Statistik	31 pasal, 810 ayat, 25.061 kata
Penulis	Tidak Diketahui
Tema	Kerajaan Teokratis; Kedudukan dan kuasa doa dalam Kehidupan.
Waktu	Akhir abad ke-10 SM
Tempat	Kanaan (termasuk Rama, Mispa, Gibea*, Filistin
Kata Kunci	Kerajaan.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Nabi kita yang terpercaya

Di PL Ibrani, 1 dan 2 Samuel merupakan satu kitab. Keduanya diberi nama menurut nabi Samuel, tokoh yang sangat dihormati sebagai seorang pemimpin rohani Israel yang tangguh dan yang dipakai Allah untuk mengatur kerajaan teokratis. 1 Samuel meliputi hampir seratus tahun sejarah Israel -- dari kelahiran Samuel hingga wafatnya Saul (sekitar 1105-1010 SM) -- dan merupakan mata rantai sejarah yang utama di antara masa para hakim dengan raja Israel yang pertama. 2 Samuel terutama membahas raja Daud sedangkan 1 Samuel meliput tiga peralihan utama dalam kepemimpinan nasional: dari Eli ke Samuel, dari Samuel ke Saul, dan dari Saul ke Daud.

Masalah kepenulisan mencakup 1 dan 2 Samuel sebagai satu karya tunggal. Karena sebagian 1 Samuel dan seluruh 2 Samuel ditulis setelah kematiannya, Samuel hanya menjadi salah satu penulis penyumbang (bd. 1Sam 10:25). Karya terakhir ditulis oleh seorang sejarahwan dan nabi yang terilham yang memakai beberapa sumber, termasuk catatan-catatan Samuel (bd. 2Sam 1:18; 1Taw 27:24; 1Taw 29:29); identitas sejarahwan terilham ini tidak kita kenal. Kemungkinan besar kitab ini diselesaikan tidak lama sesudah tahun 930 SM, karena 1 Samuel tampaknya menunjuk kepada pecahnya kerajaan (1Sam 27:6) dan 2 Samuel berakhir dengan hari-hari terakhir Daud.

1. I. Samuel: Seorang Nabi yang Menjadi Pemimpin Israel
   (1Sam 1:1-8:22)
   
1. A. Kelahiran Seorang Nabi yang Menjadi Pemimpin
   (1Sam 1:1-2:11)
   
1. 1. Kesusahan dan Permohonan Hana
   (1Sam 1:1-18)
   
2. 2. Putra Hana yang Menjadi Nabi
   (1Sam 1:19-28)
   
3. 3. Nyanyian Hana yang Bersifat Nubuat
   (1Sam 2:1-11)
   
2. B. Keburukan Kepemimpinan yang Lama
   (1Sam 2:12-36)
   
3. C. Peralihan dari Eli ke Samuel
   (1Sam 3:1-6:21)
   
1. 1. Panggilan Samuel Sebagai Nabi
   (1Sam 3:1-21)
   
2. 2. Hukuman atas Keluarga dan Pelayanan Eli
   (1Sam 4:1-22)
   
3. 3. Tabut Dirampas dan Dikembalikan
   (1Sam 5:1-6:21)
   
4. D. Kebangunan Rohani di Bawah Pimpinan Samuel
   (1Sam 7:1-17)
   
5. E. Israel Menuntut Seorang Raja
   (1Sam 8:1-22)
   
1. 1. Israel Menolak Putra-Putra Samuel Sebagai Pemimpin
   (1Sam 8:1-5)
   
2. 2. Israel Menolak Allah sebagai Raja
   (1Sam 8:6-22)
   
2. II. Saul: Raja Pertama Israel
   (1Sam 9:1-15:35)
   
1. A. Peralihan dari Samuel ke Saul
   (1Sam 9:1-12:25)
   
1. 1. Pemilihan Saul
   (1Sam 9:1-27)
   
2. 2. Samuel Mengurapi Saul
   (1Sam 10:1-27)
   
3. 3. Kemenangan Saul atas Orang Amon
   (1Sam 11:1-11)
   
4. 4. Samuel Membaharui Jabatan Raja di Gilgal
   (1Sam 11:12-15)
   
5. 5. Amanat Perpisahan Samuel
   (1Sam 12:1-25)
   
2. B. Pemerintahan-Saul yang Mula-Mula
   (1Sam 13:1-15:35)
   
1. 1. Peperangan dan Kebodohan Saul
   (1Sam 13:1-14:52)
   
2. 2. Ketidaktaatan dan Penolakan Saul
   (1Sam 15:1-35)
   
3. III.Daud: Penantian Orang yang Diurapi
   (1Sam 16:1-31:13)
   
1. A. Samuel Mengurapi Daud
   (1Sam 16:1-13)
   
2. B. Allah Mengangkat Roh-Nya dari Saul
   (1Sam 16:14-23)
   
3. C. Daud Bertempur Melawan Goliat
   (1Sam 17:1-58)
   
4. D. Daud di Istana Saul
   (1Sam 18:1-19:17)
   
1. 1. Daud dan Yonatan
   (1Sam 18:1-4)
   
2. 2. Daud Melayani Saul
   (1Sam 18:5-16)
   
3. 3. Daud Menikahi Mikhal
   (1Sam 18:17-28)
   
4. 4. Saul Takut akan Daud dan Berusaha Membunuhnya
   (1Sam 18:29-19:17)
   
5. E. Daud Dalam Pengasingan
   (1Sam 19:18-31:13)
   
1. 1. Daud dengan Samuel
   (1Sam 19:18-24)
   
2. 2. Daud Dilindungi Yonatan
   (1Sam 20:1-42)
   
3. 3. Daud Dibantu Imam Ahimelekh
   (1Sam 21:1-9)
   
4. 4. Daud di Gat
   (1Sam 21:10-15)
   
5. 5. Sejumlah Orang Buangan Berpihak Kepada Daud
   (1Sam 22:1-26:25)
   
6. 6. Daud Bersembunyi di Filistia
   (1Sam 27:1-30:31)
   
7. 7. Kematian Saul
   (1Sam 31:1-13)
   

1 Samuel menguraikan titik peralihan yang kritis dalam sejarah Israel dari kepemimpinan para hakim kepada pemerintahan seorang raja. Kitab ini menyatakan ketegangan di antara pengharapan bangsa itu akan seorang raja (seorang pemimpin yang lalim, "seperti pada segala bangsa-bangsa lain," 1Sam 8:5) dan pola teokratis Allah, dengan Allah sebagai Raja mereka. Kitab ini menunjukkan dengan jelas bahwa ketidaktaatan Saul dan pelanggarannya terhadap tuntutan-tuntutan teokratis jabatannya membuat Allah menolak dan menggantikannya sebagai raja.

1. Doa dan pujian
Kitab ini banyak bercerita tentang doa dan pujian. Khususnya, kita melihat bagaimana orang pilihan Allah mencari pimpinan-Nya sebelum mengambil keputusan-keputusan besar. Lihat 1Sa 1:10-18; 2:1-10; 7:5,6,12; 8:6,21; 12:18,19,23; 15:11; 22:15; 23:2-4, 9-12; 30:7,8.

2. Syarat-syarat pengabdian
Ada beberapa persyaratan pokok yang tidak boleh dilupakan jika kita ingin mengenal berkat-berkat Allah. Lihat 1Sa 2:30; 7:3,4; 12:14,15,20-25; 15:22,23,26; 16:7; 26:23. Bandingkanlah dengan ketakhayulan orang Israel yang menganggap bahwa mereka dapat memanipulasi Allah untuk melakukan sesuatu bagi mereka (1Sa 4:1-11). Camkanlah bahwa mereka mempunyai reputasi, tetapi tidak mempunyai kuasa.

3. Karunia roh
Seperti halnya dalam kitab Hakim-hakim, kita melihat bahwa Allah secara khusus mengaruniakan kuasa roh kepada mereka yang melayani Dia. Apabila Roh Allah turun atas mereka, mereka dapat melakukan apa yang pada umumnya tidak dapat mereka lakukan sebelumnya. Lihat 1Sa 10:6,7,9-13; 11:6; 6:13 (Bandingkan 1Sa 19:23,24 Allah seakan-akan mengendalikannya, tetapi tidak memberikan kuasa kepada Saul). Pada saat yang sama kita mendapat bukti bahwa hal ini tidak perlu terjadi secara permanen, juga tidak berarti bahwa mereka seterusnya hidup dalam kekudusan. Tidak ada yang dapat menggantikan hubungan yang berkesinambungan dengan Allah.

Isi 1 Samuel berfokus pada tiga pemimpin penting nasional: Samuel, Saul, dan Daud.

1. (1) Samuel adalah hakim terakhir dan yang pertama memegang jabatan nabi (sekalipun dia bukan nabi yang pertama, bd. Ul 34:10; Hak 4:4). Sebagai seorang yang amat saleh dan berkarunia nubuat, Samuel
1. (a) dengan bijaksana memimpin Israel kepada kebangunan ibadah yang sejati (pasal 7; 1Sam 7:1-17),
2. (b) meletakkan landasan yang memberikan para nabi kedudukan yang layak di Israel (1Sam 19:20; bd. Kis 3:24; Kis 13:20; Ibr 11:32), dan
3. (c) dengan jelas mendirikan kerajaan itu sebagai suatu kerajaan teokratis (1Sam 15:1,12,28; 1Sam 16:1). Pentingnya Samuel sebagai pemimpin rohani umat Allah selama masa perubahan besar dalam sejarah Israel digolongkan sebagai nomor dua setelah pentingnya Musa pada masa keluaran.
2. (2) Saul menjadi raja pertama Israel karena bangsa itu menuntut seorang raja "seperti pada segala bangsa-bangsa lain" (1Sam 8:5,20). Saul dengan cepat menunjukkan bahwa secara rohani ia tidak cocok untuk memangku jabatan teokratis itu; karena itu dia kemudian ditolak oleh Allah (pasal 13, 15; 1Sam 13:1-22; 1Sam 15:1-35).
3. (3) Daud, pilihan berikutnya untuk mewakili Allah sebagai raja, diurapi oleh Samuel (pasal 16; 1Sam 16:1-23). Daud menolak untuk merebut takhta Saul dengan kekerasan atau pemberontakan melainkan menyerahkan kenaikan pangkatnya kepada Allah. Sebagian besar pasal 19-30 (1Sam 19:1--30:31) menguraikan baik pelarian Daud dari Saul yang iri secara membabi buta maupun kesabaran Daud dalam menantikan Allah untuk bertindak pada waktu yang ditentukan-Nya. Kitab ini diakhiri dengan kematian Saul yang menyedihkan (pasal 31; 1Sam 31:1-13).

Enam ciri utama menandai 1 Samuel.

1. (1) Kitab ini dengan jelas menyajikan standar-standar kudus Allah bagi kerajaan Israel. Para raja Israel harus menjadi pemimpin yang tunduk kepada Allah selaku Raja sesungguhnya atas bangsa itu, menaati hukum-hukum-Nya dan membiarkan dirinya dibimbing dan ditegur oleh penyataan-Nya melalui para nabi.
2. (2) Kitab ini mencatat dasar bagi permulaan pentingnya jabatan nabi di Israel sebagai sederajat secara rohani dengan jabatan imam. Kitab ini memuat beberapa rujukan pertama dalam PL kepada sekelompok nabi (1Sam 10:5; 1Sam 19:18-24).
3. (3) Pertama Samuel menekankan pentingnya doa dan kuasanya (1Sam 1:10-28; 1Sam 2:1-10; 1Sam 7:5-10; 1Sam 8:5-6; 1Sam 9:15; 1Sam 12:19-23), Firman Allah (1Sam 1:23; 1Sam 9:27; 1Sam 15:1,10,23), dan Roh nubuat (1Sam 2:27-36; 1Sam 3:20; 1Sam 10:6,10; 1Sam 19:20-24; 1Sam 28:6).
4. (4) Kitab ini berisi informasi biografis yang kaya dan wawasan mengenai tiga pemimpin penting Israel -- Samuel (pasal 1-7; 1Sam 1:1--7:17), Saul (pasal 8-31; 1Sam 8:1--31:13), dan Daud (pasal 16-31; 1Sam 16:1--31:13).
5. (5) Kitab ini penuh dengan kisah-kisah Alkitab yang terkenal, misalnya Allah berbicara kepada Samuel muda (pasal 3; 1Sam 3:1-21), Daud dan Goliat (pasal 17; 1Sam 17:1-58), Daud dan Yonatan (pasal 18-20; 1Sam 18:1--20:43), iri hati dan ketakutan Saul akan Daud (pasal 18-30; 1Sam 18:1--30:31), dan Saul serta perempuan pemanggil arwah di En-Dor (pasal 28; 1Sam 28:1-25).
6. (6) Kitab ini merupakan sumber dari istilah-istilah yang sering kali dipakai: "Ikabod" yang artinya "tanpa kemuliaan," karena "telah lenyap kemuliaan dari Israel" (1Sam 4:21); "Eben-Haezer" yang artinya "batu pertolongan," karena "Sampai di sini Tuhan menolong kita" (1Sam 7:12); dan "Hidup raja!" (1Sam 10:24). Kitab ini juga merupakan kitab PL pertama yang memakai istilah "Tuhan semesta alam" (mis. 1Sam 1:3).

Penggenapan dalam Perjanjian Baru

1 Samuel mencatat dua lambang kenabian tentang pelayanan Yesus sebagai nabi, imam, dan raja.

1. (1) Sebagai nabi dan imam yang menjadi wakil utama Allah kepada Israel, Samuel melambangkan pelayanan Yesus yang sebagai nabi dan imam menjadi wakil terutama Allah kepada Israel.
2. (2) Daud -- lahir di Betlehem, seorang gembala dan raja yang diurapi Allah dan yang mengabdi kepada maksud-maksud Allah bagi angkatannya (Kis 13:36) -- menjadi lambang utama PL dan pendahulu raja Mesias Israel. PB menyebut Yesus Kristus sebagai "Anak Daud" (mis. Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 21:9), "keturunan Daud" (Rom 1:3), dan "tunas, yaitu keturunan Daud" (Wahy 22:16).

Orang Israel menghendaki seorang raja

Israel menginginkan seorang raja; teokrasi ditolak.

8:1 Pada saat pemerintahan berjalan buruk di bawah anak-anak Samuel, orang Israel menghendaki seorang raja.
8:6 Samuel berdoa di dalam kepedihan, dihibur oleh TUHAN.
8:10 Dia memberitahukan tatacara seorang raja.
8:19 TUHAN mau Samuel menuruti desakan orang Israel.

Orang Israel menghendaki seorang raja (8:1-22)

Allah, Samuel, anak-anaknya, Yoel, Abia.

Abia, Bersyeba, Israel, Mesir, Rama, Samuel, TUHAN, Yoel

Ketika umat Allah tidak mau menerima yang terbaik dari-Nya, mereka akan mendapatkan yang terbaik yang bisa dibujuk agar mereka mau mendapatkannya dan, dengan jawaban untuk doa mereka yang egois, akan menerima hukuman tambahan juga.

ay. 20. Bagi seorang yang mengaku sebagai orang Kristen tetapi ingin hidup seperti dunia berarti bukan saja dia tidak menyenangkan Kristus, tetapi akhirnya akan menjadi korban penipuan. Adalah kehendak Allah bahwa Israel harus memiliki seorang raja namun di dalam waktu-Nya sendiri. Dia harus berasal dari suku Yehuda (Kej. 49:10). Karena dosa Yehuda (Ul 23:2) keturunannya dilarang menjabat selama sepuluh generasi. Daud adalah yang pertama memenuhi syarat-syarat ini. (Mat. 1).

Pada pasal 8 dari Kitab 1 Samuel, Samuel, yang sudah tua, mengangkat anak-anaknya sebagai hakim atas Israel. Namun, anak-anaknya tidak hidup dengan cara yang benar dan adil. Oleh karena itu, semua tua-tua Israel meminta Samuel untuk mengangkat seorang raja untuk memimpin mereka seperti bangsa-bangsa lainnya. Meskipun Samuel tidak senang dengan permintaan ini, ia berdoa kepada TUHAN dan TUHAN memberitahu Samuel untuk mendengarkan permintaan bangsa itu. Samuel kemudian menyampaikan kepada bangsa itu apa yang akan terjadi jika mereka memiliki seorang raja. Meskipun Samuel memperingatkan mereka tentang konsekuensinya, bangsa itu tetap ingin memiliki seorang raja.

Latar belakang dari pasal ke-8 dari Kitab 1 Samuel adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Pasal ini terjadi pada masa ketika bangsa Israel masih dipimpin oleh para hakim. Pada saat itu, bangsa Israel belum memiliki seorang raja yang memerintah mereka. Pasal ini mengisahkan tentang permintaan bangsa Israel kepada Samuel untuk memiliki seorang raja seperti bangsa-bangsa lain di sekitar mereka.

Konteks Budaya:
Pada masa itu, memiliki seorang raja dianggap sebagai tanda kemuliaan dan kekuasaan. Bangsa-bangsa di sekitar Israel memiliki raja-raja yang memerintah mereka, dan bangsa Israel merasa terpinggirkan dan tidak puas dengan sistem pemerintahan yang dipimpin oleh para hakim.

Konteks Literatur:
Kitab 1 Samuel adalah bagian dari kitab-kitab sejarah dalam Alkitab. Kitab ini menceritakan tentang periode transisi dari pemerintahan para hakim menuju pemerintahan raja-raja di Israel.

Konteks Teologis:
Dalam pasal-pasal sebelumnya, Samuel telah menjadi seorang hakim dan nabi yang diutus oleh Allah untuk memimpin bangsa Israel. Namun, Samuel sudah tua dan anak-anaknya tidak mengikuti jejaknya dengan baik. Bangsa Israel merasa perlu memiliki seorang raja yang dapat memimpin mereka dengan tegas dan efektif.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, bangsa Israel datang kepada Samuel dan meminta agar ia meminta kepada Allah untuk memberikan mereka seorang raja. Mereka merasa bahwa sistem pemerintahan yang dipimpin oleh para hakim tidak lagi memadai dan mereka ingin memiliki seorang pemimpin yang dapat memerintah mereka seperti bangsa-bangsa lain.

Demikianlah latar belakang singkat dari pasal ke-8 Kitab 1 Samuel.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab 1 Samuel pasal 8:

1. Samuel mengangkat anak-anaknya sebagai hakim (1 Samuel 8:1-3)
- Samuel mengangkat Yoel dan Abia sebagai hakim di Bersyeba.
- Anak-anak Samuel tidak mengikuti cara hidupnya dan melakukan kejahatan.

2. Permintaan bangsa Israel untuk memiliki seorang raja (1 Samuel 8:4-9)
- Bangsa Israel meminta Samuel untuk mengangkat seorang raja untuk memimpin mereka seperti bangsa-bangsa lain.
- Mereka tidak puas dengan kepemimpinan hakim-hakim dan ingin memiliki seorang raja.

3. Penolakan Samuel terhadap permintaan bangsa Israel (1 Samuel 8:10-18)
- Samuel tidak senang dengan permintaan bangsa Israel untuk memiliki seorang raja.
- Samuel memperingatkan bangsa Israel tentang konsekuensi memiliki seorang raja, seperti pengambilan anak-anak mereka, pengambilan harta mereka, dan menjadi hamba raja.

4. Penolakan bangsa Israel terhadap peringatan Samuel (1 Samuel 8:19-20)
- Bangsa Israel menolak mendengarkan peringatan Samuel dan tetap ingin memiliki seorang raja.
- Mereka ingin memiliki seorang raja yang akan memimpin mereka, berperang untuk mereka, dan menghakimi mereka.

5. Persetujuan Tuhan terhadap permintaan bangsa Israel (1 Samuel 8:21-22)
- Tuhan memerintahkan Samuel untuk mendengarkan permintaan bangsa Israel dan mengangkat seorang raja atas mereka.
- Meskipun Tuhan memberikan persetujuan, hal ini bukanlah kehendak-Nya yang terbaik untuk bangsa Israel.

Catatan: Ayat-ayat referensi yang diberikan hanya mencakup bagian-bagian penting dari pasal 8. Untuk pemahaman yang lebih lengkap, disarankan untuk membaca seluruh pasal 8 dari Kitab 1 Samuel.

Orang-orang:
- Samuel: Hakim Israel yang sudah tua.
- Yoel: Anak sulung Samuel, menjadi hakim di Bersyeba.
- Abia: Anak kedua Samuel, juga menjadi hakim di Bersyeba.
- Tua-tua Israel: Orang-orang tua Israel yang berkumpul dan datang kepada Samuel di Rama.

Lokasi:
- Bersyeba: Tempat di mana Yoel dan Abia menjadi hakim.
- Rama: Tempat di mana Samuel tinggal dan dikunjungi oleh tua-tua Israel.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dalam Kitab "1 Samuel" pasal "8" dari Alkitab:

1. Samuel: Nama tokoh utama dalam cerita ini, seorang nabi dan hakim atas Israel.
2. Anak-anak: Merujuk kepada anak-anak Samuel yang menjadi hakim di Bersyeba.
3. Hakim: Posisi kepemimpinan yang dipegang oleh anak-anak Samuel.
4. Israel: Bangsa yang dipimpin oleh Samuel dan anak-anaknya.
5. Raja: Permintaan bangsa Israel kepada Samuel untuk memiliki seorang raja seperti bangsa-bangsa lain.
6. Doa: Tindakan Samuel dalam berdoa kepada TUHAN mengenai permintaan bangsa Israel.
7. Firman TUHAN: Pesan yang diterima Samuel dari TUHAN mengenai permintaan bangsa Israel.
8. Hak raja: Penjelasan Samuel mengenai hak-hak yang akan dimiliki oleh seorang raja atas bangsa Israel.
9. Penolakan: Bangsa Israel menolak untuk mendengarkan perkataan Samuel dan tetap menginginkan seorang raja.
10. Mendengarkan: Tindakan Samuel dalam mendengarkan perkataan bangsa Israel dan menyampaikannya kepada TUHAN.
11. Angkatlah: Perintah TUHAN kepada Samuel untuk mengangkat seorang raja atas bangsa Israel.
12. Kota: Instruksi Samuel kepada orang-orang Israel untuk pergi ke kota masing-masing.

Pertanyaan refleksi:
1. Bagaimana peran Samuel sebagai hakim di Israel? Apa yang membuatnya berbeda dari anak-anaknya?
2. Mengapa anak-anak Samuel tidak mengikuti cara hidupnya? Apa yang bisa kita pelajari dari situasi ini?
3. Bagaimana reaksi Samuel ketika bangsa Israel meminta seorang raja? Apa yang bisa kita pelajari dari tanggapannya?

Pertanyaan diskusi:
1. Mengapa bangsa Israel ingin memiliki seorang raja? Apakah keinginan mereka sesuai dengan kehendak Allah?
2. Apa yang bisa kita pelajari dari respons Samuel terhadap permintaan bangsa Israel? Bagaimana kita bisa mengaplikasikan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan kita?
3. Bagaimana Allah memperlakukan bangsa Israel dalam situasi ini? Apa yang bisa kita pelajari tentang karakter Allah dari narasi ini?

Hal-hal menarik terkait Kitab 1 Samuel pasal 8:
1. Pasal ini menandai perubahan penting dalam sejarah Israel, yaitu transisi dari pemerintahan hakim-hakim menuju pemerintahan raja-raja.
2. Permintaan bangsa Israel untuk memiliki seorang raja menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap kepemimpinan yang ada saat itu.
3. Samuel sebagai seorang nabi dan hakim yang saleh, tetapi anak-anaknya tidak mengikuti jejaknya, menggambarkan bahwa iman dan kehidupan rohani tidak dapat diturunkan secara otomatis kepada generasi berikutnya.
4. Allah memberikan peringatan kepada bangsa Israel tentang konsekuensi memiliki seorang raja, termasuk pengambilan sumber daya dan pelayanan yang berlebihan dari rakyat.
5. Meskipun permintaan bangsa Israel tidak sesuai dengan kehendak Allah, Dia tetap mengizinkan mereka memiliki seorang raja dan menggunakan situasi ini untuk mengajarkan pelajaran penting kepada mereka.

Dari pasal 1 Samuel 8, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Pentingnya hidup yang benar di hadapan Tuhan: Samuel adalah seorang hakim yang hidup dengan cara yang benar di hadapan Tuhan. Namun, anak-anaknya tidak mengikuti teladan hidupnya. Ini mengingatkan kita akan pentingnya hidup yang konsisten dalam iman dan mengajarkan nilai-nilai Tuhan kepada generasi berikutnya.

2. Bahaya mengikuti keinginan duniawi: Anak-anak Samuel tergoda oleh keserakahan dan korupsi. Mereka mengejar laba, menerima suap, dan memutarbalikkan keadilan. Ini mengingatkan kita akan bahaya mengikuti keinginan duniawi yang dapat merusak hubungan kita dengan Tuhan dan dengan sesama.

3. Menyerahkan keputusan kepada Tuhan: Bangsa Israel meminta seorang raja untuk memimpin mereka, tetapi hal ini tidak menyenangkan Samuel. Namun, Samuel berdoa kepada Tuhan dan mendengarkan perkataan-Nya. Ini mengajarkan kita untuk selalu menyerahkan keputusan hidup kita kepada Tuhan dan mengikuti kehendak-Nya.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Memohon kepada Tuhan agar kita hidup dengan konsisten dalam iman dan mengajarkan nilai-nilai-Nya kepada generasi berikutnya.

2. Memohon kepada Tuhan agar kita terhindar dari godaan keserakahan dan korupsi, dan hidup dengan integritas di hadapan-Nya.

3. Memohon kepada Tuhan agar kita selalu menyerahkan keputusan hidup kita kepada-Nya, dan mengikuti kehendak-Nya dalam segala hal.

4. Memohon kepada Tuhan agar kita memiliki pemimpin yang bijaksana dan saleh, yang memimpin dengan keadilan dan mengikuti kehendak-Nya.

Semoga ini membantu dan memberkati hidupmu dalam mempelajari dan menerapkan firman Tuhan.