Teks -- Yohanes 7:18 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life -> Yoh 7:18
Full Life: Yoh 7:18 - MENCARI HORMAT BAGI DIRINYA SENDIRI.
Nas : Yoh 7:18
Yesus menekankan suatu patokan yang terpenting untuk menguji apakah
seorang pengkhotbah datang dari Allah atau tidak: Apakah mereka ...
Nas : Yoh 7:18
Yesus menekankan suatu patokan yang terpenting untuk menguji apakah seorang pengkhotbah datang dari Allah atau tidak: Apakah mereka mencari kehormatan atau kemuliaan mereka sendiri? Bila mengevaluasi pendeta tanyakan apakah khotbah mereka membesarkan diri mereka atau Tuhan Yesus.
Jerusalem -> Yoh 7:14-52
Jerusalem: Yoh 7:14-52 - -- Bagian ini terdiri atas unsur yang berbeda-beda dan dipersatukan oleh sebuah pikiran bersama: keraguan tentang asal-usul Yesus:
1) Asal manusiaNya men...
Bagian ini terdiri atas unsur yang berbeda-beda dan dipersatukan oleh sebuah pikiran bersama: keraguan tentang asal-usul Yesus: 1) Asal manusiaNya menyelubungi asal ilahiNya: bagaimanakah Ia mempunyai pengetahuan sebab memang tidak berguru pada para rabi? Yoh 7:14-18; orang tahu tentang masa mudaNya, jadi mustahillah Ia Mesias, Yoh 7:25-30. 2) Orang yakin Yesus lahir di Nazaret, maka mustahillah Ia Mesias, Yoh 7:40-52. Apa yang dikatakan tentang "pergiNya" Yesus, Yoh 7:33-36, bersangkutan dengan apa yang dikatakan tentang asal ilahiNya: Manusia Kristus pergi ke tempat di mana Ia selalu tetap ada (karena keilahianNya) bdk Yoh 7:29 dan Yoh 7:34. Ayat Yoh 7:19-24 yang berupa konklusi untuk Yoh 5:1-16 ada di luar konteksnya.
Ref. Silang FULL -> Yoh 7:18
· dirinya sendiri: Yoh 5:41; 8:50,54
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per Ayat)
Hagelberg: Yoh 7:18 - -- 7:18 Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusny...
7:18 Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya.
Hormat untuk diri sendiri adalah motivasi seseorang yang berkata-kata dari dirinya sendiri. Mungkinkah ada tuduhan yang tidak langsung dalam pernyataan ini? Sebenarnya musuh-Nya yang mencari hormat bagi dirinya sendiri, sampai mereka berusaha untuk membunuh Dia tanpa mengadili Dia sesuai dengan peraturan mereka sendiri. Dalam pasal 5:44 Dia telah berkata, "Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?" Sebaliknya hormat untuk Allah Bapa adalah motivasi seseorang yang mengajarkan apa yang benar.
Hagelberg: Yoh 7:14-24 - -- a. Ajaran Yesus yang berwewenang (7:14-24)
Dalam bagian ini Tuhan Yesus menanggapi dua pertanyaan, dan membela hak-Nya untuk mengajar. Mereka terpaksa...
a. Ajaran Yesus yang berwewenang (7:14-24)
Dalam bagian ini Tuhan Yesus menanggapi dua pertanyaan, dan membela hak-Nya untuk mengajar. Mereka terpaksa memilih, apakah Dia adalah nabi palsu, yang harus dihukum mati (Ulangan18:20) ataukah Dia adalah nabi yang dinubuatkan oleh Musa, yang harus ditaati (Ulangan 18:19).654
Hagelberg: Yoh 7:18 - -- 7:18 Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusny...
7:18 Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya.
Hormat untuk diri sendiri adalah motivasi seseorang yang berkata-kata dari dirinya sendiri. Mungkinkah ada tuduhan yang tidak langsung dalam pernyataan ini? Sebenarnya musuh-Nya yang mencari hormat bagi dirinya sendiri, sampai mereka berusaha untuk membunuh Dia tanpa mengadili Dia sesuai dengan peraturan mereka sendiri. Dalam pasal 5:44 Dia telah berkata, "Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?" Sebaliknya hormat untuk Allah Bapa adalah motivasi seseorang yang mengajarkan apa yang benar.
Hagelberg: Yoh 7:14-44 - -- 8. Di hari raya Pondok Daun (7:14-44)
Di hari raya Pondok Daun, pernyataan Tuhan Yesus menjadi sangat jelas dan terang-terangan, dan perlawanan yang m...
8. Di hari raya Pondok Daun (7:14-44)
Di hari raya Pondok Daun, pernyataan Tuhan Yesus menjadi sangat jelas dan terang-terangan, dan perlawanan yang melawan Dia juga semakin terang-terangan.
Hagelberg: Yoh 5:1--7:52 - -- C. Oposisi Timbul: tambah tanda, perbuatan, dan kata (5:1-7:52)
Dalam bagian ini pertentangan antara Tuhan Yesus dan pemimpin-pemimpin orang Yahudi ti...
II. PENYATAAN YESUS DENGAN KATA DAN PERBUATAN (1:19-10:42)
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Yoh 7:14-36
Matthew Henry: Yoh 7:14-36 - Kristus pada Perayaan Pondok Daun Kristus pada Perayaan Pondok Daun (7:14-36)
Di sini terdapat:
I. Pengajaran Kristus di hadapan orang banyak di Bait Allah (ay. 14): Dia masuk k...
Kristus pada Perayaan Pondok Daun (7:14-36)
- Di sini terdapat:
- I. Pengajaran Kristus di hadapan orang banyak di Bait Allah (ay. 14): Dia masuk ke Bait Allah lalu mengajar, sesuai dengan kebiasaan-Nya ketika berada di Yerusalem. Pekerjaan-Nya adalah mengajarkan Injil kerajaan, dan Dia selalu melakukannya di setiap tempat keramaian. Ajaran yang disampaikan-Nya itu tidak dicatat di sini, karena mungkin isinya sama saja dengan ajaran-ajaran yang sudah disampaikan-Nya di Galilea, yang sudah dicatat oleh penulis-penulis Injil lain. Sebab Injil sama saja, baik bagi orang-orang biasa maupun bagi orang-orang terhormat. Tetapi apa yang dapat diamati di sini adalah bahwa waktu itu pesta sedang berlangsung, hari keempat atau kelima dari delapan hari pesta. Entah Dia baru tiba di Yerusalem pada pertengahan pesta atau sudah datang pada awal pesta tetapi baru tampil sekarang ini, tidaklah pasti. Akan tetapi, bila ada yang bertanya mengapa Dia tidak masuk ke Bait Allah lebih awal untuk mengajar? Maka pertanyaan itu bisa dijawab sebagai berikut:
- . Karena orang-orang akan lebih punya waktu luang untuk mendengarkan-Nya, dan, dengan begitu boleh diharapkan, akan lebih siap mendengarkan-Nya, setelah beberapa hari sibuk mengurusi tempat dagangan mereka, seperti yang biasa mereka lakukan pada hari raya Pondok Daun.
- . Karena Dia lebih memilih untuk muncul sesudah kawan maupun lawan-Nya berhenti mencari-Nya. Dengan demikian Dia memberikan contoh mengenai cara yang akan dipakai-Nya dalam kedatangan-Nya, yaitu muncul pada tengah malam (Mat. 25:6). Akan tetapi, mengapa sekarang Dia muncul secara terang-terangan seperti itu? Pasti ini untuk mempermalukan orang-orang yang berusaha menganiaya-Nya, yaitu imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi.
- (1) Dengan menunjukkan bahwa Dia tidak takut terhadap mereka atau terhadap kekuasaan mereka, meskipun mereka sangat geram terhadap-Nya (Yes. 50:7-8).
- (2) Dengan mengambil-alih pekerjaan mereka dari tangan mereka. Tugas mereka adalah mengajar orang-orang di Bait Allah, dan khususnya pada hari raya Pondok Daun (Neh. 8:18-19). Akan tetapi, karena mereka sama sekali tidak mengajar orang atau menyampaikan ajaran-ajaran yang hanya berupa perintah-perintah manusia saja, maka Ia pun masuk ke Bait Allah dan mengajar orang-orang di sana. Ketika gembala-gembala Israel memangsa kawanan domba mereka sendiri, maka itulah waktunya bagi Sang Gembala agung untuk tampil, seperti yang sudah dijanjikan (Yeh. 34:22-23; Mal. 3:1).
- II. Percakapan-Nya dengan orang-orang Yahudi setelah ini. Pembicaraan itu dapat diringkas ke dalam empat hal pokok:
- . Mengenai ajaran-Nya.
- Perhatikanlah di sini:
- (1) Bagaimana orang-orang Yahudi mengagumi ajaran-Nya itu (ay. 15): Maka heranlah orang-orang Yahudi dan berkata: "Bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar!"
- Perhatikanlah di sini:
- [1] Bahwa Yesus Tuhan kita tidak mendapat pendidikan di sekolah-sekolah para nabi atau belajar di bawah asuhan para rabi. Bukan saja tidak bepergian untuk belajar, seperti yang dilakukan para filsuf, Dia juga tidak memanfaatkan sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan di negeri-Nya sendiri. Musa dididik dalam pengetahuan orang-orang Mesir, namun Kristus tidak dididik bahkan dalam pengetahuan orang-orang Yahudi. Karena sudah menerima Roh dengan tidak terbatas, Dia tidak perlu menerima pengetahuan apa pun dari manusia atau melalui manusia. Pada waktu kemunculan Kristus, pendidikan berkembang sangat pesat baik di dalam Kekaisaran Romawi maupun di dalam jemaat Yahudi, lebih daripada dalam zaman apa pun sebelum atau sesudahnya. Dan dalam masa yang haus akan pengetahuan seperti itulah Kristus memilih mendirikan agama-Nya, dan tidak pada masa ketika orang masih buta huruf, supaya jangan sampai agama-Nya tampak sebagai suatu rancangan yang dipaksakan kepada dunia. Namun demikian, Dia sendiri tidak mempelajari pengetahuan yang sedang digemari di kala itu.
- [2] Bahwa Kristus mempunyai pengetahuan, meskipun Dia tidak pernah belajar. Dia menguasai kitab-kitab suci, meskipun Dia tidak pernah berguru pada seorang ahli Taurat mana pun. Penting bagi hamba-hamba Kristus untuk mempunyai pengetahuan, seperti Dia. Dan karena kita tidak bisa berharap dapat memiliki pengetahuan seperti yang dimiliki-Nya, yaitu melalui pewahyuan, kita harus bersusah payah untuk memperolehnya dengan cara-cara biasa.
- [3] Bahwa pengetahuan Kristus yang demikian, meskipun tanpa belajar, membuat-Nya benar-benar luar biasa dan menakjubkan. Orang-orang Yahudi membicarakan hal ini di sini dengan penuh rasa takjub.
- Pertama, sebagian orang, kelihatannya, mengatakannya untuk menghormati Dia: Dia yang tidak pernah belajar, namun jauh mengungguli semua orang lain yang pernah belajar, pasti dikaruniai dengan pengetahuan ilahi.
- Kedua, sebagian yang lain mungkin menyebutkannya untuk melecehkan dan menghina Dia: Apa pun yang tampak dimiliki-Nya, Dia tidak benar-benar memiliki pengetahuan yang sesungguhnya, sebab Dia tidak pernah belajar di perguruan tinggi, atau mempunyai gelar apa pun.
- Ketiga, sebagian yang lain lagi mungkin bermaksud mengatakan bahwa Dia mendapatkan pengetahuan-Nya dengan belajar ilmu sihir, atau dengan cara-cara tertentu yang dilarang. Oleh karena mereka tidak tahu bagaimana Dia bisa menjadi seorang cendekiawan seperti itu, mereka langsung saja menganggap Dia tukang sihir.
- (2) Apa yang ditegaskan-Nya mengenai ajaran-Nya itu.
- Ada tiga hal:
- [1] Bahwa ajaran-Nya bersifat ilahi (ay. 16): "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku." Mereka tersinggung karena Dia berani mengajar, padahal Dia tidak pernah belajar. Untuk menanggapi hal ini, Dia berkata kepada mereka bahwa ajaran-Nya bukanlah sesuatu yang dapat dipelajari, sebab ajaran-Nya bukan hasil pemikiran manusia dan kekuatan-kekuatan alami, yang bisa diperluas dan ditingkatkan dengan membaca serta bertukar pikiran, melainkan itu adalah pewahyuan ilahi. Sebagai Allah, yang sama dengan Bapa, sah saja bila Dia berkata, "Ajaran-Ku berasal dari diri-Ku sendiri, dan dari Dia yang telah mengutus Aku." Akan tetapi, karena sekarang Dia sedang dalam keadaan merendahkan diri, dan sebagai Pengantara, Hamba Allah, maka lebih sesuai bagi-Nya untuk berkata, "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tidak hanya milik-Ku sendiri, tidak bermula dari diri-Ku sendiri, sebagai Anak Manusia dan Pengantara, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. Ajaran-Ku tidak berpusat dalam diri-Ku sendiri, dan juga tidak menuju kepada diri-Ku sendiri pada akhirnya, tetapi kepada Dia yang telah mengutus Aku." Tentang Sang Nabi Agung, Allah telah berjanji bahwa Dia akan menaruh firman-Nya dalam mulutnya (Ul. 18:18), yang tampaknya merujuk pada Kristus di sini. Perhatikanlah, adalah suatu penghiburan bagi orang-orang yang memeluk ajaran Kristus, dan suatu penghukuman bagi orang-orang yang menolaknya, bahwa ajaran-Nya itu adalah ajaran ilahi: ajaran-Nya itu berasal dari Allah dan bukan dari manusia.
- [2] Bahwa yang paling layak untuk menghakimi apakah ajaran Kristus ini mengandung kebenaran dan kuasa ilahi adalah mereka yang dengan tulus dan lurus hati menginginkan dan berusaha untuk melakukan kehendak Allah (ay. 17): Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, mau meleburkan kehendaknya sendiri dengan kehendak Allah, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.
- Perhatikanlah di sini:
- Pertama, apa pertanyaan yang diajukan mengenai ajaran Kristus itu, apakah ajaran-Nya berasal dari Allah atau bukan, apakah Injil merupakan pewahyuan ilahi atau suatu penipuan. Kristus sendiri bersedia jika ajaran-Nya itu diselidiki apakah berasal dari Allah atau bukan. Kristus bersedia, jadi hamba-hamba-Nya harus lebih bersedia lagi. Dan kita harus peduli untuk memastikan pijakan apa yang kita gunakan untuk berdiri, sebab jika kita tertipu, maka kita tertipu dengan sangat mengenaskan.
- Kedua, siapa yang besar kemungkinannya akan berhasil dalam penyelidikan ini: orang-orang yang melakukan kehendak Allah, atau yang setidaknya berkeinginan untuk melakukannya.
- Sekarang perhatikanlah:
- . Siapa orang-orang yang mau melakukan kehendak Allah itu. Mereka adalah orang-orang yang bersikap adil dalam mencari kehendak Allah, dan tidak dibutakan oleh hawa nafsu atau kepentingan-kepentingan apa pun. Oleh anugerah Allah, mereka yang demikian bertekad untuk mematuhi kehendak Allah ketika mereka mengetahui apa kehendak-Nya. Mereka adalah orang-orang yang benar-benar tulus hati dalam berhubungan dengan Allah, dan sungguh-sungguh ingin memuliakan serta menyenangkan-Nya.
- . Dari mana orang yang demikian dapat mengetahui kebenaran dari ajaran Kristus.
- (1) Kristus telah berjanji untuk memberikan pengetahuan kepada orang yang demikian. Dia telah berkata bahwa ia akan tahu, dan Dia dapat memberikan pengertian. Orang-orang yang memanfaatkan terang yang mereka miliki, dan yang bertekun untuk hidup sesuai dengan terang itu, akan dilindungi oleh anugerah ilahi dari kesalahan-kesalahan yang merusak.
- (2) Mereka dibentuk dan dipersiapkan untuk menerima pengetahuan itu. Orang yang cenderung tunduk pada peraturan-peraturan hukum ilahi pasti dengan mudah dapat menerima pancaran-pancaran terang ilahi. Barangsiapa mempunyai, maka kepadanya akan diberi. Orang-orang yang berakal budi yang baik adalah orang-orang yang melakukan perintah-perintah-Nya (Mzm. 111:10). Orang-orang yang menyerupai Allah besar kemungkinannya akan memahami-Nya.
- [3] Bahwa dengan ini tampak bahwa Kristus, sebagai seorang Guru, tidak berkata-kata dari diri-Nya sendiri, sebab Dia tidak mencari hormat bagi diri-Nya sendiri (ay. 18).
- Pertama, lihatlah di sini ciri-ciri seorang penipu: ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, yang merupakan pertanda bahwa ia berkata-kata dari dirinya sendiri, seperti yang sudah diperbuat oleh para mesias dan nabi palsu. Inilah gambaran para pendusta: mereka berkata-kata dari diri mereka sendiri, dan mereka tidak diberi tugas atau perintah apa pun dari Allah. Mereka tidak diberi mandat kecuali kehendak mereka sendiri, dan mereka tidak diberi ilham kecuali angan-angan mereka sendiri, rancangan dan tipu muslihat mereka sendiri. Para duta tidak berkata-kata dari diri mereka sendiri. Para pelayan yang mengagung-agungkan diri dengan berkata-kata dari diri mereka sendiri bukanlah hamba-hamba Kristus yang sebenar-benarnya. Tetapi lihatlah bagaimana para pendusta diungkapkan. Kepalsuan mereka dibuktikan dengan melihat hal ini, yaitu bahwa mereka hanya mencari hormat bagi diri mereka sendiri. Orang-orang yang mencari kehormatan sendiri selalu berkata-kata tentang diri mereka sendiri. Orang-orang yang berkata-kata dari Allah akan berbicara bagi Allah, dan demi kemuliaan-Nya. Orang-orang yang mengedepankan keinginan dan kepentingan mereka sendiri membuktikan bahwa mereka tidak diutus oleh Allah.
- Kedua, lihatlah ciri-ciri berlawanan yang diberikan Kristus tentang diri-Nya dan ajaran-Nya: Barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, seperti Aku, jelaslah bahwa ia benar.
- . Dia diutus oleh Allah. Guru-guru yang diutus oleh Allah, dan hanya mereka ini saja, yang harus kita terima dan kita sambut. Orang-orang yang membawa pesan ilahi harus membuktikan tugas perutusan ilahi mereka, melalui pewahyuan khusus atau melalui ketetapan biasa.
- . Dia mencari hormat bagi Allah. Baik tujuan ajaran-Nya maupun maksud perbuatan-Nya seluruhnya terarah untuk memuliakan Allah.
- . Ini merupakan bukti bahwa Dia benar, dan tidak ada kepalsuan dalam diri-Nya. Guru-guru palsu sungguh sangat fasik. Mereka berbuat tidak benar terhadap Allah yang nama-Nya mereka lecehkan, dan tidak benar terhadap jiwa-jiwa manusia yang mereka paksa untuk menerima ajaran mereka. Tidak ada lagi kepalsuan lain yang lebih fasik daripada perbuatan ini. Akan tetapi, Kristus memperlihatkan bahwa Dia benar, bahwa Dia benar-benar seperti apa yang telah dikatakan-Nya sendiri, bahwa tidak ada ketidakbenaran dalam diri-Nya, tidak ada kepalsuan di dalam ajaran-Nya, dan tidak ada kekeliruan atau penipuan di dalam hubungan-Nya dengan kita.
- . Mereka berbicara tentang kejahatan yang dituduhkan kepada-Nya karena menyembuhkan orang lumpuh dan menyuruhnya mengangkat tilamnya pada hari Sabat. Masalah ini sudah mereka permasalahkan dengan-Nya sebelumnya dan masih terus dijadikan alasan bagi mereka untuk memusuhi-Nya.
- (1) Dia menentang dan balik membalas mereka, dengan mempersalahkan mereka atas kebiasaan-kebiasaan mereka sendiri yang jauh lebih buruk (ay. 19). Bagaimana mungkin mereka tanpa malu menegur-Nya karena melanggar hukum Musa, sementara mereka sendiri dengan begitu terang-terangan sudah melanggarnya? Bukankah Musa yang telah memberikan hukum Taurat kepadamu? Memiliki hukum Taurat merupakan kehormatan bagi mereka, sebab tidak ada bangsa lain yang mempunyai hukum seperti itu. Akan tetapi, karena kejahatan merekalah sampai tidak ada seorang pun di antara mereka yang menjalankan hukum Taurat itu. Mereka memberontak terhadapnya, dan hidup bertentangan dengannya. Banyak orang diberi hukum, tetapi mereka tidak menjalankan hukum yang sudah mereka miliki. Ketidaktaatan mereka terhadap hukum Taurat itu dilakukan oleh semua orang: tidak seorang pun di antara kamu yang melakukan hukum Taurat itu, baik mereka yang duduk di tempat-tempat terhormat, yang seharusnya tahu paling banyak, maupun mereka yang duduk di tempat-tempat pengabdian, yang seharusnya paling taat. Mereka suka membangga-banggakan hukum Taurat dan mengaku-ngaku sangat mencintainya, dan geram terhadap Kristus karena Dia tampak melanggarnya, namun tidak seorang pun dari antara mereka sendiri yang melakukan hukum Taurat itu. Ini seperti orang-orang yang berkata bahwa mereka berpihak kepada gereja, namun mereka sendiri tidak pernah pergi ke gereja. Kejahatan mereka semakin bertambah karena mereka menganiaya Kristus yang menurut mereka melanggar hukum Taurat, padahal justru mereka sendirilah yang tidak memeliharanya: "Tidak seorang pun dari antara kamu yang melakukan hukum Taurat itu, kalau begitu mengapa kamu berusaha membunuh-Ku karena tidak melakukannya?" Perhatikanlah, orang-orang yang paling keras mengecam orang lain karena suatu kesalahan biasanya dengan sendirinya paling bersalah atas kesalahan yang sama. Begitulah orang-orang munafik itu, mereka bersemangat mengeluarkan selumbar dari mata saudara mereka, tetapi tidak sadar akan balok di dalam mata mereka sendiri. Mengapa kamu berusaha membunuh Aku? Sebagian orang menganggap hal ini sebagai bukti bahwa mereka tidak melakukan hukum Taurat. "Kamu tidak melakukan hukum Taurat, sebab seandainya kamu melakukannya, kamu pasti akan lebih mengenali keadaan dirimu sendiri dan tidak berusaha membunuh-Ku karena melakukan perbuatan baik." Orang-orang yang mendukung diri sendiri dan kepentingan mereka dengan jalan melakukan penganiayaan dan kekerasan, apa pun alasan mereka (sekalipun menyebut diri sendiri sebagai custodes utriusque tabulæ -- penjaga ketertiban umum), bukanlah pelaku hukum Allah. Chemnitius memahami hal ini sebagai alasan mengapa sudah tiba waktunya untuk menggantikan hukum Musa dengan Injil, karena hukum Taurat didapati tidak berkuasa untuk mengendalikan dosa: "Musa memberimu hukum Taurat, tetapi kamu tidak melakukannya, dan juga tidak dilindungi olehnya untuk menghindari kejahatan besar. Oleh karena itu, terang yang lebih cemerlang dan hukum yang lebih baik perlu ditampilkan. Jadi, mengapa kamu berusaha membunuh-Ku karena memperkenalkannya?"
- Di sini orang banyak secara kasar menyela-Nya ketika Dia sedang berbicara, dan menentang apa yang dikatakan-Nya (ay. 20): "Engkau kerasukan setan; siapakah yang berusaha membunuh Engkau?"
- Hal ini menunjukkan:
- [1] Pendapat baik mereka mengenai pemimpin-pemimpin mereka, yang menurut mereka tidak mungkin akan sekejam itu sampai berusaha untuk membunuh-Nya. Bahkan, mereka begitu memuja tua-tua dan imam-imam kepala sehingga mau bersumpah bahwa tua-tua dan imam-imam kepala mereka tidak akan menyakiti orang yang tidak bersalah. Mungkin para pemimpin ini mengirimkan beberapa utusan ke tengah-tengah orang banyak untuk mempengaruhi mereka dengan pikiran demikian. Banyak orang menyangkal melakukan suatu kejahatan, padahal pada saat yang sama mereka justru sedang merancang kejahatan itu.
- [2] Pendapat buruk mereka mengenai Yesus Tuhan kita: "Engkau kerasukan setan, Engkau kerasukan roh pendusta, dan Engkau sungguh jahat karena berkata demikian." Begitulah sebagian orang menafsirkannya. Atau mungkin, "Engkau terlalu berperasaan, dan Engkau orang lemah. Engkau menakut-nakuti diri-Mu dengan alasan-alasan yang tidak jelas, seperti orang yang menderita depresi." Bukan hanya amarah yang membabi-buta, murung dan perilaku diam membisu biasa juga dipercaya sebagai akibat kuasa Iblis. "Engkau gila, dan miring otak-Mu." Janganlah kita merasa aneh jika orang-orang terbaik pun dipandang sebagai tokoh-tokoh paling jahat. Terhadap fitnah yang keji ini, Juruselamat kita tidak langsung membalas. Tampaknya Ia tidak peduli dengan fitnahan mereka itu. Perhatikanlah, orang-orang yang ingin menjadi seperti Kristus harus tahan menghadapi penghinaan, dan mengabaikan segala ejekan dan kesalahan atau kerugian yang dilakukan terhadap mereka. Mereka tidak boleh menghiraukannya, atau sampai membencinya, apalagi sampai membalas dendam karenanya. Aku ini seperti orang tuli, aku tidak mendengar. Ketika Kristus dicaci maki, Dia tidak membalas dengan mencaci maki.
- (2) Dia membantah mereka dengan menunjuk pada perbuatan mereka sendiri dan dengan membela diri-Nya.
- [1] Dia menunjuk pada perasaan-perasaan mereka sendiri terhadap mujizat ini: "Hanya satu perbuatan yang Kulakukan dan kamu semua telah heran (ay. 21). Tidak ada pilihan lagi bagi kamu selain terkagum-kagum dengan mujizat ini sebagai pekerjaan yang benar-benar luar biasa dan adikodrati. Kamu semua mau tidak mau harus mengakui bahwa pekerjaan ini sungguh mengherankan." Atau, "Meskipun Aku hanya melakukan satu perbuatan yang dapat kamu cari-cari kesalahannya, kamu heran, kamu tersinggung dan tidak senang seolah-olah Aku telah bersalah atas kejahatan yang sangat keji dan besar."
- [2] Dia menunjuk pada perbuatan mereka sendiri dalam contoh-contoh lain: "Aku telah melakukan satu perbuatan pada hari Sabat, dan itu dilakukan dengan mudah saja, yaitu hanya dengan satu perkataan, namun kamu semua heran, kamu merasa luar biasa aneh, bahwa seorang yang rohani berani berbuat seperti itu. Padahal, kamu sendiri sering kali melakukan pekerjaan yang jauh lebih berat pada hari Sabat, contohnya menyunat anak. Jika kamu boleh, dan bahkan wajib, menyunat anak pada hari Sabat, apabila hari Sabat itu kebetulan hari kedelapan sejak lahirnya anak itu, yang pasti demikian adanya, maka terlebih lagi Aku boleh, dan jauh lebih baik lagi bagi-Ku untuk menyembuhkan orang yang sakit pada hari itu."
- Perhatikanlah:
- Pertama, asal mula ditetapkannya sunat: Musa menetapkan supaya kamu bersunat, memberimu hukum mengenai sunat.
- Di sini:
- . Sunat dikatakan sebagai sesuatu yang diberikan, dan (ay. 23) mereka dikatakan menerimanya. Sunat tidak dipaksakan kepada mereka sebagai suatu kuk, tetapi dikaruniakan kepada mereka sebagai suatu kebaikan. Perhatikanlah, ketetapan-ketetapan Allah, terutama yang berperan sebagai meterai kovenan, adalah karunia-karunia yang diberikan kepada manusia, dan harus diterima demikian.
- . Musa dikatakan memberikannya, karena sunat merupakan bagian dari hukum yang diberikan oleh Musa. Namun demikian, seperti yang dikatakan Kristus tentang manna (6:32), bukan Musa yang memberikannya kepada mereka, melainkan Allah. Bahkan, sunat tidak berasal dari Musa, tetapi dari nenek moyang mereka (ay. 22). Walaupun sunat dipadukan ke dalam ketetapan Musa, sunat sudah ditetapkan jauh sebelumnya, sebab sunat merupakan meterai kebenaran iman, dan karena itu sunat dimulai dari janji yang diberikan pada empat ratus tiga puluh tahun sebelum hukum Taurat (Gal. 3:17). Keanggotaan orang-orang percaya dan keturunan mereka dalam jemaat tidak berasal dari Musa atau hukumnya, dan karena itu keanggotaan mereka tidak gugur bersama hukum Musa. Keanggotaan mereka sebagai jemaat berasal dari nenek moyang. Mereka adalah anggota dari jemaat para bapa leluhur, dan merupakan bagian dari berkat Abraham yang akan diberikan kepada orang-orang bukan-Yahudi (Gal. 3:14).
- Kedua, penghormatan yang diberikan kepada hukum sunat melebihi hukum Sabat dalam kebiasaan yang terus-menerus dilakukan di dalam jemaat Yahudi. Ahli-ahli tafsir Yahudi sering kali memperhatikan hal ini, Circumcisio et ejus sanatio pellit sabbbatum -- Sunat dan penyembuhannya menyingkirkan hukum Sabat, sehingga apabila seorang anak lahir pada suatu hari Sabat, maka ia pasti akan disunat pada hari Sabat berikutnya. Jadi, jika pada masa itu saja pekerjaan-pekerjaan in ordine ad spiritualia -- untuk memelihara hukum agama diperbolehkan, padahal istirahat Sabat sangat ketat diharuskan, maka lebih-lebih lagi pada masa Injil sekarang ini, pekerjaan-pekerjaan seperti itu harus lebih giat lagi dilakukan, karena Injil menekankan pekerjaan Sabat.
- Ketiga, kesimpulan yang diambil Kristus dari hal ini untuk membenarkan diri-Nya, dan apa yang telah diperbuat-Nya (ay. 23): Seorang anak menerima sunat pada hari Sabat, supaya jangan melanggar hukum sunat, atau, seperti arti tersiratnya, dengan tidak melanggar hukum, yaitu hukum Sabat. Perintah-perintah ilahi harus dimengerti sedemikian rupa supaya sesuai antara satu dengan yang lain. "Jadi, jika perbuatan ini diperbolehkan olehmu sendiri, sungguh tidak masuk akal jika kamu marah terhadap-Ku, karena Aku menyembuhkan seluruh tubuh seorang manusia pada hari Sabat!" emoi cholate. Kata yang diterjemahkan dengan "marah" ini hanya digunakan di sini. Asal kata itu adalah chogē -- empedu atau pahit hati. Mereka betul-betul marah terhadap-Nya. Kemarahan mereka disertai dengan rasa dendam, marah bercampur dengan kepahitan hati. Perhatikanlah, sangatlah janggal dan tidak masuk akal bila kita menghakimi orang lain atas perbuatan yang kita sendiri akui benar untuk kita lakukan sendiri. Amatilah perbandingan yang dibuat Kristus di sini antara tindakan menyunat anak yang mereka lakukan dan tindakan menyembuhkan orang yang Dia lakukan pada hari Sabat.
- . Sunat hanyalah merupakan ketetapan upacara agama. Sunat memang berasal dari nenek moyang, tetapi tidak berasal dari awal mula. Namun, apa yang diperbuat Kristus merupakan pekerjaan baik yang sesuai dengan hukum alam, hukum yang lebih unggul daripada hukum yang menjadikan sunat sebagai pekerjaan baik.
- . Sunat merupakan sebuah ketetapan berdarah, dan mendatangkan rasa sakit, sedangkan apa yang diperbuat Kristus itu sifatnya menyembuhkan dan mendatangkan pemulihan. Hukum Taurat membawa rasa sakit, dan jika hukum yang mendatangkan rasa sakit saja boleh dilakukan pada hari Sabat, apalagi pekerjaan Injil yang membawa damai sejahtera.
- . Kalau ditimbang-timbang, ketika menyunat seorang anak, yang diperhatikan mereka hanyalah menyembuhkan bagian si anak yang disunat itu. Selain itu, sekalipun bisa disembuhkan, si anak itu tetap saja bisa ditimpa sakit-penyakit lain. Kebalikan dari itu, yang diperbuat Kristus adalah menyembuhkan seluruh tubuh orang itu, holon anthrōpon hygiē -- Aku telah membuat seluruh tubuh orang itu sehat walafiat. Seluruh tubuhnya disembuhkan, sebab penyakitnya mempengaruhi seluruh tubuhnya. Penyembuhan itu begitu sempurna hingga tidak meninggalkan bekas-bekas penyakit apa pun. Bahkan lebih dari itu, Kristus tidak hanya menyembuhkan tubuhnya, tetapi juga jiwanya, dengan memberikan peringatan ini, pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi. Jadi, orang itu sungguh-sungguh sehat secara keseluruhan, sebab jiwa adalah inti dari manusia itu sendiri. Sunat memang dimaksudkan sebagai kebaikan bagi jiwa, dan untuk membentuk manusia seutuhnya seperti yang seharusnya. Namun demikian, mereka telah menyelewengkannya dan mengubahnya hanya menjadi ketetapan upacara lahiriah belaka. Tetapi Kristus menyertai penyembuhan-penyembuhan lahiriah-Nya dengan anugerah batiniah, dan dengan demikian menjadikannya sungguh kudus, dan menyembuhkan manusia seutuhnya.
- Dia menyimpulkan bantahan-Nya dengan memberikan pedoman ini (ay. 24): Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil. Pedoman yang dikatakan-Nya ini bisa diterapkan,
- pertama, secara khusus, pada pekerjaan penyembuhan ini, yang mereka pertentangkan sebagai pelanggaran terhadap hukum Taurat. Janganlah pilih kasih dalam menghakimi, janganlah menghakimi kat’ opsin -- dengan pandang bulu, dengan melihat muka, seperti ungkapan Yahudi (Ul. 1:17, terjemahan KJV -- pen.). Sangatlah bertentangan dengan hukum keadilan, dan juga dengan hukum kasih, untuk mencela orang-orang yang berbeda pendapat dengan kita sebagai para pelanggar hukum, sementara kita sendiri bebas memperbolehkan hal itu dilakukan oleh golongan kita sendiri, dengan cara dan pendapat kita sendiri. Demikian pula tidaklah adil jika kita memuji perbuatan sebagian orang sebagai ketat dan keras, sementara untuk orang lainnya kita hakimi sebagai perbuatan paksaan dan penganiayaan.
- Atau, kedua, pedoman-Nya itu bisa diterapkan secara umum pada pribadi dan ajaran Kristus, yang membuat mereka tersinggung dan yang menimbulkan prasangka di dalam diri mereka. Hal-hal yang tidak benar dan yang dirancang untuk dipaksakan kepada orang lain, biasanya paling baik bila dihakimi menurut apa yang nampak. Hal-hal palsu tersebut sangat bisa terlihat prima facie -- pada pandangan pertama. Inilah yang membuat orang-orang Farisi dihormati dan disegani orang banyak, yaitu bahwa mereka tampak benar di mata orang (Mat. 23:27-28), dan orang-orang menghakimi mereka berdasarkan penampilan lahiriah mereka itu, dan dengan demikian secara menyedihkan sudah keliru menilai mereka. "Tetapi," kata Kristus, "janganlah terlalu yakin bahwa orang yang tampaknya kudus adalah orang yang benar-benar kudus." Dengan melihat diri-Nya sendiri, penampilan luar-Nya sangat tidak menunjukkan martabat dan keunggulan-Nya yang sesungguhnya, sebab Dia mengambil rupa seorang hamba (Flp. 2:7), serupa dengan daging yang dikuasai dosa (Rm. 8:3), tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada (Yes. 53:2). Karena itu, orang-orang yang berusaha menghakimi apakah Dia Anak Allah atau bukan menurut penampilan luar-Nya tidak menghakimi dengan adil. Orang-orang Yahudi berharap bahwa secara lahiriah Mesias itu akan tampil megah dan hebat. Dia diiringi dengan segala tata upacara duniawi yang akbar. Dengan menghakimi Kristus menurut aturan tersebut, penghakiman mereka tentu saja terus keliru dari awal sampai akhir, sebab kerajaan Kristus bukanlah dari dunia ini, dan datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Jika kuasa ilahi menyertai-Nya, dan Allah bersaksi tentang-Nya, dan nubuatan-nubuatan Kitab Suci digenapi di dalam Dia, maka meskipun penampilan-Nya begitu hina, mereka haruslah menerima-Nya, dan menghakimi menurut iman, bukan menurut pandangan mata (Yes. 11:3, dan 1Sam. 16:7). Kristus beserta ajaran dan perbuatan-Nya tidak menginginkan hal lain kecuali penghakiman yang adil. Jika kebenaran dan keadilan boleh memutuskan perkara, maka Kristus dan kepentingan-Nya pasti akan menang. Kita tidak boleh menghakimi siapa saja menurut apa yang tampak, atau menurut gelar-gelar mereka, menurut peranan yang mereka buat di dunia, dan menurut peragaan mereka yang menggemparkan, tetapi harus menghakimi menurut nilai mereka yang hakiki, dan menurut karunia serta anugerah Roh Allah di dalam diri mereka.
- . Kristus berbicara dengan mereka di sini mengenai diri-Nya sendiri, dari mana Dia datang dan ke mana Dia akan pergi (ay. 25-36).
- (1) Dari mana Dia datang (ay. 25-31). Mengenai hal ini, perhatikanlah,
- [1] Keberatan mengenai hal ini yang diajukan oleh beberapa penduduk Yerusalem, yang tampaknya berprasangka paling buruk terhadap-Nya dibandingkan semua yang lainnya (ay. 25). Kita mungkin berpikir bahwa orang-orang yang tinggal di dalam sumber pengetahuan dan sumber agama seharusnya paling bersedia menerima Mesias, namun yang terbukti justru sebaliknya. Orang-orang yang mempunyai kelimpahan sarana pengetahuan dan anugerah, jika mereka tidak dibuat menjadi lebih baik olehnya, biasanya dibuat menjadi lebih buruk. Yesus Tuhan kita sering kali mendapatkan sambutan terburuk dari orang-orang yang seharusnya memberi-Nya sambutan yang terbaik. Akan tetapi, bukan tanpa alasan jika sampai ada ungkapan yang berbunyi, semakin dekat gereja semakin jauh dari Allah. Orang-orang Yerusalem ini memperlihatkan hasrat jahat mereka terhadap Kristus,
- Pertama, dengan menyalahkan para pemimpin mereka, karena mereka membiarkan-Nya begitu saja: "Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh?" Orang ramai yang berdatangan dari berbagai desa ke pesta itu tidak mencurigai adanya suatu rancangan tertentu yang sedang dibuat untuk melawan-Nya, dan karena itu mereka berkata, "Siapakah yang berusaha membunuh Engkau?" (ay. 20). Akan tetapi, orang-orang yang dari Yerusalem mengetahui rancangan itu, dan berusaha memanas-manasi para pemimpin mereka untuk segera melaksanakannya: "Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? Mengapa mereka belum juga melakukannya? Siapa yang menghalang-halangi mereka? Mereka berkata bahwa mereka berencana untuk menyingkirkan-Nya, tetapi, lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus?" (ay. 26). Di sini mereka dengan licik dan jahat menyindir tentang dua hal untuk membuat para pemimpin mereka geram terhadap Kristus, sesuai dengan tujuan mereka untuk memanas-manasi para pemimpin mereka:
- . Bahwa dengan membiarkan ajaran-Nya begitu saja, para pemimpin itu (menurut hasutan orang-orang Yerusalem ini) menginjak-injak wewenang mereka sendiri. "Haruskah orang yang dinyatakan bersalah oleh Mahkamah Agama sebagai penipu dibiarkan begitu saja berbicara dengan leluasa, tanpa ditegur atau ditentang? Ini kan sama saja dengan membuat penghakiman mereka itu hanyalah sebuah brutem fulmen -- ancaman yang sia-sia. Jika para pemimpin kita membiarkan diri mereka diinjak-injak seperti itu, salah mereka sendiri jika nanti tidak ada orang yang menghormati mereka atau hukum-hukum mereka." Perhatikanlah, penganiayaan-penganiayaan hebat sering kali dilakukan dengan berdalih demi mendukung pihak penguasa dan pemerintah.
- . Bahwa dengan mengatakan hal itu mereka membuat orang banyak mempertanyakan penghakiman para pemimpin mereka. Apakah mereka sudah tahu bahwa Dia adalah Kristus? Pertanyaan ini diucapkan dengan nada sinis, "Bagaimana mungkin mereka mengubah pendirian mereka? Penemuan baru apa lagi yang sudah mereka dapat? Mereka memberi orang banyak kesempatan untuk berpikir bahwa mereka mempercayai Dia sebagai Kristus, dan karena itu penting bagi mereka untuk bertindak tegas melawan-Nya, untuk membersihkan segala kecurigaan orang terhadap mereka." Demikianlah para pemimpin, yang membuat orang banyak memusuhi Kristus, telah menjadikan mereka anak-anak neraka yang dua kali lebih jahat dari pada mereka sendiri (Mat. 23:15). Ketika agama dan pengakuan akan nama Kristus sudah dianggap ketinggalan zaman, dan karena itu tidak bergengsi lagi, maka banyak orang menjadi sangat tergoda untuk menganiaya dan menentang agama dan pengakuan akan nama Kristus itu. Mereka melakukan ini hanya supaya tidak dianggap tertarik kepada agama dan nama Kristus. Untuk alasan inilah orang-orang yang murtad dan keturunan yang sudah bejat dari para orangtua yang baik, kadang-kadang bertindak lebih buruk lagi daripada orang lain, seolah-olah mereka ingin menghapuskan noda pengakuan agama yang telah dibuat oleh orangtua mereka. Sungguh mengherankan bahwa para pemimpin, yang sudah dipanas-panasi seperti itu, tidak menangkap Kristus. Namun, waktu-Nya belum tiba, dan Allah dapat mengikat tangan manusia di dalam kekaguman untuk sementara waktu, meskipun Dia tidak akan mengubah hati mereka.
- Kedua, dengan penolakan mereka bahwa Dia adalah Kristus, yang di dalamnya tampak ada lebih banyak kebencian daripada inti permasalahan yang sesungguhnya (ay. 27). "Jika para pemimpin menganggap Dia sebagai Kristus, kami tidak dapat dan tidak akan mempercayainya, sebab kami dapat membantahnya dengan pernyataan ini, yaitu bahwa tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorang pun yang tahu dari mana asal-Nya." Di sini ada kesalahan dalam membuat bantahan, sebab pernyataan-pernyataan yang diajukan sudah ad idem -- disesuaikan dengan pandangan si pembuat bantahan itu sendiri.
- . Jika mereka berbicara tentang sifat ilahi-Nya, maka benar bahwa ketika Kristus datang tidak ada seorang pun yang tahu dari mana asal-Nya, sebab Dia adalah Imam menurut peraturan Melkisedek, yang tidak bersilsilah, dan yang permulaan-Nya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala (Mi. 5:1). Jadi tidaklah benar bahwa tentang orang ini mereka tahu dari mana asal-Nya, sebab mereka tidak tahu sifat ilahi-Nya atau bagaimana Firman itu telah menjadi manusia.
- . Jika mereka berbicara tentang sifat manusiawi-Nya, maka benar bahwa mereka tahu dari mana asal-Nya, siapa ibu-Nya, dan di mana Dia dibesarkan. Akan tetapi, salah jika pernah dikatakan tentang Mesias bahwa tidak seorang pun tahu dari mana asal-Nya, sebab sudah diberitahukan sebelumnya di mana Dia akan dilahirkan (Mat. 2:4-5).
- Perhatikanlah:
- (1) Bagaimana mereka merendahkan-Nya, karena mereka tahu dari mana asal-Nya. Keakraban menimbulkan rasa kurang hormat, dan kita cenderung merendahkan orang-orang besar yang kita ketahui bagaimana mereka dulu berjuang untuk sampai ke puncak. Orang-orang kepunyaan Kristus sendiri tidak menerima-Nya, sebab Dia hanyalah salah seorang dari mereka. Padahal, sebenarnya justru karena alasan ini seharusnya mereka mengasihi-Nya, dan bersyukur bahwa bangsa mereka dan generasi mereka diberi kehormatan untuk melihat kemunculan-Nya.
- (2) Bagaimana mereka secara tidak adil berusaha memperkuat dasar prasangka mereka dengan memakai ayat-ayat Kitab Suci, seolah-olah Kitab Suci mendukung prasangka mereka, padahal tidak ada hal seperti itu di dalam Kitab Suci. Oleh karena itulah orang sering keliru mengenai Kristus, sebab mereka tidak mengerti Kitab Suci.
- [2] Tanggapan Kristus terhadap keberatan ini (ay. 28-29).
- Pertama, Dia berbicara dengan leluasa dan berani, waktu Dia mengajar di Bait Allah, Ia berseru, Dia mengatakan hal ini lebih keras daripada hal-hal lain yang dikatakan-Nya dalam pengajaran-Nya,
- . Untuk mengungkapkan kesungguhan-Nya, sebab Dia berdukacita karena kedegilan mereka. Kebenaran bisa saja dinyatakan dengan berapi-api, namun tanpa amarah yang meluap-luap. Kita bisa mengajar para pembantah dengan tegas, namun juga tetap dengan lemah lembut.
- . Para imam dan orang-orang yang berprasangka terhadap-Nya tidak datang mendekat untuk mendengarkan ajaran-Nya, dan karena itu Dia harus berbicara dengan lebih lantang daripada biasanya agar mereka dapat mendengarkan perkataan-Nya. Siapa yang bertelinga, hendaklah ia mendengar.
- Kedua, Dia menanggapi keluhan mereka,
- . Dengan cara menyetujui, membenarkan bahwa mereka memang tahu atau dapat mengetahui asal-usul-Nya secara daging: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku. Kamu tahu bahwa Aku berasal dari bangsa kamu sendiri, dan merupakan salah seorang dari antara kamu sendiri." Bukanlah suatu penghinaan bagi ajaran Kristus bahwa di dalamnya terdapat hal-hal yang bisa dimengerti oleh orang-orang yang paling hina, terdapat kebenaran-kebenaran yang sudah jelas, yang bisa diungkapkan bahkan dengan terang kodrati, yang tentangnya kita dapat berkata, "Kita tahu dari mana asalnya ajaran ini." "Aku kamu kenal, kamu pikir kamu mengenal-Ku, tetapi kamu keliru. Kamu menganggap Aku anak tukang kayu, dan lahir di Nazaret, tetapi yang sebenarnya tidaklah demikian."
- . Dengan cara menyangkal, menolak bahwa apa yang mereka lihat di dalam diri-Nya, dan apa yang mereka ketahui tentang-Nya, adalah semua yang harus diketahui tentang Dia, dan karena itu, jika mereka tidak mencari-cari lebih jauh lagi, mereka menghakimi hanya dengan apa yang tampak. Mereka mungkin tahu dari mana asal-Nya, dan di mana Dia dilahirkan, tetapi Dia akan memberi tahu mereka apa yang tidak mereka ketahui, yaitu dari siapa Dia datang.
- (1) Bahwa Dia datang bukan atas kehendak-Nya sendiri, bahwa Dia tidak pergi tanpa diutus, atau datang secara pribadi, tetapi demi kepentingan semua orang.
- (2) Bahwa Dia diutus oleh Bapa-Nya. Hal ini disebutkan dua kali: Dia telah mengutus Aku, dan lagi, "Dia telah mengutus Aku, untuk mengatakan apa yang Kukatakan, dan melakukan apa yang Kulakukan." Dia sangat yakin betul akan hal ini, dan karena itu Dia tahu bahwa Bapa-Nya akan mendukung-Nya. Dan kita pun harus yakin hal itu, supaya dengan rasa percaya diri yang kudus kita dapat datang kepada Allah melalui Dia.
- (3) Bahwa Dia berasal dari Bapa-Nya, par’ autou eimi -- Aku berasal dari-Nya, tidak hanya diutus oleh-Nya seperti hamba yang diutus oleh tuannya, tetapi juga berasal dari-Nya melalui kelahiran kekal, seperti anak yang berasal dari ayahnya, melalui pemancaran sinar yang hakiki, seperti sinar-sinar yang memancar dari matahari.
- (4) Bahwa Bapa yang mengutus-Nya adalah benar. Dia telah berjanji untuk mengirimkan Mesias, dan, meskipun orang-orang Yahudi telah kehilangan janji ini, Dia yang membuat janji itu adalah benar, dan telah menepatinya. Dia telah berjanji bahwa Mesias akan melihat keturunan-Nya, dan akan berhasil di dalam pekerjaan-Nya. Dan, meskipun orang-orang Yahudi secara umum menolak Dia dan Injil-Nya, Dia tetap benar, dan akan memenuhi janji-Nya dalam memanggil orang-orang bukan-Yahudi.
- (5) Bahwa orang-orang Yahudi yang tidak percaya ini tidak mengenal Bapa: Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Ada banyak ketidaktahuan tentang Allah bahkan di antara banyak orang yang berpengetahuan sekalipun. Dan alasan yang sebenarnya mengapa orang menolak Kristus adalah karena mereka tidak mengenal Allah, sebab ada keharmonisan yang begitu indah dari sifat-sifat ilahi di dalam pekerjaan penebusan, dan ada keselarasan yang begitu mengagumkan di antara agama alamiah dan agama wahyu, sehingga pengetahuan yang benar akan agama alamiah itu tidak hanya akan mengakui, tetapi juga akan mengantar manusia kepada agama wahyu.
- (6) Yesus Tuhan kita mengenal dekat Bapa yang mengutus-Nya: tetapi Aku kenal Dia. Dia mengenal-Nya dengan begitu baik sehingga sama sekali tidak ragu mengenai tugas perutusan-Nya oleh Dia, melainkan seutuhnya yakin akan hal itu. Dia sama sekali tidak buta mengenai pekerjaan yang harus dilakukan-Nya, melainkan sepenuhnya memahaminya (Mat. 11:27).
- [3] Kemarahan yang ditimbulkan perkataan ini terhadap musuh-musuh-Nya, yang membenci-Nya karena Dia memberi tahu mereka apa yang benar (ay. 30). Mereka berusaha menangkap Dia, menindak-Nya dengan kekerasan, bukan hanya untuk berbuat jahat kepada-Nya tetapi juga dengan satu atau lain cara untuk membunuh-Nya. Akan tetapi, dengan dikendalikan oleh kuasa yang tidak terlihat, hal itu dicegah. Tidak ada seorang pun yang menyentuh Dia, sebab waktu-Nya belum tiba. Ini bukanlah alasan mengapa mereka tidak melakukannya, melainkan alasan mengapa Allah menghalang-halangi mereka untuk melakukannya.
- Perhatikanlah:
- Pertama, hamba-hamba yang setia menyampaikan kebenaran-kebenaran Allah, meskipun mereka sudah bersikap sangat hati-hati dan lemah lembut, haruslah sadar bahwa mereka pasti akan dibenci dan dianiaya oleh orang-orang yang merasa tersiksa oleh kesaksian mereka (Why. 11:10).
- Kedua, Allah membelenggu orang-orang jahat, dan, apa pun kejahatan yang ingin mereka lakukan, mereka tidak dapat berbuat melebihi apa yang diizinkan Allah kepada mereka. Kebencian para penganiaya tidaklah berdaya sekalipun kebencian itu sangat membara, dan, meskipun Iblis merasuki hati mereka, karena Allah membelenggu tangan mereka.
- Ketiga, hamba-hamba Allah terkadang dilindungi secara menakjubkan oleh sarana-sarana yang tidak dapat dipahami dan tidak dapat dijelaskan. Musuh-musuh mereka pada akhirnya tidak melakukan kejahatan yang telah mereka rencanakan, namun baik mereka sendiri maupun orang lain tidak dapat menjelaskan mengapa mereka tidak melakukannya.
- Keempat, waktu Kristus telah ditetapkan, yaitu untuk menyelesaikan hari-hari dan pekerjaan-pekerjaan-Nya di bumi. Demikian pula halnya dengan waktu semua umat dan hamba-Nya. Sebelum waktu mereka itu tiba, segala rencana usaha musuh-musuh mereka terhadap mereka tidak akan berhasil. Hari-hari mereka akan diperpanjang selama Tuan mereka masih mempunyai pekerjaan untuk mereka lakukan. Segala kuasa maut dan kuasa dunia pun tidak akan menguasai mereka, sebelum mereka menyelesaikan kesaksian mereka.
- [4] Pengaruh baik yang ditimbulkan oleh perkataan Kristus, kendati dengan semuanya itu, terhadap sebagian orang yang mendengarkan-Nya (ay. 31): Di antara orang banyak itu ada banyak yang percaya kepada-Nya. Sama seperti Dia ditentukan untuk kejatuhan sebagian orang, demikian pula Dia ditentukan untuk kebangkitan sebagian yang lain. Sekalipun Injil menjumpai perlawanan, masih saja ada banyak kebaikan yang bisa diperbuat di dalamnya (1Tes. 2:2).
- Perhatikanlah di sini:
- Pertama, siapakah orang-orang yang percaya itu. Tidak sedikit, tetapi banyak, lebih daripada apa yang disangka orang ketika arus mengalir begitu deras menuju arah berlawanan. Akan tetapi, yang banyak ini adalah mereka dari kalangan orang biasa, ek tou ochlou -- dari kalangan orang banyak, orang ramai, orang-orang rendahan, gerombolan massa, rakyat jelata, demikian yang mungkin akan disebutkan sebagian orang. Kita tidak boleh mengukur kemajuan Injil berdasarkan keberhasilannya di antara para pembesar. Sebaliknya, hamba-hamba Tuhan juga tidak boleh berkata bahwa pekerjaan mereka sia-sia, bila tidak ada orang lain kecuali hanya orang miskin dan orang-orang yang tidak terpandang yang menerima Injil (1Kor. 1:26).
- Kedua, apa yang mendorong mereka untuk percaya: mujizat-mujizat yang diadakan-Nya, yang bukan hanya merupakan penggenapan nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama (Yes. 35:5-6), tetapi juga merupakan bukti akan kuasa ilahi. Dia yang memiliki kemampuan untuk melakukan apa yang hanya dapat dilakukan Allah, yaitu mengendalikan dan mengatasi kuasa-kuasa alam, pasti juga mempunyai wewenang untuk menjadikan apa yang hanya dapat dijadikan Allah, yaitu suatu hukum yang akan mengikat hati nurani, dan suatu kovenan yang akan memberikan kehidupan.
- Ketiga, betapa lemahnya iman mereka: mereka tidak menyatakan dengan tegas, seperti yang diperbuat orang-orang Samaria, bahwa Dialah benar-benar Kristus. Sebaliknya, mereka hanya berbantah, apabila Kristus datang, mungkinkah Ia akan mengadakan lebih banyak mujizat dari pada yang telah diadakan oleh Dia ini? Mereka menerima begitu saja bahwa Kristus akan datang, dan ketika Dia datang, Dia akan mengadakan banyak mujizat. "Kalau begitu, apakah Dia ini orangnya? Di dalam Dia kita melihat segala kuasa ilahi yang kita percayai akan muncul dalam diri Mesias, meskipun kita tidak melihat segala kemegahan duniawi yang kita impi-impikan itu ada pada-Nya. Dan karena itu, mungkinkah Dia ini orangnya?" Mereka mempercayai semuanya ini, tetapi tidak berani mengakuinya. Perhatikanlah, sekalipun lemah, iman yang demikian bisa saja merupakan iman yang benar, dan akan dipandang demikian, diterima demikian, oleh Tuhan Yesus, yang tidak memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil.
- (2) Ke mana Dia akan pergi (ay. 32-36).
- Di sini perhatikanlah:
- [1] Rancangan orang-orang Farisi dan imam-imam kepala untuk melawan-Nya (ay. 32).
- Pertama, yang memancing kemarahan mereka adalah berita yang dibawa kepada mereka oleh mata-mata mereka sendiri, yang menyusup ke tengah-tengah orang banyak untuk mendengar percakapan mereka. Mata-mata ini mengumpulkan segala cerita untuk diberitahukan kepada penguasa-penguasa mereka yang iri hati, bahwa orang banyak membisikkan hal-hal ini dan itu mengenai Dia, bahwa ada banyak orang yang menghormati dan menghargai Dia, kendati dengan segala usaha yang sudah mereka perbuat untuk membuat-Nya dibenci orang. Meskipun orang banyak hanya bisa berbisik-bisik saja dan tidak berani menyuarakannya, orang-orang Farisi sangat marah karenanya. Adillah bila keadilan suatu pemerintah dicurigai oleh orang lain, jika pemerintah itu sendiri begitu curiga dengan dirinya sendiri sampai bersedia peduli dan dipengaruhi oleh bisikan-bisikan rahasia yang beraneka ragam dan yang tidak tentu ujungnya dari rakyat biasa. Orang-orang Farisi memandang diri mereka sendiri sangat berharga berdasarkan penghormatan yang diberikan orang banyak kepada mereka, dan mereka sadar betul bahwa jika Kristus makin besar seperti itu, maka mereka harus makin kecil.
- Kedua, rencana yang mereka akan buat setelah ini adalah menangkap Yesus dan membawa-Nya ke dalam tahanan: Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi menyuruh penjaga-penjaga Bait Allah untuk menangkap-Nya, bukan untuk menangkap orang-orang yang berbisik-bisik mengenai Dia dan menakuti-nakuti mereka. Tidak, cara yang paling jitu untuk mencerai-beraikan kawanan domba adalah dengan membunuh gembalanya. Orang-orang Farisi tampaknya merupakan biang keladi dalam penangkapan ini, namun mereka, dengan sendirinya, tidak mempunyai kuasa, dan karena itu mereka mengajak imam-imam kepala, hakim-hakim pengadilan agama, untuk bergabung bersama mereka, dan mereka ini pasti akan bersedia melakukannya. Orang-orang Farisi paling gemar mengaku-ngaku bahwa mereka adalah orang-orang yang berpendidikan, sedangkan imam-imam kepala paling gemar mengaku-ngaku bahwa mereka bertugas menguduskan orang. Sama seperti dunia tidak mengenal Allah oleh hikmatnya dan para filsuf besar melakukan kesalahan-kesalahan besar dalam memandang agama alamiah, demikian pula jemaat Yahudi tidak mengenal Kristus oleh hikmat mereka, dan para rabi besar mereka sangat luar biasa bodoh dalam mengenal Dia. Bukan itu saja, mereka bahkan menjadi musuh-musuh bebuyutan Kristus. Para pemimpin yang jahat itu mempunyai para penjaga, yang bertugas di pengadilan dan di antara jemaat. Penjaga-penjaga ini mereka pergunakan untuk menangkap Kristus, dan mereka ini selalu siap sedia melakukan tugas, meskipun itu tugas yang jahat. Jika para pegawai Saul tidak mau maju dan membunuh para imam TUHAN, ia masih mempunyai seorang penggembala yang mau melakukannya (1Sam. 22:17-18).
- [2] Pembicaraan Yesus Tuhan kita setelah ini (ay. 33-34): "Tinggal sedikit waktu saja Aku ada bersama kamu dan sesudah itu Aku akan pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku. Kamu akan mencari Aku, tetapi tidak akan bertemu dengan Aku, sebab kamu tidak dapat datang ke tempat di mana Aku berada." Perkataan ini, seperti tiang awan dan api, mempunyai sisi terang dan sisi gelapnya.
- Pertama, perkataan itu mempunyai sisi terang bagi Yesus Tuhan kita sendiri, dan memberi penghiburan yang berlimpah kepada-Nya dan kepada para pengikut-Nya yang setia yang akan mengalami berbagai kesulitan dan bahaya demi Dia. Ada tiga hal yang dipakai Kristus untuk menghibur diri-Nya sendiri di sini: --
- . Bahwa Dia hanya mempunyai sedikit waktu untuk terus tinggal di sini di dunia yang menyusahkan ini. Dia melihat bahwa Dia tidak akan pernah mengalami hari yang tenang bersama mereka. Akan tetapi, untunglah, peperangan-Nya akan segera usai, dan kemudian Dia tidak akan ada lagi di dalam dunia (17:11). Tak peduli dengan siapa pun kita berada di dunia ini, dengan kawan ataupun lawan, itu hanya sebentar saja kita berada bersama mereka. Kenyataan ini merupakan suatu penghiburan bagi orang-orang yang ada di dunia, tetapi tidak bagi mereka yang berasal dari dunia. Karena itu mereka yang dari dunia ini merasa benci dan muak dengan kenyataan tersebut, bahwa mereka tidak akan selalu berada di dalam dunia ini, bahwa mereka tidak akan lama berada di dalamnya. Kita harus berada bersama semak-semak duri itu selama beberapa waktu, tetapi syukur kepada Allah, ini hanya sebentar saja, dan kemudian kita pun akan pergi jauh dari mereka. Hari-hari kita ini jahat, tetapi untunglah hari-hari itu sedikit saja.
- . Bahwa, ketika Dia meninggalkan dunia yang menyusahkan ini, Dia harus pergi kepada Dia yang telah mengutus-Nya: Aku pergi. Bukan "Aku diusir dengan paksa," melainkan "Aku pergi dengan sukarela. Sesudah menyelesaikan tugas-Ku sebagai duta, Aku kembali kepada Dia yang telah mengutus Aku. Setelah Aku menyelesaikan pekerjaan-Ku bersama kamu, barulah, dan hanya baru pada saat itulah, Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan yang akan menerima Aku, yang akan menyambut-Ku, seperti duta-duta yang akan disambut ketika mereka kembali pulang." Kegeraman mereka terhadap-Nya bukan saja tidak akan menghalang-halangi-Nya melainkan juga justru akan mempercepat-Nya untuk sampai pada kemuliaan dan sukacita yang telah dipersiapkan bagi-Nya. Biarlah orang-orang yang menderita karena Kristus menghibur diri mereka dengan hal ini, bahwa ada Allah yang dapat mereka datangi, dan yang kepada-Nya mereka akan pergi, pergi dengan cepat, untuk bersama-sama dengan Dia selama-lamanya.
- . Bahwa, meskipun mereka menganiaya-Nya di sini, ke mana pun Dia pergi, tak satu pun penganiayaan mereka itu akan dapat mengikuti-Nya ke sorga: Kamu akan mencari Aku, tetapi tidak akan bertemu dengan Aku. Dengan permusuhan yang mereka tunjukkan kepada para pengikut-Nya sesudah Dia pergi, tampak bahwa seandainya mereka dapat menjangkau-Nya, mereka pasti akan menganiaya-Nya: "Tetapi kamu tidak dapat masuk ke dalam Bait Allah yang itu seperti kamu dapat masuk ke dalam Bait Allah yang ini." Di mana Aku berada maksudnya di mana Aku akan berada pada waktu itu. Hal ini diungkapkan-Nya dengan cara demikian karena sekalipun Dia masih berada di bumi, Dia juga berada di sorga, oleh karena sifat ilahi dan kasih sayang ilahi-Nya (3:13). Atau, perkataan itu menunjukkan bahwa hanya tinggal sebentar lagi Dia akan berada di bumi, sehingga sekarang pun rasanya Dia sudah berada di sorga. Perhatikanlah, kebahagiaan orang-orang kudus yang sudah mulia semakin bertambah karena mereka berada di luar jangkauan Iblis dan semua anteknya yang jahat.
- Kedua, perkataan ini mempunyai sisi hitam dan gelap bagi orang-orang Yahudi yang jahat itu, yang membenci dan menganiaya Kristus. Mereka sekarang ingin segera mengusir-Nya, menjauhkan-Nya dari bumi ini. Akan tetapi, biarlah mereka tahu,
- . Bahwa sesuai dengan pilihan mereka, itulah yang akan menjadi nasib mereka. Mereka berusaha keras untuk mengusir-Nya dari mereka, dan dosa mereka ini pasti akan menghukum mereka. Dia tidak akan berlama-lama menyusahkan mereka, karena sebentar saja Dia akan meninggalkan mereka. Adil bagi Allah untuk mencampakkan orang-orang yang memandang kehadiran-Nya sebagai beban. Tidak ada lagi yang diperlukan untuk membuat orang-orang yang muak dengan Kristus merasa sengsara, keinginan mereka sendiri sudah cukup untuk itu.
- . Bahwa mereka pasti akan menyesali pilihan yang sudah mereka buat ketika waktunya sudah sangat terlambat.
- (1) Mereka akan mencari kehadiran Mesias dengan sia-sia: "Kamu akan mencari Aku, tetapi tidak akan bertemu dengan Aku. Kamu akan mengharapkan Kristus untuk datang, tetapi matamu tidak akan melihat-Nya, dan kamu tidak akan pernah menemukan-Nya." Orang-orang yang menolak Mesias yang benar ketika Dia datang akan dengan adil ditinggalkan di dalam pengharapan yang menyedihkan dan tanpa akhir, karena apa yang mereka nantikan itu tidak akan pernah datang. Atau, perkataan ini mungkin merujuk pada keadaan para pendosa yang pada akhirnya ditolak untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan dan anugerah Kristus pada hari penghakiman agung. Orang-orang yang sekarang mencari Kristus pasti akan menemukan-Nya, tetapi akan datang harinya ketika mereka yang menolak-Nya akan mencari-Nya, tetapi tidak akan menemukan Dia (Ams. 1:28). Dengan sia-sia mereka akan berseru, "Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu!" Atau, mungkin perkataan ini digenapi di dalam keputusasaan sebagian orang Yahudi, yang mungkin bisa diyakinkan tetapi tidak juga mau bertobat. Dengan sia-sia mereka akan berharap untuk melihat Kristus dan mendengar-Nya berkhotbah lagi, namun pada saat itu hari-hari anugerah telah berakhir (Luk. 17:22). Akan tetapi, ini belum semuanya.
- (2) Dengan sia-sia mereka akan berharap mendapatkan suatu tempat di sorga: Di mana Aku berada, dan di mana semua orang percaya akan berada bersama-Ku, ke sana kamu tidak dapat datang. Mereka dikucilkan bukan hanya karena keputusan hakim yang adil dan tidak dapat diganggu gugat dan karena ada pedang malaikat di setiap pintu gerbang di Yerusalem yang baru untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan dari mereka yang tidak berhak untuk masuk, melainkan juga karena dihalang-halangi oleh kesalahan dan ketidaksetiaan mereka sendiri: Kamu tidak dapat datang, sebab kamu tidak akan mau. Orang-orang yang membenci berada bersama Kristus, di dalam firman dan ketetapan-ketetapan-Nya di bumi, sangat tidak pantas berada bersama-Nya di dalam kemuliaan-Nya di sorga, sebab sorga tidak akan terasa seperti sorga bagi mereka. Sampai sedemikianlah kebencian-kebencian jiwa yang tidak kudus terhadap kebahagiaan yang besar di alam itu.
- [3] Tanggapan mereka setelah mendengar perkataan ini (ay. 35-36): Mereka berkata seorang kepada yang lain, ke manakah Ia akan pergi?
- Lihatlah di sini:
- Pertama, bagaimana bodoh dan butanya pikiran mereka karena ketidakpedulian mereka sendiri. Sebelumnya Ia sudah berkata dengan jelas ke mana Ia akan pergi -- kepada Dia yang mengutus-Nya, kepada Bapa-Nya di sorga, namun tetap saja mereka bertanya, ke manakah Ia akan pergi? dan apakah maksud perkataan yang diucapkan-Nya ini? Yang benar-benar buta adalah orang yang tidak mau melihat, yang tidak mau mendengarkan. Perkataan-perkataan Kristus jelas bagi yang berpengertian, tetapi memang sulit bagi mereka yang hanya mau berselisih saja.
- Kedua, betapa kurang ajarnya mereka menghina peringatan-peringatan Kristus itu. Bukannya gemetar mendengar perkataan yang mengerikan itu, kamu akan mencari Aku, tetapi tidak akan bertemu dengan Aku, yang menyatakan kesengsaraan yang tak terperikan, mereka malah mengolok-olok dan menertawakan ancaman-Nya, seperti orang-orang berdosa yang menertawakan kedahsyatan dan tidak pernah kecut hati itu (Yes. 5:19); lihat juga Amos 5:18. Baiklah Allah lekas-lekas melakukan tindakan-Nya. Tetapi ingat, janganlah kamu mencemooh, supaya tali belenggumu jangan semakin keras.
- Ketiga, betapa berurat akarnya kebencian dan kegeraman mereka terhadap Kristus. Yang melulu mereka takutkan dalam kepergian-Nya itu adalah bahwa Ia tidak akan bisa mereka apa-apakan lagi: "Ke manakah Ia akan pergi, sehingga kita tidak dapat bertemu dengan Dia? Kalau Ia masih ada di atas bumi ini, kita pasti menemukan Dia. Tidak ada satu tempat pun yang tidak akan kita selidiki," seperti yang dilakukan Ahab ketika mencari Elia (1Raj. 18:10).
- Keempat, betapa congkaknya mereka memandang rendah bangsa-bangsa bukan-Yahudi, yang mereka panggil di sini sebagai orang-orang yang tinggal di perantauan, di antara orang Yunani. Ini berarti orang-orang Yahudi yang tersebar di antara orang-orang Yunani (Yak. 1:1; 1Ptr. 1:1). Akankah Ia pergi dan berurusan dengan orang-orang bodoh itu? Atau juga berarti orang-orang bukan-Yahudi yang tersebar di seluruh dunia, sebagai lawan dari orang-orang Yahudi, yang terkumpul di dalam satu jemaat dan bangsa. Akankah Ia berusaha memenangkan hati mereka?
- Kelima, betapa cemburunya mereka ketika melihat tanda-tanda bahwa bangsa-bangsa bukan-Yahudi akan diberkati: "Akankah Ia pergi dan mengajar orang-orang bukan Yahudi itu? Akankah Ia membawa ajaran-Nya kepada mereka?" Mungkin mereka sudah mendengar tentang penghormatan yang ditunjukkan-Nya kepada bangsa-bangsa bukan-Yahudi, seperti dalam khotbah-Nya di Nazaret, dan dalam kejadian dengan seorang perwira dan seorang perempuan Kanaan. Dan tidak ada yang lebih mereka takutkan selain bangsa-bangsa bukan-Yahudi mendapat pengertian. Memang sangatlah umum terjadi bahwa orang-orang yang sudah kehilangan kuasa agama akan sangat cemburu untuk mendapat kekuasaan atas nama agama. Sekarang mereka menertawakan kepergian-Nya untuk mengajar orang Yunani, tetapi tidak lama kemudian, Ia sungguh benar-benar mewujudkannya melalui rasul-rasul dan hamba-hamba-Nya. Ia mengumpulkan orang-orang yang tersebar itu, dan itu membuat orang Yahudi menderita dengan perih (Rm. 10:19). Sungguh benar amsal Salomo itu, apa yang menggentarkan orang fasik, itulah yang akan menimpa dia.
SH: Yoh 7:10-31 - Yesus menyebabkan manusia terbagi dua kelompok (Senin, 14 Januari 2002) Yesus menyebabkan manusia terbagi dua kelompok
Kesaksian Yesus membagi manusia menjadi dua kelompok. Sebagian
percaya kepada-Nya. Sebagian lagi ...
Yesus menyebabkan manusia terbagi dua kelompok
Kesaksian Yesus membagi manusia menjadi dua kelompok. Sebagian percaya kepada-Nya. Sebagian lagi menolak-Nya. Dalam renungan hari ini, penulis Injil Yohanes melukiskan kedua kelompok ini.
Yang pertama, kelompok yang tidak percaya kepada-Nya. Kelompok yang tidak percaya terdiri dari: orang banyak (ayat 12,20), pemimpin-pemimpin agama (ayat 15-24) dan sebagian masyarakat Yerusalem (ayat 25-27). Orang banyak tidak sampai percaya kepada Yesus. Sebagian mereka hanya berpendapat bahwa Yesus adalah orang baik (ayat 12), sementara pemimpin-pemimpin memberikan penolakan yang lebih keras. Sebagian warga Yerusalem menolak-Nya. Bahkan mereka siap untuk berbeda pendapat dengan pemimpin-pemimpin agama seandainya mereka menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias (ayat 26). Dalam pandangan mereka Yesus tidak mungkin seorang Mesias karena mereka tahu dari mana asal-Nya (ayat 27). Dalam kesaksian Yesus kepada orang-orang di di Bait Allah (ayat 14), ada satu hal yang sangat penting sekali. Yesus mengatakan bahwa mereka membunuh-Nya (ayat 19). Kata yang dipakai bukan dalam bentuk kata kerja masa depan, melainkan bentuk kata kerja sekarang.
Apa maksudnya? Dalam kalimat sebelumnya Yesus mengatakan bahwa mereka tidak menjalankan hukum Musa (ayat 19). Pembacaan Yohanes (ayat 5:39,46-47) telah mengajarkan bahwa Kitab Suci dan tulisan-tulisan Musa bersaksi tentang Yesus. Kitab Suci menyatakan potret Yesus. Jika mereka tidak melakukan hukum Musa, ini sebenarnya sama dengan membunuh Yesus. Penolakan terhadap Yesus yang tergambar dalam Kitab Suci dan tulisan Musa sama dengan membunuh-Nya. Dengan perkataan lain, ketidakpercayaan kepada Yesus berarti membunuh Yesus.
Yang kedua, kelompok yang percaya kepada-Nya yang terdiri dari orang banyak (ayat 31). Orang banyak ini percaya karena melihat banyak tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias dan Anak Allah yang diutus Bapa ke dalam dunia (ayat 28-29).
Renungkan: Kesaksian tentang Yesus tidak hanya membawa penolakan, namun juga penderitaan. Maukah kita menderita bagi nama-Nya? Tidak semua orang diberi kehormatan menjadi seorang martir. Jika kesempatan untuk menjadi martir terbuka, terimalah dengan sukacita!
SH: Yoh 7:14-24 - Ajaran dari Allah (Rabu, 18 Januari 2006) Ajaran dari Allah
Sesuai dengan strategi-Nya, Tuhan Yesus muncul di Bait Allah saat
perayaan Pondok Daun sedang berlangsung. Ia langsung menga...
Ajaran dari Allah
Sesuai dengan strategi-Nya, Tuhan Yesus muncul di Bait Allah saat perayaan Pondok Daun sedang berlangsung. Ia langsung mengajar. Pengajaran-Nya segera menimbulkan keheranan di antara para pemimpin Yahudi karena Tuhan Yesus bukan ahli Taurat (ayat 15).
Tuhan Yesus menggunakan kesempatan ini untuk membongkar kemunafikan
mereka. Mereka membanggakan diri sebagai penerima Taurat bahkan
pengajar Taurat, namun mereka juga pelanggar Taurat (ayat 19).
Mereka menolak pengajaran Tuhan Yesus, padahal ajaran-ajaran-Nya
jelas bersumber pada Allah Bapa yang telah memberikan Hukum Taurat
kepada mereka melalui Musa (ayat 16-17). Artinya, mereka hanya
membaca dan menafsirkan Hukum Taurat sekehendak hati mereka
sendiri, bukan dengan motivasi menaati kehendak Bapa. Dua bukti
diajukan Tuhan Yesus. Pertama, mereka hendak membunuh Dia. Ini
adalah pelanggaran terhadap hukum keenam dari 10 Perintah Allah
(Kel. 20:13). Kedua, sikap mereka menerapkan peraturan hari Sabat
adalah semau hati mereka. Demi ketaatan kepada perintah sunat
menyunatkan seorang anak laki-laki Yahudi pada hari kedelapan,
mereka membenarkan penyunatan yang dilakukan pada hari Sabat.
Namun, mereka mempersalahkan Tuhan Yesus yang menyembuhkan orang
sakit pada hari Sabat. Padahal prinsip Sunat dan penyembuhan yang
dilakukan Tuhan Yesus sama: pernyataan belas kasih Allah kepada
umat-Nya! Kalau mereka mau bersikap jujur di hadapan Tuhan, mereka
pasti bisa menerima Yesus sebagai utusan Allah yang benar (
Pada waktu kita mengajar tentang iman Kristen, atau mengabarkan Injil, apakah sumber pengajaran kita benar-benar berdasarkan Alkitab? Hati-hati agar kita tidak tergelincir pada penafsiran-penafsiran asal-asalan yang memutarbalikkan kebenaran Allah dengan pikiran dan filsafat manusia yang pada dasarnya hanya untuk kepuasan diri sendiri, bukan untuk kemuliaan Allah!
Camkan: Nyatakan firman sebagaimana Allah inginkan!
SH: Yoh 7:14-24 - Nyata di depan Yesus (Kamis, 7 Februari 2008) Nyata di depan Yesus
Pertentangan antara orang Yahudi dengan Yesus semakin terbuka. Namun
pertentangan ini justru menjadi kesempatan bagi Yesus ...
Nyata di depan Yesus
Pertentangan antara orang Yahudi dengan Yesus semakin terbuka. Namun pertentangan ini justru menjadi kesempatan bagi Yesus untuk menyampaikan kebenaran.
Ketika mendengar pengajaran Yesus di Bait Allah, orang-orang Yahudi yang mendengar Dia melontarkan komentar yang bernada kagum dan heran (ayat 15). Mereka heran karena Orang yang berlatarbelakang tukang kayu memiliki kemampuan mengajar. Ini membuka kesempatan bagi Yesus untuk mengulangi pengajaran penting tentang kesatuan Bapa dan diri-Nya, yakni bahwa Dia diutus Bapa dan Bapa menjadi sumber pengajaran-Nya (ayat 16). Pengajaran itu kemudian dikembalikan untuk kemuliaan Bapa (ayat 17). Bukan seperti mereka yang mengakui Musa sebagai pemimpin besar yang telah mengajarkan Taurat, tetapi tidak mereka patuhi. Bahkan mereka melanggarnya karena memiliki rencana untuk membunuh Yesus (ayat 19). Bukankah ini melanggar Hukum Taurat keenam? Selain itu, mereka menyunat orang pada hari Sabat, tetapi menganggap upaya penyembuhan terhadap penyakit yang Yesus lakukan pada hari Sabat merupakan pelanggaran (ayat 23-24). Mereka telah bertindak seperti polisi Taurat, mengawasi agar setiap orang bertindak sesuai Taurat. Padahal mereka sendiri melanggarnya dengan berbagai alasan yang mereka buat sendiri. Bukankah ini berarti mereka telah bertindak sewenang-wenang dan memutarbalikkan Taurat?
Pertemuan Yesus dengan para pemimpin agama Yahudi ternyata jadi membuka "kedok" yang selama itu menyelubungi wajah mereka. Sekian lama mereka bersembunyi di balik pengakuan diri sebagai ahli Taurat dan mengelabui banyak orang, tetapi saat itu di hadapan Yesus semua terlihat begitu jelas. Terbukti banyak orang yang tidak mengetahui konspirasi mereka untuk membinasakan Yesus (ayat 20).
Berhadapan dengan Yesus juga akan membuat kita tidak dapat bersembunyi di balik selubung apa pun. Semuanya akan nyata terlihat. Yang perlu kita lakukan adalah mengakui keberadaan kita dan memohon kasih karunia Tuhan.
SH: Yoh 7:14-24 - Berani menyatakan kebenaran (Jumat, 17 Januari 2014) Berani menyatakan kebenaran
Dapatkah Anda melihat kontras antara sikap orang-orang Yahudi dan Yesus dalam hari raya Pondok Daun? Dalam perayaan itu t...
Berani menyatakan kebenaran
Dapatkah Anda melihat kontras antara sikap orang-orang Yahudi dan Yesus dalam hari raya Pondok Daun? Dalam perayaan itu terlihat bahwa orang-orang Yahudi dapat digolongkan menjadi tiga kelompok. Ada orang-orang yang menganggap Yesus sebagai orang baik; ada yang mengganggap Yesus sebagai penyesat (Yoh. 7:12), dan ada yang secara terbuka bermaksud membunuh Yesus (Yoh. 7:1).
Kelompok yang melihat Yesus sebagai orang baik dan yang melihat Yesus sebagai penyesat tidak berani bicara terbuka tentang Yesus, sebab mereka takut terhadap Yahudi yang bermaksud membunuh Yesus (Yoh. 7:13). Orang-orang Yahudi yang bermaksud membunuh Yesus juga menutupi maksud mereka sekalipun telah diketahui orang banyak, bahkan oleh Yesus sendiri.
Berbeda dengan Yesus. Ketika orang banyak secara diam-diam membicarakan dan ada juga yang bermaksud membunuh Dia, Yesus justru secara terbuka mengajar di Bait Allah (14) dan secara terbuka menyatakan asal ajaran-Nya (16-18). Namun pernyataan-pernyataan Yesus ditanggapi secara negatif. Ketika Yesus menyatakan bahwa Ia berasal dari Allah, orang banyak menganggap Dia kerasukan setan (20). Ketika Yesus menyatakan bahwa tindakan-Nya menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat (Yoh. 5:1-18) tidak melanggar Taurat, orang jadi mempertanyakan asal-usul-Nya. Walau demikian, Yesus tidak berhenti menyatakan kebenaran. Ia menunjukkan bahwa mereka menghakimi orang dengan tidak adil karena didasarkan pada apa yang kelihatan (24). Ternyata walaupun keselamatan-Nya terancam, Yesus tetap memilih untuk menyatakan kebenaran dengan cara benar.
Dari ketiga pihak tadi, manakah yang merefleksikan hidup kita? Apakah kita seperti orang yang tahu kebenaran, tetapi pilih diam karena takut? Atau seperti orang Yahudi yang tidak mau mengakui kebenaran Yesus karena merasa diri paling benar? Atau seperti Yesus, yang berani menyatakan kebenaran dengan cara benar sekalipun terancam? Kiranya Tuhan menolong kita untuk mengambil sikap dan tindakan yang benar.
SH: Yoh 7:14-24 - Berani Konflik (Selasa, 14 Januari 2020) Berani Konflik
Kisah sebelumnya berakhir dengan keterangan narator mengenai penilaian orang banyak di Yerusalem tentang siapakah Yesus. Ada dua penil...
Berani Konflik
Kisah sebelumnya berakhir dengan keterangan narator mengenai penilaian orang banyak di Yerusalem tentang siapakah Yesus. Ada dua penilaian yang saling berlawanan dilontarkan orang banyak. Ada yang menilai Yesus sebagai orang baik, tetapi ada pula yang menilai sebagai penyesat (12). Penilaian itu hanya disampaikan secara diam-diam karena takut terhadap orang Yahudi (13).
Sebelumnya Yesus bertindak diam-diam (10). Sekarang Yesus bertindak terus terang (14). Jika sebelumnya, Yesus kelihatannya menghindari konflik, sekarang Yesus menghadapi konflik. Ia datang ke Bait Allah pada hari raya itu. Bait Allah juga adalah tempat keramaian dan berkumpulnya para pemuka agama Yahudi yang berniat membunuh-Nya (1, 19).
Tidak hanya mendatangi tempat itu. Ia menarik perhatian orang banyak dan pemuka agama (15, 25). Dalam Bait Allah, Ia mengajar dengan penuh otoritas sehingga para pemuka Yahudi menjadi keheranan (14). Ia menegaskan bahwa Ia adalah utusan Allah. Pada saat yang sama, Yesus menunjukkan borok para agamawan Yahudi bahwa sesungguhnya mereka tidak mengenal Allah (17, bdk. Ul.18:17-22). Ia mengecam perbuatan mereka yang menghakimi dengan tidak adil (21-24).
Dasar tindakan-Nya adalah dalam diri-Nya sendiri hanyalah kebenaran Allah (18). Karena Ia mengenal Allah dan sedang menyatakan Allah yang sesungguhnya kepada dunia (1:18; 7:29-30). Ia adalah utusan Allah yang berkata-kata dengan benar (17-18). Ia tidak mengurangi kebenaran, malahan menjelaskan secara gamblang.
Di tengah dunia yang cemar, kita tidak bisa menghindari konflik. Pertentangan, perselisihan, atau percekcokan dengan orang yang berjalan dalam ketidakbenaran tidak bisa dihindari. Karena itu, jangan takut! Kebenaran yang kita hidupi akan membongkar kejahatan dunia. Jadilah berani dan tidak takut agar kebenaran Allah bisa dinyatakan di tengah-tengah dunia.
Doa: Beri kami keberanian untuk menyatakan kebenaran seperti yang Engkau lakukan. [JPH]
[KOSONG]
[KOSONG]
Utley -> Yoh 7:14-18
Utley: Yoh 7:14-18 - --NASKAH NASB (UPDATED): Yoh 7:14-1814 Waktu pesta itu sedang berlangsung, Yesus masuk ke Bait Allah lalu mengajar di situ. 15 Maka heranlah orang-orang...
NASKAH NASB (UPDATED): Yoh 7:14-18
14 Waktu pesta itu sedang berlangsung, Yesus masuk ke Bait Allah lalu mengajar di situ. 15 Maka heranlah orang-orang Yahudi dan berkata: "Bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar!" 16 Jawab Yesus kepada mereka: "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. 17 Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran- Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri. 18 Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya.
Yoh 7:14 "Waktu persta itu sedang berlangsung" Alasan pasti bagi Yesus uantuk menanti sampai saat ini tidaklah jelas, namun seseorang bisa berspekulasi bahwa hal ini memberikan waktu bagi para peziarah dan penduduk kota untuk mendiskusikan Yesus dan pelayananNya. Ini juga memberi waktu bagi para pemimpin Yahudi untuk secara terbuka menyatakan permusuhan-permusuhan mereka (lih. ay. Yoh 7:13).
Yoh 7:15 "Bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar!" Hal ini secara sederhana berarti bahwa Ia tak pernah mengikuti satupun dari sekolah-sekolah resmi kerabian, atupun menjadi murid dari salah seorang dari rabi-rabi terkemuka. Penggunaan frasa "orang ini" memiliki konotasi tidak menghormati (lih. Yoh 18:17,29).
Pengajaran Yesus sering mengejutkan para pendengarNya (lih. Mr 1:21-22; Luk 4:22) karena (1) isinya dan (2) bentuknya. Para rabi-rabi lain saling mengutip satu dengan yang lain; Yesus mengklaim mengutip dari Allah!
Yoh 7:16 Jesus again drew attention not only to His submission (see note at Yoh 5:19) to the Father but also to His unique knowledge of the Father. They had earthly teachers; He had the heavenly Teacher.
Yoh 7:17 "Jika" Ini adalah sebuah KALIMAT THIRD CLASS CONDITIONAL yang berarti kemungkinan tindakan. Ini adalah paradoks dari penawaran universal Injil (lih. Yoh 1:12; 3:16) dan kedaulatan Allah (lih. Yoh 6:44,65). Roh harus membuka hati (lih. Yoh 16:8-13).
Yoh 7:18 Yesus menyatakan keunikanNya sendiri bagi umat manusia yang jatuh: (1) Ia tidak mencari kemuliaanNya sendiri ; (2) Ia mencari kemuliaan Bapa; (3) Ia benar; dan (4) Ia tidak berdosa.
□ "hormat bagi Dia" Lihat catatan pada Yoh 1:14.
Topik Teologia -> Yoh 7:18
- Yesus Kristus
- Keilahian Kristus
TFTWMS -> Yoh 7:1-53
TFTWMS: Yoh 7:1-53 - Maka Timbullah Pertentangan "MAKA TIMBULLAH PERTENTANGAN" (Yohanes 7:1-53)
Yesus dikenal dengan banyak gelar yang berbeda. Sebagian besar merupakan nama yang indah, m...
"MAKA TIMBULLAH PERTENTANGAN" (Yohanes 7:1-53)
Yesus dikenal dengan banyak gelar yang berbeda. Sebagian besar merupakan nama yang indah, menarik seperti "Kristus Yang Menakjubkan," "Kristus Yang Tak Ada Duanya," atau, menggunakan ungkapan William Barclay, "Kristus Yang Maha Mencukupi." Namun begitu, pelbagai gambaran lain tentang Yesus adalah sama benar dan pentingnya. Ia dapat juga disebut "Kristus Yang Kontroversial," "Kristus Yang Pemecah-Belah," atau "Kristus Yang Menimbulkan Pertentangan," sebab kemana saja Ia pergi Ia merupakan sumber bagi pelbagai reaksi keras dan perdebatan sengit.
Pada waktu kita mencapai Yohanes 7, kita sudah menemukan bukti penting tentang identitas Yesus. Kita sudah melihat kesaksian Yohanes Pembaptis, mujizat merubah air menjadi air anggur, pembersihan bait suci, kebangkitan rohani di Samaria, penyembuhan anak laki-laki pegawai istana dan orang lumpuh, pemberian makan lima ribu orang, dan ceramah tentang Roti Hidup. Apakah yang harus kita perbuat terhadap informasi ini? Pasal 7 dan 8 membantu kita menyadari kembali untuk memahami pertanyaan "Siapakah Yesus itu?" dengan membiarkan kita memperhatikan bagaimana orang banyak itu bereaksi terhadap pelbagai pernyataan-Nya. Beberapa orang percaya kepada Dia, beberapa tidak percaya, dan beberapa lagi ingin membunuh Dia.
Pasal 7 dibuka dengan keberadaan Yesus di Galilea seraya waktu Hari Raya Pondok Daun semakin mendekat. Meskipun bagi orang Kristen hari raya ini tidak setenar hari Paskah, namun hari raya ini memiliki arti yang sangat penting bagi orang Yahudi di zaman Yesus. Karena hari raya ini disebut juga Hari Raya "Panen" atau "Tabernakel," maka Hari Raya Pondok Daun ini merupakan salah satu dari tiga hari raya besar tahunan orang Yahudi. Hari raya ini jatuh sekitar pertengahan Oktober, kira-kira enam bulan setelah Paskah. Selama hari raya ini orang-orang Yahudi akan mendirikan tempat-tempat berteduh yang terbuat dari anyaman ranting-ranting pohon dimana mereka akan tidur di luar pondok itu setiap malam selama satu minggu. Hal ini berfungsi sebagai pengingat bahwa nenek moyang mereka pernah tidur di kolong langit bertaburan bintang sewaktu mereka mengembara di padang gurun. Karena hari raya ini disusul dengan waktu panen, maka hari raya ini dikaitkan dengan ucapan syukur atas keberhasilan hasil panen. Hari Raya Pondok Daun merupakan waktu untuk perayaan dan kemungkinan besar merupakan waktu favorit tahunan bagi anak-anak Yahudi. Goodspeed menerjemahkannya "Festival perkemahan orang Yahudi."1
Ketika waktu hari raya itu semakin mendekat, orang-orang dari luar negeri itu mulai melakukan perjalanan ke Yerusalem. Saudara-saudara Yesus mendorong Dia untuk menghadiri hari raya itu, dengan mendesak Dia, "… tampakkanlah diri-Mu kepada dunia" (7:4). Kelihatannya mereka berbicara secara sinis karena "saudara-saudara-Nya sendiripun tidak percaya kepada-Nya" (7:5). Maksud mereka, "Engkau pikir Engkau ini orang yang istimewa sebab orang-orang daerah ini mengikuti Engkau kemana saja. Mengapa Engkau tidak pergi ke kota besar Yerusalem, dimana orang-orangnya lebih canggih? Lihatlah, apakah ada siapa saja yang mau mengikut Engkau!" Mereka masih saja berpikir dalam ungkapan duniawi, dengan memandang Yesus sebagai tokoh politik utama. Jawaban mula-mula Yesus adalah tetap tinggal di Galilea dan tidak akan pergi ke perayaan itu. Ia tahu bahwa di Yerusalem itu nyawa-Nya terancam (5:18; 7:1) dan Ia menolak untuk bertindak berdasarkan jadwal waktu mana saja selain jadwal waktu yang Bapa tetapkan (7:6, 8, 30). Akibatnya, Ia tetap tinggal di Galilea dan membiarkan para saudara-Nya itu pergi lebih dulu ke perayaan itu.
Setelah para saudara-Nya itu pergi, Yesus sendiri pergi ke perayaan itu, namun tidak dengan cara yang disarankan oleh para saudara-Nya itu. Ia pergi ke Yerusalem dengan diam-diam dan menjaga kerahasiaan jatidiri-Nya.
"AJARAN-KU BERASAL DARI ALLAH"
Pada poin ini di dalam Injilnya, Yohanes mulai berfokus pada bagaimana orang banyak di Yerusalem itu merespon ajaran Yesus selama Hari Raya Pondok Daun. Kita dapat membayangkan Yesus berjalan mengelilingi kota itu, tanpa dikenali, berhenti untuk mendengarkan pelbagai pembahasan yang panas tentang Yesus dari Nazaret. Sementara itu, para pemimpin Yahudi dengan perasaan takut sedang menunggu kedatangan-Nya, sambil mengantisipasi konflik lain dengan Dia. Orang banyak itu sendiri terpecah-belah mengenai masalah Yesus ini. Beberapa orang berkata, "Ia orang baik," sementara yang lain bersikeras, "Ia menyesatkan rakyat" (7:12). Pembahasan ini dilakukan dengan bisik-bisik penuh ketakutan, sebab orang-orang itu sudah diancam oleh para pemimpin mereka yang berkuasa. Berita telah menyebar ke seluruh kota itu bahwa para penguasa menghendaki kematian Yesus dan mereka yang membela Dia dapat juga berakhir dengan cara yang sama!
Suatu ketika di tengah-tengah perayaan itu, Yesus masuk ke dalam bait suci dimana orang banyak sudah berkumpul, dan Ia mulai mengajar. Para pemimpin Yahudi itu merasa takjub terhadap hikmat-Nya dan heran bahwa Ia itu begitu arif sebab, "mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar!" (7:15). 2Yesus menekankan bahwa Ia bukan sumber bagi ajaran-Nya itu, tetapi ajaran itu berasal dari Bapa yang telah mengutus Dia. Selanjutnya, Yesus menyakinkan para pendengar-Nya bahwa siapa saja yang melakukan kehendak Bapa akan dapat menentukan apakah ajaran-Nya itu benar atau tidak (7:16-19): "Jawab Yesus kepada mereka: ‘Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.…’"
Hubungan antara ketaatan dan iman merupakan hubungan yang penting. Seorang penulis menyatakannya seperti ini: "Hanya orang yang percaya yang taat, dan hanya orang yang taat yang percaya."3Kebenaran ini dengan indahnya diungkapkan dalam lagu "Percaya dan Patuh": Namun kita tak pernah dapat buktikan Kegembiraan kasih-Nya Sampai kita semua terbaring di atas mezbah; Sebab kemurahan yang Ia tunjukkan Dan sukacita yang Ia limpahkan. Adalah untuk mereka yang mau percaya dan patuh.4
Yesus menyatakan bahwa sebagaimana roh yang rendah hati dan taat memimpin kita kepada iman, maka roh yang sombong dan memberontak membuat kita mengabaikan dan menolak Allah.
Ketika Yesus menegor beberapa orang dalam kerumanan orang itu karena mereka ingin membunuh Dia, mereka menyangkal bahwa mereka memiliki niat seperti itu, dan mereka menyatakan bahwa Yesus kerasukan setan (7:20). Dengan cara mereka sendiri, mereka mengatakan, "Engkau gila!" Namun begitu, Yesus tetap mempertahankan tuduhan-Nya kepada mereka itu dan melanjutkan dengan menyinggung penyembuhan yang Ia pernah lakukan terhadap orang lumpuh,5suatu peristiwa yang memicu para pemimpin Yahudi di Yerusalem ini ingin membunuh Dia (7:21-24).
"AKU DATANG DARI SORGA"
Orang banyak itu menjadi semakin bingung seraya konfrontasi itu berlanjut terus. Beberapa orang merasa takjub bahwa Yesus, orang yang sudah sering diperbincangkan, diizinkan mengajar secara terbuka di dalam bait suci (7:25, 26). Kegagalan para pemimpin Yahudi untuk menghentikan Yesus menyebabkan beberapa orang bertanya-tanya apakah mungkin para pemimpin itu akhirnya berkesimpulan bahwa Yesus itu benar-benar Nabi atau Mesias yang dijanjikan. Yang lainnya dibuat resah oleh fakta bahwa Yesus berasal dari Nazaret (7:27). Mereka mempertahankan bahwa tidak satu orang pun tahu dari mana Mesias datang. Sekali lagi, kita melihat kebingungan dan pergumulan orang banyak itu seraya orang-orang itu mencoba untuk memutuskan apakah Yesus itu berasal dari Bapa atau dari setan.
Catatan pernyataan selanjutnya merupakan jawaban terhadap pelbagai pertanyaan yang diajukan oleh orang banyak di dalam bait suci itu. Yesus "berseru," menyatakan secara terbuka kepada semua orang di sekitar itu bahwa Ia diutus oleh Bapa di sorga (7:28, 29): "… ‘Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal.…’"
Sekali lagi, Yesus mengejutkan orang-orang itu, melukai perasaan banyak orang, dan mendesak setiap orang untuk memutuskan apakah yang Ia katakan itu benar atau tidak. Setelah mendengar pelbagai pernyataan berani seperti itu tentang siapa Ia sebenarnya, tidak satu orang pun dapat tetap bersikap netral terhadap manusia Yesus ini!
"DATANGLAH KEPADA-KU DAN MINUM"
Bagi para pemimpin Yahudi, perkataan Yesus di dalam bait suci itu benar-benar merupakan penghujatan yang berbahaya. Orang-orang ini memahami pernyataan jelas yang Yesus buat itu sebagai pernyataan bahwa Ia adalah Anak Allah. Akibatnya, mereka mencoba untuk menangkap Dia. Namun begitu, mereka tidak dapat melakukannya, dan perkataan Yohanes mengingatkan kita kembali bahwa Yesus menolak untuk dikendalikan oleh jadwal waktu mana saja selain yang dari Bapa (7:30). Rasa takut paling menakutkan yang dirasakan para pemimpin itu menjadi kenyataan ketika semakin banyak orang mulai percaya kepada Yesus (7:31). Ketika orang-orang Farisi mendengar umat itu berbisik-bisik tentang iman mereka yang bertumbuh, maka mereka mengutus para penjaga bait suci untuk menahan Yesus (7:32). Sekali lagi, mereka tidak mampu untuk menangkap Yesus sampai waktunya tiba ketika Ia sendiri sudah siap—dan waktunya itu masih cukup jauh (7:33-36).
Di hari terakhir perayaan itu, Yesus berdiri kembali dan secara terbuka membuat pernyataan bahwa Ia adalah Mesias. Pada kesempatan ini Ia mengatakan tentang diri-Nya sebagai sumber air hidup. Kemungkinan besar Ia membuat pernyataan ini sewaktu ritual terkenal yang merupakan bagian dari Hari Raya Pondok Daun itu sedang dilaksanakan. Setiap hari seorang imam akan berjalan ke Kolam Siloam, mengisi kendi emas dengan air, dan kemudian membawanya kembali ke bait suci dalam bentuk arak-arakan seperti pawai. Di situ air itu akan dicurahkan sebagai persembahan ucapan syukur kepada Allah.6
Ketika perayaan yang penuh sukacita ini sedang berlangsung, Yesus berkata, "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup" (7:37, 38). Apa yang sama pentingnya adalah apa yang Yohanes tulis tentang Yesus pada poin ini: "Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan" (7:39).
Karena selama perayaan itu Yesus telah mengintensifkan pengajaran-Nya , maka respon dari orang-orang yang mendengarkan Dia ikut meningkat juga. Di akhir perayaan itu beberapa orang berkata, "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang," sementara yang lain berkata, "Ia ini Mesias" (7:40, 41). Kegairahan mereka pada waktu itu setara dengan semangat lima ribu orang di Galilea yang telah makan roti dan ikan (6:14). Orang-orang ini siap untuk menerima Yesus sebagai orang yang diutus oleh Allah. Yang lainnya menolak apa yang Yesus sedang katakan, dan beberapa lagi sangat marah sehingga mereka berusaha terus untuk menangkap Dia. Dalam suatu tinjauan yang tampaknya untuk meringkas keseluruhan pasal ini, Yohanes menulis, "Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia" (7:43).
Ketika para petugas bait suci itu kembali kepada para imam besar, mereka kembali dengan tangan hampa. Mereka juga sekarang merasa kagum terhadap Yesus dan terhadap pelbagai pernyataan yang luar biasa arifnya yang Yesus buat. "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!" lapor mereka (7:46). Ketika para pemimpin itu mendengar hal ini, mereka meledak dalam kemurkaan. Para imam besar dan kaum Farisi mencemooh para petugas itu dan memberitahu mereka bahwa hanya orang-orang yang dungu dan bodoh saja yang sudah ditipu oleh Yesus. Dengan mengharapkan jawaban "Tidak!" para pemimpin itu bertanya kepada para petugas itu, "Adakah kamu juga disesatkan? Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi?" (7:47, 48). Lalu kita melihat Nikodemus menampilkan dirinya untuk kedua kalinya di dalam Injil Yohanes ini.
Sebagai anggota Dewan Yahudi, Nikodemus tampil ke depan dan mengingatkan rekan-rekan sejawatnya bahwa hukum Taurat tidak menghukum seseorang sampai orang itu diberi dahulu kesempatan untuk membela diri (7:50, 51). Sikap Nikodemus itu tidak termasuk sebagai pengakuan iman kepada Yesus, namun sikap itu merupakan langkah berani dari pencari Allah yang takut-takut ini yang sebelumnya pernah mengunjungi Yesus di malam hari. Nikodemus terbukti telah memiliki iman yang bertumbuh kepada Yesus; namun ia masih menjadi murid yang menyembunyikan jatidirinya, sebab ia takut terhadap para pemimpin Yahudi itu. Jawaban mereka terhadap komentar Nikodemus adalah cepat dan penuh kegeraman: "Apakah engkau juga orang Galilea? .…" (7:52). Mereka itu tidak sedang menalar; mereka itu sedang bereaksi. Mereka tidak mau menemukan kebenaran; mereka ingin membungkam siapa saja yang berani tampil membela Yesus. Pertanyaan mereka itu merupakan cara bertanya, "Apakah engkau ini orang idiot, bodoh, bidah?" Penampilan kembali Nikodemus berfungsi sebagai kesimpulan yang cocok bagi satu pasal di dalam mana Yesus telah diketengahkan sebagai tokoh yang kontroversial dan pemecah-belah. Sebagian besar orang memang disebut sebagai pemecah-belah oleh sebab kepicikan atau kesombongan mereka, tetapi bukan begitu halnya dengan Yesus. Sejak permulaan Injil ini, Yohanes telah menyatakan bahwa Yesus menekan orang-orang itu ke dalam pilihan yang sulit yang didasarkan pada kebenaran (1:11, 12). Pada akhirnya, orang-orang itu mengasihi Dia atau membenci Dia (7:7). Yesus tidak mau mengizinkan siapa saja dari kita bersantai dalam keragu-raguan yang berbahaya.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yohanes (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yohanes
Tema : Yesus, Putra Allah
Tanggal Penulisan: 80-95 M
Latar Belakang
Injil Yohanes adalah unik di antara keem...
Penulis : Yohanes
Tema : Yesus, Putra Allah
Tanggal Penulisan: 80-95 M
Latar Belakang
Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2; Yoh 21:7,20). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus).
Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai suatu pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang menjelma di dalam diri Yesus Kristus.
Tujuan
Yohanes menyatakan tujuannya untuk tulisannya dalam Yoh 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani yang diterjemahkan "percaya" (Yoh 20:31): yaitu _aorist subjunctive_ ("sehingga kamu dapat mulai mempercayai") dan _present subjunctive_ ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis untuk meyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis untuk menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun ada ajaran palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bd. Yoh 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, isi dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua sebagai tujuan utama.
Survai
Injil keempat ini menyajikan bukti-bukti yang terpilih dengan cermat bahwa Yesus adalah Mesias Israel dan Putra Allah yang menjelma dan bukan anak angkat. Bukti-bukti yang mendukung termasuk:
- (1) tujuh tanda (Yoh 2:1-11; Yoh 4:46-54; Yoh 5:2-18; Yoh 6:1-15; Yoh 6:16-21; Yoh 9:1-41; Yoh 11:1-46) dan tujuh ajaran (Yoh 3:1-21; Yoh 4:4-42; Yoh 5:19-47; Yoh 6:22-59; Yoh 7:37-44; Yoh 8:12-30; Yoh 10:1-21) sebagai penyingkapan Yesus tentang identitas-Nya yang sebenarnya;
- (2) tujuh pernyataan "Aku adalah" (Yoh 6:35; Yoh 8:12; Yoh 10:7; Yoh 10:11; Yoh 11:25; Yoh 14:6; Yoh 15:1). Dengan pernyataan ini Yesus menyatakan secara kiasan peranan-Nya dalam penebusan umat manusia.
- (3) Kebangkitan tubuh-Nya dari antara orang mati sebagai tanda terakhir dan puncak pembuktian bahwa Dia memang "Kristus, Anak Allah" (Yoh 20:31).
Injil Yohanes mempunyai dua bagian besar.
- (1) Pasal 1-12 (Yoh 1:1--12:50)yang menyajikan kisah penjelmaan dan pelayanan umum Yesus. Sekalipun tujuh tanda yang meyakinkan, tujuh ajaran yang berbobot, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" yang menakjubkan, orang-orang Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias mereka.
- (2) Setelah ditolak oleh umat perjanjian yang lama yaitu Israel, Yesus (pasal 13-21; Yoh 13:1--21:25) memusatkan perhatian pada murid-murid-Nya sebagai inti dari umat perjanjian yang baru (yaitu: gereja yang didirikan oleh-Nya). Pasal-pasal ini mencantumkan perjamuan terakhir (pasal 13; Yoh 13:1-20), ajaran terakhir (pasal 14-16; Yoh 14:1--16:33), dan doa-Nya yang terakhir (pasal 17; Yoh 17:1-25) untuk murid-murid-Nya dan semua orang percaya. Kemudian perjanjian baru diresmikan dan ditegakkan oleh kematian (pasal 18-19; Yoh 18:1--19:42) dan kebangkitan-Nya (pasal 20-21; Yoh 20:1--21:25).
Ciri-ciri Khas
Delapan penekanan utama menandai Injil ini.
- (1) Keilahian Yesus sebagai "Anak Allah" ditekankan. Dari prolog Yohanes dengan pernyataan yang luar biasa, "kita telah melihat kemuliaan-Nya" (Yoh 1:14) sampai akhirnya dengan pengakuan Tomas, "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh 20:28), Yesus adalah Putra Allah yang menjadi manusia.
- (2) Kata "percaya" yang dipakai sebanyak 98 kali adalah sama dengan menerima Kristus (Yoh 1:12) dan meliputi tanggapan hati (bukan saja mental) yang menghasilkan suatu komitmen dari seluruh kehidupan kepada Dia.
- (3) "Hidup kekal" adalah konsep kunci dari Yohanes. Konsep ini bukan hanya menunjuk kepada suatu keberadaan tanpa akhir, tetapi lebih mengarah kepada perubahan mutu kehidupan yang datang melalui persatuan dengan Kristus. Hal ini mengakibatkan baik kebebasan dari perbudakan dosa dan setan-setan maupun pengenalan dan persekutuan yang makin bertumbuh dengan Allah.
- (4) Pertemuan pribadi dengan Yesus diutamakan dalam Injil ini (tidak kurang dari 27).
- (5) Pelayanan Roh Kudus memungkinkan orang percaya mengalami kehidupan dan kuasa Yesus secara terus-menerus setelah kematian dan kebangkitan Kristus.
- (6) Injil ini menekankan "kebenaran" -- Yesus adalah kebenaran, Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, dan Firman Allah adalah kebenaran. Kebenaran membebaskan orang (Yoh 8:32), menyucikan mereka (Yoh 15:3) serta berlawanan dengan kegiatan dan sifat Iblis (Yoh 8:44-47,51).
- (7) Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran, dan tujuh pernyataan "Aku adalah" menegaskan siapa Yesus itu (bd. menonjolnya angka tujuh di dalam kitab Wahyu oleh penulis yang sama).
- (8) Kata-kata dan konsep lainnya yang utama dari Yohanes adalah: "firman", "terang", "daging", "kasih", "kesaksian", "tahu", "kegelapan", dan "dunia".
Full Life: Yohanes (Garis Besar) Garis Besar
Prolog tentang Logos
(Yoh 1:1-18)
I. Memperkenalkan Kristus kepada Israel
(Yoh 1:19-51)
A. Oleh Yohan...
Garis Besar
- Prolog tentang Logos
(Yoh 1:1-18) - I. Memperkenalkan Kristus kepada Israel
(Yoh 1:19-51) - A. Oleh Yohanes Pembaptis
(Yoh 1:19-36) - B. Kepada Murid-Murid Pertama
(Yoh 1:37-51) - II. Tanda-Tanda dan Ajaran-Ajaran Kristus kepada Israel dan Penolakan-Nya
(Yoh 2:1-12:50) - A. Penyataan Kristus kepada Israel
(Yoh 2:1-11:46) - 1. Tanda Pertama -- Air Menjadi Air Anggur
(Yoh 2:1-11)
Selang Waktu
(Yoh 2:12) - 2. Kesaksian Mula-Mula kepada Orang Yahudi di Yerusalem
(Yoh 2:13-25)
Hari Raya di Yerusalem (Paskah)
(Yoh 2:23-25) - 3. Ajaran Pertama: Kelahiran dan Kehidupan Baru
(Yoh 3:1-21)
Selang Waktu: Tentang Yohanes Pembaptis dan Yesus
(Yoh 3:22-4:3) - 4. Ajaran Kedua: Air Kehidupan
(Yoh 4:4-42)
Selang Waktu di Galilea
(Yoh 4:43-45) - 5. Tanda Kedua: Penyembuhan Anak Pegawai Istana
(Yoh 4:46-54)
Hari Raya di Yerusalem
(Yoh 5:1) - 6. Tanda Ketiga: Penyembuhan Orang di Betesda pada Hari Sabat
(Yoh 5:2-18) - 7. Ajaran Ketiga: Keilahian Kristus
(Yoh 5:19-47) - 8. Tanda Keempat: Memberi Makan Lima Ribu Orang
(Yoh 6:1-15) - 9. Tanda Kelima: Berjalan di Atas Air
(Yoh 6:16-21) - 10. Ajaran Keempat: Roti Hidup
(Yoh 6:22-59) - 11. Penyaringan Murid-Murid
(Yoh 6:60-71)
Selang Waktu
(Yoh 7:1) - 12. Hari Raya di Yerusalem (Pondok Daun)
(Yoh 7:2-36) - 13. Ajaran Kelima: Roh yang Memberi Hidup
(Yoh 7:37-52)
(Wanita yang Tertangkap dalam Perzinaan)
(Yoh 7:53-8:11) - 14. Ajaran Keenam: Terang Dunia
(Yoh 8:12-30) - 15. Perdebatan dengan Orang Yahudi
(Yoh 8:31-59) - 16. Tanda Keenam: Penyembuhan Orang Buta Sejak Lahirnya
(Yoh 9:1-41) - 17. Ajaran Ketujuh: Gembala yang Baik
(Yoh 10:1-21)
Hari Raya di Yerusalem (Penahbisan)
(Yoh 10:22-42) - 18. Tanda Ketujuh: Kebangkitan Lazarus
(Yoh 11:1-46) - B. Penolakan Kristus oleh Israel
(Yoh 11:47-12:50) - III.Kristus dan Permulaan Umat Perjanjian Baru
(Yoh 13:1-20:29) - A. Perjamuan Terakhir
(Yoh 13:1-14:31) - 1. Mencuci Kaki Murid-Murid dan Lanjutan Percakapan
(Yoh 13:1-38) - 2. Yesus, Jalan kepada Bapa
(Yoh 14:1-31) - B. Ajaran Tentang Pokok Anggur yang Benar dan Manfaat Persekutuan
dengan Kristus
(Yoh 15:1-16:33) - C. Doa Penyerahan bagi Diri-Nya dan Umat Perjanjian Baru
(Yoh 17:1-26) - D. Hamba yang Menderita
(Yoh 18:1-19:42) - 1. Penangkapan
(Yoh 18:1-12) - 2. Pengadilan Yahudi
(Yoh 18:13-27) - 3. Pengadilan Romawi
(Yoh 18:28-19:16) - 4. Penyaliban
(Yoh 19:17-37) - 5. Penguburan
(Yoh 19:38-42) - E. Tuhan yang Bangkit
(Yoh 20:1-29) - Pernyataan Tentang Tujuan Penulis
(Yoh 20:30-31) - Epilog
(Yoh 21:1-25)
Matthew Henry: Yohanes (Pendahuluan Kitab) Kita tidak sedang membahas kapan dan di mana Injil ini dituliskan. Kita yakin Injil ini diberikan melalui inspirasi Allah kepada Yohanes, saudara Yako...
Kita tidak sedang membahas kapan dan di mana Injil ini dituliskan. Kita yakin Injil ini diberikan melalui inspirasi Allah kepada Yohanes, saudara Yakobus, salah satu dari dua belas rasul. Yohanes dikenal sebagai murid yang dikasihi Yesus dan merupakan salah satu dari tiga murid Yesus yang diajak Yesus ketika Dia ingin menyendiri, terutama sekali ketika peristiwa transfigurasi dan saat Dia menderita di taman Getsemani. Bapa-bapa gereja mengatakan kepada kita bahwa Yohanes hidup paling lama dibandingkan kedua belas rasul yang lain. Yohanes merupakan satu-satunya rasul yang mati secara alami, rasul-rasul yang lain mati sebagai martir. Beberapa bapa gereja mengatakan bahwa Yohanes menulis Injil ini di Efesus atas permintaan beberapa pelayan gereja di Asia untuk melawan bidat di Korintus yang menyebabkan perpecahan jemaat dan kaum Ebionite yang melihat Tuhan kita sebagai manusia semata. Injil ini kemungkinan besar ditulis Yohanes sebelum dia dibuang ke Pulau Patmos, karena di sana Yohanes menulis Kitab Wahyu. Kitab Wahyu sepertinya ditulis untuk menutup kanon Alkitab, dan jika memang benar demikian maka Injil ini pasti tidak ditulis sesudah Kitab Wahyu. Oleh karena itu saya tidak sependapat dengan beberapa bapa gereja yang mengatakan bahwa Yohanes menulis Injil ini dalam masa pembuangannya, atau setelah kembali dari pembuangannya, bertahun-tahun setelah Yerusalem dihancurkan. Beberapa bapa gereja mengatakan Injil ini ditulis setelah Yohanes berumur sembilan puluh tahun, dan ada yang mengatakan setelah Yohanes berumur seratus tahun. Namun yang jelas Yohanes menulis Injil terakhir dari keempat Injil dalam Alkitab. Dengan membandingkan Injil yang ditulis Yohanes dengan ketiga Injil yang lain, kita bisa menemukan:
- . Yohanes memasukkan apa yang tidak dimasukkan Injil yang lain. Injil Yohanes berada di akhir Injil yang lain dan Injil Yohanes merupakan semacam penjaga akhir atau pengumpul akhir. Injil Yohanes mengumpulkan apa yang tidak dimasukkan oleh Injil yang lain. Demikianlah ada kumpulan akhir dari amsal Salomo (Ams. 25:1), selain dari yang telah dia ucapkan sebelumnya, 1 Raja-raja 4:32.
- . Yohanes memberi kita hal rohani sedangkan ketiga penulis Injil yang lain lebih kepada sejarah. Fakta-fakta sejarah memang perlu diluruskan terlebih dahulu, yang telah mereka lakukan dengan menulis segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, Lukas 1:1, Kisah Para Rasul 1:1. Namun, setelah semua itu sudah dinyatakan oleh dua atau tiga saksi, Yohanes beralih kepada perkembangannya yang penuh (Ibr. 6:1), janganlah kita meletakkan lagi dasarnya, tetapi membangun di atas dasar tersebut, membawa kita masuk ke dalam selubung. Beberapa bapa gereja mengamati bahwa ketiga penulis Injil yang lain menuliskan ta sōmatika – hal-hal fisik dari Kristus, tetapi Yohanes menulis ta pneumatika – hal-hal rohani dari Injil, hidup dan jiwa Injil. Maka beberapa orang menyebut Injil Yohanes sebagai kunci bagi semua kitab Injil/Injil kunci. Di dalam Injil ini sebuah pintu telah terbuka di sorga, dan suara pertama yang kita dengar adalah Naiklah ke mari! naiklah lebih tinggi. Beberapa bapa gereja menafsirkan empat mahluk yang ada dalam penglihatan Yohanes sebagai perwakilan bagi keempat penulis Injil dan mereka menafsirkan Yohanes sebagai burung nasar yang sedang terbang. Mereka menafsirkan Yohanes telah terbang begitu tinggi sehingga dia dapat melihat segala hal rohani.
Jerusalem: Yohanes (Pendahuluan Kitab) INJIL YOHANES
PENGANTAR INJIL YOHANES DAN SURAT-SURAT YOHANES
Injil Yohanes
Kata Penutup pertama, Yoh 20:31, menyatakan termasuk jenis sastra Injil Yo...
INJIL YOHANES
PENGANTAR INJIL YOHANES DAN SURAT-SURAT YOHANES
Injil Yohanes
Kata Penutup pertama, Yoh 20:31, menyatakan termasuk jenis sastra Injil Yohanes dan begitu menempatkannya di dalam keseluruhan Perjanjian Baru. Sama seperti pewartaan yang paling tua demikianpun kitab ini tetap sebuah "Injil", artinya: pewartaan tentang Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Pewartaan itu berpangkal pada "tanda-tanda" yang dikerjakan Yesus dan bermaksud mengembangkan iman akan Kristus supaya orang mendapat hidup. Meskipun ciri-cirinya menyatakan bahwa disusun di zaman agak belakangan, namun injil keempat ini berdekatan dengan pemberitaan atau "kerygma" pada awal mula agama Kristen. Tata susunan dan pokok utama injil Yohanes dan pemberitaan semula itu pada pokoknya sama: Yesus ditunjuk sebagai Mesias oleh turunnya Roh Kudus sebagaimana disaksikan Yohanes Pembaptis, 1:31-34; karya dan perkataan Yesus menyatakan "kemuliaanNya", 1:35- 12:50; menyusul kisah tentang wafat, kebangkitan dan beberapa penampakan Kristus, 13:1-20:20; akhirnya pengutusan para rasul yang diberi Roh Kudus dan kekuasaan mengampuni dosa, 20:21-29. Terlebih injil ini terjamin oleh seorang saksi tak bernama ialah "murid yang dikasihi Yesus", yang ikut serta dalam drama sengsara Yesus, 13:23; 19:26, 35; bdk 18:15 dst, melihat makam yang kosong, 20:2 dst, dan Kristus yang dibangkitkan, 21:7,20-24, ia barangkali adalah seorang dari kedua murid yang paling dahulu mengikuti Yesus, 1:35 dst. Kesemuanya itu sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan Kis 1:8+, supaya kesaksiannya itu boleh disebut "rasuli".
Namun demikian karya Yohanes mempunyai beberapa ciri yang merupakan kekhasannya dan jelas membedakannya dengan ketiga injil sinoptik. Rupanya pengarang injil keempat terpengaruh sekali oleh sebuah alam pikiran yang tersebar luas di beberapa kalangan Yahudi dan pengungkapannya baru-baru ini ditemukan dalam naskah-naskah yang berasal dari sekelompok kaum Eseni di zaman itu yang berdiam di Qumran. Dalam naskah-naskah itu diberi perhatian khusus kepada "pengetahuan", dan perbendaharaan-katanya berdekatan dengan perbendaharaan-kata yang lazim dalam aliran dan alam pikiran yang disebut "gnosis"; terdapat di dalamnya semacam perseduaan (dualisme) yang terungkap dalam pertentangan-pertentangan seperti: cahaya-kegelapan, kebenaran-kebohongan, malaikat cahaya-malaikat kegelapan (Beliar namanya); khususnya di Qumran ditekankanlah mistik persatuan dan perlunya kasih persaudaraan sementara orang melayangkan pandangan ke akhir zaman. Segala pokok tersebut ditemukan kembali dalam injil Yohanes dan merupakan milik khas lingkungan Yahudi-kristen, yang kiranya menghasilkan injil itu.
Masih ada hal lain lagi. Lebih dari injil-injil sinoptik, injil keempat ingin menonjolkan manakah makna kehidupan, perbuatan dan perkataan Yesus. Kejadian- kejadian kehidupan Yesus merupakan "tanda"; maknanya tidak segera jelas sehingga baru dipahami setelah Kristus dimuliakan, 2:22; 12:16; 13:7. Banyak perkataan Yesus mengandung makna rohani yang baru kemudian dipahami, bdk 2:19+. Roh Kudus yang berkata atas nama Yesus yang dibangkitkan bertugas memimpin para murid ke dalam seluruh kebenaran dengan mengingatkan dan mengajar mereka akan semua yang telah dikatakan Yesus kepada mereka, bdk 14:26+. Itulah tahap perwahyuan yang tercermin dalam injil Yohanes. Di lain pihak injil keempat lebih banyak terpengaruh oleh ibadat dan sakramen-sakramen Kristen dari pada injil-injil sinoptik. Kehidupan Yesus sendiri diberi kerangka ibadat Yahudi; dalam hubungan dengan hari-hari raya utama dan kerap kali dalam bait Allah Yesus mengerjakan mujizat-mujizat dan menyampaikan wejangan-wejangan yang paling penting; selanjutnya Yesuspun mengajar bahwa Ia sendiri menjadi pusat suatu agama dan ibadat baru "dalam roh dan kebenaran", 4:24; agama dan ibadat baru itu mengungkapkan dan mewujudkan dirinya melalui sakramen-sakramen. Pembicaraan Yesus dengan Nikodemus mengandung segala unsur yang cocok dengan sebuah pengajaran yang menyiapkan atau menyertai baptisan, 3:1-21; dan gagasan bahwa baptisan berupa sebuah penerangan, 9:1-39, atau kebangkitan, 5:1-14; 7:21-24, rupanya memberi latar belakang kepada cerita tentang penyembuhan orang yang lahir buta dan orang lumpuh. Sebuah ringkasan lengkap dari pengajaran mengenai Ekaristi tercantum dalam bab 6. Misteri Paskah Kristen yang mengganti Paskah lama meresap ke dalam seluruh injil itu, 1:29, 36; 2:13; 6:4; 19:36. Upacara pembasuhan Yahudi yang lazim pada perayaan Paskah, 2:6; 3:25, diganti dengan pembersihan jiwa oleh firman, 15:3, dan Roh, 20:22 dst. Dengan demikian maka kehidupan Yesus dihubungkan dengan misteri Kristen yang dihayati dalam ibadat dan sakramen-sakramen jemaat.
Jelaslah injil keempat merupakan karya yang majemuk : berdekatan dengan bentuk pewartaan Kristen yang paling dahulu, tetapi juga menjadi penyelesaian suatu usaha yang dipimpin oleh Roh Kudus untuk mencari pemahaman lebih mendalam dan lebih jernih tentang misteri Yesus.
Setiap penginjil mempunyai suatu pandangan utama mengenai Yesus serta karyaNya. Menurut pandangan Yohanes, maka Yesus adalah Firman yang telah menjadi daging untuk menyampaikan hidup kepada manusia, 1:14. Maka rahasia penjelmaan menguasai seluruh pemikiran Yohanes. Teologi tentang penjelmaan itu terungkap dengan menggunakan gagasan "pengutusan" dan "kesaksian". Yesus ialah Firman yang diutus oleh Bapa ke dunia, lalu setelah karyaNya selesai kembali kepada Allah, bdk 1:1+. Tugas itu tidak lain kecuali memaklumkan kepada manusia misteri-misteri ilahi. Yesus menjadi saksi tentang apa yang dilihat dan didengarNya pada Bapa, bdk 3:11+. Untuk mengesahkan pengutusanNya maka Allah memberi Yesus kekuasaan mengerjakan sejumlah karya ialah "tanda-tanda" yang memang melampaui apa yang mungkin bagi manusia. Maka terbuktilah Yesus benar-benar diutus oleh Allah yang berkarya dalam diri Yesus, bdk 2:11+. Tanda-tanda itu menjadi pernyataan terselubung dari kemuliaan Yesus yang penyingkapan lengkapnya dinantikan pada hari kebangkitan, bdk 1:14+. Sebab sesuai dengan nubuat Yes 52:13 (LXX), Anak Manusia harus "ditinggikan", dan melalui salib kembali kepada Bapa, bdk 12:32+. Lalu ia menemukan kembali kemuliaan yang ada pada Allah "sebelum dunia ada", 17:5+, 24. Kemuliaan itu sudah dinyatakan kepada para nabi dahulu, bdk 5:39, 46; 12:41; 19:37 serta catatan-catatannya. Penyingkapan kemuliaan itu berupa penampakan Allah yang menyempurnakan dan menggenapkan semua penampakan Allah dahulu, penampakanNya dalam penciptaan, 1:1, penampakanNya kepada Abraham, 8:56, Yakub 1:51, Musa 1:17, para nabi. Kemuliaan "Hari Yahwe", bdk, bdk Ams 5:18+, menjadi lengkap pada Hari Yesus, 8:56, khususnya pada "SaatNya", 2:4+, saat "peninggian" dan "pemuliaanNya"; pada saat itu tersingkaplah keluhuran transenden yang menjadi milik "utusan", bdk 8:24+; 10:30+, yang datang ke dunia untuk membawa hidup, bdk 3:35+, kepada mereka yang dengan kepercayaan menyambut kabar keselamatan yang disampaikan olehNya, bdk 3:11+. Dan justru oleh karena seluruh "pengutusan" Anak itu terarah kepada suatu karya keselamatan maka pengutusan itu menjadi penyingkapan kasih Bapa terhadap dunia, yang terakhir dan paling lengkap, bdk 17:6+.
Dalam injil-injil Sinoptik penyingkapan kemuliaan Kristus terutama dihubungkan dengan kembaliNya pada akhir zaman, bdk Mat 16:27 dst. Memanglah dalam injil Yohanespun unsur-unsur utama dari eskatologia tradisionil ditemukan juga: orang menantikan "hari terakhir" 6:39 dst; 11:24; 12:48, hari "kedatangan" Yesus, 14:3; 21:22 dst, dan kebangkitan orang-orang mati, 5, 28 dst; 11:24, serta penghakiman terakhir 5:29, 45; 3:36. Namun demikian mudah saja orang melihat dalam injil keempat suatu tendensi rangkap dua, yakni: mengaktualisasikan dan menginteriorisasikan eskatologia tradisionil. Kedatangan Yesus ke dunia melalui penjelmaan, peninggiannNya di salib dan kembaliNya melalui Roh Kudus dianggap sebagai "kedatangan" Anak Manusia; penghakiman sekarang sudah terjadi di dalam hati orang, hidup kekal (yang dalam injil Yohanes mengganti istilah "Kerajaan" yang digemari para Sinoptisi) sekarang sudah dimiliki oleh karena iman. Maka drama yang dipentaskan di Palestina menjadi inti drama eskatologis. Memang di belakang orang-orang Yahudi yang menolak Yesus itu tampillah sebuah kenyataan yang lebih luas, yakni "dunia", bdk 1:9-10+, atau "kegelapan" bdk 8:12+, yang dikuasai oleh Iblis, "penguasa dunia", bdk 1Yoh 2:13 dst, yang melawan Allah serta MesiasNya. Setiap orang terlibat dalam drama rohani itu: di hadapan Firman yang menjadi daging terlaksanalah "penghakiman dunia", 12:31-32, pengutukan dan kekalahannya, 16:7-11, 33. Kalau Kristus dengan rela menyerahkan nyawaNya, bdk 10:18+, dan kalau "ditinggikan" di kayu salib, maka maksudnya ialah memperoleh kemuliaanNya, bdk 12:32+, yang sejak itu menjadi nyata di hadapan sekalian orang untuk mendatangkan malu kepada dunia yang tidak percaya serta secara definitip mengalahkan Iblis. Kemenangan Allah atas yang jahat dan keselamatan dunia terwujud melalui kebangkitan yang mulia, sehingga kembaliNya Kristus di akhir zaman hanya merupakan penggenapannya.
Agak sukar juga menemukan bagan yang dituruti Yohanes dalam membentangkan misteri Kristus. Terlebih dulu perlu dicatat bahwa urutan peristiwa-peristiwa dalam injil keempat menimbulkan beberapa kesulitan: urutan bab 4, 5, 6, 7:1-24 sukar dimengerti; tidak tepat juga bahwa bab 15-17 menyusul 14:31, tepat Yesus sudah berangkat; kepingan-kepingan seperti 3:31-36 dan 12:44-50 ternyata kurang sesuai dengan konteksnya. Mungkin kekacauan itu disebabkan oleh cara Injil Yohanes digubah dan diterbitkan. Kiranya injil itu merupakan hasil perkembangan yang lambat laun sehingga di dalamnya terdapat unsur-unsur yang berasal dari masa yang berlain-lainan, penyaduran dan tambahan serta penyusunan ajaran yang sama namun dengan cara yang berbeda-beda, sedangkan keseluruhannya akhirnya diterbitkan bukanlah oleh Yohanes sendiri melainkan oleh murid-muridnya setelah Yohanes meninggal dunia, 21:24. Dengan demikian maka murid-murid itu memasukkan ke dalam kerangka injil yang asli berbagai kepingan yang berasal dari Yohanes dan yang oleh para muridnya tidak dibiarkan hilang sama sekali. Tempat kepingan- kepingan itu dalam keseluruhan belum juga ditentukan dengan saksama.
Para ahli sudah mengemukakan beberapa pembagian injil Yohanes. Semua memang mengandung sedikit kebenaran, tetapi sering kali berat sebelah, oleh karena terlalu mau mensistematisasikan injil keempat. Paling baik kiranya orang membiarkan dirinya dibimbing oleh petunjuk-petunjuk jelas yang ditemukan dalam injil sendiri. Di satu pihak jelas, bahwa injil mau menonjolkan hari-hari raya ibadat Yahudi, yang menjadi pedoman kisahnya: tiga kali ada hari raya Paskah, 2:13; 6:4; 11:55, ada sebuah perayaan yang tidak disebut namanya, 5:1, dan sekali ada perayaan Pondok Daun, 7:2, dan hari raya Pentahbisan Bait Allah, 10:22. Di lain pihak pengarang beberapa kali dengan saksama mencatat urutan hari-hari untuk membagikan riwayat hidup Yesus menjadi berkala-kala. Misalnya: minggu pertama karya Yesus di depan umum, 1:19-2:11, pekan perayaan Pondok-Daun, 7:2, 14, 37, pekan sengsara Yesus 12:1, 12; 19:31, 42, yang ditempatkan antara lambang penguburan Yesus, 12:7, dan penguburan yang sesungguhnya, 19:38 dst. Begitu pula perlu diperhatikan disebutkannya perayaan Paskah yang pertama, 4:45, yang jelas menutup bagian-bagian yang mulai dengan 2:13 -25, tempat dikatakan bahwa hari raya Paskah itu sudah dekat. Dengan mempertimbangkan kedua gejala tersebut (catatan mengenai urutan hari-hari dan hari-hari raya Yahudi) maka injil keempat dapat dibagi sebagai berikut:
Prakata, 1:1-18: "Pada mulanya............"I Karya Yesus :
1. Tata penyelamatan baru diberitakan, 1:19-4:54: Pekan pembukaan
kejadian-kejadian yang berkisar pada Perayaan Paskah yang pertama.
2. Perayaan kedua, pada suatu hari Sabat, di Yerusalem: perlawanan pertama
terhadap pernyataan, 5:1-47.
3. Di Galilea, Paskah yang kedua: perlawanan baru terhadap pernyataan,
6:1-71.
4. Perayaan Pondok-Daun: pernyataan besar tentang Mesias, yang ditolak
mentah-mentah 7:1-10:21.
5. Hari Raya Pentahbisan Bait Allah: keputusan membunuh Yesus, 10:22-
11:54.
6. Akhir karya Yesus dan persiapan untuk Paskah yang terakhir, 11:55-12:50
II Saat Yesus: Paskah Anak Domba Allah (13:1-20:31):
1. Perjamuan terakhir Yesus bersama murid-muridNya, 13:1-17:26
2. Penderitaan, 18-19
3. Cerita-cerita mengenai kebangkitan dan kebahagiaan mereka yang percaya. 20:1-29
4. Penutup injil yang pertama, 20:30-31.
III Kata penutup 21:1-25: Hidup Gereja diberitakan dan kedatangan kembali Yesus diharapkan.
Ada sebuah gagasan yang dapat ditarik dari pembagian tersebut ialah: Yesus mengakhiri lembaga-lembaga keagamaan Yahudi dengan menggenapinya.
Adakah injil keempat berupa sebuah sumber tersendiri dan asli yang menyampaikan informasi khas, di samping ketiga injil sinoptik? Kalau benar demikian, manakah nilai historis injil Yohanes? Sehubungan dengan pertanyaan pertama yang dirumuskan di muka, dengan hati-hati dapat diajukan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
Dalam Injil Yohanes ditemukan banyak petunjuk yang memberi kesan bahwa Yohanes mengenal tradisi yang tercantum dalam ketiga injil lain. Khususnya perlu diperhatikan bahwa injil keempat meninggalkan beberapa hal penting yang tercantum dalam injil sinoptik. Ini hanya dapat dimengerti, kalau Yohanes mengandaikan bahwa sidang pembaca sudah tahu akan hal-hal itu ; di lain pihak ada kalanya Yohanes ternyata mau memperincikan dan melengkapi tradisi para sinoptisi. Namun demikian penyelidikan-penyelidikan modern semakin menonjolkan ciri asli tradisi Yohanes yang tidak tergantung pada tradisi sinoptik. Bahkan dalam menceritakan kejadian-kejadian yang sama Yohanes nampak begitu asli, sehingga tak mungkin ia bergantung pada sinoptisi. Pengarang injil keempat mengenal kejadian-kejadian itu melalui jalan lain dari jalan-jalan injil sinoptik. Ia pantas dianggap sebagai sumber tersendiri, saksi asli dari tradisi purba. Memanglah hubungan antara injil Yohanes dan Injil Lukas jauh lebih erat dan boleh jadi Lukas dalam menggubah injilnya mengenal dan menggunakan paling sedikit tradisi-tradisi Yohanes (teristimewanya dalam kisah sengsara dan kisah kebangkitan) yang sudah lama ada, meskipun kiranya tidak mengenal injil keempat seperti sekarang ada. sebaliknya juga mungkin bahwa penggubahan injil Yohanes yang terakhir terpengaruh oleh injil karangan Lukas.
Semakin mengakui bahwa injil keempat tidak tergantung, semakin para ahli mengakui pula nilai historisnya. Sehubungan dengan urutan peristiwa-peristiwa riwayat hidup Yesus, Yohanes kerap kali memerincikan lebih jauh apa yang dikisahkan para sinoptisi: misalnya lamanya karya Yesus dan urutan peristiwa dalam kisah sengsara dalam injil Yohanes nampaknya lebih tepat dari pada apa yang diceritakan injil-injil lain. Sehubungan dengan penyucian Bait Allah injil keempat memuat keterangan mengenai waktunya yang paling tepat di antara semua injil, 2:20, dan yang bersesuaian dengan keterangan yang tercantum dalam Luk 3:1. Demikianpun mengenai keterangan-keterangan mengenai tempat peristiwa- peristiwa terjadi dalam injil keempat lebih terperinci dari pada keterangan- keterangan yang disampaikan oleh injil-injil lain. Penggalian-penggalian modern di Palestina sudah beberapa kali membenarkan keterangan injil Yohanes (bdk kolam yang ada lima serambinya, 5:2). Seluruh injil berisikan petunjuk-petunjuk kongkrit yang terperinci, sehingga jelaslah si pengarang tahu baik-baik akan adat istiadat keagamaan Yahudi, mentalita para rabi, akan caranya para ahli Taurat menafsirkan menterapkan hukum Taurat. Akhirnya diri pribadi Yesus tetap seorang manusia sejati dengan kerendahan hati dan kesederhanaan yang mengharukan, bahkan dalam adegan-adegan yang paling "mulia" di mana Yesus yang dibangkitkan menampakkan diri kepada murid-muridNya. Dan demikian halnya, meskipun pengarang injil keempat memang menonjolkan transendensi Yesus. Selanjutnya karya Yohanes ini sama sekali tidak dapat dipahami, kalau orang menyangkal bahwa Yohanes yakin tentang kenyataan historis kejadian-kejadian yang diceritakannya.
Tetapi orang jangan keliru. Pengertian tentang "sejarah" yang diandaikan injil keempat tentunya sangat berbeda dengan pengertian seorang sejarawan modern. Apa yang paling penting bagi si penginjil ialah: menonjolkan makna sebuah sejarah yang baik ilahi maupun manusiawi; memang sebuah sejarah, tetapi juga sebuah teologi; berlangsung dalam waktu, tetapi berurat-berakar dalam kekekalan. Pengarang injil keempat dengan teliti mau menceritakan dan menyampaikan kepada kepercayaan manusia peristiwa rohani yang terjadi di dunia oleh karena kedatangan Yesus Kristus, ialah penjelmaan Firman demi keselamatan manusia. Karena itulah maka penginjil memilih dan khususnya menonjolkan kejadian-kejadian yang menurut pendapatnya dapat mengandung suatu nilai simbolis; dengan jalan itu pengarang memberi kejadian-kejadian itu suatu kedalaman dan gema baru. Maka mujizat-mujizat yang diceritakan berupa "tanda", yang menyingkapkan kemuliaan Kristus dan melambangkan karunia yang diberikanNya kepada dunia (pembasuhan yang baru, roti hidup, terang, hidup). Pengarang injil sungguh mempunyai bakat untuk menangkap makna rohani yang terkandung dalam kejadian-kejadian dan untuk menemukan di dalamnya rahasia-rahasia ilahi, juga dalam peristiwa-peristiwa yang bukan mujizat (bdk 2:19-21; 9:7; 11:51 dst; 13:30; 19:31-37, dan catatan- catatannya). Pada kejadian-kejadian nyata dan historis ia melihat sebuah dimensi rohani; Yesus ialah terang, yang datang ke dunia; perjuangan Yesus tidak lain kecuali perjuangan terang melawan kegelapan; kematian Yesus ialah penghakiman dunia; seluruh kehidupanNya tidak lain merupakan pemenuhan lambang-lambang Mesias yang terungkap dalam Perjanjian Lama: Dialah Anak Domba Allah. 1:29, Bait Allah yang baru, 2:21, ular penyelamat yang ditinggikan di padang gurun, 3:14, roti hidup yang mengganti Manna, 6:35, Gembala yang baik, 10:11, pokok anggur yang benar, 15:1, dll. Gambaran Yesus yang baik ilahi maupun manusiawi itu memberikan kepada tokoh historis itu segenap dimensinya sebagai Penyelamat dunia. Jadi sehubungan dengan Yohanes tidak bolehlah "simbolis" diperlawankan dengan "historis"; simbolismenya ialah simbolisme kejadian-kejadian sendiri; simbolisme itu berpancar pada sejarah, berurat-berakar di dalamnya serta mengungkapkan makna sejarah itu. Bagi saksi unggul Firman yang menjadi itu simbolisme itu tidak ada artinya, kecuali dengan pra-syaratnya dalam sejarah.
Soal terakhir yang perlu dikupas ialah: siapakah pengarang injil yang begitu berisi dan majemuk itu? Hampir seluruh tradisi Gereja bersehati menjawab: Rasul Yohanes bin Zebedeus. Sudah dalam pertengahan pertama abad II injil keempat dikenal dan dipergunakan oleh beberapa pujangga: Ignatius dari Antiokhia, pengarang "Ode Salomo", Papias, Yustinus; barangkali Klemens dari Roma sudah mengenal dan menggunakan Yohanes. Maka terbuktilah bahwa injil itu sudah mempunyai wibawa rasuli. Saksi pertama yang menyatakan hal itu dengan terang ialah Ireneus di sekitar th. 180. Katanya: "Selanjutnya Yohanes murid Tuhan ialah murid yang bersandar dekat kepadaNya, juga menerbitkan sebuah injil selama tinggal di Efesus". Hampir pada masa yang sama Klemens dari Aleksandria, Tertulianus, Kanon Muratorius dengan jelas menyatakan bahwa injil keempat dikarang oleh rasul Yohanes. Kalau pada peralihan dari abad II ke abad III ada sementara orang yang berpendapat lain, maka mereka mau menentang pengikut- pengikut Montanus yang menyalah-gunakan injil Yohanes untuk mendukung ajaran sendiri. Hanya pendapat lain itu tidak seberapa artinya dan oleh karena berdasarkan pertimbangan teologis tidaklah berakar dalam tradisi.
Dalam injil sendiri tidak terdapat sesuatu yang berlawanan dengan tradisi itu. Sudah dikatakan di muka, bahwa injil itu memperkenalkan diri sebagai kesaksian seorang murid yang dikasihi Tuhan, seorang yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan kejadian-kejadian yang dikisahkannya. Bahasa serta gaya bahasanya menyatakan bahwa injil itu berasal dari lingkungan ke-Yahudia-an; ia baik-baik mengenal adat-istiadat Yahudi dan juga keadaan setempat di Palestina di zaman Kristus. Nampaknya ia bersahabat dengan Petrus, 13:23 dst; 18:15; 20:3-10; 21:20-23. Dan Lukas memberitahukan bahwa memanglah demikian halnya dengan Yohanes, Luk 22:8; Kis 3:1-4, 11; 4:13, 19; 8:14. Akhirnya, bagaimana dapat dijelaskan kenyataan bahwa injil keempat sama sekali mendiamkan kedua anak Zebedeus? Keterangan yang paling tepat ialah: seorang di antaranya menuliskan injil itu. "Murid yang dikasihi Yesus... dialah yang menuliskan semuanya", 21:24 ialah murid yang bersama dengan Petrus dan Yakobus diutamakan oleh Yesus, Mrk 5:37; 9:2; 13:3; 14:33. Ada sementara orang yang berkata bahwa tak mungkin rasul Yohanes menulis injil keempat. Sebab ada berita bahwa rasul Yohanes mati sahid lama sebelumnya. Jadi mustahillah ia menulis injil yang dikatakan karangannya. Dan benar juga, ada sebuah tradisi yang mengatakan bahwa Yohanes mati sahid. Hanya adakah tradisi itu lebih berwibawa dari pada tradisi lain yang menyatkaan bahwa Yohanes hidup di kota Efesus sampai usia lanjut? Dan kalau ada tradisi yang berkata tentang Yohanes sebagai martir, namun ia tidak berkata apa-apa tentang kapan itu terjadi. Dari lain pihak sebagaimana sudah dikatakan di atas, tradisi-tradisi Yohanes pasti sudah terbentuk di masa lalu, kalaupun injil baru digubah dan diterbitkan jauh kemudian dari itu dan kiranya oleh murid-murid Yohanes. Dari sebab itu tetap mungkin bahwa injil keempat benar-benar berasal dari Yohanes, juga seandainya rasul itu sendiri mengalami kemartiran.
Surat-surat Yohanes
Di samping injil masih ada tiga surat yang oleh tradisi diperkenalkan sebagia surat-surat Yohanes. Memanglah ditinjau dari segi sastra dan ajaran karangan- karangan itu sangat berdekatan dengan injil keempat, sehingga sukar memisahkannya dari injil serta pengarangnya, ialah rasul Yohanes. Surat kedua dan ketiga tentu menimbulkan kebimbangan dan keraguan, sebagaimana sudah ternyata dalam karya Origenes, Eussebius dari Kaisarea dan Hieronimus; lama sekali kedua surat itu hanya diterima oleh jemaat di Antiokhia dan jemaat-jemaat lain di Siria sebagai Kitab Suci. Tetapi karena cirinya sebagai surat-surat kecil saja yang tidak penting sama sekali untuk ajaran Kristen, maka tidak dapat dipahami bagaimana surat-surat itu akhirnya berhasil diterima, kalau bukan benar-benar karangan Yohanes.
Surat ketiga kiranya surat yang ditulis paling dahulu. Maksud surat itu ialah membereskan suatu pertikaian mengenai kewibawaan yang timbul dalam salah satu jemaat yang termasuk wewenang rasul Yohanes. Surat kedua berupa sebuah peringatan tertuju kepada jemaat lain, supaya hati-hati terhadap propaganda yang dilancarkan oleh sementara pengajar sesat yang menyangkal penjelmaan Kristus yang sesungguhnya. Adapun surat pertama adalah jauh lebih penting. Nampak sebagai macam surat edaran yang tertuju kepada jemaat-jemaat di Asia kecil yang terancam perpecahan akibat bidaah-bidaah pertama. Dalam surat itu Yohanes menyarikan unsur-unsur hakiki pengalaman keagamaan. Dengan bertitik-tolak beberapa pokok sejalan yang susul menyusul (terang, 1:5 dst, "pembenaran", 2:29 dst, kasih, 4:7-8 dst, kebenaran, 5:6 dst) ia mau memperlihatkan hubungan erat yang tidak dapat tidak terjalan antara kita sebagai anak Allah dan akhlak benar, yang tidak lain kecuali kesetiaan rangkap dua pada iman akan Kristus. Anak Allah, dan pada kasih persaudaraan (bdk catatan-catatan pada 1:3, 7). Karena gaya bahasa dan ajarannya maka surat inilah yang paling dekat dengan injil. Maka surat pertama itu dikarang pada masa yang sama, tetapi tidak lagi dapat dipastikan apakah surat mendahului injil atau sebaliknya.
Ende: Yohanes (Pendahuluan Kitab) INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN JOANES
KATA PENGANTAR
Karangan Indjil ini biasa disebut "Indjil keempat". Menurut riwajat lisan
(tradisi) jang sangat pa...
INDJIL JESUS KRISTUS KARANGAN JOANES
KATA PENGANTAR
Karangan Indjil ini biasa disebut "Indjil keempat". Menurut riwajat lisan
(tradisi) jang sangat pasti Rasul Joanes adalah pengarangnja. Rasul Joanes ini
berasal dari Betsaida, suatu dusun nelajan dipantai utara Tasik Genesaret,
letaknja disebelah timur dari tempat Jordan bermuara kedalam tasik itu. Bapanja
nelajan jang agak berada, namanja Zebedeus. lbunja jang bernama Salome, termasuk
rombongan wanita jang biasa mengikuti Jesus pada perdjalananNja berkeliling di
Galilea dan kemudian sampai di Jerusalem. Lih. Mt. 17:55-56; Mk. 15:40-41;
Joanes pertama kali bertemu dengan Jesus ditempat Joanes Pemandi mempermandikan orang di Jordan, dan "pada keesokan hari" sesudah Jesus dipermandikan disitu. Ketika Joanes Pemandi pada hari itu berdiri disitu bersama dengan dua orang muridnja, dan melihat Jesus lalu, ia berkata kepada mereka: "Lihatlah Anak-domba Allah", lalu mereka menjusul Jesus (Jo. 1:35-37). Seorang dari keduanja ialah Rasul Andreas, dan jang lain tidak dapat disangsikan, ialah pengarang sendiri. Biarpun masih kabur-kabur, namun mereka mengerti, bahwa jang dimaksudkan dengan "Anak-domba Allah", ialah Mesias. Bdl. Jo. 1:41 dan 45. Keduanja lalu bertemu dengan Simon (Petrus), Pilipus dan Natanael, dan kemudian bersama dengan mereka ini mengikuti Jesus ke Galilea.
Pada suatu hari Jesus berdjalan ditepi Tasik Genesaret di Galilea dan melihat Simon beserta saudaranja Andreas, lagi Joanes bersama kakaknja Jakobus sedang asjik melakukan pekerdjaannja sebagai nelajan. Mereka dipanggilnja untuk mengikutiNja sebagai murid. Lalu mereka meninggalkan segalanja dan mengikuti Jesus. Lih. Mt. 4:18-27; Mk. 1: 16-20; Lk. 5:1-11.
Beberapa lama kemudian keempatnja djuga dipilih mendjadi rasul untuk tetap hidup bersama dengan Jesus dan olehnja diutus untuk mengadjar orang. (Mt.10:1-5; Mk. 3:16-19; Lk. 6:13-16).
Disamping Petrus djuga Joanes rupanja tampil atau ditampilkan sebagai seorang rasul terkemuka. Demikian djuga sesudah Pentekosta, seperti Paulus menulis dalam Gal. 2:9, bahwa mereka beserta Jakobus (Muda) dipandang sebagai tiang penjangga Geredja.
Joanes tak pernah menjebut namanja dalam karangannja, tetapi jang disebut didalamnja"Murid jang lain" atau "murid jang ditjintai Jesus" tak mungkin tidak ialah pengarang sendiri.
Dan memang Joanes ditjintai Jesus dengan istimewa. Barangkali sebab minatnja jang istimewa terhadap adjaran-adjaran Jesus, sebab kesetiaannja kepadaNja, ataupun karena kegiatannja dan sebab ia bertjita-tjita tinggi sebagaimana sifat- sifat ini njata nampak dalam karangan-karangannja. Sekali-kali djangan Joanes dibajangkan sebagai seorang muda jang manis, seperti ia sering dilukis oleh para penggambar jang salah mengerti ajat Jo. 15:24. Tjatatan disitu, bahwa pada perdjamuan terachir Joanes berbaring disebelah dada Jesus, bukan berarti bahwa ia bersandar pada dada Jesus, melainkan hanja bahwa ia mendapat tempat kehormatan dimuka Jesus. Lih. tjatatan pada ajat itu dalam Indjil. Joanes bukan seorang lembut-manis; sebaliknja ia beserta kakaknja Jakobus diberi djulukan "putera guntur" olch Jesus, hal mana tentu berarti bahwa mereka bersemangat hebat.
Tentu sadja tak usah diperingatkan disini segala sesuatu jang termuat tentang
Joanes dalam Indjil maupun Kisah Rasul-rasul. Hanja jang berikut ini barangkali
agak penting. Waktu Jesus ditangkap, semua murid melarikan diri, menurut
Sesudah Pentekosta Joanes tinggal dahulu bekerdja di Jerusalem, rupanja banjak kali bersama dengan Petrus (Kis. Ras. 3:1; 4:19; 8:14). lapun ikut serta dalam sidang rasul-rasul di Jerusalem dalam tahun 49. Riwajat hidup Joanes selandjutnja kita hanja tahu sedikit dari tradisi. Beberapa buku Geredja purba memberitakan, bahwa ia lama memimpin umat-umat dipropinsi Asia, berkedudukan di Efesus. Agaknja sebagai pengganti Paulus sesudah wafatnja rasul agung ini di Roma. Waktu pemerintahan kaisar Domitianus (81-96) ia dibuang kepulau Patmos dan disitu ditulisnja karangan "Wahju". Dibawah pemerintah Nerta ia dibebaskan, lalu bekerdja terus di Efesus. Sekembalinja disana dikerdjakannja karangan Indjil dan surat-suratnja. la wafat pada permulaan pemerintahan kaisar Trajanus (98-117), djadi sekitar tahun 100.
Isi dan tjorak-tjorak Indjil keempat
Perbedaan karangan Joanes dengan ketiga karangan Indjil jang lain sangat menjolok. Atjara pokok adalah sama, jaitu rnemperkenalkan Kristus serta adjaran dan tjita-tjitaNja. Sedikitpun tidak terdapat perbedaan, apa lagi pertentangan, antara pribadi Jesus jang dilukis oleh Joanes dan jang dinjatakan dalam karangan-karangan lain, djuga tidak mengenai hakekat adjaran-adjaran. Tetapi masing-masing pengarang Indjil menindjau segalanja dari sudut jang chusus menurut pembawaan dan bakatnja dan berhubungan dengan tudjuan karangannja jang chusus, dan dalam hal ini Joanes amat sangat tersendiri. Itu terlebih njata dalam pemilihan bahan, susunan, tjara berpikir dan gaja bahasa.
Perihal pemilihan bahan
Ketiga karangan Indjil jang pertama dikatakan berisi peladjaran agama jang lazim diberikan oleh rasul-rasul dan para pembantunja kepada tjalon-tjalon dan anggota-anggota umat muda. Peladjaran dasar jang demikian dengan sendirinja harus sederhana baik isi baik bentuknja. Dapat dibajangkan bahwa rasul-rasul dalam hal itu meneladan tjara mengadjar dari Jesus kepada orang banjak. Atau agaknja lebih tepat kalau dikatakan, bahwa mereka memberitakan pengadjaran Jesus sendiri, baik jang berbentuk sabda, maupun sikap-sikap dan tjontoh-teladan, ataupun jang terkandung dalam peristiwa-peristiwa hidup Jesus, guna mendjadi buku peladjaran bagi umat-umat. Mereka meriwajatkan tanpa dengan sengadja mau memberi tafsiran. Lain sekali karangan Joanes. Ia mentjeritakan hanja sedikit, dan itu guna mendjadi pokok atau landasan pembitjaraan Jesus, Indjil Joanes semata-mata bertjorak uraian-uraian dan tafsiran. Jesus sendiri mendjelaskan dan menafsirkan, dan bila pendjelasan atau tafsiran berasal dari Joanes sendiri, maka itupun sesuai dengan adjaran Jesus dan dengan Ilham Roh Kudus.
Mengenai pemilihan bahan, dalam karangan Joanes hanja terdapat tiga mukdjizat jang djuga ditjeritakan dalam ketiga Indjil jang lain, dan lagi tiga jang penting sekali, jang tidak diriwajatkan oleh ketiganja, semua sebagai pangkal pembitjaraan jang luas. Mukdjizat-mukdjizat dinamakan Joanes "tanda", artinja pertandaan atau bukti bahwa Jesus benar berwudjud Ilahi. Joanes pula tidak memberitakan satupun perumpamaan jang termuat dalam karangan-karangan jang lain, dan djuga hampir tidak satupun utjapan Jesus jang berupa petua atau perintah untuk praktek hidup, melainkan uraian-uraian Jesus jang lebih luas dan mendalam, lebih bersifat ilmu ke-Tuhan-an. Hanja riwajat sengsara, wafat dan kebangkitan Jesus ada kesamaan dalam garis besarnja, tetapi sudut tindjauan disinipun chusus pada Joanes dan itupun sesuai dengan pemilihan bahan. Tentang adjaran Indjil mengenai kesusilaan dan praktek hidup, Joanes tidak memberi perintjian, melainkan menjimpulkan semuanja dalam istilah "kepertjajaan" dan "tjinta".
Alasan dan tudjuan Indjil keempat
Dapat diduga bahwa Joanes waktu mulai mengarang sudah mengenal ketiga karangan jang lain. Kalau itu benar, maka sudah sewadjarnja ia tidak hendak mengulangi lagi apa jang telah dimuat dalam ketiga karangan itu. Ada jang menduga, bahwa ia bermaksud melengkalpinja, tetapi dalam karangan itu sendiri tidak tedapat bekas-bekas, jang menundjukkan suatu hubungan dengan karangan- karangan tersebut, atau pengaruh dari padanja. Karangan Joanes berdiri sendiri. Namun demikian karangan ini merupakan benar-benar satu perlengkapan bagi jang lain itu dan sebab itu sedjak semula sangat dihargakan digeredja purba seperti ternjata dalam buku-buku dari para "Bapak-Geredja" dewasa itu, jang sering mengutipnja.
Alasan dan tudjuan jang benar, ialah kepentingan umat-umat. Umat-umat wilajah Joanes sudah tua dan sangat madju ketjerdasannja dalam pengetahuan agama. Umat- umat itu didirikan dan lama digembalakan oleh Paulus, dan dari surat-surat Paulus njata sekali, betapa matang mereka untuk mengerti djuga kebenaran Indjil jang mendalam. Umat-umat itu sudah lama mahir dalam adjaran-adjaran pokok seperti jang kita batja dalam ketiga karangan Indjil jang pertama. Tak usah Joanes menulis tentang hal-hal itu. Ia sendiripun tentu sudah lama memberi pengadjaran jang lebih mendalam kepada umat-umatnja, dan achirnja, merasa terdorong untuh menjuratkannja bagi mereka. Atau lebih tepat ia didorong oleh Roh Kudus untuk mengabdikannja bagi seluruh Geredja. Ada dua berita pula jang tidak terlalu pasti, bahwa "sahabat-sahabatnja" dan "uskup-uskup" mendorongnja, untuk menulis. Kalau demikian, maka mereka sendiri telah banjak mendengar pengadjaran jang mendalam itu.
Ada pula jang mengemukakan bahwa karangan ini merupakan bendungan untuk menahan aliran-aliran jang menjimpang dari kebenaran Indjil dan muntjul dewasa itu. Hal itu benar, tetapi tidak ada tanda jang njata dalam karangan sendiri, bahwa tudjuan itu dimaksudkan oleh Joanes.
Sumber-sumber Indjil keempat
Sumber pokok dan utama memang Jesus sendiri. Joanes menulis apa jang disaksikannja dengan mata dan telinganja serta jang dialaminja dalam pergaulan dengan Jesus. Sedjak pertama kali ia bertemu dengan Jesus ditepi Jordan, ia tetap mengiringiNja, malah hidup bersama denganNja. Dan seperti ternjata dalam tulisan-tulisannja, Joanes adalah seorang jang berbakat ulung dan sangat berminat untuk menangkap segala jang dilihat dan didengarNja. Nampaknja bahwa. pembitjaraan Jesus jang lebih mendalam pun sangat berkesan padanja. Dengan intuisinja jang memang masih kabur-kabur waktu itu, ia agaknja sudah merasa, bahwa ada rahasia-rahasia jang indah dan membahagiakan terkandung didalamnja. Pengertian waktu itu baru sedikit, namun apa jang disaksikan dan dialaminja dan sabda-sabda Jesus tak pernah hilang dari ingatannja. Kita ketahui dari segala karangan Indjil betapa lambatnja perkembangan pengertian semua rasul tentang makna hidup dan sabda Jesus, malah tentang hakekat pribadiNja. Ketika Jesus menjerahkan kepada mereka seluruh kuasa dan tugasNja untuk menjelesaikan penjelamatan dunia, pengertian mereka akan kuasa dan tugas itu masih djauh dari tjukup untuk menunaikannja. Dalam hal itu Joanes bukan satu ketjualian, seperti disinggungnja sendiri misalnja dalam 2:20; 12:7 dan 13:7. Banjak hal mendjadi djelas bagi mereka sesudah kebangkitan Jesus, tetapi pengertian jang tjukup sempurna baru mereka terima dari Roh Kudus pada dan sesudah Pentekosta, sebagaimana Ia didjandjikan oleh Jesus untuk memperingatkan kepada mereka segala sesuatu jang diadjarkan Jesus kepada mereka dan menghantarkan mereka kepada seluruh pengetahuan, artinja kepada segala pengertian. Ini bukan berarti bahwa Roh Kudus seolah-olah sekaligus mentjurahkan segala pengetahuan dan pengertian kedalam akal-budi dan hati sanubari mereka, melainkan sekedar dibutuhkan pada. tiap-tiap kesempatan jang penting. Dapat dibajangkan: djuga selaras dengan usaha pemikiran dan perenungan mereka sendiri. Mengingat hal ini, dapat kita mengerti bagaimana Joanes jang memang berbakat perenung pada umurtuanja mempunjai pengertian jang mendalam dan pandangan jang luas sekali atas misteri (rahasia- rahasia) kepribadian Jesus, atas makna dan maksud hidupNja, atas kekajaan dan keluhuran adjaran-adjaran serta tjita-tjitanja, lagi atas kemuliaan hidup Ilahi- abadi jang berwudjud dalam Jesus dan harus diwudjudkan oleh Indjil dalam seluruh umat manusia. Dan apa jang ditulisnja tentang kepribadian Jesus bukan sadja tentang Jesus seperti dikenalinja dalam pergaulan denganNja di Palestina, melainkan berdasarkan pengenalan itu, seperti dikenalinja pada umurtuanja sebagai basil perenungan-perenungan jang mendalam seumur hidupnja. la menggambarkan Jesus dalam kemuliaan llahiNja, sebagai Putera Allah dari kekal, setara dengan Bapa, jang diutus sebagai Sabda Allah jang "mendjadi daging", guna menjampaikan kepada semua orang jang rela pertjaja akanNja tjahaja dan hidup abadi. Lagi pula ia memberitakan peristiwa-peristiwa hidup Jesus, perbuatan- perbuatan dan sabda-sabdanja tidak dalam pengertian, sebagaimana ia menjaksikan dan mendengarnja, dari mulut Jesus, melainkan sebagaimana ia memahaminja pada achir hidupnja, dan disini pula sebagai hasil perenungan-perenungannja. Perlu kita memperhatikan hal itu, guna dapat mengerti dan tahu menilaikan Indjil keempat ini dengan sewadjarnja. Perlu pula ditjamkan, bahwa dalam perenungan- perenungannja dan dalam menulis, Roh Kuduslah jang memperingatkan segala pernjataan Jesus kepadanja dan mengantarnja kepada seluruh pengertian.
Susunan karangan Joanes
Karangan ini sebenarnja berbentuk serangkaian pembitjaraan Jesus jang berpusatkan pada suatu kedjadian atau dalil, ataupun berpangkal padanja. Ada gagasan Joanes jang tertentu jang menghubungkan pembitjaraan-pembitjaraan itu mendjadi satu kesatuan sebagai bukti, atau lebih tepat kalau dikatakan sebagai kesaksian, bahwa Jesus benarlah Mesias utusan Allah dan sendiri berwudiud Allah, jang datang memberi terang dan hidup kepada orang jang memenuhi satu-satunja sjarat, jaitu kepertjajaan padanja (20:31). Tetapi setjara lahiriah dan lebih nampak, Joanes menjusun menurut suatu garis sedjarah, jaitu djalan hidup Jesus mulai dengan asalNja jang kekal sebagai Putera Allah sampai kebangkitannja dalam kemuliaan. Boleh dikatakan pula, bahwa Joanes menjusun dengan mengikuti urutan perdjalanan-perdjalanan Jesus di Palestina. Ia gemar mentjatat dengan teliti tempat-tempat dimana kedjadian-kedjadian berlangsung dan Jesus berbitjara. Dengan demikian kita peroleh pandangan jang lebih djelas atas pekerdjaan dan perdjalanan-perdjalanan Jesus dari pada jang kelihatan dalam karangan-karangan Indjil jang lain. Mereka terlebih memberitakan tentang hidup dan kegiatan Jesus di Galilea, sedangkan meriwajatkan hanja satu perdjalanan ke Judea, ialah jang terachir. Menurut Joanes Jesus berdjalan beberapa kali ke Jerusalem. Dan bahwa berita-beritanja benar, dapat diduga dari riwajat sengsara Jesus dalam karangan-karangan Indjil jang lain, sebab sikap orang terhadap Jesus dan beberapa kedjadian tidak masuk akal, kalau Jesus tidak lebih dahulu atau berulang kali mengadjar di Jerusalem.
Djalan pikiran dan gaja bahasa Indjil keempat
Bahasa karangan Joanes sederhana sekali bentuknja, tetapi isinja gemilang. Perbendaharaan kata-kata jang digunakan sangat terbatas, tetapi tiap-tiap kata atau istilah biasanja sarat berisi pengertian baru jang menakdjubkan. Kalimat- kalimat semua pendek-pendek, dan masing-masing merumuskan salah suatu segi kebenaran Ilahi jang penting, sebagai hasil perenungan. Kalimat-kalimat pendek itu dirangkaikan tanpa pemakaian kata-kata penghubung, seperti jang lazim kita pakai untuk menjatakan sangkut-paut batiniah antara pikiran-pikiran jang - diungkapkan dalam masing-masing kalimat. Meski demikian sebenarnja hubungan antara kalimat-kalimat erat sekali. Leretan kalimat-kalimat kelihatan datar, tetapi sebenarnja adalah uraian jang mendalam dan kaja berisi. Hubungan antara kalimat-kalimat lebih psikologis dan (kedjiwaan) dari pada akali. Dalam membatja dengan perhatian turut merenung dengan Joanes, hubungan itu mendjadi terang oleh intuisi, seperti kalimat-kalimat Joanespun semua hasil intuisi. Uraian-uraian itu dalam karangan Joanes ada jang berbentuk pertjakapan ataupun soaldjawab, kebanjakan pembitjaraan agak pandjang dan sering diselingi dengan soal-djawab pula. Uraian-uraian itu seperti telah dikatakan dalam fasal lain -- semua didasarkan atau berpusat pada suatu kedjadian, biasanja suatu mukdjizat. Kedjadian-kedjadian itu ditjeritakan dengan gaja bersahadja, tetapi ada jang dipaparkan dengan pandjang-lebar serta dihidupi dengan pertjakapan silih berganti.
Tjara mengarang dengan memakai sedikit kata sadja jang banjak diulang-ulangi, dan memakai kalimat pendek-pendek, jang dirangkaikan berdjadjaran sadja, itulah tiara jang lazim pada orang Jahudi. Joanes memakai kata-kata Junani, tetapi gajabahasanja bertjorak Jahudi semata-mata, berdasarkan tjara pikir mereka.
Sudah sewadjarnja, dan dapat kita bajangkan, bahwa Jesus, jang tentu selalu sudah menjesuaikan tjara-mengadjarNja dengan daja tangkap para pendengar, bila la berbitjara dengan atau kepada orang jang agak tjerdas, seperti para ahli taurat dan pemuka-pemuka Jahudi lain, dan achirnja kepada para rasul djuga, menguraikan pengadjarannja menurut djalan pikiran orang Jahudi itu djuga.
Tjara berpikir dan menjusun pikiran-pikiran itu berlainan dengan jang lazim terdapat dalam kebudajaan Junani dan jang lazim pada kita djuga. Jang kita temui dan gunakan dalam uraian-uraian bersifat ilmiah, ialah tjara dan. djalan logika, jang dengan terang dan rapih menondjolkan hubungan pikiran satu sama lain, berdasarkan hukum sebab-akibat. Tjara itu serba akali dan mengutamakan pembuktian kebenaran. Tjara Joanes bukan demikian. Joanes sama sekali tidak hendak membuktikan kebenaran, melainkan, menurut kata jang digunakannja sendiri, memberi kesaksian akan kebenaian sebagai satu.kenjataan.
Jesus memberi kesaksian tentang kenjataan-kenjataan jang dilihatNja pada Bapa dan tentang apa jang didengarNja dari padaNja (Jo. 3:11 dan 32). Kesaksian Jesus jang sendiri Sabda Allah dengan sendirinja mutlak kebenarannja. Dan Joanes pada gilirannja memberi kesaksian tentang hal-hal jang dilihatnja pada Jesus dan didengarnja dari Jesus, maka dengan sendirinja mutlak pula. Sebab itu tak usah dan tak mungkin dibuktikan kebenarannja, melainkan harus dimaklumkan sadja dan diterima dengan kepertjajaan jang chidmat. Tetapi rasul-rasul bertugas pula mendjelaskan makna dan maksud pernjataan Ilahi serta menerangkan dan mengandjurkan tjita tjita jang terkandung didalamnja, supaja diwudjudkan, sebab perwudjudan ini adalah udjud terachir pernjataan-pernjataan itu. Oleh karena itu Joanes dengan gairahnja jang hidup dan mendalam, dengan tak henti-hentinja membahas dan memikirkan isi pernjataan itu, memang pertama-tama untuk dirinja sendiri, tetapi tak kurang dengan maksud untuk memenuhi tugas kerasulannja, jaitu menjampaikan tjahaja kehenaran dan hidup abadi kepada umat-umat jang dipertjajakan kepadanja. Dengan demikian oleh penjelenggaraan Roh Kudus dan oleh IlhamNja kepada Joanes maka kita ini mempunjai hasil kegairahan Joanes dalam karangannja. Joanes telah mengulangi renungan-renungan bagi kita dan mengupas kebenaran-kebenaran Indjil sampai pada intinja serta memaparkan kekajaannja dalam segala segi-seginja. Dan kalau kita turut mengupas mengikuti djalan penguraian Joanes, maka terbuka bagi kita kemuliaan rahasia Ilahi segi demi segi, kalimat demi kalimat, sampai ia mengantar kita kepada inti kebenaran jang mengandung seluruh keindahan dunia Allah, jang telah mendjadi dunia kita djuga. Joanes membahas bukan dengan daja otak kering, dan bukan menundjuk kepada segi- segi jang tampak sadia dengan telundjuknja sepintas lalu, melainkan sambil berbitjara bersemangat dan memperlihatkan kegemilangannja nilai-nilai jang timbul tampak itu. Bagi pembatja-pembatja jang dangkal pikirannja, kalimat- kalimat dan rangkaiannja tentu terasa datar nadanja, malah mungkin sampai membosankan, tetapi bagi pembatia-pembatja jang berminat mendalam, bahasa Joanes hidup dan menghidupkan.
Kedataran itu sebenarnja adalah ungkapan kesungguhan, chidmat seorang jang sadar akan keagungan kebenaran Ilahi jang sedang dipaparkannja. Terkandung didalamnja dan terga-mbar olehnja suasana rahasia-rahasia dunia abadi, misteri Putera Allah jang "mendjadi daging" dan "berkemah" (hidup) diantara kita, guna kita dianugerahi bagian dalam "kemuliaan"Nja "penub rahmat dan kebenaran". Joanes terpesona dan terharu oleh segala jang disaksikan dan dialaminja, dalam pergaulan dengan Jesus, dan chususnja perasaan ini jang menentukan gaja bahasanja. Didalam kalimat-kalimat dan rangkaian-rangkaian kalimat hidup kuat dan bergetar djiwa Joanes sehingga sanggup menghidupi dan menggetarkan djuga hati sanubari dan djiwa pembatja-pembatja jang berminat. Bahasa Joanes rupa- rupanja datar, tetapi bukan lemah dan lembam, melainkan bersemangat benar. Kalimat-kalimat pengungkap kebenaran jang pasti dan mutlak biasanja melangkah tetap dan kuat, penuh kejakinan, sambil bertekad dan mejakinkan kita sekuat- kuatnja dan dengan pengulang-ulangannja meresapkan kebenarn itu dalam ingatan dan hati sanubari kita sedalam-dalamnja. Semangat itu segenapnja berpokok pada tjinta jang kuat kepada Kristus dan kebenaranNja serta dihidupi olehNja, malah sampai mendjadi bentji jang hebat terhadap segala pertentangan dan rintangan dari pihak "kegelapan". Semangat itu dapat memuntjak sampai kita merasa Joanes pada umurtuanja masih berwatak "putera guntur", sebagaimana ia pernah diberi djulukan itu oleh Jesus sendiri.
Joanes tidak tahu berkompromis (tawar-menawar). Ia hanja mengenal tjahaja jang mutlak dan kegelapan jang mutlak, dan tiap manusia dapat dan harus memilih antara dua itu. Pemilihan itu merupakan atjara praktis dari karangannja dan tudjuannja mengandjurkan pemilihan jang baik. Tertjapai tidaknja tudjuan itu dan chawatiran tentangnja, itupun jang menentukan suasana perasaan Joanes dalam irama tulisannja, jaitu kegembiraan dan kesedihan, keluh kesah dan pudjian, gairah dan semangatnja pula, semuanja diliputi tjinta kepada Kristus dan kebenarannja, jang harus diwudjudkan dalam tiap-tiap manusia supaja ia diselamatkan.
Kesimpulan
Dalam bab terachir, jang merupakan satu tambahan pada karangan Joanes sendiri, kita batja tentang Joanes bahwa ,ia adalah murid jang memberi kesaksian akan segala hal itu serta menulisnja dan kami tahu bahwa kesaksiannja benar" (21:24). Dan Joanes sendiri merumuskan tudjuan kesaksiannja itu sebagai: "supaja kamu pertjaja bahwa Jesus adalah Kristus, Putera Allah, dan supaja kamu oleh karena kepertjajaan itu mempunjai hidup dalam namaNja". (20:31). Semoga tudjuan itu tertjapai pada kita setjara sempurna, jaitu bertambah-tambah memperdalam pengetahuan dan pengertian kita akan Kristus serta IndjilNja dan demikian mempergiat hidup keagamaan kita, agar kita sendiri mempunjai hidup dalam Kristus selimpah-limpahnja, tetapi djuga melandjutkan kesaksian Jesus dan Joanes disekitar kita, baik dengan berbitjara tentangnja, maupun dengan sikap dan tjara hidup kita.
Hagelberg: Yohanes (Pendahuluan Kitab) PENDAHULUAN
Prakata
Pendahuluan
Injil Yohanes dapat diumpamakan sebagai sebuah kolam yang begitu dangkal sehingga seorang anak dapat main di dalam...
PENDAHULUAN
Prakata
Pendahuluan
Injil Yohanes dapat diumpamakan sebagai sebuah kolam yang begitu dangkal sehingga seorang anak dapat main di dalamnya, dan sekaligus begitu dalam sehingga seekor gaja dapat berenang di dalamnya.1 Di seluruh dunia, orang-orang yang tidak berpendidikan memperoleh penghiburan yang dalam dari Injil Yohanes. Ribuan buku ditulis mengenai kitab yang sama, dan masih banyak lagi yang dapat dibahas.
Penulis Injil Yohanes
Masalah identitas pengarang perlu dipikirkan, karena jika Injil yang keempat dianggap karangan orang Kristen yang hidup dalam abad kedua, yang bukan saksi mata, maka bobotnya "Injil Yohanes" sedikit, sedangkan jika Injil Yohanes dikarang oleh Rasul Yohanes, seorang saksi mata, maka Injil Yohanes sungguh berbobot, dan layak diterima dan dihayati.
Sarjana bahasa Aram2 dan bahasa Yunani menjelaskan bahwa bahasa Yunani yang ada dalam Injil Yohanes mempunyai suatu "logat" Aram. Dengan kata lain, ada cukup banyak unsur dalam tata bahasa Injil Yohanes yang jarang dalam tata bahasa Yunani, namun biasa dalam tata bahasa Aram. Ini menandai bahwa bahasa Aram adalah "bahasa ibu" dari penulis Injil Yohanes, dan bahwa dia belajar bahasa Yunani pada kemudian hari.3 Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa penulis Injil Yohanes adalah orang Yahudi yang dibesarkan di Israel.
Tampaknya Injil Yohanes ditulis tanpa nama.4 Walaupun demikian, masih ada beberapa nas dalam Injil Yohanes dan tradisi gereja yang cukup kuat yang menunjuk kepada Rasul Yohanes sebagai pengarang.
Dalam lima nas, salah satu murid Tuhan Yesus disebut "murid yang dikasihi Yesus".5 Tentang orang yang sama, pasal 21:24 berkata, "Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar." Jadi, ternyata pembahasan mengenai identitas penulis Injil Yohanes berpusat pada ungkapan "murid yang dikasihi Yesus". Tampaknya murid tersebut akrab sekali dengan Tuhan Yesus (pasal 13:23-25 dan 19:26-27), dan juga dengan Petrus (pasal 13:23-24; 20:2-9; dan 21:7). Dari Markus 5:37; 9:2; 13:3; dan 14:33 kita mengerti bahwa Petrus, Yakobus, dan Yohanes bertiga akrab dengan Tuhan Yesus. Petrus bukan merupakan "murid yang dikasihi Yesus" (pasal 21:20), dan Yakobus juga bukan dia (Kisah Para Rasul 12:2), maka tinggal Yohanes yang memenuhi syarat-syarat.
Kemungkinan ini didukung oleh pengamatan bahwa Rasul Yohanes, yang mempunyai peranan yang begitu penting dalam ketiga Injil yang lain, tidak disebutkan secara langsung dalam Injil yang keempat. Pengamatan ini mudah dipahami, jika Yohanes sendiri adalah penulisnya.
Juga, walaupun dalam Injil yang keempat nama orang dicatat supaya tidak dapat dibingungkan (seperti misalnya dalam pasal 14:22; 11:16; dan 6:71) Yohanes Pembaptis hanya disebut "Yohanes". Jikalau Rasul Yohanes adalah penulis, maka kekecualian ini dapat dipahami. Para pembaca yang tahu bahwa Rasul Yohanes menulis Injil Yohanes, tidak bingung dengan identitas Yohanes yang membaptiskan orang.
Ada satu masalah dengan pendapat ini, bahwa Rasul Yohanes adalah penulis, yaitu bukankah agak aneh jika orang menyebut dirinya dengan julukan "murid yang dikasihi Yesus"? Memang harus diakui bahwa hal ini luar biasa, tetapi lebih aneh lagi jika julukan tersebut dipakai mengenai orang lain! Jikalau seandainya julukan "murid yang dikasihi Yesus" menujuk kepada orang lain, bukankah ada nada iri hati di dalamnya? "Dia lebih mengasihi orang itu daripada kita!" Tetapi jika julukan itu dipakai mengganti nama penulis, ada dua kesan yang muncul. Satu, dia yang merasa dikasihi merayakan kasih itu dengan sukacita, dan dua, dengan rendah hati dia tidak mau memakai namanya sendiri. "Biarlah identitasku sebagai Yohanes hilang - aku adalah 'murid yang dikasihi Yesus!'"
Jadi dalam pembahasan identitas penulis Injil yang keempat kita menemui suatu pelajaran rohani yang sangat indah, yaitu bahwa tampaknya penulis Injil keempat rindu supaya identitasnya sebagai Yohanes anak Zebedeus tenggelam dalam suatu identitas yang jauh lebih indah, yaitu "murid yang dikasihi Yesus", suatu identitas yang mengandung pemahaman kehidupan rohani yang dewasa dan mantap.6
Dari segi pernyataan-pernyataan bapa-bapa gereja, pada tahun 180 M7 Theophilus dari Antiokhia menulis secara jelas bahwa Rasul Yohanes adalah penulis Injil yang keempat. Setelah itu, Irenius,8 Clement dari Aleksandria, dan Tertullianus mengaku Rasul Yohanes sebagai penulis. Antara bapa-bapa gereja yang awal, tidak ada yang menyangkal Yohanes sebagai penulis Injil yang keempat.
Oleh karena gaya tulisan Injil yang keempat begitu berbeda dengan kaya tulisan Kitab Wahyu, maka ada sarjana yang berpendapat bahwa penulisnya harus juga berbeda, tetapi kesimplan tersebut tidak tahan uji. Tampaknya Yohanes tidak bebas untuk ditemani oleh sahabat-sahabat di Patmos, di mana dia menerima visi yang dia tulis yang kita sebut Kitab Wahyu. Mungkin pada waktu dia menulis Injil Yohanes dia ditemani sahabat-sahabat, dan salah satu dari sahabat itu menjadi juru tulis bagi dia, sama seperti Silwanus menolong Rasul Petrus untuk menulis suratnya (lihatlah 1 Petrus 5:12, yang berkata, "Dengan perantaraan Silwanus, yang kuanggap sebagai seorang saudara yang dapat dipercayai, aku menulis dengan singkat kepada kamu...") atau seperti Tertius menolong Paulus untuk menulis Surat Roma (lihatlah Roma 16:22). Sampai sejauh mana seorang juru tulis Yunani bebas untuk memilih kata atau bentuk tata bahasa, sulit dipastikan. Singkatnya, mungkin perbedaan antara gaya tulis Injil Yohanes dan gaya tulis Kitab Wahyu dikarenakan peranan juru tulis yang membantu Rasul Yohanes.
Sebagai kesimpulan, tidak dapat dibuktikan bahwa Rasul Yohanes adalah penulis Injil yang keempat, tetapi bukti yang kuat mengarah ke pendapat itu. Juga, walaupun sarjana-sarjana tertentu menolak pengertian tersebut, tetapi pendapat mereka mengenai siapa yang menulis Injil yang keempat, kurang meyakinkan.9 Maka kami menerima Yohanes anak Zebedeus sebagai penulis Injil Yohanes.
Tahun Penulisan
Sulit sekali untuk menentukan tahun penulisan Injil Yohanes. Sebagian kecil dari sebuah naskah dari Injil Yohanes, yang disalin awal abad pertama10 sudah ditemui di Mesir. Mengingat bahwa naskah tersebut harus disalin dan dibawa ke Mesir, maka kita dapat yakin bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum tahun 100 M.
Selain itu, sangat sulit untuk membuktikan tahun penulisan Injil Yohanes. Banyak sarjana memilih tahun 95 M, tetapi alasan mereka tidak kuat.11 Beberapa sarjana yang lain berkata bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum Bait Allah dimusnahkan oleh pasukan Roma. Pendapat tersebut berdasarkan Yohanes 5:2, yang berkata "Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda...." Pernyataan ini menjadi penting dalam pembahasan tahun penulisan Injil Yohanes, karena istilah "ada " memakai Present Tense. Hampir seolah-olah Yohanes berkata, "...saat ini, masih ada sebuah kolam...." Tetapi bukti ini juga diperdebatkan, karena Rasul Yohanes sering memakai Present Tense untuk hal yang sebenarnya sudah masa lalu.12
Mungkin mereka yang tidak menerima pemakaian Present Tense ini sebagai bukti bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum Bait Allah dimusnahkan, belum menyadari dahsyatnya peristiwa tersebut bagi orang-orang Yahudi. Memang Present Tense itu dapat dipakai untuk hal-hal yang terjadi pada masa lalu, tetapi bukan dalam konteks Yohanes 5:2. Sama seperti Present Tense tidak mungkin dipakai mengenai ibu kita sendiri, setelah dia meninggal, demikian juga Present Tense tidak mungkin dipakai oleh seorang Yahudi mengenai sesuatu yang sudah dihancurkan oleh pasukan Roma di Yerusalem! Peristiwa tersebut terlalu pahit dan tragis; tampaknya sulit memahami bagaimana Present Tense dapat dipakai oleh orang Yahudi mengenai kolam Betesda setelah tahun 70 M.
Maka ada kemungkinan besar bahwa Injil Yohanes ditulis sebelum tahun 70 M, tetapi sebaiknya kesimpulan ini dianggap kemungkinan saja. Sebenarnya tahun penulisan Injil Yohanes tidak dapat dipastikan.
Teologi dan Sejarah dalam Injil Yohanes
"Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya" (Yohanes 20:30-31).
Mari kita mempertimbangkan dua pertanyaan mengenai Injil Yohanes. Apakah benar bahwa Yohanes menyusun suatu ceritera dengan maksud yang bersifat teologis (seperti dikatakan di atas), sehingga fakta-fakta tidak terlalu penting bagi dia, asal teologi yang dia sampaikan adalah benar? Ataukah dia menyusun suatu ceritera yang benar, tetapi teologinya kurang? Dua-duanya harus dijawab dengan "Tidak!" Yohanes memang mempunyai suatu maksud yang bersifat teologis, tetapi tepatnya fakta-fakta yang dia catat tidak rugi demi kepentingan Teologinya! Teologi dan sejarah tidak berlawanan. Teologi yang benar mempunyai akar dan dasar di dalam èsejarah yang benar.
Ini penting sekali pada zaman Yohanes, karena rupanya dia menghadapi suatu cenderungan yang sesat yang akan berkembang pada abad yang ke dua menjadi ajaran Docetisme. Filsafat ini berkata bahwa Allah tidak menjelma menjadi manusia, hanya kelihatannya Dia menjadi manusia, kelihatannya Dia disalibkan. Penganut Docetisme berkata bahwa tidak apa-apa Dia tidak sungguh menjelma menjadi manusia- cukuplah kalau ada roh, sesuatu yang seperti manusia, yang datang untuk melayani kita di muka bumi yang najis ini.... Tetapi Yohanes menolak cenderungan ini dengan banyak perkataan di dalam Injilnya dan suratnya. Dia berkata bahwa "Firman itu menjadi manusia" (Yohanes 1:14) dan "Apa yang telah... kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami..." (1 Yohanes 1:1). Jelas dia mau menolak ajaran yang berkata bahwa Yesus Kristus adalah sesuatu yang hanya seperti manusia saja. Dia bersaksi bahwa Kristus betul-betul menjelma menjadi manusia, dan kenyataan sejarah ini menjadi dasar iman kita. Sehingga Teologi dan sejarah tidak perlu dipisahkan.
Ini juga penting pada zaman kita, karena sarjana-sarjana liberal dan sarjana-sarjana neo-orthodoks berusaha untuk memisahkan apa yang sebenarnya terjadi dari apa yang diimani (Teologi). Mereka mau memisahkan kebenaran dari fakta-fakta. Tetapi kebenaran yang mana tidak didukung dengan fakta-fakta/kenyataan? Ini menjadi mistikal, dan ini bukan maksud dari Yohanes. Yang berikut adalah suatu contoh dari pikiran tersebut:
Kita boleh membedakan hal fakta dari hal iman. Mungkin Yesus sebenarnya turun dari Daud... tetapi seandainya tidak, Dia masih bisa menjadi Kristus... asal Dia menggenapi persyaratan-persyaratan rohani yang tepat... Tidak apa-apa kalau Dia bukan Anak Daud dalam arti jasmani... Mungkin Dia adalah anak Daud sama seperti Yohanes Pembaptis adalah Elia, dalam roh dan kuasa... Paulus bukan seorang rasul dalam arti yang picik, dia bukan salah satu dari mereka yang menyertai Yesus, tetapi dia memang adalah rasul.
Kita menolak pola pikiran ini karena iman kita mempunyai dasar dalam sejarah. Kebangkitan Kristus, misalnya, adalah suatu peristiwa yang terjadi, bukan di dalam hati pengikut-Nya, tetapi dalam kenyataan.
Semua ini mungkin menjadi lebih jelas kalau kita memikirkan satu contoh dari Injil Yohanes, daripada teori ini. Suatu contoh yang tepat terdapat di dalam Injil Yohanes 4:1-26. Perlu diamati lebih dahulu bahwa tidak ada satu petunjukpun yang memberi kesan bahwa peristiwa ini merupakan suatu perumpamaan atau mitos. Bahkan peristiwa ini ada di dalam konteks perjalanan Tuhan Yesus dari Yudea ke Galilea (Dua tempat yang nyata, bukan tempat dongeng) oleh karena masalah dengan orang-orang Farisi (Yohanes 3:25-25 dan 4:1). Ini bersifat sejarah yang nyata. Tetapi peristiwa ini juga mengandung banyak Teologi, di mana sistem agama lama dibandingkan dengan apa yang Yesus tawarkan, sifat Kristus dinyatakan, tawaran karunia dari Roh Allah digambarkan.... Ini penuh dengan Teologi. Apakah sejarah itu disesuaikan/diubahkan untuk membawa arti Teologi? Ataukah Teologi itu disesuaikan/diubahkan untuk membawa sejarah? Tidak. Kalau Allah kita benar, maka seluruh sejarah manusia menyatakan sesuatu mengenai Dia. "History is His Story." Peristiwa-peristiwa yang tertentu lebih menyatakan Dia daripada peristiwa-peristiwa yang lain. Misalnya, peristiwa tersebut dari Yohanes 4 menyatakan Dia, dan justru ini sebabnya peristiwa ini dipilih untuk masuk Injil Yohanes.
Morris13 bertanya, "Apa arti teologis dari sesuatu yang tidak pernah terjadi?" Dia juga memperbedakan perumpamaan dari peristiwa yang mengandung Teologi. "Melalui perumpamaan kita berkata, 'Kebenaran Allah adalah seperti ini.' Maka apa ceritera itu betul-betul terjadi atau tidak, ini tidak perlu dipermasalahkan. Ceritera itu adalah suatu ilustrasi. Setiap orang mengerti ini.... Tetapi kalau kita berkata, 'Kebenaran Allah dinyatakan di dalam peristiwa ini,' atau 'Anugerah Allah dinyatakan dalam peristiwa itu,' ini lain lagi. Kalau kita berkata seperti itu, tetapi peristiwa itu tidak pernah terjadi, maka kita tidak bisa berkata bahwa sebenarnya kebenaran Allah dinyatakan.... Apakah Yohanes menceriterakan pikiran dia sendiri mengenai Allah, ataukah dia menceriterakan apa yang pernah Allah lakukan? Kita tidak boleh mengecilkan bedanya di antara dua pendekatan ini, 1) 'Kebenaran Allah adalah seperti-' dan 2) 'Kebenaran Allah menjadi kelihatan di dalam.'" Morris juga menjelaskan bahwa sarjana-sarjana yang berkata bahwa yang penting bagi Yohanes adalah teologi dan bukan sejarah, bukan fakta-fakta, justru mereka yang berkata bahwa dia menghadapi melawan ajaran Docetisme, yang berkata bahwa Kristus hanya kelihatannya lahir, hanya kelihatannya ini dan itu. Tetapi dua pendapat ini yang mereka pegang saling berlawanan.
Tujuan Utama
Injil Yohanes 20:31 berkata, "... semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Sebaiknya kita menerima pernyataan ini dari penulis Injil Yohanes sebagai pernyataan tujuan utama Injil Yohanes. Tujuannya penginjilan. Khas ini menjadi lebih nyata lagi jika pernyataan tadi dibandingkan dengan 1 Yohanes 5:13, yang berkata, "Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal." 1 Yohanes ditulis untuk meyakinkan orang percaya bahwa mereka sungguh memiliki hidup yang kekal, sedangkan Injil Yohanes ditulis supaya orang yang belum percaya dapat percaya bahwa Yesuslah Mesias.14 Yohanes menulis Injilnya untuk meyakinkan orang bahwa Yesus adalah Mesias yang mereka rindukan. Menurut Carson,15 tata bahasa dari Yohanes 20:31 menunjukkan bahwa para pembaca pertama sudah memahami arti dari istilah "Mesias" dan istilah "Anak Allah". Yohanes mau meyakinkan mereka yang sudah merindukan kedatangan "Harapan Israel", Mesias, bahwa Yesus adalah yang sudah menggenapi dan akan menggenapi harapan tersebut. Yesus adalah Mesias yang mereka harapkan. Dengan kata lain, Injil Yohanes ditulis untuk menginjili orang Yahudi dan orang kafir yang masuk agama Yahudi.16
Ada penafsir yang tidak setuju dengan pengertian tersebut. Mereka berkata bahwa Yohanes 1:38, di mana istilah "Rabi" diterjemahkan "Guru", dan Yohanes 1:41 di mana istilah "Mesias" diterjemahkan "Kristus", menjadi bukti bahwa Injil Yohanes diperuntukkan orang bukan Yahudi, karena semua orang Yahudi sudah mengerti bahwa "Rabi" berarti "Guru", dan "Mesias" berarti "Kristus". Sebenarnya ini menjadi argumentasi yang kuat, tetapi kita harus melihat lebih dalam. Bukankah istilah Yunani, yaitu "Litostrotos" (dalam pasal 19:13) diterjemahkan bagi orang yang lebih biasa dengan bahasa Ibrani/Aram ("Gabata")? Apakah nas ini membuktikan kesimpulan yang sebaliknya? Juga, istilah "Anak Manusia", "nabi yang akan datang" (1:21), dan "Iblis" (13:2) tidak dijelaskan. Lebih dari itu, ada beberapa pemahaman yang menjadi persyaratan untuk sungguh memahami Injil Yohanes, yaitu pemahaman yang pasti dipahami oleh orang Yahudi. Misalnya, dalam Injil Yohanes ada hubungan yang erat antara hari raya orang Yahudi dan Tuhan Yesus, yang hanya ditangkap oleh orang Yahudi.17
Dapat disimpulkan bahwa Injil Yohanes ditujukan terutama untuk orang Yahudi, tetapi Yohanes menterjemahkan istilah "Rabi" dan "Mesias" supaya pembaca yang lain, yang bukan sasaran utama, tidak menjadi bingung.
Walaupun tujuan utama dari Injil Yohanes adalah untuk menginjili orang Yahudi, tetapi orang bukan Yahudi dapat diinjili melaluinya. Selain itu, orang percaya juga dapat ditolong melalui Injil Yohanes. Bukankah Titus 2:11-12 berkata, "Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini."
Injil Kristus berguna, baik untuk menyelamatkan orang yang belum percaya, maupun untuk meningkatkan kehidupan rohani orang percaya. Namun demikian, sebaiknya kita tetap ingat bahwa tujuan utama dari Injil Yohanes adalah untuk menginjili orang Yahudi.
Kepercayaan Para Pembaca Pertama
Kalau pesan yang Yohanes sampaikan akan dimengerti, kita perlu mengerti latar belakang Injil ini, untuk supaya kita bisa mengerti masalah-masalah dan kepercayaan-kepercayaan yang dihadapi Yohanes.
Filsafat Docetisme berkata bahwa Kristus sebenarnya tidak menjelma menjadi manusia, tetapi Dia hanya "kelihatannya" menjadi manusia. Dia hanya kelihatannya hidup di tanah Israel, dan hanya rupanya disalibkan. Yang mereka lihat adalah semacam roh yang mereka pikir adalah Kristus. Roh itu sepertinya makan roti dan ikan, dan sebagainya. Nama Docetisme diambil dari sebuah kata18 dalam bahasa Yunani yang berarti "rupanya", atau "kelihatannya". Bagi mereka, tidak mungkin Allah sendiri akan betul-betul menjelma menjadi manusia di dunia yang najis ini, dan tidak mungkin Allah yang Maha Suci bisa mengenakan daging manusia yang penuh dengan dosa. (Mereka memegang suatu pandangan hidup dari Plato yang berkata bahwa ide dan Allah itu suci, dan sama sekali terpisah dari daging dan bumi yang najis dan berdosa. Dualisme ini kebetulan mirip pandangan hidup Kebatinan!)
Kurang jelas kapan filsafat ini muncul, tetapi kalau kita menerima Rasul Yohanes sebagai penulis dari Injil keempat pada abad pertama, maka Injil Yohanes mendahului Docetisme sebagai suatu gerakan filsafat. Ada suatu kemungkinan bahwa Yohanes pernah dengar ajaran yang berbau Docetisme, walaupun gerakan itu belum dewasa. Seandainya Yohanes mendengar ajaran seperti itu, jelas sekali dia tidak bisa setuju. Suatu "roh" di kayu salib tidak akan mengeluarkan darah dan air (Yohanes 19:34). Suatu "roh" di sumur Yakub tidak mungkin menjadi "letih oleh perjalanan" (Yohanes 4:6). Boleh juga membandingkan Yohanes 1:14 dan 1 Yohanes 1:1 ("...yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan yang telah kami raba dengan tangan kami....") Jelas ini sama sekali tidak cocok dengan ajaran Docetisme, malah rasanya menentang sekali. Yohanes tidak malu mengatakan bahwa Allahnya sudah menjelma menjadi manusia. Boleh dikatakan Yohanes merayakan inkarnasi Allah dengan sukacita.
Apakah Yohanes bermaksud untuk melawan Docetisme, atau hanya kebetulan saja Injilnya dan suratannya bertentangan dengan Docetisme? Ini boleh menjadi bahan pikiran sewaktu kita mengamati Injil Yohanes.
Filsafat Gnosticisme mirip sekali dengan Docetisme. Tokoh-tokoh Gnosticism seperti Heracleon (th. 170 M) suka mengutip dan menafsirkan Injil Yohanes. Pada umumnya orang Gnostic menganggap diri mereka sebagai orang Kristen, kecuali yang ikut Mandaisme yang mungkin mulai pada tahun 700.19 Tetapi pada abad yang ke dua sudah ada orang yang menafsirkan Alkitab Kristen secara Gnostic. Docetisme menjadi suatu kunci dalam pola pikiran mereka.
Ladd20 menceriterakan mengenai pola pikiran Yunani yang berkembang sampai titik Gnosticism. Menurut ajaran Gnosticisme kenyataan terdiri dari dua alam, yaitu ada alam atas (noumenal) yang tidak kelihatan, tidak berubah, tetapi kekal, dan lebih penting. Ada juga alam yang kelihatan, yang jasmani. Alam ini, dan tubuh manusia, tidak jahat, hanya menjadi beban pada alam atas, termasuk jiwa manusia, sehingga mereka mengatakan bahwa tubuh21 adalah kuburan atau rumah penjara22 untuk jiwa. Manusia yang berhikmat adalah dia yang menguasai keinginan-keinginan tubuhnya. Kalau mereka cukup berhasil kematian mereka menjadi keselamatan mereka, karena mereka bebas dari tubuh. Jadi keselamatan ini tergantung usaha dan pengertian (gnosis) mereka. "Hermetica" adalah suatu kumpulan karangan agamawi yang ditulis di Mesir pada abad ke dua dan ke tiga. Salah satu karangan itu berjudul "Poimandres". Karangan ini mulai dengan suatu visi dari terang yang tak terbatas. Terang itu disebut Allah. Dia ada di atas lautan kegelapan yang kacau. Logos/Anak Allah itu muncul dari terang dan memisahkan unsur-unsur yang atas dari yang bawah. Dunia diciptakan dari unsur yang bawah, yaitu tanah dan air. Dunia, tanah, air, semua ini tanpa akal, tanpa "nous", tanpa pikiran. Manusia diciptakan dari terang/nous itu, sehingga dia punya akal dan pikiran, tetapi manusia jatuh cinta dengan ciptaan itu sehingga dia jatuh dari terang dan jadi campur dengan apa yang tidak bernous, yang bawah, yang tidak punya pikiran. Akibatnya manusia bisa mati karena dia mempunyai tubuh, tetapi dia juga bisa kekal karena akalnya. Gnosticism ini cukup awal. Gnosticism yang lebih berkembang menganggap tubuh jahat. Ini boleh disebut "dualisme Yunani" karena ada dua pihak yang berlawanan, yaitu apa yang jasmani dan apa yang rohani.
Kalau Yohanes pasal 1 dibaca dengan mengingat filsafat ini banyak persamaan menjadi nyata, antara lain ada "Firman"/logos, terang, dan dunia. Sebelum Gulungan Laut Mati ditemui dan diselidiki, banyak sarjana berpendapat bahwa pasti Yohanes sangat dipengaruhi oleh dualisme tersebut, dan kepercayaan Yunani yang diceriterakan di atas. Tetapi di dalam Gulungan Laut Mati istilah-istilah ini, misalnya terang dan kegelapan, banyak dipakai, sehingga tidak bisa dikatakan lagi bahwa pemakaian istilah-istilah itu menunjuk pada suatu pengaruh Yunani, karena istilah-istilah itu dipakai dalam Gulungan Laut Mati yang sangat asli Yahudi.
Paling tidak kita bisa yakin bahwa Yohanes menulis sesuatu yang rasanya tidak asing bagi orang Yunani, walaupun apa yang dia katakan pasti baru bagi mereka, dan tidak sama dengan kepercayaan mereka. Dengan kata lain, Injil Yohanes adalah suatu contoh kontekstualisasi yang mantap. Penyampaian bebannya atau beritanya sesuai dengan kebiasaan orang Yunani, tetapi apa yang dia sampaikan tidak diubahkan dan sama sekali tidak ada sinkretisme. "Hidangannya" disesuaikan supaya bisa diterima, tetapi beritanya tetap murni.
Pada zaman Yohanes Agama Yahudi memiliki aliran-aliran dan sistem kepercayaan yang berbeda-beda. Kepercayaan dan kebiasaan Farisi, Saduki, dan Qumran jauh berbeda, dan rakyat biasa merasa jauh dari golongan-golongan ini.
Orang Saduki adalah "orang kraton" pada zaman Yohanes. Mereka dari lapisan masyarakat yang atas, dan mereka menguasai Bait Allah dengan imam-imamnya dan segala pengorbanannya. Tetapi orang-orang Saduki kehilangan markas waktu "kraton" mereka, yaitu Bait Allah, dihancurkan oleh pasukan Roma pada tahun 70, sehingga mereka tidak mewariskan apa-apa yang bisa kita pelajari untuk mengerti ajaran mereka. Ternyata mereka hanya menerima Lima Kitab Musa, dan menolak kebangkitan dari maut dan adanya malaikat. Pandangan dan peraturan mereka sangat konservatif dibandingkan dengan orang Farisi, sesuai dengan jabatan mereka dan keadaan sosial mereka. Istilah Saduki tidak dipakai dalam Injil Yohanes, mungkin karena mereka sudah tidak begitu penting dalam agama Yahudi setelah tahun 70.
Orang Farisi tidak tergantung pada Bait Allah. "Sinagoge" (rumah ibadah Yahudi) adalah markas mereka, dan memang mereka duduk di "Kursi Musa" di dalam sinagoge (Matius 23:2). Mereka adalah keturunan rohani dari orang Yahudi yang berhasil melawan Antiokhus Epifanes pada tahun 175-163 SM. Mereka menerima seluruh Perjanjian Lama sebagai Hukum yang Tertulis, dan mereka juga menerima Hukum Lisan, yaitu tradisi lisan yang menurut mereka juga berasal dari Musa. Walaupun mereka juga menderita karena Bait Allah hancur pada tahun 70, tetapi dari segi pengaruh mereka, mereka menang karena tidak dilawan lagi oleh orang Saduki. Kita tidak punya apa-apa dari karangan mereka, tetapi Mishna dan Talmud (tafsiran dari Mishna) rupanya mencerminkan ajaran mereka dengan jelas. Mishna dan Talmud ditulis oleh guru-guru (rabi-rabi) besar. Mereka tidak menekankan teologi tetapi peraturan agama, misalnya, ikatan-ikatan yang mana boleh diikat pada hari Sabat, dan sebagainya. Pola pikiran mereka sangat nyata di dalam Injil Yohanes. Seorang sarjana Yahudi modern pernah berkata bahwa di antara ke empat Injil, Injil Yohanes adalah yang paling berbau Yahudi. Banyak dari perkataan Tuhan Yesus sama dengan perkataan rabi-rabi, misalnya, Yohanes 1:39, "Marilah dan kamu akan melihatnya." Menurut Yosefus23 ada 6.000 orang Farisi pada zaman Yosefus.
Seperti disebutkan di atas, kosa kata tulisan Qumran (Gulungan Laut Mati) mirip kosa kata Yohanes, sampai ada juga sarjana yang berpendapat bahwa Yohanes sendiri adalah warga Qumran (tempat Gulungan Laut Mati) karena dia suka memakai istilah yang disukai mereka. Selain kosa kata yang mirip (dengan istilah seperti hidup kekal, terang dan kegelapan, kebenaran dan kesalahan, murka Allah, terang hidup, roh kebenaran, dan anak-anak terang) ada juga baptisan, perjamuan yang suci, dualisme baik dan jahat, dan "guru kebenaran". Tetapi sarjana itu juga sadar bahwa ada perbedaan yang penting di antara pikiran Yohanes dan pikiran Qumran, maka sarjana itu berkata bahwa Yohanes diam berberapa lama di Qumran, lalu dia keluar karena tidak sependapat dengan mereka. Menurut teori itu, persamaannya karena dia pernah ikut mereka, dan perbedaannya karena dia keluar dari sana. Tipislah, teori ini.
Perjanjian Lama merupakan suatu unsur dari latar belakang Injil Yohanes yang penting sekali. Kalau kita membaca Yohanes 1:1, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah" memang kita akan mengingat Kejadian 1:1, "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi." Juga, Yohanes 1:3 berkata bahwa Allah menciptakan segala sesuatu melalui Firman itu, dan ini juga cocok dengan apa yang diceriterakan di dalam Kejadian 1:3, 6, 9, 11, 14, 20, 24, dan 26, yaitu "Berfirmanlah Allah...." Kitab Kejadian juga bersaksi bahwa Allah menciptakan segala sesuatu melalui Firman-Nya. Memang Perjanjian Lama tidak menyatakan bahwa Firman Allah itu adalah pribadi dan bukan kata saja, sehingga dapat dikatakan bahwa Injil Yohanes mempergunakan latar belakang Perjanjian Lama, dan orang Ibrani akan mengerti apa yang Yohanes katakan, tetapi dia juga memperkembangkan apa yang dijelaskan di dalam Perjanjian Lama, dengan istilah-istilah yang dapat dimengerti oleh mereka.
Injil Yohanes adalah suatu contoh kontextualisasi yang luar biasa. Dikontextualisasikan baik untuk orang Yunani maupun untuk orang Ibrani, walaupun kebudayaan mereka masing-masing sangat berbeda. Injil ini merupakan suatu mujizat kontextualisasi!
Hubungannya dengan Injil Matius, Markus dan Lukas
Membandingkan Injil Yohanes dengan Injil Sinoptik mengemukakan beberapa pengamatan yang mungkin berguna untuk mengarahkan pelajaran kita. Turner dan Mantey24 menguraikan perbedaan-perbedaan di antara Injil Yohanes dan Injil Sinoptik (yaitu Injil Matius, Markus, dan Lukas) yang cukup lengkap.
Gaya Yohanes berbeda dari Matius, Markus, dan Lukas. Dalam Injil Sinoptik itu perikopnya pada umumnya singkat, dan cepat pindah dari satu peristiwa kepada peristiwa yang lain. Ini bisa dibandingkan dengan Yohanes yang menyusun perikop yang lebih panjang, dan tidak cepat meloncat pada perikop yang berikut. Yohanes tidak menceriterakan banyak peristiwa, tetapi dia menceriterakan yang sedikit itu secara perinci. Turner berkata bahwa gaya Yohanes lebih "santai" daripada gaya Injil Sinoptik. "Perumpamaan" yang ada dalam Injil Yohanes sangat berbeda dengan perumpamaan yang ada dalam Injil Sinoptoik, dan Yohanes tidak mencatat pepatah kata yang mudah diingat seperti yang ada di dalam ketiga Injil Sinoptik.
Secara geografis Yohanes berbeda dari yang lain juga. Ke tiga Injil Sinoptik menekankan pelayanan Tuhan Yesus di Galilea, dan Perea (Lukas), dan baru pada minggu terakhir pindah ke Yerusalem. Tetapi Yohanes banyak menceriterakan mengenai apa yang terjadi di Yerusalem waktu Tuhan Yesus mengunjungi kota itu karena perayaan Hari Paskah.
Kosa kata Yohanes juga berbeda dari yang lain karena jumlah kata lebih sedikit, dan juga istilah-istilahnya sederhana dan padat dengan arti, seperti "terang, hidup, dunia, kegelapan, kebenaran, kemuliaan, percaya, mengetahui, jam" dan sebagainya.
Banyak peristiwa dan hal tidak disebut oleh Yohanes. Inilah daftar Turner: kelahiran Yesus, 30 tahun yang pertama dalam kehidupan-Nya di bumi, kelahiran dan kematian Yohanes Pembaptis, baptisan dan pencobaan Yesus, perubahan rupa-Nya di atas gunung, Perjamuan Suci yang pertama, doa-Nya di Taman Getsemeni, pengadilan di hadapan Kaiyafas, peristiwa kenaikan-Nya, pelepasan dari roh jahat, orang sakit kusta, ahli hukum, pemungut cukai, orang Saduki, daftar ke dua belas rasul, Khotbah di Bukit dan Khotbah di Daratan, panggilan orang berdosa untuk bertobat, neraka, dan semua perumpamaan. Hampir semua di daftar ini cukup penting di dalam Injil Matius, Markus, dan Lukas, tetapi sama sekali tidak disebutkan oleh Yohanes.
Perlu juga dikatakan bahwa Injil Yohanes juga berbeda dari Injil Sinoptik karena 90% dari bahannya tidak ada di dalam Injil Sinoptik. Hanya Yohanes saja yang mencatat percakapan Yesus dengan Nikodemus, panggilan lima murid-Nya, pernikahan di Kana, percakapan Yesus dengan wanita itu di sumur Yakub, mujizat di kolam Siloam dan Betesda, kebangkitan Lazarus, 14 percakapan yang mengikuti suatu pola yang sama (pertanyaan, jawaban Yesus yang sulit dimengerti, kesalah pahaman, dan keterangan Yesus), pernyataan yang memakai ungkapan "Aku adalah"25, istilah Paraklete (suatu sebutan Roh Allah) dan perwujudan Tuhan Yesus di Danau Galilea setelah Dia bangkit. Carson26 mengamati bahwa Injil Sinoptik tidak menyamakan Yesus dengan Allah secaralangsung, seperti apa yang tampak dalam Injil Yohanes pasal 1:1, 18 dan 20:28.
Perbedaan-perbedaan ini cukup mengesankan. Suatu pertanyaan muncul, yaitu, "Mengapa?" Mengapa tidak ada perumpamaan di dalam Injil Yohanes? Mengapa tidak ada orang yang dilepaskan dari kerasukan setan di dalam Injil Yohanes? Mengapa neraka tidak disebut di dalam Injil ini? Apakah jawabannya terdapat di dalam Teologi Yohanes?
Kalau perbedaan gaya dan kosa-kata dipikirkan, mudah diterima bahwa Yohanes mau menekankan sesuatu yang lain dari Injil Sinoptik, atau katakanlah dia mau melihat pelayanan Tuhan Yesus dari segi pandangan yang lain. Tetapi daftar pokok yang sama sekali tidak disebut agak mengesankan. Seolah-olah dia dengan sengaja mengambil keputusan untuk tidak menyebut anak-anak! Mengapa?
Carson menekankan bahwa ada perbedaan yang nyata, seperti apa yang dicatat di atas, tetapi ada juga kesamaan yang penting, misalnya peristiwa di mana 5000 orang diberi makan (Markus 6:32-44 dan Yohanes 6:1-15) dan di mana Dia berjalan di atas air (Markus 6:45-52 dan Yohanes 6:16-21. Juga ada kesamaan antara perkataan Tuhan Yesus: Markus 9:37-38 dan Yohanes 4:35; Markus 6:4 dan Yohanes 4:44; Matius 25:46 dan Yohanes 5:29; Matius 11:25-27 dan Yohanes 10:14-15, dst.27
Lebih penting lagi adalah nas-nas di mana Yohanes dan ketiga Injil Sinoptik saling mengisi, saling menjelaskan. Misalnya, hanya Yohanes yang menjelaskan mengapa Petrus dapat masuk ke halaman istana Imam Besar (pasal 18:15-16) tetapi Injil Markus 14:54 hanya berkata bahwa dia masuk ke situ. Kerelaan murid-murid Tuhan Yesus untuk mengikuti Dia sesaat mereka dipanggil dalam Injil Matius 4:18-22, sulit dipahami, keculi kita memahami bahwa mereka sudah mengenal Dia sebelum waktu itu (Yohanes 1:35-51). Dan sebaliknya keraguan Filipus untuk memperkenalkan orang-orang bukan Yahudi kepada Tuhan Yesus dalam Yohanes 12:21-22 sulit dipahami dalam Injil Yohanes, kecuali kita memahami Matius 10:5-6, di mana Tuhan berkata, "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."28
Morris29 menjelaskan kemungkinan bahwa ketiga Injil Sinoptik memberi ajaran Rabi Yesus yang dimaksudkan untuk umum, yaitu ajaran yang formal. Sesuai dengan pola rabi-rabi Israel, ajaran tersebut harus dihafal dan diteruskan kepada generasi yang berikut. Tetapi selain ajaran itu, ada juga ajaran-Nya yang dimaksudkan untuk murid-murid-Nya dan ajaran yang bersifat lebih spontan. Menurut konsep ini, ajaran yang bersifat spontan dan akrab itu ditulis dalam Injil Yohanes. Morris tidak yakin bahwa hal ini merupakan sebabnya Injil Sinoptik dan Injil Yohanes begitu berbeda, tetapi pendekatan ini menyatakan bahwa kita tidak harus menolak Injil Yohanes hanya karena Injil Yohanes berbeda dari ketiga Injil Sinoptik.
Injil Yohanes dan Kanon Alkitab
Morris30 menjelaskan bahwa Injil Yohanes sangat disukai oleh pengikut ajaran Gnostik. Oleh karena Injil Yohanes sering dikutip oleh orang Gnostik, maka pengikut Kristus yang lain, yang tidak memeluk ajaran sesat itu, mula-mula segan mengutip dari Injil Yohanes. Mereka lebih sering mengutip dari ketiga Injil Sinoptik. Lama-kelamaan mereka mengerti bahwa justru Injil Yohanes yang paling tepat untuk dikutip melawan Gnosticisme, dan Injil Yohanes menjadi sangat popular.
Walaupun Injil Yohanes sering dikutip untuk mendukung ajaran sesat, tetapi status Injil Yohanes sebagai Firman Allah tidak diragukan oleh bapa-bapa gereja. Tempatnya di dalam kanon Firman Tuhan kuat sekali.
Hagelberg: Yohanes (Garis Besar) GARIS BESAR
I. KATA PENGANTAR (1:1-18)
II. PENYATAAN YESUS DENGAN KATA DAN PERBUATAN (1:19-10:42)
A. Pengantar pada Pelayanan Y...
GARIS BESAR
- I. KATA PENGANTAR (1:1-18)
- II. PENYATAAN YESUS DENGAN KATA DAN PERBUATAN (1:19-10:42)
- A. Pengantar pada Pelayanan Yesus (1:19-51)
- 1. Hubungan antara Yohanes Pembaptis dan Yesus (1:19-28)
- 2. Kesaksian Yohanes Pembaptis mengenai Yesus (1:29-34)
- 3. Yesus mendapat murid-murid pertama (1:35-42)
- 4. Yesus mendapat dua murid lagi (1:43-51)
- B. Pelayanan yang Awal: Tanda, Perbuatan, dan Kata (2:1-4:45)
- 1. Tanda pertama: air menjadi anggur (2:1-11)
- 2. Pedagang-pedagang diusir dari Bait Allah (2:12-17)
- 3. Yesus mengganti Bait Allah (2:18-22)
- 4. Iman yang tidak memuaskan (2:23-25)
- 5. Yesus dan Nikodemus (3:1-15)
- 6. Penjelasan panjang I (3:16-21)
- 7. Kesaksian Yohanes Pembaptis mengenai Yesus diteruskan (3:22-30)
- 8. Penjelasan panjang II (3:31-36)
- 9. Yesus dan perempuan Samaria (4:1-42)
- 10. Tanda kedua: anak pegawai istana disembuhkan (4:43-54)
- C. Oposisi Timbul: tambah tanda, perbuatan, dan kata (5:1-7:52)
- 1. Penyembuhan di Kolam Betesda (5:1-15)
- 2. Tanggapan Yesus pada oposisi (5:16-47)
- 3. Lima ribu orang diberi makan (6:1-15)
- 4. Yesus berjalan di atas air (6:16-21)
- 5. Khotbah Roti Hidup (6:22-58)
- a. Yesus dicari orang banyak (6:22-26)
- b. Manna yang benar (6:27-34)
- c. Yesus sebagai Roti Hidup (6:35-48)
- d. Makan daging Anak Manusia (6:49-58)
- 6. Pendapat yang terbagi dua dan Inisiatif Ilahi (6:59-71)
- 7. Keraguan (7:1-13)
- 8. Di hari raya Pondok Daun (7:14-44)
- a. Ajaran Yesus yang berwewenang (7:14-24)
- b. Siapakah Yesus Kristus? (7:25-36)
- c. Janji Roh (7:37-44)
- 9. Ketidak percayaan para pemimpin Yahudi (7:45-52)
- D. Konfrontasi yang Radikal: puncak tanda, perbuatan, dan kata (8:12-10:42)
- 1. Di hari raya Pondok Daun II: perdebatan Yesus dengan "orang-orang Yahudi" (8:12-59)
- a. Wewenang ajaran Yesus (8:12-20)
- b. Asal-usul wewenang Yesus (8:21-30)
- c. Anak-anak Abraham (8:31-59)
- 2. Yesus menyembuhkan orang yang buta sejak lahir (9:1-41)
- a. Tanda itu sendiri (9:1-12)
- b. Penyelidikan orang-orang Farisi (9:13-34)
- i. Penyelidikan yang pertama (9:13-17)
- ii. Orangtuanya diselidiki (9:18-23)
- iii. Penyelidikan yang kedua (9:24-34)
- c. Penglihatan orang buta dan kebutaan orang yang dapat melihat (9:35-41)
- 3. Yesus sebagai Pintu dan Gembala (10:1-21)
- a. Kiasan Pintu (10:1-5)
- b. Kesalah pahaman (10:6)
- c. Kiasan dikembangkan (10:7-10)
- d. Kiasan Gembala (10:11-18)
- e. Tanggapan orang-orang Yahudi (10:19-21)
- 4. Di hari raya Pentahbisan Bait Allah: klaim-klaim Mesiani dan oposisi yang nyata (10:22-39)
- 5. Penarikan geografis dan kemajuan pelayanan (10:40-42)
- III. PERALIHAN: KEHIDUPAN DAN KEMATIAN, RAJA DAN HAMBA YANG MENDERITA (11:1-12:50)
- A. Kematian dan kebangkitan Lazarus (11:1-44)
- 1. Kematian Lazarus (11:1-16)
- 2. Yesus adalah kebangkitan dan hidup (11:17-27)
- 3. Yesus marah dan berdukacita (11:28-37)
- 4. Kebangkitan Lazarus (11:38-44)
- B. Keputusan untuk membunuh Yesus (11:45-54)
- C. Kemenangan dan kematian yang mendekat (11:55-12:36)
- 1. Lingkungannya: hari raya Paskah (11:55-57)
- 2. Yesus diurapi Maria (12:1-11)
- 3. Yesus dielu-elukan (12:12-19)
- 4. Orang kafir memicu pernyataan Yesus mengenai "saatnya" (12:20-36)
- D. Teologi ketidak percayaan (12:37-50)
- IV. PERNYATAAN YESUS DALAM SALIB-NYA DAN KEMULIAAN-NYA (13:1-20:31)
- A. Perjamuan Kudus (13:1-30)
- 1. Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya (13:1-17)
- 2. Yesus bernubuat mengenai pengkhianatan (13:18-30)
- B. Pesan Perpisahan: bagian pertama (13:31-14:31)
- 1. Yesus menubuatkan penyangkalan Petrus (13:31-38)
- 2. Janji tempat di mana Yesus akan pergi (14:1-4)
- 3. Yesus sebagai jalan kepada Bapa (14:5-14)
- 4. Yesus akan pergi, dan Roh Kebenaran akan datang (14:15-31)
- C. Pesan Perpisahan: bagian kedua (15:1-16:33)
- 1. Pokok anggur dan ranting (15:1-16)
- 2. Oposisi dari dunia (15:17-16:4a)
- 3. Pekerjaan Roh Kudus (16:4b-15)
- 4. Sukacita sesudah dukacita (16:16-33)
- D. Doa Yesus (17:1-26)
- 1. Yesus berdoa supaya dipermuliakan (17:1-5)
- 2. Yesus mendoakan murid-murid-Nya (17:6-19)
- a. Dasar doa (17:6-11a)
- b. Doa supaya murid-murid-Nya dilindungi (17:11b-16)
- c. Doa supaya murid-murid-Nya dikuduskan (17:17-19)
- 3. Yesus mendoakan semua yang akan percaya (17:20-23)
- 4. Yesus berdoa supaya setiap orang percaya disempurnakan sehinggap dapat melihat kemuliaan-Nya (17:24-26)
- E. Pemeriksaan Pengadilan dan Penderitaan Yesus (18:1-19:42)
- 1. Yesus ditangkap (18:1-11)
- 2. Yesus di hadapan Hanas (18:12-14)
- 3. Penyangkalan Petrus yang pertama (18:15-18)
- 4. Yesus diperiksa di hadapan Hanas (18:19-24)
- 5. Penyangkalan Petrus yang kedua dan ketiga (18:25-27)
- 6. Yesus diperiksa di hadapan Pilatus (18:28-19:16a)
- a. Pilatus memeriksa pendakwa (18:28-32)
- b. Pilatus memeriksa Yesus (18:33-38a)
- c. Barabas (18:38b-40)
- d. Yesus dihukum (19:1-16a)
- 7. Yesus disalibkan (19:16b-30)
- 8. Lambung Yesus ditikam (19:31-37)
- 9. Yesus dikuburkan (19:38-42)
- F. Kebangkitan Yesus (20:1-31)
- V. BAGIAN PENUTUP DARI KITAB (21:1-25)
Hagelberg: Yohanes DAFTAR PUSTAKA
Daftar Kepustakaan
Barrett, C. K., The Gospel According to St. John, an Introduction with Commentary and Notes on the Greek Text, The W...
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Kepustakaan
Barrett, C. K., The Gospel According to St. John, an Introduction with Commentary and Notes on the Greek Text, The Westminster Press, Philadelphia, edisi kedua, 1978.
Beasley-Murray, George, John, Word Biblical Commentary, Thomas Nelson Publishers, Nashville, edisi kedua, 1999.
Bruce, F. F. New Testament History, Anchor Books, Garden City, 1969.
Carson, D.A., The Gospel According to John, Inter-Varsity Press, Leicester, England dan William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1991.
Culpepper, R. Alan, Anatomy of the Fourth Gospel: a study in literary design, Fortress Press, Philadelphia,1983.
Hendriksen, William, John, The Banner of Truth Trust, Edinburgh, 1954.
Hodges, Zane C., The Greek New Testament, Thomas Nelson Publishers, Nashville, 1982.
Hodges, Zane C., The Hungry Inherit: Whetting Your Appetite for God, Multnomah Press, Portland, 1980.
Hoskyns, Edwyn, The Fourth Gospel, Faber and Faber, London, 1947.
Ladd, George Eldon, A Theology of the New Testament, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1974.
Morris, Leon, The Gospel According to John, The New International Commentary on the New Testament, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1971.
Ryrie, Charles C., Teologi Dasar, Yayasan ANDI, Yogyakarta, 1991.
Tasker, R.V.G., The Gospel According to St. John, The Tyndale New Testament Commentaries, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1960.
Tenney, Merrill C., John: the Gospel of Belief, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, 1948.
Turner, George A. dan Mantey, Julius R., The Gospel of John: An Evangelical Commentary, William B. Eerdmans Publishing Company, Grand Rapids, tanpa tahun.
TFTWMS: Yohanes (Pendahuluan Kitab) KESIMPULAN (YOHANES 7:1-53)
Dalam sejarah Amerika, Pertempuran Alamo berfungsi sebagai contoh utama tentang keputusan yang berani. Pada 1836 sekumpul...
KESIMPULAN (YOHANES 7:1-53)
Dalam sejarah Amerika, Pertempuran Alamo berfungsi sebagai contoh utama tentang keputusan yang berani. Pada 1836 sekumpulan orang yang jumlahnya kurang dari dua ratus laki-laki mempertahankan misi kecil di San Antonio, Texas, melawan enam ribu pasukan Meksiko yang dipimpin oleh Jendral Santa Anna. Selama dua minggu mereka mempertahankan benteng Alamo itu terhadap kemungkinan harapan yang mustahil menjadi kenyataan. Lalu, pada 5 Maret, malam sebelum apa yang secara pasti akan menjadi serangan terakhir, William Barret Travis, sang komandan pasukan Texas, mengadakan rapat dengan anak buahnya. Dengan memberitahu mereka bahwa ia tahu bahwa esok hari pasukan penyerbu akan berhasil menjebol benteng itu, ia lalu mengambil pedangnya dan membuat garis di tanah itu. Ia mengundang setiap orang yang ingin tetap tinggal dan mempertahankan Alamo melewati garis itu. Satu demi satu mereka melewati garis itu. Jim Bowie, yang sedang terbaring sakit di atas tandu, minta supaya ia diusung melewati garis itu. Dari 184 laki-laki, hanya satu orang yang menolak melewati garis itu. Esok harinya semua pembela benteng Alamo mati dalam pertempuran. Pada hari itu tidak boleh ada yang berdiri ditengah-tengah garis itu! Satu keputusan harus dibuat.
Tahun lalu dalam suatu kebangunan rohani seorang mahasiswa muda merespon undangan. Pernyataan yang ia buat bisa jadi berasal dari halaman-halaman kitab Yohanes pasal 7. Ia menulis pada sebuah kartu, "Sudah terlalu lama saya mencoba untuk bersikap netral, hanya untuk mengetahui bahwa sikap netral itu tidak ada." Sesungguhnya, tidak ada cara untuk tidak membuat keputusan dan bersikap netral ketika tiba pada masalah Yesus. Sudahkah Anda memutuskan untuk mendukung atau menentang Dia?
TFTWMS: Yohanes (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 The Bible, an American Translation, ed. J. M. Powis Smith and Edgar J. Goodspeed (Chicago: University of Chicago Press, 1939).
...
Catatan Akhir:
- 1 The Bible, an American Translation, ed. J. M. Powis Smith and Edgar J. Goodspeed (Chicago: University of Chicago Press, 1939).
- 2 Dalam Kisah 4:13 banyak komentar yang sama dibuat tentang Petrus dan Yohanes oleh sebab keberanian dan percaya diri mereka dalam berdiri di hadapan Sanhedrin.
- 3 Dietrich Bonhoeffer, The Cost of Discipleship (New York: Macmillan Co., 1937), 69.
- 4 "Trust and Obey" by D. B. Towner. Music by J. H. Sammis.
- 5 Lihat 5:1-18.
- 6 R. K. Harrison, "Feast of Booths," in The International Standard Bible Encyclopedia, rev. ed., ed. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1979), 1:535.
Pengarang: Bruce McLarty
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Yohanes (Pendahuluan Kitab) KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH YOHANES
PENGANTAR
Dalam Kabar Baik yang disampaikan oleh Yohanes ini, Yesus dikemukakan
sebagai Sabda Allah yang ab
KABAR BAIK YANG DISAMPAIKAN OLEH YOHANES
PENGANTAR
Dalam Kabar Baik yang disampaikan oleh Yohanes ini, Yesus dikemukakan sebagai Sabda Allah yang abadi yang telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Seperti yang dikatakan dalam buku ini, Kabar Baik ini ditulis dengan maksud supaya para pembacanya dapat percaya bahwa Yesuslah Raja Penyelamat yang dijanjikan -- Ia Anak Allah sendiri. Juga supaya melalui percaya kepada-Nya mereka memperoleh hidup (Yoh 20:31).
Setelah pendahuluan yang mengemukakan bahwa Sabda Allah yang abadi itu adalah Yesus, bagian pertama buku ini mengisahkan berbagai keajaiban yang dibuat oleh-Nya. Keajaiban-keajaiban itu menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan, Ia Anak Allah. Masing-masing kisah mengenai keajaiban disertai oleh percakapan-percakapan antara Tuhan Yesus dengan orang-orang. Dari percakapan-percakapan itu jelaslah apa yang diungkapkan oleh keajaiban-keajaiban itu. Di dalam bagian ini dikemukakan bahwa ada orang yang percaya kepada Yesus dan menjadi pengikut-Nya, tetapi ada pula yang menentang Dia dan tidak mau percaya kepada-Nya. Pasal 13-17 (Yoh 13:1-17:26) mencatat secara panjang lebar bagaimana akrabnya Yesus dengan pengikut-pengikut-Nya pada malam ketika Ia hendak ditangkap, dan bagaimana Ia mempersiapkan serta menguatkan hati mereka pada malam itu. Pasal-pasal terakhir menguraikan tentang bagaimana Yesus ditangkap dan diadili, bagaimana Ia disalibkan, mati dan bangkit kembali, dan bagaimana Ia memperlihatkan diri-Nya kepada para pengikut-Nya setelah Ia hidup kembali.
Cerita tentang wanita yang tertangkap basah sedang berbuat zinah (\\/BIS Yoh
- 8:1-11\\), dimasukkan antara tanda kurung besar karena banyak naskah dan
terjemahan-terjemahan zaman dahulu tidak memuat cerita itu, sedangkan yang lain-lainnya memuatnya di berbagai tempat.
Dalam bukunya ini Yohanes menitikberatkan pemberian, yaitu hidup sejati dan kekal, yang diberikan Allah melalui Kristus. Pemberian itu sudah mulai di dunia, dan dapat dialami oleh orang-orang yang menerima Yesus sebagai jalan kepada Allah, sebagai yang menyatakan Allah, dan sebagai pemberi hidup. Ciri khas Yohanes ialah kiasan-kiasan yang diambilnya dari hal-hal sehari-hari untuk menunjukkan kebenaran-kebenaran rohani, misalnya: air, roti, terang, gembala dan dombanya, pohon anggur dan buahnya.
Isi
- Pendahuluan
Yoh 1:1-18 - Yohanes Pembaptis dan orang-orang yang pertama-tama menjadi pengikut
Yesus
Yoh 1:19-51 - Pelayanan Yesus di tengah-tengah masyarakat
Yoh 2:1-12:50 - Hari-hari terakhir di Yerusalem dan dekat Yerusalem
Yoh 13:1-19:42 - Kebangkitan Yesus dan penampakan diri-Nya
Yoh 20:1-31 - Penutup: suatu penampakan diri lagi di Galilea
Yoh 21:1-25
Ajaran: Yohanes (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Yohanes, orang-orang Kristen mengerti
bahwa Allah mengambil rupa manusia untuk menyelamatkan manusia.
Tujuan
Supaya dengan mengenal isi Kitab Injil Yohanes, orang-orang Kristen mengerti bahwa Allah mengambil rupa manusia untuk menyelamatkan manusia. Dengan demikian diharapkan agar iman mereka semakin dikuatkan dalam mengikuti Yesus, sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.
Pendahuluan
Penulis : Rasul Yohanes.
Tahun : Sekitar tahun 91 sesudah Masehi.
Penerima : Setiap orang percaya.
Isi Kitab: Kitab Injil Yohanes ini terdiri atas 21 pasal. Di dalam Kitab ini Tuhan Yesus disaksikan sebagai Firman yang menjadi manusia, Anak Allah. Karena itu, Injil Yohanes ini langsung menantang setiap pembaca untuk segera mengambil keputusan sendiri, yakni _percaya_ kepada Tuhan Yesus untuk mendapat keselamatan, tetapi jika _menolak_ Tuhan Yesus pasti akan mendapat kebinasaan.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Injil Yohanes
Untuk mengerti keseluruhan Kitab ini, perlu dimengerti tiga kata penting berikut ini.
Tanda Pengajaran tentang "tanda-tanda" ajaib yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, sebagai bukti bahwa Ia adalah Allah yang menjadi manusia
Dalam Injil Yohanes, ada tujuh tanda penting yang dibuat oleh Tuhan Yesus, sebagai bukti bahwa Ia adalah Allah yang menjadi manusia.
Pendalaman
- Bacalah pasal Yoh 2:1-11. Mujizat air diubah menjadi anggur.
- Bacalah pasal Yoh 4:46-54. Tanda mujizat kedua, Tuhan Yesus menyembuhkan ana pegawai yang sakit.
- Bacalah pasal Yoh 5:1-47. Tanda mujizat ketiga, Tuhan Yesus menyembuhkan oran sakit di Bethesda.
- Bacalah pasal Yoh 6:1-14. Mujizat keempat, Tuhan Yesus memberikan makanan kepad 5010 orang dengan lima potong roti kecil dan dua ekor ikan.
- Bacalah pasal Yoh 6:15-21. Tuhan Yesus berjalan di atas air. Ini menunjukkan bahw Ia berkuasa atas alam raya.
- Bacalah pasal Yoh 9:1-14. Tuhan Yesus menyembuhkan orang buta.
- Bacalah pasal Yoh 11:1-57. Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian.
Kesemua tanda ajaib ini hanya bisa dilakukan oleh Allah, karena itu tanda-tanda tersebut membuktikan bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Jadi jika seorang menolak Tuhan Yesus, itu berarti ia menolak Allah. Demikian juga, jika seseorang menerima Tuhan Yesus, ia menjadi anggota keluarga Allah (bacaan Yoh 1:12).
Percaya Pengajaran tentang "percaya" kepada pengakuan Tuhan Yesus tentang dirinya sendiri
Pada dasarnya berita yang dibawa oleh Tuhan Yesus ialah berita tentang diri-Nya sendiri. Dalam Injil Yohanes ini, Tuhan Yesus memberikan tujuh perumpamaan tentang diri-Nya.
Pendalaman
- Bacalah pasal Yoh 6:53,41,48; 14:6. Dalam nats-nats ini Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya adalah sumber kehidupan. Ini berarti seseorang hanya dapat memiliki hidup yang kekal dan berarti kalau ia datang kepada Tuhan Yesus.
- Bacalah pasal Yoh 8:12. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Terang Dunia. Ini berarti Tuhan Yesus sajalah yang dapat memberikan penerangan dalam kehidupan manusia yang berdosa.
- Bacalah pasal Yoh 10:7,9. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Pintu. Ini berarti hanya melalui Tuhan Yesus sajalah seseorang dapat memasuki Sorga.
- Bacalah pasal Yoh 10:11,14. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Gembala. Ini berarti bahwa Tuhan Yesus sajalah yang dapat memelihara dan menjaga kehidupan seseorang.
- Bacalah pasal Yoh 11:25. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Kebangkitan. Ini berarti di dalam diri-Nya tidak ada kematian, atau seseorang yang tidak menginginkan kematian, hanya dapat memperolehnya di dalam Tuhan Yesus.
- Bacalah pasal Yoh 14:6. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup. Ini berarti seseorang yang ingin beribadah kepada Allah, hanya dapat memperoleh kalau orang itu pergi dan datang kepada Tuhan Yesus saja.
- Bacalah pasal Yoh 15:1-8. Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Pokok Anggur yang benar. Ini berarti seseorang (orang percaya) dapat memberikan perbuatan dan kehidupan yang benar di hadapan Allah kalau ia tetap hidup dengan menggantungkan diri kepada Tuhan Yesus.
Hidup Pengajaran tentang "hidup" bagi setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus
Memilih Tuhan Yesus Kristus dan dimiliki oleh-Nya, berarti memiliki Allah dan hidup yang benar.
Pendalaman
- Bacalah pasal Yoh 1:14. Dimanakah hidup ini berada?
- Bacalah pasal Yoh 3:36. Apakah yang didapat orang yang percaya? Dan apakah yang didapat orang yang tidak percaya?
- Bacalah pasal Yoh 5:24. Kemanakah orang yang percaya berpindah?
- Bacalah pasal Yoh 6:40. Apa yang menjadi kehendak Allah?
- Bacalah pasal Yoh 11:25-26. Apakah akibatnya percaya kepada Tuhan Yesus?
II. Penutup
Apakah TANDA-TANDA mujizat yang dibuat oleh Tuhan Yesus, dan pengakuan tentang diri-Nya, telah membuat saudara PERCAYA, bahwa Yesuslah Mesias (juruselamat) supaya oleh imanmu (percayamu) kamu beroleh HIDUP di dalam-Nya (Yohanes 20:30-31). Kalau belum, janganlah ditunda lagi, sekarang adalah waktu yang terbaik bagi anda.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah penulis Injil Yohanes?
- Mujizat apakah yang pertama kali dilakukan oleh Tuhan Yesus?
- Berapakah pengakuan yang dinyatakan Tuhan Yesus tentang diri-Nya?
- Sudahkah saudara mengakui Tuhan Yesus sebagai Allah yang member kehidupan dan memelihara hidup saudara?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara terima setelah mempelajari Inji Yohanes?
Intisari: Yohanes (Pendahuluan Kitab) Firman Allah terakhir kepada manusia
INJIL YANG BERBEDA.Yohanes mempunyai cara pendekatan tersendiri pada kehidupan dan pekerjaan Yesus. Dibandingkan
Firman Allah terakhir kepada manusia
INJIL YANG BERBEDA.
Yohanes mempunyai cara pendekatan tersendiri pada kehidupan dan pekerjaan Yesus. Dibandingkan dengan Injil-injil yang lain, cara penuturan yang panjang lebar tentang apa yang dikatakan Yesus membuat sebagian orang merasa bahwa Yohanes tidak teliti. Sampai beberapa waktu yang lalu banyak ahli percaya bahwa Injil Yohanes adalah yang paling akhir (sekitar tahun 100 M.) yang paling tidak bersifat Yahudi dan bahwa ia menggunakan acuan dari yang lain; ia juga bukan seorang saksi mata dan bahwa semua kata-kata yang ditulisnya bukan benar-benar perkataan Yesus. Dengan demikian, kita diwarisi sekumpulan pemikiran yang menarik tentang Yesus yang ditulis oleh seorang Kristen pada zaman Kekristenan yang mula-mula. Arkeologi telah mengubah pandangan tersebut. Banyak ahli sekarang mengatakan bahwa Yohanes tidak bergantung pada para penulis Injil lainnya, dan bahwa ia mengenal Palestina bagian selatan dengan baik pada masa Yesus, bahwa ia juga seorang saksi mata dan bahwa ia menulis Injilnya sangat awal atau paling tidak, seawal Injil lainnya.
INJIL YOHANES?
Kita tidak dapat menerka dari Injil itu sendiri siapa penulisnya, atau paling tidak siapa yang menyediakan semua bahan tulisan itu. Penulisnya ialah' murid yang dikasihi Yesus' (Yoh 21:20-24, lihat Yoh 13:23-25). Banyak orang dan gereja mula-mula yang mengatakan bahwa penulisnya adalah Yohanes, saudara Yakobus. Walaupun namanya jelas disebut dalam Injil-injil lain, tetapi tidak disebut dalam Injil ini. Lebih dari itu, boleh jadi ia mendapat tempat di sisi Yesus pada saat Perjamuan Malam. Dengan demikian, ia tentu dapat menyampaikan hal-hal yang sangat pribadi secara terperinci tentang bagaimana Yesus berbicara dan bekerja.
MENGAPA IA MENULIS INJIL ITU?
Ia sendiri mengatakan -'supaya kamu percaya bahwa Yesus itu Kristus' (Yoh 20:30, 31). Oleh karenanya, di sini kita tidak hanya mendapatkan suatu biografi, tetapi lebih mendapatkan semacam traktat Injil yang dipersiapkan dengan saksama. Ia menceritakan kepada kita bahwa ia mempunyai bukti-bukti yang dipilihnya secara khusus. Ia hanya memasukkan tujuh mukjizat Yesus, dan biasanya dilanjutkan dengan pembicaraan yang memberi kepada kita arti yang lebih dalam tentang apa yang dikerjakan Yesus. Yohanes mengetengahkan saksi mata-saksi mata satu persatu, dan pada akhirnya pembaca harus mengambil keputusan mengenai Yesus Kristus. Oleh karena inilah maka, walaupun ia mungkin pertama-tama menulis Injilnya untuk orang bukan Yahudi (ia menjelaskan banyak istilah dan adat istiadat Yahudi), semenjak itu Injil ini telah membawa banyak orang untuk percaya kepada Kristus.
TAMBAHAN PADA TAHAP AWAL.
Dalam Injil Yohanes kita membaca salah satu kisah mengenai belas kasihan Yesus kepada seorang pendosa yang paling sering diceritakan, yaitu seorang wanita yang ditangkap karena berzinah (Yoh 7:53-8:11). Anehnya, bagian kisah tadi tidak merupakan bagian dari naskah-naskah tertua dan tidak selalu muncul pada waktu itu. Namun, banyak orang setuju bahwa kisah ini merupakan kejadian yang sungguh terjadi dalam kehidupan Yesus yang diingat, ditulis dan ditambahkan pada Injil Yohanes pada tahun-tahun pertama sesudah penulisan.
Pesan
1. BuktiMenjadi saksi mata di persidangan merupakan tema kunci dalam Injil Yohanes.
Terdapat sejumlah kesaksian dari para saksi mata yang diketengahkan untuk
membuktikan kasus mengenai Yesus adalah Kristus dan Anak Allah.
o Perjanjian Lama: Yoh 1:45; 5:39, 46-47; 8:56, lihat Yoh 3:14; 6:32-35
o Yohanes Pembaptis: Yoh 1:6-8, 15, 19-36; 3:25-30; 5:33-36, lihat Yoh 10:40-42
o Orang banyak: Yoh 4:29, 39; 9:13-33, 38;11:27; 12:9, 17
o Para rasul: Yoh 1:41-46, 49; 15:27; 17:20; 20:24-25, 28, lihat Yoh 1:14; 19:35; 20:30-31; 21:24
o Allah Bapa: Yoh 5:31-32, 37; 8:18, 50, 54; 12:27-28
o Roh Kudus: Yoh 14:26; 15:26; 16:12-15
o Pekerjaan Yesus: Yoh 2:11, 23; 5:36; 9:3, 31-33; 10:25, 37-38; 11:4, 42, 45; 14:11; 20:30-31
o Yesus sendiri, kata-kata dan pernyataan Nya: Yoh 3:11, 32; 8:13-14, 38; 6:35, 48, 51; 8:12; 9:5; 10:7, 10, 14; 11:25; 14:6; 15:1, lihat Yoh 8:58 (Kel 3:14). Lihat
tema-tema kunci.
2. Keputusan.
o Mereka yang menolak Dia: Yoh 1:10-11; 3:11; 4:48; 5:43; 6:36, 64, 66; 12:37, 47-48; 15:19, 24.
Dan alasannya: Yoh 3:19-21; 5:44; 6:37, 44, 65; 8:43-47; 9:39-41; 12:37-43; 18:37.
o Mereka yang menanggapi Dia:
- Dengan melihat dan mendengarkan Dia Yoh 1:14; 6:40, 45; 10:3, 16, 27; 12:45, 47; 14:9; 18:37
- Dengan mempercayai Dia Yoh 1:7, 12; 2:11, 22; 3:16, 18; 5:24; 6:29, 47; 8:24; 9: 35-38; 11:25-27, 40; 13:19; 14:1, 11;16:27, 30; 17:8; 20:8, 29, 31
- Dengan datang untuk mengenal Dia Yoh 6:69; 7:17; 8:19; 10:14; 14;7, 9; 17:3, 25
yang berarti hidup di dalam terang Yoh 1:4- 5, 9; 3:19-21; 8:12; 9:39; 11:9; 12:35-36, 46
dan mempelajari kebenaran Yoh 1:14, 17; 4:23-24; 8:32; 14:6; 17:17; 18:37
- Dengan mengasihi Kristus dan sesama Yoh 13:34-35; 14:15, 21-24; 15:9-10, 12; 21:15-17
yang berarti tinggal di dalam Dia Yoh 15:1-10
Penerapan
1. Kristus adalah Firman Allah yang terakhir kepada umat manusia.Ia menunjukkan kepada kita:
o kebenaran Allah
o kemuliaan Allah
o kasih Allah
dengan kehidupan dan kematian-Nya. Dia adalah jalan satu-satunya untuk kembali
kepada Allah.
2. Tidak bisa tidak kita harus berespons terhadap Dia.
Buktinya adalah nyata:
o Jika kita menolak Dia, hal itu bukan disebabkan karena kita tidak dapat
percaya kepada-Nya - tetapi karena kita tidak mau!
o Jika kita menerima Dia, itu berarti penyerahan sepenuh hati dan ketaatan.
3. Kehidupan kekal dimulai di sIni dan kini. Melalui Roh Kudus Yesus menawarkan
kepada kita:
o kepuasan
o kemerdekaan dari Setan dan dosa
o kemampuan baru
o doa-doa yang dijawab
o sukacita sejati
Apa yang dimulai-Nya sekarang akan disempurnakan-Nya pada waktu Ia datang
kembali.
4. Anda harus menyaksikan iman Anda kepada orang lain.
Walaupun dunia akan membenci Anda seperti dunia telah membenci Yesus, Anda juga
harus menjadi seorang saksi dengan pertolongan Roh Kudus.
Tema-tema Kunci
1. Yesus dan Bapa.
Injil Yohanes penuh dengan hal-hal yang menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Ia terlibat dalam penciptaan, Ia datang ke dalam dunia ini dan ketika Ia naik ke surga, Ia kembali kepada kemuliaan yang adalah hakNya. Gambarkanlah arti semua ini bagi Anda sendiri: Yoh 1:1-18; 3:13, 31, 35; 5:17-23, 26-27, 30; 6:38, 46, 57; 7:16-17, 29; 8:28-29, 38, 42; 10: 15, 29-30, 38; 11:41-42; 12:44-45, 49-50; 13:3, 31-32; 14:7-11, 20, 28, 31; 15:23-24; 16:15, 28, 32; 17:1-2, 4-5, 10-11, 21-23; 20:17.
2. Kematian Kristus bagi orang berdosa.
Lebih daripada yang diceritakan dalam Injil-injil lain, Yohanes memberitahukan kepada kita mengapa Yesus harus mati dan mengenai kasih yang mendorong-Nya untuk rela melakukan itu. Lihat Yoh 1:29, 36; 2:19-22; 3:14-17; 6:51, 53-56; 8:28; 10:11, 15, 18; 11:50-52; 12:24, 27, 32-34; 15:13.
3. Roh Kudus.
o Terdapat lebih banyak uraian mengenai Roh Kudus dalam Injil ini dibandingkan dengan Injil-injil lain. Roh Kudus digambarkan sebagai Pribadi yang akan menggantikan Yesus apabila Ia pergi kepada Bapa. Yoh 1:32-33; 3:5-6, 8, 34; 4:23-24; 6:63; 7:37-39, lihat Yoh 4:13-14; 14:16-17, 25-26; 15:26; 16:7-15; 20:22.
4. Kehidupan kekal.
Inilah yang digambarkan oleh Matius, Markus dan Lukas sebagai Kerajaan Allah. Kehidupan kekal ini dihubungkan dengan kelahiran baru atau kelahiran untuk yang kedua kalinya. Lihat Yoh 1:4, 12-13; 3:3-7, 16, 36; 4:14, 36; 5:21, 24-29; 6:27, 40, 47, 54, 57-58, 68; 10:28; 11:25; 12:25, 50; 17:2-3.
5. Jadwal Allah.
Yohanes memberikan kepada kita gambaran tentang Yesus yang mengendalikan segala sesuatu dari awal sampai akhir. Yesus tahu bahwa Ia sedang mengerjakan suatu rencana induk, oleh karenanya tidak ada sesuatu apa pun, bahkan tidak juga kematian-Nya yang mengejutkan Dia. Pelajarilah ayat-ayat berikut: Yoh 2:4; 7:6-8; 12:23; 13:1; 18:4.
Garis Besar Intisari: Yohanes (Pendahuluan Kitab) [1] PENDAHULUAN Yoh 1:1-51
Yoh 1:1-5Kristus dan penciptaan
Yoh 1:6-18Allah menjadi manusia
Yoh 1:19-34Anak Domba Allah
Yoh 1:35-51Kristus
[
[1] PENDAHULUAN Yoh 1:1-51
Yoh 1:1-5 | Kristus dan penciptaan |
Yoh 1:6-18 | Allah menjadi manusia |
Yoh 1:19-34 | Anak Domba Allah |
Yoh 1:35-51 | Kristus |
[2] UTARA DAN SELATAN Yoh 2:1-4:54
Yoh 2:1-12 | Sekilas pandangan pertama tentang kemuliaan |
Yoh 2:13-25 | Tuhan atas Bait Allah |
Yoh 3:1-21 | Nikodemus menemui Yesus pada malam hari |
Yoh 3:22-36 | Seorang dari atas |
Yoh 4:1-42 | Mesias dan orang yang tersingkir |
Yoh 4:43-54 | Tanda kedua |
[3] SEORANG LUMPUH DI HARI SABAT Yoh 5:1-47
[4] LIMA RIBU ORANG DIBERI MAKAN Yoh 6:1-71
[5] PADA PERAYAAN HARI RAYA PONDOK DAUN Yoh 7:1- 9:41
Yoh 7:1-52 | Air hidup |
Yoh 7:53-8:11 | Perempuan yang berzinah ditangkap |
Yoh 8:12-59 | Terang dunia |
Yoh 9:1-41 | Pemberi penglihatan |
[6] GEMBALA YANG BAIK Yoh 10:1-42
[7] PEMULIH KEHIDUPAN Yoh 11:1-57
[8] PASKAH TERAKHIR Yoh 12:1-50
Yoh 12:1-11 | Kasih Maria |
Yoh 12:20-36 | Biji gandum |
Yoh 12:37-50 | Kesimpulan |
[9] DI RUANG ATAS Yoh 13:1-30
Yoh 13:1-20 | Yesus, hamba |
Yoh 13:21-30 | Yudas, pengkhianat |
[10] SIAP UNTUK PERGI Yoh 13:31-16:33
Yoh 13:31-14:14 | Waktu untuk meninggalkan |
Yoh 14:15-31 | Roh Kudus dijanjikan |
Yoh 15:1-17 | Pokok Anggur yang benar |
Yoh 15:18-16:11 | Kesukaran di dalam dunia |
Yoh 16:12-33 | Janji dan kebingungan |
[11] YESUS BERDOA BAGI MILIK-NYA Yoh 17:1-26
Yoh 17:1-19 | Murid-murid-Nya |
Yoh 17:20-26 | Gereja yang akan datang |
[12] PENANGKAPAN, PENGADILAN, PENYALIBAN Yoh 18:1-19:42
Yoh 18:1-11 | Kekacauan di taman Getsemani |
Yoh 18:12-27 | Menyaksikan sendiri |
Yoh 18:28-19:16 | Gubernur dan Raja |
Yoh 19:17-42 | Mati dan dikuburkan |
[13] KEBANGKITAN Yoh 20:1-21:25
Yoh 20:1-18 | Maria berada di kubur Yesus |
Yoh 20:19-23 | Minggu malam |
Yoh 20:24-31 | 'Tuhanku dan Allahku!' |
Yoh 21:1-14 | Ikan untuk sarapan |
Yoh 21:15-25 | Gembalakanlah domba-domba-Ku |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi