengajar, menegur, dan seterusnya tetapi karena surat-surat itu tidak diilhami oleh Allah, maka surat-surat tersebut tidak diterima sebagai kitab kanonik, dan juga tidak diturunkan kepada kita. Beberapa penulis kuno mengatakan bahwa ada enam pucuk surat ditulis oleh Paulus kepada Seneca (ahli filsafat dan negarawan Romawi abad pertama – pen.), dan delapan surat dari Seneca kepadanya [Sixt. Senens. Biblioth. Sanct. lib.2], dan yang masih ada sampai sekarang ini. Namun, sekali pandang saja tampaknya naskah-naskah itu tidak asli dan palsu.
- Surat penggembalaan kepada jemaat Roma ini ditempatkan sebagai surat yang pertama, bukan karena urutan waktu penulisannya yang lebih awal, melainkan karena keunggulannya yang tinggi. Surat ini adalah surat yang terpanjang dan terlengkap dibandingkan surat-surat penggembalaan lainnya, dan mungkin juga karena kewibawaan dari tempat yang menjadi tujuan surat ini ditulis. Dikatakan bahwa Krisostom, salah seorang bapa gereja, meminta supaya surat ini dibacakan untuknya dua kali dalam seminggu. Surat ini merupakan kumpulan dari beberapa bagian tulisan dari surat tersebut yang ditulis pada tahun 56 Masehi, dari kota Korintus, ketika Paulus tinggal di situ sebentar dalam perjalanannya menuju Troas (Kis. 20:5-6). Ia menitipkan surat ini kepada Febe, orang Romawi itu, seorang pelayan jemaat di Kengkrea (pasal 16), yang berada di wilayah Korintus. Di dalam surat itu ia menyebut Gayus sebagai tuan rumahnya, atau orang yang memberi tumpangan kepadanya (16:23). Gayus yang dimaksud adalah orang Korintus, berbeda dengan Gayus dari Derbe, yang disebut di dalam Kisah Para Rasul 20. Pada saat itu, Rasul Paulus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem dengan membawa uang yang akan diberikan kepada orang-orang kudus miskin yang ada di sana. Hal itu ia sebutkan di dalam Roma 15:26. Rahasia-rahasia besar perlu dibahas di dalam surat ini, seperti juga dalam tulisan-tulisan Rasul Paulus lainnya, karena banyak hal masih gelap dan sukar dipahami (2Ptr. 3:16). Cara penulisan surat ini (sama seperti beberapa surat penggembalaan lainnya) dapat diamati. Bagian terdepan berisikan pengajaran, yaitu di dalam sebelas pasal pertama. Bagian terakhir adalah bagian penerapan, yaitu di dalam lima pasal terakhir, yang memberitahukan tentang penghakiman dan cara memperbaiki hidup. Cara terbaik untuk memahami kebenaran-kebenaran yang dijelaskan di bagian awal adalah dengan menaati dan melakukan kewajiban-kewajiban yang diuraikan di bagian akhir. Sebab, barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan mengetahui pengajaran itu (Yoh. 7:17).
- I. Bagian pengajaran dari surat kerasulan itu mengajarkan kepada kita,
- 1. Mengenai jalan keselamatan,
- (1) Dasar keselamatan itu adalah pembenaran oleh Allah, dan bukan karena perbuatan manusia (pasal 1). Juga bukan karena melakukan hukum Taurat bangsa Yahudi (pasal 2-3), sebab baik orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain harus bertanggung jawab terhadap kutuk itu. Sebaliknya, keselamatan itu hanya diperoleh melalui iman di dalam Yesus Kristus (Roma 3:21 dan seterusnya; pasal 4).
- (2) Langkah-langkah menuju keselamatan ini adalah,
- 2. Mengenai orang-orang yang diselamatkan, seperti halnya mereka yang masuk menurut pilihan kasih karunia (pasal 9), bangsa-bangsa lain dan bangsa Yahudi (pasal 10-11). Dari sini tampak bahwa pokok yang ia bicarakan adalah kebenaran-kebenaran yang sebenarnya telah diketahui, seperti yang dikatakan oleh Rasul Petrus (2Ptr. 1:12). Dua hal yang menjadi batu sandungan bagi bangsa Yahudi, yaitu pembenaran oleh iman tanpa melakukan hukum Taurat, dan penerimaan bangsa-bangsa lain ke dalam jemaat. Itulah sebabnya Rasul Paulus berusaha menjelaskan dan membereskan kedua hal ini.
- II. Bagian penerapan yang mengikuti, yang di dalamnya kita temukan,
- 1. Beberapa nasihat umum yang cocok bagi semua orang Kristen (pasal 12).
- 2. Petunjuk-petunjuk bagaimana kita berperilaku sebagai anggota masyarakat yang beradab (pasal 13).
- 3. Aturan-aturan yang mengatur tingkah laku orang-orang Kristen satu sama lain, sebagai sesama anggota jemaat Kristen (pasal 14 dan pasal 15:1-14).
- III. Ketika mendekati bagian penutup, Rasul Paulus menjelaskan dasar-dasar tulisannya kepada mereka (15:14-16), memberikan penjelasan mengenai dirinya sendiri dan urusan-urusannya (ay. 17-21), berjanji untuk mengunjungi mereka (ay. 22-29), meminta dukungan doa mereka (ay. 30-32), mengirimkan salam khusus kepada banyak sahabat di sana (Roma 16:1-16), memperingatkan mereka terhadap orang-orang yang menimbulkan perpecahan (ay. 17-20), menambahkan salam dari sahabat-sahabat yang ada bersamanya (ay. 21-23), dan mengakhirinya dengan sebuah doa berkat dan pujian kepada Allah (ay. 24-27).
Jerusalem: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal da...
SURAT-SURAT PAULUS
PENGANTAR
Kronologi kehidupan Paulus
Dengan menggunakan Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus, maka tokoh ini lebih kita kenal dari pada tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru. Kedua sumber, yang masing-masing berdiri sendiri ini saling menguatkan dan melengkapi, meskipun ada kelainan-kelainan dalam soal-soal kecil. Kita malahan dapat menyusun suatu kronologi riwayat hidup Paulus secara lebih kurang teliti, karena bertepatannya beberapa peristiwa dalam riwayat hidup Paulus dengan kejadian-kejadian yang kita ketahui menurut ilmu sejarah, seperti waktunya Galio menjabat prokonsul di Korintus, Kis 18:12, dan tahun Festus menggantikan Feliks, Kis 24:27-25:1, sebagai wali negeri di Palestina.
Paulus dilahirkan di Tarsus di Kilikia, Kis 9:11; 21:39; 22:3, kira-kira tahun 10 Mas. dari keluarga Yahudi suku Benyamin, Rom 11:1; Flp 3:5 dan yang telah menjadi warga negara Roma, Kis 16:37 dst; 22:25-28; 23:27. Semasa mudanya Paulus dididik di Yerusalem oleh Gamaliel yang memberinya pengajaran mendalam tentang agama Yahudi sesuai dengan ajaran mazhad agama Kristen yang baru muncul, Kis 22:4 dst; 26:9-12; Gal 1:13; Flp 3:6, dan berurusan dengan pembunuhan atas diri Stefanus, Kis 7:58; 22:20; 26:10. Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik dirubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah mewartakan Injil kepada orang- orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dsj; Gal 1:12, 15 dst; Ef 3:2. Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah "menangkapnya" untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis 9:20.
Sesudah sebentar mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis11:25 dst dan lihat 9:27. Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis 13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus menyisihkan Barnabas, Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sudah bertobat, Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam "Konsili Para Rasul". Sebagian karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan perjalanan-perjalanan lagi. Perjalanan kedua (Kis 15:36-18:22) dan perjalanan ketiga (Kis 18:23 - Kis 21-17) masing-masing berlangsung dalam tahun 50-52 dan 55-58. Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan-perjalanan itu akan kita bicarakan lagi, oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58 ditahan di Yerusalem, Kis 21:27-23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis 23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma di tahan dua tahun (th 61-63) Paulus dibebaskan karena tidak terbukti salah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol, seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit) mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
Kepribadian Paulus
Dari Kisah Para Rasul dan dari surat-surat Paulus juga mungkin mendapat gambaran jelas mengenai kepribadian dan perangai Sang Rasul.
Paulus adalah seorang yang semangatnya berapi-api dan yang dalam mengejar cita- citanya tidak tahu lelah atau menghitung jerih-payahnya. Pada pokoknya cita-cita Paulus ialah cita-cita keagamaan. Satu-satunya yang menjadi pusat perhatiannya ialah Allah. Dalam mengabdi Allah sebagai hamba setiawan ia menolak segenap kompromis dalam bentuk manapun. Itulah sebabnya maka mula-mula Paulus mengejar mereka yang dianggapnya sebagai bida'ah dan musuh Allah 1Tim 1:13; bdk Kis 24:5, 14, tetapi kemudian mewartakan Kristus, setelah berkat wahyu mengerti bahwa Dialah satu-satunya penyelamatan. Semangat yang tak bersyarat itu terungkap dalam kehidupan yang terdiri atas penyangkalan diri yang mutlak dan pengabdian kepada Dia yang dikasihi Paulus. Kerja keras dan lelah, haus, penderitaan, kemiskinan dan bahaya maut, 1Kor 4:9-13; 2Kor 4:8 dst; 6:4-10; 11:23-27, tidak dipedulikan sama sekali mana kala Paulus menunaikan tugas yang dianggapnya sebagai tanggung jawabnya 1Kor 9:16 dst. Tidak ada sesuatupun dari semuanya itu yang mampu memisahkan Paulus dari kasih Allah dan Kristus, Rom 8:35-39. Sebaliknya, semuanya itu dianggapnya barang berharga oleh karena menyerupai dirinya dengan Gurunya yang bersengsara dan tersalib, 2Kor 4:10 dst; Flp 3:10 dst. Kesadaran akan panggilannya yang tunggal membuat Paulus memiliki gairah akan yang luhur-luhur dan besar-besar. Kalau ia merasa dirinya bertanggung jawab akan semua jemaat, 2Kor 11:28; bdk Kol 1:24, dan berkata bahwa bekerja lebih dari pada yang lain-lain, 1Kor 15:10; bdk 2Kor 11:5, dan mengajak kaum beriman untuk mencontohnya, 2Tes 3:7+, maka keterangan semacam itu bukanlah kesombongan, melainkan kebanggaan orang suci yang rendah hati. Sebab Paulus juga mengakui dirinya sebagai yang paling hina di antara sekalian orang Kudus, 1Kor 15:9; Ef 3:8, karena telah menganiaya jemaat Allah; karya-karya besar yang dilaksanakannya dianggap berasal dari Tuhan yang berkarya di dalam dirinya, 1Kor 15:10; 2Kor 4:7; Flp 4:13; Kol 1:29; Ef 3:7.
Semangat hatinya yang halus nampak dalam sikap Paulus terhadap kaum beriman. Ia mempercayai sungguh-sungguh orang-orang Filipo yang masuk Kristen, Flp 1:7 dst; 4:10-20; ia menaruh perasaan mendalam terhadap jemaat di Efesus, Kis 20:17-38; hatinya memanas, kalau orang-orang beriman di Galatia membiarkan dirinya dibujuk untuk meninggalkan kepercayaan sejati, Gal 1:6; 3:1-3, dan ia sedih terkejut karena ketidak-tetapan hati yang sombong pada orang-orang di Korintus, 2Kor 12:11-13:10. Untuk menetapkan yang lincah-lincah Paulus tahu bagaimana bersikap ironi, 1Kor 4:8; 2Kor 11:7; 12:13, dan bahkan melontarkan teguran tegas, Gal 3:1-3; 4:11; 1Kor 3:1-3; 5:1-2; 6:5; 11:17-22; 2Kor 11:3 dst. Tetapi selalu hanya demi kebaikan kaum beriman, 2Kor 7:8-13. Dan segera Paulus memperlunak tegurannya dengan kehalusan hati yang penuh kasih sampai mengharukan hati, 2Kor 11:1-2; 12:14 dst : Bukankah hanya Pauluslah bapa mereka, 1Kor 4:14 dst; 2Kor 6:13; bdk 1Tes 2:11; Flm 10, bahkan ibu mereka, 1Tes 2:7; Gal 4:19? Maka segera pulih kembali hubungan-hubungan baik seperti dahulu, Gal 4:12-20; 2Kor 7:11-13.
Sesungguhnya Paulus tidak mau pertama-tama menegur kaum beriman, tetapi para lawan yang berusaha membujuk dan menyesatkan mereka: orang-orang Yahudi yang di mana-mana melawan dan menghalangi Paulus, Kis 13:45, 50; 14:2, 19; 17:5, 13; 18:6; 19:9; 21:27, ataupun orang-orang Kristen ke-Yahudian yang ingin membebankan kuk hukum Taurat pada mereka yang oleh Paulus direbut bagi Kristus, Gal 1:7; 2:4; 6:12 dst. Terhadap golongan-golongan itu Paulus tidak kenal ampun, 1Tes 2:15 dst; Gal 5:12; Flp 3:2. Gairah mereka yang sombong dan "kedagingan" dihadapi Paulus dengan daya rohani sejati yang menyatakan diri melalui kepribadiannya yang lemah, 2Kor 10:1-12:2, dan dengan sikap jujurnya yang membuktikan Paulus tidak mencari keuntungan sendiri, Kis 18:3. Ada sementara orang yang berkata bahwa para lawan Paulus ialah para rasul di Yerusalem. Tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan. Terlebih-lebih lawan Paulus itu Yalah orang-orang Yahudi yang masuk Kristen dan ingin memaksakan adat-kebiasaan sendiri kepada orang-orang lain. Mereka menyalah-gunakan nama Petrus, 1Kor 1:12, dan Yakobus, Gal 2:12 untuk menurunkan kweibawaan Paulus. Sebaliknya, Paulus sendiri selalu menghormati wewenang para rasul sejati, Gal 1:18; 2:2, walaupun mempertahankan bahwa sebagai saksi Kristus setra dengan merek, Gal 1:11 dst; 1Kor 9:1; 15:8-11. Kalaupun terjadi bahwa sehubungan dengan perkara tertentu Paulus menentang Petrus, Gal 2:11-14, namun Paulus selalu menyatakan dirinya orang yang suka berdamai, Kis 21:18-26. Dengan seksama ia mengorganisasi pengumpulan dana untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem, Gal 2:10, karena ia beranggapan ini jaminan paling baik bagi persatuan antara orang-orang Kristen bekas kafir dengan Jemaat Induk di Yerusalem, 2Kor 8:14; 9:12-13; Rom 15:26 dst.
Paulus sebagai Pewarta Injil
Pewartaan Paulus pertama-tama kerigma rasuli, Kis 2:22+, Kerigma itu ialah: pemberitaan tentang Yesus yang telah disalibkan tapi dibangkitkan dari alam maut, sesuai dengan Kitab Suci, 1Kor 2:2; 5:3-4; Gal 3:1. Apa yang disebutkan Paulus sebagai "Injilku", Rom 2:16; 16:25, sesungguhnya bukanlah Injilnya sendiri, melainkan Injil yang umum dipercaya, Gal 1:6-9; 2:2; Kol 1:5-7, tetapi khususnya disesuaikan dengan dan diterapkan pada pertobatan orang-orang bukan Yahudi, Gal 1:16; 2:7-9, sehaluan dengan kebijaksanaan universalis yang sudah dimulai di Anthiokhia. Paulus setia pada tradisi rasuli yang ada kalanya dikutip olehnya, 1Kor 12:23-25; 15:3-7, dan selalu diandaikannya; sudah barang tentu tradisi rasuli itu sangat berjasa bagi Paulus. Meskipun kiranya tidak pernah melihat Yesus selama hidupNya di dunia ini, bdk 2Kor 5:16+, namun Paulus sangat mengenal ajaranNya, 1Tes 4:15; 1Kor 7:10 dst; Kis 20:35. Selebihnya ia juga seorang saksi langsung dan keyakinannya yang tak tergoncangkan itu berdasar sebuah pengalaman pribadi: sebab iapun "melihat" Kristus, mula-mula di dekat Damsyik, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8; dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 9:17; 22:14 dst; 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 1Kor 9:1; 15:8, dan selanjutnya masih beberapa kali juga, Kis 26:16; 22:17-21, Ia telah mengalami penglihatan- penglihatan dan pernyataan-pernyataan Tuhan, 2Kor 12:1-4. Maka apa yang diterimanya dari tradisi itu sungguh-sungguh dapat dianggapnya sebagai pemberitahuan langsung oleh Tuhan, Gal 1:12; 1Kor 12:23.
Ada kalanya orang berkata bahwa pengalaman-pengalaman mistik tersebut disebabkan oleh temperamen yang berlebih-lebihan dan sakit-sakitan. Tetapi dugaan itu tidak mempunyai dasar sedikitpun. Memanglah Paulus kena penyakit di Galatia, Gal 4:13- 15, tetapi penyakit itu kiranya tidak lain kecuali serangan malaria, sedangkan "duri dalam daging", 2Kor 12:7, boleh jadi permusuhan terus menerus dari pihak orang-orang Yahudi, kaum sebangsanya "secara jasmani", Rom 9:3. Paulus ternyata tidak mempunyai daya khayal yang berlebih-lebihan mengingat sedikit-sedikitnya gambaran lazim yang ia pakai: gelanggang pertandingan, 1Kor 9:24-27; Flp 3:12- 14; 2Tim 4:7 dst, laut, Ef 4:14, pertanian, 1Kor 3:6-8, dan bangunan, 1Kor 3:10- 17; Rom 15:20; Ef 2:20-22; kedua gambar terakhir suka digabungkan serta dicampur-adukkannya, 1Kor 3:9; Kol 2:7; Ef 3:17; bdk Kol 2:19; Ef 4:16. Paulus nampaknya lebih-lebih seorang intelektuil. Hati yang berapi-api bersatu-padu dengan akal jernih dan tidak segera puas; akal yang dengan teliti membentangkan kepercayaan Kristen sesuai dengan kebutuhan para pendengar. Berkat sifat Paulus itulah kita mendapat ulasan-ulasan yang mengagumkan sekitar kerigma dan yang bersesuaian dengan keadaan nyata. Sudah barang tentu jalan pikiran Paulus itu bukanlah jalan pikiran manusia dewasa ini. Ada kalanya Paulus mengemukakan dalil-dalilnya seperti para rabi mengemukakannya dan sesuai dengan metode penafsiran yang diterima Paulus dari lingkungan serta pendidikannya (misalnya: 3:16; 4:21-31). Tetapi bakat Paulus mendobrak warisan tradisionil yang terbatas itu. Dan melalui saluran-saluran yang bagi kita kurang lebih ketinggalan zaman Paulus mengalirkan suatu pengajaran yang mendalam.
Memanglah Paulus adalah seorang Yahudi, tetapi seorang Yahudi yang memiliki bagian kebudayaan Yunani cukup besar. Mungkin ini mulai diperolehnya semasa mudanya di Tarsus dan kemudian di perkaya karena Paulus sering berjumpa dengan dunia Yunani-Romawi. Pengaruh dari kebudayaan Yunani itu tercermin baik dalam jalan pikiran Paulus maupun dalam bahasa serta gaya bahasanya. Ada kalanya Paulus mengutip penulis-penulis Yunani, 1Kor 15:33; Tit 1:12; Kis 17:28, dan ia pasti mengenal filsafat populer yang berdasar atas mazhab Stoa; dari padanya ia meminjam gagasan-gagasan (misalnya: perginya jiwa yang terpisah dari badan ke dunia ilahi 2Kor 5:6-8; "pleroma" kosmis, Kol dan Ef) dan rumus-rumus tertentu (1Kor 5:6-8; Rom 11:36; Ef 4:6). Dari mazhab Stoa yang berhaluan sinis Paulus mengambil alih apa yang disebutkan sebagai "diatribe", yalah suatu metode argumentasi yang terdiri atas pertanyaan dan jawaban pendek, Rom 3:1-9, 27-31, dan dari situpun berasal ulasan-ulasannya, di mana kata demi kata beruntun, sebagaimana lazim dalam seni pidato. Mana kala menggunakan kalimat panjang dan padat, di mana anak-anak kalimat bergelombang-gelombang desak-mendesak, Ef 1:3- 14; Kol 1:9-20, maka Paulus masih juga dapat menemukan contoh-contohnya dalam kesusasteraan keagamaan di dunia Yunani. Biasanya Paulus memakai bahasa Yunani sebagai bahasa ibu yang kedua, Kis 21:40, dan dengan mahirnya, sehingga hanya sedikit semitisme terdapat. Bahasa Yunani yang dipakai ialah bahasa Yunani yang lazim di zamannya, yakni bahasa "koine", yang baik tanpa peniruan bahasa kuno. Paulus memang tidak suka akan kehalusan yang dibuat-buat seperti lazim dalam seni pidatoo insani, sebab kekuatannya untuk meyakinkan hanya mau diambilnya dari daya Firman kepercayaan yang didukung "tanda-tanda" yang dikerjakan Roh Kudus, 1Tes 1:5; 1Kor 2:4 dst; 2Kor 11:6; Rom 15:18. Bahkan terjadi pula bahwa pengungkapannya kurang tepat dan tidak diselesaikan, 1Kor 9:15. Acuan bahasa tidak mampu menampung pemikiran yang meluap-luap dan perasaan yang terlalu hebat. Dengan kekecualian yang jarang terjadi, bdk Flm 10, Paulus biasanya mendikte surat-suratnya, Rom 16:22, sebagaimana lazim di zaman dahulu dan hanya salam terakhir ditulisnya dengan tangan sendiri, 2Tes 3:17; Gal 6:11; 1Kor 16:21; Kol 4:18. Ada bagian-bagian dalam surat-suratnya yang memberi kesan bahwa masak-masak dipikirkan (misalnya: Kol 1:15-20), tetapi kebanyakan dituliskan sekali jadi dan secara spontan tanpa dikoreksi. Kendati kekurangan-kekurangan itu, bahkan mungkin karena kekurangan-kekurangannya, gaya bahasa cekatan itu berisi secara luar-biasa. Sudah barang tentu pemikiran yang begitu mendalam dan yang terungkap dengan bahasa yang menyala itu tidak mudah dibaca (2Ptr 3:16). Namun demikian pemikiran Paulus menyajikan beberapa nas yang daya keagamaannya dan bahkan gaya sastranya barangkali tidak ada tara bandingnya dalam sejarah kesusasteraan manusia.
Surat-surat yang diwariskan Paulus itu semuanya ditulis dengan alasan khusus. Ini tak pernah boleh dilupakan. Surat-surat itu bukan risalah ilmu ketuhanan, melainkan merupakan tanggapan terhadap keadaan tertentu. Surat-surat itu sungguh-sungguh surat yang sesuai dengan surat-menyurat yang lazim di zaman itu, Rom 1:1+. Namun demikian tulisan-tulisan Paulus bukan surat pribadi belaka dan bukan pula "surat" yang hanya nampaknya surat saja, sedangkan pada kenyataannya adalah karya sastra. Surat-surat Paulus berupa uraian-uraian yang ditujukan kepada pembaca-pembaca tertentu dan melalui mereka kepada semua kaum beriman. Maka dalam surat-surat itu jangan dicari kupasan-kupasan teratur dan lengkap yang mengungkapkan seluruh pemikiran Paulus. Di belakang tulisan-tulisan itu tetap membayang perkataan yang secara lisan dibawakan dan surat-surat itu seolah-olah memberi komentar atas beberapa pokok khusus. Namun demikian, nilai surat-surat Paulus tidak teratasi, apa lagi karena isi serta perbedaan- perbedaannya memungkinkan orang menemukan apa yang pokok dalam pewartaan Paulus. Tidak peduli mengapa ia menulis atau kepada siapa ia menulis, karya Paulus berdasarkan ajaran yang pada pokoknya sama. Ajaran itu berpusatkan Kristus yang wafat dan dibangkitkan. Hanya ajaran pokok itu disesuaikan, berkembang dan menjadi semakin berisi selama kehidupan Paulus yang menjadi segala-gala untuk semua orang, 1Kor 9:19-22. Ada sementara penafsir yang mengatakan bahwa Paulus sesungguhnya seorang "peramu" yang sesuai dengan keperluan memungut pandangan- pandangan yang berlain-lainan dan ada kalanya bertentangan satu sama lain; Paulus sendiri tidak menilai pandangan-pandangan itu seolah-olah mutlak tepat dan benar; ia hanya menggunakannya saja untuk menarik hati orang kepada Kristus. Langsung bertentangan dengan pendapat dengan pendapat tersebut ada orang yang berkata tentang "kekakuan" Paulus. Menurut pendapat ini maka pemikiran Paulus sejak awal mula ditetapkan dan selanjutnya tidak mengalami perkembangan lagi. Semua sudah tetap dan selesai akibat pengalaman Paulus waktu bertobat. Kebenaran terletak di tengah kedua ujung itu : teologi Paulus memang berkembang menurut suatu garis bersinambung, tetapi sungguh ada perkembangan di bawah dorongan Roh Kudus yang membimbing karya kerasulan Paulus. Dan perkembangan benar tapi lurus akhirnya sampai kepada kepenuhan sebagaimana memuncak dalam surat-surat itu sesuai dengan urutannya dalam waktu, orang dapat mengenali tahap-tahap perkembangan pemikiran Paulus. Memanglah urutan dalam waktu itu bukanlah urutan surat-surat Paulus dalam daftar kitab-kitab Perjanjian Baru. Dalam daftar itu surat-surat itu dideretkan sesuai dengan panjangnya.
1 dan 2 Tes; th. 50-51
Surat-surat Paulus yang pertama ditujukan kepada jemaat Kristen di kota Tesalonika. Di musim panah th. 50 Paulus mewartakan Injil di kota itu waktu perjalanannya yang kedua, Kis 17:1-10. Terpaksa oleh permusuhan dari pihak orang-orang Yahudi Paulus pergi ke Berea dam daro sana ke Atena dan Korintus. Di kota terakhir inilah kiranya 1Tes ditulis selama musim dingin th 50-51. Silas dan Timotius menemani Paulus di Korintus. Timotius untuk kedua kalinya pergi ke Tesalonika dan dari situ membawa berita-berita yang menggembirakan. Ini menyebabkan peluapan hati yang terungkap dalam 1Tes 1-3. Kemudian menyusullah dalam surat ini serentetan anjuran praktis, 1Tes 4:1-12; 5:12-28. Di antara kedua bagian itu disisipkan suatu jawaban atas soal tentang nasib orang-orang yang sudah meninggal dan Parusia Kristus, 1Tes 4:13-5:11. Surat 2Tes kiranya ditulis di kota Korintus juga beberapa bulan kemudian. Surat ini berisikan beberapa petunjuk praktis, 1; 2:13-3:15, dan sebuah instruksi lagi mengenai kapan Parusia akan terjadi dan mengenai "tanda-tanda" yang mesti mendahului kedatangan Tuhan, 2:1-12.
Ditinjau dari segi sastra maka antara 2Tes dan 1Tes ada kesamaan yang menyolok, sehingga ada sejumlah ahli yang menganggap 2Tes sebagai pemalsuan oleh seseorang yang mencuri gagasan-gagasan Paulus sementara juga meniru gaya bahasanya. Tetapi sukar sekali melihat mengapa seseorang membuat pemalsuan itu. Keterangan lain lebih sederhana dan lebih masuk akal, yaitu: Paulus sendirilah yang ingin lebih jauh menjelaskan dan meluruskan pengajarannya mengenai akhir zaman, lalu menulis surat ini dnegan mengulangi beberapa keterangan dari surat pertama. Memanglah kedua tulisan itu tidak bertentangan satu sama lain, tetapi malahan saling melengkapi. Dan tradisi Gereja dahulu juga jelas mengatakan bahwa kedua surat itu ditulis oleh Paulus.
Kedua surat ini tidak hanya penting oleh karen sudah memperkenalkan pangkal beberapa pikiran Paulus yang dalam surat-surat lain diperkembangkan, tetapi terutama karena ajarannya mengenai Parusia. Ternyatalah bahwa dalam tahap permulaan karya kerasulanNya pemikiran Sang Rasul berpusatkan kebangkitan Kristus dan kedatanganNya yang mulia yang membawa keselematan bagi mereka yang percaya kepadaNya, biar sudah mati sekalipun, 1Tes 4:13-18. Kedatangan Kristus yang mulia itu dilukiskan Paulus sesuai dengan apa yang lazim dalam sastra apokaliptik Yahudi dan dalam agama Kristen purba (bdk wejangan Yesus tentang akhir zaman yang termuat dalam injil-injil sinoptik, khususnya dalam injil Mat). Sama seperti Yesus demikianpun Paulus ada kalanya menekankan dekatnya kedatangan Tuhan yang tidak mungkin diketahui kapannya dan yang menuntut bahwa orang bersiap-siaga, 1Tes 5:1-11, sehingga memberikan kesan bahwa ia sendiri serta sidang pembacanya akan mengalaminya selama masih hidup, 1Tes 4:17; tetapi ada kalanya iapun mencoba meredakan rasa cemas kaum beriman yang digelisahkan oleh pandangan semacam itu. Maka ia mengingatkan mereka bahwa Hari Tuhan belum juga tiba dan mesti didahului beberapa tanda tertentu, 2Tes 2:1-12. Bagaimana ujud tanda-tanda itu bagi kita maupun bagi para pembaca dahulu tidak jelas. Rupanya Paulus memikirkan Si Antikrist sebagai seorang pribadi yang baru akan tampil pada akhir zaman. Ungkapan "apa yang menahan dia", 2Tes 2:6, menurut sementara ahli mengenai kerajaan Romawi dan menurut sementara ahli lain pewartaan Injil, sehingga maksud keterangan itu tetap kabur juga.
1 dan 2 Kor; th. 57
Selama delapan belas bulan lebih, Kis 18:1-16, mewartakan Injil di Korintus, dari akhir th. 50 sampai pertengahan th. 52, Paulus menulis kedua suratnya kepada jemaat di Tesalonika. Sesuai dengan kebijaksanaannya yang lazim, ialah menanamkan kepercayaan Kristen di pusat-pusat besar, Paulus ingin menanamkan kepercayaan kepada Kristus di kota pelabuhan ternama yang banyak penduduknya itu juga. Dari situ kepercayaan itu dapat merambat ke seluruh Akhaia, 2Kor 1:1; 9:2. Pada kenyataannya ia berhasil mendirikan sebuah jemaat kuat di sana, terutama di kalangan masyarakat rendahan, 1Kor 1:26-28. Tetapi kota besar itu adalah sebuah sarang kebudayaan Yunani, di mana berhadap-hadapan macam-macam aliran filsafah dan agama, sedangkan kebejatan susila memberinya nama yang buruk. Perjumpaan agama Kristen dengan pusat kekafiran itu tidak dapat tidak menimbulkan banyak persoalan bagi mereka yang baru masuk Kristen. Dalam kedua surat yang dituliskannya kepada jemaat itu, Paulus berusaha memecahkan soal-soal itu.
Bagaimana kedua surat itu lahir sudah cukup jelas, kendati keraguan yang masih ada mengenai beberapa hal kecil. Sebelum surat pertama yang tercantum dalam Kitab Suci telah ada surat yang mendahului, 1Kor 5:9-13. Tetapi surat, yang waktunya ditulis tidak diketahui ini tidak tersimpan. Kemudian, menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (th. 54-57) dalam menjelang akhir dua setengah tahun tinggal di Efesus (54-57) dalam perjalanannya yang ketiga, Kis 19:1-20, datanglah dari Korintus suatu utusan yang menyodorkan beberapa masalah, 1Kor 16:17, dan di samping itu Paulus menerima berita mengenai jemaat di Korintus melalui Apolos, Kis 18:27 dst; 1Kor 16:12, dan beberapa orang dari keluarga Khloe, 1Kor 1:11. Maka Paulus merasa terdorong menulis sepucuk surat lagi, yakni surat 1Kor kita. Ia ditulis sekitar Paskah th. 57 (1Kor 5:7 dst; 16:5-9 dibandingkan dengan Kis 19:21). Selang beberapa waktu muncullah di Korintus semacam krisis dan terpaksa Paulus mengunjungi jemaat sebentar dan kunjungan itu tidak menyenangkan, 2Kor 1:23-2:1; 12:14; 13:1-2. Selama kunjungan itu Paulus berjanji tidak lama lagi akan kembali untuk beberapa lamanya, 2Kor 1:15-16. Tetapi terjadi sesuatu dan rupanya kewibawaan Paulus dalam diri seorang utusannya dirongrong, 2Kor 5:10; 7:12. Maka sebagai pengganti kunjungan yang dijanjikan dahulu itu Paulus mengirim sepucuk surat tajam yang ditulisnya dengan mencucurkan "banyak air mata", 2Kor 2:3 dst, 9. Surat ini membawa hasil yang menyenangkan, 2Kor 7:8-13. Kabar gembira tentang hasil itu diterimanya dari Titus, 2Kor 2:12 dst; 7:5-16 di Makedonia, setelah Paulus terpaksa meninggalkan Efesus akibat krisis hebat di sana, yang tidak kita ketahui ujudnya, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10; Kis 19:23-40. Maka menjelang akhir th. 57 ia menulis 2Kor. Kemudian ia mengadakan perjalanan kiranya melalui Korintus, Kis 20:1 dst; bdk 2Kor 9:5; 12:14; 13:1, 10, menuju Yerusalem, tempat ia ditahan dan dipenjarakan.
Ada yang berpendapat bahwa 2Kor 6:14-7:1 merupakan kepingan dari surat pertama yang hilang itu, dan 2Kor 10-13 bagian dari surat yang ditulis dengan "mencucurkan banyak air mata". Hanya sukar dibuktikan meskipun mesti diakui bahwa bagian-bagian tersebut kurang cocok dengan konteksnya sekarang, 2Kor sesungguhnya melanjutkan 6:13, sementara kesan bahwa 6:14-7:1 berupa sisipan dikuatkan oleh kesamaan menyolok antara bagian ini dengan naskah-naskah kaum Eseni yang ditemukan di Qumran. Dan juga nada keras dalam 2Kor 10-13 kurang sesuai dengan nada ramah yang meresap ke dalam sembilan bab dahulu. Akhirnya 9:1 mengherankan sedikit sesudah apa yang dikatakan dalam bab 8, sehingga orang menduga bahwa aslinya adalah dua surat kecil tersendiri mengenai pengumpulan dana. Dengan demikian tidak dikatakan bahwa bagian-bagian itu tidak berasal dari Paulus. Tetapi sangat mungkin bahwa bagian-bagian tersebut ada macam-macam asal- asulnya. Baru kemudian kiranya dikumpulkan, yakni waktu kumpulan tulisan-tulisan Paulus dibuat.
Surat-surat kepada jemaat di Korintus itu dengan bagus dan tepat menyoroti watak dan semangat Paulus, tetapi juga menyajikan suatu ajaran yang penting sekali. Di dalamnya ditemukan, khususnya dalam 1Kor, informasi dan keputusan-keputusan mengenai beberapa soal yang membingungkan jemaat Kristen purba dan tentang cara hidup jemaat itu, baik sehubungan dengan keadaan umat sendiri, seperti kemurnian akhlak. 1Kor 5:1-13; 6:12-20, perkawinan dan hidup wadat, 7:1-40, pertemuan keagamaan dan perayaan Ekaristi, 11-12, penggunaan karunia-karunia Roh Kudus (kharismata, 12:1-14:40, maupun sehubungan dengan relasi jemaat dengan dunia luar, seperti naik banding ke pengadilan negeri, 6:1-11, dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, 8-10. Kesemuanya itu hanya berupa pemecahan soal suara hati atau pengaturan ibadat, kalau bakat Paulus tidak merobahnya menjadi kesempatan baik untuk mengemukakan pandangan mendalam mengenai kebebasan hidup Kristen, pengudusan tubuh, keunggulan kasih dan persatuan dengan Kristus. Sewaktu terpaksa membala jabatannya sebagai rasul sejati, 2Kor 10:1-13:14, Paulus mengemukakan pikiran-pikiran unggul mengenai karya kerasulan pada umumnya, 2 Kor 8-9, disinari cahaya persatuan antar-jemaat yang diidam-idamkan. Seluruh ulasan mengenai kebangkitan badan, 1Kor 15, berlatar-belakang eskatologi yang menjadi landasannya. Hanya penggambaran apokaliptis seperti terdapat dalam 1Tes dan 2Tes diganti dengan pembahasan yang lebih rasionil, yang dapat membenarkan harapan yang sukar dicernakan orang-orang Yunani itu. Penyesuaian Injil dengan dunia baru yang dimasukinya itu terutama ternyata dalam cara Paulus mempertentangkan kebodohan Salib dengan hikmat Yunani. Kepada orang-orang Korintus yang terpecah- belah menjadi kelompok yang masing-masing membanggakan gurunya serta bakat- bakatnya, Paulus mengingatkan bahwa hanya ada satu Guru saja, ialah Kristus, dan hanya satu Kabar Gembira yaitu: hanya Salib saja yang menyelamatkan; dan itulah hikmat sejati, 1Kor 1:10-4:13. Dengan jalan itu maka terpaksa oleh keadaan dan tanpa meniadakan pandangan akhir zaman, Paulus sampai menekankan hidup Kristen sekarang yang merupakan persekutuan dengan Kristus yang terwujud oleh pengetahuan sejati ialah kepercayaan. Nanti sebagai akibat krisis di Galatia dan sehubungan dengan agama Yahudi Paulus masih lebih memperdalam hidup Kristen sekarang itu.
Gal dan Rom; th 57-58
Adapun surat kepada jemaat-jemaat di Galatia dan surat kepada jemaat di Roma perlu dibicarakan bersama-sama, sebab keduanya mengupas persoalan yang sama. Surat kepada jemaat-jemaat di Galatia berupa tanggapan langsung terhadap keadaan tertentu, sedangkan surat kepada jemaat di Roma berupa sebuah risalah lebih lengkap yang dengan tenang dikarang dan mengatur gagasan-gagasan yang ditimbulkan oleh pertikaian di Galatia itu. Hubungan erat kedua surat itu adalah argumen paling kuat melawan pendapat sementara ahli yang mengemukakan bahwa surat kepada jemaat-jemaat di Galatia itu ditulis pada permulaan karya Paulus, bahkan sebelum konsili Yerusalem dalam th. 49. Menurut pendapat tersebut kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem, yang diceritakan dalam Gal 2:1-10, adalah sama dengan kunjungan kedua yang disebut dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang di dalam Kis 11:30 dan 12:25; tetapi berbeda dengan kunjungan ketiga yang dikisahkan Kis 15:2-30 (ini memang cukup berbeda dengan cerita Paulus dalam Gal). Selebihnya rupanya Paulus tidak tahu- menahu tentang keputusan Konsili Yerusalem (Kis 15:20, 29; bdk Gal 2:6), sehingga suratnya kepada jemaat-jemaat di Galatia harus sudah ditulis sebelum Konsili Yerusalem. Untuk menyetujui pendapat itu cukuplah diandaikan bahwa "orang-orang Galatia" itu tidak lain kecuali orang-orang Likaonia dan Pisidia, yang kepadanya Injil diwartakan oleh Paulus sewaktu perjalanannya yang pertama. Pergi-pulangnya Paulus dapat juga menerangkan kedua kunjungan yang kiranya diandaikan dalam Gal 4:13. Namun demikian itu kurang berdasar. Meskipun benar bahwa sejak th. 36-25 seb. Mas. daerah Likaonia dan Pisidia dalam administrasi negara tergabung dengan daerah Galatia, namun dalam bahasa sehari-hari selama abad I Mas. daerah Galatia yang sebenarnya terus disebut demikian. Daerah Galatia terletak lebih ke utara. Khususnya sukar diterima bahwa penduduk Likaonia dan Pisidia dikatakan "orang-orang Galatia", Gal 3:1. Kecuali itu pengandaian yang sukar diterima itu tidak perlu sama sekali. Kunjungan kedua yang disebut dalam Gal 2:1-10, lebih mudah dapat disamkan dengan kunjungan ketiga yang diceritakan dalam Kis 15 (memanglah ada kesamaan yang menyolok juga) dari pada dengan yang kedua, Kis 11:30; 12:25. Kunjungan yang kedua itu nampaknya begitu kurang penting, sehingga didiamkan oleh Paulus dalam argumentasinya (Gal). Dan bahkan boleh jadi bahwa sama sekali tidak ada kunjungan kedua dalam Kis. oleh karena Lukas barangkali menggarap dua sumber berbeda-beda mengenai peristiwa yang sama (bdk Kis, Pengantar dan Kis 11:30+). Maka surat kepada jemaat-jemaat di Galatia ditulis sesudah Konsili Yerusalem. Memang Paulus tidak berkata-kata tentang keputusan yang diambil Konsili itu, tetapi boleh jadi keputusan itu sesungguhnya diambil kemudian dari itu (bdk Kis 15:1+). Kalau demikian maka mudah juga dipahami sikap Petrus yang ditegur oleh Paulus menurut Gal 2:11-14. Maka orang-orang yang dialamati surat itu benar- benar penduduk daerah "Galatia" yang ditempuh Paulus dalam perjalanannya yang kedua dan yang ketiga, Kis 16:6; 18:23. Boleh jadi surat itu ditulis di kota Efesus, atau barangkali di Makedonia sekitar th. 57.
Tidak lama berselang menyusullah surat kepada jemaat di Roma. Paulus sedang berada di Korintus (musim dingin th. 57/58) dan mempersiapkan diri untuk pergi ke Yerusalem. Dari sana ia mau singgah di Roma dalam perjalanan ke Spanyol, Rom 15:22-32; bdk 1Kor 16:3-6; Kis 19:21; 20:3. Paulus tidak mendirikan jemaat di Roma dan informasi-informasi yang diperolehnya tentang jemaat itu, boleh jadi mulai orang seperti Akwila, Kis 18:2 tidak lengkap tetapi separuh-separuh saja. Dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam surat itu hanya dapat disimpulkan bahwa jemaat itu terdiri dari orang-orang bekas Yahudi dan bekas kafir dan kedua golongan itu condong saling meremehkan. Karena demikian keadaan jemaat di Roma maka Paulus menganggap baik mempersiapkan kunjungannya dengan mengirimkan sepucuk surat melalui diakones Febe, Rom 16:1. Di dalamnya ia mengemukakan pendapatnya bagaimana mesti dipecahkan masalah hubungan antara agama Yahudi dan agama Kristen; pikirannya di bidang itu menjadi masak akibat krisis di Galatia. Dengan maksud tersebut Paulus mengatur dan memungut secara saksama dan dengan halus gagasan-gagasan yang sudah terungkap dalam Gal. Surat Gal ini berupa luapan hati, di mana pembelaan diri, 1:11-2:21, disusul sebuah pembuktian berupa ajaran, 3:1-4:31 dan peringatan-peringatan keras, 5:1 6:18. Sebaliknya, Rom berupa sebuah ulasan teratur, di mana bagian-bagiannya susul- menyusul secara tertib dengan berpedoman beberapa pokok yang terlebih dahulu diperkenalkan, lalu diuraikan.
Sama seperti halnya dengan surat-surat kepada jemaat di Korintus, demikianpun tidak ada seorangpun yang sungguh-sungguh meragukan bahwa Rom ditulis oleh Paulus. Paling-paling orang menanyakan apakah bab 15 dan 16 barangkali kemudian ditambahkan. Terutama bab 16 yang berisikan banyak salam kepada macam-macam orang barangkali aslinya sebuah surat kecil kepada jemaat di Efesus. Tetapi bab 15 tidak dapat dipisahkan dari surat Rom itu, meskipun beberapa naskah menaruh Rom 16:25-27 pada akhri bab 14 sebagai kata penutup. Ada sejumlah ahli yang mempertahankan bahwa juga bab 16 karangan Paulus yang asli. Mereka mencatat bahwa Paulus dapat berkenan dengan banyak saudara dari Roma yang dahulu diusir oleh Kaisar Klaudius, lalu kembali ke Roma. Dan bagi Sang Rasul memang penting menggaris bawahi hubungan dengan jemaat yang belum mengenal Paulus itu. Adapun doksologi dalam 16:25-27 memang mempunyai ciri-ciri khas dalam gaya bahasanya. Tetapi ini tidak cukup untuk menolak keasliannya, walaupun barangkali ditulis kemudian dari Rom.
Sedangkan surat-surat kepada jemaat di Korintus memperlawankan Kristus sebagai Hikmat Allah dengan hikmat dunia yang sia-sia, maka surat-surat kepada jemaat- jemaat di Galatia dan Roma mempertentangkan Kristus sebagai Pembenaran dari Allah dengan pembenaran yang oleh manusia dikirakan dapat diperoleh dengan usahanya sendiri. Di Korintus semangat Yunanilah yang membahayakan pendirian tepat karena terlalu membanggakan akal-budi manusia sendiri. Di Galatia orang- orang ke-Yahudian datang mengatakan bahwa kaum beriman harus bersunat dan menaklukkan diri kepada hukum Taurat, kalau mau diselamatkan. Paulus sekuat tenaga melawan propaganda dan ajaran itu oleh karena berarti mundur selangkah dan menyia-nyiakan karya Kristus, Gal 5:4. Dengan tidak menyangkal nilai tata penyelamatan lama Paulus menentukan batasnya, oleh karena hanya tahap sementara dalam seluruh rencana penyelamatan Allah. Gal 3:23-25. Hukum Musa pada dirinya baik dan suci, Rom 7:12, dan sungguh-sungguh menyatakan kehendak Allah. Tetapi hukum Taurat tidak memberi manusia daya batiniah untuk menepatinya; dengan jalan itu hukum Taurat tidak hanya membuat manusia menjadi sadar akan dosanya dan kebutuhannya akan pertolongan dari Pihak Allah, Gal 3:19-22; Rom 3:20; 7:7-13. Adapun pertolongan yang berupa karunia belaka itu dahulu dijanjikan kepada Abraham sebelum hukum Taurat diberikan, Gal 3:16-18; Rom 4, dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus : kematian dan kebangkitanNya sudah menghancurkan kemanusiaan lama yang diracuni dosa Adam dan menciptakan kemanusiaan baru Yesus yang menjadi prototipnya, Rom 5:12-21. Setelah bergabung dengan Kristus melalui kepercayaan dan dijiwai oleh Roh Kudus, maka manusia selanjutnya dengan cuma-cuma menerima pembenaran sejati dan dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah, Rom 8:1-4. Memanglah kepercayaan manusia harus menjadi nyata dalam pekerjaan, tetapi pekerjaan yang dilaksanakan berkat daya Roh Kudus, Gal 5:22-25; Rom 8:5-13, itu bukan lagi pekerjaan hukum Taurat yang padanya orang-orang Yahudi dengan angkuhnya menaruh kepercayaannya. Pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan oleh semua yang percaya kepada Kristus, meski datang dari kekafiran sekalipun, Gal 3:6-9, 14; Rom 4:11. Maka tata penyelamatan Musa yang bernilai sebagai persiapan sekarang sudah ketinggalan zaman. Orang-orang Yahudi yang mau terus berpegang padanya sesungguhnya menempatkan diri di luar keselamatan yang sebenarnya. Allah mengizinkan mereka menjadi "buta", supaya kaum kafir dapat memperoleh keselamatan. Namun demikian orang-orang Yahudi tidak untuk selama- lamanya kehilangan kepilihannya dahulu, sebab Allah memang setia; ada sementara orang-orang Yahudi, yaitu "sisa kecil" yang dinubuatkan para nabi, sudah sampai percaya: dan nanti yang lain-lainpun akan bertobat, Rom 9-11. Sementara itu semua itu kaum beriman, entah orang-orang Yahudi entah bukan Yahudi, harus menjadi satu karena kasih dan saling menolong, Rom 12:1-15:13. Demikianlah pandangan luas yang sudah dirintis dalam Gal dan dikembangkan dalam Rom. Dan berkat pandangan itulah maka kita mempunyai ulasan yang mengagumkan tentang masa lampau umat manusia yang berdosa, Rom 1:18-3:20, dan tentang pergumulan yang berlangsung dalam diri setiap orang, Rom 7:14-25; tentang keselamatan yang dengan cuma-cuma dikaruniakan, Rom 3:24 dll, daya yang terkandung dalam kematian dan kebangkitan Kristus, Rom 4:24 dst; 5:6-11, yang didalamnya orang turut serta oleh karena iman dan baptisan, Gal 3:26 dst; Rom 6:3-11; penguraian mengenai panggilan bangsa manusia menjadi anak-anak Allah, Gal 4:1-7; Rom 8:14-17, mengenai kasih Allah yang berhikmat, yang adil dan setia dalam menyelenggarakan rencana penyelamatanNya yang terlaksana tahap demi tahap, Rom 3:21-26; 8:31-39. Pandangan akhir zaman tetap tinggal; sebab kita memang diselamatkan dalam pengharapan, Rom 5:1-11; 8:24. Tetapi sama seperti dalam surat-surat kepada jemaat di Korintus, tekanan terletak pada keselamatan yang sudah dimulai sekarang; Roh yang dijanjikan sudah dimiliki sebagai "karunia-sulung, Rom 8:23, sekarang orang-orang Kristen sudah siap hidup dalam Kristus, Rom 6:11, dan Kristus hidup di dalam mereka Gal 2:20.
Dengan demikian maka surat kepada jemaat di Roma menyajikan sebuah sintesa pemikiran teologis Paulus yang mengesankan, sebuah sintesa yang ada di antara yang sangat bagus. Namun demikian sintesa itu bukanlah sintesa sempurna dan lengkap dan bukan pula seluruh ajaran Paulus. Pertikaian yang dilancarkan oleh Luther mengakibatkan bahwa surat Rom ini terlaly diutamakan, hal mana sungguh merugikan, kalau surat-surat lain lain tidak diikut-sertakan sebagai pelengkap, sehingga surat Rom ditempatkan dalam sebuah sintesa yang lebih luas.
Filipi; th. 56-57
Kota Filipi adalah sebuah kota penting di Makedonia dan didiami oleh orang-orang Roma yang merantau. Dalam perjalanannya yang kedua dalam th. 50 Paulus mewartakan Injil di situ, Kis 16:12-40. Selama perjalanannya yang ketiga, Paulus masih dua kali singgah di kota Filipi, yaitu di musim rontok th. 57, Kis 20:1-2, dan sekitar Paskah th. 58, Kis 20:3-6. Kaum beriman yang oleh Paulus direbut bagi Kristus di Filipi menyatakan kasih yang mengharukan hati kepada Rasul mereka dengan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika, Flp 4:16, dan kemudian di Korintus 2Kor 11:9. Dengan menulis surat ini kepada jemaat itu Paulus justru bermaksud mengucapkan terima kasih karena bantuan yang diterimanya melalui Epafroditus, utusan jemaat di Filipi, yang membawa sumbangan yang baru, Fil 4:10-20, Paulus yang pada umumnya takut-takut kalau memberi kesan seolah- olah mencari untungnya sendiri, Kis 8:3, dengan rela hati menyambut bantuan dari jemaat Filipi. Dengan jalan itu ia menyatakan menaruh kepercayaan luar biasa kepada jemaat itu.
Waktu menulis surat itu Paulus sedang dalam tahanan, Flp 1:7, 12-17. Lama sekali orang beranggapan bahwa ini penahanan pertama di Roma. Tetapi hubungan yang begitu mudah dan demikian kerap kelihatannya, 2:25-30, antara jemaat Filipi dan Paulus sedang Paulus ditemani Epafroditus, mengherankan, seandainya Paulus sungguh di Roma yang terlalu jauh letaknya. Seandainya Paulus berada di Roma (atau di Kaisarea di Palestina, tempat ia juga pernah ditahan sebagaimana diketahui), maka sukar dipahami bahwa bantuan berupa uang yang dikirim jemaat di Filipi melalui Epafroditus itu merupakan kesempatan pertama yang mereka peroleh untuk menolong Sang Rasul setelah mengamalkan kasihnya waktu perjalanan Paulus yang kedua, 4:10, 16. Sebab memanglah Paulus masih singgah dua kali pada mereka dalam perjalanannya yang ketiga. Hanya lebih mudah dimengerti, kalau Paulus menulis surat itu sebelum kedua kunjungan tersebut. Kiranya Paulus berada di Efesus selama th. 56/57 sementara mengharapkan dapat pergi ke Makedonia sesudah dilepaskan (bdk Flp 1:26; 2:19-24 dan Kis 19:21 dst; 20:1; 1Kor 16:5). Kenyataan bahwa Paulus berkata tentang "Pretorium" (terj.: istana) dalam Flp 1:13 dan tentang "rumah/keluarga Kaisar" (terj.: istana Kaisar) dalam 4:22, tidak perlu menjadi kesulitan. Sebab di kota-kota besar, khususnya di Efesus, ada pasukan pengawal pribadi, sama seperti di Roma sendiri yang mengawal wali negeri. Memanglah kita tahu apa-apa tentang penahanan Paulus di Efesus. Tetapi inipun tak perlu menjadi kesulitan yang tak teratasi. Sebab Lukas hanya menceritakan sedikit saja tentang ketiga tahun Paulus tinggal di kota itu, sedangkan Palus sendiri menyiratkan bahwa di sana menghadapi kesulitan berat, 1Kor 15:32; 2Kor 1:8-10.
Kalau hipotesa tersebut diterima maka Flp perlu dipisahkan dari Kol, Ef, dan Flm dan didekatkan pada "surat-surat besar", khususnya pada 1Kor. Kedua surat ini tidak bertentangan satu sama lai, tetapi sebaliknya sangat berdekatan baik dari segi sastra maupun dari segi ajaran. Hanya Flp kurang berupa ajaran. Ini lebih- lebih berupa peluapan hati, tukar berita dan peringatan terhadap "pekerja- pekerja jahat", yang di mana-mana merongrong karya Sang Rasul, sehingga boleh jadi juga menyerang jemaat terkasih di Filipi; terutama Flp berupa seruan supaya kaum beriman bersatu dalam kerendahan hati. Seruan itulah yang bagi kita menghasilkan 2:6-11 mengenai perendahan Kristus. Boleh jadi madah yang mengharukan hati itu dikutip oleh Paulus atau merupakan ciptaan Paulus sendiri. Tetapi bagaimanapun juga lagu itu memberikan kesaksian yang berharga mengenai kepercayaan umat Kristen pruba akan kepra-adaan ilahi Yesus.
Tidak ada orang yang meragukan bahwa Flp benar-benar dikarang oleh Paulus. Hanya dapat dipersoalkan apakah surat itu barangkali penggabungan beberapa surat kecil yang aslinya tersendiri. Tetapi ini berupa dugaan belaka.
Ef, Kol, Flm; th. 61-63.
Surat kepada jemaat di Efesus, kepada jemaat di Kolose dan kepada Filemon ternyata sebuah kelompok tersendiri. Ketiga karangan itu sangat erat hubungannya; baik Kol 4:9 maupun Flm 12 berkata tentang Onesimus yang mau dikirim Paulus; Tikhikus disebut dalam Kol 4:7 dst dan dalam Ef 6:21 dst; teman- teman Paulus yang sama tampil dalam Kol 4:10-14 dan dalam Flm 23-24; ditinjau dari segi sastra dan dari segi ajaran ada banyak kesamaan antara Ef dan Kol; Paulus masih dipenjara, Flm 1:9 dst; 13, 23; Kol 4:3, 10, 18; Ef 3:1; 4:1; 6:20, dan tentu saja di Roma (antara th. 61 dan 63), dan bukan di Kaisarea atau di Efesus. Kalau di Kaisarea sukar menerangkan bahwa Markus dan Onesimus ada pada Paulus, sedangkan tentang kehadiran Lukas di Efesus bersama Paulus tidak ada berita apapun. Kecuali itu perbedaan gaya bahasa dan kemajuan dalam ajaran mengandaikan jangka waktu cukup lama antara "surat-surat besar" (Kor, Gal, Rom) dan Ef serta Kol. Dalam jangka waktu itu timbullah sebuah krisis. Dari Kolose, di mana Paulus sendiri tidak mewartakan Injil, 1:4; 2:1, datanglah wakilnya Epafras, 1:7, membawa berita yang mengkhawatirkan, Paulus menjadi prihatin dan segera menanggapi berita itu dengan sepucuk surat kepada jemaat di Kolose; surat itu dibawa ke sana oleh Tikhikus. Tetapi reaksinya terhadap bahaya yang baru itu memperdalam pikiran Sang Rasul. Sama seperti Rom dipakai untuk mengatur pikiran- pikiran yang tercetus dalam Gal, demikianpun sekarang Paulus menulis sepucuk surat lain lagi, di sana ia menyusun ajarannya dengan berpedoman sebuah titik pandangan yang dipaksakan kepadanya oleh pertikaian di Kolose. Sintesa yang mengagumkan itu tidak lain kecuali "surat kepada jemaat di Efesus". Hanya judul semacam itu (yang dalam surat sendiri tidak pasti juga, bdk Ef 1:1+) dapat menipu. Paulus sesungguhnya tidak menulis kepada orang-orang Efesus, tempat ia tinggal selama tiga tahun, melainkan kepada kaum berimann pada umumnya, bdk Ef 1:15; 3:2-4, khususnya kepada jemaat-jemaat di lembah-lembah pegunungan Lisia tempat surat itu diedarkan, Kol 4:16.
Sementara ahli pernah menolak keaslian kedua surat tersebut. Tetapi Kol dewasa ini lebih umum diterima sebagai karangan Paulus dan pendapat itu memang cukup berdasar. Gagasan-gagasan utama Paulus terdapat dalam Kol, dan kalau ada juga pikiran-pikiran baru maka halnya mudah dijelaskan dengan menunjuk kepada keadaan baru yang harus dihadapi Paulus. Hal yang sama dapat dikatakan tentang Ef juga, tetapi surat ini tetap sangat diragukan keasliannya. Namun demikian karena surat itu ternyata hasil seorang pemikir yang berbakat maka sukar diterima bahwa dikarang oleh seorang murid Paulus. Sudah barang tentu gaya bahasa Kol dan Ef yang bertutur panjang, ada kalanya berlebih-lebihan, itu berbeda sekali dengan pemikiran pendek, padat dan tegang seperti terdapat dalam surat yang dahulu. Tetapi hal itu cukup dapat diterangkan juga, oleh karena Paulus kini mengamati ufuk baru yang jauh lebih luas. Selebihnya Paulus menggunakan macam-macam gaya bahasa dan dalam 2Kor 9:8-14 atau Rom 3:23-26 dll sudah terdapat contoh-contoh gaya bahasa kontemplatip dan lebih kurang liturgis yang sepenuh-penuhnya berkembang dalam Kol dan Ef. Satu-satunya kesulitan yang sesungguhnya berasal dari kenyataan bahwa beberapa bagian dari Ef lebih kurang secara harafiah dan ada kalanya secara salah memungut pengungkapan-pengungkapan dari Kol. Hanya Paulus tidak pernah menulis surat-suratnya dengan tangannya sendiri dari awal sampai akhir. Maka gejala tersebut dapat diterangkan dengan berkata bahwa seorang murid memainkan peranan besar dalam menyusun Ef.
Adapun bahaya yang mengancam di Kolose berasal dari pemikiran berlebih-lebihan berdasarkan pandangan-pandangan Yahudi, Kol 2:16, yang bercampur-baur dengan filsafaf ke-Yunanian. Pemikiran-pemikiran berlebih-lebihan tersebut memberi kepada daya-daya sorgawi yang memimpin jalannya jagat raya sebuah peranan begitu penting sehingga menurunkan kedudukan utama Kristus. Paulus menerima saja adanya daya-daya semacam itu tanpa meragukan kegiatannya; ia bahkan menyamakannya dengan malaikat-malaikat yang terdapat dalam tradisi Yahudi, bdk 2:15. Hanya ia menerimanya untuk menempatkannya di tempatnya yang wajar dalam rencana penyelamatan Allah. Mereka telah berperan sebagai pengantara dan pengurus hukum Taurat. Tetapi kini peranannya sudah habis sama sekali. Dengan menciptakan suatu dunia baru maka Kristus Kirios sendiri menangani pemerintahan dunia semesta. PeninggianNya di sorga sudah menempatkan Kristus di atas daya-daya kosmis yang telah dilucuti kekuasaannya dahulu, 2:15. Memanglah sejak awal penciptaan Kristus sudah menguasai kekuasaan-kekuasaan itu, sebab Dialah Anak dan Gambar Bapa. Tetapi dalam ciptaan baru Kristus menguasai daya-daya itu sebagai Kepalanya dan secara depinitip, oleh karena telah mempersatukan di dalam diriNya segenap "Ple-roma", artinya kepenuhan beradanya, baik beradanya Allah maupun beradanya dunia di dalam Allah, 1:13-20. Oleh karena sudah dibebaskan dari "unsur-unsur dunia" (terj.: roh-roh dunia), 2:8, 20, berkat persatuannya dengan Kepala dan oleh karena mengambil bagian dalam KepenuhannNya, 2:10, maka orang- orang Kristen tidak perlu menaklukkan diri kepada kekuasaan lalim "unsur-unsur dunia" itu dengan menepati macam-macam aturan yang sudah ketinggalan zaman dan tidak berguna lagi, 2:16-23. Melalui baptisan mereka sudah dipersatukan dengan Kristus yang wafat dan bangkit, 2:11-13 dan menjadi anggota TubuhNya. Dan hidup baru hanya mereka terima dari Kristus yang menjadi Kepala yang menghidupkan, 2:19. Memanglah Paulus tetap menaruh minat utamanya pada keselamatan Kristen, tetapi karena pertikaian itu ia memperluas karya Kristus sampai merangkum seluruh dunia dan jagat raya. Di samping bangsa manusia yang diselamatkan itu seluruh jagat raya yang menjadi latar belakang dan rangka umat manusia dimasukkan Paulus ke dalam karya Kristus. Maka jagat raya secara tak langsung ditempatkan juga di bawah kekuasaan satu-satunya Tuhan, ialah Kristus. Pemikiran semacam itulah mengakibatkan bahwa gagasan "Tubuh Kristus" yang dirintis dahulu, 1Kor 12:12+, diperkembangkan lebih jauh dengan menekankan Kristus sebagai kepala Tubuh-Nya; bahwa karya penyelamatan diperluas sampai merangkum dunia semesta; bahwa pemandangan diperlebar sehingga Kristus terutama dilihat sebagai pemenang sorgawi, sedangkan Gereja sebagai persatuan menyeluruh dibangun menuju Kristus sorgawi; bahwa eskatologi yang sudah terujud lebih ditekankan, bdk Ef 2:6+.
Pemandangan seperti di atas terulang dalam Ef. Tetapi usaha untuk menaruh daya- daya sorgawi yang terlalu dinilai itu pada tempatnya yang wajar sudah menghasilkan buahnya, Ef 1:20-22. Maka perhatian terutama diarahkan kepada Gereja. Ia merupakan Tubuh Kristus yang meluas sampai menjadi Jagat raya baru, Kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan segala sesuatu, 1:23+. Dalam pemandangan yang paling tinggi yang merupakan puncak segenap karyanya ini Paulus memungut beberapa pikiran dari masa dahulu untuk menempatkannya di dalam sintesa yang dicapainya. Teristimewanya ia memikirkan kembali persoalan yang dibahasnya dalam surat kepada jemaat di Roma, yang berupa puncak dalam tahap pemikirannya dahulu. Ia tidak hanya dengan sepintas lalu meningkatkan pandangannya mengenai keadaan lampau bangsa manusia yang berdosa dan keselamatan yang dengan cuma-cuma dianugerahkan melalui Kristus, 2:1-10, tetapi juga memikirkan kembali masalah hubungan antara bangsa-agama Yahudi dan jemaat Kristen yang dahulu menggelisahkannya, Rom 9-11. Dan kini persoalan itu dilihatnya dengan berlatar belakang eskatologis yang sudah terlaksana: kini kedua kelompok itu nampak baginya sebagai bersatu karena diperdamaikan di dalam satu orang Manusia baru, sehingga bersama-sama di perjalanan menuju Bapa, Ef 2:11-22. Dan justru kenyataan bahwa kaum kafir juga dapat memperoleh keselamatan Israel dalam diri Kristus itu adalah "rahasia khendak Allah", 1:9; 3:3-6, 96:19; Kol 1:27; 2:2; 4:3. Dan mengingat rahasia itulah Paulus pada akhir hidupnya dapat mengemukakan pikiran yang tidak ada tara bandingnya: mengingat Hikmat Allah tak berbatas yang menyatakan diri dalam rahasia itu, 3:9 dst; Kol. 2:3; mengenai kasih Kristus yang tak terselami, yang nampak pula dalam rahasia itu, Ef 3:18 dst; tentang dirinya sendiri, yang terhina di antara para rasul namun oleh Allah dengan cuma-cuma dipilih menjadi pelayan rahasiaNya itu, 1:3-14. Dan akhir- tujuan rahasia itu tidak lain kecuali pernikahan Kristus dengan bangsa yang selamat, ialah Gereja, 5:22-23.
Surat kepada Filemon ditulis pada waktu yang sama dengan ditulisnya Kol dan Ef. Ia dialamatkan kepada seorang Kristen yang oleh Paulus sendiri ditobatkan, ay 9. Di dalam surat kecil itu Paulus memberitahukan bahwa seorang budak bernama Onesimus yang melarikan diri dan oleh Paulus direbut bagi Kristus akan kembali kepada majikannya, ay 10. Dengan tangannya sendiri ay 19, Paulus menulis surat kecil ini yang dengan bagusnya menyoroti kehalusan hati Paulus. Ini juga penting oleh karena memberitakan kepada kita bagaimana Paulus memecahkan masalah perbudakan, Rom 6:15+; meskipun hubungan sosial antara majikan dan budak tetap sama seperti dahulu, namun seorang majikan Kristen dan seorang budak Kristen selanjutnya harus hidup sebagai bersaudara untuk mengabdi Majikan yang sama, ay 16 bdk Kol 3:22-4:1.
1Tim, Tit, 2Tim ; th 65-67
Surat-surat kepada Timotius dan surat kepada Titus sangat berdekatan satu sama lain karena isi, latar belakang historis dan bentuknya. Dua di antaranya rupanya ditulis di Makedonia: yang satu dialamatkan kepada Timotius, yang waktu di Efesus, 1Tim 1:3, di mana Paulus berharap tidak lama lagi dapat bertemu dengannya, 3:14; 4:13, sedangkan yang lain dialamatkan kepada Titus yang oleh Paulus ditinggalkan di pulau Kreta, Tit 1:5. Paulus merencanakan tinggal di Nikopolis ( di Epirus) selama musim dingin dan Titus hendaknya berkumpul dengannya di situ, Tit 3:12. Waktu menulis 2Tim Paulus sedang di penjara di Roma, 1:8, 16 dst; 2:9, setelah singgah di Troas, 4:13 dan Miletus, 4:20. Keadaan Paulus gawat sekali, 4:16, dan ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, 4:6- 8, 18. Ia seorang diri dan mendesak supaya Timotius secepat mungkin datang, 4:9- 16, 21. Meskipun ada kesamaan kecil namun keadaan itu tidak berkesusaian dengan penahanan Paulus di Roma selama th. 61-63 dan tidak pula dengan perjalanan yang mendahuluinya. Ada cukup banyak ahli yang mengambil kesimpulan bahwa ketiga surat itu bukan karangan Paulus, seorang lain mau menjiplak Paulus dan mengkhayalkan catatan-catatan mengenai hal-ihwal Paulus supaya karangan- karangannya nampaknya bersifat historis dan dapat disebar-luaskan dengan nama dan kewibawaan Paulus. Tetapi hipotesa semacam itu tidak perlu sama sekali. Tidak ada bukti satupun bahwa Paulus mati selama penahanannya yang pertama; sebaliknya Kis 28:30 menyarankan bahwa ia dibebaskan. Jadi Paulus dapat mengadakan perjalanan-perjalanan lain lagi, barangkali lebih dahulu di negeri Spanyol sebagaimana ia merencanakannya, Rom 15:24, 28, dan kemudian di sebelah timur, sebagaimana juga direncankan, Flm 22. Mudah saja 1Tim dan Tit ditinggalkan sekitar th. 65 selama suatu perjalanan melalui pulau Kreta, Asia Kecil, Makedonia dan Yunani. Keadaan yang tampil dalam 2Tim adalah situasi penahanan baru yang kali ini berakhir dengan sial. Surat yang merupakan nasehat Paulus ini kiranya ditulis tidak lama sebelum kemartiran Paulus dalam th. 67.
Ketiga surat tersebut dialamatkan kepada dua murid Paulus yang paling setiawan, Kis 16:1+; 2Kor 2:13+. Di dalamnya termuat sejumlah petunjuk bagaimana mengorganisasi jemaat-jemaat Kristen yang oleh Paulus dipercayakan kepada mereka. Itulah sebabnya maka sejak abad XVIII surat-surat itu biasanya disebut "Surat-surat Pastoral (Gembala)." Beberapa ahli berpendapat bahwa surat-surat itu mengandaikan tahap perkembangan dalam tata pemerintahan umat yang baru terjadi sesudah Paulus mati. Tetapi pendapat ini kurang tepat. Sebab surat-surat itu sebenarnya mengandaikan sebuah tahap perkembangan umat yang sangat mungkin sudah tercapai menjelang akhir hidup Paulus. Sebutan "episkopos" (penilik) masih searti dengan sebutan "presbiter" (terj. penatua) Tit 1:5-7, seperti juga dahulu, Kis 20:17 dan 28, sesuai dengan susunan jemaat-jemaat dahulu yang dipimpin oleh sebuah dewan penatua, Tit 1:5+. Belum ada sama sekali seorang "uskup" yang seorang diri menjadi pemimpin tertinggi jemaat. Tokoh semacam itu baru tampil dalam surat-surat Ignasius dari Anthiokia. Hanya perkembangan ke jurusan itu sudah dirintiskan : meskipun beberapa jemaat dipercayakan kepada Timotius dan Titus yang tidak terikat pada satu di antaranya, Tit 1:5, namun kedua wakil Paulus itu memegang kewibawaan rasuli, yang tidak lama lagi harus diserahkan kepada orang-orang lain oleh karena para rasul menghilang. Dan tidak lama kemudian kewibawaan rasuli itu diberi kepada ketua sebuah dewan penatua, dan ketua itu tidak lain kecuali uskup. Tahap peralihan sebagaimana tampil dalam surat-surat pastoral justru menjadi bukti bahwa surat-surat itu benar-benar karangan Paulus. Sebab dengan maksud apa seorang pemalsu dapat mengkhayalkan tahap semacam itu? Perlu diperhatikan juga bahwa "penilik" dan "penatua" itu bukan hanya pengurus harta-benda dan perkara materiil lain, tetapi juga dan terutama bertugas mengajar dan memimpin, 1Tim 3:2, 5; 5:17; Tit 1:7, 9. Dengan demikian maka "penilik" dan "penatua" itu sungguh-sungguh moyang dari uskup dan iman dalam Gereja Katolik sekarang.
Sementara ahli berpendapat bahwa desakan untuk berpegang teguh pada "ajaran sehat", 1Tim 1:10 dll, dan memelihara "depositum fidei" (terj.: apa yang dipercayakan kepadamu), 1Tim 6:20; 2Tim 1:14, tidak layak bagi Paulus, seorang pemikir teologis yang berani dan orisinil. Tetapi keterangan dan desakan semacam itu nampaknya sesuai sekali dengan Sang Rasul yang dekat pada ajalnya dan memperingati pembantu-pembantunya yang masih muda berhubung dengan pemikiran- pemikiran yang membahayakan. Sebab Paulus sudah mengamati bahwa jemaat-jemaat itu ada selara untuk pembaharuan-pembaharuan yang dapat menghancurkan iman, 1Tim 1:19. Dan ini tentu saja bukan ajaran dari gnostik dalam abad II yang mau ditentang oleh seorang pemalsu yang menyamar sebagai Paulus. "Soal-soal yang dicari-cari", 1Tim 6:4, "dongeng-dongeng dan silsilah yang tiada putus- putusnya", 1Tim 1:4, "dongeng-dongeng Yahudi", Tit 1:14 dan "percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat", Tit 3:9, yang bercampur dengan aturan- aturan askese yang keras, 1Tim 4:3, kiranya berasal dari orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dan suka mencampurkan segala sesuatunya. Paulus terpaksa sudah menghadapi mereka waktu krisis dalam jemaat di Kolose.
Sudah barang tentu bahasa yang dipakai dalam surat-surat ini tidak mempunyai ciri-ciri bahasa Paulus. Gaya bahasanya sangat lancar, berbeda sekali dengan gaya yang berapi-api dan yang kekayaannya melimpah-limpah, seperti yang dipakai oleh Paulus dalam surat-suratnya dahulu. Bahkan perbendaharaan katapun berbeda dengan perbendaharaan kata yang lazim pada Paulu. Ada orang yang berkata, bahwa usia lanjut Paulus dan keadaannya sebagai orang tahanan dapat menjelaskan gejala semacam itu. Tetapi antara Kol, Ef dan Tim, Tit hanya ada jangka waktu paling- paling empat-lima tahun, sedangkan 1Tim dan Tit tidak ditulis dalam penjara. Juga usaha untuk membeda-bedakan dalam surat-surat pastoral beberapa surat-surat kecil baik yang berasal dari Paulus maupun yang bukan karangannya tidak sampai meyakinkan. Dari sebab itu sebaik-baiknya diandaikan bahwa seorang murid-penulis Sang Rasul berperan dalam menyusun surat-surat pastoral, sama seperti halnya dengan Ef. Kepada penulis itu Paulus memberikan kebebasan lebih besar dari yang lazim. Memang Lukas menyertai Paulus, 2Tim 4:11, dan ada orang yang mengira dapat menemukan kesamaan khusus antara gaya bahasa Lukas dan gaya bahasa surat- surat pastoral.
Ibr ; th. 67
Berbeda dengan semua surat lain, surat kepada orang-orang Ibrani sejak dahulu diragukan keasliannya. Bahwasannya surat ini termasuk Kitab Suci jarang dipersoalkan, tetapi dalam Gereja barat sampai akhir abad IV tidak diterima sebagai karangan Paulus, namun bentuk literer surat itu dipersoalkan (Klemens dari Aleksandria, Origenes). Memanglah bahasa dan gaya bahasa surat kepada orang-orang Ibrani adalah murni dan lancar dan pasti bukan bahasa atau gaya bahasa Paulus. Caranya surat ini mengutip dan menggunakan Perjanjian Lama bukanlah cara Paulus. Alamat dan kata pembuka yang lazim dalam surat-surat Paulus tidak ada sama sekali. Ajaran yang termuat dalam karangan itu mempunyai keserupaan dengan ajaran Paulus, tetapi sekaligus ajaran itu cukup asli, sehingga sukar diterima bahwa langsung berasal dari Paulus sendiri. Maka banyak ahli katolik dan bukan katolik dewasa ini sependapat dalam mengakui bahwa surat ini bukan karangan Paulus seperti surat-surat lain adalah karangannya, walaupun secara langsung atau tidak langsung Paulus mempengaruhi Ibr. Dan pengaruh itu begitu rupa sehingga dapat dipertanggung-jawabkan bahwa secara tradisionil surat itu dikelompokkan bersama dengan surat-surat Paulus.
Tetapi perbedaan muncul kalau dipersoalkan siapa sesungguhnya penulis Ibr yang tidak bernama itu. Segala macam nama sudah dikemukakan., misalnya Barnabas, Silas, Aristion, dll. Yang kiranya paling kena ialah Apolos, seorang Yahudi dari Aleksandria, yang kefasihan, semangat kerasulan dan kemahirannya dalam Alkitab dipuji oleh Lukas, Kis 18:24-28. Bakat-bakat itu ternyata tampil jelas dalam surat kepada orang-orang Ibrani; bahasa dan pimikirannya berbau bahasa dan pemikiran Aleksandria (Filo); kefasihannya dalam membela agama Kristen meyakinkan, sedangkan seluruh argumentasinya berdasar penafsiran Perjanjian Lama.
Seperti nama pengarangnya tidak dikenal dengan pasti, demikianpun halnya dengan tempat ditulisnya surat ini dan orang-orang yang dialamati. Rupanya pengarang tinggal di Italia, 13:24, dan menulis suratnya sebelum Bait Allah di Yerusalem dihancurkan (th. 70). Sebab itu ia berkata tentang ibadat dalam Bait Allah seolah-olah sesuatu yang masih terus berlangsung, 8:4 dst, dan ia menasehati pembacanya sehubungan dengan godaan untuk kembali ke ibadat itu. Tentu saja pengarang menekankan bahwa ibadat Musa mempunyai ciri sementara saja, tetapi sama sekali tidak berkata tentang bencana yang terjadi dalam th. 70, meskipun kejadian itu memang sangat mendukung pendapatnya. Selebihnya pengarang pasti menggunakan surat-surat yang ditulis Paulus dalam penjara (Ef, Flp, Kol). Maka surat kepada orang-orang Ibrani boleh diberi bertanggal sesudah th. 63, kiranya sekitar th. 67, kalau orang menerima bahwa apa yang dikatakan tentang krisis yang mendekat, sebagaimana dapat dirasakan dalam seruannya supaya sidang pembaca berpegang teguh pada kepercayaannya, 10:25 dll, mengenai gejala yang mendahului perang Yahudi.
Meskipun judul surat ini, ialah: "Kepada orang-orang Ibrani" baru muncul selama abad II, namun sangat cocok dengan isi karangan itu. Surat ini tidak hanya mengandalkan bahwa para pembaca berkenalan baik dengan Perjanjian Lama, tetapi juga bahwa mereka bekas Yahudi. Oleh karena Ibr begitu menekankan ibadat dan liturgi, maka orang bahkan berpikir kepada bekas imam-imam Yahudi, bdk Kis 6:7. Setelah masuk Kristen imam-imam itu terpaksa meninggalkan kota suci dan mengungsi ke tempat lain, barangkali ke salah satu kota di pantai, misalnya Kaisarea atau Antiokhia. Tetapi pengasingan itu memberati mereka, sehingga dengan rindu mengenangkan ibadat bersemarak yang diselenggarakan oleh kaum Lewi dan yang merekapun melayaninya dahulu. Kepercayaannya yang baru, yang masih kurang kuat dan kurang terdidik, mengecewakan mereka, apa lagi oleh karena terganggu oleh penganiayaan akibat kepercayaan itu. Maka timbullah godaan hebat untuk mengundurkan diri.
Surat kepada orang-orang Ibrani sekuat tenaga berusaha mencegah mereka dari menjadi murtad, 10; 19:39. Untuk mengobarkan semangat kaum buangan yang menjadi lesu dan kendor itu, maka Ibr menyajikan pandangan unggul mengenai hidup Kristen, yang dipikirkan sebagai sebuah ziarah, suatu perjalanan menuju istirahat yang dijanjikan, sebuah perjalanan ke Tanah Air dengan dibimbing oleh Kristus yang melebihi Musa, 3:1-6, dan dengan disinari cahaya iman-kepercayaan yang sudah memimpin para bapa bangsanya, orang-orang Yahudi waktu keluaran dan semua orang suci dari Perjanjian Lama, 3:7-4:11; 11. Dengan imamat lama dan ibadat kaum Lewi yang dirindukan sidang pembaca, si pengarang memperlawankan diri Kristus yang menjadi Imam menurut peraturan Melkisedek dan melebihi imamat Harun,
Ende: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus.
di Korintus pada awal...
SURAT RASUL PAULUS KEPADA UMAT ROMA
KATA PENGANTAR
Menurut pendapat paling umum, surat kepada umat Roma ini ditulis oleh Paulus. di Korintus pada awal tahun 58, mendjelang berangkatnja ke Jerusalem, guna menjampaikan hasil pendermaan dari umat-umat di Achaja dan Masedonia, bagi orang-orang miskin didalam umat induk disitu. Ia bermaksud, segera sesudah penjerahan resmi derma-derma tersebut, pergi ke Barat pula dan meluaskan wilajah kerajanja sampai ke Spanjol. Pada perdjalanan ke Spanjol itu ia bermaksud singgah di Roma dan hal ini mendjadi alasan tertulisnja surat ini. Ia hendak memberitahukan niatnja itu dan memperkenalkan diri dan maksud kundjungannja terlebih dahulu, sebab ia masih agak asing bagi umat itu, belum pernah berhubungan denganja, ketjuali dengan beberapa tokoh, jang dahulu mendjadi pembantu, kawan atau muridnja dilain-lain tempat. Bdl. 16:3-16. Umat itu dewasa itu sudah sangat besar dan menurut perkataan Paulus sendiri dalam 1:8 semangat imannja terkenal "diseluruh dunia". Lagi pula kedudukan umat ini teristimewa penting sebagai umat ibu-kota seluruh kekaiseran Roma, pusat pemerintahan dan kebudajaan Romawi. Sudah sewadjarnja semua itu menarik minat seorang rasul seperti Paulus. dan sebab itu sudah lama menimbulkan kerinduan untuk berkenalan dengan umat itu. Malahan ia merasa bertugas terhadapnja djuga. Umat itu bagian terbesar terdiri dari orang Romawi asli bekas penjembah dewa-dewa, dan bukankah ia. chususnja bertugas sebagai rasul terhadap segala bangsa-bangsa "kafir"? Untuk itu ia ditetapkan langsung oleh Kristus sendiri (Kis. Ras. 9:15), dan dengan resmi pula oleh umat Antiochia atas ilham Roh Kudus (Kis. Ras. 13:2-3), dan achirnja oleh persetudjuan dengan "tiang-tiang agung" Geredja, ialah Petrus, Joanes dan Jakobus (Gal. 2:7-10). Oleh sebab itu ia tidak mau datang dengan tangan kosong, melainkan dengan kepenuhan berkat Kristus (15:29), dan sekedar membagikan iman mereka (1-11). Namun demikian ia tidak mau membangunkan. diatas dasar jang diletakkan oleh orang lain (15:20-22), artinja ia tidak mau tjampur- tangan dalam urusan-urusan umat. Dan memang dasar umat itu sudah teguh berdiri. Siapakah jang meletakkan dasar itu tidak terang. Ada hanja beberapa berita bersifat riwajat lisan jang sebagian amat kabur. Mungkin pangkal mula umat ialah orang-orang jang didalam Kis. Ras. 2.10 disebut "orang Jahudi dan proselit dari Roma", jang turut menjaksikan peristiwa Pentekosta di Jerusalem. Tetapi perkembangan pesat dan keteguhan iman membuktikan, bahwa pendiri dan pemimpin umat itu tentu seorang rasul unggul dan ada hal-hal dan berita-berita jang menundjuk kepada Petrus. Menurut berita-berita purba jang agak kabur, Petrus sudah bekerdja disitu waktu pemerintahan kaiser Klaudius antara. 42 dan 49, dan datang kesana langsung atau tak langsung, sesudah ,pergi kesuatu tempat lain" (Kis. Ras. 12:17). Memang diwaktu itu umat sudah besar, tentu terutama diantara orang Jahudi, jang golongannja di Roma dewasa itu beberapa ribu orang. Hal itu terkesan oleh berita Suetonius, periwajat hidup Klaudius, jang menulis, bahwa dimasa itu terdjadi suatu pergolakan diantara orang-orang Jahudi, disebabkan oleh seorang bernama Chrestos dan mengakibatkan Klaudius mengusir semua orang Jahudi dari Roma. Bdl. Kis. Ras. 18:2. Berita-berita bahwa Petrus kemudian bekerdja di Roma dan mati sebagai martir disitu tidak dapat disangkal kebenarannja. Diantaranja misalnja berita, bahwa Markus menulis Indjilnja di Roma, berdasarkan pengadjaran Petrus disitu dan atas permintaan orang Roma. la dinamakan djuru-bahasa Petrus.
Bahwa diwaktu Paulus menulis surat ini, dan datang, sebagai tahanan ke Roma, umat disitu besar dan teguh imanja, njata dibuktikan beberapa tahun kemudian, dalam pengedjaran Nero terhadap mereka. Penulis sedjarah Romawi, Tasitus, menulis, bahwa orang-orang jang disebut "Chrestiani", sedjumlah teramat besar (ingens multitudo) ditangkap dan disiksakan (dibunuh) sebengis-bengisnja oleh kaisar Nero, bukannja seolah-olah mereka bersalah, sebagaimana tertuduh, melainkan karena kebentjian rakjat terhadap mereka dan kekedjaman satu orang (Nero).
Paulus hendak mengundjungi umat Roma sebab bertugas sebagai rasul bagi bangsa-bangsa penjembah dewa-dewa. Demikian menurut 1:5-7. Dan dalam membatja surat ini kita memang mendapat kesan-kesan, bahwa surat ini chususnja ditudjukan kepada orang-orang bekas penjembah dewa-dewa. Tentu sadja ada segolongan bangsa Jahudi djuga dalam umat Roma, jang tidak diabaikan oleh Paulus. Tetapi kalau ia didalam surat, misalnja dalam bab 2, langsung menjapa orang Jahudi, hal itu bukan berarti, bahwa uraian bersangkutan chusus ditudjukan kepada mereka. Isinja sama penting bagi segala anggota umat. Metodos Paulus disini, memberi pengertian djelas dengan mempertahankan kebenaran Indjil dengan salah paham Jahudi. Dan kalau dalam pada itu menjapa orang Jahudi, itu dapat dan harus ditafsirkan sebagai akal suatu gajabahasa setperti terdapat dalam Rom. 7,7-25. Mengenai tudjuan surat untuk menjatakan niat mengundjungi umat dan memperkenalkan diri serta maksud kedatangannja, tentu sadja tjukup suatu surat pendek, jang misalnja meliputi isi 1:1-15 dan 15:22-29. Tetapi dalam kegiatan kerasulannja Paulus tidak dapat mentjukupkan diri dengan suatu berita pendek itu. Disini sudah ia tidak mau datang dengan tangan kosong. Dan sjukurlah bagi seluruh Geredja untuk segala abad, ia mendapat ilham dalam menulis surat ini untuk terdahulu memaparkan isi "Indjil"nja, jang akan dibitjarakan setjara lisan pada perkundjungannja. Kita sudah tahu apakah arti "Indjil"nja itu, jaitu Indjil Kristus dengan menondjolkan apa jang chususnja mendjadi kabar gembira bagi bangsa-bangsa bukan Jahudi, jaitu bahwa Kristus sebagai Penebus telah datang untuk menjelamatkan seluruh bangsa manusia, baik Jahudi, maupun bangsa-bangsa jang masih disebut "kafir". Paulus menerangkan djalan, sjarat-sjarat dan hakekat penjelamatan itu. Djalan pikiran Paulus dalam surat ini dalam garis-garis besarnja adalah seperti berikut:
Seluruh umat manusia, turunan Adam meringkuk dalam perhambaan kepada dosa. Dosa itu pada hakekatnja terletak dalam terputusnja hubungan tjinta dengan Allah dan disebut djuga "murka" Allah. Akibatnja keruntuhan achlak jang mengerikan dan achirnja kebinasaan abadi. Tak seorang manusiapun mampu membebaskan diri dari perhambaan itu, dan dari sendirinja mendekati Allah.
Dalam kerahimanNja Allah dari kekal sudah merentjanakan menjelamatkan manusia dari keadaan itu. PenjelenggaraanNja telah didjandjikanNja kepada Abraham dan para turunannja dan makin lama makin djelas disediakanNja didalam Perdjandjian Lama.
Rentjana dan djandji itu sudah dilaksanakan oleh dan dalam Kristus. Ia telah menebus dosa manusia dengan darahnja dan memperdamaikan bangsa manusia dengan Allah Pula.
Keadaan manusia tertebus dinamakan Paulus "dikaiosine", artinja kebenaran.Manusia 'jang "pertjaja akan Kristus", "dibenarkan" oleh Allah, artinja dosanja dihapus dan Allah memberinja suatu hidup baru, jang berwudjud mempunjai bagian dalam hidup Allah sendiri dan diangkat mendjadi anak Allah sedjati dan ahliwaris kemuliaanNja. Dengan setegas-tegasnja Paulus menekankan, bahwa kebenaran itu diberikan sebagai anugerah, melulu berdasarkan kerahiman Allah dan tjintaNja jang semata-mata bebas, Manusia sendiri tidak mampu memperolehnja dengan djasanja sendiri, seperti dengan mengamalkan hukum taurat menurut salah paham orang Jahudi. Jang dituntut dari si manusia, ialah hanja kepertjajaan akan Kristus. Mengenai pengertian "kepertjajaan" dalam bahasa Paulus, batjalah kata pendahuluan II, hal. 538 (tjetakan V 1968).
Dalam menekankan, bahwa pengamalan hukum taurat samasekali tidak diperhitungkan Allah dalam membedakan manusia, Paulus tiba Pula ditengah-tengah perdjuangan dengan salah paham orang Jahudi tersebut, jang sudah kita kenal dari suratnja kepada umat-umat di Galatia. Tetapi apa jang dipergunakan Paulus dengan semangat dalam surat itu, didalam surat ini diuraikannja dengan tenang dan lebih landjut dan mendalam.
Itu memberi pula kepadanja suatu kesempatan, untuk mendjelaskan pokok sikap kaum Jahudi, dan nasibnja jang diperhitungkan Allah dalam rentjana penjelenggaraannja. Achirnja mereka akan insjaf, sehingga djandji Allah kepada Abraham dan bangsa Jahudi umumnja, dapat ditepati oleh Allah bagi bangsa Israel dalam keseluruhannja. Mulai bab 12 Paulus memberi pengadjaran praktis, bagaimana umat harus hidup sesuai dengan martabat baru dalam kesusilaan sempurna chususnja dengan mengamalkan tjinta-kasih.
Hagelberg: Roma (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh k...
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Keunikan Surat Roma
Surat Roma adalah satu-satunya surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang belum dikenalnya. Oleh karena itu, Surat Roma tidak banyak dipengaruhi dengan situasi dan kondisi jemaat Roma, sehingga surat ini lebih bersifat obyektif. Sifat Injil Kristus diuraikan secara lengkap dan teratur.1
Kata-Kata Kunci dalam Surat Roma
Ada beberapa kata yang menonjol sebagai kata kunci untuk memahami Surat Roma secara tepat. Kata-kata yang berikut ini layak dipelajari:
aiwn/aion
"Sampai aiwn lepas aiwn" diterjemahkan "selama-lamanya," dan aiwn sendiri diterjemahkan "dunia," karena istilah ini mengandung unsur "zaman" dan juga "dunia."
Roma 1:25, 9:5, 11:36, 12:2, 16:27
aiwniov/aionios
"kekal," "abadi," "berabad-abad"
Roma 2:7, 5:21, 6:22, 6:23, 16:25, 16:26
dikaiov/dikaios
Istilah ini berarti "benar," atau "adil."
Roma 1:17, 2:13, 3:10, 3:26, 5:7, 5:19, dan 7:12.
dikaiosunh/dikaiosune
Istilah ini berarti "kebenaran," atau "keadilan."
Roma 1:17, 3:5, 3:21, 3:25, 3:26, 4:3, 4:5, 4:6, 4:9, 4:11, dst.
pisteuw/pisteuo
Roma 1:16, 3:2, 3:22, 4:3, 4:5, 4:11, 4:17, 4:18, 4:24, 6:8, 9:33, dst.
Kata kerja ini berarti "percaya."
pistiv/pistis
Roma 1:5, 1:8, 1:12, 1:17, 1:17, 3:3, 3:22, 3:25, 3:26, 3:27, 3:28, dst.
Istilah ini berarti "iman."2
Penulis Surat Roma
Memang pernah ada perdebatan mengenai identitas penulis Surat Roma. Sarjana liberal berusaha untuk meyakinkan pendapat mereka bahwa Paulus tidak menulis Surat Roma. Tetapi perdebatan tersebut sudah dapat diatasi, dan hampir semua mengakui Rasul Paulus sebagai penulis Surat Roma. Paulus disebut sebagai penulis di dalam pasal 1:1, dan banyak yang dikatakan oleh penulis surat ini cocok dengan apa yang dikatakan mengenai Rasul Paulus di dalam KPR dan surat-surat lain. Bandingkanlah Roma 15:25-27 dengan KPR 19:21, 20:1-5, 21:15-19, I Korintus 16:1-5, II Korintus 8:1-12, dan 9:1-5 mengenai perjalanan Paulus ke Yerusalem dengan persembahan dari Makedonia. Menurut Roma 11:1 dan Filipi 3:5 dia berasal dari suku Benyamin. Menurut Roma 16:3 dan KPR 18:2-3, 18-19 dia mengenal Priska dan Akwila. Menurut Roma 1:10-15, 15:22-32, dan KPR 19:21 Paulus rindu mengunjungi mereka di Roma. Kesamaan-kesamaan ini menjadi bukti yang kuat pada apa yang telah dinyatakan oleh Roma 1:1, yaitu bahwa Rasul Paulus adalah pengarang dari surat ini!
Penerima Surat Roma
Asal-usul dari jemaat pembaca pertama ini tidak diketahui dengan pasti. Mungkin jemaat pertama di Roma didirikan oleh "pendatang-pendatang dari Roma" yang percaya kepada Kristus di Bait Allah pada Hari Pentakosta (KPR 2:10), setelah mereka pulang ke Roma. Mungkin juga orang-orang yang diinjili oleh Pauluslah yang mendirikan jemaat-jemaat Roma. Paulus menyebut 24 orang di Roma, termasuk orang-orang yang memimpin jemaat di rumah mereka masing-masing.
Menurut tradisi Katolik, jemaat Roma didirikan oleh Petrus pada tahun 42. Tetapi menurut KPR 15, Petrus berada di Yerusalem pada waktu Sidang Yerusalem diadakan (tahun 49), dan menurut konteks itu setelah sidang itu dia menetap di Yerusalem. Juga, kalau seandainya Petrus berada di Roma, aneh sekali bahwa dia tidak disebut-sebut oleh Paulus, apa lagi kalau di dalam II Petrus 3:15 Petrus menyebut Paulus sebagai "saudara kita yang kekasih." Karena Petrus tidak disebut-sebut dalam surat-surat Paulus yang ditulis di Roma, adalah janggal, jikalau Petrus ada di Roma.
Dalam jemaat-jemaat di Roma ada orang Yahudi. Menurut KPR 18:2 Akwila, yang disebut dalam Roma 16:5, adalah orang Yahudi, dan menurut Roma 16:7 dan 11 Andronikus, Yunias, dan Herodion adalah "temanku sebangsa." Selain itu, kita tahu bahwa di Roma ada orang-orang Yahudi yang diusir dari Roma waktu "kaisar Klaudius memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma" (KPR 18:2). Rupanya orang-orang Yahudi sudah diperbolehkan untuk datang kembali sebelum Surat Roma ditulis. Kota Roma adalah ibu kota dari Kekaisaran Romawi, sehingga banyak orang dari seluruh daerah kekaisaran berminat untuk pindah ke sana.
Kalau diamati kelihatan bahwa Surat Roma dimaksudkan untuk orang Yahudi (2:17 dan 4:1) dan juga untuk orang yang bukan Yahudi (11:13 "Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi"). Bahkan pasal-pasal 1:5-6, 1:13, 11:17-31, dan 15:14-16 memberi kesan bahwa banyak dari para pembacanya adalah orang bukan Yahudi. Cranfield3 menegaskan bahwapara pembacanya tidak bisa dikatakan mayoritas Yahudi, atau mayoritas bukan Yahudi. Singkatnya, ada banyak orang bukan Yahudi dan Yahudi di dalam jemaat-jemaat Kristen di Roma.
Tempat dan Tahun Penulisan Surat Roma
Dari Roma 15:25 kita tahu bahwa waktu surat ini ditulis, Paulus "sedang dalam perjalanan ke Yerusalem untuk mengantarkan bantuan kepada orang-orang kudus." Saat itu dia mau mengakhiri salah satu dari ketiga perjalanannya.
Dari Roma 15:23 kita tahu bahwa dia "tidak lagi mempunyai tempat kerja di daerah ini," dan dari pasal 15:19 kita mengerti bahwa maksudnya dengan "daerah ini" adalah "dari Yerusalem sampai ke Ilirikum." Ini berarti bahwa perjalanan yang diakhiri adalah perjalanan yang ketiga, karena sebelum perjalanannya yang ketiga dia tidak akan menyatakan bahwa pelayanannya sudah selesai.
Dalam Roma 16:1-2, "Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudara kita yang melayani jemaat di Kengkrea... sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri" Surat Roma dikaitkan dengan "Kengkrea", yaitu pelabuhan sebelah barat dari kota Korintus.
Ada satu kaitan lagi dengan kota Korintus dalam pasal 16:23, di mana Gayus, "yang memberi tumpangan kepadaku," memberi salam kepada mereka di Roma. Mungkin Gayus ini adalah orang Korintus yang disebut di dalam I Korintus 1:14.
Menurut KPR 20:3 Paulus berada di tanah Yunani selama tiga bulan. Barangkali pada waktu itu dia di Korintus (ibu kota propinsi) atau Kengkrea, dan di situ dia menyusun Surat Roma.
Tahun penulisannya masih agak sulit ditentukan. Menurut Cranfield,4 surat ini pasti ditulis di antara akhir tahun 54 sampai awal tahun 59, dan kemungkinan besar di antara akhir tahun 55 sampai awal tahun 57.
Kesatuan Surat Roma
Beberapa naskah kuno dari Surat Roma tidak memuat pasal 15-16, dan beberapa bapa-bapa gereja tidak mengutip dari Roma 15-16. Juga, dalam beberapa naskah kuno, pujian yang mengakhiri Surat Roma, yaitu 16:25-27, diletakkan pada akhir pasal 14, atau pada akhir pasal 15, atau pada akhir pasal 14 dan pasal 16. Dua naskah tidak menyebut kata "Roma" di dalam 1:7 dan 1:15, sehingga kota Roma sama sekali tidak disebut di dalam dua naskah itu.
Walaupun hanya beberapa naskah yang memiliki perbedaan tersebut, tetapi perbedaan-perbedaan itu sempat menjadi bahan pemikiran dan dialog para sarjana. Mengapa terjadi demikian, sehingga ada naskah surat yang seolah-olah tidak dikirim ke Roma? Jawabannya banyak.
Ada sarjana yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-14:23 sebagai surat edaran bagi jemaat-jemaat lain, kemudian menambahkan pasal 15-16 pada surat edaran itu.
Ada sarjana lain yang berkata bahwa Paulus lebih dahulu menulis 1:1-15:33 kepada jemaat-jemaat Roma, lalu setelah itu, dia mengirimkan surat itu dengan suatu tambahan (pasal 15-16) kepada jemaat lain.
Tetapi setelah Cranfield5 mempertimbangkan semua ini, dia mengambil kesimpulan bahwa seluruh surat ini, pasal 1 sampai dengan pasal 16, dikirim oleh Paulus kepada jemaat-jemaat Roma, dan perbedaan-perbedaan antara naskah muncul karena surat ini disalin di Roma, dan pasal 15 dan pasal 16 tidak selalu disalin karena dianggap ditujukan khusus untuk mereka di kota Roma.
Surat Roma memiliki kesatuan. Beberapa naskah kuno yang tidak lengkap tidak menyangkal kesatuan itu.
Maksud dan Tujuan Surat Roma
Maksud tujuan pertama dari Surat Roma sudah jelas dari pasal 15:22-25 di mana Paulus memberitahu kepada mereka bahwa dia mau mengunjungi mereka di Roma. 15:24 menceritakan satu maksud tujuan yang lain lagi. Dia mau mendapatkan pertolongan dari mereka. Dia mau melayani di Spanyol, dan dia berharap mereka akan memperlancar perjalanannya. Dia akan mencari dukungan bagi pelayanannya di sana. Pasal 15:30-32 menjelaskan bahwa dia juga minta dukungan doa mereka untuk perjalanannya ke Yerusalem, di mana dia akan menghadapi bahaya dari orang-orang Yahudi yang tidak percaya, dan di mana dia akan menyerahkan suatu persembahan.
Untuk memperoleh hasil yang telah disebut di atas, maka Rasul Paulus mau menguraikan Injil Kristus, karena dengan sungguh mengerti baik murka Allah yang mengancam manusia maupun kebenaran Allah yang dianugerahkan guna penyelamatan setiap orang yang percaya, mereka di Roma diharapkan menjadi terbeban untuk menolong dan mendukung Paulus serta ikut terlibat dengan kerinduan Paulus untuk menjangkau orang Spanyol dengan Injil Kristus.
Pola Berpikir Surat Roma6
Dalam Surat Roma Rasul Paulus menyatakan suatu pola berpikir yang penting bagi tafsiran surat ini. Bagi dia, eksistensi manusia dibagi dua. Ada dua aion/aion bagi manusia. Satu aion/aion yang dikepalai Adam, dan satu yang dikepalai Kristus. Orang yang tidak memiliki kebenaran Allah berada dalam aion/aion Adam di mana Maut berkuasa. Tetapi Kristus telah membawa aion/aion Kehidupan Kekal yang boleh dialami oleh setiap orang yang berada dalam Kristus. Perlu dimengerti juga bahwa istilah aion/aion itu lain daripada kata zaman. Aion/Aion Kehidupan sudah muncul, tetapi aion/aion Maut masih ada juga. Masa kini ada hubungan yang erat antara aion/aion Kristus dan Kerajaan Allah. Dua-duanya sudah ada, dan masih akan datang dengan segala kepenuhannya. Kerajaan Allah dilawan dengan kerajaan Iblis, dan aion/aion Kristus dilawan dengan aion/aion Adam. Baik aion/aion Kristus maupun Kerajaan Allah hanya dapat dialami oleh orang yang benar, yaitu orang yang memiliki kebenaran Kristus.
Pentingnya hal aion/aion baru dan aion/aion lama menjadi nyata kalau garis besar Surat Roma diselidiki. Hidup orang yang sudah dibenarkan karena iman adalah tema Surat Roma, sedangkan dua aion/aion tersebut di atas mewarnai kerangka Surat Roma.
Hagelberg: Roma (Garis Besar) GARIS BESAR
roma
I. Pendahuluan 1:1-1:17
A. Salam 1:1-1:7
B. Perkenalan 1:8-1:15
C. Tema Surat 1:16...
GARIS BESAR
roma
- I. Pendahuluan 1:1-1:17
- A. Salam 1:1-1:7
- B. Perkenalan 1:8-1:15
- C. Tema Surat 1:16-1:17
- II. Injil 1:18-15:13
- A. Orang yang Dibenarkan karena Iman 1:18-4:25
- 1. Murka Allah Dinyatakan melawan... 1:18-3:20 (aion/aion kematian)
- a. ...Manusia tanpa Kebenaran 1:18-1:32
- b. ...Manusia yang Mengusahakan Kebenaran dari Hukum Taurat 2:1-3:8
- c. ...Semua Manusia 3:9-20
- 2. Kebenaran Allah Dinyatakan 3:21-4:25 (aion/aion hidup)
- a. Kebenaran Allah Dinyatakan melalui Kristus 3:21-3:31
- b. Kebenaran Allah Disaksikan melalui Kehidupan Abraham 4:1-4:25
- B. Dia yang Dibenarkan karena Iman akan Hidup 5:1-8:39
- 1. Dia akan Hidup Bebas dari Murka 5:1-5:11
- a. Kita memiliki damai terhadap Allah 5:1-4
- b. Keadaan kita berdasarkan kasih Allah 5:5-8
- c. Kasih Allah meluputkan kita dari murkaNya 5:9-11
- 2. Dia akan Hidup Bebas dari Dosa 6:1-6:23
- a. Melalui Baptisan Rohani Kita Bebas dari Dosa 6:1-14
- b. Kita yang Dibebaskan, Menjadi Hamba Kebenaran 6:15-23
- 3. Dia akan Hidup Bebas dari Hukum Taurat 7:1-7:25
- a. Dalam Kristus Kita Mati Terhadap Hukum Taurat 7:1-6
- b. Hukum Taurat Dapat Membangkitkan Dosa 7:7-13
- c. Hukum Taurat Tidak Dapat Membangkitkan Yang Baik 7:14-25
- 4. Dia akan Hidup Bebas dari Maut 8:1-8:39
- a. Melalui Roh Allah Kita Dapat Mengenal Kristus dan Kuasa KebangkitanNya, Sehingga Kita Bebas 8:1-8:13
- b. Kita Dapat Mengenal Kristus dan Persekutuan dalam PenderitaanNya, Sehingga Kita Bebas 8:14-8:30
- c. Kesimpulan dari Pasal 5-8: Kita Dapat Menang dalam Kesusahan 8:31-8:39
- C. Pembenaran karena Iman tidak Meniadakan Janji Allah kepada Israel 9-11
- 1. Israel, yang Diberkati Allah, Merupakan Beban yang Berat bagi Paulus 9:1-5
- 2. Allah yang Berdaulat Telah Memberi Janji Hanya kepada Mereka yang Percaya 9:6-29
- 3. Israel Sendiri Bertanggung Jawab atas Penolakannya 9:30-10:21
- a. Ringkasan Bagian Ini: Batu Sandungan, Batu Sentuhan 9:30-33
- b. Israel Rajin tapi Keliru, karena tidak Mencari Kristus yang adalah Tujuan Hukum Taurat 10:1-4
- c. Melalui Iman, Kebenaran dan Pertolongan Dekat, Tidak Jauh Seperti Melalui Hukum Taurat 10:5-13
- d. Firman Iman Sudah Diberitakan kepada Israel, tapi Israel Melanggar dan Menyangkal 10:14-21
- 4. Israel Tidak Ditolak untuk Selama-lamanya 11:1-36
- D. Perilaku Orang yang Dibenarkan karena Iman 12:1-15:13
- 1. Penyesuaian pada Aion/Aion Baru 12:1-13:14
- a. Ringkasan dari pasal 5-8, 12:1-2
- b. Supaya Cita-Cita yang Layak Ditentukan 12:3-8
- c. Supaya mengasihi 12:9-21
- d. Supaya Tunduk pada Kuasa Pemerintah 13:1-7
- e. Sikap Kasih 13:8-10
- f. Waktunya Mendesak 13:11-14
- 2. Penerapan Khusus: yang Lemah dan yang Kuat 14:1-15:13
- a. Masalah yang Dihadapi: Tantangan bagi "yang Lemah" 14:1-12
- b. Tanggung Jawab bagi "yang Kuat" 14:13-23
- c. Kristus Sebagai Teladan 15:1-6
- d. Ringkasan: Yahudi dan Bukan Yahudi Sehati Sepikir Memuji Tuhan 15:7-12
- e. Berkat yang Meringkas Seluruh Surat Roma 15:13
- III. Penutup 15:14-16:27
- A. Paulus Menulis Surat Roma Karena Dia Rasul Kepada Bangsa-Bangsa Bukan Yahudi 15:14-21
- B. Rencana Paulus untuk Mengunjungi Mereka 15:22-33
- C. Salam kepada Individu dan Kelompok yang Tertentu 16:1-16
- D. Peringatan mengenai Orang yang Menimbulkan Perpecahan 16:17-20
- E. Salam dari Saudara-saudara Seiman 16:21-24
- F. Pujian 16:25-27
Hagelberg: Roma DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F....
DAFTAR PUSTAKA
roma
Daftar Kepustakaan
Barclay, William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Roma, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, hak cipta 1983.
Bruce, F. F., The Epistle of Paul to the Romans, Tyndale New Testament Commentaries, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1963.
Cranfield, C.E.B., A Critical and Exegetical Commentary on The Epistle to the Romans, The International Critical Commentary, T. & T. Clark Limited, Edinburgh, 1975.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38A: Romans 1-8, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Dunn, James D. G., Word Biblical Commentary Volume 38B: Romans 9-16, Word Books, Dallas, hak cipta 1988.
Hodge, Charles, Commentary on the Epistle to the Romans, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1886.
Hodges, Zane, Absolutely Free!, Academie Books, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1989.
Hodges, Zane, catatan dari Surat Roma, tanpa tahun.
Hoehner, Harold, bahan kuliah dari 206 Eksegesis Roma, Dallas Theological Seminary, 1981.
Liddell, Henry George dan Scott, Robert, A Greek-English Lexicon, Oxford University Press, Oxford, edisi ke 9, 1940.
Moulton, James Hope dan Milligan, George, The Vocabulary of the Greek New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1930.
Murray, John, The Epistle to the Romans, The New International Commentary on the New Testament, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, hak cipta 1959, edisi dalam satu jilid 1968.
Newell, William R., Romans Verse by Verse, Word Bible Publishers Inc., Iowa Falls, hak cipta 1938.
Nygren, Anders, Commentary on Romans, Fortress Press, Philadelphia, hak cipta 1949.
Wigram, George, The Englishman's Greek Concordance, London, 1844.
Witmer, John A. "Romans," dalam The Bible Knowledge Commentary. Wheaton: Victor Books, 1983.
Lyall, Francis, Slaves, Citizens, Sons, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, 1984.
Lightfoot, John, A Commentary on the New Testament from the Talmud and Hebraica: Matthew- 1 Corinthians, vol. 4, Hendrickson Publishers, 1989.
Denny, James, "Saint Paul's Epistle to the Romans", dalam The Expositor's Greek Testament, 2, halaman 555-725. Robertson Nicoll, redaksi, Wm. B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids.
Guthrie, Donald, New Testament Introduction, Intervarsity Press, Downers Grove, 1970.
Knox, John, dan Cragg, Gerald R., "The Epistle to the Romans", dalam The Interpreter's Bible, vol. 9, Abington-Cokesbury Press, New York, hak cipta 1954.
Stifler, James, The Epistle to the Romans, Moody Press, Chicago, hak cipta 1960.
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) PASAL 10
PEMBENARAN OLEH IMAN DIPADUKAN DENGAN JANJI-JANJI YANG DIBUAT KEPADA ISRAEL (BAGIAN 2)
Orang-orang Yahudi tidak punya orang lain untuk disa...
PASAL 10
PEMBENARAN OLEH IMAN DIPADUKAN DENGAN JANJI-JANJI YANG DIBUAT KEPADA ISRAEL (BAGIAN 2)
Orang-orang Yahudi tidak punya orang lain untuk disalahkan atas ditolaknya mereka oleh Allah selain diri mereka sendiri, karena mereka telah mengabaikan jalan yang benar dan tetap berkeras dalam menempuh jalan yang salah (9:31, 32). Dalam 10:1-13, Paulus membedakan dua jalan yang orang dapat tempuh. Dalam melakukan hal itu, ia menekankan pokok pikiran bahwa orang-orang Yahudi telah mengambil jalan yang salah.
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Undangan Agung (Roma 10)
Ketika Anda sudah belajar tentang Kristus dari waktu ke waktu, Anda sendiri mungkin berpikir, "Kristus sudah tentu meru...
Undangan Agung (Roma 10)
Ketika Anda sudah belajar tentang Kristus dari waktu ke waktu, Anda sendiri mungkin berpikir, "Kristus sudah tentu merupakan pribadi yang sangat hebat, dan Ia pasti Anak Allah, tetapi sulit untuk percaya bahwa Ia benar-benar peduli terhadap Aku. Bagaimanapun, aku ini sangat lemah dan berdosa." Izinkan saya mengatakan bahwa Kristus memang peduli terhadap Anda—bahwa Ia mengasihi Anda dan faktanya Ia "datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa " (1 Tim. 1:15; huruf miring ditambahkan) .
Kasih menakjubkan yang Kristus miliki untuk setiap orang jelas terlihat dari "Undangan Agung"-Nya dalam Matius 11:28-30. Dengan tangan merentang, Ia berkata, Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.
Sebuah Undangan. Pikirkanlah sejenak arti kata-kata yang memberi semangat ini. Dalam nas ini pertama-tama kita menemukan sebuah undangan.
Nas ini dimulai dengan "Marilah." Manusialah yang harus datang. Kitalah yang membuat keputusan apakah kita akan menerima Dia atau tidak. Allah tidak memaksa kita.
Kemudian, Ia berkata, "Marilah kepada-Ku." Inilah kuasa yang menarik semua orang. Yesus berkata, "Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku" (Yoh. 12:32). Kristus sudah dan sedang menarik manusia kepada diri-Nya.
Jenis orang apakah yang Ia tarik? Undangan itu melanjutkan: "semua yang letih lesu dan berbeban berat." Tidak ada yang dikecualikan. Yesus memanggil semua orang. Ia menginginkan orang yang "letih lesu dan berbeban berat"—mereka yang bergumul di bawah beban dosa dan kesedihan, kekuatiran, dan kerisauan. Kepada laki-laki dan perempuan ini, Yesus berkata, "Marilah kepada-Ku."
Janji apakah yang diberikan kepada orang yang mau datang? "Aku akan memberi kelegaan kepadamu." Untuk orang yang berjuang keras di bawah beban yang terlalu berat untuk ia pikul, Yesus berkata, "Aku akan memberi kelegaan kepadamu." Yesus ingin mengambil beban yang berat itu dari pundak Anda dan memikulnya sendiri. Ia ingin mengambil masalah Anda dan menjadikan itu beban-Nya. Ia ingin mengambil sakit hati dan kesedihan Anda dan melenyapkannya selamanya.
Ya, Kristus ingin memberi Anda kelegaan. Ia menawarkan Anda kelegaan dari beban dosa; Ia bisa membersihkan jiwa Anda dan membuatnya putih seperti salju. Ia juga menawarkan Anda kelegaan dari kerisauan; Ia selalu berdiri di sebelah kanan Allah untuk memohon bagi orang-orang yang setia dan untuk menyampaikan permohonan mereka di hadapan Allah.
Sebuah Tanggung Jawab. Perhatikanlah sekarang bahwa undangan ini juga berisi tanggung jawab. Segala berkat dan janji-janji ini tidak untuk orang yang tidak mau mencarinya dan yang tidak mau menaati Allah. Yesus berkata, "Pikullah kuk yang Kupasang." Kita harus bersedia menyerahkan diri kita kepada Allah. Yesus berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku" (Yoh. 14:15).
Sekali lagi catatan terilham itu berkata: "Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya" (Ibr. 5:8, 9; huruf miring ditambahkan).
Satu-satunya cara untuk menerima undangan agung ini adalah dengan berserah sepenuhnya kepada kehendak Allah. Kita harus menunjukkan kasih kita dengan ketaatan yang setia.
Teks kita menambahkan, "Dan belajarlah padaku." Kita perlu belajar tentang kasih-Nya, kerendahan hati-Nya (bahwa Ia adalah "lemah lembut dan rendah hati"), kebaikan-Nya, keilahian-Nya, dan, ya, kuasa-Nya. Yesus menyatakan, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi" (Mat. 28:18; huruf miring ditambahkan).
Jika Yesus memiliki kuasa untuk memberikan undangan, tentunya Ia memiliki kuasa untuk memberitahu manusia cara untuk datang. Individu yang berkata, "Saya tahu Kristus berkata ini dan itu, tapi saya pikir itu tidak penting," adalah orang yang tidak pernah memikul sendiri kuk Kristus dan tidak pernah bisa menerima berkat-berkat-Nya.
Setelah menegaskan kuasa-Nya, Yesus berkata, "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum" (Mrk. 16:16). Kepada mereka yang sudah menjadi pemikul kuk, Ia mendesak, "Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan" (Why. 2:10).
Apakah itu layak? Dengarkanlah Dia sekarang ketika Ia mengulangi janji-Nya: "Dan jiwamu akan mendapat ketenangan." Dalam dunia yang tidak dapat menemukan ketenangan, Anda dapat menemukan ketenangan dalam diri Anda—ketenangan yang tidak didasarkan pada perasaan yang goyah atau imajinasi sia-sia, tapi di atas dasar batu karang Firman Allah. Anda dapat mengetahui "Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus" (Filipi 4:7) dan dapat memiliki kepastian bahwa "segala sesuatu … mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia" (8:28)—jika hanya Anda mau menaati Dia.
"Tapi bukankah ini merupakan tanggung jawab yang besar?" tanya Anda; "Tidakkah Tuhan meminta terlalu banyak?" Kita mendengar Juruselamat menyimpulkan: "Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." Jika dibandingkan dengan hal-hal yang Yesus sudah lakukan bagi kita, maka hal-hal yang Yesus minta untuk kita lakukan adalah sungguh kecil. Perintah Allah tidak mengandung penindasan. Paulus mengatakan bahwa perintah itu adalah "pelayanan yang masuk akal" (Rom. 12:1; KJV).
Bagaimanapun, kuk-Nya memang mudah karena setiap perintah yang dipatuhi mendatangkan kebahagiaan baru. Ketika kita mengikuti jejak Kristus dan mendedikasikan diri kita kepada kebahagiaan orang lain, kita menemukan bahwa setiap hari tumbuh lebih cerah dan lebih bahagia.
Kesimpulan. Ketika Anda sibuk melakukan pekerjaan Anda sehari-hari, izinkanlah "Undangan Agung" ini sering masuk kembali ke dalam hati Anda:
"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Ingatlah bahwa itu berisi undangan dengan banyak berkat yang besar dan tanggung jawab … dan ingatlah bahwa berkat-berkat itu tidak bisa dinikmati kecuali tanggung jawab dipenuhi lebih dulu!
TFTWMS: Roma (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 H. Strathmann, " ma÷rtuß," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel, trans. and ed. Geoffrey...
Catatan Akhir:
- 1 H. Strathmann, " ma÷rtuß," in Theological Dictionary of the New Testament, ed. Gerhard Kittel, trans. and ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967), 4:496.
- 2 The Analytical Greek Lexicon (London: Samuel Bagster & Sons, 1971), 181.
- 3 W. E. Vine, Merrill F. Unger, and William White, Jr., Vine's Complete Expository Dictionary of Old and New Testament Words (Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1985), 348.
- 4 Kata-kata ini adalah dari sebuah lagu yang dipopulerkan oleh Frank Sinatra (Paul Anka, "My Way" [1968]).
- 5 F. F. Bruce, The Letter of Paul to the Romans, 2d ed., The Tyndale New Testament Commentaries (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 190.
- 6 Vine, 75.
- 7 Leon Morris, The Epistle to the Romans (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1988), 383.
- 8 Jelas ada pengecualian untuk ini-orang yang, untuk satu alasan atau lainnya, tidak bertanggung jawab atas perbuatan mereka-tetapi yang Paulus maksudkan adalah aturan, bukan pengecualian.
- 9 J. A. Thompson, Deuteronomy, The Tyndale Old Testament Commentaries (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1974), 286.
- 10 John R. W. Stott, The Message of Romans: God's Good News for the World, The Bible Speaks Today (Downers Grove, Ill.: Inter-Varsity Press, 1994), 283.
- 11 Pentingnya melakukan hal-hal "dari hati" (tidak pura-pura) ditekankan di seluruh kitab Roma (seperti dalam 6:17, 18).
- 12 C. E. B. Cranfield, Romans: A Shorter Commentary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1985), 258.
- 13 Alkitab NASB menempatkan Kisah 8:37 dalam kurung dan menjelaskan bahwa naskah-naskah awal tidak berisi ayat itu. Sejumlah versi modern, termasuk NIV dan NRSV, menempatkan ayat itu dalam catatan kaki.
- 14 Banyak komentator menyebutkan pengakuan sebelum baptisan ketika mereka mengomentari Roma 10:9, 10.
- 15 Diadaptasi dari R. C. Bell, Studies in Romans (Austin, Tex.: Firm Foundation Publishing House, 1957), 122.
- 16 Walter Bauer, A Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature, 3d ed., rev. and ed. Frederick W. Danker (Chicago: University of Chicago Press, 2000), 290.
- 17 Bruce, 193.
- 18 Morris, 388.
- 19 Jim McGuiggan, The Book of Romans, Looking Into The Bible Series (Lubbock, Tex.: Montex Publishing Co., 1982), 311.
- 20 Douglas J. Moo, Romans, The NIV Application Commentary (Grand Rapids, Mich.: Zondervan Publishing House, 2000), 333.
- 21 Vine, 560.
- 22 Ibid., 481.
- 23 Alkitab KJV menulis "firman Allah." Bukti naskah awal menunjukkan preferensi kepada "firman Kristus."
- 24 James D. G. Dunn, Romans 9-16, Word Biblical Commentary, vol. 38B (Dallas: Word Books, 1986), 623
- 25 McGuiggan, 312.
- 26 Vine, 438.
- 27 Beberapa terjemahan lain (terutama terjemahan-terjemahan oleh satu orang) berusaha keras untuk mencoba menghilangkan petunjuk apa saja tentang ketaatan dalam hupakouō-tapi petunjuk itu tetap ada di sana.
- 28 Dalam 2 Tesalonika 1:8, Alkitab NASB menerjemahkan kata dasar Yunani yang sama sebagai "menaati injil."
- 29 Larry Deason, "The Righteousness of God": An In-depth Study of Romans, rev. ed. (Clifton Park, N.Y.: Life Communications, 1989), 260.
- 21 Stott, 280.
- 22 Dale Hartman, pelajaran yang dikhotbahkan di Eastside church of Christ, Midwest City, Oklahoma, 16 November 2003.
Pengarang: David Roper
Hak Cipta © 2016 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Roma (Pendahuluan Kitab) Penggunaan Perjanjian Lama Oleh Paulus (Roma 9-11)
Paulus sering mengutip dari Perjanjian Lama dalam suratnya kepada jemaat di Roma, tapi tidak di ma...
Penggunaan Perjanjian Lama Oleh Paulus (Roma 9-11)
Paulus sering mengutip dari Perjanjian Lama dalam suratnya kepada jemaat di Roma, tapi tidak di manapun hal ini terlihat lebih jelas selain dalam bagian "masalah orang Yahudi" (pasal 9 sampai 11). Memang tidak selalu mudah untuk mengatakan apakah Paulus sedang mengutip nas Perjanjian Lama atau ia hanya sedang menggunakan terminologi yang mirip dengan teks Perjanjian Lama. Oleh karena itu, kita tidak tahu persis berapa banyak kutipan yang ditemukan dalam bagian kitab Roma ini. Perkiraannya bervariasi dari dua puluh51sampai tiga puluh52—tapi semua komentator setuju bahwa Paulus banyak sekali menggunakan Perjanjian Lama dalam tiga pasal ini.
Pemeriksaan yang seksama atas nas-nas Perjanjian Lama yang jadi pembahasan mengungkapkan bahwa Paulus kadang-kadang mengutip satu nas secara kurang lebih kata demi kata (umumnya dari LXX). Kadang-kadang ia menafsirkan teks Perjanjian Lama. Kadang-kadang ia hanya memberi gagasan dasar nas tersebut. Pada kesempatan itu, ia menggabungan pelbagai acuan. Lebih lanjut, ia sering memberikan arti yang berbeda dari arti awalnya kepada ayat-ayat Perjanjian.
Mengenai penggunaan Perjanjian Lama oleh Paulus dalam bagian ini, tiga pengamatan diberikan sebagai berikut:
- 1. Tujuan utama Paulus adalah untuk meyakinkan kaum Yahudi bahwa Allah tidak mengingkari janji-Nya kepada mereka. Oleh karena itu ia mengacu kepada kuasa yang mereka akui—Perjanjian Lama—dan menggunakan penalaran yang mereka kenal baik. Richard A. Batey menulis bahwa "penggunaan Perjanjian Lama oleh Paulus adalah konsisten dengan metode penafsiran para rabi pada zamannya. Pelbagai argumentasi dan penggunaan Kitab Suci oleh dia akan sudah memiliki kualitas sangat tinggi yang meyakinkan banyak pembaca Yahudinya di abad pertama."53
- 2. Penggunaan Kitab Suci oleh Paulus tidak berbeda dari cara kita menggunakannya di zaman kini. Kita menggunakan potongan ayat. Kita memperluas penerapan nas-nas itu untuk mencakup pelbagai masalah zaman kini ("rumah tangga [yang] terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan"; lihat Mrk. 3:25). Kita bahkan meminjam ungkapan dari Kitab Suci dan menggunakannya sebagai kiasan, seperti "biji mata saya" (lihat Maz. 17:8) dan "ujung pakaian" (lihat Mat. 9:20; KJV).
- 3. Paulus diilhami oleh Allah. Melalui Roh, ia tahu penerapan apa yang secara sah dapat dibuat dari nas Perjanjian Lama. Karena kita tidak terilham, kita perlu berhati-hati dalam penerapan kita atas pelbagai acuan Perjanjian Lama.
Jangan Pernah Menyerah! (Pasal 11)
Sebagai suatu bangsa, kaum Yahudi telah menolak Yesus dan karena itu telah menolak Allah. Akibatnya, Allah telah menolak mereka. Apakah ini berarti Allah telah menyerah terhadap mereka? Tidak sama sekali. Penerimaan Allah atas Paulus dan orang-orang Yahudi lainnya (11:1-10) menunjukkan kesediaan-Nya untuk menerima semua orang Yahudi yang mau bertobat dan percaya kepada Yesus. Selanjutnya, sebagai bukti bahwa Ia masih peduli terhadap orang-orang Yahudi, Ia menggunakan sikap-Nya yang menerima bangsa-bangsa lain untuk menggerakkan orang-orang Yahudi untuk kembali kepada Dia.
Penting bagi kita untuk menyadari bahwa Allah tidak menyerah terhadap orang-orang berdosa. Roma 1 mengajarkan bahwa Allah kadang-kadang menyerahkan orang berdosa kepada dosa mereka, yang membolehkan mereka untuk melanjutkan ketidakpatuhan mereka dan menanggung akibat tindakan mereka. Namun begitu, tujuan Allah dalam hal ini adalah untuk membuat orang berdosa melihat kesalahan cara hidup mereka sebelum sangat terlambat. Allah mungkin "menyerahkan" orang-orang berdosa, tetapi Ia tidak "menyerah" terhadap mereka. Selama mereka masih hidup, Ia merindukan kepulangan mereka, selalu bersemangat untuk menerima mereka kembali (lihat Luk. 15:20-24).54
Betapa ini suatu kebenaran yang menggembirakan! Jika orang-orang yang Anda kasihi masih berada di luar Kristus, ini seharusnya mendorong Anda. Ini seharusnya menyebabkan Anda untuk melipatgandakan upaya Anda untuk memenangkan mereka bagi Tuhan. Jika Allah tidak menyerah terhadap mereka, kita juga jangan menyerah. Jika hubungan Anda tidak benar dengan Allah, betapa indahnya untuk menyadari bahwa Tuhan tidak menyerah terhadap Anda!
BIS: Roma (Pendahuluan Kitab) SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka
terhadap kunjungannya kepada mere
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
PENGANTAR
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma ditulis untuk mempersiapkan mereka terhadap kunjungannya kepada mereka. Menurut rencana, Paulus akan bekerja sementara waktu di antara orang-orang Kristen di sana, kemudian dengan bantuan mereka, ia ingin pergi ke Spanyol. Paulus menulis surat ini untuk menjelaskan pengertiannya tentang agama Kristen dan tuntutan-tuntutannya yang praktis untuk kehidupan orang-orang Kristen.
Setelah menyampaikan salamnya kepada orang-orang dalam jemaat di Roma, dan memberitahukan kepada mereka tentang doanya bagi mereka, Paulus mengemukakan tema suratnya ini: "Dengan Kabar Baik itu Allah menunjukkan bagaimana caranya hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali; caranya ialah dengan percaya kepada Allah, dari mula sampai akhir" (Rom 1:17).
Setelah itu Paulus menguraikan temanya itu. Semua orang --baik Yahudi maupun bukan Yahudi -- perlu diperbaiki hubungannya dengan Allah, sebab semuanya sama-sama berada dalam kekuasaan dosa. Hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali kalau manusia percaya kepada Yesus Kristus. Kemudian Paulus menguraikan tentang hidup baru yang dialami oleh manusia kalau bersatu dengan Kristus. Hidup baru itu tumbuh karena adanya hubungan yang baru dengan Allah. Orang yang sudah percaya kepada Yesus, hidup damai dengan Allah, dan Roh Allah membebaskan dia dari kekuasaan dosa dan kematian. Dalam pasal 5-8 (Rom 5:1-8:39) Paulus menjelaskan juga tujuan Hukum-hukum Allah dan kuasa Roh Allah di dalam kehidupan orang percaya. Kemudian Paulus menjelaskan bahwa orang Yahudi dan bukan Yahudi termasuk dalam rencana Allah untuk umat manusia. Paulus menyimpulkan bahwa penolakan Yesus oleh orang Yahudi sudah termasuk dalam rencana Allah untuk menolong manusia berdasarkan rahmat-Nya melalui Yesus Kristus. Paulus yakin bahwa orang Yahudi tidak selalu akan menolak Yesus. Akhirnya Paulus menulis tentang bagaimana orang harus hidup sebagai orang Kristen, terutama sekali tentang caranya mempraktekkan kasih dalam hubungan dengan orang-orang lain. Untuk itu Paulus memilih pokok-pokok seperti berikut ini: melayani Allah, kewajiban orang Kristen terhadap negara dan sesama orang Kristen, dan berbagai-bagai persoalan yang menyangkut hati nurani. Paulus menutup suratnya ini dengan pesan-pesan pribadi dan puji-pujian kepada Allah.
Isi
- Pendahuluan dan tema
Roma 1:1-17 - Kebutuhan manusia akan keselamatan
Roma 1:18-3:20 - Jalan keselamatan dari Allah
Roma 3:21-4:25 - Hidup baru karena bersatu dengan Kristus
Roma 5:1-8:39 - Israel dalam rencana Allah
Roma 9:1-11:36 - Kelakuan Kristen
Roma 12:1-15:13 - Penutup dan salam pribadi
Roma 15:14-16:27
Ajaran: Roma (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin
bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kr
Tujuan
Supaya orang-orang Kristen mengerti ajaran-ajaran utama Kitab Roma dan yakin bahwa manusia diselamatkan hanya oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Paulus (Rom 1:1).
Tahun : Sekitar tahun 58 sesudah Masehi, dari kota Korintus.
Penerima : Orang-orang Kristen di kota Roma (dan juga setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus).
Isi Kitab: Kitab Roma terbagi atas 16 pasal. Dalam kitab ini Rasul Paulus menjelaskan tentang cara manusia yang berdosa diselamatkan, yaitu melalui iman saja kepada Tuhan Yesus. Dan juga tentang cara hidup orang-orang yang telah diselamatkan tersebut.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Roma
Pasal 1-11 (Rom 1:1-11:36).
Pengajaran tentang Injil merupakan kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap manusia
Pada bagian ini dijelaskan bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan sudah tidak mengenal Allah. Karena itu manusia berdosa sudah berada dalam penghukuman Allah, yaitu kematian. Keselamatan dari kematian akibat dosa tidak dapat diperoleh melalui usaha manusia atau melalui melakukan Hukum Taurat. Keselamatan itu hanya dapat diperoleh dalam anugerah Allah yang ada pada Tuhan Yesus. Ini berarti keselamatan manusia hanya dapat diperoleh melalui iman kepada anugerah Allah yang ada di dalam Tuhan Yesus.
Pendalaman
- Berdasarkan pasal Rom 1:21-25,28-31. Apakah yang dilakukan manusia di dunia?
- Bacalah pasal Rom 3:23; 6:23. _Tanyakan_: Berapa banyakkah manusia yang berdosa? Apakah akibat dari dosa?
- Bacalah pasal Rom 10:9-13. _Tanyakan_: Bagaimanakah caranya manusia diselamatkan?
Pasal 12-16 (Rom 12:1-16:27).
Pengajaran tentang kehidupan orang Kristen setiap hari
Pada bagian ini, dijelaskan bagaimana seharusnya kehidupan dari setiap orang yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat-Nya.
Pendalaman
- Bacalah pasal Rom 12:1-2. _Tanyakan_: Apakah ibadah orang Kristen yang sejati dan berkena di hadapan Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:6-8. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap kehidupan seorang pelayan Firma Allah?
- Bacalah pasal Rom 12:9-21. _Tanyakan_: Bagaimanakah cara hidup orang percaya/Kristen dala masyarakat?
- Bacalah pasal Rom 13:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap pemerintah?
- Bacalah pasal Rom 15:1. _Tanyakan_: Bagaimanakah sikap orang Kristen terhadap orang yan lemah?
- Bacalah pasal Rom 16:17-18. _Tanyakan_: Apakah peringatan Rasul Paulus terhadap orang percaya?
II. Kesimpulan
Melalui Kitab Roma jelaslah bahwa Allah mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa, dan mengalami penghukuman, yaitu kematian. Allah juga dengan tegas menyatakan bahwa semua usaha manusia untuk menyelamatkan diri dari kematian itu sia-sia. Allah menyatakan bahwa manusia memperoleh keselamatan hanya melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Kitab Roma?
- Mengapakah semua manusia berada dalam penghukuman Allah?
- Mengapakah orang Kristen perlu menguduskan diri?
- Bagaimanakah cara hidup orang Kristen?
Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) Inti InjilMENGAPA ROMA?Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Y
Inti Injil
MENGAPA ROMA?
Dalam Kisah para Rasul kita saksikan Paulus memulai gereja-gereja di tempat-tempat yang sekarang kita kenal sebagai Turki dan Yunani. Tetapi, ia mempunyai suatu rencana jangka panjang untuk menginjili lebih jauh ke barat, yaitu ke Roma dan kemudian lebih jauh lagi. Namun demikian ada hal-hal lain yang perlu dikerjakan terlebih dahulu. Ia harus kembali ke Yerusalem untuk mengambil bantuan yang telah dikumpulkan oleh orang-orang Kristen bukan Yahudi bagi orang-orang miskin yang percaya di sana. Setelah itu ia dapat dengan leluasa mencurahkan perhatiannya ke ibu kota tersebut, dan setelah itu ia mengarahkan pandangannya ke Spanyol (15:22-29). Alasan Paulus ialah ia selalu ingin merintis daerah baru dan memberitakan Injil di tempat Injil belum pernah didengar. Ini sedikit menjelaskan mengapa surat ini ditulis - sebuah gereja sudah dibangun di Roma, karena itu Paulus tidak menganggap kunjungan ke Roma sebagai prioritas utama (15:18-21). Kita tidak tahu kapan gereja itu didirikan, tetapi jika kita melihat daftar para peziarah di Hari Pentakosta, kita akan melihat bahwa di antara mereka terdapat orang-orang Roma (Kis. 2: 10). Dari nama-nama pada akhir surat ini, rupa-rupanya Paulus sudah mengenal sejumlah besar anggota jemaat di sana (16:3-15), hal ini dapat dimengerti karena banyak jalan menuju Roma. Banyak orang melakukan perjalanan di daerah kekaisaran Roma terutama para pedagang, dan banyak dari mereka akhirnya menetap di ibu kota.
MENGAPA SURAT INI DITULIS?
Tampaknya Paulus sedang mempersiapkan kunjungannya dengan menjelaskan Injil bagi mereka. Mungkin ada orang yang mengritik ajarannya dan ia ingin meluruskan hal itu. Pada waktu yang bersamaan penulisan surat ke Roma merupakan kesempatan untuk menulis intisari kabar baik tentang Kristus secara lebih terinci dibandingkan dengan yang terdapat dalam kitab Perjanjian Baru yang lain. Surat Roma merupakan salah satu tulisan Paulus yang paling teratur, oleh karenanya surat ini telah menjadi buku sumber bagi orang Kristen sejak ia mendiktekannya kepada kawannya, Tertius, di Korintus sekitar tahun 57.
PAULUS DI ROMA.
Rencana Paulus tidak berjalan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Kita tahu dari Kisah para Rasul bahwa ketika tiba di Yerusalem ia ditangkap, dan setelah beberapa saat di penjara, ia memohon, seperti lazimnya warga negara Romawi, supaya kasusnya dapat didengar oleh Kaisar. Oleh karena itu, ia dibawa ke Roma sebagai tawanan. Rupa-rupanya ia dibebaskan dan melanjutkan pekerjaan pelayanannya sebelum akhirnya dibunuh di Roma.
ORANG ROMAWI DAN GEREJA.
Ketika orang Kristen menemukan kembali surat-surat seperti surat Roma pada waktu Reformasi, hal ini mengubah gereja secara besar-besaran. Mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat memperoleh keselamatan dari apa yang mereka lakukan. Allah telah melakukan keselamatan itu bagi mereka, dalam cara yang memungkinkan Ia dapat membenarkan orang-orang berdosa. Rahasianya tentu terdapat pada salib.
Pesan
1. Kita semua perlu dibenarkan di hadapan Allah (pasal 1-3)o Bagi orang bukan Yahudi, cukup banyak yang dapat diketahui tentang Dia
- dalam alam semesta. Rom 1:19-20
- dalam kenyataan kita sebagai ciptaan. Rom 2:14-15
o Untuk orang Yahudi, lebih dari cukup - dalam firman-Nya. Rom 2:12, 17-24;3:1-2
o Semua orang jatuh di dalam dosa. Rom 3:9-20, 23
o Tidak seorang pun
- boleh menghakimi orang lain. Rom 2:1-3
- boleh bermegah diri. Rom 3:27
- dapat berdalih. Rom 1:20; 2:1; 3:19
- dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Rom 3:20, 23
2. Allah melakukan semua itu (pasal 3-5)
o Kematian Kristus membayar semua hutang
- Ia mati menggantikan kita. Rom 3:24-25
- pada waktu kita masih berdosa. Rom 5:6-8
- kita dapat dibenarkan. Rom 3:24
o Abraham mempercayai firman Allah
- kita pun harus beriman. Rom 3:25; 4:16-25; 5:1
o Adam melakukan sesuatu yang berakibat pada kita sampai sekarang
- demikian pula apa yang dilakukan Kristus di kayu salib. Rom 5:12-19
3. Cara hidup yang berbeda (pasal 6-8)
o Masalahnya ialah sifat dosa manusia
- yang tidak dapat menjadi baik. Rom 7:18
- yang berseteru terhadap Allah. Rom 8:7
- yang tidak memperkenan Allah. Rom 8:8
o Kuasa datang dari Roh Kudus
- yang diam di dalam kita. Rom 8:9-11
- yang menimbulkan pertentangan. Rom 7:13-23
- yang menyediakan kemenangan. Rom 7:24-25
o Kita harus bekerja sama dengan Dia
- menolak dosa. Rom 6:13, 16, 19; 8:13
- menaati Kristus. Rom 6:13, 16-19, lihat Rom 12:1
o Kita bisa
- memperoleh kemenangan. Rom 6:14
- menerima kehidupan. Rom 8:11
- menjadi anak-anak Allah. Rom 8:14-17
- mengalami pertolongan-Nya. Rom 8:26-27
- menjadi seperti Kristus. Rom 8:28-30, lihat Rom 12:2
- merasa pasti bahwa kita adalah milikNya. Rom 8:31-39
4. Allah tahu apa yang sedang dilakukanNya (pasal 9-11)
o Allah tahu bagaimana mengendalikan umat-Nya
- terhadap orang Yahudi yang tidak taat sekalipun. Rom 9:1-33
- Ia mempunyai rencana induk. Rom 11:1-32
o Kita tetap harus memberikan tanggapan
- dalam iman yang taat. Rom 10:5-21
5. Kita diselamatkan bersama (pasal 12-1)
o Kita adalah anggota dari satu tubuh
- saling memiliki. Rom 12:3-8
- saling mengasihi. Rom 12:9-21; 13:8-10
- saling menerima. Rom 14:1-15:7
- saling menghayati gaya hidup yang baru. Rom 13:1-7, 11-14
Penerapan
1. Tawaran itu cuma-cuma(untuk dibenarkan di hadapan Allah)
o Karena keberadaan kita, itu harus terjadi
o Itu dapat terjadi karena Kristus telah
melakukannya
o Ini berarti
- kita tidak dapat memperolehnya sendiri
- kita harus menerimanya dengan iman
2. Kuasa itu ada
(untuk hidup sebagai orang Kristen)
o Oleh karena kita tidak mampu melakukannya sendiri
o Oleh karena Roh Kudus hidup di dalam kita
o Ini berarti
- membuang sifat-sifat dosa kita
- menaati Yesus Kristus
3. Persekutuan Itu milik kita
(bersama dengan sesama Kristen)
o Oleh karena kita saling memiliki
o Oleh karena kita sekarang tahu bagai
mana mengasihi
o Ini berarti
- kita harus menumbuhkan dan menghargainya
- kita tidak boleh menyalahgunakan atau memandang enteng persekutuan Kristen
Tema-tema Kunci
1. Anugerah.
Kebenaran yang berkali-kali ditanamkan ialah bahwa jika kita dapat menjadi Kristen, Allah yang harus melakukannya. Anugerah Allah itu diberikan dengan cuma-cuma, kita tidak dapat melakukan sendiri. Namun demikian, kita tidak boleh juga menganggap hal itu sepele. Telusurilah tema ini dalam seluruh surat Roma: Rom 1:7; 2:4; 3:24, 27; 4:16; 5:15, 17, 21; 6:1, 15; 11: 5-6.
2. Iman.
Kita mendapat anugerah cuma-cuma dari Allah oleh iman kepada Kristus. Pada saat yang sama, tidak berarti kita hanya semata-mata percaya tentang Dia, tetapi menerima firman Allah, menaati-Nya dan mengakui Kristus. Perhatikan bagaimana Paulus menekankan tentang iman dalam surat ini, dan juga bagaimana ia mendefinisikannya. Apakah iman kita cukup besar? 1:5 (lihat 15:18); Rom 1:16-17; 3:22, 26-31; 4:1-25; 5:1; 10:8-11; 10:17.
3. Pembebasan (atau Pembenaran).
Kata di atas diambil dari istilah yang ada dalam sidang pengadilan. Allah membebaskan - atau 'membenarkan' - pendosa, menyatakannya'benar', oleh karena apa yang telah Yesus lakukan sebagai penggantinya. Lihat bagaimana Paulus mengaitkan ini dalam kematian Kristus dan iman: Rom 1:17; 3:21-26; 4:1-25; 5:8-11, 15-21; 10:1-10.
4. Kebersamaan.
Perhatikan apa yang Paulus katakan bahwa kita semua berdosa dan kita diselamatkan bersama-sama. Ia menggunakan gambaran tentang tubuh ketika ia ingin menunjukkan bagaimana kita harus bekerja sama satu dengan yang lain. Walaupun hal-hal yang mengganggu dan memecah belah Kristen pada zaman Paulus berbeda dengan masa kini, apakah ia memberikan pedoman yang dapat kita terapkan saat ini? Khususnya lihat 14:1-15:7.
5. Allah adalah Raja.
Kita mendapat kesan yang jelas bahwa walaupun manusia tidak percaya, Allah tetap mengendalikan dunia, sebagaimana Ia mengatur kehidupan Kristen. Hal ini menjadi jaminan yang sangat berarti bagi mereka yang percaya, walaupun kita tidak dapat mengerti bagaimana Ia melakukannya. Bacalah seluruh pasal 9 dan 10 sekali lagi. Bagaimana keduanya saling mengisi?
Garis Besar Intisari: Roma (Pendahuluan Kitab) [1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17Semua tentang Yesus Kristus
Rom 1:8-15Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan
Rom 1:16-17Berit
[1] 'MENGAPA SAYA MENULIS...' Rom 1:1-7
Rom 1:1-17 | Semua tentang Yesus Kristus |
Rom 1:8-15 | Saya mempunyai sesuatu untuk dibagikan |
Rom 1:16-17 | Berita secara ringkas |
[2] 'KITA SEMUA ADALAH ORANG BERDOSA' Rom 1:18-3:20
Rom 1:18-32 | Mereka yang tidak memiliki Alkitab |
Rom 2:1-11 | Menghakimi orang lain? |
Rom 2:12-16 | Allah akan menghakimi kita semua |
Rom 2:17-3:20 | Lebih baikkah orang Yahudi? |
[3] 'ALLAH MEMPUNYAI JALAN' Rom 3:21-5:21
Rom 3:21-26 | Apa yang dilakukan oleh salib |
Rom 3:27-31 | Siapa yang boleh bermegah? |
Rom 4:1-25 | Abraham percaya lebih dulu |
Rom 5:1-5 | Sukacita - walaupun dalam kesusahan |
Rom 5:6-11 | Ketika kita tidak berdaya |
Rom 5:12-21 | Kristus dan Adam |
[4] 'HIDUP BARU' Rom 6:1-8:39
Rom 6:1-14 | Dosa dapat dikalahkan |
Rom 6:15-23 | Pergantian pemilik |
Rom 7:1-6 | Pergantian pasangan |
Rom 7:7-25 | Peperangan dalam hati |
Rom 8:1-11 | Roh memberi hidup |
Rom 8:12-17 | Anak-anak Allah! |
Rom 8:18-25 | Dan banyak lagi yang lain |
Rom 8:26-27 | Doa |
Rom 8:28-30 | Tujuan |
Rom 8:31-39 | Apa lagi yang dapat saya katakan? |
[5] 'TETAPI BAGAIMANA HALNYA DENGAN ORANG YAHUDI?' Rom 9:1-11:36
Rom 9:1-5 | Hak-hak istimewa mereka |
Rom 9:6-33 | Maksud Allah |
Rom 10:1-21 | Iman menyelamatkan |
Rom 11:1-36 | Rencana yang aneh |
[6] 'HAYATILAH!' Rom 12:1-15:13
Rom 12:1-2 | Kehidupan yang dipersembahkan |
Rom 12:3-21 | Kehidupan di dalam satu tubuh |
Rom 13:1-7 | Hidup dalam masyarakat |
Rom 13:8-10 | Hidup dalam kasih |
Rom 13:11-14 | Bangun dan hiduplah! |
Rom 14:1-15:13 | Hidup bersama dengan sesama |
[7] 'RENCANA HARI DEPANKU' Rom 15:14-33
Rom 15:14-21 | Pelayanan saya |
Rom 15:22-33 | Ambisi saya |
[8] 'SANGAT BANYAK KAWAN DI ROMA' Rom 16:1-27
Allah memberkati kalian semuaBank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi