Statistik	31 pasal, 810 ayat, 25.061 kata
Penulis	Tidak Diketahui
Tema	Kerajaan Teokratis; Kedudukan dan kuasa doa dalam Kehidupan.
Waktu	Akhir abad ke-10 SM
Tempat	Kanaan (termasuk Rama, Mispa, Gibea*, Filistin
Kata Kunci	Kerajaan.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Nabi kita yang terpercaya

Di PL Ibrani, 1 dan 2 Samuel merupakan satu kitab. Keduanya diberi nama menurut nabi Samuel, tokoh yang sangat dihormati sebagai seorang pemimpin rohani Israel yang tangguh dan yang dipakai Allah untuk mengatur kerajaan teokratis. 1 Samuel meliputi hampir seratus tahun sejarah Israel -- dari kelahiran Samuel hingga wafatnya Saul (sekitar 1105-1010 SM) -- dan merupakan mata rantai sejarah yang utama di antara masa para hakim dengan raja Israel yang pertama. 2 Samuel terutama membahas raja Daud sedangkan 1 Samuel meliput tiga peralihan utama dalam kepemimpinan nasional: dari Eli ke Samuel, dari Samuel ke Saul, dan dari Saul ke Daud.

Masalah kepenulisan mencakup 1 dan 2 Samuel sebagai satu karya tunggal. Karena sebagian 1 Samuel dan seluruh 2 Samuel ditulis setelah kematiannya, Samuel hanya menjadi salah satu penulis penyumbang (bd. 1Sam 10:25). Karya terakhir ditulis oleh seorang sejarahwan dan nabi yang terilham yang memakai beberapa sumber, termasuk catatan-catatan Samuel (bd. 2Sam 1:18; 1Taw 27:24; 1Taw 29:29); identitas sejarahwan terilham ini tidak kita kenal. Kemungkinan besar kitab ini diselesaikan tidak lama sesudah tahun 930 SM, karena 1 Samuel tampaknya menunjuk kepada pecahnya kerajaan (1Sam 27:6) dan 2 Samuel berakhir dengan hari-hari terakhir Daud.

1. I. Samuel: Seorang Nabi yang Menjadi Pemimpin Israel
   (1Sam 1:1-8:22)
   
1. A. Kelahiran Seorang Nabi yang Menjadi Pemimpin
   (1Sam 1:1-2:11)
   
1. 1. Kesusahan dan Permohonan Hana
   (1Sam 1:1-18)
   
2. 2. Putra Hana yang Menjadi Nabi
   (1Sam 1:19-28)
   
3. 3. Nyanyian Hana yang Bersifat Nubuat
   (1Sam 2:1-11)
   
2. B. Keburukan Kepemimpinan yang Lama
   (1Sam 2:12-36)
   
3. C. Peralihan dari Eli ke Samuel
   (1Sam 3:1-6:21)
   
1. 1. Panggilan Samuel Sebagai Nabi
   (1Sam 3:1-21)
   
2. 2. Hukuman atas Keluarga dan Pelayanan Eli
   (1Sam 4:1-22)
   
3. 3. Tabut Dirampas dan Dikembalikan
   (1Sam 5:1-6:21)
   
4. D. Kebangunan Rohani di Bawah Pimpinan Samuel
   (1Sam 7:1-17)
   
5. E. Israel Menuntut Seorang Raja
   (1Sam 8:1-22)
   
1. 1. Israel Menolak Putra-Putra Samuel Sebagai Pemimpin
   (1Sam 8:1-5)
   
2. 2. Israel Menolak Allah sebagai Raja
   (1Sam 8:6-22)
   
2. II. Saul: Raja Pertama Israel
   (1Sam 9:1-15:35)
   
1. A. Peralihan dari Samuel ke Saul
   (1Sam 9:1-12:25)
   
1. 1. Pemilihan Saul
   (1Sam 9:1-27)
   
2. 2. Samuel Mengurapi Saul
   (1Sam 10:1-27)
   
3. 3. Kemenangan Saul atas Orang Amon
   (1Sam 11:1-11)
   
4. 4. Samuel Membaharui Jabatan Raja di Gilgal
   (1Sam 11:12-15)
   
5. 5. Amanat Perpisahan Samuel
   (1Sam 12:1-25)
   
2. B. Pemerintahan-Saul yang Mula-Mula
   (1Sam 13:1-15:35)
   
1. 1. Peperangan dan Kebodohan Saul
   (1Sam 13:1-14:52)
   
2. 2. Ketidaktaatan dan Penolakan Saul
   (1Sam 15:1-35)
   
3. III.Daud: Penantian Orang yang Diurapi
   (1Sam 16:1-31:13)
   
1. A. Samuel Mengurapi Daud
   (1Sam 16:1-13)
   
2. B. Allah Mengangkat Roh-Nya dari Saul
   (1Sam 16:14-23)
   
3. C. Daud Bertempur Melawan Goliat
   (1Sam 17:1-58)
   
4. D. Daud di Istana Saul
   (1Sam 18:1-19:17)
   
1. 1. Daud dan Yonatan
   (1Sam 18:1-4)
   
2. 2. Daud Melayani Saul
   (1Sam 18:5-16)
   
3. 3. Daud Menikahi Mikhal
   (1Sam 18:17-28)
   
4. 4. Saul Takut akan Daud dan Berusaha Membunuhnya
   (1Sam 18:29-19:17)
   
5. E. Daud Dalam Pengasingan
   (1Sam 19:18-31:13)
   
1. 1. Daud dengan Samuel
   (1Sam 19:18-24)
   
2. 2. Daud Dilindungi Yonatan
   (1Sam 20:1-42)
   
3. 3. Daud Dibantu Imam Ahimelekh
   (1Sam 21:1-9)
   
4. 4. Daud di Gat
   (1Sam 21:10-15)
   
5. 5. Sejumlah Orang Buangan Berpihak Kepada Daud
   (1Sam 22:1-26:25)
   
6. 6. Daud Bersembunyi di Filistia
   (1Sam 27:1-30:31)
   
7. 7. Kematian Saul
   (1Sam 31:1-13)
   

1 Samuel menguraikan titik peralihan yang kritis dalam sejarah Israel dari kepemimpinan para hakim kepada pemerintahan seorang raja. Kitab ini menyatakan ketegangan di antara pengharapan bangsa itu akan seorang raja (seorang pemimpin yang lalim, "seperti pada segala bangsa-bangsa lain," 1Sam 8:5) dan pola teokratis Allah, dengan Allah sebagai Raja mereka. Kitab ini menunjukkan dengan jelas bahwa ketidaktaatan Saul dan pelanggarannya terhadap tuntutan-tuntutan teokratis jabatannya membuat Allah menolak dan menggantikannya sebagai raja.

1. Doa dan pujian
Kitab ini banyak bercerita tentang doa dan pujian. Khususnya, kita melihat bagaimana orang pilihan Allah mencari pimpinan-Nya sebelum mengambil keputusan-keputusan besar. Lihat 1Sa 1:10-18; 2:1-10; 7:5,6,12; 8:6,21; 12:18,19,23; 15:11; 22:15; 23:2-4, 9-12; 30:7,8.

2. Syarat-syarat pengabdian
Ada beberapa persyaratan pokok yang tidak boleh dilupakan jika kita ingin mengenal berkat-berkat Allah. Lihat 1Sa 2:30; 7:3,4; 12:14,15,20-25; 15:22,23,26; 16:7; 26:23. Bandingkanlah dengan ketakhayulan orang Israel yang menganggap bahwa mereka dapat memanipulasi Allah untuk melakukan sesuatu bagi mereka (1Sa 4:1-11). Camkanlah bahwa mereka mempunyai reputasi, tetapi tidak mempunyai kuasa.

3. Karunia roh
Seperti halnya dalam kitab Hakim-hakim, kita melihat bahwa Allah secara khusus mengaruniakan kuasa roh kepada mereka yang melayani Dia. Apabila Roh Allah turun atas mereka, mereka dapat melakukan apa yang pada umumnya tidak dapat mereka lakukan sebelumnya. Lihat 1Sa 10:6,7,9-13; 11:6; 6:13 (Bandingkan 1Sa 19:23,24 Allah seakan-akan mengendalikannya, tetapi tidak memberikan kuasa kepada Saul). Pada saat yang sama kita mendapat bukti bahwa hal ini tidak perlu terjadi secara permanen, juga tidak berarti bahwa mereka seterusnya hidup dalam kekudusan. Tidak ada yang dapat menggantikan hubungan yang berkesinambungan dengan Allah.

Isi 1 Samuel berfokus pada tiga pemimpin penting nasional: Samuel, Saul, dan Daud.

1. (1) Samuel adalah hakim terakhir dan yang pertama memegang jabatan nabi (sekalipun dia bukan nabi yang pertama, bd. Ul 34:10; Hak 4:4). Sebagai seorang yang amat saleh dan berkarunia nubuat, Samuel
1. (a) dengan bijaksana memimpin Israel kepada kebangunan ibadah yang sejati (pasal 7; 1Sam 7:1-17),
2. (b) meletakkan landasan yang memberikan para nabi kedudukan yang layak di Israel (1Sam 19:20; bd. Kis 3:24; Kis 13:20; Ibr 11:32), dan
3. (c) dengan jelas mendirikan kerajaan itu sebagai suatu kerajaan teokratis (1Sam 15:1,12,28; 1Sam 16:1). Pentingnya Samuel sebagai pemimpin rohani umat Allah selama masa perubahan besar dalam sejarah Israel digolongkan sebagai nomor dua setelah pentingnya Musa pada masa keluaran.
2. (2) Saul menjadi raja pertama Israel karena bangsa itu menuntut seorang raja "seperti pada segala bangsa-bangsa lain" (1Sam 8:5,20). Saul dengan cepat menunjukkan bahwa secara rohani ia tidak cocok untuk memangku jabatan teokratis itu; karena itu dia kemudian ditolak oleh Allah (pasal 13, 15; 1Sam 13:1-22; 1Sam 15:1-35).
3. (3) Daud, pilihan berikutnya untuk mewakili Allah sebagai raja, diurapi oleh Samuel (pasal 16; 1Sam 16:1-23). Daud menolak untuk merebut takhta Saul dengan kekerasan atau pemberontakan melainkan menyerahkan kenaikan pangkatnya kepada Allah. Sebagian besar pasal 19-30 (1Sam 19:1--30:31) menguraikan baik pelarian Daud dari Saul yang iri secara membabi buta maupun kesabaran Daud dalam menantikan Allah untuk bertindak pada waktu yang ditentukan-Nya. Kitab ini diakhiri dengan kematian Saul yang menyedihkan (pasal 31; 1Sam 31:1-13).

Enam ciri utama menandai 1 Samuel.

1. (1) Kitab ini dengan jelas menyajikan standar-standar kudus Allah bagi kerajaan Israel. Para raja Israel harus menjadi pemimpin yang tunduk kepada Allah selaku Raja sesungguhnya atas bangsa itu, menaati hukum-hukum-Nya dan membiarkan dirinya dibimbing dan ditegur oleh penyataan-Nya melalui para nabi.
2. (2) Kitab ini mencatat dasar bagi permulaan pentingnya jabatan nabi di Israel sebagai sederajat secara rohani dengan jabatan imam. Kitab ini memuat beberapa rujukan pertama dalam PL kepada sekelompok nabi (1Sam 10:5; 1Sam 19:18-24).
3. (3) Pertama Samuel menekankan pentingnya doa dan kuasanya (1Sam 1:10-28; 1Sam 2:1-10; 1Sam 7:5-10; 1Sam 8:5-6; 1Sam 9:15; 1Sam 12:19-23), Firman Allah (1Sam 1:23; 1Sam 9:27; 1Sam 15:1,10,23), dan Roh nubuat (1Sam 2:27-36; 1Sam 3:20; 1Sam 10:6,10; 1Sam 19:20-24; 1Sam 28:6).
4. (4) Kitab ini berisi informasi biografis yang kaya dan wawasan mengenai tiga pemimpin penting Israel -- Samuel (pasal 1-7; 1Sam 1:1--7:17), Saul (pasal 8-31; 1Sam 8:1--31:13), dan Daud (pasal 16-31; 1Sam 16:1--31:13).
5. (5) Kitab ini penuh dengan kisah-kisah Alkitab yang terkenal, misalnya Allah berbicara kepada Samuel muda (pasal 3; 1Sam 3:1-21), Daud dan Goliat (pasal 17; 1Sam 17:1-58), Daud dan Yonatan (pasal 18-20; 1Sam 18:1--20:43), iri hati dan ketakutan Saul akan Daud (pasal 18-30; 1Sam 18:1--30:31), dan Saul serta perempuan pemanggil arwah di En-Dor (pasal 28; 1Sam 28:1-25).
6. (6) Kitab ini merupakan sumber dari istilah-istilah yang sering kali dipakai: "Ikabod" yang artinya "tanpa kemuliaan," karena "telah lenyap kemuliaan dari Israel" (1Sam 4:21); "Eben-Haezer" yang artinya "batu pertolongan," karena "Sampai di sini Tuhan menolong kita" (1Sam 7:12); dan "Hidup raja!" (1Sam 10:24). Kitab ini juga merupakan kitab PL pertama yang memakai istilah "Tuhan semesta alam" (mis. 1Sam 1:3).

Penggenapan dalam Perjanjian Baru

1 Samuel mencatat dua lambang kenabian tentang pelayanan Yesus sebagai nabi, imam, dan raja.

1. (1) Sebagai nabi dan imam yang menjadi wakil utama Allah kepada Israel, Samuel melambangkan pelayanan Yesus yang sebagai nabi dan imam menjadi wakil terutama Allah kepada Israel.
2. (2) Daud -- lahir di Betlehem, seorang gembala dan raja yang diurapi Allah dan yang mengabdi kepada maksud-maksud Allah bagi angkatannya (Kis 13:36) -- menjadi lambang utama PL dan pendahulu raja Mesias Israel. PB menyebut Yesus Kristus sebagai "Anak Daud" (mis. Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 21:9), "keturunan Daud" (Rom 1:3), dan "tunas, yaitu keturunan Daud" (Wahy 22:16).

Saul berkonsultasi dengan seorang wanita pemanggil arwah

Daud diantara musuh-musuh Israel. Saul meminta nasihat penyihir wanita.

28:1 Akhis percaya kepada Daud.
28:3 Saul menyingkirkan para pemanggil arwah dan roh peramal,
28:4 dan sekarang di dalam ketakutannya karena ditinggalkan oleh TUHAN,
28:7 mencari perempuan pemanggil arwah;
28:8 yang, diminta oleh Saul, memunculkan Samuel.
28:15 Saul diberitahu mengenai kejatuhannya, pingsan.
28:21 Perempuan itu dan hamba-hambanya menyuruh dia makan supaya kuat.

Saul di En-Dor (28:1-25)

Allah, Daud, Saul, Samuel, Akhis, penyihir wanita.

Akhis, Allah, Amalek, Daud, En-Dor, Filistin, Gilboa, Israel, Rama, Samuel, Saul, Sunem, TUHAN, Urim dan Tumim

Carilah Tuhan selagi Dia mau ditemui karena ada masanya dimana Dia tidak akan bisa ditemui (ay. 6). Berpikiran bahwa media spiritualistik apapun dapat menjadi pertolongan ketika Allah telah bertahta atas kita, adalah menumpuk kejijikan Allah, yang telah melarang dengan tegas segala perbuatan semacam itu.

ay. 8. Tidak pernah Saul terlihat begitu jahat seperti ketika dia mengendap-endap menemui pemanggil arwah di malam hari. Tindakan demikian adalah tindakan kegelapan dan tidak dapat bertahan dari terang. Entah Setan berkedok Samuel, atau jika tidak Allah dalam peristiwa ini, sebenarnya mengirim kembali roh Samuel, sehingga Saul bisa mendapatkan sebuah jawaban atas rencananya dan diserahkan pada penipuan yang sesungguhnya.

Pada pasal 28 dari Kitab 1 Samuel, orang Filistin bersiap untuk berperang melawan orang Israel. Akhis, raja Gat, meminta Daud dan pasukannya untuk bergabung dengan mereka. Namun, Daud dan pasukannya sebenarnya telah bersekutu dengan orang Filistin palsu. Sementara itu, Saul, raja Israel, ketakutan menghadapi pasukan Filistin dan mencari bantuan dari seorang perempuan yang dapat memanggil arwah. Perempuan itu memanggil Samuel, yang memberitahu Saul bahwa Allah telah meninggalkannya dan akan menyerahkan kerajaan kepada Daud. Saul sangat ketakutan dan kehilangan kekuatan. Perempuan itu memberinya makanan dan Saul dan pasukannya pergi pada malam itu.

Latar belakang dari pasal ke-28 dari Kitab 1 Samuel adalah sebagai berikut:

Konteks Historis:
Pasal ini terjadi pada masa pemerintahan Raja Saul di Israel, sekitar abad ke-11 SM. Pada saat itu, Israel sedang menghadapi ancaman dari bangsa Filistin. Saul adalah raja pertama Israel yang dipilih oleh Tuhan, tetapi karena ketidaksetiaannya, Tuhan telah mencabut berkat-Nya dari Saul dan memilih Daud sebagai penggantinya.

Konteks Budaya:
Pada masa itu, praktik-praktik ilmu gaib dan penyembahan roh-roh jahat masih umum di kalangan bangsa-bangsa sekitar Israel, termasuk bangsa Filistin. Namun, dalam hukum Taurat, Tuhan melarang umat-Nya untuk berhubungan dengan roh-roh jahat atau melakukan praktik-praktik sihir.

Konteks Literatur:
Kitab 1 Samuel adalah bagian dari kitab-kitab sejarah dalam Alkitab. Kitab ini menceritakan tentang periode transisi dari masa Hakim-hakim ke masa Kerajaan di Israel. Pasal 28 sendiri berfokus pada peristiwa ketika Saul mencari bantuan dari seorang perempuan yang memiliki roh ramalan untuk menghadapi ancaman Filistin.

Konteks Teologis:
Dalam konteks teologis, pasal ini menunjukkan ketidaksetiaan Saul terhadap Tuhan dan keputusasaannya dalam menghadapi situasi yang sulit. Saul seharusnya mencari petunjuk dan perlindungan dari Tuhan, tetapi ia malah mencari bantuan dari roh ramalan, melanggar hukum Tuhan.

Dalam ayat-ayat sebelumnya, Saul telah mencoba mencari petunjuk dari Tuhan melalui mimpi dan nabi-nabi, tetapi Tuhan tidak menjawabnya. Saul merasa terancam oleh pasukan Filistin yang kuat dan tidak memiliki kepastian tentang apa yang harus dilakukannya. Akhirnya, ia memutuskan untuk mencari bantuan dari seorang perempuan yang memiliki roh ramalan, meskipun ia sendiri telah melarang praktik semacam itu di Israel.

Demikianlah latar belakang singkat dari pasal ke-28 dari Kitab 1 Samuel.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab 1 Samuel pasal 28:

1. Pertempuran antara orang Filistin dan orang Israel (1 Samuel 28:1)
2. Saul mencari petunjuk dari TUHAN tetapi tidak mendapat jawaban (1 Samuel 28:6)
3. Saul meminta perempuan yang ahli memanggil arwah untuk memanggil Samuel (1 Samuel 28:7-8)
4. Perempuan itu melihat Samuel dan mengungkapkan identitas Saul (1 Samuel 28:12-14)
5. Samuel mengungkapkan bahwa Allah telah meninggalkan Saul dan memberikan kerajaan kepada Daud (1 Samuel 28:16-19)
6. Saul jatuh ketakutan dan kehilangan kekuatan (1 Samuel 28:20)
7. Perempuan itu memberi makan Saul dan para pegawainya (1 Samuel 28:22-25)

Catatan: Ini adalah ringkasan singkat dari isi pasal 28 Kitab 1 Samuel. Untuk pemahaman yang lebih mendalam, disarankan untuk membaca seluruh pasal tersebut.

Orang-orang:
- Daud: Daud adalah seorang pemimpin Israel yang ditawari oleh Akhis untuk bergabung dalam pasukan Filistin.
- Akhis: Akhis adalah seorang pemimpin Filistin yang meminta Daud dan orang-orangnya untuk bergabung dalam pasukannya.
- Samuel: Samuel adalah seorang nabi yang telah meninggal dan dikebumikan di Rama. Seluruh orang Israel meratapinya.
- Saul: Saul adalah raja Israel yang menghadapi pasukan Filistin. Dia mencari bantuan dari seorang perempuan yang ahli memanggil arwah.

Lokasi:
- Rama: Rama adalah kota di mana Samuel dikebumikan dan orang Israel meratapinya.
- Sunem: Sunem adalah tempat di mana pasukan Filistin berkemah.
- Gilboa: Gilboa adalah tempat di mana Saul dan seluruh orang Israel berkemah.
- En-Dor: En-Dor adalah tempat di mana perempuan yang ahli memanggil arwah tinggal.

Analisis dan kata kunci dalam Kitab "1 Samuel" pasal "28" adalah sebagai berikut:

1. Orang Filistin: Bangsa yang mengerahkan pasukannya untuk berperang melawan orang Israel.
2. Daud: Dipanggil oleh Akhis untuk maju bersama pasukan Filistin.
3. Akhis: Raja Filistin yang meminta Daud untuk bergabung dengan pasukannya.
4. Samuel: Nabi yang telah meninggal dan dikebumikan oleh orang Israel.
5. Saul: Raja Israel yang mencari petunjuk dari TUHAN melalui perempuan yang ahli memanggil arwah.
6. Perempuan yang ahli memanggil arwah: Dikunjungi oleh Saul untuk meminta petunjuk dari Samuel.
7. Arwah Samuel: Dipanggil oleh perempuan itu dan memberikan pesan kepada Saul.
8. TUHAN: Tidak menjawab Saul melalui mimpi, Urim, atau nabi-nabinya.
9. En-Dor: Tempat tinggal perempuan yang ahli memanggil arwah.
10. Nyawa: Perempuan itu merasa nyawanya terancam karena Saul telah melenyapkan para pemanggil arwah dan dukun.
11. Kerajaan: TUHAN telah mengoyakkan kerajaan dari tangan Saul dan memberikannya kepada Daud.
12. Amalek: Saul tidak menaati TUHAN dan tidak melaksanakan murka-Nya yang menyala-nyala atas Amalek.
13. Daud: Akan menggantikan Saul sebagai raja Israel.
14. Orang Filistin: TUHAN akan menyerahkan pasukan Israel ke dalam tangan mereka.
15. Ketakutan: Saul sangat ketakutan oleh perkataan Samuel.
16. Kekuatan: Saul tidak makan apa-apa sehingga kekuatannya hilang.
17. Roti: Perempuan itu menyajikan roti kepada Saul agar dia memiliki kekuatan untuk perjalanan.
18. Anak sapi: Perempuan itu menyembelih anak sapi untuk dihidangkan kepada Saul dan para pegawainya.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan diskusi yang dapat membantu Anda dalam memahami dan menggali lebih dalam mengenai Kitab 1 Samuel pasal 28:

1. Apa yang terjadi pada pasal ini? Bagaimana peristiwa ini mempengaruhi Saul dan nasibnya?
2. Mengapa Saul memutuskan untuk mencari seorang perempuan yang ahli memanggil arwah? Apakah tindakan ini sesuai dengan kehendak Allah?
3. Bagaimana reaksi perempuan itu ketika dia menyadari bahwa dia sebenarnya memanggil Samuel? Mengapa dia merasa takut?
4. Apa yang dikatakan Samuel kepada Saul ketika dia dipanggil? Mengapa Samuel mengatakan bahwa Allah telah meninggalkan Saul?
5. Apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini tentang pentingnya taat kepada Allah dan konsekuensinya jika kita melanggar perintah-Nya?
6. Bagaimana peristiwa ini mencerminkan kelemahan dan ketakutan Saul sebagai seorang pemimpin?
7. Apa yang dapat kita pelajari tentang pentingnya mencari petunjuk dan bimbingan dari Allah, bukan dari sumber-sumber yang tidak benar seperti dukun atau pemanggil arwah?
8. Bagaimana peristiwa ini berkaitan dengan tema kesetiaan dan ketaatan dalam hubungan kita dengan Allah?
9. Apakah ada prinsip-prinsip moral atau etika yang dapat kita ambil dari kisah ini? Bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
10. Bagaimana kisah ini mengarahkan kita untuk mencari dan mengandalkan Allah dalam segala hal, termasuk dalam situasi yang sulit dan putus asa?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan merenungkan kisah yang terdapat dalam Kitab 1 Samuel pasal 28.

Dari pasal 28 Kitab 1 Samuel, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Pentingnya ketaatan kepada Tuhan: Saul mengalami kesulitan dan keputusasaan karena dia tidak menaati perintah Tuhan. Kita perlu mengutamakan ketaatan kepada Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan.

2. Konsekuensi dari dosa: Saul mengalami konsekuensi dari dosa-dosanya, yaitu kehilangan dukungan dan perlindungan Tuhan. Kita harus menyadari bahwa dosa memiliki konsekuensi yang serius dan dapat memisahkan kita dari Tuhan.

3. Pentingnya meminta petunjuk dari Tuhan: Saul mencoba mencari petunjuk dari arwah Samuel karena dia tidak mendapatkan jawaban dari Tuhan. Namun, kita harus belajar untuk selalu mencari petunjuk dan kehendak Tuhan melalui doa, Firman-Nya, dan nasehat orang-orang yang bijaksana.

4. Pentingnya mengakui kesalahan dan bertobat: Saul mengakui kesalahannya dan mencari petunjuk dari Samuel. Kita juga harus belajar untuk mengakui kesalahan kita, bertobat, dan mencari pengampunan Tuhan.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Memohon kepada Tuhan untuk memberikan kita ketaatan yang tulus dan setia kepada-Nya.

2. Memohon kepada Tuhan agar kita dapat menghindari dosa dan mengerti konsekuensinya.

3. Memohon kepada Tuhan agar kita selalu mencari petunjuk dan kehendak-Nya dalam hidup kita.

4. Memohon kepada Tuhan agar kita dapat mengakui kesalahan kita dengan tulus dan bertobat.

5. Memohon kepada Tuhan agar kita dapat mengerti dan menerima konsekuensi dari dosa-dosa kita.

6. Memohon kepada Tuhan agar kita diberikan kekuatan untuk mengatasi kesulitan dan keputusasaan yang mungkin kita alami akibat dosa-dosa kita.

7. Memohon kepada Tuhan agar kita dapat hidup dalam ketaatan dan kepatuhan kepada-Nya, sehingga kita tidak perlu mencari petunjuk dari sumber-sumber yang tidak benar.

Semoga doa-doa ini membantu kita untuk hidup dalam ketaatan kepada Tuhan dan menghindari dosa-dosa yang dapat memisahkan kita dari-Nya.