Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Jerusalem -> Mzm 16:1-11; Mzm 16:7
Jerusalem: Mzm 16:1-11 - Bahagia orang saleh Sajak ini nampaknya ciptaan seorang dari kaum Lewi. Mati-matian ia menentang penyembahan berhala. Penulis menekankan bahwa Tuhan mencukupi bagiannya d...
Sajak ini nampaknya ciptaan seorang dari kaum Lewi. Mati-matian ia menentang penyembahan berhala. Penulis menekankan bahwa Tuhan mencukupi bagiannya dan merupakan milik yang paling baik, Maz 16:2-4. Ia berpaut pada Tuhan, Allah yang Esa, Maz 16:5-8, dan sebulat hati percaya pada Dia, Maz 16:1,9-11. Akhir mazmur ini, Maz 16:10-11, barangkali mengungkapkan kepercayaan akan hidup sesudah kematian dan kebangkitan. Sajak ini sangat sukar dipahami maksudnya dan teks Ibrani nampaknya sangat rusak. Setiap terjemahan merupakan perkiraan saja.
Jerusalem: Mzm 16:7 - hati nuraniku Harafiah: buah pinggangku. Buah pinggang memang dianggap sebagai pangkal pemikiran dan perasaan yang tersembunyi bagi orang lain, bdk Maz 7:10; Ams 23...
Ende -> Mzm 16:1-11; Mzm 16:7
Ende: Mzm 16:1-11 - -- Mazmur ini menentang pertjampuran agama benar dengan agama kafir oleh umat
Israil. Pengarang menitikberatkan, bahwa Jahwe mentjukupi dan berhala2
mend...
Mazmur ini menentang pertjampuran agama benar dengan agama kafir oleh umat Israil. Pengarang menitikberatkan, bahwa Jahwe mentjukupi dan berhala2 mendatangkan tjelaka (Maz 16:2-4). Ia sendiri melekat pada Jahwe satu2nja (Maz 16:5-8) dan padaNja ia menaruh kepertjajaannja (Maz 16:9-11). Rupanja mazmur ini sudah berpikir akan kehidupan sesudah mati, malahan akan kebangkitan badan (Maz 16:10-11).
Ende: Mzm 16:7 - buah2 pinggang dianggap sebagai tempat pikiran, rasa dst. Disini berarti:
suara batin.
dianggap sebagai tempat pikiran, rasa dst. Disini berarti: suara batin.
Ref. Silang FULL -> Mzm 16:7
Ref. Silang FULL: Mzm 16:7 - nasihat kepadaku // waktu malam · nasihat kepadaku: Mazm 73:24; Ams 15:22; Yes 11:2
· waktu malam: Ayub 35:10; Mazm 42:9; 77:7
· nasihat kepadaku: Mazm 73:24; Ams 15:22; Yes 11:2
· waktu malam: Ayub 35:10; Mazm 42:9; 77:7
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry -> Mzm 16:1-7
Matthew Henry: Mzm 16:1-7 - Iman yang Mempercayai; Penyucian Diri Bagi Allah
Mazmur ini menceritakan sedikit tentang Daud, tetapi lebih banyak tentang Kristus. Mazmur ini diawali dengan ungkapan bakti yang bisa ditujukan kepa...
Mazmur ini menceritakan sedikit tentang Daud, tetapi lebih banyak tentang Kristus. Mazmur ini diawali dengan ungkapan bakti yang bisa ditujukan kepada Kristus, tetapi diakhiri dengan keyakinan yang begitu besar akan kebangkitan (dan begitu terperincinya sampai-sampai ditegaskan bahwa kebinasaan pun akan dicegah) yang hanya boleh ditujukan kepada Kristus, kepada Dia saja, dan tidak bisa dipahami sebagai ditujukan kepada Daud, sebagaimana yang telah diamati oleh Rasul Petrus dan Rasul Paulus (Kis. 2:24; 13:36). Sebab, Daud mati dan dikuburkan, dan melihat kebinasaan.
- I. Daud membicarakan dirinya sendiri sebagai bagian dari Kristus, dan karena itulah dia mewakili semua orang Kristen yang saleh, menyatakan keyakinannya dalam Allah (ay. 1), kesehatiannya dengan Allah (ay. 2), kasih sayangnya kepada umat Allah (ay. 3), ketaatannya untuk menyembah Allah dengan cara yang benar (ay. 4), dan seluruh kebanggaan serta kepuasannya di dalam Allah serta bagian yang didapatnya di dalam Dia (ay. 5-7).
- II. Dia membicarakan dirinya sendiri sebagai gambaran dari Kristus, sehingga ia pun mewakili pribadi Kristus sendiri, yang kepada-Nya semua bagian selebihnya dari mazmur ini dengan jelas dan panjang lebar ditujukan (Kis. 2:25, dst.). Daud berkata tentang Dia (dan bukan tentang dirinya sendiri), “Aku senantiasa memandang kepada Tuhan.”. Dan sebagai seorang nabi, inilah yang ia katakan (ay. Kis. 2:30-31). Dia berkata-kata,
- 1. Mengenai hadirat istimewa Allah yang menyertai Sang Penebus di dalam pelayanan dan penderitaan-Nya (ay. 8).
- 2. Mengenai pengharapan yang akan diperoleh Sang Penebus dari kebangkitan-Nya dan kemuliaan yang mengikuti setelah itu, yang menyokong-Nya di dalam menunaikan tugas-Nya dengan penuh sukacita (ay. 9-11).
- I. Di sini Daud berlari ke dalam perlindungan Allah dengan keyakinan mendalam dan hati riang (ay. 1): “Jagalah aku, ya Allah! dari maut, dan terutama dari dosa-dosa yang terus menerus menggempurku. Sebab pada-Mu, dan hanya pada-Mu saja, aku berlindung.” Orang-orang dengan iman menyerahkan diri ke dalam pemeliharaan ilahi dan berserah kepada bimbingan ilahi memiliki alasan untuk mengharap-harapkan berkat penyerahan dirinya itu. Hal ini dapat diterapkan kepada Kristus, yang berdoa, Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini, dan Ia percaya kepada Allah, bahwa Allah akan menyelamatkan-Nya.
- II. Daud menyatakan dengan sungguh rasa baktinya kepada Allah sebagai Allahnya (ay. 2): “Aku berkata kepada TUHAN: Engkaulah Tuhanku, dan karena itulah aku berani mempercayai-Nya.”
- Perhatikanlah:
- 1. Mengakui Tuhan sebagai Tuhan kita merupakan kewajiban dan kepentingan setiap dari kita. Kita wajib tunduk kepada-Nya, dan melekat erat kepada-Nya. Adonai berarti Penopangku, kekuatan hatiku.
- 2. Hal itu harus dilakukan dengan jiwa kita: “Oh jiwaku! Engkau telah mengatakannya.” Mengikat janji dengan Allah haruslah disertai kesungguhan hati. Segala yang ada di dalam diri kita harus ikut dilibatkan di dalamnya.
- 3. Orang-orang yang telah menetapkan Allah sebagai Allah mereka harus kerap mengingatkan diri mereka sendiri mengenai apa yang telah mereka putuskan itu. “Sudahkah engkau berkata kepada Tuhan, Engkaulah Tuhanku? Katakanlah sekali lagi, berteguhlah di dalamnya dan jangan pernah menarik kembali ucapanmu itu. Sudahkah engkau mengatakannya? Kecaplah penghiburan dari pengakuanmu itu dan jalanilah kehidupanmu sesuai dengannya. Dia adalah Tuhanmu, jadi sembahlah Dia dan biarlah matamu selalu tertuju kepada-Nya.”
- III. Daud membaktikan dirinya untuk kehormatan Allah melalui pelayanannya bagi para orang-orang kudus (ay. 2-3): Kebajikanku tiada sampai kepada-Mu , melainkan kepada orang-orang kudus.
- Perhatikanlah:
- 1. Orang-orang yang mengakui Tuhan sebagai Tuhan mereka haruslah menjadi baik dan berbuat baik seperti Dia. Kita tidak bisa mengharapkan kebahagiaan tanpa kebaikan.
- 2. Kebaikan apa pun yang ada dalam diri kita, ataupun yang bisa kita lakukan, haruslah kita akui dengan segala kerendahan hati bahwa hal itu tiada sampai kepada Allah, sehingga kita tidak memiliki alasan untuk berpikir bahwa kita berjasa karenanya. Allah tidak memerlukan pelayanan kita, Dia tidak diuntungkan karenanya, dan segala yang kita buat juga tidak akan sanggup menambah apa pun pada kesempurnaan dan berkat-Nya yang tidak terbatas. Manusia yang paling bijaksana, paling baik dan paling berguna di dunia pun tidak menguntungkan Allah (Ayb. 22:2; 35:7). Allah itu jauh melampaui kita dan berbahagia tanpa kita, dan kebaikan apa saja yang kita lakukan semuanya bersumber dari Dia. Karena itulah, kita berutang kepada-Nya dan bukan sebaliknya. Daud mengakui hal ini (1 Taw. 29:14), dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.
- 3. Jika Allah ialah Allah kita, maka kita harus berbuat kebaikan kepada orang-orang kepunyaan-Nya, demi kemuliaan nama-Nya, yaitu kepada orang-orang kudus di tanah ini. Sebab, Dia selalu berkenan dan menganggap setiap perbuatan yang kita lakukan bagi mereka sebagai perbuatan yang kita lakukan bagi diri-Nya sendiri, karena Dia telah menunjuk mereka sebagai penerima kebaikan itu.
- Perhatikanlah:
- (1) Ada orang-orang kudus di muka bumi ini. Dan kita semua haruslah menjadi orang-orang kudus di bumi ini, atau kita tidak akan pernah menjadi orang-orang kudus di sorga. Orang-orang yang diperbarui dengan anugerah Allah dan mengabdi demi kemuliaan Allah adalah orang-orang kudus di tanah ini.
- (2) Orang-orang kudus di tanah ini merupakan orang-orang yang hebat, mulia, gagah perkasa, akan tetapi sebagian dari mereka begitu miskin di mata dunia sampai-sampai Daud harus mengulurkan kebaikannya kepada mereka. Allah menjadikan mereka hebat oleh anugerah yang Ia berikan kepada mereka. Orang yang benar itu terlebih mulia adanya dari pada segala kawannya, dan karena itulah Allah menganggap mereka hebat. Mereka berharga di mata-Nya dan terpandang. Mereka adalah permata-Nya, harta-Nya yang istimewa. Allah mereka adalah kemuliaan mereka, dan merupakan mahkota kecantikan bagi mereka.
- (3) Semua orang yang telah menjadikan Tuhan sebagai Allah mereka bersuka atas orang-orang kudus-Nya dan menganggap mereka hebat, karena mereka mengenakan gambaran-Nya dan karena Dia mengasihi mereka. Daud, meskipun ia adalah seorang raja, bersekutu dengan semua orang yang takut kepada Allah(Mzm. 119:63), bahkan yang termiskin sekalipun, yang menandakan bahwa ia bersuka atas mereka.
- (4) Bersuka saja atas orang-orang kudus itu tidaklah cukup bagi kita, tetapi, setiap kali ada kesempatan, kita harus melayangkan kebaikan kita kepada mereka. Kita harus selalu siap sedia untuk menunjukkan kebaikan kita setiap kali mereka memerlukannya, menolong mencukupi kebutuhan mereka, dan melimpahi mereka dengan pekerjaan kasih. Semua ini dapat diterapkan kepada Kristus. Keselamatan yang Ia kerjakan bagi kita tidaklah mendatangkan keuntungan bagi Allah, sebab kebinasaan kita tidak akan merugikan-Nya. Akan tetapi, kebaikan dan berkat dari keselamatan itu sampai kepada kita umat manusia, yang menjadi kesenangan-Nya (Ams. 8:31). Bagi merekalah, kata-Nya, Aku menguduskan diri-Ku (Yoh. 17:19). Kristus saja bersuka atas orang-orang kudus di bumi ini, dengan segala kelemahan dan kekurangan mereka yang beraneka ragam. Jadi beralasanlah bagi kita untuk berbuat serupa.
- IV. Daud menolak pemujaan terhadap segala allah palsu dan segenap persekutuan dengan para penyembahnya (ay. 4).
- Di sini:
- 1. Dia menyatakan kutukan yang akan menimpa para penyembah berhala, yang bergiat memburu allah lain, tergila-gila kepada berhala-berhala mereka dan terus mengejar mereka seakan-akan berhala-berhala itu akan lolos dari mereka: Bertambah besar kesedihan mereka, baik oleh karena penghakiman dari Allah yang benar, yang mereka timpakan sendiri karena meninggalkan-Nya, maupun oleh karena kekecewaan terhadap ilah-ilah palsu yang mereka puja. Orang-orang yang menyembah banyak ilah mendatangkan banyak kedukaan pula bagi diri sendiri. Sebab, siapa pun yang berpikir bahwa satu Allah itu tidak cukup, dia akan menemukan bahwa dua ilah justru terlalu banyak, tetapi masih juga akan merasa seratus ilah tidak cukup-cukup pula.
- 2. Dia mengumandangkan tekadnya untuk tidak berurusan apa pun dengan mereka dan dengan pekerjaan kegelapan mereka yang sia-sia: “Tiada aku mau mencucurkan persembahan minuman mereka itu yang dari pada darah adanya. Bukan saja karena korban curahan itu dipersembahkan kepada ilah-ilah palsu, tetapi juga karena korban curahan itu sendiri begitu menjijikkan.” Karena darah itu sifatnya menebus, meminumnya di mezbah Allah benar-benar merupakan sebuah tindakan terlarang, sehingga persembahan minuman dilakukan dengan anggur. Akan tetapi Iblis menyuruh para pemujanya meminum darah korban untuk mengajari mereka supaya menjadi kejam. “Aku tidak sudi memiliki urusan apa pun” (kata Daud) “dengan ilah-ilah yang haus darah itu, bahkan juga tidak akan menyebut-nyebut nama mereka di bibirku dengan rasa senang ataupun rasa hormat.” Demikianlah kita juga harus membenci berhala dan penyembahan berhala dengan kebencian yang menyala-nyala. Beberapa orang menganggap hal tersebut juga berkaitan dengan Kristus dan tugas yang diemban-Nya. Tugas-Nya menunjukkan sifat dari korban yang Ia persembahkan (korban itu bukanlah darah lembu dan kambing yang dipersembahkan sesuai dengan hukum Taurat. Korban seperti itu tidak pernah dipanggil namanya, bahkan tidak pernah disebut-sebut oleh-Nya. Korban itu tiada lain adalah darah-Nya sendiri). Tugas-Nya itu juga menunjukkan kedukaan berlipat ganda yang dialami orang-orang Yahudi yang tidak percaya, yang bergiat mengejar raja lain, yaitu kaisar, dan masih juga terus bertekun menantikan mesias yang lain, yang sia-sia saja mereka cari.
- V. Daud mengulangi keputusan bulatnya dalam memilih Allah sebagai bagian dan sukacitanya (ay. 5). Ia menikmati penghiburan yang ditimbulkan oleh pilihannya itu (ay. 6), dan memberi kemuliaan kepada Allah atas pilihannya itu (ay. 7). Perkataannya itu benar-benar menggambarkan bahasa jiwa yang saleh dan berbakti sedalam-dalamnya.
- 1. Memilih Tuhan sebagai bagian dan sukacitanya. “Kebanyakan manusia menjadikan dunia sebagai sumber kebaikan baginya dan menempatkan kebahagiaan mereka di dalam kenikmatan akan dunia itu. Tetapi, inilah yang kukatakan, Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, bagian yang kupilih dan hendak kupertahankan dengan penuh sukacita, tidak peduli betapa miskinnya keadaanku di dunia ini. Biarlah aku memiliki kasih dan kebaikan Allah dan diterima oleh-Nya. Semoga aku mendapatkan penghiburan di dalam persekutuan dengan Allah dan dipuaskan oleh anugerah dan penghiburan yang datang dari-Nya. Semoga aku mendapat bagian di dalam janji-janji-Nya, dan berhak atas hidup dan kebahagiaan kekal di masa akan datang. Dengan demikian, sudahlah cukup bagiku, tidak ada yang aku perlukan lagi, tiada yang aku inginkan lagi, untuk menyempurnakan kebahagiaanku.” Jika kita ingin berbuat baik dan bijak bagi diri kita sendiri, maka kita harus menerima Allah, di dalam Kristus, sebagai,
- (1) Bagian warisan kita di dunia yang lain. Sorga merupakan sebuah warisan. Di sana, Allah sendiri menjadi warisan bagi orang-orang kudus, dan menikmati Dia merupakan kebahagiaan yang kekal buat mereka. Kita harus menganggap sorga sebagai warisan kita, rumah kita, tempat peristirahatan kita, kekekalan kita yang indah dan abadi, dan memandang dunia ini tidak lebih dari sebuah negeri yang terbentang di tengah-tengah perjalanan kita.
- (2) Bagian dari piala kita di dunia ini, yang menguatkan, menyegarkan, dan mencegah kita dari kelesuan. Orang-orang yang tidak memiliki Allah sebagai bagian mereka adalah orang-orang yang tidak menganggap penghiburan dari-Nya sebagai kebaikan yang paling menyegarkan, dan karena itu tidak mengenalnya dan memanfaatkannya untuk mengimbangi dukacita dan untuk meringankan cawan pahit penderitaan saat ini.
- 2. Mempercayai Dia untuk mengamankan bagian kita itu: “Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku. Engkau yang melalui perjanjian sudah memberi diri-Mu kepadaku, untuk menjadi milikku, juga melaksanakan apa yang telah Engkau janjikan kepadaku, dan tidak akan pernah membiarkanku kehilangan kebahagiaan ini, juga tidak akan pernah membiarkan kuasa musuh merenggutnya dariku. Tidak ada yang dapat merebutku dari tangan-Mu atau memisahkanku dari kasih-Mu dari belas kasih-Mu bagi Daud.” Orang-orang kudus dan kebahagiaan mereka dipelihara oleh kuasa Allah.
- 3. Bersuka atas bagian ini dan berpuas di dalamnya (ay. 6): Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai. Orang-orang yang memiliki Allah sebagai bagian mereka mempunyai alasan untuk berkata seperti itu. Mereka memiliki bagian yang berharga, milik pusaka yang menyenangkan hati. Apa lagi yang lebih baik dari itu? Apa lagi yang dapat mereka ingini lebih dari itu? Kembalilah tenang, hai jiwaku, tidak perlu mencari-cari lagi. Perhatikanlah, orang-orang yang penuh dengan anugerah tidak pernah menginginkan sesuatu yang lagi selain Allah, meskipun mereka masih mengingini Allah lebih dalam lagi. Mereka telah dipuaskan oleh kebaikan kasih-Nya, puas dengan melimpah hingga tidak mengingini kesenangan daging atau hiburan dan kenikmatan indrawi, melainkan selalu berbahagia dengan apa yang mereka miliki itu. Mereka yakin akan bahagia sempurna dengan apa yang mereka harapkan. Karena itulah, orang-orang yang undinya dibuang di tanah yang terang seperti undi Daud, di lembah penglihatan di mana Allah dikenal dan disembah, memiliki alasan kuat untuk berkata, “Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai.”Maka, terlebih lagi yang terjadi pada orang-orang yang bukan saja memiliki sarana, tetapi juga tujuan, bukan hanya tanah Imanuel, tetapi juga kasih Imanuel.
- 4. Mengucap syukur kepada Allah karena itu, dan juga atas anugerah yang telah memampukan dia untuk mengambil pilihan yang bijak dan penuh sukacita ini (ay. 7): “Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, yaitu nasihat untuk menjadikan-Nya sebagai bagianku dan sukacitaku.” Kita ini memang begitu bodoh dan bebal, sehingga jika kita dibiarkan sendirian, hati kita tentu akan mengikuti mata kita dan kita akan memilih semua khayalan kita serta mengabaikan belas kasihan dengan cara menukarnya dengan segala dusta yang sia-sia. Karena itulah, jika kita telah memilih Allah sebagai bagian dan berkat rohani kita yang kekal, lebih daripada hal-hal yang bersifat sementara saja, kita harus mengakui dengan penuh rasa syukur, kuasa dan kebaikan anugerah ilahi yang sudah membimbing dan memampukan kita untuk membuat pilihan seperti itu. Jika kita menikmati kesenangan seperti itu, biarlah Allah juga menikmati pujian atasnya.
- 5. Mempergunakannya dengan baik. Setelah Allah memberinya nasihat melalui firman dan Roh-Nya, batin-nya (pikiran-pikirannya sendiri) juga mengarahkan dia di malam hari. Saat dia berdiam diri dan sendirian, menyepi dari dunia ini, saat itulah hati nuraninya (yang di sini disebut batin, [Yer. 17:10]) tidak hanya mengingat kembali dengan sukacita pilihan yang telah ia buat itu, tetapi juga membimbing dan menegurnya mengenai tugas-tugas yang harus dikerjakannya sesuai pilihannya itu. Hati nuraninya mengujinya dan membangkitkan serta menyemangati dia untuk hidup sebagai orang yang memiliki Allah sebagai bagiannya, untuk hidup dengan iman mengandalkan Dia dan hidup bagi Dia. Orang-orang yang memiliki Allah sebagai bagian mereka, dan yang mau setia kepada-Nya, haruslah mengizinkan hati nurani mereka untuk berlaku setia dan berterus terang kepada mereka.
Iman yang Mempercayai; Penyucian Diri Bagi Allah (16:1-7)
Mazmur ini diberi judul Miktam, yang diterjemahkan sebagian orang sebagai mazmur emas, yang sangat berharga dan harus kita hargai lebih daripada emas. Ya, bahkan lebih daripada emas murni, sebab mazmur ini menjelaskan dengan amat jelas mengenai Kristus dan kebangkitan-Nya. Dialah harta sejati yang tersembunyi di ladang Perjanjian Lama.SH: Mzm 16:1-11 - Iman dan kesehatan manusia (Minggu, 14 Januari 2001) Iman dan kesehatan manusia
Berbicara tentang iman
seringkali membawa kita kepada konsep-konsep yang
abstrak, seakan tak ada hubungannya dengan real...
Iman dan kesehatan manusia
Berbicara tentang iman seringkali membawa kita kepada konsep-konsep yang abstrak, seakan tak ada hubungannya dengan realita kehidupan sehari-hari. Mazmur 16 mengajarkan kepada kita realita iman, manifestasi iman, dan peran iman bagi kebahagiaan manusia.
Doa pemazmur (ayat 1) mengungkapkan imannya terhadap Allah. Imannya senantiasa menyadarkannya akan realita kehidupan yang sering tidak bersahabat. Iman yang ia miliki juga terungkap di dalam kepuasannya terhadap Allah (ayat 2, 5). Apa pun yang ia alami, ia tetap yakin bahwa Allah yang terbaik dan akan selalu menjadi yang terbaik. Pemazmur mengungkapkan bahwa orang yang beriman kepada Allah adalah orang yang selalu rindu untuk bersekutu dengan saudara lainnya yang seiman, dan berbuat kebaikan kepada mereka (ayat 3). Perbedaan antara orang beriman dan yang tidak, dapat diidentifikasikan dengan melihat perbuatan dan perkataan mereka (ayat 4).
Di samping membuat orang puas dengan Allah, iman juga membuat orang puas dengan kehidupannya (ayat 6). Ini tidak berarti bahwa iman membuat orang menjadi cepat puas sehingga tidak ada niat dan kerja keras untuk terus memperbaiki taraf hidupnya. Namun kepuasan ini yang memampukan orang beriman untuk mensyukuri setiap yang dimiliki dan tidak iri hati terhadap apa yang dimiliki orang lain. Iman juga akan menjauhkan Kristen dari rasa kuatir dan gentar menghadapi masa depan, sebab masa depan terletak dalam genggaman tangan Tuhan dan Ia senantiasa menyertainya (ayat 8, 11). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa iman berhubungan erat dengan kesehatan jiwa dan fisik seseorang (ayat 9).
Renungkan: Seorang yang merasa puas, hatinya akan bersukacita dan tentram. Jika Anda mengalami stress, depresi, tekanan darah tinggi, sakit maag, jantung, dll., evaluasilah kehidupan iman Anda.
Bacaan untuk Minggu Epifania 2
Lagu: Kidung Jemaat 379
PA 2 Mazmur 14
Melihat apa yang terjadi di masyarakat, kita seringkali bertanya mengapa ada orang yang begitu tega dan jahat menyakiti bahkan menghabisi orang lain. Dan bila kita amati lebih jauh, nampaknya kekejaman dan kejahatan yang terjadi cenderung meningkat. Bagaimana kita memandang hal ini? Bagaimana respons kita? Apa yang dapat kita lakukan? Itulah yang akan kita pelajari dari Mazmur ratapan ini.
Pertanyaan-pertanyaan pengarah:
1. Keyakinan apa yang dimiliki oleh orang bebal (ayat 1)? Seberapa parahkah keyakinannya itu? Bagaimanakah hubungan antara keyakinan dengan perbuatannya? Apa pun pasti membutuhkan proses untuk menjadi busuk dan menjijikkan. Apakah kebenaran ini berlaku juga bagi perbuatan seseorang? Lalu apa yang mempercepat pembusukan dari perbuatan seseorang? Apakah proses ini dapat dicegah dan dihentikan?
2. Keyakinan yang tercela (ayat 1) dimanifestasikan oleh tindakan dan pikiran yang tercela. Temukan itu satu-persatu dan beri penjelasan (ayat 3,4)! Bila dihubungkan dengan keyakinan orang bebal, menurut Anda mengapa umat Allah digambarkan sebagai korban kejahatan yang paling mengenaskan? Jelaskan!
3. Ratapan pemazmur diselingi dengan ungkapan keyakinannya akan tindakan Allah (ayat 1-3). Teladan apa yang Anda dapatkan? Keyakinan apa lagi yang dimiliki oleh pemazmur dalam kondisi masyarakat yang demikian (ayat 5-6)? Apa yang memampukan pemazmur untuk tetap dapat mempunyai keyakinan kepada Allah walaupun ancaman dan serangan siap melumatnya?
4. Usaha apa yang dilakukan pemazmur untuk memperbaiki masyarakat yang sudah tercela keyakinan dan perbuatannya (ayat 7)? Katakan kembali ayat ini dengan kata-kata Anda sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi masa kini di Indonesia!
5. Berdasarkan kebenaran-kebenaran di atas, bagaimana Anda menilai masyarakat kita sekarang? Bagaimana Anda memandang pembakaran gereja dan penganiayaan yang dialami oleh Kristen di Indonesia? Apa yang harus kita lakukan secara konkrit untuk memperlambat proses pembusukan dalam masyarakat?
SH: Mzm 16:1-11 - Menghadapi ancaman murtad dan maut (Sabtu, 11 Januari 2003) Menghadapi ancaman murtad dan maut
Sulit untuk melihat bahwa pemazmur sedang menghadapi ancaman
kompromi menuju murtad dalam ayat 1-5. Ada baikn...
Menghadapi ancaman murtad dan maut
Sulit untuk melihat bahwa pemazmur sedang menghadapi ancaman kompromi menuju murtad dalam ayat 1-5. Ada baiknya kita mulai dengan melihat isi permohonan pemazmur di ayat 4b-6, yakni tekad dan kerinduan agar Tuhan sepenuhnya menjadi harta kehidupannya, satu-satunya tambatan hati. Doa itu dipanjatkan karena ia tidak ingin mengalami nasib orang seperti yang digambarkannya di ayat 4a. Ayat 1 adalah doa agar Allah melindungi dia dari nasib tersebut. Nasib buruk itu adalah akibat dari perbuatan orang yang dituturkannya di ayat 2, yaitu ucapan orang yang sebaliknya dari menjadikan Tuhan Allah saja sebagai yang terbaik, mulia, sumber kesukaan, kini menjadikan "Tuhan" dan "orang-orang kudus" sebagai ganti Tuhan yang sejati. Jadi, ayat 2 seharusnya dilihat sebagai dosa penyembahan berhala, bahwa orang memuja dan mengandalkan hal-hal apa saja yang dianggapnya mulia, tetapi yang bukan Allah sejati. Dosa ini hanya dapat diatasi dengan tekad dan komitmen untuk tidak mendua hati menjadikan Allah sebagai harta abadi jiwa kita (ayat 5-6).
Untuk orang yang telah belajar menyingkirkan segala macam bentuk allah palsu dari kehidupannya, maut tidak lagi menjadi ancaman yang menakutkan. Allah sedemikian akrab sehingga di kegelapan malam pun Allah selalu memberikan pengajaran yang memurnikan hati nurani (ayat 7) dan Allah terpampang jelas dalam penglihatan mata hati pemazmur (ayat 8). Mazmur ini telah diartikan sebagai mazmur mesianis (Kis. 2:25-28; 13:35) menunjuk kepada kebangkitan Kristus. Memang benar bahwa kebangkitan Kristus tidak saja menyatakan kemenangan Kristus dari maut, tetapi juga dasar bagi kehidupan kekal kita yang tak dapat binasa.
Renungkan: Mengkonsumsi barang palsu mungkin tidak fatal, tetapi memperallah yang bukan Allah pasti menghasilkan akibat ngeri.
SH: Mzm 16:1-11 - Sukacitaku, warisanku (Rabu, 16 Januari 2008) Sukacitaku, warisanku
Ada dua ancaman yang harus dihadapi oleh orang beriman. Pertama,
ancaman daya tarik ilah-ilah lain (ayat 4). Kedua, ancama...
Sukacitaku, warisanku
Ada dua ancaman yang harus dihadapi oleh orang beriman. Pertama, ancaman daya tarik ilah-ilah lain (ayat 4). Kedua, ancaman kematian (ayat 10). Di awal permohonannya, pemazmur meminta agar Tuhan melindungi dia dari kedua ancaman tersebut. Permohonan ini menunjukkan keyakinan dan harapan pemazmur.
Pernyataan "Engkaulah Tuhanku" (ayat 2) menunjukkan pengakuan pemazmur bahwa Allah ialah "Tuan" dan "Penguasa hidupnya". Pemazmur sadar bahwa memiliki Allah dan bersekutu dengan Dia merupakan pengalaman yang tiada duanya. Oleh sebab itu, ia senang bersama-sama dengan komunitas orang kudus yang menyembah Allah (ayat 3). Sebaliknya, ia menjauhi para penyembah berhala. Ia tidak mau menyebut nama allah lain (ayat 4), beribadah, atau bersumpah di dalam namanya. Godaan untuk menyembah ilah lain kehilangan daya tarik sebab Allah menjadi kesukaan bagi pemazmur.
Daud menegaskan bahwa Tuhanlah warisannya dan Tuhan juga yang memberikan tanah warisan kepada dia (ayat 5-6). Pengalaman Israel beroleh tanah perjanjian menjadi petunjuk bagi warisan lain yang lebih berharga, yaitu persekutuan kekal dengan Allah. Inilah yang memberi pemazmur keyakinan penuh, yang mengatasi rasa takut karena ancaman kematian (ayat 10). Pemazmur yakin bahwa di dalam berbagai situasi hidup, Allah ada di sebelah kanannya sebagai pelindung, pemimpin, dan penjamin. Bahkan di malam hari yang kegelapannya bisa melambangkan ketidakpastian dan maut, Allah menjadikan hati nurani pemazmur sebagai alat yang mengajari dia hal-hal penting tersebut. Tak heran bila Daud bersukacita (ayat 9). Dia tahu bahwa Allah akan memberikan hidup kekal.
Hidup dekat Allah menjadi sumber hidup dan kesukaan pemazmur. Begitu pulakah kita? Mengaku diri sebagai pengikut Tuhan membuat sebagian orang memenuhi pikirannya dengan batasan dan larangan yang menghilangkan sukacita mengiring Tuhan. Kiranya kita menikmati dinamika hidup bersama Tuhan, serta keindahan memiliki dan dimiliki Tuhan.
SH: Mzm 16:1-11 - Tuhan warisanku (Minggu, 1 Mei 2011) Tuhan warisanku
Pernahkah Anda berada di persimpangan jalan? Tentu bukan persimpangan di jalan raya, melainkan persimpangan dalam kehidupan. Pada saa...
Tuhan warisanku
Pernahkah Anda berada di persimpangan jalan? Tentu bukan persimpangan di jalan raya, melainkan persimpangan dalam kehidupan. Pada saat seperti itu Anda harus memutuskan jalan mana yang Anda akan pilih: jalan dunia yang menawarkan kemudahan dan kesuksesan atau jalan Tuhan, yang teruji kasih setia-Nya, walaupun maksud-Nya tidak selalu terlihat jelas. Bila belum pernah, suatu saat Anda akan menghadapi situasi seperti itu, cepat atau lambat.
Pemazmur sudah melewati persimpangan jalan. Ia sudah memilih jalan yang ia harus tempuh. Suatu pilihan yang tepat, menurut keyakinan pemazmur karena ia tahu bahwa Tuhan, yang jalannya ia pilih, adalah Tuhan yang baik (2). Tuhan jauh lebih penting daripada segala berkat-Nya. Bagi pemazmur, mendapat warisan Tuhan jauh lebih berharga daripada tanah warisan yang diperoleh suku-suku Israel setelah mengalahkan tanah Kanaan (5-6; lihat Kitab Yosua). Pemazmur juga melihat kebaikan Tuhan yang dialami orang-orang kudus, yang memberikan kesukaan bagi dirinya (3). Memilih Tuhan berarti memilih jalan kehidupan (10-11). Ada kepastian hidup yang tidak sia-sia. Hal ini kontras dengan kesia-siaan yang dialami orang-orang yang mengikuti allah lain (4).
Oleh karena pilihannya itu, pemazmur bertekad memuji Tuhan (7) dan bersandar penuh kepada-Nya (1, 8). Tuhan sudah berjanji dan Ia menepatinya. Ia berkuasa untuk memastikan pemeliharaan-Nya terhadap orang yang memilih Dia.
Godaan untuk memilih jalan yang ditawarkan dunia ini akan selalu ada. Akan sangat terasa saat kita tidak dekat dengan Tuhan, terlebih bila masalah seakan tak habis-habisnya menerpa hidup kita. Saat seperti itu, ingatlah akan Tuhan Yesus. Bersama Dia, kita dapat yakin bahwa jalan yang kita pilih tidaklah keliru. Karya salib dan kebangkitan-Nya adalah kepastian pengampunan dosa dan hidup kekal bersama Dia.
SH: Mzm 16:1-11 - Yakin karena Tuhanku hidup! (Minggu, 26 April 2015) Yakin karena Tuhanku hidup!
Mazmur ini dimulai dengan doa permohonan agar Tuhan melindungi pemazmur (1). Akan tetapi ayat-ayat selanjutnya merupakan ...
Yakin karena Tuhanku hidup!
Mazmur ini dimulai dengan doa permohonan agar Tuhan melindungi pemazmur (1). Akan tetapi ayat-ayat selanjutnya merupakan pernyataan keyakinan pemazmur bahwa Tuhan pasti melindungi dirinya (2-11).
Pemazmur yakin, Tuhan adalah yang terbaik bagi hidupnya (2, 5). Seperti seorang yang beroleh harta warisan atau tanah pusaka, demikian anak-anak Tuhan mendapatkan yang terbaik. Itu sebabnya pemazmur memuji Tuhan dan tetap hidup mengandalkan-Nya (7-8). Justru orang-orang yang menyembah ilah lain rugi besar (3), sehingga pemazmur tidak akan pernah mau ikut-ikutan mereka menyembah berhala dan dengan demikian menyangkali Tuhannya!
Memiliki Tuhan berarti memiliki hidup sejati karena Tuhanlah satu-satunya sumber hidup. Karena itu memiliki Tuhan berarti memiliki segala-galanya. Ayat 8-11 dikutip oleh Rasul Petrus (Kis. 2:25-28) dan juga oleh Rasul Paulus (Kis. 13:35-37) untuk menjelaskan Tuhan Yesus yang bangkit. Artinya karena Kristus diutus Allah ke dalam dunia untuk menjalankan misi-Nya, mati menebus manusia berdosa, maka setelah tuntas misi penyelamatan tersebut, Allah membangkitkan Dia sebagai Allah yang hidup.
Inilah keyakinan pemazmur bahwa ia memiliki jaminan akan hidup bahagia dan selamanya dalam keberkatan karena Allah adalah sumber hidupnya. Keyakinan ini bukan hanya milik pemazmur atau umat Tuhan pada masa Perjanjian Lama, tetapi terlebih lagi milik umat Kristen sejati. Setiap kita yang percaya kepada Tuhan Yesus yang bangkit dari kematian, pasti percaya bahwa satu hari kelak, kita pun akan dibangkitkan dari kematian untuk masuk ke dalam hidup yang kekal. Itulah keyakinan iman anak-anak Tuhan yang telah mengalami penebusan. Karena Tuhanku hidup, aku pun akan hidup. Apakah itu juga keyakinan iman Anda? Yakinlah dan hiduplah dalam Tuhan Yesus.
SH: Mzm 16:1-11 - Allah Sumber Berkat (Senin, 1 Januari 2018) Allah Sumber Berkat
Tak sedikit orang memahami bahwa apa yang didapat dan dimilikinya merupakan hasil usahanya sendiri. Orang pintar karena rajin bel...
Allah Sumber Berkat
Tak sedikit orang memahami bahwa apa yang didapat dan dimilikinya merupakan hasil usahanya sendiri. Orang pintar karena rajin belajar, orang kaya karena rajin bekerja, dan orang berhasil karena cekatan. Jika logika itu benar, itu berarti orang yang tidak berusaha pasti tidak akan pernah mendapatkan apa yang diinginkannya. Nah, pertanyaannya, di manakah peran Allah-Sang Sumber Hidup-dalam kehidupan manusia? Apakah semuanya memang karena usaha manusia semata? Kelihatannya, mata rohani penganut pemahaman macam begini telah dibutakan oleh logika pemikirannya sendiri.
Daud, dalam nas bacaan kita hari ini menyatakan bahwa dirinya dijaga dan dilindungi Allah (2). Mazmur yang dimulai dengan sebuah doa ini berlanjut sebagai pernyataan iman kepada satu-satunya Allah. Dan karena Daud percaya-juga setia kepada Allah- ia merasa berbahagia karena diberkati Allah. Sebab allah lain tidak dapat melakukan apa-apa. Karena itu, siapa yang mengikuti allah lain pasti kecewa (4). Allah pemilik kehidupan kita tidak akan merancangkan yang jahat dalam hidup kita. Dia juga tidak akan membiarkan anak-anak-Nya mengalami kebinasaan kekal. (10). Allah akan membim-bing anak-anak-Nya dalam menjalani kehidupan. Jalan yang akan ditempuh itu akan mendatangkan sukacita, kebahagiaan, dan nikmat senantiasa (11).
Allah adalah sumber berkat. Manusia kadang menolak menyataan ini. terlebih, ketika dia sungguh-sungguh bekerja keras untuk mendapatkan nafkahnya. Padahal-ini yang sering dilupakan manusia-kesehatan yang memampukan manusia bekerja adalah anugerah Allah. Atau, kalau manusia merasa bahwa kesehatan merupakan buah dari kerajinannya menjaga kesehatan, agaknya dia perlu ingat bahwa udara bersih, yang membuat dia sehat merupakan anugerah Tuhan. Manusia tidak mungkin menciptakan, hanya tinggal menikmatinya saja.
Kalau pun ada manusia yang merasa mampu menciptakan udara bersih, pastilah dia tidak mungkin menciptakan nafas hidup. Dan itulah berkat terbesar sebagai manusia. Selamat Menjalani tahun yang baru! [KFT]
SH: Mzm 16:1-11 - Tuhanku, Sukacitaku (Jumat, 18 Maret 2022) Tuhanku, Sukacitaku
Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" Ini adalah sebuah pengakuan yang lahir dari relasi yang indah antar...
Tuhanku, Sukacitaku
Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" Ini adalah sebuah pengakuan yang lahir dari relasi yang indah antara sang pemazmur dengan Allah.
Pemazmur mengungkapkan betapa bahagianya dia menjadi umat Allah (3-4). Betapa ia bersukacita karena Allah. Oleh karena itu, ia akan terus memuji Allah, memandang kepada-Nya karena setiap perbuatan Allah yang besar dalam kehidupannya (7-11). Inilah kunci kebahagiaan pemazmur.
Kebahagiaan atau sukacita orang percaya bukan terletak pada apa yang sudah ia hasilkan, melainkan pada apa yang sudah Tuhan lakukan baginya. Hal itu seperti pemazmur yang mengungkapkan sukacita besar dalam hidupnya. Kebanggaan dan kebahagiaan terbesar dalam hidupnya adalah menjadi bagian dari umat Allah yang kudus. Ia begitu bersukacita oleh karena Allah ada di dalam hidupnya.
Mengapa pemazmur begitu bersukacita? Begitu banyak perbuatan Allah yang sudah terbukti di dalam hidupnya, sehingga tidak ada alasan bagi pemazmur untuk tidak bersukacita. Allah memberikan semua yang ia butuhkan. Allah memberinya hikmat dan pengetahuan; Allah juga memberinya kekuatan. Sukacita pun ia dapatkan karena ada Allah di dalam hidupnya.
Allah memberikan jaminan keselamatan yang kekal kepadanya. Bahkan Allah juga menuntun dia ke jalan yang benar, yakni jalan kehidupan. Semua itu telah ia saksikan dan buktikan dalam hidupnya. Inilah alasan mengapa Allah menjadi satu-satunya tempat ia berlindung dan memohon. Allah akan memberkati umat-Nya dengan keselamatan, sukacita, dan damai sejahtera yang melimpah.
Sudahkah Allah menjadi satu-satunya sumber sukacita kita? Mari kita mengingat keselamatan dan kehidupan kekal yang sudah dianugerahkan Allah kepada kita. Mari kita memuji dan memuliakan nama Allah oleh karena semua hal yang sudah diberikan-Nya kepada kita. Dia yang telah menyelamatkan kita, Dia juga yang memimpin dan menyertai hidup kita. Dialah Allah kita, terpujilah nama-Nya. [MAR]
SH: Mzm 16:1-11 - Menyala-nyala oleh Kebangkitan (Jumat, 12 April 2024) Menyala-nyala oleh Kebangkitan
Ada kalanya mutiara yang sangat berharga ditemukan di tempat yang tak terduga.
Kebangkitan yang ajaib dijabarkan dala...
Menyala-nyala oleh Kebangkitan
Ada kalanya mutiara yang sangat berharga ditemukan di tempat yang tak terduga.
Kebangkitan yang ajaib dijabarkan dalam kitab puisi Perjanjian Lama, mazmur ini. Daud mengungkapkan kepercayaannya bahwa orang benar tidak akan berakhir di dalam maut (10). Kelak ia akan dibangkitkan untuk menerima sukacita dan kenikmatan kekal (11). Ini karena Tuhan menjadi tempat perlindungan, kebahagiaan, serta warisan dan pialanya (1-2, 5).
Pada kemudian hari Petrus dan Paulus mengutip sebagian dari mazmur ini untuk membuktikan bahwa Yesus Kristus benar-benar bangkit dari antara orang mati (Kis. 2:25-28; 13:35). Jadi, kebangkitan-Nya telah dinubuatkan di dalam mazmur Daud.
Seberapa penting doktrin kebangkitan ini? Kita mungkin akrab dengan lirik pujian: "Sebab Dia hidup, ada hari esok". Namun, apakah semangatnya terus bertahan di luar Paskah? Apakah fakta kebangkitan Yesus membuat kita menjalani hari-hari dengan sukacita?
Kita belajar satu teladan yang penting dari Daud. Ia tidak melihat fakta kebangkitan Kristus sebab memang ia hidup pada zaman yang berbeda. Ia sendiri pun belum mengalami kebangkitan dari kematian. Ia baru menerima janji-janji tentang kebangkitan, tetapi itu telah mengubahkan kepribadian dan cara hidupnya.
Betapa lebih lagi seharusnya kita bersukacita karena apa yang kita miliki sekarang bukan lagi janji, melainkan fakta akan kebangkitan Yesus Kristus. Fakta ini seharusnya menjungkirbalikkan setiap kehidupan yang suam-suam kuku. Dahulu dua belas murid mengalaminya; kini giliran kita.
Maukah Anda menyala-nyala oleh sukacita berita kebangkitan Kristus? Jika ya, jangan biarkan semangat itu hanya menyala pada masa Paskah.
Buatlah komitmen untuk mengingatkan diri sendiri bahwa Kristus telah bangkit. Sebab Dia bangkit dan hidup, kita pun akan hidup untuk selamanya. Jika kita akan hidup untuk selamanya, mengapa khawatir selama kita ada di dunia ini? Masalah dan kekhawatiran tidak lagi merampas sukacita. Apa pun yang telah dan akan terjadi, Kristus telah bangkit! [PHM]
Utley -> Mzm 16:7-11
Utley: Mzm 16:7-11 - --NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 16:7-117 Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. 8 Aku se...
NASKAH NASB (UPDATED): Mazm 16:7-11
7 Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. 8 Aku senantiasa memandang kepada TUHAN. karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. 9 Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; 10 sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. 11 Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan. di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.
Mazm 16:7-11 Pemazmur menegaskan imannya pada YHWH
- 1. nasihat, ay. Mazm 16:7a (lih. Mazm 32:8)
- 2. pengajaran, ay. Mazm 16:7b
- 3. kehadiran yang kuat, ay. Mazm 16:8,11
- 4. kemenangan, ay. Mazm 16:8b
Hasilnya adalah bahwa ia bersukacita dalam keamanannya dalam YHWH (lih. ay. Mazm 16:9), bahkan dalam kematian (ayat Mazm 16:10-11).
- 1. Dia tidak akan menyerahkan pemazmur ke dunia orang mati, ay. Mazm 16:10 (lih. Ayub 14:14-15; 19:25-27)
- 2. Dia akan memberitahukan makna dari jalan kehidupan (lih. Mazm 139:24; Ams 15:24; yaitu, merupakan ungkapan untuk hidup setia harian,. Untuk frase yang sama lihat Mazm 101:2,6)
- 3. Dia akan ada bersama dengannya secara pribadi, bahkan di dunia orang mati (lih. Mazm 139:7-8)
- 4. Ia menyediakan dalam kelimpahan semua kebutuhan pemazmur
Bahkan pada saat kesusahan para pengikut setia bisa mengetahui bahwa YHWH ada bersamanya, baginya, dan tidak akan pernah meninggalkannya! Iman dalam kesetiaan YHWH ini adalah harapan, sukacita, damai sejahtera, perhentian, dan kemenangan kita!
Mazm 16:8 b "di sebelah kananku" Tangan kanan YHWH (lihat Topik Khusus: Allah Digambarkan sebagai Manusia [antropomorfisme] di Mazm 2:4-6). Tangan kanan adalah pepatah untuk kekuasaan dan kekuatan. Mesias digambarkan sebagai duduk di sebelah kanan Allah yang menunjukkan tempat kekuasaan, keunggulan, dan otoritas.
Kombinasi dari beberapa elemen dalam Mazmur ini membuatnya bersifat Mesianik untuk para Rasul, Petrus dan Paulus
- 1. citra tangan kanan, ay. Mazm 16:8,11
- 2. kehidupan di luar keberadaan fisik
- 3. gelar "Yang Kudus" Lihat catatan lengkap di ayat Mazm 16:10.
- NASB NKJV "kemuliaanku."
- NRSV, NJB "jiwaku."
- LXX "lidahku."
- JPSOA "seluruh keberadaanku."
- REB "roh ku.
Kata Ibrani "kemuliaan" (ידובכ, BDB 458 II) mungkin merupakan suatu kesalahan penulisan untuk "hati" (כבדכ, BDB 458, lih. Kej 49:6; Mazm 30:12), yang, seperti jantung, menyatakan keseluruhan manusia (cf. NIDOTTE, vol 2, hal 587-588, Alkitab NET, hal 866, # 11). Perhatikan bahwa "hati," "hati / kemuliaan," dan "daging" semuanya berparalel dan menunjukkan si pemazmur sendiri.
- NASB NKJV "orang Kudus-Mu."
- NRSV, JPSOA "orang setia-Mu."
- NJB, REB "hamba setia-Mu."
- LXX "orang saleh-Mu.
Alkitab NET "para pengikut setia-Mu.
Bahasa Ibrani memiliki kata "orang saleh-Mu" (דיסח, BDB 339). Kata ini sering digunakan untuk menggambarkan umat perjanjian yang mengasihi, melayani, dan mentaati YHWH (lih. Mazm 4:3; 12:2; 32:6; 86:2, Mi 7:2). Ketika digunakan tentang YHWH ini diterjemahkan "baik" (lih. Mazm 18:25; 145:17) atau "murah hati" (lih. Yer 3:12).
Karena ayat ini dikutip oleh baik Petrus (lih. Kis 2:27,31) dan Paulus (Kis 13:35) untuk merujuk pada kebangkitan Yesus, dalam Mazmur istilah ini diterjemahkan sebagai "Yang Kudus" (NASB, NKJV ). Saya tidak yakin bagaimana melihat ayat ini dalam Mazm 16. Dalam konteks ini jelas menunjuk pada orang Israel, yang saleh dan setia (perhatikan paralelisme dari ay. Mazm 16:10). Ini kemudian telah dipahami oleh seorang Rasul sebagai bersifat
- 1. profetik
- 2. tipologis
- 3. beberapa penggenapan
Para Rasul melihat kembali ke PL dan melihat banyak tanda dan bayangan, serta prediksi yang spesifik, tentang kehidupan, karya, kematian, kebangkitan, dan kedatangan kembali Yesus Kristus! Saya mempercayai inspirasi mereka.
- NASB, REB "lubang."
- NKJV, LXX "kerusakan."
- NRSV, JPSOA "Sumur."
- NJB "jurang.
MT memiliki "Sumur" (BDB 1001) dan ini sejajar dengan Sheol (lih. Ayub 33:18; Yes 38:17-18). Untuk Sheol lihat Topik Khusus: Di mana Orang Mati? di Mazm 1:6 dan catatan di Mazm 6:5; 9:13. Keduanya adalah cara untuk merujuk pada kematian.
LXX dikutip oleh baik Petrus dan Paulus dalam Kisah Para Rasul untuk mengkonfirmasikan kebangkitan Yesus. Ada beberapa tempat dalam PL yang menegaskan, atau setidaknya mengisyaratkan kebangkitan (lih. Ayub 14:14-15; 19:25-27; Mazm 17:15; 49:15; 56:13; 73:24,25; 86:13, Yes 26:19, Dan 12:2). Yeh 37 tampaknya merujuk pada pemulihan dari bangsa, bukan kebangkitan individual.
Terima kasih Tuhan untuk wahyu yang penuh dari PB.
- 1. Kubur kosong Yesus dan penampakan pasca-kebangkitan
- 2. diskusi Paulus akan kebangkitan dalam 1Kor 15 Akhirat adalah sebuah wahyu progresif!
Kehidupan, pengajaran, kematian, dan kebangkitan Yesus mengubah pandangan dunia para Rasul. Perspektif PL mereka termodifikasi. Mereka mulai menyelidiki PL untuk nubuatan, tipologi, dan petunjuk dari realitas baru ini. Yesus sendiri mungkin sudah memulainya dengan interpretasi yang menyataan tentang diri-Nya dari PL kepada dua murid di jalan ke Emaus, yang meneruskannya ke kelompok mereka di ruang loteng (lih. Luk 24:25-27).
Topik Teologia -> Mzm 16:7
Topik Teologia: Mzm 16:7 - -- Umat Manusia Pada Umumnya
Unsur-unsur Pembentuk Keindividualitas Manusia
Bagian dari Tubuh Manusia sebagai Aspek Moral Kemanusiaan
...
- Umat Manusia Pada Umumnya
- Kehidupan Kristen: Tanggung Jawab kepada Allah
- Memuliakan Allah
- Memuji Allah
- Alasan-alasan Memuji Allah
- Memuji Allah untuk Nasihat-Nya
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Mazmur (Pendahuluan Kitab) Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang...
Penulis : Daud dan orang lain
Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.
Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti "puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani, dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti "nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw 15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi nyanyian pujian Israel. Berbeda dengan sebagian besar syair dan nyanyian di dunia Barat yang ditulis dengan sajak dan irama, syair dan nyanyian PL didasarkan pada kesejajaran pemikiran di mana baris(-baris) kedua (atau yang berikutnya) pada hakikatnya menyatakan ulang (kesejajaran sinonim), memperlihatkan kontras (kesejajaran antitetikal), atau secara progresif melengkapi baris yang pertama (kesejajaran sintetik). Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm 137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan sebagian besar mazmur (dalam Alkitab Indonesia menjadi bagian dari mazmur), sekalipun bukan bagian asli dan terilham dari mazmur, sudah berusia tua (sebelum Septuaginta) dan penting. Isi dari kalimat pembukaan itu berbeda-beda, meliputi kategori seperti
- (1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
- (2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau bertujuan mengajar),
- (3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
- (4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih" [versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
- (5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Mengenai penulis mazmur-mazmur ini, kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73 mazmur, Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat, lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30), bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik), Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa pemerintahan Daud. Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya. Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw 29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem. Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).
Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh, ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
- (1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah, mengungkapkan
- (a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur, pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
- (b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan, kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan, kesembuhan, atau pembenaran.
- (2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-hal besar yang telah dilakukan-Nya.
- (3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting berhubungan dengan Mesias.
Survai
Selaku suatu kumpulan dari 150 mazmur, kitab ini meliput bermacam-macam pokok, termasuk penyataan tentang Allah, ciptaan, umat manusia, keselamatan, dosa dan kejahatan, keadilan dan kebenaran, penyembahan dan pujian, doa dan hukuman. Allah dipandang dengan beraneka ragam cara: sebuah benteng perlindungan, batu karang, perisai, gembala, tentara, pencipta, penguasa, hakim penebus, pemelihara, penyembuh, dan penuntut balas; Ia mengungkapkan kasih, kemarahan, dan belas kasihan, dan Ia ada di mana-mana, mengetahui segala sesuatu dan mahakuasa. Umat Allah juga dilukiskan dengan aneka cara: biji mata, domba, orang kudus, orang jujur dan benar yang diangkat-Nya dari sumur berlumpur, menempatkan kakinya pada batu karang, dan menaruh nyanyian baru di dalam mulut mereka. Allah mengarahkan langkah-langkah mereka, memuaskan kerinduan rohani mereka, mengampuni semua dosa mereka, menyembuhkan segala penyakit mereka dan menyediakan tempat tinggal kekal bagi mereka.
Salah satu cara yang bermanfaat untuk meninjau kitab ini ialah dengan berbagai kategori umum yang dipakai untuk menggolongkan mazmur-mazmur ini (dengan agak bertumpang-tindih).
- (1) _Nyanyian Haleluya atau pujian_ : mazmur-mazmur ini membesarkan nama, kemegahan, kebaikan, kebesaran, dan keselamatan Allah (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 21:1-13; Mazm 33:1--34:22; Mazm 103:1--106:48; Mazm 111:1--113:9; Mazm 115:1--117:2; Mazm 135:1-21; Mazm 145:1--150:6).
- (2) _Nyanyian Ucapan Syukur_ : Mazmur-mazmur ini mengakui pertolongan Allah dalam menyelamatkan dan membebaskan seseorang atau Israel selaku bangsa (mis. Mazm 18:1-50; Mazm 30:1-12; Mazm 34:1-22; Mazm 41:1-13; Mazm 66:1-20; Mazm 92:1-15; Mazm 100:1-5; Mazm 106:1-48; Mazm 116:1-19; Mazm 118:1-29; Mazm 124:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 136:1-26; Mazm 138:1-8).
- (3) _Mazmur Doa dan Permohonan_ : Tercakup mazmur-mazmur ratapan dan permohonan kepada Allah, kerinduan akan Allah, dan syafaat bagi umat Allah (mis. Mazm 3:1--6:10; Mazm 13:1-6; Mazm 43:1-5; Mazm 54:1-7; Mazm 67:1-7; Mazm 69:1--70:5; Mazm 79:1--80:19; Mazm 85:1--86:17; Mazm 88:1-52; Mazm 90:1-17; Mazm 102:1-28; Mazm 141:1--143:12).
- (4) _Mazmur Pengakuan Dosa_ : Berfokus pada pengakuan dosa (mis. Mazm 32:1-11; Mazm 38:1-22; Mazm 51:1-19; Mazm 130:1-8).
- (5) _Nanyian Sejarah Kudus_ : Mengisahkan kembali urusan Allah dengan Israel sebagai bangsa (mis. Mazm 78:1-72; Mazm 105:1--106:48; Mazm 108:1-13; Mazm 114:1-8; Mazm 126:1-6; Mazm 137:1-9).
- (6) _Mazmur Pemahkotaan Tuhan_ : Mazmur-mazmur ini dengan tegas menyatakan bahwa "Tuhan adalah Raja" (mis. Mazm 24:1-10; Mazm 47:1-9; Mazm 93:1-5; Mazm 96:1--99:1-99:9).
- (7) _Nyanyian Liturgis_ : Mazmur-mazmur ini digubah untuk perayaan atau kebaktian khusus (mis. Mazm 15:1-5; Mazm 24:1-10; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 113:1--118:29; keenam mazmur terakhir ini dipergunakan dalam perayaan Paskah setiap tahun).
- (8) _Mazmur Kepercayaan dan Pengabdian_ : Mazmur-mazmur ini mengungkapkan:
- (a) kepercayaan seseorang akan integritas Allah dan pertolongan kehadiran-Nya, dan
- (b) pengabdian hati kepada Allah (mis. Mazm 11:1-8; Mazm 16:1-11; Mazm 23:1-6; Mazm 27:1-14; Mazm 31:1--32:11; Mazm 40:1-17; Mazm 46:1-11; Mazm 56:1-13; Mazm 62:1--63:11; Mazm 91:1-16; Mazm 119:1-176; Mazm 130:1--131:3; Mazm 139:1-24).
- (9) _Nyanyian Ziarah_ : Juga disebut "Nyanyian-nyanyian Zion" atau "Nyanyian-nyanyian Pendakian" yang dinyanyikan oleh para peziarah sepanjang perjalanan mereka ke Yerusalem untuk perayaan Paskah, Pentakosta, atau Pondok Daun setiap tahun (mis. Mazm 43:1-5; Mazm 46:1-11; Mazm 48:1-14; Mazm 76:1-12; Mazm 84:1-12; Mazm 87:1-7; Mazm 120:1--134:3).
- (10) _Nyanyian Penciptaan_ : Mazmur-mazmur ini mengakui hasil perbuatan Allah di sorga dan di bumi (mis. Mazm 8:1-9; Mazm 19:1-14; Mazm 29:1-11; Mazm 33:1-22; Mazm 65:1-13; Mazm 104:1-35).
- (11) _Mazmur-mazmur Hikmat dan Pendidikan_ : Mazmur-mazmur ini merenungkan cara-cara Allah dan mendidik kita mengenai kebenaran (mis. Mazm 1:1-6; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 73:1-28; Mazm 112:1-8; Mazm 119:1-176; Mazm 133:1-3).
- (12) _Mazmur Kerajaan atau Mesias_ : Mazmur-mazmur ini melukiskan beberapa pengalaman Raja Daud atau Raja Salomo yang mempunyai makna nubuat dan yang akhirnya digenapi dalam kedatangan Mesias, Yesus Kristus (mis. Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1--41:13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1--69:36; Mazm 72:1-20; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 110:1-7; Mazm 118:1-29).
- (13) _Mazmur Bernada Kutukan_ : Mazmur-mazmur ini mengundang kutukan atau hukuman Allah atas orang fasik (mis. Mazm 7:1-17; Mazm 35:1-28; Mazm 55:1-23; Mazm 58:1-11; Mazm 59:1-17; Mazm 69:1-36; Mazm 109:1-31; Mazm 137:1-9; Mazm 139:19-22). Karena banyak orang Kristen bingung oleh mazmur-mazmur ini, perlu diperhatikan bahwa mazmur kutukan ini digubah selaku ungkapan semangat demi nama Allah, keadilan, dan kebenaran-Nya, dan dari kebencian kuat terhadap kejahatan dan bukan karena perasaan dendam yang picik. Pada hakikatnya mazmur-mazmur ini berseru kepada Allah agar meninggikan orang benar dan merendahkan orang fasik.
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai kitab Mazmur ini.
- (1) Merupakan kitab terpanjang dalam Alkitab dan berisi pasal yang terpanjang (Mazm 119:1-176), yang terpendek (Mazm 117:1-2) dan ayat tengah (Mazm 118:8).
- (2) Sebagai kitab nyanyian dan ibadah Ibrani, kerohaniannya yang dalam dan luas itu menjadikan kitab ini bagian PL yang paling digemari dan dibaca oleh orang percaya.
- (3) "_Haleluya_" (pujilah Tuhan), istilah Ibrani yang diakui secara universal di kalangan orang percaya, dipakai 28 kali dalam Alkitab, 24 di antaranya dalam kitab ini. Di dalam Mazm 150 pujian kepada Tuhan mencapai puncaknya dan menyampaikan pujian yang utuh dan sempurna kepada Tuhan.
- (4) Tidak ada kitab lain di Alkitab yang demikian terang-terangan mengungkapkan perasaan dan kebutuhan manusia dalam hubungan dengan Allah dan kehidupan ini. Nyanyian pujian dan pengabdian mengalir dari gunung-gunung tertinggi, dan seruan-seruan keputusasaannya timbul dari lembah-lembah terdalam.
- (5) Sekitar separuh mazmur mencakup doa iman di tengah kesengsaraan.
- (6) Inilah kitab yang paling banyak dikutip di PB.
- (7) Berisi banyak "pasal kesayangan" seperti pasal Mazm 1:1-6; Mazm 23:1-6; Mazm 24:1-10; Mazm 34:1-22; Mazm 37:1-40; Mazm 84:1-12; Mazm 91:1-16; Mazm 103:1-22; Mazm 119:1-176; Mazm 121:1-8; Mazm 139:1-24; dan Mazm 150:1-6.
- (8) Mazmur 119 (Mazm 119:1-176) adalah unik dalam Alkitab karena
- (a) panjangnya (176 ayat),
- (b) kasihnya yang agung kepada Firman Allah, dan
- (c) susunan sastranya yang mencakup 22 stanza dengan masing-masing delapan ayat, dan setiap stanza mengawali setiap ayatnya dengan huruf yang sama, juga setiap stanza memakai huruf yang berturut-turut dari abjad Ibrani sebagai bantuan untuk mengingat (yaitu, suatu akrostik).
- (9) Ciri sastranya yang paling menonjol adalah gaya syair yang disebut paralelisme, mencakup irama pemikiran dan bukan irama sajak atau matra; ciri khas ini menjadikan beritanya dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain tanpa terlalu banyak kesulitan.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Ada 186 kutipan dari kitab Mazmur dalam PB, jauh lebih banyak daripada kitab PL lainnya. Jelaslah bahwa mazmur-mazmur begitu meresap dalam hati Yesus dan penulis kitab PB lainnya dan bahwa Roh Kudus sering memakai mazmur di dalam ajaran Yesus dan ayat-ayat lain di mana Yesus menggenapi Alkitab selaku Mesias yang dinubuatkan. Misalnya, Mazm 110:1-7 yang singkat (7 ayat) dikutip lebih banyak dalam PB daripada pasal PL lainnya; mazmur ini berisi nubuat tentang Yesus sebagai Mesias, sebagai Anak Allah dan sebagai imam abadi menurut peraturan Melkisedek. Mazmur Mesias lainnya yang dikenakan kepada Yesus dalam PB adalah:Mazm 2:1-12; Mazm 8:1-9; Mazm 16:1-11; Mazm 22:1-31; Mazm 40:1-17; Mazm 41:1-13; Mazm 45:1-17; Mazm 68:1-35; Mazm 69:1-36; Mazm 89:1-52; Mazm 102:1-28; Mazm 109:1-31; dan Mazm 118:1-29. Mazmur ini dikenakan kepada
- (1) Yesus selaku nabi, imam, dan raja;
- (2) kedua kedatangan-Nya;
- (3) kedudukan sebagai Anak dan sifat-Nya;
- (4) penderitaan dan kematian-Nya yang mendamaikan; dan
- (5) kebangkitan-Nya. Ringkasnya, Mazmur termasuk kitab PL dengan nubuat paling terinci tentang Kristus dan tertanam sangat dalam di seluruh amanat para penulis PB.
Full Life: Mazmur (Garis Besar) Garis Besar
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!:...
I. Kitab 1 !!: Mazmur 1-41
(Mazm 1:1-41:13)
II. Kitab 2 !!: Mazmur 42-72
(Mazm 42:1-72:19)
III. Kitab 3 !!: Mazmur 73-89
(Mazm 73:1-89:52)
IV. Kitab 4 !!: Mazmur 90-106
(Mazm 90:1-106:48)
V. Kitab 5 !!: Mazmur 107-150
(Mazm 107:1-150:1-6)
Matthew Henry: Mazmur (Pendahuluan Kitab)
Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena beg...
- Di hadapan kita sekarang terbuka salah satu bagian yang paling disukai dan juga paling unggul dari semua bagian Perjanjian Lama. Bahkan, karena begitu banyaknya terdapat hal-hal mengenai Kristus dan Injil-Nya, dan juga tentang Allah dan hukum-Nya di dalamnya, sehingga kitab ini disebut sebagai intisari atau ringkasan dari kedua Perjanjian. Sejarah Israel yang banyak tersedia bagi kita, memungkinkan kita untuk mengikuti dan mempelajarinya, dan di sana disajikan dan diajarkan kepada kita pengetahuan tentang Allah. Kitab Ayub membawa kita memasuki proses belajar mengajar, serta memberikan kita berbagai pemikiran dan debat berguna tentang Allah dan pemeliharaan-Nya. Tetapi, kitab ini membawa kita masuk ke dalam ruang mahakudus, menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari dengan sesama, dengan para politisi, ahli filsafat, atau para pembantah dunia ini, dan mengarahkan kita memasuki persekutuan dengan Allah, dengan menghibur jiwa kita dan membawanya beristirahat di dalam Dia, dengan mengangkat dan membuat hati kita berserah kepada-Nya. Dengan demikian kita dapat berada di atas gunung bersama Allah. Dan kalau sudah begini, kita sungguh tidak tahu apa yang menjadi keuntungan kita bila kita tidak berkata, “Betapa bahagianya berada di tempat ini.” Mari kita selidiki:
- I. Judul kitab ini.
- 1. Kitab ini disebut Mazmur. Judul ini yang dirujuk di dalam Lukas 24:44. Orang Ibrani menyebutnya Tehillim, yang dengan tepat menunjukkan Mazmur-mazmur Pujian, karena banyak di mazmur di dalam kitab tersebut yang bercorak seperti itu. Namun, Mazmur merupakan sebuah kata yang lebih umum maknanya, yang berarti semua gubahan apa saja yang punya susunan tertentu yang cocok untuk dinyanyikan, dan isinya bisa bersifat sejarah, pengajaran, permohonan, maupun puji-pujian. Meskipun bernyanyi itu selayaknya menyuarakan rasa sukacita, namun tujuan nyanyian lebih luas maksudnya. Nyanyian itu membantu kita untuk mengingat sesuatu, dan untuk mengungkapkan maupun menggairahkan semua perasaan lain seperti halnya perasaan sukacita ini. Imam-imam memiliki nyanyian ratapan maupun sukacita. Dengan demikian, menyanyikan mazmur sudah merupakan ibadah bagi kita dan maksudnya yang luas, karena kita bukan hanya diarahkan untuk memuji Allah, tetapi juga untuk mengajar dan menegur seorang akan yang lain di dalam mazmur, dan puji-pujian, dan nyanyian rohani (Kol. 3:16).
- 2. Kitab ini disebut Kitab Mazmur. Begitulah yang disebut oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 1:20. Kitab ini merupakan kumpulan mazmur-mazmur, yaitu semua mazmur yang diilhamkan secara ilahi. Meskipun mazmur-mazmur ini digubah dalam berbagai masa dan berbagai kesempatan, semuanya dikumpulkan bersama-sama di dalam kitab ini tanpa rujukan atau ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian semua mazmur ini terpelihara dari kemungkinan tercecer atau hilang, dan siap digunakan bagi kebaktian jemaat. Lihatlah, betapa baiknya Tuan yang kita layani, betapa menyenangkannya jalan-jalan hikmat yang disediakan-Nya, sehingga saat kita diperintahkan untuk bernyanyi, yang cukup membuat kita menjadi sibuk, mulut kita pun dipenuhi-Nya dengan kata-kata dan tangan kita disediakan dengan nyanyian-nyanyian.
- II. Penulis kitab ini. Tidak diragukan lagi bahwa pada mulanya semua mazmur ini berasal dari Roh yang mulia. Mazmur adalah nyanyian rohani, firman yang diajarkan oleh Roh Kudus. Penulis sebagian besar mazmur ini adalah Daud, anak Isai, yang karena itu ia diberi gelar sebagai pemazmur yang disenangi di Israel (2Sam. 23:1). Beberapa mazmur yang tidak mencantumkan namanya di dalam judul, dengan jelas dianggap berasal dari dia di tempat lain dalam Alkitab, seperti Mazmur 2 (Kis. 4:25), Mazmur 96 dan 105 (1Taw. 16). Satu mazmur dinyatakan dengan jelas sebagai doa Musa (Mzm. 90). Beberapa mazmur diisyaratkan ditulis oleh Asaf (2Taw. 29:30), di mana dikatakan bahwa orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk Tuhan dengan kata-kata Daud dan Asaf. Di situ dikatakan bahwa Asaf adalah seorang pelihat atau nabi. Beberapa mazmur tampaknya ditulis kemudian pada masa yang jauh setelah itu, misalnya Mazmur 137, yang ditulis ketika masa pembuangan di Babel. Namun, dapat dipastikan bahwa sebagian besar mazmur ditulis oleh Daud sendiri, yang sangat mahir dalam hal puisi dan musik. Daud memang ditetapkan, memenuhi syarat, dan digerakkan untuk menegakkan ibadah bermazmur di dalam jemaat Allah, seperti halnya Musa dan Harun di zaman mereka, yang menegakkan ibadah korban. Ibadah yang ditegakkan oleh Musa dan Harun sudah digantikan, tetapi yang ditegakkan Daud tetap ada, dan akan tetap ada sampai akhir zaman, ketika ditelan oleh nyanyian-nyanyian kekekalan. Di sini Daud menjadi gambaran dari Kristus, yang adalah keturunannya, bukan keturunan Musa, karena Ia datang untuk mengambil alih korban sembelihan (keluarga Musa segera hilang dan punah setelah itu), selain juga untuk menegakkan dan mengabadikan sukacita dan pujian. Sebab keturunan Daud di dalam Kristus tidak akan pernah berakhir.
- III. Tujuan kitab ini. Maksud dan tujuannya jelas.
- 1. Untuk membantu apa yang telah dipraktikkan dalam agama alamiah dan untuk menyalakan perasaan saleh dalam jiwa manusia yang harus kita baktikan kepada Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur, dan pelindung kita. Kitab Ayub membantu membuktikan dasar-dasar mengenai kesempurnaan dan penyelenggaraan ilahi. Namun, kitab ini membantu kita untuk mengungkapkan dan membuktikan kepercayaan kita akan dasar-dasar yang kita yakini itu di dalam doa dan pujian, dalam pengakuan akan hasrat hati kita akan Dia, ketergantungan kita kepada-Nya, serta seluruh ibadah dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Di dalam bagian lain dalam Kitab Suci ditunjukkan bahwa Allah itu tak terbatas mengatasi manusia dan bahwa Dia itu Tuhan yang berdaulat di atas segalanya. Namun demikian, Kitab Mazmur ini menunjukkan kepada kita bahwa kita yang seperti binatang menjalar di bumi ini boleh bergaul dengan Dia. Selain itu, kalau bukan karena salah kita sendiri, ada banyak cara di mana kita bisa tetap bersekutu dengan Dia dalam rupa-rupa keadaan hidup kita sebagai manusia.
- 2. Untuk mempromosikan dan memajukan keunggulan agama wahyu, dan dengan cara yang paling menyenangkan menganjurkannya kepada dunia. Sedikit saja, atau tidak ada hukum seremonial (yang hanya bersifat upacara saja) yang muncul di seluruh Kitab Mazmur. Meskipun korban sembelihan dan korban sajian tetap berlanjut selama berabad-abad, namun di sini kedua hal itu digambarkan sebagai hal yang tidak berkenan kepada Allah (Mzm. 40:7; 51:19), sebagai hal yang kurang bermakna, yang pada saatnya nanti akan lenyap. Namun, firman dan hukum Allah, khususnya bagian-bagian yang berbicara tentang akhlak dan kewajiban yang kekal, ada tertulis di sini untuk diagungkan dan dihormati, lebih daripada yang tertulis di mana pun juga. Dan Kristus yang menjadi puncak dan pusat agama wahyu, yang menjadi dasar, batu penjuru, dan batu utama dari bangunan yang dimuliakan itu, dibicarakan dengan jelas dalam kitab ini dalam bentuk pelambangan dan nubuat. Di sini dibicarakan semua penderitaan-Nya dan kemuliaan yang mengikutinya, serta kerajaan yang hendak dibangun-Nya di dunia ini. Di dalam kerajaan inilah kovenan Allah dengan Daud mengenai kerajaannya digenapi. Betapa tingginya nilai yang diberikan kitab ini terhadap firman Allah, terhadap segala ketetapan dan penghakiman-Nya, serta terhadap kovenan dan janji-janji agung dan mulia-Nya untuk menepati kovenan-Nya itu. Karena itu, betapa kitab ini sangat menganjurkan kita untuk menggunakan firman-Nya, ketetapan dan penghakiman-Nya serta kovenan dan janji-janji-Nya itu sebagai pedoman dan jangkar kita, serta sebagai warisan kita sampai selama-lamanya!
- IV. Manfaat kitab ini. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk menanamkan terang ilahi ke dalam pemahaman kita. Namun, manfaat kitab ini terutama sangat unggul dalam menanamkan kehidupan dan kuasa ilahi, serta kehangatan yang kudus ke dalam perasaan kita. Tidak ada satu pun tulisan dalam Alkitab yang lebih bermanfaat dalam membantu ibadah renungan orang-orang kudus dibandingkan kitab ini. Manfaat tersebut telah dinikmati oleh jemaat segala zaman, sejak mazmur ini ditulis dan beberapa bagiannya dikirimkan kepada pemimpin biduan untuk keperluan kebaktian jemaat.
- 1. Mazmur ini bermanfaat untuk dinyanyikan. Untuk menyanyikan lagu himne dan nyanyian rohani, kita boleh mencari di luar mazmur-mazmur Daud, tetapi kita tidak perlu itu. Aturan persajakan dalam bahasa Ibrani tidak jelas, bahkan oleh orang-orang terpelajar sekalipun. Namun demikian, mazmur-mazmur ini seyogyanya dibawakan sesuai dengan aturan persajakan setiap bahasa, setidaknya supaya dapat dinyanyikan untuk mendidik jemaat. Menurut saya, sangatlah menghibur kita, bila kita menyanyikan mazmur Daud, karena kita mempersembahkan puji-pujian kepada Allah yang persis sama seperti yang dipersembahkan kepada-Nya pada masa Daud dan raja-raja Yehuda yang saleh lainnya. Begitu kaya dan indah gubahan puisi-puisi ilahi ini, sehingga tidak akan pernah menjemukan dan lekang karena waktu.
- 2. Kitab mazmur ini bermanfaat untuk dibacakan dan dinyatakan oleh para pelayan Kristus, karena mazmur ini mengandung kebenaran-kebenaran yang agung dan mulia, serta peraturan mengenai baik dan jahat. Tuhan kita Yesus menjelaskan mazmur-mazmur kepada murid-murid-Nya, mazmur-mazmur Injil, dan Ia membukakan pemahaman mereka (karena Ia memegang kunci Daud) untuk memahaminya (Luk. 24:44).
- 3. Mazmur ini bermanfaat untuk dibaca dan direnungkan oleh semua orang baik. Mazmur ini menjadi sumber melimpah yang darinya semua orang akan menimba air dengan kegirangan.
- (1) Pengalaman pemazmur sangat bermanfaat untuk membimbing, memperingatkan, dan menguatkan kita. Pemazmur sering memberi tahu kita tentang apa yang terjadi antara Allah dan jiwanya. Ia memberi tahu kita apa yang dapat kita harapkan dari Allah dan apa yang Ia harapkan serta kehendaki dari kita sehingga Ia berkenan kepada kita. Daud adalah orang yang memiliki hati Allah. Oleh karena itu, orang-orang yang sedikit banyak memiliki hati seperti Daud bolehlah berharap bahwa mereka juga diperbarui oleh anugerah Allah sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Banyak orang sangat merasa terhibur saat hati nurani mereka menyaksikan kebenaran mazmur-mazmur ini, sehingga dengan segenap hati mereka dapat berkata, “Amin” atas doa-doa dan puji-pujian Daud.
- (2) Bahkan ungkapan-ungkapan yang digunakan pemazmur juga sangat bermanfaat. Melalui ungkapan ini Roh Kudus akan membantu kita dalam kelemahan doa-doa kita, sebab kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa kepada Allah. Kapan saja kita mendekati Allah, dan juga saat kita kembali kepada Dia untuk pertama kalinya, kita dibimbing untuk membawa serta kata-kata penyesalan (Hos. 14:3), kata-kata ini, yang diajarkan oleh Roh Kudus. Jika kita membuat mazmur-mazmur Daud ini akrab dengan kita seperti yang seharusnya kita lakukan, maka saat kita menghampiri takhta anugerah, untuk maksud apa saja, untuk membuat pengakuan, permohonan, atau ucapan syukur, kita akan terbantu karenanya. Apa pun perasaan saleh yang bekerja di dalam diri kita, hasrat atau pengharapan, kepedihan atau sukacita yang kudus, kita akan menemukan di sana kata-kata yang tepat yang dapat kita ungkapkan, perkataan benar yang tidak dapat disalahkan. Akan sangat baik bila kita mengumpulkan dari Kitab Mazmur ini ungkapan-ungkapan peribadatan dan renungan yang paling sesuai dan paling menggerakkan hati, dan kemudian mengatur dan mengelompokkannya menurut beberapa topik doa, supaya lebih mudah bagi kita untuk menggunakannya. Bisa juga, sekali-sekali kita pilih mazmur tertentu yang berbeda-beda dan berdoa memakai mazmur pilihan itu. Ketika kita berdoa dengan cara ini, kita mencerna ayat-ayatnya dalam pikiran kita dan mempersembahkan hasil renungan itu kepada Allah. Cendekiawan Dr. Hammond (Theolog Inggris, 1605-1660), menulis dalam kata pengantar buku tafsirannya atas Kitab Mazmur (bagian 29) sebagai berikut, “Bahwa merenungkan beberapa bagian mazmur sampai hati kita dipengaruhi, digerakkan dan diteguhkan oleh hidup dan daya yang ada dalam ayat-ayat mazmur itu sungguh lebih baik daripada sekadar mengucapkannya mengikuti sang pemazmur itu, sebab dalam ibadah-ibadah, tidak ada yang harus dihindari selain daripada tindakan-tindakan pengulangan yang tidak membangkitkan perasaan apa-apa di dalam hati.” Seperti yang dinasihatkan oleh Augustinus (354-430, theolog dan filsuf Kristen – pen.), “Jika kita membangun roh kita dengan perasaan yang dikandung dalam mazmur, maka kita boleh yakin akan perkenanan Allah saat kita menggunakan perkataan yang dipakai dalam Mazmur itu.” Mazmur ini bukan hanya dapat membantu kita untuk merenung dan membangkitkan perasaan kita untuk menyembah, memuji dan memuliakan Allah, tetapi juga menjadi petunjuk bagi kita untuk melakukan apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita, serta mengajar kita cara untuk jujur di jalan kita, sehingga pada akhirnya kita akan melihat keselamatan yang dari Allah (Mzm. 50:23). Kitab Mazmur ini bukan hanya sangat bermanfaat bagi jemaat Perjanjian Lama, tetapi lebih-lebih lagi bagi kita orang-orang Kristen, kitab mazmur ini lebih bermanfaat dibandingkan dengan jemaat yang hidup sebelum kedatangan Kristus. Karena sama seperti korban-korban Musa, demikian jugalah nyanyian-nyanyian Daud dibuat menjadi jelas dan terpahami oleh Injil Kristus yang membawa kita memasuki selubung itu. Demikianlah, dengan doa-doa dan puji-pujian Daud, semua doa Rasul Paulus dalam surat-suratnya, serta nyanyian-nyanyian baru dalam Kitab Wahyu, kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik ini, karena semua tulisan itu membuat manusia kepunyaan Allah itu sempurna.
- Mengenai pembagian kitab ini, kita tidak perlu sampai begitu cermat. Tidak ada (atau sangat jarang ada) hubungan antara satu mazmur dengan mazmur lainnya, juga tidak ada alasan tertentu dalam pengurutan mazmur yang satu sesudah yang lainnya seperti yang ada sekarang. Walaupun demikian, tampaknya mazmur yang ditempatkan pertama itu berasal dari masa kuno, karena mazmur yang kedua sekarang berasal dari zaman para rasul (Kis. 13:33). Salinan bahasa Latin kuno yang kasar (bukan klasik) menggabungkan pasal kesembilan dan kesepuluh. Semua penulis Katolik Roma mengikuti pembagian itu. Oleh karena itu pencantuman nomor pasal di seluruh Kitab Mazmur mereka selalu kurang satu dibandingkan salinan kita (yang bukan Katolik – pen.). Kita mencantumkan pasal 11, mereka pasal 10, kita menulis pasal 119, mereka mencantumkan pasal 118. Namun, mereka membagi pasal 147 menjadi dua pasal, sehingga jumlah seluruh pasal mencapai 150. Beberapa orang berusaha mengurangi jumlah pasal tersebut dengan mengelompokkannya di bawah beberapa judul yang sesuai menurut pokok masalah yang dibicarakan dalam mazmur-mazmur itu. Namun, sering didapati banyak keragaman pokok pembicaraan dalam satu mazmur yang sama, sehingga penggabungan tersebut tidak dapat dibuat dengan pasti. Namun, tujuh Mazmur penyesalan dosa dengan cara tertentu telah disatukan sebagai ibadah oleh banyak orang. Mazmur-mazmur tersebut adalah pasal 6, 32, 38, 51, 102, 130, dan 143. Kitab Mazmur dibagi menjadi lima kitab yang masing-masing diakhiri dengan kata Amin, ya Amin, atau Haleluya. Kitab pertama di akhiri oleh pasal 41, yang kedua oleh pasal 72, yang ketiga oleh pasal 89, yang keempat oleh pasal 106, dan yang kelima oleh pasal 150. Sebagian orang lagi membagi Kitab Mazmur ini menjadi tiga bagian besar yang masing-masing memuat lima puluh pasal. Sebagian lain lagi membagi menjadi enam puluh bagian, dua bagian untuk setiap hari, pagi dan petang, selama sebulan. Biarlah setiap orang Kristen yang baik membagi kitab ini untuk mereka masing-masing, sehingga mereka dapat meningkatkan pengenalan mereka akan isi dan maksud tulisan ini dengan cara yang paling baik dan sesuai. Dengan demikian, dalam setiap kesempatan apa saja mereka dapat menyanyikan mazmur ini di dalam roh dan dengan pengertian yang penuh.