Kitab Nahum terdiri dari tiga pasal dan merupakan salah satu kitab nubuat dalam Alkitab. Pasal
2 dari Kitab Nahum berbicara tentang kehancuran kota Nineveh, ibu kota Kerajaan Asyur.
Latar belakang historis dari pasal ini adalah bahwa Nineveh pada saat itu adalah salah satu kota terbesar dan paling kuat di dunia. Kerajaan Asyur, yang berpusat di Nineveh, telah menaklukkan banyak bangsa dan menjadi kekuatan dominan di Timur Tengah pada abad ke-7 SM.
Dalam konteks budaya, Nineveh adalah pusat kekayaan dan kekuasaan. Kota ini memiliki tembok yang kuat dan sistem pertahanan yang canggih. Penduduknya hidup dalam kemewahan dan kebanggaan.
Dalam konteks literatur, Kitab Nahum adalah nubuat tentang kehancuran Nineveh. Nubuat ini menggambarkan dengan detail bagaimana kota itu akan dihancurkan dan penduduknya akan mengalami kehancuran yang mengerikan.
Dalam konteks teologis, pasal ini menunjukkan bahwa Allah adalah Allah yang adil dan kuasa-Nya tidak terbatas. Allah akan menghukum bangsa-bangsa yang berdosa dan melindungi umat-Nya.
Sebelum pasal
2, dalam pasal
1, Nahum menggambarkan Allah sebagai Allah yang murka dan pembalasan-Nya terhadap dosa. Pasal
1 juga menggambarkan kekuasaan dan keadilan Allah dalam menghukum bangsa-bangsa yang berdosa.
Dalam pasal
2, Nahum melanjutkan dengan menggambarkan serangan dan kehancuran yang akan menimpa Nineveh. Ia menggambarkan bagaimana pasukan musuh akan mengepung kota dan menghancurkannya. Pasal ini juga menggambarkan kepanikan dan keputusasaan penduduk Nineveh saat mereka melihat kehancuran yang akan datang.
Dengan demikian, pasal
2 dari Kitab Nahum memberikan gambaran tentang kehancuran Nineveh dan menggambarkan keadilan dan kuasa Allah dalam menghukum bangsa-bangsa yang berdosa.