Latar belakang dari pasal ke-26 dalam Kitab 1 Samuel adalah sebagai berikut:
Konteks Historis:
Pasal ini terjadi pada masa pemerintahan Raja Saul di Israel, sekitar abad ke-11 SM. Pada saat itu, Israel masih dalam tahap awal sebagai kerajaan dan sedang menghadapi ancaman dari bangsa Filistin.
Konteks Budaya:
Pada masa itu, perang dan pertempuran merupakan hal yang umum terjadi. Konflik antara Israel dan Filistin sering terjadi, dan kedua belah pihak saling berusaha untuk mengalahkan satu sama lain.
Konteks Literatur:
Kitab 1 Samuel adalah bagian dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini berisi kisah-kisah tentang nabi Samuel, Raja Saul, dan Raja Daud.
Konteks Teologis:
Kitab 1 Samuel menunjukkan bagaimana Allah memimpin dan mengatur sejarah Israel melalui para pemimpin dan nabi. Kitab ini juga mengajarkan tentang pentingnya taat kepada Allah dan konsekuensi dari ketidaktaatan.
Dalam ayat-ayat sebelumnya, terjadi beberapa peristiwa penting. Pada pasal
25, kita melihat kisah tentang Nabal, seorang kaya raya yang menolak memberikan bantuan kepada Daud dan pengikutnya. Daud marah dan bersiap untuk membalas dendam, tetapi istri Nabal, Abigail, berhasil menghentikan Daud dan menghindari pertumpahan darah.
Dalam pasal
26, kita melihat Daud kembali berhadapan dengan Saul. Daud dan pengikutnya bersembunyi di padang gurun Zif, dan Saul memimpin pasukan untuk mencari Daud. Dalam kegelapan malam, Daud berhasil masuk ke perkemahan Saul dan mengambil tombak dan kendi airnya tanpa sepengetahuan Saul. Daud kemudian memanggil Saul dari kejauhan dan membuktikan bahwa ia tidak berniat membunuh Saul, tetapi hanya ingin membuktikan bahwa ia tidak bersalah.
Dengan demikian, pasal
26 dari Kitab 1 Samuel menggambarkan konflik antara Daud dan Saul serta bagaimana Daud menunjukkan kesetiaannya kepada Saul meskipun Saul berusaha untuk membunuhnya.