Statistik	52 pasal, 1364 ayat, 42.659 kata
Penulis	Yeremia
Tema	Hukuman Allah Tidak Terelakkan bagi Yehuda yang Tidak Bertobat.; Kepastian hukuman Tuhan dan kasih Illahi yang kekal.
Waktu	+ 585 -- 580 SM
Tempat	Yerusalem di Yehuda
Kata Kunci	Peringatan.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Cabang yang benar

Pelayanan Yeremia sebagai nabi diarahkan kepada kerajaan selatan Yehuda, sepanjang 40 tahun terakhir dari sejarahnya (626-586 SM). Ia masih hidup untuk menyaksikan serbuan Babel ke Yehuda yang berakhir dengan kebinasaan Yerusalem dan Bait Suci. Karena tugas Yeremia ialah bernubuat kepada bangsa itu selama tahun-tahun akhir dari kemunduran dan kejatuhannya, dapatlah dimengerti bahwa, kitabnya penuh dengan kesuraman dan firasat buruk.

Yeremia, putra seorang imam, lahir dan dibesarkan di Anatot, desa para imam (6 km di timur laut dari Yerusalem) selama pemerintahan Raja Manasye yang jahat. Yeremia memulai pelayanan sebagai nabi pada tahun ke-13 pemerintahan Raja Yosia yang baik, dan ia ikut mendukung gerakan pembaharuan Yosia. Akan tetapi, ia segera menyadari bahwa gerakan itu tidak menghasilkan perubahan yang sungguh-sungguh dalam hati bangsa itu; Yeremia mengingatkan bahwa jika tidak ada pertobatan nasional sejati, maka hukuman dan pemusnahan akan datang dengan tiba-tiba.

Pada tahun 612 SM, Asyur dikalahkan oleh suatu koalisi Babel. Sekitar empat tahun setelah kematian Raja Yosia, Mesir dikalahkan oleh Babel pada pertempuran di Karkemis (605 SM; lih. Yer 46:2). Pada tahun yang sama pasukan Babel di bawah pimpinan Nebukadnezar menyerang Palestina, merebut Yerusalem dan membawa sebagian pemuda pilihan dari Yerusalem ke Babel, di antara mereka terdapat Daniel dan ketiga sahabatnya. Penyerbuan kedua ke Yerusalem terjadi tahun 597 SM; ketika itu dibawa 10.000 orang tawanan ke Babel, di antaranya terdapat Yehezkiel. Selama ini nubuat Yeremia yang memperingatkan tentang hukuman Allah yang mendatang tidak diperhatikan. Kehancuran terakhir menimpa Yerusalem, Bait Suci, dan seluruh kerajaan Yehuda dalam tahun 586 SM.

Kitab nubuat ini menunjukkan bahwa Yeremia, sering kali disebut "nabi peratap," merupakan seorang yang membawa amanat keras namun berhati lembut dan hancur (mis. Yer 8:21--9:1). Sifatnya yang lembut itu menjadikan penderitaannya makin mendalam ketika firman nubuat Allah ditolak dengan angkuh oleh kerabat dan sahabat, imam dan raja, dan sebagian besar bangsa Yehuda. Walaupun sepi dan ditolak seumur hidupnya, Yeremia termasuk nabi yang paling tegas dan berani. Kendatipun berhadapan dengan perlawanan yang berat, dengan setia ia melaksanakan panggilannya sebagai nabi untuk memperingatkan sesama warga Yehuda bahwa hukuman Allah makin dekat. Ketika merangkum kehidupan Yeremia, seorang penulis mengatakan: "Tidak pernah manusia fana memperoleh beban yang begitu meremukkan. Sepanjang sejarah bangsa Yahudi tidak pernah ada teladan kesungguhan yang begitu mendalam, penderitaan tak henti-hentinya, pemberitaan amanat Allah tanpa takut, dan syafaat tanpa kenal lelah dari seorang nabi seperti halnya Yeremia. Tetapi tragedi kehidupannya ialah: bahwa ia berkhotbah kepada telinga yang tuli dan menuai hanya kebencian sebagai balasan kasihnya kepada orang-orang senegerinya" (Farley).

Penulis kitab ini jelas disebut yaitu Yeremia (Yer 1:1). Setelah bernubuat selama 20 tahun di Yehuda, Yeremia diperintahkan Allah untuk menuangkan amanatnya dalam bentuk tertulis; hal ini dilakukannya dengan mendiktekan nubuat-nubuatnya kepada Barukh, juru tulisnya yang setia (Yer 36:1-4). Karena Yeremia dilarang menghadap raja, Barukh diutus untuk membacakan nubuat-nubuat itu di rumah Tuhan, dan setelah itu Yehudi membacakannya kepada Raja Yoyakim. Raja itu menunjukkan sikap menghina kepada Yeremia dan firman Allah dengan menyobek-nyobek kitab gulungan itu dengan pisau lalu melemparkannya ke dalam api (Yer 36:22-23). Yeremia kemudian mendiktekan kembali nubuat-nubuatnya kepada Barukh, kali ini ia mencantumkan lebih banyak daripada di gulungan pertama. Kemungkinan besar, Barukh menyusun kitab Yeremia dalam bentuk terakhirnya segera sesudah wafatnya Yeremia (+585 -- 580 SM).

1. I. Panggilan dan Penugasan Yeremia
   (Yer 1:1-19)
   
2. II. Firman Nubuat Yeremia Kepada Yehuda
   (Yer 2:1-33:26)
   
1. A. Nubuat-Nubuat Tentang Penghukuman
   (Yer 2:1-29:32)
   
1. 1. Kemurtadan Yehuda yang Disengaja dan Kehancuran yang Mendatang
   (Yer 2:1-6:30)
   
2. 2. Kebodohan dan Kemunafikan Religius Yehuda
   (Yer 7:1-10:25)
   
3. 3. Ketidaksetiaan Yehuda Kepada Perjanjian
   (Yer 11:1-13:27)
   
4. 4. Hukuman Dinubuatkan, Syafaat dan Kesepian, dan Dosa-Dosa Yehuda
   (Yer 14:1-17:27)
   
5. 5. Dua Perumpamaan Bersifat Nubuat dan Sebuah Ratapan
   (Yer 18:1-20:18)
   
6. 6. Penghukuman Raja-Raja Jahat, Nabi-Nabi Palsu, dan Yehuda
   yang Bobrok
   (Yer 21:1-24:10)
   
7. 7. Penawanan Babel yang Akan Datang
   (Yer 25:1-29:32)
   
2. B. Berbagai Nubuat Tentang Pemulihan
   (Yer 30:1-33:26)
   
1. 1. Luasnya Pemulihan Allah akan Umat-Nya
   (Yer 30:1-31:26)
   
2. 2. Janji Tentang Perjanjian Baru dan Ilustrasi Iman
   (Yer 31:27-32:44)
   
3. 3. Tunas Keadilan bagi Daud
   (Yer 33:1-26)
   
3. III.Peranan Yeremia Sebagai Nabi Penjaga
   (Yer 34:1-45:5)
   
1. A. Pernyataan Kepada Raja Zedekia Tentang Penawanan yang Akan Datang
   (Yer 34:1-22)
   
2. B. Pelajaran dari Orang Rekhab
   (Yer 35:1-19)
   
3. C. Gulungan Kitab Yeremia Dibakar dan Yeremia Dipenjarakan Dua Kali
   (Yer 36:1-38:28)
   
4. D. Nubuat Yeremia Tentang Jatuhnya Yerusalem Tergenapi
   (Yer 39:1-18)
   
5. E. Pelayanan Yeremia Setelah Jatuhnya Yerusalem
   (Yer 40:1-45:5)
   
4. IV. Firman Nubuat Yeremia Kepada Bangsa-Bangsa
   (Yer 46:1-51:64)
   
1. A. Mesir
   (Yer 46:1-28)
   
2. B. Filistia
   (Yer 47:1-7)
   
3. C. Moab
   (Yer 48:1-47)
   
4. D. Amon
   (Yer 49:1-6)
   
5. E. Edom
   (Yer 49:7-22)
   
6. F. Damsyik
   (Yer 49:23-27)
   
7. G. Arab
   (Yer 49:28-33)
   
8. H. Elam
   (Yer 49:34-39)
   
9. I. Babel
   (Yer 50:1-51:64)
   
5. V. Tambahan Sejarah Tentang Jatuhnya Yerusalem
   (Yer 52:1-34)
   

Kitab ini ditulis

1. (1) untuk menyediakan suatu catatan abadi dari pelayanan dan berita nubuat Yeremia,
2. (2) untuk menyatakan hukuman Allah yang pasti jadi dan tidak terelakkan ketika umat-Nya melanggar perjanjian dan bersikeras dalam pemberontakan terhadap Allah dan firman-Nya, dan
3. (3) untuk menunjukkan keaslian dan kekuasaan firman nubuat. Banyak nubuat Yeremia tergenapi pada zamannya sendiri (mis. Yer 16:9; Yer 20:4; Yer 25:1-14; Yer 27:19-22; Yer 28:15-17; Yer 32:10-13; Yer 34:1-5); nubuat lainnya yang meliputi masa depan yang amat jauh digenapi kemudian atau masih belum digenapi (mis. Yer 23:5-6; Yer 30:8-9; Yer 31:31-34; Yer 33:14-16).

1. Dosa
Orang mempunyai pengertian yang salah tentang dosa. Dosa merupakan suatu istilah keagamaan yang diartikan sebagai pengabaian kewajiban keagamaan. Oleh karena itu, Allah hanya berurusan dengan apa yang terjadi pada suatu hari dalam seminggu, dan apa yang terjadi pada enam hari lainnya bukan urusan-Nya! Bacalah dengan saksama semua pasal dan catatlah semua hal yang dianggap oleh Yeremia sebagai dosa manusia. Apa yang menjadi pertanda yang umum? Lihat Yohanes 16:5-11. Apa definisi dosa?
Mengapa kita boleh berharap bahwa percaya kepada Yesus akan mengubah tingkah laku manusia?

2. Penyembahan berhala: dosa dan lambang-lambang
Suatu hal yang aneh bahwa kita selalu ingin melihat sesuatu pada waktu beribadah. Oleh karena itu, agama-agama dunia biasanya memberikan sesuatu, misalnya patung-patung Budha raksasa yang tersebar di seluruh Asia. Tetapi, perhatikanlah bagaimana lambang-lambang alkitabiah pada akhirnya berubah menjadi ilah-ilah. Pelajari kisah tentang ular tembaga (Bil 21:4-9; 2Ra 18:1-4). Pelajari sejarah Tabut Perjanjian (Kel 25:10-22; 1Sa 4:11). Perhatikan juga larangan Allah terhadap segala bentuk patung dewa untuk disembah (Kel 20:4-6,22,23). Bagaimana semua ini berhubungan dengan kekristenan? Apakah ada bahaya dalam penggunaan salib waktu beribadah?

3. Khotbah dengan menggunakan ilustrasi
Yeremia banyak menggunakan ilustrasi dalam khotbahnya untuk memastikan bahwa orang akan mengingat apa yang telah dikatakannya. Dia berbicara mengenai perkawinan, perceraian dan pelacuran. Dia berbicara mengenai tenda dan pokok anggur. Dia menggambarkan perang, kereta dan kelahiran, burung-burung di sangkar, unta di gurun. Kumpulkanlah semua ilustrasi itu. Bandingkan mereka dengan jenis ilustrasi yang dipakai oleh Tuhan kita. Mengapa mereka sedemikian mirip? Jenis ilustrasi bahasa yang bagaimana yang kita harapkan digunakan oleh Yeremia modern?

4. Penjunan (pasal 18)
Telusuri tema ini dalam seluruh Alkitab. (Lihat khususnya Maz 2:1-9; Yes 45:9,10; 64:8,9; Rom 9:19-29.) Apa hubungan utama antara penjunan dan tanah liat? Mengapa?

1. Pesan yang terkandung dalam sejarah
Meskipun kitab Yeremia tidak disusun secara kronologis, kitab ini tidak dapat dimengerti dengan baik jika tidak dalam konteks sejarah yang bersangkutan. Bagaimanapun juga Yeremia aktif bekerja selama empat puluh tahun, yaitu selama masa pemerintahan lima orang raja dan mungkin juga pada masa yang paling penuh kekerasan dalam sejarah bangsa Israel. Telusuri kembali latar belakang sejarahnya melalui 2Ra 21:1-25:30 (masa pemerintahan raja Manasye, pada waktu Yeremia masih kecil) dan 2Ta 33:1-36:23. Perhatikan adanya penunjukkan tentang waktu dalam nubuatan-nubuatan Yeremia (Yer 1:2,3; 3:6; 21:1; 24:1; 26:1; 27:1; 28:1; 29:2; 32:1; 34:1,8; 35:1; 36:1; 37:1; 38:14; 39:1; 41:1; 45:1; 49:34). Cobalah untuk menghubungkan sejarah dengan nubuatan Yeremia.

2. Nubuatan juga teologi
Perhatikan bahwa dalam "Buku Penghakiman Kedua" (pasal Yer 46-51), yang di dalamnya tertulis mengenai penghakiman terhadap sepuluh kelompok orang, tempat yang paling sering dipakai adalah Babel (Yer 50:1-46; 51:1-64). Babel mempunyai arti teologi penting dalam Alkitab, yang dimulai dengan pemberontakan terhadap Allah di Babel (nama lain untuk Babilonia dalam Wahyu 18. Perhatikan juga dua nyanyian ejekan dalam Yesaya yang masing-masing menjadi bagian penting dalam nubuatan Yesaya (pasal Yer 13 dan Yer 47). Bandingkanlah kedua pasal itu. Bandingkan sejarah kerajaan Babel dengan jatuhnya Yerusalem. Arti penting apa yang dapat kita berikan pada kedua kota ini sebagai simbol teologi?

3. Kembali dari pembuangan ke Israel
Baik Yesaya maupun Yeremia banyak bercerita tentang pembuangan umat Allah dan kembalinya mereka ke Israel. Tetapi tidak semua nubuatan digenapi dengan kepulangan mereka dari pembuangan di bawah pimpinan Ezra dan Nehemia. Perhatikan ketujuh pernyataan yang dibuat mengenai kembalinya mereka (Yer 32:37-41). Berapa bagian dari nubuatan itu yang digenapi oleh orang-orang buangan yang kembali dari Babel? Berapa banyak yang sudah digenapi dengan kembalinya bangsa Israel pada zaman ini? Berapa banyak lagi yang masih harus dipenuhi? (Lihat juga Yesaya 43:1-21; 49:1-26; 52:1-12; 60:1-22).

Kitab ini pada dasarnya merupakan kumpulan nubuat-nubuat Yeremia, yang terutama dialamatkan kepada Yehuda (pasal 2-29; Yer 2:1--29:32), tetapi juga kepada sembilan bangsa asing lainnya (pasal 46-51; Yer 46:1--51:64); nubuat-nubuat ini terutama dipusatkan pada hukuman, walaupun ada beberapa yang membahas pemulihan (lih. khususnya pasal 30-33; Yer 30:1--33:26). Nubuat-nubuat ini tidak secara teliti disusun menurut kronologi atau tema, sekalipun kitab ini menyajikan susunan menyeluruh sebagaimana yang tampak dalam Garis Besar di atas. Sebagian kitab ini ditulis dalam bentuk syair, sedangkan bagian lainnya dalam bentuk prosa atau cerita. Berita nubuatnnya terjalin dengan aneka kilasan sejarah dari

1. (1) kehidupan pribadi dan pelayanan sang nabi (mis. pasal 1; Yer 1:1-19; Yer 34:1--38:28; Yer 40:1--45:5),
2. (2) sejarah Yehuda terutama selama masa Raja Yosia (pasal 1-6; Yer 1:1--6:30), Yoyakim (pasal 7-20; Yer 7:1--20:18), dan Zedekia (pasal 21-25, 34; Yer 21:1--25:38; Yer 34:1-22), termasuk runtuhnya Yerusalem (pasal 39; Yer 39:1-18), dan
3. (3) aneka peristiwa internasional yang melibatkan Babel dan bangsa-bangsa lainnya (pasal 25-29, 46-52; Yer 25:1--29:32; Yer 46:1--52:34).

Seperti Yehezkiel, Yeremia memakai berbagai tindakan yang bersifat perumpamaan dan lambang untuk mengilustrasikan berita nubuatnya dengan lebih jelas: mis. ikat pinggang yang lapuk (Yer 13:1-14), musim kering (Yer 14:1-9), larangan oleh Allah untuk menikah dan mempunyai anak (Yer 16:1-9), penjunan dan tanah liat (Yer 18:1-11), buli-buli yang dihancurkan penjunan (Yer 19:1-13), dua keranjang buah ara (Yer 24:1-10), kuk di pundaknya (Yer 27:1-11), pembelian ladang di kota kelahirannya (Yer 32:6-15), dan batu-batu besar yang disembunyikan dalam pelataran istana Firaun (Yer 43:8-13). Pemahaman Yeremia yang jelas akan panggilannya sebagai nabi (Yer 1:17), seiring dengan penegasan Allah yang berulang-ulang (mis. Yer 3:12; Yer 7:2,27-28; Yer 11:2,6; Yer 13:12-13; Yer 17:19-20), memungkinkan dia untuk memberitakan nubuatnya dengan tegas dan setia kepada Yehuda kendatipun tanggapan yang terus diterimanya adalah permusuhan, penolakan, dan penganiayaan (mis. Yer 15:20-21). Setelah kebinasaan Yerusalem, Yeremia dipaksa pergi ke Mesir di mana ia tetap bernubuat sampai kematiannya (pasal 43-44; Yer 43:1--44:30).

Tujuh ciri utama menandai kitab Yeremia.

1. (1) Kitab ini menjadi kitab terpanjang kedua dalam Alkitab, berisi lebih banyak kata (bukan pasal) daripada kitab lainnya selain Mazmur.
2. (2) Kehidupan dan pergumulan pribadi Yeremia selaku nabi diungkapkan dengan lebih mendalam dan terinci dibandingkan nabi PL lainnya.
3. (3) Kitab ini sarat dengan kesedihan, sakit hati, dan ratapan dari "nabi peratap" itu karena pemberontakan Yehuda. Kendatipun berita Yeremia itu keras, ia menderita kesedihan dan hancur hati yang mendalam karena umat Allah; namun kesetiaannya adalah terutama kepada Allah, dan ia merasa kesedihan yang paling dalam karena hati Allah terluka.
4. (4) Salah satu kata kunci ialah "murtad," (dipergunakan 8 kali) dan "tidak setia" (dipakai 9 kali), dan tema yang muncul terus ialah hukuman Allah yang tidak terelakkan lagi atas pemberontakan dan kemurtadan.
5. (5) Satu-satunya penyataan teologis yang terbesar di kitab ini ialah konsep "perjanjian baru" yang akan ditetapkan Allah dengan umat-Nya yang setia pada saat pemulihan kelak (Yer 31:31-34).
6. (6) Syairnya mengesankan dan penuh perasaan seperti syair Alkitab lainnya, dengan kelimpahan metafora, ungkapan-ungkapan yang hidup dan bagian-bagian patut diingat.
7. (7) Rujukan terhadap Babel di dalam nubuat Yeremia (164) lebih banyak daripada di semua bagian lain di Alkitab.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Yeremia terutama di kutip dalam PB berkenaan dengan nubuatnya tentang "perjanjian baru" (Yer 31:31-34). Sekalipun Israel dan Yehuda berkali-kali melanggar perjanjian-perjanjian Allah dan kemudian dihancurkan dalam hukuman akibat kemurtadan mereka, Yeremia menubuatkan suatu saat ketika Allah akan mengikat perjanjian yang baru dengan mereka (Yer 31:31). PB menjelaskan bahwa perjanjian yang baru ini ditetapkan dengan kematian dan kebangkitan Kristus (Luk 22:20; bd. Mat 26:26-29; Mr 14:22-25), dan kini digenapi di dalam gereja selaku umat perjanjian baru Allah (Ibr 8:8-13) dan akan mencapai puncak kesempurnaan dalam penyelamatan Israel yang luar biasa (Rom 11:27). Bagian-bagian lain tentang Mesias di Yeremia yang diterapkan kepada Yesus Kristus dalam PB adalah:

1. (1) Mesias sebagai gembala yang baik dan tunas Daud yang adil (Yer 23:1-8; lih. Mat 21:8-9; Yoh 10:1-18; 1Kor 1:30; 2Kor 5:21);
2. (2) ratapan yang hebat di Rama (Yer 31:15) digenapi saat Herodes berusaha membunuh bayi Yesus (lih. Mat 2:17-18); dan
3. (3) semangat Mesias akan kesucian rumah Allah (Yer 7:11) ditunjukkan ketika Yesus menyucikan Bait Allah. (lih. Mat 21:13; Mr 11:17; Luk 19:4).

Musuh dikirim untuk melawan Yehuda

Pesan kedua Yeremia, dilanjutkan. Kengerian yang pasti akan terjadi karena dosa.

6:1 Musuh-musuh dikirim menentang Yehuda,
6:4 menguatkan diri mereka sendiri.
6:6 TUHAN menyerang mereka karena dosa-dosa mereka.
6:9 Nabi meratapi penghukuman TUHAN karena dosa-dosa mereka.
6:18 Dia menyerukan murka TUHAN.
6:26 Dia menyuruh umat untuk berkabung karena penghukuman atas dosa-dosa mereka.

Malapetaka yang akan menimpa Yerusalem dan Yehuda (6:1-26)
Yeremia menjadi penguji umat (6:27-30)

Allah, Yeremia.

Benyamin, Bet-Kerem, Israel, Puputan, Sion, Syeba, Tekoa, TUHAN, Yerusalem

Allah atas belas kasihan segan untuk beranjak bahkan dari umat yang menjengkelkan, dan dengan sungguh meminta mereka dengan penyesalan yang sungguh agar terhindar dari hukuman-Nya yang kejam. Mereka yang binasa dalam dosa pasti akan ditinggalkan oleh Dia, dan mereka yang ditinggalkan-Nya pastilah binasa.

-

Pasal 6 dari Kitab Yeremia berbicara tentang ancaman dan hukuman yang akan datang atas kejahatan dan ketidaktaatan bangsa Israel. Allah menyatakan bahwa Dia akan menghancurkan kota Yerusalem dan menghukum penduduknya karena mereka terus melakukan kejahatan dan penindasan. Allah juga menegur para pemimpin dan nabi palsu yang berdusta kepada umat-Nya. Meskipun Allah mengirimkan nabi-Nya untuk memperingatkan mereka, bangsa Israel tetap enggan mendengarkan dan menolak hukum-hukum-Nya. Oleh karena itu, Allah akan mendatangkan bencana dan musuh dari utara untuk menghukum mereka. Pasal ini juga menggambarkan kesedihan dan keputusasaan yang dirasakan oleh Yeremia dan umat Allah karena mereka menyaksikan kehancuran yang akan datang.

Latar belakang dari pasal 6 Kitab Yeremia adalah pada masa pemerintahan raja Yoyakim di Kerajaan Yehuda sekitar abad ke-7 SM. Pada saat itu, bangsa Yehuda telah jatuh ke dalam dosa dan penyembahan berhala, meninggalkan perjanjian mereka dengan Allah. Yeremia adalah seorang nabi yang dipanggil oleh Allah untuk menyampaikan pesan-Nya kepada bangsa Yehuda.

Dalam pasal-pasal sebelumnya, Yeremia telah mengingatkan bangsa Yehuda tentang dosa-dosa mereka dan ancaman hukuman yang akan datang jika mereka tidak bertobat. Dia juga telah memperingatkan mereka tentang kehancuran yang akan menimpa Yerusalem dan Bait Suci jika mereka tidak kembali kepada Allah.

Dalam pasal 6, Yeremia melanjutkan pesannya dengan menggambarkan keadaan bangsa Yehuda yang keras kepala dan tidak mau mendengarkan. Mereka terus melakukan dosa-dosa mereka dan menolak untuk bertobat. Yeremia menggambarkan mereka sebagai "kota yang durhaka" dan "bangsa yang tidak taat".

Yeremia juga mengingatkan mereka bahwa Allah akan mengirim musuh dari utara untuk menyerang dan menghancurkan Yerusalem. Dia memperingatkan bahwa tidak ada tempat perlindungan yang aman bagi mereka dan bahwa mereka harus segera bertobat dan kembali kepada Allah.

Secara teologis, pasal 6 menggambarkan konsekuensi dari dosa dan penolakan bangsa Yehuda terhadap Allah. Pesan Yeremia adalah panggilan untuk bertobat dan kembali kepada Allah agar mereka dapat menghindari hukuman yang akan datang.

Dengan demikian, pasal 6 Kitab Yeremia memberikan gambaran tentang kondisi spiritual dan moral bangsa Yehuda pada saat itu, serta panggilan untuk bertobat dan kembali kepada Allah.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Yeremia Pasal 6:

1. Peringatan akan bencana yang akan datang (Yeremia 6:1-5)
- Yeremia memperingatkan anak-anak Benyamin untuk melarikan diri dari Yerusalem karena bencana yang akan datang.
- Bencana tersebut akan menghancurkan Putri Sion dan mengakibatkan penindasan dan kehancuran.

2. Kehancuran dan kejahatan di Yerusalem (Yeremia 6:6-8)
- Yeremia menggambarkan Yerusalem sebagai kota yang penuh dengan kejahatan dan kekerasan.
- Kota ini terus melakukan kejahatan dan penyakit serta luka-luka selalu ada di depan Tuhan.

3. Kehancuran dan penawanan penduduk Yerusalem (Yeremia 6:9-15)
- Tuhan menyatakan bahwa penduduk Yerusalem akan ditawan dan rumah-rumah mereka akan diserahkan kepada orang lain.
- Hal ini disebabkan oleh keserakahan dan kebohongan dari yang paling kecil sampai yang paling besar di antara mereka.

4. Penolakan penduduk Yerusalem terhadap firman Tuhan (Yeremia 6:16-19)
- Tuhan mengingatkan penduduk Yerusalem untuk mencari jalan yang benar dan berjalan di situ untuk menemukan peristirahatan bagi jiwa mereka.
- Namun, mereka menolak untuk mendengarkan dan mengikuti firman Tuhan.

5. Hukuman Tuhan atas penduduk Yerusalem (Yeremia 6:20-26)
- Tuhan menyatakan bahwa Ia akan mendatangkan bencana atas penduduk Yerusalem sebagai akibat dari penolakan mereka terhadap firman-Nya.
- Bangsa yang kejam dan tidak memiliki belas kasihan akan datang dari tanah utara untuk menyerang Yerusalem.

6. Pemberontakan dan kejahatan penduduk Yerusalem (Yeremia 6:27-30)
- Yeremia menggambarkan penduduk Yerusalem sebagai pemberontak yang keras kepala dan pemfitnah.
- Meskipun ada upaya untuk memurnikan mereka, tetapi sia-sia karena orang jahat tidak disingkirkan.

Orang-orang yang tercantum dalam pasal ini:
- Anak-anak Benyamin
- Gembala dan kawanan ternak
- Penduduk Yerusalem
- Penduduk negeri itu
- Suami dan istri
- Orang-orang tua dan orang-orang lanjut usia
- Para nabi
- Para imam
- Bangsa-bangsa
- Jemaat
- Bapak-bapak dan anak-anak
- Tetangga dan teman
- Musuh
- Putri Sion
- Perempuan yang melahirkan
- Putri jemaat-Ku
- Si perusak
- Para pemfitnah
- Orang jahat

Lokasi yang tercantum dalam pasal ini:
- Yerusalem
- Tekoa
- Bet-Kerem
- Puri-puri
- Jalan-jalan lama
- Tanah utara
- Tempat-tempat terjauh di bumi
- Ladang
- Jalan
- Aba

Kata kunci dalam Kitab Yeremia Pasal 6 adalah sebagai berikut:

1. Larilah: Menggambarkan perintah untuk melarikan diri dari bencana yang akan datang.
2. Bencana: Mengacu pada ancaman kehancuran yang akan menimpa Yerusalem.
3. Gembala dan kawanan ternak: Melambangkan penjajah yang akan menyerang dan menguasai Yerusalem.
4. Tendanya: Menunjukkan bahwa penjajah akan menetap dan menguasai kota tersebut.
5. Hukuman: Allah akan menghukum Yerusalem karena kejahatan dan kekerasan yang terjadi di dalamnya.
6. Pohon anggur: Menggambarkan sisa-sisa Israel yang akan dihukum dan dihancurkan.
7. Penduduk negeri: Akan ditimpa hukuman Allah, termasuk penawanan dan kehilangan harta benda.
8. Para nabi dan imam: Mereka juga terlibat dalam kejahatan dan kebohongan, dan akan menerima hukuman.
9. Jalan yang benar: Allah mengingatkan umat-Nya untuk mencari jalan yang benar dan menemukan peristirahatan bagi jiwa mereka.
10. Kurban yang tidak diterima: Allah menolak kurban-kurban yang tidak diiringi dengan hati yang tulus dan ketaatan kepada-Nya.
11. Bangsa dari tanah utara: Mengacu pada bangsa penjajah yang akan datang dan menyerang Yerusalem.
12. Berkabung dan bergulung dalam abu: Menggambarkan kesedihan dan keputusasaan umat Allah dalam menghadapi bencana yang akan datang.
13. Pemberontak: Menggambarkan umat Allah yang keras kepala dan terlibat dalam dosa dan pemberontakan.
14. Perak yang tertolak: Mengacu pada umat Allah yang ditolak oleh Allah karena kejahatan mereka.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh TUHAN melalui nabi Yeremia dalam pasal ini?
2. Bagaimana gambaran keadaan spiritual dan moral umat Allah pada waktu itu, seperti yang digambarkan dalam pasal ini?
3. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap umat Allah yang menolak mendengarkan firman TUHAN dan hukum-hukum-Nya?
4. Bagaimana kita dapat menghindari menjadi seperti umat Allah pada waktu itu, yang melakukan kejahatan dan menolak mendengarkan firman TUHAN?

Pertanyaan diskusi:
1. Mengapa TUHAN memutuskan untuk menghukum umat-Nya dengan cara yang keras? Apakah ada alasan tertentu di balik keputusan-Nya?
2. Bagaimana kita dapat mengaplikasikan pesan dari pasal ini dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai orang percaya?
3. Apa yang dapat kita pelajari dari gambaran bangsa yang datang dari tanah utara dan menghancurkan Yerusalem? Apakah ada pesan yang relevan bagi kita saat ini?
4. Bagaimana kita dapat memperkuat pendengaran kita terhadap firman TUHAN dan menghindari menjadi keras kepala seperti umat Allah pada waktu itu?

Hal-hal menarik terkait Kitab Yeremia pasal 6:
1. Pasal ini menggambarkan keadaan yang suram di Yerusalem pada waktu itu, di mana kejahatan dan kehancuran merajalela.
2. TUHAN memperingatkan umat-Nya tentang bencana yang akan datang dan mengajak mereka untuk bertobat dan kembali kepada-Nya.
3. Pasal ini juga menggambarkan keengganan umat Allah untuk mendengarkan dan taat kepada firman TUHAN, yang menyebabkan mereka mengalami hukuman-Nya.
4. Pesan utama dari pasal ini adalah pentingnya mendengarkan dan taat kepada firman TUHAN, serta konsekuensi yang akan terjadi jika kita menolak-Nya.

Dalam pasal 6 Kitab Yeremia, terdapat beberapa hal yang dapat dipelajari dan diterapkan dalam hidup:

1. Peringatan akan bencana: Pasal ini mengingatkan kita akan bahaya dan kehancuran yang mengintai jika kita tidak hidup sesuai dengan kehendak Allah. Hal ini mengajarkan pentingnya hidup taat dan setia kepada-Nya.

2. Penyembuhan yang semu: Pasal ini menyoroti bahaya dari pemimpin agama yang tidak setia dan berdusta. Mereka menyembuhkan luka umat Allah dengan enteng dan memberikan janji-janji palsu. Hal ini mengajarkan kita untuk berhati-hati terhadap pemimpin yang tidak jujur dan untuk mencari penyembuhan yang sejati dalam Firman Allah.

3. Kehilangan kedamaian: Pasal ini menggambarkan bahwa ketidaktaatan dan kejahatan akan mengakibatkan kehilangan kedamaian. Allah menuntut umat-Nya untuk hidup sesuai dengan hukum-hukum-Nya agar dapat menikmati damai sejahtera yang hanya diberikan oleh-Nya.

4. Penghukuman atas ketidaktaatan: Pasal ini mengungkapkan bahwa Allah akan menghukum umat-Nya karena ketidaktaatan mereka. Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya hidup dalam ketaatan dan takut akan Tuhan.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Memohon ampunan dan pertobatan: Memohon ampunan atas dosa-dosa kita dan meminta Allah untuk membimbing kita dalam hidup yang taat dan setia kepada-Nya.

2. Memohon kebijaksanaan: Memohon kepada Allah agar memberikan kebijaksanaan dalam memilih pemimpin rohani yang jujur dan setia, serta dalam menghindari pengaruh yang salah.

3. Memohon perlindungan dan kekuatan: Memohon kepada Allah agar memberikan perlindungan dan kekuatan dalam menghadapi godaan dan tantangan yang datang akibat hidup dalam ketaatan kepada-Nya.

4. Memohon pemurnian: Memohon kepada Allah agar Dia memurnikan hati dan hidup kita, sehingga kita dapat hidup sesuai dengan kehendak-Nya dan menjadi saksi yang setia bagi-Nya.

Semoga doa-doa ini membantu kita untuk hidup dalam ketaatan dan setia kepada Allah, serta menghindari bahaya dan kehancuran yang mengintai.