Statistik	8 pasal, 117 ayat, 2.661 kata
Penulis	Salomo
Tema	Kasih dalam Pernikahan; Persekutuan Kristus dengan umatNya merupakan keharusan.
Waktu	+ 960 SM
Tempat	Sunem
Kata Kunci	Yang Terkasih.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Kekasih dan Mempelai Pria kita

Secara harfiah, nama Ibrani kitab ini diterjemahkan Nyanyian Atas Segala Nyanyian suatu ungkapan yang berarti "Nyanyian yang Terbaik" (sama seperti "Raja atas segala raja" berarti "Raja yang Maha Besar"); karena itu kitab ini dianggap sebagai nyanyian pernikahan yang terbaik yang pernah digubah. Salomo dianggap sebagai penggubah Kidung Agung ini (Kid 1:1).

Salomo menjadi penggubah sekitar 1005 nyanyian (1Raj 4:32). Di dalam ayat judul namanya disebutkan (Kid 1:1), dan sebanyak enam kali di dalam kitab ini (Kid 1:5; Kid 3:7,9,11; Kid 8:11-12). Ia juga dikenal sebagai mempelai laki-laki ("kekasih"); pada mulanya kitab ini mungkin merupakan rangkaian syair di antara Salomo dengan mempelai perempuannya. Kedelapan pasal kitab ini menyebut paling sedikit 15 jenis binatang dan 21 jenis tanaman; kedua kelompok ini diteliti dan disebutkan oleh Salomo dalam banyak lagu gubahannya (1Raj 4:33). Akhirnya, berbagai acuan ilmu bumi di dalam kitab ini menunjuk kepada tempat-tempat di seluruh Israel, yang menunjukkan bahwa kitab ini digubah sebelum negeri itu terbelah dua menjadi kerajaan utara dan selatan.

Rupanya Salomo sudah menggubah kitab ini pada usia muda sebagai raja Israel, jauh sebelum ia memiliki 300 istri dan 700 gundik (1Raj 11:3); namun timbul pertanyaan: bagaimana Salomo bisa memakai bahasa yang menunjukkan monogami jikalau dia sudah mempunyai 140 istri dan gundik (Kid 6:8)? Mungkin jawabannya ialah bahwa gadis Sulam itu (Kid 6:13) adalah istri pertama Salomo pada masa muda sebelum ia naik takhta (Kid 3:11; Kid 6:8) mungkin mencerminkan keadaan ketika kitab ini digubah secara resmi untuk diterbitkan. Gadis Sulam dilukiskan sebagai gadis biasa dari pedesaan, menarik dan jelita. Perasan Salomo terpikat secara mendalam dengan gadis ini sebagaimana biasanya orang terpikat kepada kekasih dan pengantin pertamanya.

Secara liturgis, Kidung Agung menjadi salah satu di antara lima gulungan dari bagian ketiga Alkitab Ibrani, yaitu _Hagiographa_ ("Tulisan-Tulisan Kudus"). Masing-masing tulisan ini dibacakan di hadapan umum pada hari raya Yahudi tertentu; kitab ini dibacakan pada hari raya Paskah.

1. Judul
   (Kid 1:1)
   
2. I. Syair Pertama: Mempelai Wanita Merindukan Mempelai Laki-Laki
   (Kid 1:2-2:7)
   
1. A. Kerinduannya Diungkapkan
   (Kid 1:2-4a)
   
2. B. Dukungan Para Sahabatnya
   (Kid 1:4b)
   
3. C. Pertanyaannya
   (Kid 1:5-7)
   
4. D. Nasihat Para Sahabatnya
   (Kid 1:8)
   
5. E. Mempelai Laki-Laki Tampil dan Berbicara
   (Kid 1:9-11)
   
6. F. Pernyataan Kasih Sayang di Antara Kedua Mempelai
   (Kid 1:12-2:7)
   
3. II. Syair Kedua: Kedua Kekasih Saling Mencari dan Berjumpa
   (Kid 2:8-3:5)
   
1. A. Mempelai Wanita Melihat Kedatangan Mempelainya
   (Kid 2:8-9)
   
2. B. Perkataan Pembukaan Mempelai Laki-Laki
   (Kid 2:10-15)
   
3. C. Ungkapan Kasih Khusus Mempelai Wanita
   (Kid 2:16-17)
   
4. D. Mempelai Laki-Laki Hilang dan Ditemukan Kembali
   (Kid 3:1-5)
   
4. III.Syair Ketiga: Iringan Pernikahan
   (Kid 3:6-5:1)
   
1. A. Mempelai Laki-Laki Mendekati
   (Kid 3:6-11)
   
2. B. Kasih Mempelai Laki-Laki Kepada Mempelai Wanita
   (Kid 4:1-15)
   
3. C. Mempelai Wanita dan Mempelai Laki-Laki Bersatu
   (Kid 4:16-5:1)
   
5. IV. Syair Keempat: Mempelai Wanita Takut Kehilangan Kekasihnya
   (Kid 5:2-6:3)
   
1. A. Mimpi Mempelai Wanita pada Malam Hari
   (Kid 5:2-7)
   
2. B. Mempelai Wanita dan Para Sahabatnya Membicarakan Mempelai Laki-Laki
   (Kid 5:8-16)
   
3. C. Tempat yang Didatangi Mempelai Laki-Laki
   (Kid 6:1-3)
   
6. V. Syair Kelima: Kecantikan Mempelai Wanita
   (Kid 6:4-8:4)
   
1. A. Penggambaran Mempelai Wanita oleh Mempelai Laki-Laki
   (Kid 6:4-9)
   
2. B. Mempelai Laki-Laki dan Para Sahabatnya Membicarakan Mempelai Wanita
   (Kid 6:10-13)
   
3. C. Penggambaran Mempelai Wanita Selanjutnya
   (Kid 7:1-8)
   
4. D. Kasih Sayang Mempelai Wanita untuk Mempelai Laki-Laki
   (Kid 7:9-8:4)
   
7. VI. Syair Keenam: Puncak Keindahan Kasih
   (Kid 8:5-14)
   
1. A. Hebatnya Kasih
   (Kid 8:5-7)
   
2. B. Perluasan Kasih
   (Kid 8:8-9)
   
3. C. Kepuasan Kasih
   (Kid 8:10-14)
   

Kitab ini diilhamkan oleh Roh Kudus dan dimasukkan ke dalam Alkitab untuk menggarisbawahi asal-usul ilahi dari sukacita dan martabat kasih manusia di dalam pernikahan. Kitab Kejadian menyatakan bahwa seksualitas manusia dan pernikahan mendahului kejatuhan manusia ke dalam dosa (Kej 2:18-25). Walaupun dosa telah menodai bidang pengalaman manusia yang paling penting ini, Allah ingin kita tahu bahwa pernikahan itu bisa murni, sehat, dan indah. Karena itu Kidung Agung, memberikan model yang bersifat memperbaiki di antara dua ekstrem dalam sejarah:

1. (1) peninggalan kasih pernikahan untuk perilaku seksual yang tidak wajar (yaitu, hubungan homoseksual atau lesbian) dan hubungan heteroseksual sepintas di luar pernikahan, dan
2. (2) pertapaan yang sering kali secara keliru dianggap pandangan Kristen terhadap seks, yang menyangkal kasih jasmaniah di dalam hubungan pernikahan.

Camkanlah tema-tema di bawah ini sehubungan dengan sikap keduniawian dewasa ini dan sikap kekristenan kita. Bagaimana tema-tema itu dapat menjadi pedoman bagi hubungan perkawinan dewasa ini?

1. Kenikmatan cinta
"Betapa nikmat kasih-Mu, dinda, pengantinku! Jauh lebih nikmat cintamu daripada anggur" (Kid 4:10). Lihat juga Kid 1:2,4; 7:6

2. Kuatnya cinta
"Taruhlah aku seperti meterai pada lenganmu; karena cinta kuat seperti maut" (Kid 8:6).

3. Janji perkawinan
"Aku kepunyaan kekasihku dan kepunyaanku kekasihku" (Kid 6:3). Lihat juga Kid 2:16; 7:10

4. Nilai cinta
"Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina" (Kid 8:7)

5. Cinta tidak boleh dianggap enteng
"Kusumpahi kamu, putra-putri Yerusalem: mengapa kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya? (Kid 8:4). Lihat juga Kid 2:7; 3:5.

Isi kitab ini tidak dapat dianalisis dengan mudah. Isinya tidak bergerak secara metodis dan logis dari pasal pertama hingga terakhir, melainkan melingkar-lingkar sekitar tema inti yaitu kasih. Sebagai kidung, kitab ini terdiri atas enam stanza atau syair, masing-masing membahas suatu aspek dari perilaku pacaran dan kasih pernikahan antara Salomo dengan pengantinnya (Kid 1:2--2:7; Kid 2:8--3:5; Kid 3:6--5:1; Kid 5:2--6:3; Kid 6:4--8:4; Kid 8:5-14). Keperawanan mempelai wanita dilukiskan sebagai "kebun tertutup" (Kid 4:12) dan penyempurnaan pernikahan sebagai memasuki kebun untuk menikmati buah-buah pilihan (Kid 4:16; Kid 5:1). Sebagian besar percakapan adalah di antara mempelai wanita (gadis Sulam), Salomo sang raja, dan sekelompok teman dari mempelai laki-laki dan wanita yang disebut "gadis-gadis Yerusalem". Ketika kedua mempelai sedang berdua, mereka terpuaskan; ketika mereka terpisah, mereka mengalami kerinduan satu sama lain. Puncak sastra kidung ini adalah Kid 8:6-7.

Empat ciri utama menandai kitab ini.

1. (1) Inilah satu-satunya kitab Alkitab yang khususnya membahas kasih unik di antara dua orang mempelai. Seluruh kitab ini melukiskan masa bercumbu-cumbuan dan kasih pernikahan, khususnya kebahagiaan orang yang baru menikah.
2. (2) Kitab ini merupakan karya sastra akbar yang penuh dengan kiasan sensual yang sopan, terutama diambil dari alam. Aneka metafora dan bahasa deskriptif melukiskan perasaan, kuasa, dan keindahan dari kasih pernikahan yang romantis, yang dipandang murni dan suci pada zaman Alkitab.
3. (3) Kitab ini termasuk salah satu dari sejumlah kecil kitab PL yang tidak dikutip atau disinggung dalam PB.
4. (4) Merupakan satu dari dua kitab (bd. kitab Ester) PL yang tidak secara jelas menyebutkan Allah (sekalipun beberapa naskah berisi petunjuk kepada "Tuhan" dalam Kid 8:6).

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

1. (1) Kidung Agung melambangkan sebuah tema PB yang dinyatakan kepada penulis surat Ibrani, "Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur" (Ibr 13:4). Orang Kristen boleh dan bahkan seharusnya menikmati kasih romantis di dalam ikatan pernikahan.
2. (2) Banyak penafsir pada masa lampau telah menganggap kitab ini terutama atau khususnya sebagai kiasan bersifat nubuat yang melukiskan hubungan kasih di antara Allah dengan Israel, atau di antara Kristus dengan gereja, mempelai-Nya.

Karena PB tidak pernah memandang Kidung Agung dengan cara demikian, bahkan sama sekali tidak mengutipnya, maka penafsiran ini sangat diragukan. Alkitab tidak pernah menunjukkan bahwa aspek apa pun dalam pernikahan Salomo dimaksudkan oleh Tuhan sebagai "lambang" Kristus. Akan tetapi, karena beberapa nas penting PB melukiskan kasih Kristus bagi gereja dengan memakai hubungan pernikahan (mis. 2Kor 11:2; Ef 5:22-33; Wahy 19:7-9; Wahy 21:1-2,9), kitab ini dapat dipandang sebagai melukiskan kualitas kasih yang ada di antara Kristus dan mempelai-Nya, yaitu gereja. Kasih itu merupakan kasih yang ekslusif, penuh pengabdian dan sangat pribadi sehingga tidak memberi peluang untuk bercumbu dengan pihak yang lain.

Anugerah-anugerah jemaat

Penggambaran akan kecantikan Mempelai wanita lebih lanjut.

7:1 Gambaran lebih lanjut tentang kebaikan umat.
7:10 Umat menyatakan imannya dan kerinduannya.

Kenikmatan cinta (7:6--8:4)

Salomo, Mempelai (Kristus, Gereja).

Damsyik, Hesybon, Karmel, Libanon

Mempelai Kristus menggambarkan Raja segala raja dan di dalam indahnya kekudusan, melampaui apa yang bisa dijangkau oleh alam. Di dalam menanggapi ungkapan pujian Kristus atas milik-Nya, orang percaya harusnya menang di dalam hubungan dengan Dia dan bersuka di dalam-Nya.

ay. 11. Orang-orang yang mengasihi Kristus akan berpaling dari kesenangan dunia, berusaha untuk ikut bersama dengan Dia tanpa gangguan. Jika kita tetap mengarahkan mata kepada Kristus, kita bisa menyadari penyertaaan-Nya dengan kita kemanapun kita pergi (saya berjalan bersama dengan Raja, haleluya!).

Pasal 7 dari Kitab Kidung Agung menggambarkan keindahan dan kecantikan seorang putri bangsawan. Kakinya yang indah dengan kasut-kasutnya, pinggangnya yang lekuk seperti perhiasan, dan pusarnya yang seperti cawan bulat yang tidak pernah kekurangan anggur campuran. Perutnya bagaikan timbunan gandum yang berpagarkan bunga-bunga bakung, dan kedua buah dadanya seperti dua anak rusa. Matanya seperti telaga-telaga di Hesybon, hidungnya seperti menara Lebanon yang menghadap ke Damsyik, dan kepalanya seperti Bukit Karmel dengan rambut merah lembayung. Pasal ini juga menggambarkan kekasihnya yang terpikat oleh kecantikan dan keindahannya. Mereka berjanji untuk pergi ke padang dan bermalam di desa-desa, serta pergi ke kebun anggur untuk melihat pertumbuhan pohon anggur dan bunga-bunganya. Pasal ini menggambarkan kasih sayang dan keinginan mereka untuk bersama-sama, serta keinginan untuk memberikan yang terbaik satu sama lain.

Kitab Kidung Agung adalah sebuah kumpulan puisi cinta yang terdiri dari 8 pasal. Pasal 7 berbicara tentang kecantikan dan daya tarik fisik seorang wanita yang dicintai oleh kekasihnya.

Secara historis, Kitab Kidung Agung diyakini ditulis pada zaman raja Salomo sekitar abad ke-10 SM. Namun, ada juga pendapat yang berpendapat bahwa kitab ini ditulis pada periode yang lebih baru.

Dalam konteks budaya, puisi-puisi dalam Kitab Kidung Agung mencerminkan kehidupan dan kebudayaan masyarakat Israel pada masa itu. Puisi-puisi ini menggambarkan keindahan alam, kehidupan sehari-hari, dan hubungan antara pria dan wanita.

Secara literatur, Kitab Kidung Agung menggunakan bahasa metaforis dan imajinatif untuk menggambarkan perasaan cinta dan keindahan. Puisi-puisi ini sering kali menggunakan gambaran alam dan objek-objek alam untuk mengungkapkan perasaan dan pengalaman emosional.

Dalam konteks teologis, Kitab Kidung Agung dianggap sebagai gambaran metaforis tentang hubungan antara Allah dan umat-Nya. Beberapa teolog melihat kitab ini sebagai gambaran tentang hubungan antara Kristus dan gereja-Nya.

Sebelum pasal 7, pasal-pasal sebelumnya dalam Kitab Kidung Agung menggambarkan perasaan cinta dan keinginan antara kekasih-kekasih. Puisi-puisi ini menggambarkan perjalanan cinta mereka, keinginan untuk bersatu, dan keindahan fisik mereka.

Dalam pasal 7, kekasih menggambarkan kecantikan dan daya tarik fisik wanita yang dicintainya. Dia memuji keindahan wajah, mata, rambut, gigi, bibir, dan tubuhnya. Puisi ini menggambarkan perasaan cinta dan kekaguman yang mendalam.

Dengan latar belakang ini, pasal 7 Kitab Kidung Agung memberikan gambaran tentang keindahan fisik dan perasaan cinta yang kuat antara kekasih-kekasih.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Kidung Agung Pasal 7:

1. Keindahan fisik dan daya tarik sang putri (ayat 1-6)
- Kakinya yang indah dengan kasut-kasutnya (ayat 1)
- Lekuk pinggangnya yang seperti perhiasan (ayat 1)
- Pusarnya yang seperti cawan bulat yang tidak kekurangan anggur (ayat 2)
- Perutnya yang seperti timbunan gandum dengan bunga-bunga bakung (ayat 2)
- Dua buah dadunya yang seperti anak rusa atau anak kembar kijang (ayat 3)
- Lehernya yang seperti menara gading (ayat 4)
- Matanya yang seperti telaga-telaga di Hesybon (ayat 4)
- Hidungnya yang seperti menara Lebanon yang menghadap ke Damsyik (ayat 4)
- Kepalanya yang seperti Bukit Karmel dengan rambut merah lembayung (ayat 5)
- Raja yang tertawan oleh keindahan rambutnya (ayat 5)
- Kecantikan dan kelembutan sang kekasih dalam kesenangan (ayat 6)

2. Keindahan dan keharuman sang kekasih (ayat 7-9)
- Perawakan sang kekasih yang seperti pohon kurma dengan buah dadu yang indah (ayat 7)
- Keinginan untuk memanjat pohon kurma dan memegang buahnya (ayat 8)
- Keinginan agar buah dadu sang kekasih menjadi seperti tandan anggur dan keharuman hidungnya seperti buah apel (ayat 8)
- Mulut sang kekasih yang seperti anggur terbaik yang mengalir dengan lancar (ayat 9)

3. Kekasih yang dimiliki dan diinginkan (ayat 10-13)
- Pengakuan bahwa mereka adalah milik satu sama lain (ayat 10)
- Keinginan untuk pergi ke padang dan bermalam di desa-desa (ayat 11)
- Keinginan untuk pergi ke kebun anggur dan melihat pertumbuhan pohon anggur, bunga-bunga yang mekar, dan pohon delima yang berbunga (ayat 12)
- Janji untuk memberikan kasih kepada sang kekasih (ayat 12)
- Keberlimpahan dan kekayaan yang disimpan untuk sang kekasih (ayat 13)

Referensi:
- Kidung Agung 7:1-13

Orang-orang yang tercantum dalam pasal ini:- Putri bangsawan: Merujuk kepada seorang wanita yang dianggap sebagai putri bangsawan.
- Seniman: Merujuk kepada seorang seniman yang membuat perhiasan.
- Raja: Merujuk kepada seorang raja yang tertawan oleh kecantikan wanita tersebut.
- Kekasih: Merujuk kepada orang yang menjadi kekasih wanita tersebut.

Lokasi yang tercantum dalam pasal ini:
- Hesybon: Sebuah tempat yang memiliki telaga-telaga yang indah.
- Batrabim: Sebuah pintu gerbang yang dekat dengan telaga-telaga di Hesybon.
- Damsyik: Sebuah kota yang dihadap oleh menara Lebanon.
- Bukit Karmel: Sebuah bukit yang memiliki kepala yang merah lembayung.
- Kebun anggur: Sebuah kebun yang berisi pohon-pohon anggur dan pohon-pohon delima.

Berikut adalah kata kunci dalam Kitab "Kidung Agung" pasal 7:

1. Kakimu dengan kasut-kasut itu: Menggambarkan keindahan dan keanggunan putri bangsawan.
2. Lekuk pinggangmu: Menunjukkan kecantikan dan keanggunan tubuh putri bangsawan.
3. Pusarmu: Menggambarkan kesuburan dan keindahan tubuh putri bangsawan.
4. Perutmu: Menunjukkan keindahan dan kemakmuran putri bangsawan.
5. Kedua buah dadamu: Menggambarkan keindahan dan keanggunan tubuh putri bangsawan.
6. Lehermu: Menunjukkan keanggunan dan keindahan putri bangsawan.
7. Matamu: Menggambarkan keindahan dan kecerdasan putri bangsawan.
8. Hidungmu: Menunjukkan keindahan dan keanggunan putri bangsawan.
9. Kepalamu: Menggambarkan keindahan dan keanggunan putri bangsawan.
10. Rambut kepalamu: Menunjukkan keindahan dan keanggunan putri bangsawan.
11. Mulutmu: Menggambarkan keindahan dan kelezatan putri bangsawan.
12. Buah dadamu: Menunjukkan keindahan dan keanggunan tubuh putri bangsawan.
13. Kekasih: Menggambarkan hubungan cinta antara kekasih dan putri bangsawan.
14. Kebun anggur: Melambangkan tempat pertemuan dan keintiman antara kekasih dan putri bangsawan.
15. Buah dudaim: Menunjukkan keharuman dan keindahan yang diberikan oleh kekasih kepada putri bangsawan.
16. Pintu-pintu masuk: Melambangkan tempat kekasih dan putri bangsawan bersatu dan berbagi segala yang terbaik.

Pasal ini menggambarkan keindahan dan keanggunan putri bangsawan serta hubungan cinta yang intim antara kekasih dan putri bangsawan.

Pertanyaan refleksi:
1. Apa yang dapat kita pelajari tentang keindahan dan kecantikan dalam hubungan antara suami dan istri dari pasal ini?
2. Bagaimana gambaran tubuh dan fitur-fitur fisik dalam pasal ini menggambarkan keintiman dan kepuasan dalam hubungan pernikahan?
3. Apa yang dapat kita pelajari tentang pentingnya komunikasi yang intim dan penuh kasih dalam hubungan pernikahan dari pasal ini?
4. Bagaimana pasal ini menggambarkan keinginan dan hasrat yang sehat dalam hubungan pernikahan?
5. Bagaimana pasal ini menggambarkan keindahan dan keharuman dalam hubungan pernikahan?

Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimana pasal ini dapat diterapkan dalam kehidupan pernikahan kita saat ini? Apakah ada prinsip-prinsip yang dapat kita ambil dari pasal ini?
2. Apa yang dapat kita pelajari tentang pentingnya menghargai dan memuji pasangan kita dalam hubungan pernikahan dari pasal ini?
3. Bagaimana pasal ini menggambarkan pentingnya menjaga keintiman dan kepuasan dalam hubungan pernikahan?
4. Bagaimana pasal ini menggambarkan pentingnya saling memberikan dan menerima kasih dalam hubungan pernikahan?
5. Bagaimana pasal ini menggambarkan pentingnya menjaga komunikasi yang terbuka dan penuh kasih dalam hubungan pernikahan?

Hal-hal menarik terkait Kitab "Kidung Agung" pasal "7":
1. Pasal ini menggambarkan keindahan dan kecantikan fisik istri yang dipuji oleh suaminya.
2. Pasal ini menekankan pentingnya keintiman dan kepuasan dalam hubungan pernikahan.
3. Pasal ini menggunakan gambaran alam dan alam semesta untuk menggambarkan keindahan dan keharuman dalam hubungan pernikahan.
4. Pasal ini menunjukkan pentingnya saling menghargai dan memuji dalam hubungan pernikahan.
5. Pasal ini menggambarkan keinginan dan hasrat yang sehat dalam hubungan pernikahan.

Dalam pasal ke-7 dari Kitab Kidung Agung, terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Menghargai keindahan dan keunikan diri sendiri: Pasal ini menggambarkan keindahan dan keunikan seorang wanita. Hal ini mengajarkan kita untuk menghargai dan menerima diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.

2. Menghargai keindahan dan keunikan orang lain: Pasal ini juga menggambarkan keindahan dan keunikan seorang wanita yang dikagumi oleh kekasihnya. Hal ini mengajarkan kita untuk menghargai dan menghormati keindahan dan keunikan orang lain.

3. Menjaga keintiman dalam hubungan: Pasal ini menggambarkan keintiman antara kekasih dan kekasihnya. Hal ini mengajarkan kita untuk menjaga keintiman dalam hubungan kita dengan pasangan hidup atau dengan Tuhan.

4. Menghargai waktu bersama dengan orang yang kita cintai: Pasal ini mengajarkan pentingnya menghabiskan waktu bersama dengan orang yang kita cintai. Hal ini mengajarkan kita untuk menghargai dan memprioritaskan waktu bersama dengan pasangan hidup atau dengan Tuhan.

Doa terkait pasal ini dapat meliputi:

1. Doa untuk menerima dan menghargai diri sendiri: Tuhan, tolong bantu saya untuk menerima dan menghargai diri saya sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang saya miliki. Ajar saya untuk melihat keindahan yang Engkau ciptakan dalam diri saya.

2. Doa untuk menghargai dan menghormati orang lain: Tuhan, tolong bantu saya untuk menghargai dan menghormati keindahan dan keunikan orang lain. Ajar saya untuk melihat orang lain dengan mata kasih dan pengertian.

3. Doa untuk menjaga keintiman dalam hubungan: Tuhan, tolong bantu saya untuk menjaga keintiman dalam hubungan saya dengan pasangan hidup saya. Ajar saya untuk saling mendukung, menghormati, dan mengasihi satu sama lain.

4. Doa untuk menghargai waktu bersama dengan orang yang kita cintai: Tuhan, tolong bantu saya untuk menghargai dan memprioritaskan waktu bersama dengan pasangan hidup saya. Ajar saya untuk menghargai setiap momen yang kami habiskan bersama dan untuk menghormati waktu yang kami miliki bersama.

Semoga kita dapat belajar dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pasal ini dalam kehidupan kita sehari-hari.