Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Mzm 36:1-12
Jerusalem: Mzm 36:1-12 - Kefasikan orang berdosa dan kasih setia Allah Mazmur ini terdiri atas dua bagian yang mungkin aselinya tersendiri. Bagian pertama, Maz 36:2-5, menggambarkan kefasikan manusia, sedangkan bagian ked...
Mazmur ini terdiri atas dua bagian yang mungkin aselinya tersendiri. Bagian pertama, Maz 36:2-5, menggambarkan kefasikan manusia, sedangkan bagian kedua, Maz 36:5-12, memuliakan kebaikan dan kemurahan Tuhan. Nyanyian ini penuh dengan bahasa kiasan.
Ende -> Mzm 36:1-12
Ende: Mzm 36:1-12 - -- Mazmur ini terdiri atas dua bagian. Jang pertama (Maz 36:2-3)
melukiskan kedjahatan manusia sedangkan bagian kedua (Maz 36:5-12)
memuliakan kebaikan d...
Mazmur ini terdiri atas dua bagian. Jang pertama (Maz 36:2-3) melukiskan kedjahatan manusia sedangkan bagian kedua (Maz 36:5-12) memuliakan kebaikan dan kemurahan Tuhan. Mazmur ini penuh2 dengan bahasa kiasan.
Ref. Silang FULL -> Mzm 36:5
Ref. Silang FULL: Mzm 36:5 - ke langit, setia-Mu // ke awan · ke langit, setia-Mu: Mazm 89:2; 119:90
· ke awan: Mazm 57:11; 71:19; 89:3; 103:11; 108:5
· ke langit, setia-Mu: Mazm 89:2; 119:90
· ke awan: Mazm 57:11; 71:19; 89:3; 103:11; 108:5
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 36:5-12
Matthew Henry: Mzm 36:5-12 - Kebaikan Allah yang Luar Biasa; Kebaikan Allah terhadap Umat-Nya; Doa, Syafaat, dan Kemenangan Kebaikan Allah yang Luar Biasa; Kebaikan Allah terhadap Umat-Nya; Doa, Syafaat, dan Kemenangan Daud (36:6-13)
Setelah meratapi kejahatan orang-orang...
Kebaikan Allah yang Luar Biasa; Kebaikan Allah terhadap Umat-Nya; Doa, Syafaat, dan Kemenangan Daud (36:6-13)
Setelah meratapi kejahatan orang-orang durhaka yang ada di sekelilingnya, di sini Daud mengarahkan pandangannya ke atas dan merasa lega melihat kebaikan Allah, sesuatu yang begitu menyenangkan dan mampu menyeimbangkan semua kegalauan yang dia rasakan sebelumnya. Perhatikanlah:- I. Perenungannya mengenai anugerah Allah. Dia melihat dunia ini telah tercemar, dirinya sendiri terancam bahaya, dan Allah tidak lagi dihormati, oleh pelanggaran orang-orang jahat. Akan tetapi, tiba-tiba dia mengalihkan mata, hati, dan perkataannya kepada Allah saja. “Apa pun yang terjadi, Engkau tetap baik.” Di sini dia mengakui,
- 1. Kemahasempurnaan kodrat ilahi. Di antara umat manusia, kita sering kali memiliki alasan untuk mengeluh, Tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih (Hos. 4:1), tidak ada keadilan dan tidak ada kebenaran(Yes. 5:7). Akan tetapi, semua itu dapat ditemukan tanpa cela di dalam Allah. Apa pun yang terhilang atau lenyap di dunia ini, kita tetap bisa merasa yakin bahwa tidak ada yang hilang atau lenyap di dalam Dia yang menguasai dunia ini.
- (1) Dia adalah Allah dengan kebaikan yang tiada berkesudahan: Ya TUHAN, kasih-Mu sampai ke langit. Jika manusia menutup pintu belas kasihan mereka, kita tetap akan menemukan belas kasihan pada takhta anugerah Allah. Saat manusia merancangkan kejahatan melawan kita, Allah tetap akan memikirkan hal-hal yang baik bagi kita, jika kita berpegang teguh kepada-Nya. Di bumi ini kita hanya menemukan sedikit kepuasan dan banyak kegelisahan serta kekecewaan. Tetapi di sorga, di mana belas kasihan Allah berkuasa dengan sempurna dan untuk selama-lamanya, melulu hanya ada kepuasan. Karena itu, jika kita ingin merasa nyaman, biarlah percakapan kita selalu mengarah ke sana, dan biarlah kita selalu mendambakan untuk berada di sana. Seberapa pun buruknya dunia ini, janganlah kita sampai berpikiran yang buruk-buruk mengenai Allah atau pemerintahan-Nya. Sebaliknya, oleh karena banyaknya kejahatan di antara manusia, biarlah kita mempergunakan kesempatan untuk merenungkan kemurnian Allah dan mengagumi kesabaran-Nya dalam mengampuni dosa, sehingga Dia terus bersabar terhadap orang-orang yang menentang-Nya, bahkan, tetap mengirim sinar matahari dan hujan bagi mereka. Jika belas kasih Allah tidak sampai ke langit (artinya, jauh melampaui belas kasihan makhluk ciptaan lainnya), maka pastilah sedari dulu Dia telah membenamkan dunia ini lagi (Yes. 55:8-9; Hos. 11:9).
- (2) Dia adalah Allah dengan kebenaran yang tidak dapat disanggah lagi: setia-Mu sampai ke awan. Meskipun Allah bersabar terhadap orang-orang jahat yang melakukan banyak sekali kekejian, Dia tetap dan akan selalu teguh mengenai ancaman-Nya tentang dosa, dan akan tiba saatnya bagi Dia untuk meminta pertanggungjawaban mereka. Dia juga setia terhadap kovenan yang dibuat-Nya dengan umat-Nya, yang tidak dapat dilanggar. Tidak setitik pun atau senoktah pun dari janji-janji-Nya dapat dihapuskan oleh semua kejahatan dunia dan neraka. Hal ini menjadi penghiburan besar bagi semua orang benar, yaitu, meskipun manusia berlaku tidak setia, Allah tetap setia. Manusia memperbincangkan kesia-siaan, tetapi firman Tuhan merupakan sabda yang kudus. Tidak seperti kesetiaan manusia, kesetiaan Allah membumbung begitu tinggi sampai tidak dapat berubah-ubah karena cuaca, sebab kesetiaan-Nya menggapai langit (begitulah yang diartikan sebagian orang), mengatasi awan-awan dan melampaui segala perubahan di tempat-tempat yang terletak di bawahnya.
- (3) Dia adalah Allah dengan keadilan dan kebenaran yang tak terbantahkan: Keadilan-Mu adalah seperti gunung-gunung Allah, tidak tergoyahkan dan teguh, menjulang dan nyata di hadapan seluruh dunia, sebab tidak ada lagi kebenaran lain yang begitu pasti dan jelas seperti ini, yaitu bahwa Tuhan itu benar dalam segala jalan-Nya, dan bahwa Dia tidak pernah dan tidak akan pernah berlaku salah terhadap segala ciptaan-Nya. Bahkan saat awan dan kekelaman ada di sekeliling Dia pun, keadilan dan hukum tetap menjadi tumpuan takhta-Nya( 97:2).
- (4) Dia adalah Allah dengan hikmat dan rancangan yang tidak terselami: “Hukum-Mu bagaikan samudera raya yang hebat, tidak dapat dimengerti dengan segala daya dan cara pemahaman yang terbatas.” Sebagaimana kuasa-Nya mutlak menguasai segalanya, yang tidak wajib Ia terangkan kepada kita, begitu pula cara kerja-Nya selalu istimewa dan penuh misteri, yang tidak dapat kita pahami: Jalan-Mu melalui laut dan lorong-Mu melalui muka air yang luas. Kita tahu bahwa Dia melakukan segala sesuatu dengan bijak dan baik. Namun, apa yang diperbuat-Nya, kita tidak tahu sekarang. Tetapi akan tiba saatnya bagi kita untuk mengetahui semua itu.
- 2. Pemeliharaan dan kebaikan hati yang sungguh luas dari Sang Pemelihara yang ilahi: “Manusia dan hewan Kauselamatkan, bukan saja dengan melindungi mereka dari kejahatan, tetapi juga dengan menyediakan segala sesuatu yang diperlukan untuk menunjang hidup mereka.” Sekalipun hewan tidak memiliki kemampuan untuk mengenal dan memuji Allah, mereka tetap dipelihara dengan penuh kasih sayang. Mata mereka menantikan Dia, dan Dia pun menyediakan makanan bagi mereka pada waktu yang tepat. Jadi, kita tidak usah heran bila melihat Allah menyediakan makanan bagi manusia yang jahat, sebab binatang liar pun Ia beri makan. Dan janganlah kita takut, sebab terlebih lagi Dia akan menyediakan kebutuhan orang benar dengan baik. Dia yang memberi makan singa-singa muda tidak akan pernah membiarkan anak-anak-Nya sendiri kelaparan.
- 3. Kebaikan istimewa Allah bagi para orang kudus.
- Perhatikanlah:
- (1) Sifat mereka (ay. 8). Orang-orang yang terpesona dengan keindahan kasih setia Allah berlindung dalam naungan sayap-Nya.
- [1] Kasih setia Allah sungguh berharga bagi mereka. Mereka menikmatinya. Mereka mengecap rasa manisnya yang tak terlukiskan. Mereka mengagumi keindahan dan kebaikan Allah lebih dari apa pun juga di dunia ini. Tidak ada lagi yang lebih menyenangkan dan menarik hati. Orang-orang yang tidak mengagumi kasih setia-Nya berarti tidak mengenal-Nya, dan mereka yang tidak sungguh-sungguh menginginkannya berarti tidak mengenal diri mereka sendiri.
- [2] Karena itulah orang-orang kudus menaruh kepercayaan penuh kepada-Nya. Mereka bernaung kepada-Nya, menyerahkan diri mereka di bawah perlindungan-Nya, dan merasa aman dan nyaman sebagaimana anak-anak ayam yang berkumpul di bawah sayap induknya (Mat. 23:37). Sifat orang-orang yang berpaling kepada Allah adalah bahwa mereka datang untuk berlindung kepada Allah Israel(Rut. 2:12, bis). Selain kasih setia-Nya yang unggul itu, apa lagi yang bisa mengumpulkan orang-orang yang berpaling kepada-Nya? Apa lagi yang ampuh untuk menarik kita mendekat kepada-Nya dan menikmati kedekatan dengan-Nya? Orang-orang yang ditarik demikian oleh kasih pasti akan terus melekat kepada-Nya.
- (2) Hak istimewa mereka. Berlipatgandalah kebahagiaan orang-orang yang memiliki Allah sebagai Tuhan mereka, sebab di dalam Dia mereka memiliki, dapat memiliki, atau akan memiliki kebahagiaan yang lengkap.
- [1] Keinginan hati mereka akan dipenuhi (ay. 9): Mereka mengenyangkan dirinya dengan lemak di rumah-Mu, kebutuhan mereka tercukupi. Kerinduan mereka dipuaskan dan terisi penuh. Mereka akan selalu berkecukupan di dalam Allah yang mencukupi, dengan segala sesuatu yang dapat diingini dan dapat diterima oleh jiwa yang sudah mendapat pencerahan dan dilapangkan. Keuntungan duniawi dan kesenangan lahiriah bisa diteguk sebanyak-banyaknya sampai jenuh, tetapi tidak pernah memuaskan (Yes. 55:2). Sebaliknya, pemberian karunia dan anugerah ilahi akan selalu memberi rasa puas, tetapi tidak akan pernah membuat jenuh. Meskipun selalu haus untuk mengenal Allah dengan lebih dalam lagi, jiwa yang saleh tidak akan menginginkan hal lain selain Allah saja. Pemberian-pemberian dari Sang Pemelihara begitu memuaskan sehingga mereka pun merasa penuh dengan apa yang mereka punya. Saya sudah menerima semuanya – malah lebih daripada cukup!(Flp. 4:18, bis). Manfaat dari ibadah-ibadah kudus adalah lemak di rumah Allah, rasanya manis bagi jiwa yang telah disucikan dan menguatkan bagi kehidupan yang rohaniah dan ilahi. Dengan hal inilah mereka dipuaskan secara berlimpah-limpah. Mereka tidak menginginkan apa pun lagi di dunia ini, selain kehidupan yang bersekutu dengan Allah dan mendapatkan penghiburan dari janji-janji karena persekutuan itu. Akan tetapi, kepuasan penuh dan berlimpah disimpan untuk disediakan nanti pada masa akan datang, di rumah yang tidak dibuat oleh tangan manusia, yaitu sorga yang abadi. Setiap bejana akan penuh di sana.
- [2] Sukacita mereka tetap: Mereka puas dengan minuman dari sungai-Mu yang menyegarkan.
- Pertama, ada kesenangan yang benar-benar bersifat ilahi. “Kesenangan itu merupakan kesenangan-Mu, bukan saja berasal dari-Mu sebagai Sang Pemberi, tetapi juga bermuara di dalam-Mu sebagai inti dan pusat dari kesenangan itu sendiri.” Karena merupakan sesuatu yang murni rohani sifatnya, kesenangan-kesenangan itu serupa dengan kesenangan para penghuni dunia atas yang mulia, dan mengandung suatu kesamaan dengan perasaan senang dari Sang Pemikir Abadi.
- Kedua, ada sungai yang selalu meluap, selalu menyegarkan dan terus mengalirkan kesenangan-kesenangan tersebut. Ada cukup bagi semua dan untuk setiap orang ( 46:5). Kesenangan lahiriah bagaikan kubangan air yang berbau busuk, tetapi kesenangan iman begitu murni dan menyenangkan, jernih bagaikan kristal(Why. 22:1).
- Ketiga, Allah bukan saja telah menyediakan sungai kesenangan ini bagi umat-Nya, tetapi juga membiarkan mereka minum darinya. Ia menimbulkan rasa haus akan kesenangan tersebut di dalam diri mereka. Dan, melalui Roh-Nya, Ia memenuhi jiwa mereka dengan sukacita dan damai sejahtera di dalam keyakinan mereka. Di sorga mereka akan selamanya mereguk nikmat yang ada di tangan kanan Allah, dipuaskan dengan sukacita berlimpah-limpah ( 16:11).
- [3] Kehidupan dan terang akan menjadi bagian dan berkat mereka untuk selama-lamanya (ay. 10). Oleh karena mereka memiliki Allah sebagai kebahagiaan mereka,
- Pertama, di dalam Dia mereka memiliki sumber hayat, dari mana sungai-sungai kesenangan itu mengalir (ay. 9). Allah semesta alam merupakan sumber hayat. Di dalam Dialah kita hidup, bergerak, dan memiliki keberadaan kita. Allah yang penuh anugerah merupakan sumber kehidupan rohani kita. Segala kekuatan dan penghiburan bagi jiwa yang telah dikuduskan, semua dasar pegangannya yang mulia, kuasa, dan kinerjanya, berasal dari Allah. Dialah asal muasal dan Pencipta segala rasa dari hal-hal ilahi yang ada di dalam jiwa yang dikuduskan itu, termasuk juga segala gerakannya yang mengarah kepada hal-hal tersebut: Ia menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya, dan setiap orang yang mau, dapat datang dan mengambil air kehidupan dari-Nya secara cuma-cuma. Dia adalah sumber dari kehidupan kekal. Kebahagiaan para orang kudus yang dimuliakan ialah dapat memandang dan menikmati Allah, serta secara langsung menikmati kasih-Nya tanpa terhalang atau ada rasa khawatir akan kehilangan kasih itu.
- Kedua, di dalam-Nya, mereka memiliki terang yang sempurna. Hikmat, pengetahuan, dan sukacita, semuanya ada di dalam terang itu: di dalam terang-Mu kami melihat terang, artinya,
- 1. “Di dalam pengenalan akan Engkau melalui anugerah-Mu, dan di dalam penglihatan akan Engkau di dalam kemuliaan-Mu, kami akan memperoleh segala sesuatu yang memuaskan pengertian kami dengan berlimpah.” Terang ilahi yang bersinar di dalam Kitab Suci, dan terutama yang memancar melalui wajah Kristus, Sang Terang dunia itu, memiliki segala kebenaran di dalamnya. Saat kita melihat Allah muka dengan muka, di dalam tabir suci, kita akan melihat terang itu secara sempurna. Pada saat itu, barulah kita akan dapat mengenalnya dengan cukup baik (1 Kor. 13:12; 1 Yoh. 3:2).
- 2. “Di dalam persekutuan dengan Engkau kini, melalui anugerah-Mu yang Engkau berikan kepada kami dan melalui balasan dari kami melalui rasa kasih saleh kami terhadap Engkau, serta saat kami bisa menikmati hadirat-Mu kelak tidak lama lagi di sorga, kami akan memperoleh kebahagiaan dan kepuasan yang lengkap. Dalam kebaikan-Mu, terkandung segala hal baik yang kami inginkan.” Dunia ini adalah dunia yang gelap, dan kita hanya menemukan sedikit saja kenyamanan di dalamnya. Akan tetapi, di dalam terang sorgawi terdapat terang sejati, tidak ada terang yang semu. Hanya ada terang yang abadi dan tidak akan pernah meredup. Di dunia ini kita melihat Allah dan menikmati-Nya melalui ciptaan dan berbagai sarana lain, akan tetapi, di sorga nanti Allah akan diam bersama-sama dengan kita(Why. 21:3) dan kita akan dapat memandang serta menikmati-Nya segera.
- II. Dalam bagian mazmur ini kita mendapati doa-doa, permohonan syafaat, dan kemenangan Daud yang suci, yang didasari oleh perenungan-perenungan berikut ini.
- 1. Dia bersyafaat bagi semua orang kudus, meminta supaya mereka selalu mengalami manfaat dan penghiburan dari kebaikan dan anugerah Allah (ay. 11).
- (1) Orang-orang yang dia doakan adalah mereka yang mengenal Allah, yang bergaul akrab dengan-Nya, mengakui Dia, dan dengan teguh menyatakan Dia sebagai milik mereka. Dia mendoakan mereka yang lurus hati, yang tulus dengan pengakuan agama mereka, dan setia baik kepada Allah maupun kepada manusia. Orang-orang yang tidak lurus hati terhadap Allah berarti tidak mengenal-Nya seperti yang seharusnya.
- (2) Berkat yang ia mintakan bagi mereka adalah kasih setia Allah (yaitu, tanda kebaikan-Nya terhadap mereka) dan keadilan-Nya (yaitu, pekerjaan anugerah-Nya di dalam mereka). Atau, kasih setia dan keadilan-Nya merupakan kebaikan yang sesuai dengan janji-Nya. Kasih setia dan keadilan-Nya itu merupakan belas kasihan dan kebenaran.
- (3) Cara bagaimana dia menginginkan berkat itu dapat juga dikemukakan begini: Lanjutkanlah, ulurkanlah, seperti seorang ibu menyodorkan buah dadanya bagi sang anak supaya anak itu dapat menikmati air susu darinya. Biarlah berkat-Nya terulur sepanjang kekekalan itu sendiri. Kebahagiaan para orang kudus di sorga akan sempurna, dan juga terus berlangsung (seperti suatu benda), sebab sumber itu akan selalu penuh dan terus mengalir keluar. Hal itu kiranya selalu tetap(Yes. 64:5, tl).
- 2. Dia berdoa bagi dirinya sendiri, supaya dia selalu dijagai untuk terus setia dan terus mendapat penghiburan (ay. 12): “Janganlah kiranya kaki orang-orang congkak menginjak aku untuk mengganjal tumitku atau menginjak-injak badanku. Dan janganlah tangan orang fasik, yang terulur melawanku, dibiarkan berhasil menggoyahkan akumelalui godaan sehingga aku beranjak dari kesucian dan ketulusanku. Juga jangan biarkan mereka membuat aku merasa galau dan gelisah melalui suatu masalah.” Biarlah orang-orang yang melawan Allah tidak dibiarkan berkemenangan atas orang-orang yang berpegang teguh kepada-Nya. Orang-orang yang telah mengecap kesenangan di dalam persekutuan dengan Allah pastilah tidak menghendaki apa pun juga yang dapat memisahkan mereka dari-Nya.
- 3. Dia bersukacita atas kejatuhan semua musuh-musuh-Nya pada waktunya nanti (ay. 13): “Lihat, ketika mengira telah berada di atas angin melawanku, orang-orang yang melakukan kejahatan itu jatuh, terjerat dalam perangkap yang tadinya mereka pasang untuk menjatuhkanku.” Lihat, di dunia yang lain (begitulah yang diartikan sebagian orang), di mana para orang kudus berdiri untuk menghakimi dan memiliki tempat di rumah Allah, para pelaku kejahatan dilemparkan ke dalam penghukuman, dilemparkan ke bawah ke dalam neraka, jurang yang tidak berdasar itu. Dari sana mereka tidak akan pernah dapat bangun lagi, sebab beban murka dan kutuk Allah terlalu berat untuk mereka tanggung. Memang benar bahwa kita tidak boleh bersukacita atas kesengsaraan musuh-musuh kita. Namun demikian, kejatuhan akhir dari orang-orang yang melakukan kejahatan akan menjadi kemenangan kekal bagi para orang kudus yang dimuliakan itu.
SH: Mzm 36:1-12 - Kasih setia Tuhan melampaui kekuatan dosa (Sabtu, 4 Agustus 2001) Kasih setia Tuhan melampaui kekuatan dosa
Kebanyakan dari kita bertumbuh melewati masa kanak-kanak dengan
penuh keriangan dan keceriaan, tanpa ketak...
Kasih setia Tuhan melampaui kekuatan dosa
Kebanyakan dari kita bertumbuh melewati masa kanak-kanak dengan penuh keriangan dan keceriaan, tanpa ketakutan dan beban hidup yang menindih kita. Namun ketika kita melangkah bertumbuh menjadi dewasa dan harus berhadapan dengan realita kehidupan, maka kita akan menyadari bahwa dunia tempat kita hidup ini bukanlah tempat yang aman. Berita tentang berbagai kemerosotan moral, ketidakadilan, kejahatan, dan kesewenangan mengiringi hari-hari kita. Faktor yang sangat berperan bagi terciptanya situasi seperti ini tidak lain terletak jauh di dalam lubuk hati manusia, yang menggantikan rasa takut kepada Allah dengan kepatuhan kepada tutur dosa yang terus berbicara di lubuk hatinya.
Konteks pergumulan seperti inilah yang melatarbelakangi perenungan Daud dalam Mazmur 36. Mazmur ini dimulai dengan sorotan terhadap isi hati orang fasik (ayat 2-5) yang terus mendengarkan tutur dosa (ayat 2a) dengan tidak takut kepada Allah (ayat 2b), menjadi buta, sesat, terjerat dalam kefasikannya sendiri dan tidak lagi memiliki daya untuk mengenali ataupun membenci kesalahannya sendiri (ayat 3). Mereka mengabdikan diri kepada kejahatan dalam setiap aspek kehidupannya (ayat 4, 5), terputus dari kasih setia Tuhan serta menghasilkan dampak-dampak yang menjadi ancaman bagi mereka yang mencintai Tuhan dan hidup dalam ketulusan hati (ayat 12-13).
Gambaran gelap dari dunia yang nampaknya tidak berpengharapan ini, tidaklah membawa Daud ke dalam lingkaran keputusasaan yang menjadikannya apatis. Ia menemukan pengharapan di dalam daya yang mampu mengatasi kuasa dosa: "kasih setia Tuhan yang melingkupi bumi" (ayat 6). Di dalam kasih setia Tuhan inilah anak-anak manusia mendapatkan tempat yang aman untuk berlindung, memenuhi kebutuhan serta mendapatkan kesenangannya (ayat 8, 9, 11). Dasar dari keyakinannya ini terletak di dalam Diri Sang Pemberi yang adalah sumber kehidupan yang menopang dan menerangi hidup manusia (ayat 10). Berdasarkan kasih setia Tuhan inilah Daud menemukan pengharapan untuk berdoa memohon perlindungan terhadap orang-orang fasik (ayat 12-13).
Renungkan: Di balik realitas keberdosaan manusia terdapat realitas kasih setia Tuhan yang mampu melampauinya, adakah Anda memiliki pengharapan di dalam-Nya?
SH: Mzm 36:1-12 - Lanjutkanlah kasih setia-Mu (Sabtu, 31 Mei 2003) Lanjutkanlah kasih setia-Mu
Orang Fasik adalah jawara dari tentara kerajaan kegelapan.
Catatan tentang kejahatannya sangat menggetarkan: rasa ta...
Lanjutkanlah kasih setia-Mu
Orang Fasik adalah jawara dari tentara kerajaan kegelapan.
Catatan tentang kejahatannya sangat menggetarkan: rasa takut
kepada Allah tidak ada dalam hatinya (ayat 2). Ia meninggikan
dirinya sedemikian rupa sehingga, jangankan membenci
kesalahannya, mengenalinya pun ia tidak lagi mampu (ayat 3).
Perkataan dan perbuatannya sepenuhnya jahat (ayat 4,5a bdk.
Pendekar yang lainnya adalah Yahweh -- TUHAN! Kasih-Nya sampai ke langit, setia-Nya sampai ke awan (ayat 6). Keadilan-Nya seperti gunung-gunung yang gagah perkasa. Hukum-Nya seperti samudera raya yang hebat. Penjagaan-Nya menjangkau manusia dan hewan (ayat 7). Sayap-Nya adalah perlindungan bagi anak manusia (ayat 8b). Rumah-Nya adalah sumber makanan dan sungai kesenangan-Nya sumber minuman bagi mereka (ayat 9). Dari dalam diri-Nya terpancar kehidupan dan terang yang menjadi sumber hidup bagi mereka yang bernaung pada-Nya (ayat 10).
Namun, ketika tentara kerajaan terang menjadi sangat cemas dan ketakutan melihat 'kesaktian' pendekar dari kerajaan kegelapan, pemazmur justru tidak menampilkan sosok Allah sebagai pendekar gagah perkasa yang bersenjata lengkap dan siap untuk membinasakan orang fasik. Pemazmur justru menampilkan sosok Allah yang melindungi umat-Nya dengan "kasih setia" -- hesed (ayat 6, 8) -- dan "keadilan" -- tsedaqah (ayat 6).
Dua kata ini jugalah yang dipakai oleh pemazmur ketika ia memohon perlindungan Allah atas orang benar dari kejahatan orang fasik. Kasih setia dan keadilan Allah inilah yang pada akhirnya membinasakan orang fasik. Mereka "jatuh", "dibanting" dan "tidak dapat bangun lagi".
Renungkan: Selama di dunia ini kita masih harus hidup di antara dua suara berpengaruh: kejahatan atau kebenaran. Suara manakah yang dengannya kita berdialog?
SH: Mzm 36:1-12 - Siapa Tuhan Anda? (Minggu 3 Agustus 2008) Siapa Tuhan Anda?
Siapakah yang dipertuan oleh orang fasik? Paulus berkata, "perut"
adalah Tuhan mereka (Flp. 3:19). Yang dimaksud adalah kedagi...
Siapa Tuhan Anda?
Siapakah yang dipertuan oleh orang fasik? Paulus berkata, "perut" adalah Tuhan mereka (Flp. 3:19). Yang dimaksud adalah kedagingan atau hawa nafsu mereka. Pemazmur menegaskan bahwa dosa adalah tuhannya orang fasik. Kata "bertutur" (neum, Ibr.) biasa dipakai di kitab nabi-nabi dengan subjek Tuhan (Yer. 23:31). Jadi bagi orang fasik, yang mengatur hidup mereka, yang mereka rancang, dan yang mereka inginkan (ayat 3-5) adalah dosa. Mereka adalah hamba dosa (Yoh. 8:34).
Pemazmur mengajak para pembacanya untuk menyadari betapa beruntungnya setiap orang yang Tuhannya adalah Yahweh. Karena Yahweh setia dan kasih setia-Nya tidak terbatas, bahkan melampaui alam semesta ini (ayat 6). Ia juga merupakan sumber kehidupan (ayat 10). Bukan hanya perlindungan dan kesejahteraan yang dialami oleh semua orang yang berTuhankan Yahweh (ayat 8-9), tetapi kepastian hukum oleh karena keadilan Tuhan menjadi pegangan mereka untuk hidup di dunia yang penuh orang fasik (ayat 7). Maka dengan penuh keyakinan, pemazmur memohon agar Tuhan bertindak menjadi Hakim adil, yang membela orang benar dan membinasakan orang fasik (ayat 11-13).
Kita mudah mengalami salah arah dalam hidup karena dunia tampil lebih marak dan memikat dengan gaya hidup antiYesus. Apalagi nampaknya sikap hidup yang demikian lebih menyenangkan dan lebih diterima oleh dunia ini. Kalau memang hidup ini berakhir di dunia ini maka alternatif di atas mungkin sudah pas. Namun sebagai anak-anak Tuhan kita diingatkan bahwa, dunia ini milik Tuhan sehingga manusia tidak bisa bertindak dengan sembarangan. Setiap tindakan kita akan dipertanggungjawabkan, cepat atau lambat, di hadapan Hakim yang Mahaadil. Kita juga harus mengingat bahwa hidup ini tidak berhenti di dunia ini. Ada kekekalan. Kelak kita harus mempertanggungjawabkan bagaimana kita mengisi hidup kita. Hanya dengan hidup berpusatkan Kristus, kita berkenan kepada-Nya.
SH: Mzm 36:1-12 - Orang fasik atau orang benar (Minggu, 30 Oktober 2011) Orang fasik atau orang benar
Dalam beberapa hal, Mazmur 36 memiliki kesamaan dengan Mazmur 1. Keduanya bisa dikategorikan sebagai mazmur hikmat karen...
Orang fasik atau orang benar
Dalam beberapa hal, Mazmur 36 memiliki kesamaan dengan Mazmur 1. Keduanya bisa dikategorikan sebagai mazmur hikmat karena membicarakan tentang perbedaan orang benar dan orang fasik. Hanya saja, kalau Mazmur 1 mulai dengan orang benar (1:1-3) baru orang fasik (1:4-5) lalu disimpulkan (1:6). Mazmur ini kebalikannya, mulai dari orang fasik (2-5), lalu orang benar (6-10), dan disimpulkan (11-13).
Mazmur 36 mulai dengan satu keunikan: dosa bertutur. Di tempat lain kata ’bertutur’ ini biasa dikenakan pada subyek Allah, atau nabi-Nya. Jadi di sini, dosa dipersonifikasi menjadi sosok yang memerintah di hati orang fasik. Itulah yang terjadi pada orang yang menolak Allah berotoritas atas hidupnya. Hidup orang tersebut dikendalikan oleh dosa! Akibatnya jelas, kesalahannya tidak bisa ditutup-tutupi (3). Seluruh hidupnya penuh kejahatan, bahkan sampai ke tempat tidurnya, bagian paling pribadi dari kehidupannya diwarnai dan dikuasai dosa (5).
Sebaliknya orang yang hidupnya menaruh Tuhan dalam hatinya sebagai Raja akan mengalami kasih setia dan keadilan-Nya (6-8). Merekalah yang akan menikmati hidup ini dari sumber hayat yang tak habis-habisnya (10). Hidup seperti ini, apalagi yang dapat diharapkan? Itulah sebabnya pada bagian penutup (11-13), pemazmur meminta agar kasih setia Tuhan tetap dicurahkan kepada orang benar, sementara itu biarlah mereka yang jahat menerima hukumannya sepadan.
Mazmur ini mengajak kita untuk merefleksi diri, apakah kita orang fasik atau orang benar. Siapa Raja di dalam hidup kita? Diri sendiri atau Tuhan? Bila kita sungguh anak Tuhan, adakah kehidupan kita membuktikannya? Akan tetapi, kita tidak perlu seperti pemazmur yang memohon agar orang fasik dibinasakan. Kita bisa mendoakan mereka, agar dalam belas kasih Allah, karunia keselamatan dari Tuhan Yesus juga berlaku atas mereka!
SH: Mzm 36:1-12 - Pilihan Hidup (Minggu, 20 September 2015) Pilihan Hidup
Hidup ini penuh dengan pilihan, dari yang sederhana hingga yang kompleks. Mulai dari urusan memilih mau pakai baju apa hari ini, hingga...
Pilihan Hidup
Hidup ini penuh dengan pilihan, dari yang sederhana hingga yang kompleks. Mulai dari urusan memilih mau pakai baju apa hari ini, hingga pilihan yang menentukan arah hidup kita di masa mendatang. Terlepas dari begitu banyaknya pilihan dalam keseharian kita, ada pilihan paling penting yang tidak boleh kita abaikan dan harus kita putuskan di dalam hidup ini, yaitu: menjalani hidup penuh dosa ataukah hidup penuh kebaikan Allah?
Pada bagian ini, Daud memperlihatkan kontrasnya gambar dari orang berdosa yang penuh kejahatan dan Allah yang penuh kebaikan. Digambarkan bagaimana bagi orang berdosa: hatinya dipenuhi dosa (2) dan hidupnya dipenuhi dengan kesalahan, kebencian serta kejahatan (3-5). Akar dari kehidupan yang penuh dosa adalah orang berdosa tidak takut kepada Allah (2b). Gambaran ini sangat kontras sekali dengan gambaran Allah yang penuh kebaikan, seperti: kasih-Nya luas (6), keadilan-Nya teguh (7), Ia sumber kehidupan bagi segala ciptaan-Nya (8-10). Oleh karena itu, bagi orang-orang yang takut akan Allah dan mengenal-Nya, hidup mereka dipenuhi oleh kasih setia dan keadilan Allah (11). Beda halnya dengan akhir hidup dari orang berdosa. Daud menegaskan di akhir mazmurnya bahwa "...orang-orang yang melakukan kejahatan itu jatuh; mereka dibanting dan tidak dapat bangun lagi" (13).
Pertanyaan bagi kita adalah: Hidup manakah yang mewakili kehidupan yang kita jalani sekarang ini? Kehidupan yang tidak takut akan Allah dan penuh dengan keberdosaan? Atau kehidupan yang takut akan Allah dan penuh dengan kebaikan-Nya? Banyak orang mengaku menjalani hidup yang takut akan Allah, namun hidupnya penuh dengan dosa dan kejahatan. Tentu bukan itu yang Tuhan inginkan dari hidup kita. Kiranya Tuhan menolong kita menjalani hidup yang takut akan Tuhan dan dipenuhi dengan kebaikan-Nya. [MF]
SH: Mzm 36:1-12 - Prasmanan (Minggu, 26 Agustus 2018) Prasmanan
Mendengar kata prasmanan, rasanya tiap orang akan berpikir mengenai jamuan makan. Ya, prasmanan merujuk pada jamuan makan di mana para tamu...
Prasmanan
Mendengar kata prasmanan, rasanya tiap orang akan berpikir mengenai jamuan makan. Ya, prasmanan merujuk pada jamuan makan di mana para tamu dipersilakan untuk mengambil makanannya sendiri yang telah disediakan di meja sesuai dengan kebutuhan dan selera masing-masing. Dengan demikian, setiap orang diberi kebebasan untuk memilih berapa banyak makanan yang hendak disantapnya.
Dalam karya-Nya, Tuhan menciptakan manusia dengan begitu istimewa. Manusia diberi kebebasan untuk berpikir dan bertindak. Karena itu, dalam relasi dengan Allah, manusia bisa memilih untuk mendekat atau menjauh. Manusia bisa juga memilih untuk mendengarkan firman Tuhan, memerhatikannya, atau menolak firman itu dan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Mazmur hari ini menunjukkan keberadaan dua cara pilihan itu. Ada orang yang hati dan hidupnya dipenuhi dosa dan perilaku jahat (2-5). Ada pula orang benar yang berlindung dalam naungan sayap Tuhan (8). Keduanya sama-sama ciptaan Tuhan. Keduanya sama-sama menerima tawaran kasih setia Tuhan, namun respons mereka berbeda.
Seperti jamuan makan di mana seorang mengambil makanan prasmanan. Ada konsekuensi yang harus ditanggung oleh setiap orang. Jika makanan yang diambil terlalu banyak, maka orang itu akan kekenyangan. Jika makanan yang dipilih semuanya berlemak, maka akan berisiko pada kesehatannya. Demikian pula halnya saat merespons kasih setia Tuhan. Orang yang menolak-Nya akan jatuh dan tidak bangkit lagi (13). Sedangkan orang yang menerima-Nya akan dikenyangkan dan mendapatkan terang kehidupan (9-10).
Sepanjang hidup, kita berhadapan dengan pilihan untuk menerima atau menolak kasih setia Tuhan. Karena itu, selera dan keinginan kita perlu dikekang dan diselaraskan dengan terang firman Tuhan. Jadi manakah yang hendak kita pilih?
Doa: Tuhan, kami bertekad untuk setia kepada-Mu dan siap dengan segala konsekuensinya. [THIE]
Utley -> Mzm 36:5-9
Utley: Mzm 36:5-9 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 36:5-95(36-6)Ya TUHAN, kasih-Mu sampai ke langit, setia-Mu sampai ke awan. 6(36-7)Keadilan-Mu adalah seperti gunung-gunung...
NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 36:5-9
5(36-6)Ya TUHAN, kasih-Mu sampai ke langit, setia-Mu sampai ke awan. 6(36-7)Keadilan-Mu adalah seperti gunung-gunung Allah, hukum-Mu bagaikan samudera raya yang hebat. Manusia dan hewan Kauselamatkan, ya TUHAN. 7(36-8)Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah. Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu. 8(36-9)Mereka mengenyangkan dirinya dengan lemak di rumah-Mu; Engkau memberi mereka minum dari sungai kesenangan-Mu. 9(36-10)Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang.
Mazm 36:5-9 Bait ini menjelaskan karakter dan tindakan YHWH terhadap umat-Nya. Sebagaimana pemberontak memilih dan hidup dalam terang pilihannya, demikian juga, para pengikut yang setia harus terus menanggapi kasih YHWH.
- 1. YHWH digambarkan sebagai, ay. Mazm 36:5-6
- a. kasih setia (BDB 338, yaitu, kesetiaan perjanjian, lihat Topik Khusus pada Mazm 5:7)
- b. kesetiaan (BDB 53, lihat Topik Khusus pada Mazm 12:1)
- c. keadilan (BDB 842, lihat Topik Khusus pada Mazm 1:5)
- d. hukum (BDB 1048, lihat Topik Khusus pada Mazm 9:5-6.
Ini adalah empat atribut berulang YHWH yang kuat. Mereka mengkarakterisasikan cara-Nya berurusan dengan manusia. Dalam terang atribut ini manusia dan semua kehidupan di planet ini dipertahankan (BDB 446, KB 448, Hiphil IMPERFECTS). Elohim menciptakan dan memelihara planet ini, orang-orangnya, hewan-hewannya, dan kehidupan tanaman-tanamannya (lihat Topik Khusus: Nama untuk Tuhan di Mazm 1:1).
- 2. Para pengikut setia
- a. berlindung dalam naungan sayap Mu (lihat Topik Khusus pada Mazm 5:11-12)
- b. minum sampai puas dari kelimpahan rumah Mu (lihat Wawasan Kontekstual, D atau catatan pada Mazm 36:8)
- c. memiliki rumah Mu sebagai
- (1) mata air kehidupan, lih. Yer 2:13; 17:13
- (2) terang (yaitu, kebenaran, kesehatan, sukacita, lih. Mazm 18:28; 27; 1)
Mazm 36:7 "Ya Allah! Anak-anak manusia" Ada kemungkinan bahwa "Allah" (Elohim) di sini seharusnya / bisa merujuk pada "para pemimpin," karena tampaknya ini berparalel dengan "manusia dan binatang" (yaitu, dua kategori) di Mazm 36:6c. Jika demikian, maka ke dua kategori manusia yang dirujuk ini pasti adalah
- 1. pemimpin (yaitu, para hakim dalam Kel 21:6; Mazm 82:6 atau pemimpin dalam Mazm 29:1; 58:1)
- 2. yang dipimpi.
Catatan kaki NEB, REB, TEV, dan AB memiliki "Dewa-dewa dan manusia."
Mazm 36:8 "Rumah-Mu" Dalam konteks ini tidak merujuk ke Bait Suci tapi ke Eden yang diciptakan kembali (yaitu, "menyenangkan," BDB 726, ay. Mazm 36:8b) atau latar belakang eskatologis (yaitu, usia baru, lih. Mazm 46:4; Yeh 47:1-12, Yoel 3:18; Wahy 22:1-2).
Topik Teologia -> Mzm 36:5
Topik Teologia: Mzm 36:5 - -- Allah yang Berpribadi
Atribut-Atribut Allah
Allah itu Setia dan Dapat Dipercaya
Kel 34:6 Ula 7:9 Ula 32:4 2Sa 7:28 1Ra 8:56 2Ta...
- Allah yang Berpribadi
- Atribut-Atribut Allah
- Allah itu Setia dan Dapat Dipercaya
- Roh Kudus
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Penjagaan Allah
- Allah Aktif atas Ciptaan
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.