Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Mzm 56:1-13; Mzm 56:5
Jerusalem: Mzm 56:1-13 - Kepercayaan kepada Allah dalam kesusahan Ini nyanyian ratapan dan kepercayaan, Maz 56:4-5,11-12, yang menceritakan kesusahan yang dialami dari pihak musuh, Maz 56:2-3,6-7, dan meminta supaya ...
Ini nyanyian ratapan dan kepercayaan, Maz 56:4-5,11-12, yang menceritakan kesusahan yang dialami dari pihak musuh, Maz 56:2-3,6-7, dan meminta supaya Tuhan melenyapkan musuh itu, Maz 56:8-10; bdk Maz 5:11+. Lalu menyusullah doa syukur, Maz 56:12-13, yang barangkali kemudian ditambahkan untuk keperluan ibadat umat.
Terjemahan lain: memutar-balikkan perkataanku.
Ende -> Mzm 56:1-13
Ende: Mzm 56:1-13 - -- Lagu kepertjajaan pada Jahwe lawan musuh2 (Maz 56:4-5,10-11), jang
memerangi si djudjur dengan lidahnja (Maz 56:2-3,6-7). Jahwe diminta,
agar Ia membi...
Lagu kepertjajaan pada Jahwe lawan musuh2 (Maz 56:4-5,10-11), jang memerangi si djudjur dengan lidahnja (Maz 56:2-3,6-7). Jahwe diminta, agar Ia membinasakan mereka (Maz 56:8-10). Ajat 13-14(Maz 56:12-13) merupakan suatu tambahan untuk ibadat.
Ref. Silang FULL -> Mzm 56:5
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 56:1-7
Matthew Henry: Mzm 56:1-7 - Doa Meminta Tolong Ketika Mengalami Penindasan; Keyakinan kepada Allah
Tampak dari mazmur ini, dan banyak mazmur lainnya, bahwa dalam masa-masa yang tersulit dan menekan sekalipun, Daud tidak pernah menggantungkan harpa...
Tampak dari mazmur ini, dan banyak mazmur lainnya, bahwa dalam masa-masa yang tersulit dan menekan sekalipun, Daud tidak pernah menggantungkan harpanya kecapinya di pohon gandarusa. Dia tidak pernah melepaskan senarnya atau menyimpannya. Sebaliknya, ketika dalam bahaya dan ketakutan terbesar, dia tetap ingin menyanyikan pujian bagi Allah. Dia sedang dalam ancaman bahaya ketika menulis mazmur ini, atau setidaknya ketika merenungkannya. Namun pada saat seperti itu pun renungannya tentang Allah terasa manis.
- I. Daud mengeluh tentang kebencian musuh-musuhnya, dan memohon belas kasihan bagi dirinya dan keadilan dilakukan terhadap mereka (ay. 2-3, 6-8).
- II. Dia percaya kepada Allah, dengan keyakinan bahwa Dia telah bertindak. Dia merasa terhibur, karena dengan demikian maka dia aman dan akan menang, dan selama hidup dia akan memuji Allah (ay. 4-5, 9-14). Betapa bersukacitanya orang Kristen yang baik ketika ia menyanyikan mazmur ini, hatinya penuh syukur kepada Allah atas apa yang akan Dia lakukan, maupun atas apa yang telah Dia kerjakan.
- I. Dia mengeluh kepada Allah tentang kebencian dan kejahatan musuh-musuhnya, untuk menunjukkan apa alasannya dia takut terhadap mereka, dan apa pentingnya serta apa perlunya agar Allah seharusnya tampil melawan mereka (ay. 2): Kasihanilah aku, ya Allah. Permohonan itu mencakup segala hal baik yang menjadi tujuan kita menghampiri takhta kasih karunia. Jika kita mendapatkan belas kasihan di sana, kita mendapatkan segala yang bisa kita inginkan, dan tidak ada lagi yang kita perlukan untuk membuat kita bahagia. Permohonan tersebut juga menyiratkan bahwa seruan permohonan kita yang terbaik pun bukanlah yang mendatangkan belas kasihan Allah yang kaya dan cuma-cuma itu, melainkan belas kasihan-Nya semata. Daud berdoa supaya dia bisa mendapatkan belas kasihan dari Allah, karena dia tidak bisa mendapatkannya dari manusia. Ketika dia melarikan diri dari tangan Saul yang kejam, dia jatuh ke dalam tangan orang Filistin yang bengis. “Tuhan,” katanya, “kiranya Engkau mengasihani aku sekarang, atau aku binasa.” Belas kasihan Allah dapat menjadi tempat tujuan kita melarikan diri, dan belas kasihan-Nya itu dapat kita andalkan. Kita boleh meminta belas kasihan itu di dalam doa dengan iman, ketika kita sedang dikepung dari segala penjuru oleh kesulitan dan bahaya. Daud mengeluh,
- 1. Bahwa musuh-musuhnya sangat banyak (ay. 3): “Banyak orang yang memerangi aku, dan berpikir dapat mengalahkan aku dengan jumlah mereka yang banyak itu. Perhatikanlah ini, Engkau, ya Mahamulia(kjv), dan buatlah ini nyata, ketika mereka bersikap sombong, tunjukkanlah bahwa Engkau lebih mulia daripada mereka.” Tindakan yang menunjukkan kemuliaan adalah datang menolong seseorang yang sedang melawan orang banyak. Dan kalau Allah ada di pihak kita, berapa pun banyaknya orang yang berperang melawan kita, kita boleh bangga, atas dasar yang baik, bahwa ada lebih banyak yang bersama kita. Yaitu, seperti yang dikatakan seorang jenderal besar, “Kita memperhitungkan Dia sebagai berapa banyak orang?”
- 2. Bahwa mereka sangat biadab. Mereka hendak menginjak-injak dia (ay. 2 dan 3; kjv: menelan– pen.). Mereka berusaha memangsa dia, dan tidak akan puas jika belum berhasil. Mereka mengejar dia dengan kegeraman yang dahsyat, seperti binatang pemangsa, yang hendak menyantap habis dagingnya ( 27:2). Manusia hendak menelan dia, padahal mereka makhluk yang serupa dengannya, dan dia mengharapkan sifat kemanusiaan dari mereka. Binatang yang paling buas pun tidak akan memangsa binatang yang jenisnya sama dengan mereka, tetapi orang yang jahat justru sebaliknya akan memangsa orang yang baik jika ia mampu. “Mereka itu manusia, lemah dan rapuh. Buatlah mereka menyadarinya” ( 9:21).
- 3. Bahwa persekutuan mereka sangat kuat (ay. 7): Mereka itu berkumpul (tl). Walaupun jumlah mereka banyak, dan berbeda-beda kepentingan di antara mereka sendiri, namun mereka berkumpul dan bersatu melawan Daud, seperti Herodes dan Pilatus melawan Anak Daud.
- 4. Bahwa mereka sangat kuat, benar-benar terlalu sulit baginya jika Allah tidak membantunya: Mereka memerangi aku (ay. 3), mereka mengimpit aku (ay. 2). Aku hampir dikalahkan dan ditundukkan oleh mereka, sampai hampir mati.
- 5. Bahwa mereka sangat cerdik dan licik (ay. 7): Mereka mengintip (kjv: Mereka bersembunyi– pen.). Mereka menyembunyikan rencana-rencana mereka dengan cerdik, supaya dapat lebih berhasil melaksanakan dan mengusahakannya. Mereka bersembunyi bagaikan seekor singa di dalam liangnya, supaya dapat mengamat-amati langkah-langkahku. Maksudnya, mereka mengamat-amati semua yang aku katakan dan lakukan dengan pandangan yang mencari-cari kesalahan, dengan maksud untuk menemukan sesuatu yang dapat dipakai untuk menuduhku. (Seperti seperti itulah musuh-musuh Kristus mengamat-amati Dia, Luk. 20:20). Atau, mereka mengawasi semua gerak-gerikku, supaya dapat memperoleh kesempatan untuk melakukan sesuatu yang jahat terhadapku, dan dapat mempersiapkan jebakan untukku.
- 6. Bahwa mereka sangat dengki dan jahat. Mereka mereka-reka yang jelek terhadap segala sesuatu yang dikatakannya supaya orang marah kepada dia, walaupun semua itu mengandung maksud yang sangat tulus dan disampaikan dengan sangat bijaksana (ay. 6): “Mereka mengacaukan perkaraku (kjv: memutarbalikkan kata-kataku– pen.), memberikan penekanan yang berlebihan pada kata-kataku, untuk menimbulkan kesan yang berbeda dengan maksud yang sesungguhnya.” Dengan demikian, mereka menuduh dia bersalah dengan perkataannya (Yes. 29:21), dengan tidak menyampaikan perkataannya secara benar kepada Saul dan melebih-lebihkannya, untuk menyulut kemarahan Saul terhadap Daud. Mereka mengerahkan segala upaya mereka untuk menghancurkan Daud. Seluruh pikiran mereka menentang dia dengan maksud jahat, sehingga mereka menafsirkan hal-hal jahat terhadap segala perkataannya.
- 7. Bahwa mereka betul-betul tidak kenal lelah dan tidak pernah bosan. Mereka terus saja mengincar nyawanya. Nyawalah, nyawa yang berharga, yang mereka kejar-kejar. Kematiannya yang mereka inginkan (ay. 7). Setiap hari mereka memerangi dia (ay. 2), menginjak-injak dia (ay. 3; kjv: menelan– pen.), dan mengacaukan perkaranya (ay. 6; kjv: memutarbalikkan kata-katanya– pen.). Kebencian mereka tidak mengenal gencatan senjata atau penghentian tindakan permusuhan sedikit pun. Sebaliknya, mereka terus-menerus mendesak dia. Seperti inilah rasa permusuhan Iblis dan antek-anteknya melawan Kerajaan Kristus dan kepentingan agama-Nya yang kudus. Jika kita mengikatkan diri kepada-Nya dan kepada kepentingan agama-Nya dengan sepenuh hati, maka kita tidak perlu merasa heran jika sampai mendapat perlakuan seperti ini seolah-olah ada hal aneh menimpa kita. Orang-orang terbaik kita telah diperlakukan seperti itu. Demikian juga telah dianiaya nabi-nabi.
- II. Daud mendapatkan keberanian di dalam Allah, dan di dalam janji, kuasa dan pemeliharaan-Nya (ay. 4-5). Di tengah keluhan-keluhannya, dan sebelum dia menyampaikan apa yang ingin dia katakan tentang musuh-musuhnya, dia bersorak-sorai di dalam perlindungan ilahi.
- 1. Tekadnya sudah bulat bahwa Allahlah andalannya. Karena itu, ketika bahaya begitu mengancam dan semua andalannya yang lain gagal: “Waktu aku takut, pada hari ketakutanku, ketika aku merasa sangat ngeri dari luar dan sangat takut dalam hati, maka aku ini percaya kepada-Mu, dan redalah segala ketakutanku.” Perhatikanlah, ada masa-masa yang secara khusus merupakan masa-masa yang menakutkan bagi umat Allah. Pada masa-masa itu, sudah merupakan kewajiban dan kepentingan mereka untuk mempercayai Allah sebagai Allah mereka, dan menjadi sadar siapa itu yang mereka percayai. Ini akan meneguhkan hati dan menjagainya tetap tenang.
- 2. Dia membulatkan hatinya untuk menjadikan janji-janji Allah sebagai pokok puji-pujiannya, dan kita pun sudah sepantasnya melakukan hal yang sama (ay. 5): “Kepada Allah yang kupuji, bukan hanya karena pekerjaan yang telah Dia lakukan, melainkan juga karena firman-Nya yang telah Dia katakan. Aku hendak bersyukur kepada-Nya atas sebuah janji, walaupun janji itu belum digenapi. Kepada Allah, dalam kekuatan-Nya dan oleh pertolongan-Nya, aku akan bermegah dalam firman-Nya dan memegahkan Dia karenanya.” Beberapa orang mengartikan kata firman-Nya sebagai pemeliharaan-Nya, yakni setiap peristiwa yang Dia atur dan tetapkan: “Ketika aku memuji Allah, aku akan memuji Dia atas segala yang Dia lakukan.”
- 3. Dengan dukungan dari Allah, dia akan menentang semua kekuatan yang melawannya: “Ketika kepada Allah aku percaya, aku aman, aku tenang, dan aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku? Mereka cuma manusia, tidak banyak yang bisa mereka lakukan, bahkan tidak dapat melakukan apa pun jika tidak diizinkan oleh Allah.” Sebagaimana kita tidak boleh mengandalkan kekuatan manusia yang berperang untuk kita, demikian pula kita tidak boleh takut terhadap kekuatan manusia yang dikerahkan melawan kita.
- III. Daud sudah bisa melihat dan memperkatakan kejatuhan orang-orang yang berperang melawan dia, termasuk juga semua orang lain yang bermaksud hendak bertahan di dalam dan dengan perbuatan jahat mereka (ay. 8): Apakah mereka dapat luput dengan kejahatan mereka? Mereka berharap dapat luput dari hukuman Allah, karena mereka biasa luput dari hukuman manusia, melalui cara kekerasan, penipuan, dan keahlian melakukan ketidakadilan dan pengkhianatan. Tetapi apakah mereka dapat luput? Tidak, pasti tidak akan luput. Dosa orang-orang berdosa tidak akan pernah melindungi mereka, begitu juga kekurangajaran maupun kemunafikan mereka tidak akan menyelamatkan mereka dari pengadilan Allah. Dalam murka-Nya Allah akan menjatuhkan dan menghalau orang-orang seperti itu (Rm. 2:3). Tidak ada yang naik begitu tinggi atau berdiri begitu teguh, karena keadilan Allah bisa menjatuhkan mereka, baik dari kehormatan maupun kepercayaan diri mereka. Siapakah yang mengenal kekuatan murka Allah, berapa tinggi jangkauannya dan berapa kuat pukulannya?
Doa Meminta Tolong Ketika Mengalami Penindasan; Keyakinan kepada Allah (56:1-8)
Dalam mazmur ini, dengan iman Daud menyerahkan dirinya ke dalam tangan Allah, sekalipun ketika itu dia sudah terjerumus ke dalam tangan orang-orang Filistin akibat ketakutan dan kebodohannya. Ini terjadi ketika mereka menangkap dia di Gat. Saat itu ia melarikan diri ke sana karena takut kepada Saul, lupa pada perselisihannya dengan orang Filistin karena membunuh Goliat. Dan, orang-orang Filistin itu pun memperkarakan dia dengan persoalan tersebut (1 Sam. 21:10-11). Dalam keadaan itu dia mengubah tingkah lakunya, namun wataknya hanya sedikit sekali berubah, seperti tampak ketika dia menulis mazmur ini dan Mazmur 34. Mazmur ini disebut Miktam – sebuah mazmur emas. Beberapa mazmur lain juga disebut demikian, namun yang ini memiliki kekhususan pada bagian judulnya. Mazmur ini berdasarkan Jonath-elem-rechokim, yang artinya merpati bisu di tempat yang jauh(tb: “Merpati di pohon-pohon tarbantin yang jauh”). Beberapa orang mengartikan sebutan ini untuk Daud sendiri, yang ingin memiliki sayap seperti merpati untuk terbang pergi. Dia tidak bersalah dan tidak suka bertengkar, lembut dan sabar, seperti seekor merpati, yang saat itu sedang terhalau dari sarangnya, dari tempat kudus ( 74:3). Dia terpaksa jauh mengembara, untuk mencari tempat berteduh di negeri-negeri yang jauh. Di sana dia seperti burung-burung merpati di lembah-lembah, berduka dan bersedih, namun diam membisu, tidak menggerutu terhadap Allah ataupun mencerca orang-orang yang menyebabkan kesesakannya. Di sini dia merupakan pelambang atau gambaran dari Kristus, yang seperti seekor domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya. Dia menjadi sebuah teladan bagi orang-orang Kristen, yang harus seperti merpati bisu di mana pun mereka berada dan apa pun ketidakadilan yang menimpa mereka.SH: Mzm 56:1-12 - Kasihanilah aku, Ya Allah. (Kamis, 5 Maret 1998) Kasihanilah aku, Ya Allah.
Alkitab mengingatkan bahwa mengandalkan pertolongan manusia adalah perbuatan sia-sia. Sebaliknya mengandalkan pertolongan ...
Kasihanilah aku, Ya Allah.
Alkitab mengingatkan bahwa mengandalkan pertolongan manusia adalah perbuatan sia-sia. Sebaliknya mengandalkan pertolongan Allah adalah tindakan yang tepat dan benar. Mazmur yang dilatarbelakangi kisah pelarian Daud ini memaparkan bahwa seluruh pengalaman gelap yang dialami karena tekanan dan ancaman Saul telah menimbulkan rasa takut dan cemas yang bertubi-tubi dalam dirinya. Dalam ketakberdayaan, manusia bisa saja mendapat perlakuan tidak manusiawi dari sesamanya. Permohonan "kasihanilah aku, ya Tuhan!" adalah satu-satunya pilihan bagi orang beriman karena tidak ada yang mengasihi kita seperti Allah.
Ketakutan yang wajar. Pengalaman Daud membuktikan bahwa takut yang dialaminya itu adalah wajar. Ketakutan yang dialaminya bukanlah gejala sakit jiwa, tetapi reaksi wajar yang akan muncul pada setiap orang yang berada dalam kondisi terancam. Rasa takut yang dialami Daud dapat juga dialami oleh semua orang, Hanya saja takut yang dialami Daud telah membuatnya mengenal benar kedalaman-kedalaman akar imannya.
Renungkan: Tidak mungkin kita mengerti apa arti percaya kecuali melalui pengalaman yang memaksa kita menghadapi fakta bahwa hanya Tuhan satu-satunya yang dapat dipercayai dan diharapkan.
SH: Mzm 56:1-13 - Biarkan aku berdiam diri seperti merpati (Selasa, 2 Oktober 2001) Biarkan aku berdiam diri seperti merpati
Keterangan pembuka syair ini memberi petunjuk tentang latar
belakang masa kembara Daud di Gat, ketika ia me...
Biarkan aku berdiam diri seperti merpati
Keterangan pembuka syair ini memberi petunjuk tentang latar belakang masa kembara Daud di Gat, ketika ia merasa sangat takut kepada Akhis, raja kota Gat (ayat 1Sam. 21:13; 22:1). Isi curahan hati Daud kepada Allah ini disusun menjadi dua bagian besar, yakni sebait pengulangan (ayat 5, 11, 12) dan sebuah konklusi ringkas (ayat 13, 14).
Ketika pemazmur mengadu kepada Tuhan terlihat bahwa Allah berada di antara orang-orang yang tertindas dan orang-orang yang menghimpit dia dengan segala keangkuhan mereka (ayat 2, 3). Pemazmur mengalami dilema jiwa yang tercetus seolah bertentangan di dalam pernyataan: aku takut...aku tidak takut (ayat 4, 5, 12). Namun pergumulan sukma ini diatasi dengan kesadaran bahwa firman Allah tidak pernah gagal. Di dalam himpitan para musuhnya Daud memohon agar murka Allah yang adil itu meruntuhkan cemooh keangkuhan serta perilaku kesombongan orang Filistin (ayat 6-8). Di dalam penantiannya akan intervensi Allah, Daud bersikap seperti merpati yang jinak. Di tengah penganiayaan Saul, ia berdiam diri dan tetap sabar. Ia percaya bahwa Allah mengenal segala jalan yang menimpa kehidupannya (ayat 9).
Setelah pemazmur dengan leluasa menyatakan isi batinnya, kini benak Daud meluap dengan ucapan syukur karena kebaikan Tuhan. Ia ingat akan nazarnya, bahkan lebih dari itu ia boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan (ayat 13, 14).
Sama seperti merpati jinak (ayat 1) yang mengumpulkan kekuatan di dalam ketenangan jiwa, orang beriman pun dapat menyediakan diri untuk menulis atau melantunkan sebuah ode sakral. Sepanjang perjalanan hidup yang penuh dengan nuansa kejadian, kita membutuhkan belas kasihan Allah. Bila kita menyetujui hal ini, kita harus menaruh harapan kita hanya di atas pundak-Nya yang memberi proteksi penuh kepada kita. Kekuatan dalam kegalauan kita dapatkan dalam ketenangan diri bersama-Nya.
Renungkan: Wahai saudara, pernahkah kita membiarkan diri kita berdiam diri seperti merpati tatkala kita dikejar-kejar oleh musuh yang melontarkan fitnah, perseteruan, ancaman, dan amarah walaupun kita tidak bersalah? Apakah langkah pertama kita mengadu adalah berlari kepada atasan, aparat keamanan, dan lembaga pengadilan? Cobalah berdiam diri sambil menghayati sebuah pujian, mazmur, atau firman- Nya.
SH: Mzm 56:1-13 - Allah yang meluputkan! (Kamis, 10 Juni 2004) Allah yang meluputkan!
Dalam Mazmur 55 kita mendapat kesan bahwa Daud berada dalam kondisi
yang sangat tertekan. Namun dalam mazmur ini kesan it...
Allah yang meluputkan!
Dalam Mazmur 55 kita mendapat kesan bahwa Daud berada dalam kondisi yang sangat tertekan. Namun dalam mazmur ini kesan itu telah berubah dengan suatu sikap yang lebih percaya dan lebih yakin akan pertolongan Allah. Perhatikanlah beberapa kali Daud mengungkapkan keyakinan sekaligus kepercayaannya kepada Allah. Misalnya, "Aku ini percaya kepada-Mu"(ayat 4), "Firman-Nya kupuji" (ayat 5,11), "Kepada Allah aku percaya" (ayat 5,12), "Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku" (ayat 6b, 12b). Ungkapan-ungkapan ini menunjukkan bahwa ia telah menang atas persoalan yang dihadapinya.
Judul di ayat 1 menyebutkan bahwa mazmur ini adalah suatu refleksi atas pengalaman Daud ketika ia ditangkap oleh orang Filistin (lihat 1 Samuel 21:10-15). Waktu itu Daud berada dalam posisi terjepit. Karena setelah lepas dari kejaran Saul, ia ditangkap oleh pegawai-pegawai Akhis, raja kota Gat, musuh orang Israel. Ibarat ungkapan: lepas dari mulut singa masuk ke dalam mulut harimau. Situasi yang gawat seperti itu tidak membuat Daud kehilangan percayanya kepada Allah (ayat 12). Pada akhirnya toh ia terlepas dari tangan musuh-musuhnya. Walaupun kelepasannya disertai dengan berpura-pura gila (ayat 1 Samuel 21:13-15), namun ia berkeyakinan bahwa Allahlah yang melepaskannya (ayat 14). Tanpa campur tangan Allah, Daud yakin bahwa Akhis tidak akan begitu mudah menolak laporan para pegawainya.
Sebagai respons Daud atas penyelamatan Allah atas dirinya, Daud pun melaksanakan nazarnya dan membayar dengan korban syukurnya kepada Allah (ayat 13). Kita tidak tahu apa nazar Daud itu, tetapi yang pasti hidup Daud seterusnya dijalaninya dengan setia mengikut Dia dan dengan sukacita melayani-Nya.
Renungkanlah: Saat-saat Anda sudah kepepet, terjepit, dan tanpa asa, percayalah Allah tidak meninggalkan Anda. Berserulah, dan lihatlah pertolongan-Nya datang!
SH: Mzm 56:1-13 - Menghadapi Musuh (Kamis, 2 Juli 2009) Menghadapi Musuh
Pernahkah Anda merasa terancam karena tindakan orang pada Anda?
Bagaimana sikap Anda pada saat itu?
Daud pernah merasa teran...
Menghadapi Musuh
Pernahkah Anda merasa terancam karena tindakan orang pada Anda? Bagaimana sikap Anda pada saat itu?
Daud pernah merasa terancam dan teraniaya. Perhatikan gambaran serangan yang dia hadapi: diinjak-injak, diperangi, dan juga diimpit (ayat 2-3). Para musuh mengintai Daud, memburu dia seolah mengincar nyawanya (ayat 6-7). Betapa kuat musuh yang dihadapi Daud. Ia bagai tak berdaya menghadapi mereka. Tak heran bila ia merasa takut (ayat 4).
Bagaimana Daud mengatasi situasi yang begitu menekan? Satu-satunya pertolongan yang dia harapkan adalah Allah. Ia yakin pada kuasa Allah yang akan melindungi dia (ayat 4-5). Sebab itu ia memohon belas kasihan Allah agar menolong dia. Bila menghadapi Allah, tentu para penindas tersebut akan seperti macan ompong. Terlihat menakutkan, tapi tak punya kemampuan mematikan. Sebab itu Daud mengharapkan keadilan Allah (ayat 8-10) yang akan meluputkan dia dari bahaya (ayat 14). Dan ketika itu terjadi, Daud memuji-muji Allah karena telah melepaskan dia dari musuh dan melindungi dia dari bahaya. Oleh karena itu Daud berjanji akan memberikan persembahan syukur kepada Allah (ayat 11-13).
Sebagai orang percaya yang harus hidup damai dan mengusahakan perdamaian dengan semua orang, kita tentu tidak mengharapkan adanya musuh. Namun keberpihakan kita pada Allah bukan tidak mungkin akan memperhadapkan kita pada musuh-musuh iman kita. Bagaimana menghadapi hal itu? Melihat pengalaman Daud, kita dapat meyakini Allah yang akan melawan orang-orang yang bermaksud jahat terhadap kita. Rasa takut mungkin saja akan muncul dan kemudian melahirkan rasa panik. Belajar dari Daud, jangan biarkan rasa takut menguasai kita. Marilah kita memandang pada Allah yang akan melepaskan kita. Hadapilah musuh iman dengan keyakinan bahwa Penolong kita adalah Tuhan yang memiliki kuasa di atas segala kuasa, dan musuh-musuh iman kita tidak akan pernah berhasil melampaui kuasa Allah. Kiranya pemahaman ini menguatkan iman kita.
SH: Mzm 56:1-13 - Kepada Allah aku percaya (Minggu, 1 April 2012) Kepada Allah aku percaya
Daud termasuk salah seorang tokoh Alkitab yang kenyang dengan berbagai penderitaan karena musuh. Saat belum menjadi raja, ia...
Kepada Allah aku percaya
Daud termasuk salah seorang tokoh Alkitab yang kenyang dengan berbagai penderitaan karena musuh. Saat belum menjadi raja, ia dikejar-kejar oleh raja Saul yang ingin membunuhnya. Saat telah menjadi raja, kekisruhan menimpa keluarganya, dan ia hendak dibunuh oleh putra kandungnya sendiri. Mazmur ini digubah untuk mengingat pertolongan Tuhan saat Daud sedang dikejar Saul dan hendak ditangkap raja Akhis dari Gat (1Sam. 21).
Daud pasti sangat ketakutan. Dikepung musuh, tanpa daya. Hal itu nampak pada seruannya (2-3, 6-7). Namun justru di saat ia tidak berdaya, Daud berseru kepada Tuhan dan mengangkat hatinya kepada-Nya. Maka muncullah seruan iman yang sampai diulang, "...kepada Allah aku percaya, aku tidak takut..." (5, 11-12). Seruan iman ini mengubah perasaan Daud dari ketakutan menjadi berpengharapan. Daud tahu, Tuhan peduli kepadanya (9). Oleh karena itu, Daud tahu bahwa musuh tidak dapat menyakitinya (10). Oleh karena keyakinan yang kuat tersebut, Daud berani bernazar dan memastikan diri akan membayar nazar tersebut (13-14). Kita tidak tahu apa isi nazar Daud, tetapi kita bisa meyakini bahwa apa pun isi nazar itu, Daud pasti menepatinya.
Kalau Anda saat ini sedang mengalami bertubi-tubi masalah mendera, satu persatu persoalan menerpa, dan Anda sepertinya ada di tepi jurang kehidupan, janganlah Anda sampai menyerah. Angkatlah hatimu dan suaramu kepada Tuhan Yesus. Dia sudah pernah mengalami penderitaan bahkan yang jauh lebih dahsyat daripada yang dialami Daud atau siapa pun di muka bumi ini. Saat Anda menaruh harap hanya kepada-Nya, Dia akan bertindak memberikan kekuatan baru pada Anda (Yes. 40:31) dan juga memukul mundur semua musuh yang berniat jahat kepada Anda. Waktu Anda takut, katakan "Aku ini percaya kepada-Mu...Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"
SH: Mzm 56:1-13 - Bersyukur dalam Kesesakan (Minggu, 31 Januari 2016) Bersyukur dalam Kesesakan
Sejak dari muda Daud berada dalam kesesakan. Bahkan ia tidak dapat tinggal tenang di satu tempat karena dirinya dikejar-kej...
Bersyukur dalam Kesesakan
Sejak dari muda Daud berada dalam kesesakan. Bahkan ia tidak dapat tinggal tenang di satu tempat karena dirinya dikejar-kejar musuh. Daud yang saat itu berada dalam penahanan Filistin menaikkan permohonan kepada Allah.
Dalam teks ini, pemazmur memakai perbandingan antara Allah yang Mahakuasa dengan musuhnya yang adalah manusia lemah (1-2). Tekanan dan serangan dari musuh dialaminya tanpa henti. Sering ia dan pembicaraannya menjadi bahan serangan mereka. Dengan angkuhnya mereka berbuat jahat kepada Daud dan ingin membunuhnya (3, 6-7). Walau begitu, Daud memiliki kepercayaan kepada Allah melalui perenungan firman-Nya. Ini membuat Daud tidak tenggelam dalam ketakutannya. Dia yakin para musuhnya tidak dapat berbuat apa-apa karena Allah besertanya (5, 10-12). Daud juga percaya akan keadilan Allah atas mereka yang berbuat jahat (8). Allah melihat segala kesesakan yang menimpa Daud. Ia juga menghitung segala kesedihan hati Daud. Tetesan air matanya bagaikan air yang ditaruh di wadah penyimpanan (9). Keyakinan bahwa Tuhan pasti menolong membangkitkan sukacita Daud. Sukacita itu diwujudkannya dalam nazar dan kurban syukur kepada Allah. Dalam perjalanan hidupnya, Daud menyadari bahwa Tuhan berulang kali menolongnya sehingga dia dapat menikmati kehidupan di hadapan Allah (13-14).
Belajar dari hidup Daud, Tuhan mengingatkan bahwa kehidupan orang yang berkenan di hadapan-Nya tidak lepas dari kesesakan dan penganiayaan. Meski begitu, ingatlah bahwa Tuhan melihat setiap tetesan air mata. Ini memperlihatkan bahwa Tuhan peduli dan akan memberi kemenangan iman kepada kita. Marilah kita bersabar dalam menghadapi penderitaan. Hendaklah kita senantiasa bersukacita dan mengucap syukur kepada-Nya. Dengan ini, kita dapat memahami kehendak Tuhan di balik penderitaan.
Tetap percaya kepada Tuhan dalam situasi sesulit apapun. Renungkan firman-Nya dan bergembiralah karena Tuhan ada di pihak kita. [JH]
SH: Mzm 56:1-13 - Allah yang Kupercaya (Rabu, 30 Oktober 2019) Allah yang Kupercaya
Kita membutuhkan iman yang besar saat menantikan pertolongan Tuhan. Alkitab membuktikan bahwa penantian orang beriman tidak pern...
Allah yang Kupercaya
Kita membutuhkan iman yang besar saat menantikan pertolongan Tuhan. Alkitab membuktikan bahwa penantian orang beriman tidak pernah berakhir sia-sia. Usaha memercayai Tuhan akan selalu berujung manis.
Daud ditangkap oleh orang Filistin di Gat. Saat itu, ia tengah melarikan diri. Ia sedang mencari tempat perlindungan dari kejaran Saul beserta tentaranya. Ini seperti keluar dari kandang singa, masuk ke mulut buaya. Daud merasa tidak ada tempat aman baginya.
Ayat 2-5 berisi permohonan Daud akan pertolongan Allah. Sebab, ke mana pun dia pergi selalu saja ada musuh yang memeranginya. Akan tetapi di saat yang sama, ia tetap percaya bahwa Allah tidak pernah meninggalkannya. Keyakinan ini menghilangkan rasa takutnya. Karena itulah ia berkata, "Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" Bagi Daud, orang yang berbuat jahat kepadanya akan mendapat balasan dari Allah. Sebab, Allah tahu kesusahan yang dialaminya dan Ia adalah Allah yang adil (8, 10). Pertolongan baginya belum datang secara nyata. Namun, imannya mengatakan bahwa pertolongan dari Allah sedang datang bahkan sudah datang (14). Setelah kesusahannya lewat, ia akan membayar nazarnya kepada Allah (13).
Jika berada pada posisi Daud, pasti kita tidak mudah untuk tetap percaya kepada Allah. Belum selesai satu masalah, muncul lagi masalah lain telah mengintip di depan pintu. Berbagai masalah itu siap mendesak masuk dan menggerogoti jiwa kita.
Akan tetapi, dari peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan itulah kita akan melihat Allah. Kita akan melihat bagaimana Allah bekerja, mengenali-Nya, dan belajar untuk tetap percaya. Perjalanan ini memang tidaklah mudah sebab kepercayaan penuh kepada Allah memerlukan sebuah proses panjang. Rasa percaya kepada Allah bertumbuh lewat pengenalan kita akan Dia, baik melalui firman-Nya atau dari pengalaman bersama Dia.
Doa: Tuhan, bawa kami untuk lebih mengenal-Mu agar kami semakin tahu siapa Allah yang kami percaya. [IT]
Utley -> Mzm 56:1-7
Utley: Mzm 56:1-7 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 56:1-71 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Merpati di pohon-pohon tarbantin yang jauh. Miktam dari Daud, ketika orang Fi...
NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 56:1-7
1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Merpati di pohon-pohon tarbantin yang jauh. Miktam dari Daud, ketika orang Filistin menangkap dia di Gat. (56-2)Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang-orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan mengimpit aku! 2(56-3)Seteru-seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari, bahkan banyak orang yang memerangi aku dengan sombong. 3(56-4)Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; 4(56-5)kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya. aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku? 5(56-6)Sepanjang hari mereka mengacaukan perkaraku; mereka senantiasa bermaksud jahat terhadap aku. 6(56-7)Mereka mau menyerbu, mereka mengintip, mengamat-amati langkahku. seperti orang-orang yang ingin mencabut nyawaku. 7(56-8)Apakah mereka dapat luput dengan kejahatan mereka? Runtuhkanlah bangsa-bangsa dengan murka-Mu, ya Allah!
Mazm 56:1-7 "Kasihanilah" IMPERATIVE ini (BDB 335, KB 334) memmulai banyak Mazmur (lih. Mazm 4:1; 6:2; 51:1; 57:1 [dua kali]; Mazm 86:3; 123:3 [dua kali]) dan ini muncul pada banyak yang lain (lih. Mazm 9:13; 25:16; 26:11; 27:7; 30:10; 31:9; 41:4,10; 86:16; 119:29,58,132). Hal ini sering dikaitkan dengan
- 1. pembebasan dari musuh-musuh
- 2. pengampunan dosa
Dalam Mazmur ini doanya adalah karena alasan # 1. Perhatikan bagaimana pemazmur menggambarkan musuh- musuhnya (ayat Mazm 56:1-2).
- 1. menginjak-injak (atau "membuat terengah-engah," konsonan yang sama) dia, ay. Mazm 56:2 - BDB 983 II, KB 1375, Qal PERFECT, lih. ay. Mazm 56:3; Mazm 57:3; Yeh 36:3; Am 8:4
- 2. memerangi aku dengan sombong, ay. Mazm 56:2 - BDB 535, KB 526, Qal PARTICIPLE
- 3. mengacaukan (har. "menyusahkan" dia) perkaranya, ay. Mazm 56:5 - BDB 780, KB 864, Piel IMPERFECT
- 4. mereka bermaksud jahat terhadap dirinya, ay. Mazm 56:5 - tidak ada KATA KERJA
- 5. menyerbu (lit. "membangkitkan perselisihan"), ay. Mazm 56:6 - BDB 158, KB 184, Qal IMPERFECT, lih. Mazm 59:3; 140:3
- 6. mengintip (lit. "menyembunyikan"), ay. Mazm 56:6 - MT memiliki Hiphil IMPERFECT, Qal IMPERFECT Qere dari BDB 860, KB 1.049
- 7. mengamat-amati langkahnya (har. "tumit"), ay. Mazm 56:6 - BDB 1036, KB 1581, Qal IMPERFECT (yaitu, sehingga menemukan waktu dan tempat untuk menyerang), lih. Mazm 71:10
- 8. ingin mencabut nyawanya, ay. Mazm 56:6 - BDB 875, KB 1082, Piel PERFECT, lih. Mazm 119:95
Mazm 56:1 "sepanjang hari" Perhatikan bahwa ungkapan untuk serangan terus-menerus ini digunakan dalam ayat Mazm 56:1,2,5.
Pemazmur berharap untuk suatu hari nanti (lih. ay. Mazm 56:3) ketika musuh-musuhnya akan berbalik, ay. Mazm 56:9a. Dalam Alkitab "hari" dapat merujuk
- 1. penghakiman temporal
- 2. penghakiman eskatologis
Lihat Topik Khusus: Hari Itu di Mazm 11:4b.
Tepi NASB "orang yang melawan."
- NRSV "seteru."
- TEV "musuh."
- JPSOA "lawan."
- REB "penyerang.
MT memiliki Qal ACTIVE PARTICIPLE dari KATA KERJA "melawan" (BDB 535, KB 526). Kelompok yang sama ini disebut "orang-orang" (yaitu, orang-orang yang lemah, BDB 60).
Mazm 56:2 "sombong" MT memiliki KATA BENDA "tinggi" (BDB 928). Ini diterjemahkan dalam dua cara.
- 1. arogansi dari lawan-lawan, NASB, NIV
- 2. bagian dari gelar bagi Allah
- a. "Maha Tinggi," LXX, NKJV, NRSV, REB
- b. "Tuhan Yang Mahakuasa," TEV
- c. "Yang Ditinggikan," JPSOA
Mazm 56:3 Ayat Mazm 56:3 adalah sebuah tema berulang, diulang dalam ayat Mazm 56:4,11.
- 1. aku takut - 431 BDB, KB 432, Qal IMPERFECT
- 2. aku ini percaya kepada-Mu - BDB 105, KB 120, Qal IMPERFECT, lihat catatan di Mazm 4:5
- 3. aku tidak akan takut, ay. Mazm 56:4,11, lih. Mazm 112:7-8; 118:6
Mazm 56:4 "kepada Allah, yang firman-Nya kupuji," Perhatikan ini diulang dalam ayat Mazm 56:10 dengan suatu cara paralel di mana Elohim dan YHWH terhubung.
Kata "firman" (BDB 182) adalah sejajar dengan "sumpah-Mu" (BDB 623), ay. Mazm 56:12. Ada banyak istilah yang digunakan untuk mengkarakterisasikan wahyu YHWH. Lihat Topik Khusus pada Mazm 1:2.
□ "Apakah yang dapat dilakukan manusia (har. ‘daging’) terhadap aku?" Sentimen yang sama ini dinyatakan dalam Mazm 118:6 dan dikutip dalam Ibr 13:6. Konsep ini juga terlihat dalam kaitannya dengan kekuatan rohani dalam Rom 8:31,35-39.
Mazm 56:7 Karena serangan setan dan berkelanjutan ini pemazmur meminta Tuhan untuk bertindak dalam penghakiman terhadap musuh-musuhnya.
- 1. usir mereka keluar (har. "Apakah mereka dapat luput dengan kejahatan mereka?," NKJV) - BDB 812, KB 930, Piel IMPERATIVE
- a. KATA KERJA ini berarti "melepaskan," lih. Mazm 17:13; 18:3, jadi di sini harus menjadi pertanyaan atau terjemahannya harus menambahkan negatif dengan perbaikan terhadap "kejahatan" (REB, LXX)
- b. Mungkinlah juga untuk mengubah "pembebasan," BDB 812, טלפ, menjadi "menimbang," BDB 814, סלפ
- 2. Runtuhkanlah bangsa-bangsa - BDB 432, KB 434, Hiphil IMPERATIVE, lih. Mazm 55:23. Cukuplah mengejutkan bahwa "bangsa-bangsa," yang biasanya digunakan kelompok kebangsaan (NEB, REB), digunakan di sini. Ada beberapa teori.
- a. ini adalah sebuah Mazmur kerajaan dan menunjuk pada bangsa-bangsa lain
- b. ini adalah seorang Israel / Yudea yang hidup di kalangan orang asing
- c. hanya sekedar cara merujuk pada musuh-musuhnya yang bertindak seperti bangsa non-perjanjian
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.