Statistik	13 pasal. 303 ayt, 6.913 kata
Penulis	Kelihatannya adalah rasul Paulus, sebab dialah satu-satunya orang yang mampu menulis kitab yang dalam, tinggi, dan kaya ini. Disinggungnya Timotius dan nada persekutuannya juga menunjukkan Paulus sebagai penulisnya (lihat dalam Ibr 1:1).
Tema	Perjanjian yang Lebih Baik; Konsep yang benar tentang kemuliaan Kristus.
Waktu	67-69 M (tidak dapat dipastikan)
Tempat	Mungkin di Miletus (lihat ayat dalam butir sebelumnya). Disinggungnya "mereka yang dari Italia" dalam Ibrani 13:24 menandakan bahwa kitab ini tidak ditulis di Roma.
Kata Kunci	Lebih Tinggi.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah darah Perjanjian yang Kekal

Tidak diketahui kepada siapa surat ini dialamatkan, sekalipun Roma merupakan kemungkinan. Judul kitab ini di dalam naskah-naskah Yunani yang tertua hanyalah, "Kepada Orang Ibrani." Sekalipun demikian isi surat ini menunjukkan bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi. Penggunaan Septuaginta (Alkitab PL dalam bahasa Yunani) oleh penulis ketika mengutip PL menunjukkan bahwa para penerima surat ini mungkin adalah orang-orang Yahudi berbahasa Yunani yang tinggal di luar Palestina. Kalimat "terimalah salam dari saudara-saudara di Italia" (versi Inggris NIV -- "mereka dari Italia mengirim salam" Ibr 13:24) mungkin sekali berarti bahwa penulis sedang menulis kepada orang-orang yang tinggal di Roma dan mencantumkan salam dari orang-orang percaya dari Italia yang dalam perantauan. Para penerima surat ini mungkin terdiri atas kelompok-kelompok persekutuan rumah yang merupakan bagian dari jemaat gereja yang lebih luas di Roma. Beberapa di antaranya mulai menunjukkan tanda-tanda akan meninggalkan iman mereka kepada Yesus dan kembali kepada kepercayaan Yahudi mereka sebelumnya, karena mereka dianiaya dan putus asa.

Penulis Surat Ibrani ini tidak disebutkan baik dalam judul kitab yang semula maupun sepanjang surat ini, sekalipun ia merupakan tokoh yang cukup dikenal pembacanya (Ibr 13:18-24). Oleh karena satu dan lain alasan, identitas penulis hilang sekitar akhir abad pertama. Selanjutnya dalam tradisi gerejani mula-mula (abad ke-2 sampai ke-4) muncul berbagai pendapat mengenai orang yang mungkin merupakan penulis surat ini. Pendapat bahwa Paulus menulis surat ini baru tersebar luas pada abad ke-5.

Banyak ahli PB yang berpandangan konservatif dewasa ini beranggapan bahwa Paulus tidak mungkin menulis surat ini karena gaya penulisan yang halus dan bercorak Aleksandria, ketergantungan pada Septuaginta, cara memperkenalkan kutipan-kutipan PL, cara berargumentasi dan gaya mengajar, susunan argumentasi dan hal tidak menyebutkan dirinya itu bukan merupakan gaya Paulus. Lagi pula, Paulus senantiasa menunjuk kepada penyataan yang langsung diperolehnya dari Kristus (bd. Gal 1:11-12), sedangkan penulis surat ini menempatkan dirinya di antara orang-orang Kristen angkatan kedua yang memperoleh keyakinan Injil karena kesaksian para saksi mata pelayanan Yesus (Ibr 2:3). Di antara tokoh-tokoh PB yang namanya disebut, gambaran Lukas mengenai Apolos dalam Kis 18:24-28 paling cocok dengan keadaan penulis surat ini.

Terlepas dari siapa penulis surat ini, hal ini dapat dipastikan: penulis menulis dengan kepenuhan Roh dan wawasan, penyataan dan wibawa yang rasuli. Karena dalam Surat Ibrani penghancuran Bait Suci di Yerusalem dan ibadah di bawah pimpinan para imam Lewi tidak disebut maka ada anggapan yang kuat bahwa surat ini ditulis sebelum tahun 70 M.

1. I. Argumentasi: Kristus dan Iman Kristen Lebih Unggul
   daripada Agama Orang Yahudi
   (Ibr 1:1-10:18)
   
1. A. Dalam Penyataan
   (Ibr 1:1-4:13)
   Yesus Kristus adalah Penyataan Penuh dan Akhir dari Allah
   kepada Manusia
   
1. 1. Lebih Unggul dari Para Nabi
   (Ibr 1:1-3)
   
2. 2. Lebih Unggul dari Para Malaikat
   (Ibr 1:4-2:18)
   Peringatan: Bahaya Pengabaian
   (Ibr 2:1-4)
   
3. 3. Lebih Unggul dari Musa
   (Ibr 3:1-6)
   Peringatan: Bahaya Ketidakpercayaan
   (Ibr 3:7-19)
   
4. 4. Lebih Unggul dari Yosua
   (Ibr 4:1-13)
   
2. B. Dalam Renungan
   (Ibr 4:14-10:18)
   Sebagai Imam Besar Kita, Yesus Jauh Melebihi Keimaman Lewi
   
1. 1. Lebih Unggul Kualifikasi-Nya
   (Ibr 4:14-7:25)
   Peringatan: Bahaya Ketidakdewasaan Rohani
   (Ibr 5:11-6:3)
   Peringatan: Bahaya Kemurtadan
   (Ibr 6:4-20)
   
2. 2. Lebih Unggul Watak-Nya
   (Ibr 7:26-28)
   
3. 3. Lebih Unggul Pelayanan-Nya
   (Ibr 8:1-10:18)
   
1. a. Bertempat di Tempat Kudus yang Lebih Baik
   (Ibr 8:1-5)
   
2. b. Berlandaskan Perjanjian yang Lebih Baik
   (Ibr 8:6-13)
   
3. c. Terlaksana Melalui Pelayanan yang Lebih Baik
   (Ibr 9:1-22)
   
4. d. Digenapi Melalui Korban yang Lebih Sempurna
   (Ibr 9:23-10:18)
   
2. II. Penerapan: Nasihat untuk Bertekun
   (Ibr 10:19-13:17)
   
1. A. Dalam Bidang Keselamatan
   (Ibr 10:19-38)
   
2. B. Dalam Bidang Iman
   (Ibr 10:39-11:40)
   
1. 1. Sifat-Sifat Iman
   (Ibr 10:39-11:3)
   
2. 2. Teladan Iman dari Perjanjian Lama
   (Ibr 11:4-38)
   
3. 3. Pembenaran Iman: Disempurnakan dalam Kristus
   (Ibr 11:39-40)
   
3. C. Dalam Bidang Ketabahan
   (Ibr 12:1-13)
   
4. D. Dalam Bidang Kekudusan
   (Ibr 12:14-13:17)
   
1. 1. Pengutamaan Kekudusan
   (Ibr 12:14-29)
   
2. 2. Pelaksanaan Kekudusan
   (Ibr 13:1-17)
   
3. Penutup
   (Ibr 13:18-25)
   

Surat Ibrani terutama ditulis kepada orang-orang Kristen Yahudi yang sedang mengalami penganiayaan dan keputusasaan. Penulis berusaha untuk memperkuat iman mereka kepada Kristus dengan menjelaskan secara teliti keunggulan dan ketegasan penyataan Allah dan penebusan di dalam Yesus Kristus. Ia menunjukkan bahwa penyediaan penebusan di bawah perjanjian yang lama sudah digenapi dan tidak terpakai lagi karena Yesus telah datang dan menetapkan suatu perjanjian yang baru oleh kematian-Nya yang mengerjakan perdamaian. Penulis menantang para pembacanya

1. (1) untuk tetap mempertahankan pengakuan mereka terhadap Kristus hingga pada kesudahannya,
2. (2) untuk maju terus menuju kedewasaan rohani dan
3. (3) untuk tidak kembali kepada kehidupan di bawah hukuman dengan cara meninggalkan kepercayaan kepada Yesus Kristus.

1. Keunggulan Kristus.
Ini adalah topik yang sangat jelas dalam bagian pertama surat Ibrani (1-10). Bacalah seluruh pasal ini dan tulislah semua haI yang menyebutkan Kristus adalah yang "tertinggi". Mulai dari Ibr 1:4 Yesus mempunyai nama yang jauh lebih indah. Apa artinya? Telusurilah makna dari "keunggulan" Kristus.

2. Melkisedek.
Melkisedek hanya disebut dalam Ibrani 5-7 dalam Perjanjian Baru, dan dalam Kejadian 14 serta Mazmur 110 dalam Perjanjian Lama. Pelajarilah pasal-pasal ini. Pakailah kamus Alkitab untuk dapat mengetahui lebih banyak tentang dia dan arti namanya. Siapakah dia? Apa yang dilakukannya? Dan, apa kepentingan Melkisedek dalam argumentasi yang dikembangkan oleh penulis bagi surat Ibrani?

3. Perjanjian Lama.
Tulislah semua kutipan langsung dari Perjanjian Lama yang Anda temui dalam Ibrani. Catat juga acuan yang tidak langsung ke Perjanjian Lama. Amatilah prinsip-prinsip yang tampaknya dipelajari dengan menggunakan Perjanjian Lama. Bagaimana hal ini menunjukkan kepada kita tentang pendekatan terhadap Perjanjian Lama?

4. Iman
Bacalah seluruh Ibrani 11. Tulislah semua perbuatan yang telah dilakukan oleh berbagai orang tersebut. Bagaimana penekanan tentang 'iman yang bekerja' sehubungan dengan definisi tentang iman dalam ayat 1? Pelajarilah ayat-ayat 32-38 tentang iman. Apa yang dilakukan oleh para pelaku iman yang namanya disebutkan dalam pasal ini? Berapa banyak perbuatan dan pengalaman yang disebut di sana yang dapat Anda hubungkan dengan peristiwa atau orang-orang yang disebut dalam Alkitab?

Surat Ibrani ini lebih mirip dengan suatu khotbah daripada sebuah surat. Penulis menggambarkan karyanya ini sebagai "kata-kata nasihat" (Ibr 13:22). Surat ini terdiri atas tiga bagian utama.

1. (1) Pertama, Yesus sebagai Putra Allah yang penuh kuasa (Ibr 1:1-3) dinyatakan sebagai penyataan Allah yang sempurna kepada umat manusia -- lebih tinggi daripada para nabi (Ibr 1:1-3), malaikat (Ibr 1:4--2:18), Musa (Ibr 3:1-6) dan Yosua (Ibr 4:1-11). Di dalam bagian ini terdapat suatu peringatan yang sungguh-sungguh mengenai berbagai akibat apabila kita secara rohani makin menjauh dari iman atau mengeraskan hati dalam ketidakpercayaan (Ibr 2:1-3; Ibr 3:7--4:2).
2. (2) Bagian yang kedua menampilkan Yesus sebagai Imam Besar dengan kualifikasi (Ibr 4:14--5:10; Ibr 6:19--7:25), watak (Ibr 7:26-28), dan pelayanan (Ibr 8:1--10:18) yang sempurna dan abadi. Di bagian ini diberikan suatu peringatan yang sungguh-sungguh mengenai ketidakdewasaan rohani atau bahkan "kemurtadan" setelah mengambil bagian di dalam Kristus (Ibr 5:11--6:12).
3. (3) Bagian yang terakhir (Ibr 10:19--13:17) dengan tegas mendorong orang-orang percaya agar tetap tabah dalam keselamatan, iman, penderitaan, dan kekudusan.

Delapan ciri utama menandai surat ini.

1. (1) Surat ini unik di antara surat-surat PB karena bentuknya, "surat ini berawal seperti sebuah risalah, dilanjutkan bagaikan khotbah, dan diakhiri seperti surat" (Origenes).
2. (2) Di antara semua kitab PB surat ini menggunakan bahasa yang paling halus, paling mendekati gaya penulisan Yunani klasik daripada penulis PB lainnya (mungkin kecuali Lukas dalam Luk 1:1-4).
3. (3) Inilah satu-satunya kitab PB yang mengembangkan konsep pelayanan Yesus sebagai Imam Besar.
4. (4) Ajarannya tentang Kristus ini sangat kaya variasi, dan memakai lebih daripada dua puluh nama dan gelar untuk Kristus.
5. (5) Kata kuncinya adalah "lebih baik" (dipakai tiga belas kali). Yesus lebih baik daripada para malaikat dan semua tokoh perantara PL. Ia memberikan perhentian, perjanjian, pengharapan, keimaman, korban pendamaian, dan janji-janji yang lebih baik.
6. (6) Surat ini berisi pasal yang paling menonjol dalam Alkitab mengenai iman (pasal 11; Ibr 11:1-40).
7. (7) Kitab ini sarat dengan kutipan dan petunjuk kepada PL sehingga memberikan pengertian yang berharga mengenai penafsiran umat Kristen mula-mula terhadap sejarah dan ibadah PL, khususnya dalam bidang lambang-lambang.
8. (8) Surat ini memberikan lebih banyak peringatan mengenai bahaya-bahaya kemurtadan rohani daripada kitab lainnya dalam PB.

Bahaya dari kemurtadan

Peringatan terhadap percampuran hukum taurat dan kasih karunia. Bahaya dari mengecap karya Roh Kudus di dalam kasih karunia dan kemudian kembali pada upacara-upacara.

6:1 Dia menasihati agar tidak mundur dari iman;
6:11 tetapi untuk setia,
6:12 rajin, dan sabar menantikan Allah;
6:13 karena Allah sungguh pasti dengan janji-Nya.

Berpegang teguh pada pengharapan (6:9-20)

Kristus, Allah, Roh Kudus, Abraham, Melkisedek.

Abraham, Allah, Anak Allah, Imam Besar, Kristus, Melkisedek, Roh Kudus, Yesus

Mereka yang telah terlebih dahulu menuju ambang pintu keselamatan, bahkan dengan jelas dihukum oleh Roh Kudus dan secara penuh diterangi di dalam Firman Allah sebagai jalan hidup, tetapi kembali lagi mempercayai perbuatan-perbuatan dan upacara-upacara yang sia-sia, berarti menghina Kristus di muka umum dan tidak akan diperbaharui lagi kepada pertobatan oleh Roh Kudus. Orang percaya yang sejati mendapat perlindungan sepenuhnya di dalam karya sempurna Kristus, yang di dalamnya dia mendapatkan pengharapan yang pasti dan dengan setia memimpin dia sampai ke surga.

ay. 4-6. Ayat-ayat ini tidak berlaku untuk orang-orang yang kembali melakukan kebiasaan yang tercela karena dikatakan bahwa tidak mungkin ada pendamaian setelah murtad lagi. Ayat-ayat ini ditujukan kepada orang Ibrani yang sepenuhnya memahami nubuat tentang Kristus, dan setelah melihat Dia dan dituntun melalui bukti pekerjaan Roh Kudus setelah kebangkitan-Nya, namun menolak semua pemahaman ini. Untuk yang demikian tidak ada penghukuman lagi, ay. 9 menunjukkan bahwa hal ini tidak dapat terjadi kepada orang percaya yang sejati, yang telah "menerima"

Dalam pasal 6 Kitab Ibrani, penulis mengajak pembaca untuk meninggalkan pengajaran dasar tentang Kristus dan melangkah menuju kedewasaan iman. Ia menekankan bahwa kita tidak boleh terus-menerus mengulang-ulang ajaran dasar tentang pertobatan dan iman kepada Allah, pembasuhan dan penumpangan tangan, kebangkitan orang mati, dan hukuman kekal. Penulis juga memperingatkan bahwa jika seseorang meninggalkan jalan Kristus, maka mustahil untuk memperbarui pertobatan mereka, karena mereka sedang menyalibkan Anak Allah untuk yang kedua kalinya dan mempermalukan-Nya secara terbuka. Namun, penulis meyakini hal-hal yang lebih baik tentang pembaca, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan keselamatan. Ia mengingatkan pembaca bahwa Allah tidak melupakan pekerjaan dan kasih yang telah mereka tunjukkan kepada orang-orang kudus. Penulis juga mengajak pembaca untuk memiliki ketekunan yang sama dalam memiliki jaminan pengharapan yang sempurna sampai akhir, mengikuti teladan orang-orang yang telah mewarisi janji-janji Allah melalui iman dan ketekunan. Penulis menegaskan bahwa pengharapan yang kita miliki ini adalah jangkar bagi jiwa kita, kuat dan pasti, yang menembus masuk sampai ke balik tirai, ke tempat yang telah dimasuki Yesus sebagai Pembuka Jalan bagi kita untuk menjadi Imam Besar selama-lamanya, sesuai dengan peraturan Melkisedek.

Pasal 6 dari Kitab Ibrani membahas tentang pentingnya kemajuan dalam iman Kristen dan peringatan terhadap kemurtadan.

Latar belakang historis dari Kitab Ibrani adalah masa ketika gereja Kristen mengalami tekanan dan penganiayaan dari pemerintahan Romawi. Para pembaca Kitab Ibrani adalah orang-orang Yahudi yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Mesias, tetapi mereka menghadapi tekanan untuk kembali ke agama Yahudi tradisional atau meninggalkan iman mereka.

Dalam konteks budaya, pembaca Kitab Ibrani hidup dalam masyarakat Yahudi yang kaya akan tradisi dan hukum Taurat. Mereka juga hidup di bawah pengaruh budaya Romawi yang kuat.

Secara literatur, Kitab Ibrani ditulis dalam bentuk surat atau pengajaran yang ditujukan untuk memberikan pengajaran dan dorongan kepada para pembaca. Penulisnya tidak diketahui dengan pasti, tetapi beberapa teori mengaitkannya dengan rasul Paulus atau murid-muridnya.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, penulis Kitab Ibrani mengingatkan pembaca tentang pentingnya mempertahankan iman mereka dan tidak jatuh ke dalam kemurtadan. Mereka diingatkan tentang kekuatan dan kebesaran Yesus Kristus sebagai Imam Besar yang lebih tinggi dari imam-imam Yahudi tradisional. Penulis juga mengingatkan pembaca tentang bahaya meninggalkan iman dan kembali ke hukum Taurat.

Dalam pasal 6, penulis melanjutkan peringatan tersebut dengan mengatakan bahwa mereka harus maju dalam iman mereka dan tidak terjebak dalam pengajaran dasar iman Kristen. Mereka diingatkan tentang konsekuensi serius dari kemurtadan dan diingatkan untuk tetap setia kepada Allah.

Secara teologis, pasal 6 Kitab Ibrani menekankan pentingnya iman yang teguh, ketekunan, dan pertumbuhan rohani. Penulis ingin memastikan bahwa pembaca memahami bahwa iman Kristen adalah sesuatu yang serius dan harus dijaga dengan sungguh-sungguh.

Dengan pemahaman latar belakang ini, pembaca dapat lebih memahami konteks historis, budaya, literatur, dan teologis dari pasal 6 Kitab Ibrani.

Berikut adalah topik-topik penting dalam Kitab Ibrani pasal 6:

1. Panggilan untuk bertumbuh dalam kedewasaan iman (Ibrani 6:1)
- Mengajak umat percaya untuk meninggalkan pengajaran dasar tentang Kristus dan melangkah menuju kedewasaan iman.

2. Ajaran dasar tentang pertobatan dan iman kepada Allah (Ibrani 6:1-2)
- Mengajarkan pentingnya pertobatan dari perbuatan yang mati dan iman kepada Allah sebagai dasar iman Kristen.

3. Ajaran tentang pembasuhan dan penumpangan tangan (Ibrani 6:2)
- Merujuk pada praktik baptisan dan penumpangan tangan sebagai bagian dari pengenalan akan kehadiran Roh Kudus.

4. Ajaran tentang kebangkitan orang mati dan hukuman kekal (Ibrani 6:2)
- Mengajarkan kepercayaan akan kebangkitan orang mati dan hukuman kekal sebagai bagian dari iman Kristen.

5. Bahaya meninggalkan iman Kristen (Ibrani 6:4-6)
- Menjelaskan bahwa jika seseorang yang telah menerima pencerahan, karunia surgawi, dan pengalaman Roh Kudus meninggalkan iman Kristen, maka mustahil untuk memperbarui pertobatan mereka.

6. Peringatan tentang akibat bagi mereka yang menyalibkan Anak Allah kembali (Ibrani 6:6)
- Menjelaskan bahwa mereka yang meninggalkan iman Kristen sedang menyalibkan Anak Allah untuk yang kedua kalinya dan mempermalukan-Nya secara terbuka.

7. Perumpamaan tentang tanah yang baik dan tanah yang tidak berguna (Ibrani 6:7-8)
- Menggunakan perumpamaan tentang tanah yang menghasilkan panen yang bermanfaat dan tanah yang hanya menumbuhkan duri dan semak-semak untuk menggambarkan akibat dari iman yang hidup dan iman yang mati.

8. Keyakinan akan keselamatan dan keadilan Allah (Ibrani 6:9-12)
- Menyatakan keyakinan bahwa Allah tidak melupakan pekerjaan dan kasih yang ditunjukkan oleh umat-Nya dan mengajak umat percaya untuk tetap tekun dalam iman dan mengikuti teladan orang-orang yang telah mewarisi janji-janji Allah melalui iman dan ketekunan.

9. Pengharapan yang pasti dalam Yesus sebagai Imam Besar (Ibrani 6:13-20)
- Mengajarkan tentang pengharapan yang kita miliki sebagai jangkar bagi jiwa kita, yang pasti dan kuat, melalui Yesus sebagai Pembuka Jalan dan Imam Besar yang abadi sesuai dengan peraturan Melkisedek.

Sumber referensi: Kitab Ibrani pasal 6.

Orang-orang yang tercantum dalam pasal ini:
- Kristus: Mengacu pada Yesus Kristus, tokoh sentral dalam ajaran Kristen.
- Allah: Merujuk kepada Tuhan dalam agama Kristen.
- Roh Kudus: Merupakan salah satu pribadi dalam Tritunggal, yaitu Allah dalam bentuk Roh yang hadir untuk memberikan penghiburan, bimbingan, dan kuasa kepada umat Kristen.
- Anak Allah: Merujuk kepada Yesus Kristus sebagai Anak Allah yang disalibkan untuk menebus dosa umat manusia.
- Abraham: Tokoh dalam Alkitab yang dijanjikan oleh Allah untuk menjadi bapa bangsa yang besar dan diberkati.
- Yesus: Merujuk kepada Yesus Kristus, tokoh sentral dalam ajaran Kristen.
- Melkisedek: Tokoh dalam Alkitab yang merupakan raja Salem dan imam Allah yang tinggi, dianggap sebagai gambaran dari Yesus Kristus sebagai Imam Besar yang abadi.

Lokasi yang tercantum dalam pasal ini:
- Surga: Merujuk kepada tempat tinggal Allah dan para malaikat yang diyakini oleh umat Kristen.
- Tanah yang menyerap banyak air hujan: Menggambarkan tanah yang subur dan menghasilkan panen yang melimpah.
- Tanah yang hanya menumbuhkan duri dan semak-semak: Menggambarkan tanah yang tidak subur dan tidak menghasilkan panen yang bermanfaat.
- Balik tirai: Merujuk kepada tempat yang dianggap suci dan hanya dapat diakses oleh Imam Besar dalam Bait Suci di zaman Perjanjian Lama.

Kata kunci dalam Kitab "Ibrani" pasal 6 adalah:

1. Pengajaran dasar tentang Kristus: Mengacu pada ajaran dasar mengenai pertobatan dari perbuatan yang mati dan iman kepada Allah.
2. Kedewasaan: Mengajak untuk meninggalkan pengajaran dasar dan melangkah menuju kedewasaan dalam iman.
3. Pembasuhan dan penumpangan tangan: Merujuk pada praktik baptisan dan pengurapan Roh Kudus.
4. Kebangkitan orang mati dan hukuman kekal: Menyampaikan ajaran tentang kebangkitan orang mati dan konsekuensi hukuman kekal.
5. Pencerahan, karunia surgawi, dan kuasa dari dunia yang akan datang: Menunjukkan pengalaman rohani yang mendalam dan hubungan yang erat dengan Allah.
6. Menyalibkan Anak Allah untuk yang kedua kalinya: Menggambarkan tindakan meninggalkan iman dan menghina Yesus Kristus.
7. Tanah yang menyerap banyak air hujan dan tanah yang hanya menumbuhkan duri dan semak-semak: Menggambarkan perbedaan hasil yang diperoleh dari hidup yang setia dan hidup yang tidak setia kepada Allah.
8. Kasih dan pelayanan kepada orang-orang kudus: Menyoroti pentingnya kasih dan pelayanan dalam hidup orang percaya.
9. Ketekunan dan iman: Mengajak untuk tetap teguh dalam iman dan meneladani orang-orang yang telah mewarisi janji-janji Allah melalui ketekunan.
10. Janji Allah kepada Abraham dan sumpah-Nya: Menunjukkan kehandalan dan kepastian janji Allah.
11. Pengharapan sebagai jangkar bagi jiwa: Menggambarkan pengharapan yang kuat dan pasti dalam Yesus Kristus sebagai Imam Besar yang membuka jalan bagi kita menuju Allah.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dimaksud dengan "pengajaran dasar tentang Kristus" yang harus ditinggalkan dan mengapa?
2. Mengapa penting bagi kita untuk melangkah menuju kedewasaan dalam iman dan meninggalkan ajaran dasar?
3. Apa yang dimaksud dengan "pertobatan dari perbuatan yang mati" dan mengapa hal ini dianggap sebagai ajaran dasar?
4. Mengapa pembasuhan dan penumpangan tangan dianggap sebagai ajaran dasar?
5. Mengapa ajaran tentang kebangkitan orang mati dan hukuman kekal dianggap sebagai ajaran dasar?

Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimana kita dapat melangkah menuju kedewasaan dalam iman dan meninggalkan ajaran dasar?
2. Mengapa penting bagi kita untuk tidak meninggalkan jalan Kristus dan mengapa mustahil untuk memperbarui pertobatan jika kita meninggalkan-Nya?
3. Apa yang dapat kita pelajari dari perumpamaan tanah yang menyerap banyak air hujan dan menghasilkan panenan yang bermanfaat?
4. Bagaimana kita dapat menunjukkan ketekunan dalam iman dan memiliki jaminan pengharapan yang sempurna sampai akhir?
5. Apa yang dapat kita pelajari dari janji Allah kepada Abraham dan bagaimana hal itu berkaitan dengan pengharapan yang kita miliki?

Hal menarik terkait Kitab Ibrani pasal 6:
1. Pasal ini menekankan pentingnya kemajuan dalam iman dan meninggalkan ajaran dasar.
2. Pasal ini menjelaskan bahwa jika kita meninggalkan jalan Kristus, mustahil untuk memperbarui pertobatan kita.
3. Perumpamaan tentang tanah yang menyerap banyak air hujan mengajarkan tentang pentingnya menghasilkan buah yang bermanfaat dalam hidup kita.
4. Pasal ini menekankan pentingnya ketekunan dalam iman dan memiliki jaminan pengharapan yang sempurna sampai akhir.
5. Pasal ini mengaitkan janji Allah kepada Abraham dengan pengharapan yang kita miliki sebagai umat Kristen.

Dalam pasal 6 Kitab Ibrani, terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Tingkatkan kedewasaan iman: Kita diminta untuk meninggalkan pengajaran dasar tentang Kristus dan melangkah menuju kedewasaan iman. Ini berarti kita harus terus tumbuh dalam pengetahuan dan pengalaman kita dengan Tuhan, tidak hanya berhenti pada pengetahuan dasar tentang pertobatan dan iman kepada Allah.

2. Jangan meninggalkan iman: Pasal ini juga mengingatkan kita bahwa jika kita meninggalkan jalan Kristus, sangat sulit untuk kembali lagi. Oleh karena itu, kita harus tetap teguh dalam iman kita dan tidak mengabaikan atau meninggalkan hubungan kita dengan Tuhan.

3. Berbuah dalam hidup: Seperti tanah yang menghasilkan panenan yang bermanfaat, kita juga harus menghasilkan buah dalam hidup kita. Ini berarti kita harus menunjukkan kasih dan pelayanan kepada orang-orang kudus, serta hidup sesuai dengan firman Allah.

4. Tetap teguh dalam pengharapan: Kita harus memiliki ketekunan dan kepastian dalam pengharapan kita kepada Tuhan. Kita harus mengikuti teladan orang-orang yang telah mewarisi janji-janji Allah melalui iman dan ketekunan.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup hal-hal berikut:

1. Berdoa untuk pertumbuhan iman: Mohon kepada Tuhan agar Dia membantu kita untuk terus tumbuh dalam pengetahuan dan pengalaman kita dengan-Nya, sehingga kita dapat mencapai kedewasaan iman.

2. Berdoa agar tetap teguh dalam iman: Mohon kepada Tuhan agar Dia memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap teguh dalam iman kita dan tidak meninggalkan jalan Kristus.

3. Berdoa agar menghasilkan buah dalam hidup: Mohon kepada Tuhan agar Dia membantu kita untuk hidup sesuai dengan firman-Nya dan menghasilkan buah yang bermanfaat bagi orang lain.

4. Berdoa agar tetap teguh dalam pengharapan: Mohon kepada Tuhan agar Dia memberikan ketekunan dan kepastian dalam pengharapan kita kepada-Nya, sehingga kita tidak menjadi malas atau kehilangan fokus.

Semoga doa-doa ini membantu kita untuk hidup sesuai dengan ajaran yang terdapat dalam pasal 6 Kitab Ibrani dan mengalami pertumbuhan rohani yang lebih dalam.

Analisis 5W+1H dari Kitab Ibrani Pasal 6 :

1. What (Apa):
- Pasal 6 Kitab Ibrani membahas tentang pentingnya meninggalkan pengajaran dasar tentang Kristus dan melangkah menuju kedewasaan dalam iman.
- Pasal ini juga mengingatkan tentang bahaya meninggalkan iman dan mengingatkan akan hukuman yang akan datang bagi mereka yang meninggalkan jalan Kristus.

2. Who (Siapa):
- Penulis Kitab Ibrani tidak secara eksplisit disebutkan, tetapi tradisi Kristen mengaitkannya dengan rasul Paulus atau murid Paulus yang lain.
- Pasal ini ditujukan kepada orang-orang percaya yang telah menerima pencerahan, karunia surgawi, dan pengalaman Roh Kudus.

3. Where (Dimana):
- Lokasi fisik tidak disebutkan dalam pasal ini.
- Konteksnya adalah dalam komunitas Kristen yang menerima pengajaran dan nasihat dari penulis Kitab Ibrani.

4. When (Kapan):
- Tidak ada informasi spesifik tentang waktu penulisan pasal ini.
- Kitab Ibrani diyakini ditulis pada awal abad pertama Masehi.

5. Why (Mengapa):
- Pasal ini ditulis untuk mengingatkan orang-orang percaya tentang pentingnya kemajuan dalam iman dan meninggalkan pengajaran dasar.
- Tujuannya adalah untuk mendorong orang-orang percaya agar tetap teguh dalam iman mereka dan tidak meninggalkan jalan Kristus.

6. How (Bagaimana):
- Pasal ini menjelaskan bahwa orang-orang percaya harus meninggalkan pengajaran dasar tentang pertobatan, iman, pembasuhan, penumpangan tangan, kebangkitan orang mati, dan hukuman kekal.
- Mereka harus berusaha untuk mencapai kedewasaan dalam iman dan tidak meninggalkan jalan Kristus.
- Pasal ini juga mengingatkan tentang konsekuensi yang akan terjadi jika seseorang meninggalkan iman, seperti tidak mungkin untuk memperbarui pertobatan mereka.
- Penulis juga memberikan dorongan kepada orang-orang percaya untuk tetap teguh dalam iman mereka dengan mengingat janji-janji Allah dan contoh Abraham yang sabar dan percaya kepada Allah.
- Pasal ini juga menekankan pentingnya pengharapan yang kita miliki dalam Yesus Kristus sebagai jangkar bagi jiwa kita.