Statistik	31 pasal, 810 ayat, 25.061 kata
Penulis	Tidak Diketahui
Tema	Kerajaan Teokratis; Kedudukan dan kuasa doa dalam Kehidupan.
Waktu	Akhir abad ke-10 SM
Tempat	Kanaan (termasuk Rama, Mispa, Gibea*, Filistin
Kata Kunci	Kerajaan.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Nabi kita yang terpercaya

Di PL Ibrani, 1 dan 2 Samuel merupakan satu kitab. Keduanya diberi nama menurut nabi Samuel, tokoh yang sangat dihormati sebagai seorang pemimpin rohani Israel yang tangguh dan yang dipakai Allah untuk mengatur kerajaan teokratis. 1 Samuel meliputi hampir seratus tahun sejarah Israel -- dari kelahiran Samuel hingga wafatnya Saul (sekitar 1105-1010 SM) -- dan merupakan mata rantai sejarah yang utama di antara masa para hakim dengan raja Israel yang pertama. 2 Samuel terutama membahas raja Daud sedangkan 1 Samuel meliput tiga peralihan utama dalam kepemimpinan nasional: dari Eli ke Samuel, dari Samuel ke Saul, dan dari Saul ke Daud.

Masalah kepenulisan mencakup 1 dan 2 Samuel sebagai satu karya tunggal. Karena sebagian 1 Samuel dan seluruh 2 Samuel ditulis setelah kematiannya, Samuel hanya menjadi salah satu penulis penyumbang (bd. 1Sam 10:25). Karya terakhir ditulis oleh seorang sejarahwan dan nabi yang terilham yang memakai beberapa sumber, termasuk catatan-catatan Samuel (bd. 2Sam 1:18; 1Taw 27:24; 1Taw 29:29); identitas sejarahwan terilham ini tidak kita kenal. Kemungkinan besar kitab ini diselesaikan tidak lama sesudah tahun 930 SM, karena 1 Samuel tampaknya menunjuk kepada pecahnya kerajaan (1Sam 27:6) dan 2 Samuel berakhir dengan hari-hari terakhir Daud.

1. I. Samuel: Seorang Nabi yang Menjadi Pemimpin Israel
   (1Sam 1:1-8:22)
   
1. A. Kelahiran Seorang Nabi yang Menjadi Pemimpin
   (1Sam 1:1-2:11)
   
1. 1. Kesusahan dan Permohonan Hana
   (1Sam 1:1-18)
   
2. 2. Putra Hana yang Menjadi Nabi
   (1Sam 1:19-28)
   
3. 3. Nyanyian Hana yang Bersifat Nubuat
   (1Sam 2:1-11)
   
2. B. Keburukan Kepemimpinan yang Lama
   (1Sam 2:12-36)
   
3. C. Peralihan dari Eli ke Samuel
   (1Sam 3:1-6:21)
   
1. 1. Panggilan Samuel Sebagai Nabi
   (1Sam 3:1-21)
   
2. 2. Hukuman atas Keluarga dan Pelayanan Eli
   (1Sam 4:1-22)
   
3. 3. Tabut Dirampas dan Dikembalikan
   (1Sam 5:1-6:21)
   
4. D. Kebangunan Rohani di Bawah Pimpinan Samuel
   (1Sam 7:1-17)
   
5. E. Israel Menuntut Seorang Raja
   (1Sam 8:1-22)
   
1. 1. Israel Menolak Putra-Putra Samuel Sebagai Pemimpin
   (1Sam 8:1-5)
   
2. 2. Israel Menolak Allah sebagai Raja
   (1Sam 8:6-22)
   
2. II. Saul: Raja Pertama Israel
   (1Sam 9:1-15:35)
   
1. A. Peralihan dari Samuel ke Saul
   (1Sam 9:1-12:25)
   
1. 1. Pemilihan Saul
   (1Sam 9:1-27)
   
2. 2. Samuel Mengurapi Saul
   (1Sam 10:1-27)
   
3. 3. Kemenangan Saul atas Orang Amon
   (1Sam 11:1-11)
   
4. 4. Samuel Membaharui Jabatan Raja di Gilgal
   (1Sam 11:12-15)
   
5. 5. Amanat Perpisahan Samuel
   (1Sam 12:1-25)
   
2. B. Pemerintahan-Saul yang Mula-Mula
   (1Sam 13:1-15:35)
   
1. 1. Peperangan dan Kebodohan Saul
   (1Sam 13:1-14:52)
   
2. 2. Ketidaktaatan dan Penolakan Saul
   (1Sam 15:1-35)
   
3. III.Daud: Penantian Orang yang Diurapi
   (1Sam 16:1-31:13)
   
1. A. Samuel Mengurapi Daud
   (1Sam 16:1-13)
   
2. B. Allah Mengangkat Roh-Nya dari Saul
   (1Sam 16:14-23)
   
3. C. Daud Bertempur Melawan Goliat
   (1Sam 17:1-58)
   
4. D. Daud di Istana Saul
   (1Sam 18:1-19:17)
   
1. 1. Daud dan Yonatan
   (1Sam 18:1-4)
   
2. 2. Daud Melayani Saul
   (1Sam 18:5-16)
   
3. 3. Daud Menikahi Mikhal
   (1Sam 18:17-28)
   
4. 4. Saul Takut akan Daud dan Berusaha Membunuhnya
   (1Sam 18:29-19:17)
   
5. E. Daud Dalam Pengasingan
   (1Sam 19:18-31:13)
   
1. 1. Daud dengan Samuel
   (1Sam 19:18-24)
   
2. 2. Daud Dilindungi Yonatan
   (1Sam 20:1-42)
   
3. 3. Daud Dibantu Imam Ahimelekh
   (1Sam 21:1-9)
   
4. 4. Daud di Gat
   (1Sam 21:10-15)
   
5. 5. Sejumlah Orang Buangan Berpihak Kepada Daud
   (1Sam 22:1-26:25)
   
6. 6. Daud Bersembunyi di Filistia
   (1Sam 27:1-30:31)
   
7. 7. Kematian Saul
   (1Sam 31:1-13)
   

1 Samuel menguraikan titik peralihan yang kritis dalam sejarah Israel dari kepemimpinan para hakim kepada pemerintahan seorang raja. Kitab ini menyatakan ketegangan di antara pengharapan bangsa itu akan seorang raja (seorang pemimpin yang lalim, "seperti pada segala bangsa-bangsa lain," 1Sam 8:5) dan pola teokratis Allah, dengan Allah sebagai Raja mereka. Kitab ini menunjukkan dengan jelas bahwa ketidaktaatan Saul dan pelanggarannya terhadap tuntutan-tuntutan teokratis jabatannya membuat Allah menolak dan menggantikannya sebagai raja.

1. Doa dan pujian
Kitab ini banyak bercerita tentang doa dan pujian. Khususnya, kita melihat bagaimana orang pilihan Allah mencari pimpinan-Nya sebelum mengambil keputusan-keputusan besar. Lihat 1Sa 1:10-18; 2:1-10; 7:5,6,12; 8:6,21; 12:18,19,23; 15:11; 22:15; 23:2-4, 9-12; 30:7,8.

2. Syarat-syarat pengabdian
Ada beberapa persyaratan pokok yang tidak boleh dilupakan jika kita ingin mengenal berkat-berkat Allah. Lihat 1Sa 2:30; 7:3,4; 12:14,15,20-25; 15:22,23,26; 16:7; 26:23. Bandingkanlah dengan ketakhayulan orang Israel yang menganggap bahwa mereka dapat memanipulasi Allah untuk melakukan sesuatu bagi mereka (1Sa 4:1-11). Camkanlah bahwa mereka mempunyai reputasi, tetapi tidak mempunyai kuasa.

3. Karunia roh
Seperti halnya dalam kitab Hakim-hakim, kita melihat bahwa Allah secara khusus mengaruniakan kuasa roh kepada mereka yang melayani Dia. Apabila Roh Allah turun atas mereka, mereka dapat melakukan apa yang pada umumnya tidak dapat mereka lakukan sebelumnya. Lihat 1Sa 10:6,7,9-13; 11:6; 6:13 (Bandingkan 1Sa 19:23,24 Allah seakan-akan mengendalikannya, tetapi tidak memberikan kuasa kepada Saul). Pada saat yang sama kita mendapat bukti bahwa hal ini tidak perlu terjadi secara permanen, juga tidak berarti bahwa mereka seterusnya hidup dalam kekudusan. Tidak ada yang dapat menggantikan hubungan yang berkesinambungan dengan Allah.

Isi 1 Samuel berfokus pada tiga pemimpin penting nasional: Samuel, Saul, dan Daud.

1. (1) Samuel adalah hakim terakhir dan yang pertama memegang jabatan nabi (sekalipun dia bukan nabi yang pertama, bd. Ul 34:10; Hak 4:4). Sebagai seorang yang amat saleh dan berkarunia nubuat, Samuel
1. (a) dengan bijaksana memimpin Israel kepada kebangunan ibadah yang sejati (pasal 7; 1Sam 7:1-17),
2. (b) meletakkan landasan yang memberikan para nabi kedudukan yang layak di Israel (1Sam 19:20; bd. Kis 3:24; Kis 13:20; Ibr 11:32), dan
3. (c) dengan jelas mendirikan kerajaan itu sebagai suatu kerajaan teokratis (1Sam 15:1,12,28; 1Sam 16:1). Pentingnya Samuel sebagai pemimpin rohani umat Allah selama masa perubahan besar dalam sejarah Israel digolongkan sebagai nomor dua setelah pentingnya Musa pada masa keluaran.
2. (2) Saul menjadi raja pertama Israel karena bangsa itu menuntut seorang raja "seperti pada segala bangsa-bangsa lain" (1Sam 8:5,20). Saul dengan cepat menunjukkan bahwa secara rohani ia tidak cocok untuk memangku jabatan teokratis itu; karena itu dia kemudian ditolak oleh Allah (pasal 13, 15; 1Sam 13:1-22; 1Sam 15:1-35).
3. (3) Daud, pilihan berikutnya untuk mewakili Allah sebagai raja, diurapi oleh Samuel (pasal 16; 1Sam 16:1-23). Daud menolak untuk merebut takhta Saul dengan kekerasan atau pemberontakan melainkan menyerahkan kenaikan pangkatnya kepada Allah. Sebagian besar pasal 19-30 (1Sam 19:1--30:31) menguraikan baik pelarian Daud dari Saul yang iri secara membabi buta maupun kesabaran Daud dalam menantikan Allah untuk bertindak pada waktu yang ditentukan-Nya. Kitab ini diakhiri dengan kematian Saul yang menyedihkan (pasal 31; 1Sam 31:1-13).

Enam ciri utama menandai 1 Samuel.

1. (1) Kitab ini dengan jelas menyajikan standar-standar kudus Allah bagi kerajaan Israel. Para raja Israel harus menjadi pemimpin yang tunduk kepada Allah selaku Raja sesungguhnya atas bangsa itu, menaati hukum-hukum-Nya dan membiarkan dirinya dibimbing dan ditegur oleh penyataan-Nya melalui para nabi.
2. (2) Kitab ini mencatat dasar bagi permulaan pentingnya jabatan nabi di Israel sebagai sederajat secara rohani dengan jabatan imam. Kitab ini memuat beberapa rujukan pertama dalam PL kepada sekelompok nabi (1Sam 10:5; 1Sam 19:18-24).
3. (3) Pertama Samuel menekankan pentingnya doa dan kuasanya (1Sam 1:10-28; 1Sam 2:1-10; 1Sam 7:5-10; 1Sam 8:5-6; 1Sam 9:15; 1Sam 12:19-23), Firman Allah (1Sam 1:23; 1Sam 9:27; 1Sam 15:1,10,23), dan Roh nubuat (1Sam 2:27-36; 1Sam 3:20; 1Sam 10:6,10; 1Sam 19:20-24; 1Sam 28:6).
4. (4) Kitab ini berisi informasi biografis yang kaya dan wawasan mengenai tiga pemimpin penting Israel -- Samuel (pasal 1-7; 1Sam 1:1--7:17), Saul (pasal 8-31; 1Sam 8:1--31:13), dan Daud (pasal 16-31; 1Sam 16:1--31:13).
5. (5) Kitab ini penuh dengan kisah-kisah Alkitab yang terkenal, misalnya Allah berbicara kepada Samuel muda (pasal 3; 1Sam 3:1-21), Daud dan Goliat (pasal 17; 1Sam 17:1-58), Daud dan Yonatan (pasal 18-20; 1Sam 18:1--20:43), iri hati dan ketakutan Saul akan Daud (pasal 18-30; 1Sam 18:1--30:31), dan Saul serta perempuan pemanggil arwah di En-Dor (pasal 28; 1Sam 28:1-25).
6. (6) Kitab ini merupakan sumber dari istilah-istilah yang sering kali dipakai: "Ikabod" yang artinya "tanpa kemuliaan," karena "telah lenyap kemuliaan dari Israel" (1Sam 4:21); "Eben-Haezer" yang artinya "batu pertolongan," karena "Sampai di sini Tuhan menolong kita" (1Sam 7:12); dan "Hidup raja!" (1Sam 10:24). Kitab ini juga merupakan kitab PL pertama yang memakai istilah "Tuhan semesta alam" (mis. 1Sam 1:3).

Penggenapan dalam Perjanjian Baru

1 Samuel mencatat dua lambang kenabian tentang pelayanan Yesus sebagai nabi, imam, dan raja.

1. (1) Sebagai nabi dan imam yang menjadi wakil utama Allah kepada Israel, Samuel melambangkan pelayanan Yesus yang sebagai nabi dan imam menjadi wakil terutama Allah kepada Israel.
2. (2) Daud -- lahir di Betlehem, seorang gembala dan raja yang diurapi Allah dan yang mengabdi kepada maksud-maksud Allah bagi angkatannya (Kis 13:36) -- menjadi lambang utama PL dan pendahulu raja Mesias Israel. PB menyebut Yesus Kristus sebagai "Anak Daud" (mis. Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 21:9), "keturunan Daud" (Rom 1:3), dan "tunas, yaitu keturunan Daud" (Wahy 22:16).

Kematian Eli

Tabut TUHAN dirampas oleh bangsa Filistin.

4:1 Orang Israel dipukul kalah oleh orang Filistin di Eben-Haezer.
4:3 Mereka mengambil tabut Allah karena rasa takut terhadap orang Filistin.
4:10 Mereka dikalahkan lagi, tabut Allah dirampas, Hofni dan Pinehas tewas.
4:12 Mendengar kabar itu, Eli terjatuh ke belakang, lehernya patah.
4:19 Istri Pinehas, ketakutan ketika hendak melahirkan Ikabod, meninggal.

Tabut TUHAN dirampas (4:1-22)

Allah, Eli, Hofni, Pinehas, istrinya, Ikabod.

Afek, Allah, Benyamin, Eben-Haezer, Eli, Filistin, Hofni, Ibrani, Ikabod, Israel, Mesir, Pinehas, Samuel, Silo, TUHAN

Seseorang bisa saja pergi dengan membawa Alkitab dan berseru dengan bibirnya tetapi tidak memiliki Allah itu sendiri. Banyak yang menjauhkan diri mereka sendiri dari hal yang hayati dari agama menaruh keyakinan mereka dalam hal yang ritual dari agama, mereka hanya berada dalam bentuk kesalehan tanpa kuasa darinya.

Selamat tinggal, segala sesuatu di dunia ini, jika tabut Allah, tanda bahwa Allah menyertai kita, hilang.

Dalam 1 Samuel 4, Samuel memberitahu seluruh bangsa Israel bahwa mereka harus berperang melawan orang Filistin. Namun, dalam pertempuran itu, orang Israel dikalahkan dan sekitar empat ribu orang tewas. Setelah kekalahan itu, orang Israel memutuskan untuk membawa Tabut Perjanjian TUHAN ke medan pertempuran, berharap bahwa TUHAN akan menyelamatkan mereka. Namun, Tabut Perjanjian itu dirampas oleh orang Filistin, dan kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, tewas. Ketika Eli mendengar kabar ini, dia jatuh dari kursinya dan meninggal. Ketika istri Pinehas mendengar kabar ini, dia melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Ikabod, karena kemuliaan telah pergi dari Israel.

Latar belakang dari pasal ke-4 dari Kitab 1 Samuel adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Pasal ini terjadi pada masa pemerintahan Eli sebagai hakim terakhir Israel sebelum berdirinya kerajaan. Pada saat itu, bangsa Israel sedang menghadapi ancaman dari bangsa Filistin yang merupakan musuh mereka.

Konteks Budaya:
Pada masa itu, Bait Suci di Silo adalah tempat ibadah utama bagi bangsa Israel. Bait Suci ini dipimpin oleh Eli, seorang imam yang juga menjadi hakim. Namun, keadaan moral dan rohani di Israel saat itu sangat buruk, termasuk dalam keluarga Eli sendiri.

Konteks Literatur:
Kitab 1 Samuel adalah bagian dari kitab-kitab sejarah dalam Alkitab. Kitab ini menceritakan tentang peralihan kekuasaan dari zaman hakim-hakim ke zaman raja-raja di Israel. Pasal 4 sendiri merupakan bagian dari narasi yang menggambarkan kekalahan Israel dalam pertempuran melawan Filistin.

Konteks Teologis:
Dalam pasal-pasal sebelumnya, kita melihat bahwa bangsa Israel telah jatuh ke dalam dosa dan meninggalkan perintah-perintah Allah. Allah mengirim nubuat kepada Samuel, seorang nabi muda, tentang hukuman yang akan menimpa keluarga Eli dan bangsa Israel.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, kita melihat bahwa bangsa Israel memutuskan untuk membawa Tabut Perjanjian Allah ke medan perang untuk mendapatkan kemenangan atas Filistin. Namun, usaha ini berakhir dengan kekalahan yang besar bagi Israel dan Tabut Perjanjian direbut oleh Filistin.

Dengan demikian, pasal 4 dari Kitab 1 Samuel menggambarkan keadaan yang sulit bagi bangsa Israel dan kegagalan mereka dalam menghormati Allah. Hal ini menjadi bagian penting dalam perjalanan sejarah dan teologi Israel yang kemudian berlanjut dalam cerita-cerita selanjutnya dalam kitab ini.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab 1 Samuel pasal 4:

1. Pertempuran antara orang Israel dan orang Filistin (1 Samuel 4:1-2)
2. Kekalahan orang Israel dan kematian ribuan pasukan (1 Samuel 4:2-3)
3. Keputusan orang Israel untuk membawa Tabut Perjanjian TUHAN ke medan pertempuran (1 Samuel 4:3-4)
4. Kedatangan Tabut Perjanjian TUHAN di perkemahan Israel dan sorak-sorai bangsa Israel (1 Samuel 4:5-6)
5. Ketakutan orang Filistin ketika mendengar kehadiran Tabut Perjanjian TUHAN (1 Samuel 4:7-8)
6. Kekalahan besar orang Israel, penangkapan Tabut Allah, dan kematian Hofni dan Pinehas (1 Samuel 4:10-11)
7. Kematian Eli setelah mendengar berita tersebut (1 Samuel 4:13-18)
8. Kelahiran anak perempuan Pinehas dan penamaannya Ikabod (1 Samuel 4:19-22)

Catatan: Ayat referensi yang diberikan hanya mencakup bagian-bagian penting dari pasal 4. Untuk pemahaman yang lebih lengkap, disarankan untuk membaca seluruh pasal 4 dari Kitab 1 Samuel.

Orang-orang:
- Samuel: Nabi dan hakim Israel.
- Orang Israel: Bangsa Israel yang berperang melawan orang Filistin.
- Orang Filistin: Bangsa Filistin yang berperang melawan orang Israel.
- Tua-tua Israel: Para pemimpin tua-tua bangsa Israel.
- Hofni: Anak Eli, seorang imam.
- Pinehas: Anak Eli, seorang imam.
- Eli: Imam dan hakim Israel.
- Orang dari suku Benyamin: Seorang prajurit dari suku Benyamin.

Lokasi:
- Eben-Haezer: Tempat perkemahan orang Israel.
- Afek: Tempat perkemahan orang Filistin.
- Silo: Tempat di mana Tabut Perjanjian TUHAN disimpan.
- Medan pertempuran: Tempat di mana pertempuran antara orang Israel dan orang Filistin terjadi.
- Kota: Kota di mana Eli tinggal.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dalam Kitab "1 Samuel" pasal "4" dari Alkitab:

1. Samuel: Nama seorang nabi dan hakim Israel yang menerima pesan dari Tuhan.
2. Israel: Bangsa yang berperang melawan orang Filistin.
3. Filistin: Bangsa yang berperang melawan orang Israel.
4. Tabut Perjanjian TUHAN: Tempat penyimpanan Tabut Perjanjian yang dianggap kudus oleh orang Israel.
5. Eben-Haezer: Tempat perkemahan orang Israel.
6. Afek: Tempat perkemahan orang Filistin.
7. Hofni dan Pinehas: Anak-anak Eli yang berada di Silo bersama Tabut Perjanjian TUHAN.
8. Tua-tua Israel: Orang-orang yang memimpin dan memberikan nasihat kepada bangsa Israel.
9. Ilah: Dewa atau tuhan yang disembah oleh orang Filistin.
10. Kekalahan: Orang Israel dikalahkan oleh orang Filistin dalam pertempuran.
11. Tiga puluh ribu: Jumlah pasukan berjalan kaki Israel yang tewas dalam pertempuran.
12. Eli: Hakim Israel yang mendengar kabar kekalahan dan kematian anak-anaknya.
13. Ikabod: Nama anak perempuan yang dilahirkan oleh istri Pinehas setelah mendengar kabar kekalahan dan penjarahan Tabut Allah.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari dari kekalahan orang Israel dalam pertempuran melawan orang Filistin?
2. Mengapa orang Israel memutuskan untuk membawa Tabut Perjanjian TUHAN ke medan pertempuran? Apakah tindakan ini sesuai dengan kehendak TUHAN?
3. Bagaimana reaksi orang Filistin ketika mereka mendengar bahwa Tabut Perjanjian TUHAN telah masuk ke dalam perkemahan orang Israel?
4. Apa yang dapat kita pelajari dari kematian Eli dan kedua anaknya, Hofni dan Pinehas?
5. Mengapa istri Pinehas memberi nama anaknya Ikabod dan apa arti dari nama tersebut?

Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimana kita dapat menghubungkan kejadian dalam pasal ini dengan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru?
2. Apa pesan yang ingin disampaikan oleh penulis Kitab 1 Samuel melalui kejadian ini?
3. Bagaimana kita dapat menerapkan pelajaran dari pasal ini dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai orang percaya?
4. Apakah ada prinsip-prinsip yang dapat kita pelajari tentang kekuatan dan kehadiran Allah dalam kehidupan kita melalui kejadian ini?
5. Bagaimana kita dapat menghindari kesalahan yang dilakukan oleh orang Israel dalam pasal ini dan mengembangkan hubungan yang benar dengan Allah?

Hal-hal menarik terkait Kitab 1 Samuel pasal 4:
1. Kejadian dalam pasal ini menunjukkan pentingnya ketaatan terhadap perintah TUHAN dan mengandalkan-Nya dalam segala hal.
2. Kekalahan orang Israel dalam pertempuran ini mengingatkan kita bahwa kekuatan manusia tidak cukup untuk menghadapi musuh-musuh kita, tetapi kita perlu mengandalkan Allah.
3. Reaksi orang Filistin terhadap kedatangan Tabut Perjanjian TUHAN menunjukkan ketakutan mereka terhadap kehadiran Allah yang dahsyat.
4. Kematian Eli dan kedua anaknya merupakan hukuman dari TUHAN atas ketidaktaatan mereka dan pelanggaran mereka terhadap tugas mereka sebagai imam.
5. Nama "Ikabod" yang diberikan kepada anak istri Pinehas menggambarkan kehilangan kemuliaan Allah dari Israel sebagai akibat dari dosa dan ketidaktaatan mereka.

Dari pasal 4 Kitab 1 Samuel, ada beberapa hal yang dapat dipelajari dan diterapkan dalam hidup kita:

1. Pentingnya menghormati dan menghargai kehadiran Allah: Orang Israel menganggap Tabut Perjanjian TUHAN sebagai simbol kehadiran Allah di tengah-tengah mereka. Mereka mengutus orang untuk mengambil Tabut tersebut agar Allah datang dan menyelamatkan mereka. Hal ini mengingatkan kita untuk menghormati dan menghargai kehadiran Allah dalam hidup kita, serta mengandalkan-Nya dalam segala situasi.

2. Pentingnya berperang dengan iman: Orang Filistin memiliki ketakutan dan kecemasan ketika mereka mendengar kehadiran Tabut Perjanjian TUHAN. Mereka menyadari bahwa Allah Israel adalah Allah yang dahsyat dan kuat. Hal ini mengajarkan kita untuk berperang dengan iman, yakin bahwa Allah adalah sumber kekuatan dan perlindungan kita.

3. Konsekuensi dosa dan ketidaksetiaan: Kekalahan yang dialami oleh orang Israel dalam pertempuran ini adalah akibat dari dosa dan ketidaksetiaan mereka terhadap Allah. Kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, yang merupakan imam-imam yang tidak setia, terbunuh dalam pertempuran ini. Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya hidup dalam ketaatan dan menjauhi dosa, karena dosa dapat memiliki konsekuensi yang serius.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Memohon pengampunan dan pertobatan: Doakan agar kita dapat mengakui dosa-dosa kita dan memohon pengampunan Allah. Mintalah agar Allah membantu kita hidup dalam ketaatan dan menjauhi dosa.

2. Memohon kehadiran Allah dalam hidup kita: Doakan agar Allah hadir dalam hidup kita, memberikan kekuatan, hikmat, dan perlindungan-Nya. Mintalah agar kita dapat menghormati dan menghargai kehadiran-Nya setiap hari.

3. Memohon iman yang kuat: Doakan agar kita memiliki iman yang kuat dalam menghadapi tantangan dan pertempuran hidup. Mintalah agar Allah memberikan keberanian dan keyakinan bahwa Dia adalah sumber kekuatan kita.

4. Memohon belas kasihan Allah: Doakan agar Allah memberikan belas kasihan-Nya kepada kita dan bangsa kita. Mintalah agar kemuliaan-Nya dapat kembali kepada kita dan kita dapat hidup dalam kehendak-Nya.

Semoga ini membantu dan memberkati hidupmu.