Kitab Imamat adalah salah satu kitab dalam Alkitab yang terdapat dalam Perjanjian Lama. Kitab ini berisi peraturan-peraturan dan instruksi mengenai ibadah dan tugas para imam dalam kehidupan agama Israel. Pasal
10 dari Kitab Imamat membahas peristiwa yang terjadi setelah pembangunan Kemah Suci dan pengangkatan Harun dan anak-anaknya sebagai imam-imam.
Latar belakang historis dari pasal ini adalah setelah peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir dan perjanjian Allah dengan mereka di Gunung Sinai. Kemah Suci, tempat ibadah yang portabel, telah dibangun dan Harun serta anak-anaknya telah ditahbiskan sebagai imam-imam untuk melayani di hadapan Allah.
Dalam konteks budaya, pasal ini menggambarkan pentingnya kekudusan dan ketaatan dalam ibadah. Para imam memiliki tanggung jawab yang besar dalam memimpin ibadah dan mempersembahkan korban kepada Allah. Mereka harus mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh Allah.
Secara literatur, pasal ini berfungsi sebagai narasi yang menggambarkan peristiwa yang terjadi setelah pembangunan Kemah Suci. Ini adalah bagian dari kisah perjalanan bangsa Israel dalam memenuhi perintah Allah dan membangun hubungan mereka dengan-Nya.
Dalam ayat-ayat sebelumnya, terutama pada pasal
9, diceritakan tentang upacara pembukaan Kemah Suci yang dilakukan oleh Harun dan anak-anaknya. Mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban pendamaian untuk menguduskan tempat ibadah tersebut. Allah menunjukkan kehadiran-Nya dengan mengirimkan api yang menghanguskan korban di atas mezbah.
Namun, dalam pasal
10, terjadi peristiwa yang tragis. Dua anak Harun, Nadab dan Abihu, mempersembahkan "api yang tidak diizinkan" di hadapan Allah. Akibatnya, mereka dihukum mati oleh Allah dengan api yang keluar dari hadapan-Nya. Harun dan anak-anaknya dilarang meratapi kematian mereka sebagai tanda kesucian dan ketaatan yang harus dijaga dalam ibadah.
Secara teologis, pasal ini menekankan pentingnya ketaatan dan kekudusan dalam ibadah kepada Allah. Allah menuntut pengabdian yang tulus dan patuh terhadap perintah-perintah-Nya. Peristiwa kematian Nadab dan Abihu juga mengingatkan kita akan kekudusan Allah dan pentingnya menghormati-Nya dalam ibadah kita.
Dengan demikian, pasal
10 dari Kitab Imamat memberikan gambaran tentang pentingnya kekudusan dan ketaatan dalam ibadah, serta konsekuensi yang mungkin terjadi jika melanggar perintah Allah.