Statistik	34 pasal, 959 ayat, 28.461 kata
Penulis	Musa
Tema	Pembaharuan Perjanjian; Alasan dan keharusan.; Ketaatan.
Waktu	Sekitar 1405 SM
Tempat	Bagian utara Moab, Gunung Pisga
Kata Kunci	Ketatan.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Nabi seperti Musa

Kitab ini berisi amanat perpisahan Musa yang dalamnya ia mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel demi angkatan Israel yang baru. Mereka kini sudah mencapai akhir dari pengembaraan di padang gurun dan siap masuk ke Kanaan. Sebagian besar angkatan ini tidak mengingat Paskah yang pertama, penyeberangan Laut Merah, atau pemberian Hukum di Gunung Sinai. Mereka memerlukan pengisahan kembali yang bersemangat mengenai perjanjian, hukum Taurat, dan kesetiaan Allah, dan suatu pernyataan baru mengenai berbagai berkat yang menyertai ketaatan dan kutuk yang menyertai ketidaktaatan. Berbeda dengan kitab Bilangan yang mencatat pengembaraan "angkatan keluaran" bangsa Israel yang suka memberontak selama 39 tahun, kitab Ulangan meliputi masa yang pendek sekitar satu bulan pada satu tempat di dataran Moab sebelah timur Yerikho dan Sungai Yordan.

Ulangan ditulis oleh Musa (Ul 31:9,24-26; bd. Bil 4:44-46; Bil 29:1) dan diwariskan kepada Israel sebagai dokumen perjanjian untuk dibacakan seluruhnya di hadapan seluruh bangsa setiap tujuh tahun (Ul 31:10-13). Musa mungkin menyelesaikan penulisan kitab ini menjelang kematiannya sekitar tahun 1405 SM. Bahwa Musa menulis kitab ini ditegaskan oleh

1. (1) Pentateukh Samaria dan Yahudi,
2. (2) para penulis PL (mis. Yos 1:7; 1Raj 2:3; 2Raj 14:6; Ezr 3:2; Neh 1:8-9; Dan 9:11),
3. (3) Yesus (Mat 19:7-9; Yoh 5:45-47) dan penulis PB yang lain (mis. Kis 3:22-23; Rom 10:19),
4. (4) para cendekiawan Kristen zaman dahulu,
5. (5) cendekiawan konservatif masa kini, dan
6. (6) bukti di dalam kitab Ulangan sendiri (mis. kesamaan susunan dengan bentuk-bentuk perjanjian yang ditulis pada abad ke-15 SM). Kisah kematian Musa (pasal 34; Ul 34:1-12) sudah pasti ditambahkan segera sesudah peristiwa itu terjadi (sangat mungkin oleh Yosua) sebagai penghargaan yang layak bagi Musa, hamba Tuhan itu.

1. Pendahuluan
   (Ul 1:1-5)
   
2. I. Wejangan Musa I:
   Menceritakan Kembali Sejarah Israel yang Baru Mereka Alami
   (Ul 1:6-4:43)
   
1. A. Meninggalkan Gunung Sinai
   (Ul 1:6-18)
   
2. B. Ketidakpercayaan di Kadesy-Barnea
   (Ul 1:19-46)
   
3. C. Pengembaraan di Padang Gurun
   (Ul 2:1-15)
   
4. D. Menuju Dataran Moab
   (Ul 2:16-3:29)
   
5. E. Nasihat Musa untuk Taat
   (Ul 4:1-43)
   
3. II. Wejangan Musa II: Kewajiban-Kewajiban Utama Perjanjian
   (Ul 4:44-26:19)
   
1. A. Kesepuluh Hukum
   (Ul 4:44-5:33)
   
2. B. Shema dan Perintah-Perintah yang Penting
   (Ul 6:1-25)
   
3. C. Berbagai Perintah, Janji, dan Peringatan Praktis
   (Ul 7:1-11:32)
   
4. D. Berbagai Perintah Mengenai Penyembahan
   (Ul 12:1-32)
   
5. E. Berbagai Perintah Mengenai Nabi-Nabi Palsu
   (Ul 13:1-18)
   
6. F. Berbagai Perintah Mengenai Makanan, Persepuluhan,
   dan Tahun Sabat
   (Ul 14:1-15:23)
   
7. G. Berbagai Perintah Mengenai Hari Raya Tahunan
   (Ul 16:1-17)
   
8. H. Berbagai Perintah Mengenai Pemimpin-Pemimpin
   (Ul 16:18-18:22)
   
9. I. Berbagai Hukum Perdata dan Sosial
   (Ul 19:1-26:19)
   
4. III.Wejangan Musa III: Memperbaharui dan Mengesahkan Perjanjian
   (Ul 27:1-30:20)
   
1. A. Musa Memperingatkan Israel dengan Serius
   (Ul 27:1-26)
   
2. B. Berkat-Berkat yang Dijanjikan untuk Ketaatan dan Kutukan-Kutukan
   yang Dikenakan untuk Ketidaktaatan
   (Ul 28:1-68)
   
3. C. Menguraikan Kembali Perjanjian dan Berbagai Nasihat
   yang Berhubungan
   (Ul 29:1-30:20)
   
5. IV. Berbagai Kegiatan Musa yang Terakhir dan Kematiannya
   (Ul 31:1-34:12)
   
1. A. Musa Memperingatkan Israel dan Menahbiskan Yosua
   (Ul 31:1-29)
   
2. B. Nyanyian Musa
   (Ul 31:30-32:47)
   
3. C. Perintah Allah Bagi Musa
   (Ul 32:48-52)
   
4. D. Musa Memberikati ke-12 Suku
   (Ul 33:1-29)
   
5. E. Kematian dan Penguburan Musa, Ringkasan Terakhir
   (Ul 34:1-12)
   

Sebelum menyerahkan kepemimpinan kepada Yosua untuk penaklukan Kanaan, maksud Musa mula-mula ialah untuk menasihati dan mengarahkan angkatan Israel yang baru tentang

1. (1) perbuatan-perbuatan perkasa dan janji-janji Allah,
2. (2) kewajiban mereka bertalian dengan perjanjian untuk beriman dan taat, dan
3. (3) perlunya mereka menyerahkan diri untuk takut kepada Tuhan, hidup di dalam kehendak-Nya, serta mengasihi dan menghormati Dia dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan mereka.

1. Kekuasaan Allah
Allah tidak hanya dipandang sebagai Tuhan perjanjian yang berdaulat atas seluruh bangsa Israel, tetapi juga sebagai Allah umat manusia, berkuasa atas seluruh dunia, yang berkuasa atas bangsa-bangsa dan alam semesta. Dia mempunyai kuasa untuk melaksanakan janji-janji-Nya. Buatlah sebuah daftar mengenai cara-cara Allah menunjukkan kuasa-Nya dalam pasal Ula 4 dan Ula 30.

2. Kesetiaan Allah
Salah satu hal yang memungkinkan bangsa Israel melihat perjanjian itu sebagai dasar dari kehidupan bangsa mereka adalah pengetahuan bahwa Allah dapat diandalkan sepenuhnya. Baca pasal Ula 32 dan catat semua cara yang berbeda dalam menggambarkan Allah.

3. Kasih
Dasar utama dari perjanjian adalah kasih. Kasih Allahlah yang memulai perjanjian itu dan memungkinkan kelanjutannya. Tuntutan pertama terhadap manusia ialah bahwa ia harus mengasihi Allah. Tanpa kasih, hubungan dengan Allah tidak mungkin terwujud. Bacalah Ula 4:37; 5:10; 6:5; 7:9, 13; 10:12-19; 11:1, 13, 22; 13:3; 19:9; 23:5; 30:16, 20.

4. Penyerahan
Yang Allah inginkan dari umat-Nya ialah penyerahan total, kesetiaan yang utuh, dan pengabdian dengan sepenuh hati. Semua ini berarti mengikuti kehendak Allah dalam setiap segi kehidupan seperti diatur dalam perintah-perintah di dalam perjanjian. Bacalah Ula 5:1-21; 6:4-9; 10:12-22. Semua ayat ini dapat dianggap sebagai ringkasan dari keseluruhan hukum Allah.

Sebagai dokumen pembaharuan perjanjian, Ulangan disusun sesuai dengan perjanjian antar dua kerajaan ketika itu:

1. (1) pengantar (Ul 1:1-5);
2. (2) pendahuluan bertalian dengan sejarah (Ul 1:6--4:43);
3. (3) syarat-syarat utama (Ul 4:44--26:19);
4. (4) berbagai kutukan dan berkat (Ul 27:1--30:20); dan
5. (5) berbagai ketetapan mengenai kesinambungan perjanjian itu (Ul 31:1--33:39).

Dengan segala kesungguhan yang dimilikinya, Musa mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel terutama melalui tiga amanat yang bersemangat.

1. (1) Amanat Musa yang pertama membahas kembali sejarah dan kegagalan Israel sejak Gunung Sinai serta menantang angkatan yang baru itu untuk takut akan Allah dan taat kepada-Nya (Ul 1:6--4:43).
2. (2) Amanat Musa yang kedua mengulas dan menerapkan banyak hukum perjanjian berhubungan dengan soal-soal seperti melaksanakan Sabat, penyembahan, kaum miskin, hari raya tahunan, warisan, hak milik atas harta benda, kebejatan seks, perlakuan hamba-hamba, dan pelaksanaan kehakiman (Ul 4:44--26:19).
3. (3) Amanat Musa yang ketiga bernubuat tentang berkat dan kutukan yang akan menimpa Israel sesuai dengan ketaatan atau ketidaktaatan mereka (Ul 27:1--30:20). Pasal-pasal yang sisa termasuk pengangkatan Yosua oleh Musa sebagai penggantinya serta kesaksian mengenai wafatnya Musa (Ul 31:1--34:12).

Empat ciri khas menandai Ulangan.

1. (1) Ulangan menyediakan bagi angkatan Israel yang baru (yang sebentar lagi akan masuk Kanaan) landasan dan motivasi yang diperlukan untuk mewarisi tanah yang dijanjikan dengan memusatkan perhatian kepada tabiat Allah dan perjanjian-Nya dengan Israel.
2. (2) Ulangan merupakan "Kitab Hukum Kedua" karena di dalamnya Musa, pemimpin Israel yang berusia 120 tahun, menyatakan kembali dan merangkum (dalam bentuk khotbah) sabda Tuhan yang terdapat di dalam keempat kitab sebelumnya.
3. (3) Ulangan merupakan "Kitab Kenangan." Nasihat yang khas dari Ulangan ialah, "Ingatlah ... dan jangan melupakan." Daripada mengemukakan usaha untuk mencari "kebenaran baru," Ulangan menasihati Israel untuk mempertahankan dan menaati kebenaran yang sudah dinyatakan Allah sebelumnya dalam Firman-Nya yang mutlak dan tidak berubah.
4. (4) Dasar pikiran yang penting dalam kitab ini adalah rumusan "iman-tambah-ketaatan." Israel dipanggil untuk mempercayai Allah dengan segenap jiwa raga dan menaati perintah-perintah-Nya dengan tekun. Iman-tambah-ketaatan akan memungkinkan mereka mewarisi janji-janji berkat Allah yang penuh; ketiadaan iman dan ketaatan, pada pihak lain, akan mengakibatkan kegagalan dan hukuman.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Ketika Yesus dicobai oleh Iblis, Ia menanggapinya dengan mengutip ayat-ayat dari Ulangan (Mat 4:4,7,10 mengutip Ul 8:3; Ul 6:16; Ul 6:13). Ketika Yesus ditanya tentang hukum mana yang paling besar, Ia menjawab dari Ulangan (Mat 22:37; bd. Ul 6:5). Kitab-kitab PB mengutip atau mengacu kepada Ulangan hampir sebanyak 100 kali. Sebuah nubuat Mesianis yang jelas (Ul 18:15-19) disebutkan dua kali dalam Kisah Para Rasul (Ul 3:22-23; Ul 7:37). Sifat rohani Ulangan merupakan landasan dari penyataan PB.

Mengenai perceraian

Hukum mengenai perceraian; berbagai macam peraturan.

24:1 Tentang perceraian.
24:5 Laki-laki yang baru menikah tidak usah pergi berperang.
24:6 Tentang gadai.
24:7 Tentang penculik.
24:8 Tentang penyakit kusta.
24:10 Tentang gadai.
24:14 Upah harus dibayarkan.
24:16 Tentang keadilan.
24:19 Tentang bermurah hati.

Tentang perceraian (24:1-5)
Tentang melindungi sesama manusia (24:6-22)

Allah, Musa.

Allah, Israel, Lewi, Mesir, Miryam, TUHAN

Adalah kemuliaan yang besar bahwa kasih dipelihara antara suami dan istri dan bahwa segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dicegah yang bisa menjauhkan mereka. Perubahan yang dibuat karena ketidakpuasan sering terbukti terburuk.

Penagih hutang yang tidak peduli meskipun orang yang berhutang kepadanya serta keluarganya kelaparan, atau yang sama sekali tidak peduli apa jadinya mereka sehingga dia mengambil uangnya, bertentangan dengan hukum Musa dan juga hukum Kristus.

Pasal 24 dari Kitab Ulangan berisi berbagai peraturan hukum yang diberikan oleh TUHAN kepada umat Israel. Beberapa peraturan yang termasuk di dalamnya adalah tentang perceraian, perlindungan terhadap perempuan yang telah diceraikan, hak-hak pekerja miskin, larangan menghukum mati orang lain karena kesalahan orang lain, dan pentingnya memberi perhatian kepada orang asing, anak yatim, dan para janda. TUHAN juga mengingatkan umat Israel untuk tidak melupakan masa lalu mereka sebagai budak di Mesir dan untuk memperlakukan orang lain dengan belas kasihan dan keadilan.

Kitab Ulangan adalah bagian dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Pasal 24 dari Kitab Ulangan berisi peraturan-peraturan mengenai perceraian dan pernikahan dalam masyarakat Israel pada waktu itu.

Latar belakang historis dari pasal ini adalah bahwa bangsa Israel sedang berada di padang gurun setelah keluar dari perbudakan di Mesir dan sedang menuju ke tanah Kanaan yang dijanjikan. Mereka telah menerima hukum-hukum Allah di Gunung Sinai dan sekarang sedang mempersiapkan diri untuk memasuki tanah yang dijanjikan.

Dalam konteks budaya, perceraian dan pernikahan adalah hal yang penting dalam masyarakat Israel pada waktu itu. Pasal ini memberikan aturan-aturan yang harus diikuti dalam hal perceraian dan pernikahan, termasuk ketentuan-ketentuan mengenai hak-hak perempuan yang diceraikan.

Secara literatur, pasal ini merupakan bagian dari kumpulan hukum-hukum yang diberikan oleh Musa kepada bangsa Israel. Kitab Ulangan sendiri merupakan catatan dari pidato Musa kepada bangsa Israel sebelum mereka memasuki tanah Kanaan.

Dalam konteks teologis, pasal ini menunjukkan pentingnya menjaga kesucian pernikahan dan menghormati hak-hak perempuan. Tujuan dari peraturan-peraturan ini adalah untuk memelihara keadilan dan kesejahteraan dalam masyarakat Israel.

Sebelum pasal 24, terdapat peraturan-peraturan lain yang diberikan oleh Musa kepada bangsa Israel, termasuk hukum-hukum mengenai perbudakan, hukuman bagi pelaku kejahatan, dan aturan-aturan mengenai ibadah dan kehidupan rohani.

Dengan memahami latar belakang historis, budaya, literatur, dan teologis dari pasal ini, kita dapat lebih memahami makna dan relevansi peraturan-peraturan yang terdapat dalam pasal 24 Kitab Ulangan.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Ulangan Pasal 24:

1. Perceraian dan pernikahan ulang (Ulangan 24:1-4)
- Ketentuan mengenai perceraian dan pernikahan ulang jika suami tidak menyukai istrinya lagi.
- Suami pertama tidak boleh mengambil kembali istrinya setelah ia menjadi najis.

2. Hak-hak laki-laki yang baru menikah (Ulangan 24:5)
- Laki-laki yang baru menikah diberikan waktu setahun untuk tinggal di rumah dan membuat istrinya bahagia.

3. Larangan mengambil jaminan hidup seseorang (Ulangan 24:6)
- Dilarang mengambil batu gilingan bawah atau atas sebagai jaminan hidup seseorang.

4. Perlindungan terhadap penculikan dan perbudakan (Ulangan 24:7)
- Hukuman mati bagi penculik yang memperlakukan saudaranya sebagai budak dan menjualnya.

5. Peringatan terhadap penyakit kusta (Ulangan 24:8)
- Peringatan untuk waspada terhadap penyakit kusta dan mengikuti perintah imam Lewi.

6. Keadilan dalam peminjaman dan pembayaran upah (Ulangan 24:10-15)
- Ketentuan tentang peminjaman dan pengembalian jaminan.
- Pembayaran upah pada hari yang sama sebelum matahari terbenam.

7. Keadilan dalam hukuman (Ulangan 24:16)
- Setiap orang dihukum mati hanya karena dosanya sendiri, tidak karena perbuatan orang lain.

8. Keadilan terhadap orang asing, yatim, dan janda (Ulangan 24:17-22)
- Larangan mengabaikan hak orang asing, yatim, dan janda.
- Peringatan untuk mengingat bahwa mereka juga pernah menjadi budak di Mesir.

9. Keadilan dalam berbagi hasil panen (Ulangan 24:19-22)
- Ketentuan untuk tidak mengambil hasil panen yang tertinggal untuk orang asing, anak yatim, dan para janda.

Catatan: Penjelasan singkat ini hanya memberikan gambaran umum tentang topik-topik penting dalam pasal 24 Kitab Ulangan. Untuk pemahaman yang lebih mendalam, disarankan untuk membaca dan mempelajari seluruh pasal tersebut.

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Laki-laki yang mengambil perempuan dan menikahinya
- Perempuan yang dinikahi oleh laki-laki tersebut
- Suami keduanya
- Suami pertama yang menyuruh perempuan itu pergi
- Suami yang kedua yang memperistrinya
- Penculik yang menculik salah satu saudaranya dari antara orang Israel
- Miryam
- Orang yang menerima pinjaman
- Pekerja yang miskin dan menderita
- Ayah dan anak-anaknya
- Orang asing
- Yatim
- Janda

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:
- Rumah laki-laki yang mengambil perempuan dan menikahinya
- Rumah suami pertama yang menyuruh perempuan itu pergi
- Rumah suami yang kedua yang memperistrinya
- Mesir
- Salah satu kotamu
- Ladang
- Kebun anggur
- Tanah Mesir

Berikut adalah analisis dan kata kunci dalam Kitab "Ulangan" pasal "24" dari Alkitab:

1. Surat cerai (ayat 1): Menjelaskan tentang prosedur perceraian jika seorang suami tidak menyukai istrinya lagi karena hal yang memalukan.

2. Najis (ayat 4): Menyatakan bahwa suami pertama yang telah menyuruh perempuan pergi tidak boleh mengambilnya kembali setelah perempuan itu menjadi najis.

3. Kekejian (ayat 4): Menyatakan bahwa tindakan suami pertama mengambil kembali perempuan yang telah menjadi istri orang lain adalah kekejian di mata TUHAN.

4. Tidak boleh disuruh pergi (ayat 5): Memberikan kebebasan bagi seorang laki-laki yang baru menikah untuk tinggal di rumah selama setahun dan membuat istri yang telah dinikahinya bahagia.

5. Batu gilingan (ayat 6): Melarang pengambilan batu gilingan sebagai jaminan karena hal itu berarti mengambil hidupnya sebagai jaminan.

6. Menculik (ayat 7): Menghukum mati penculik yang menculik dan memperlakukan salah satu saudaranya dari antara orang Israel sebagai budak.

7. Penyakit kusta (ayat 8): Memberikan peringatan untuk waspada terhadap penyakit kusta.

8. Perintah para imam Lewi (ayat 9): Mendorong untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh segala perintah yang diajarkan para imam Lewi.

9. Meminjamkan (ayat 10): Memberikan petunjuk tentang cara meminjamkan sesuatu kepada sesamanya.

10. Memeras pekerja miskin (ayat 14): Melarang memeras pekerja yang miskin dan menderita, baik saudara maupun orang asing.

11. Menghukum mati (ayat 16): Menegaskan bahwa setiap orang dihukum mati hanya karena dosanya sendiri, bukan karena perbuatan orang lain.

12. Hak untuk orang asing, yatim, dan janda (ayat 17): Mengingatkan untuk tidak mengabaikan hak-hak orang asing, yatim, dan janda.

13. Tertinggal seberkas di ladang (ayat 19): Memberikan petunjuk tentang apa yang harus dilakukan jika ada seberkas yang tertinggal di ladang saat memanen.

14. Buah-buahan yang tertinggal (ayat 21-22): Menyatakan bahwa buah-buahan yang tertinggal di pohon zaitun dan kebun anggur harus diberikan kepada orang asing, anak yatim, dan para janda.

Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi yang dapat membantu Anda dalam memahami dan menggali lebih dalam mengenai Kitab Ulangan pasal 24:

1. Apa pesan moral yang dapat kita ambil dari aturan tentang perceraian dalam pasal ini?
2. Bagaimana pandangan Alkitab tentang perceraian? Apakah ada perbedaan antara pandangan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru?
3. Mengapa Allah melarang suami pertama untuk mengambil kembali istri yang telah menjadi najis setelah menikah dengan suami kedua?
4. Apa yang dapat kita pelajari dari aturan tentang hak-hak pekerja miskin dan upah yang adil?
5. Mengapa Allah begitu peduli dengan perlindungan dan keadilan bagi orang asing, anak yatim, dan para janda?
6. Bagaimana kita dapat menerapkan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam pasal ini dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai orang Kristen?
7. Apa yang dapat kita pelajari dari peringatan untuk mengingat bahwa kita dahulu adalah budak di Mesir?
8. Bagaimana kita dapat menghargai dan mempraktikkan kasih Allah yang dinyatakan dalam aturan-aturan ini?

Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda dalam memahami dan menggali lebih dalam mengenai Kitab Ulangan pasal 24.

Dari pasal 24 Kitab Ulangan, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Pentingnya menghormati pernikahan: Pasal ini mengajarkan tentang pentingnya menghormati pernikahan dan tidak sembarangan menceraikan pasangan. Ini mengingatkan kita untuk memperlakukan pasangan dengan hormat dan mencari cara untuk memperbaiki hubungan kita jika ada masalah.

2. Menghindari kekejian di mata Tuhan: Pasal ini juga mengingatkan kita untuk menjauhi kekejian di mata Tuhan. Kita harus berusaha hidup dalam kekudusan dan menjauhi segala bentuk dosa.

3. Mengasihi sesama: Pasal ini mengajarkan kita untuk mengasihi sesama, terutama mereka yang lemah dan terpinggirkan seperti orang miskin, orang asing, anak yatim, dan janda. Kita harus memperhatikan kebutuhan mereka dan memberikan dukungan dan bantuan yang diperlukan.

4. Menghormati hak-hak orang lain: Pasal ini mengajarkan kita untuk menghormati hak-hak orang lain, termasuk hak-hak pekerja yang miskin dan teraniaya. Kita harus membayar upah mereka dengan adil dan tidak memeras mereka.

5. Mengingat pengorbanan Tuhan: Pasal ini mengingatkan kita untuk mengingat pengorbanan Tuhan dalam hidup kita. Kita harus menghormati dan menghargai apa yang Tuhan telah lakukan bagi kita dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya.

Berikut adalah doa yang dapat kita doakan terkait dengan pasal ini:

Tuhan yang Mahakudus, terima kasih atas pengajaran yang Engkau berikan melalui Kitab Ulangan pasal 24. Ajarilah kami untuk menghormati pernikahan dan mencari cara untuk memperbaiki hubungan kami jika ada masalah. Bantu kami untuk menjauhi segala bentuk dosa dan hidup dalam kekudusan di hadapan-Mu. Bimbinglah kami untuk mengasihi sesama, terutama mereka yang lemah dan terpinggirkan. Berikanlah kami hati yang peka terhadap kebutuhan mereka dan memberikan dukungan dan bantuan yang diperlukan. Bantu kami untuk menghormati hak-hak orang lain, termasuk hak-hak pekerja yang miskin dan teraniaya. Berikanlah kami kepekaan untuk membayar upah mereka dengan adil dan tidak memeras mereka. Dan, ya Tuhan, ingatkan kami akan pengorbanan-Mu dalam hidup kami. Bantu kami untuk menghormati dan menghargai apa yang Engkau telah lakukan bagi kami dan hidup dalam ketaatan kepada-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa, Amin.