Statistik	40 pasal, 1213 ayat, 32.692 kata
Penulis	Musa
Tema	Penebusan; Penebusan melalui darah.
Waktu	Sekitar 1445-1405 SM
Tempat	Mesir, Laut Merah*, Gunung Sinai
Kata Kunci	Paskah.
Kristus Di Alkitab	Dia adalah Anak Domba Paskah

Keluaran melanjutkan kisah yang dimulaikan dalam Kejadian. Judul kitab ini diambil dari kata Yunani _exodos_ (judul yang dipakai di Septuaginta, yaitu PL dalam bahasa Yunani) yang artinya "keluaran" atau "keberangkatan." Kata ini menunjuk kepada pembebasan bangsa Israel secara luar biasa dari perhambaan di Mesir oleh Allah dan keberangkatan mereka dari negeri itu sebagai umat Allah.

Dua persoalan mengenai latar belakang kitab Keluaran telah menimbulkan pertentangan besar: tanggal bangsa Israel keluar dari Mesir dan penulis kitab ini.

1. (1) Para ahli telah mengusulkan dua tanggal keluarnya bangsa Israel itu.
1. (a) "Tanggal yang dini" (juga disebut tanggal alkitabiah) diambil dari 1Raj 6:1 yang menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi 480 tahun sebelum "tahun keempat, sesudah Salomo menjadi raja atas Israel"; berarti peristiwa ini terjadi sekitar 1445 SM. Juga dalam Hak 11:26, Yefta (+ 1100 SM) menyatakan bahwa bangsa Israel telah menduduki tanah mereka selama 300 tahun, yang akan menempatkan saat penaklukan kurang lebih tahun 1400 SM. Kronologi peristiwa keluaran, penaklukan tanah Kanaan, dan periode para hakim ini cocok dengan sejarah Israel yang tercatat selama pemerintahan tiga raja yang pertama (Saul, Daud, dan Salomo).
2. (b) "Tanggal yang belakangan" terjadinya keluaran (+ 1290 SM), diusulkan oleh para peneliti Alkitab yang liberal, berlandaskan anggapan-anggapan tertentu mengenai raja-raja Mesir dan penanggalan arkeologis tentang hancurnya kota-kota di Kanaan sepanjang masa penaklukan pada abad ke-13.
2. (2) Juga terdapat perselisihan pendapat antara para sarjana Alkitab konservatif dan liberal mengenai kepenulisan Musa.
1. (a) Para penafsir modern sering kali memandang kitab ini sebagai hasil karya beberapa orang, yang diselesaikan pada waktu yang lama sekali setelah zaman Musa (disebut teori JDEP).
2. (b) Akan tetapi, tradisi Yahudi sejak zaman Yosua (Yos 8:31-35), ditambah kesaksian Yesus (bd. Mr 12:26), kekristenan yang mula-mula, dan hasil penelitian konservatif masa kini, semuanya menghubungkan asal mula kitab ini dengan Musa (Lihat "PENDAHULUAN ULANGAN" 08021). Lagi pula, bukti-bukti dalam kitab itu sendiri mendukung kepenulisan Musa. Banyak hal-ihwal dalam kitab Keluaran menunjukkan bahwa penulisnya merupakan seorang saksi mata peristiwa-peristiwa yang tercatat (mis. Kel 2:12; Kel 9:31-32; Kel 15:27); juga, bagian-bagian tertentu dalam kitab ini sendiri membuktikan bahwa Musa terlibat langsung dalam penulisannya (mis. Kel 17:14; Kel 24:4; Kel 34:27).

1. I. Penindasan Orang Ibrani di Mesir
   (Kel 1:1-11:10)
   
1. A. Beban Orang yang Tertindas
   (Kel 1:1-22)
   
2. B. Persiapan Sang Pembebas
   (Kel 2:1-4:31)
   
1. 1. Kelahiran Musa dan Empat Puluh Tahun yang Pertama
   (Kel 2:1-15a)
   
2. 2. Pelarian Musa dan Empat Puluh Tahun yang Kedua
   (Kel 2:15-25)
   
3. 3. Panggilan Musa dan Kembalinya ke Mesir
   (Kel 3:1-4:31)
   
3. C. Pergumulan dengan Sang Penindas
   (Kel 5:1-11:10)
   
1. 1. Permintaan: "Biarkan Umat-Ku Pergi"
   (Kel 5:1-3)
   
2. 2. Tanggapan: Penindasan Ditingkatkan
   (Kel 5:4-21)
   
3. 3. Jaminan: Tuhan Akan Menyatakan Ke-Tuhanan-Nya
   (Kel 5:22-7:13)
   
4. 4. Usaha: Sepuluh Tulah
   (Kel 7:14-11:10)
   
2. II. Pembebasan Bangsa Ibrani dari Mesir
   (Kel 12:1-15:21)
   
1. A. Pembebasan Waktu Paskah: Penebusan oleh Darah
   (Kel 12:1-13:16)
   
2. B. Pembebasan di Laut Merah: Penebusan oleh Kuasa
   (Kel 13:17-14:31)
   
3. C. Nyanyian Pembebasan: Pujian kepada Sang Penebus
   (Kel 15:1-21)
   
3. III.Pendidikan Bangsa Ibrani Dalam Perjalanan ke Gunung Sinai
   (Kel 15:22-18:27)
   
1. A. Ujian Kesengsaraan dan Pemeliharaan Ilahi
   (Kel 15:22-17:16)
   
1. 1. Ujian Pertama: Air Pahit di Mara
   (Kel 15:22-27)
   
2. 2. Ujian Kelaparan: Burung Puyuh dan Manna
   (Kel 16:1-36)
   
3. 3. Ujian Ketiga: Air di Rafidim
   (Kel 17:1-7)
   
4. 4. Ujian Pertentangan: Perang dengan Amalek
   (Kel 17:8-16)
   
2. B. Nasihat Jetro yang Bijaksana
   (Kel 18:1-27)
   
4. IV. Perjanjian dengan Bangsa Ibrani di Gunung Sinai
   (Kel 19:1-24:18)
   
1. A. Pengarahan Persiapan kepada Musa
   (Kel 19:1-25)
   
2. B. Sepuluh Hukum: Landasan Hidup Perjanjian
   (Kel 20:1-17)
   
3. C. Peraturan Pelindung Hubungan Perjanjian
   (Kel 20:18-23:19)
   
4. D. Janji-janji Mengenai Tanah Perjanjian
   (Kel 23:20-33)
   
5. E. Pengesahan Perjanjian
   (Kel 24:1-18)
   
5. V. Ibadah Orang Ibrani Dilukiskan di Gunung Sinai
   (Kel 25:1-40:38)
   
1. A. Pengarahan Tentang Kemah Suci
   (Kel 25:1-27:21)
   
2. B. Pengarahan Mengenai Imam
   (Kel 28:1-31:18)
   
3. C. Dosa Penyembahan Berhala
   (Kel 32:1-34:35)
   
4. D. Pelaksanaan Pengarahan Ilahi
   (Kel 35:1-40:38)
   

Keluaran ditulis untuk memberikan laporan tentang tindakan-tindakan Allah yang bersejarah dan bersifat menebus sehingga Israel dibebaskan dari Mesir, ditetapkan sebagai bangsa pilihan-Nya, dan diberi penyataan tertulis mengenai perjanjian-Nya dengan mereka. Kitab ini juga ditulis sebagai mata rantai yang teramat penting dalam keseluruhan penyataan diri Allah yang bertahap-tahap yang mencapai puncaknya di dalam diri Yesus Kristus dan dalam PB.

1. Kemerdekaan
Keluaran dimulai dengan gambaran mengenai bagaimana bangsa Israel menggeliat di bawah kuk perbudakan. Bacalah Keluaran 1:11-14. Kebebasan mereka tidak diperoleh dengan mudah, tetapi kebebasan itu sempurna. Domba Paskah akan selalu dipandang oleh orang Kristen sebagai suatu gambaran dari Anak Domba Allah dan sebagai peringatan bagi kita, bahwa kita pun selalu telah dibebaskan dari bahaya dan perbudakan dosa. Carilah dalam Perjanjian Baru sebutan Yesus sebagai Anak Domba Allah: Yoh 1:29,36; Kis 8:32-35; 1Ko 5:7; 1Pe 1:18, 19, dan telusurilah penggunaan istilah itu dalam Kitab Wahyu. Penghargaan apa yang Anda berikan atas pembebasan Anda dari perbudakan dosa?

2. Peraturan
Para budak yang baru dibebaskan diingatkan bahwa Allah mengharapkan ketaatan dari umat-Nya. Sepuluh Perintah itu sangat luar biasa, karena semua perintah itu membentuk suatu aturan moralitas yang cocok bagi semua orang di segala zaman. Perintah-perintah itu tidak pernah lapuk. Mereka yang telah menerima Yesus sebagai Juruselamat harus ingat, bahwa mereka juga harus menyembah-Nya sebagai Tuhan. Dia berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku" (Yoh 14:15). Pada akhirnya ketaatan akan mempengaruhi sikap dan motivasi serta perbuatan. Periksalah kata-kata Yesus dalam Matius 5:21-48.

3. Penyembahan
Setelah bangsa Israel dibebaskan, mereka segera diberi petunjuk mengenai bagaimana mereka harus menyembah Allah. Kemah Suci merupakan peringatan nyata dari kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya dan bangsa Israel menemukan sifat-sifat kesucian Allah, dan bahwa orang berdosa tidak dapat menghampiri Allah dengan seenaknya. Mezbah kuningan merupakan tempat untuk mengadakan korban bakaran dan ini merupakan satu-satunya jalan untuk menghampiri hadirat Allah. Pakaian imam dirancang dengan teliti, karena ia adalah orang yang mewakili umat di hadapan Allah. Setiap rinci berfungsi untuk menekankan kekudusan Allah. Kita yang telah menjadi imamat rajani dengan menjadi anak-anak Allah diingatkan, bahwa Allah tetap kudus dan hal ini harus tercermin dalam penyembahan kita. Periksalah di dalam Keluaran pemakaian kata-kata "kudus" dan "kekudusan", perhatikan bagaimana kata-kata itu menyangkut baik Allah maupun umat-Nya. Fakta mengenai kekudusan Allah seharusnya membawa pengaruh apa dalam sikap, penyembahan dan cara hidup kita?

Kitab Keluaran dimulai dengan penderitaan keturunan Yakub akibat penindasan, perbudakan, dan pembunuhan bayi di Mesir; kitab ini diakhiri dengan kehadiran, kuasa, dan kemuliaan Allah dinyatakan (yaitu, berdiam) di tengah-tengah umat-Nya yang dibebaskan di tengah padang gurun. Kitab Keluaran terbagi atas tiga bagian.

1. (1) Pasal 1-14 (Kel 1:1--14:31) mengisahkan _Israel di Mesir_ menderita penindasan di bawah raja yang tidak mengenal Yusuf dan Allah yang menebus Israel "dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat" (Kel 6:5). Termasuk peristiwa-peristiwa bersejarah dalam bagian ini ialah:
1. (a) kelahiran Musa, perlindungan dan persiapannya (pasal 2; Kel 2:1-25);
2. (b) panggilan Musa di semak yang menyala (pasal 3-4; Kel 3:1--4:31);
3. (c) kesepuluh tulah (pasal 7-12; Kel 7:1--12:51);
4. (d) Paskah (pasal 12; Kel 12:1-51); dan
5. (e) penyeberangan Laut Merah (pasal 13-14; Kel 13:1--14:31). Keluaran Israel dari Mesir di sepanjang PL dipandang sebagai pengalaman penebusan terbesar di dalam perjanjian yang lama.
2. (2) Pasal 16-18 (Kel 16:1--18:27) menggambarkan _Israel di padang gurun_ menuju ke Gunung Sinai. Allah menuntun umat-Nya yang tertebus dengan tiang awan dan tiang api dan menyediakan manna, burung puyuh serta air, sambil melatih mereka untuk berjalan dengan iman dan ketaatan.
3. (3) Pasal 19-40 (Kel 19:1--40:38) mencatat _Israel di Gunung Sinai_ menerima penyataan yang meliputi
1. (a) perjanjian (pasal 19; Kel 19:1-25),
2. (b) Sepuluh Hukum (pasal 20; Kel 20:1-17), dan
3. (c) kemah suci dan keimaman (pasal 25-31; Kel 25:1--31:18). Kitab ini berakhir dengan penyelesaian kemah suci dan kemuliaan Allah yang memenuhinya (pasal 40; Kel 40:1-38).

Lima ciri utama menandai Keluaran.

1. (1) Kitab ini mencatat keadaan sejarah dari kelahiran Israel sebagai bangsa.
2. (2) Dalam Kesepuluh Hukum (pasal 20; Kel 20:1-17), kitab ini memuat ringkasan hukum moral dan tuntutan kebenaran Allah bagi umat-Nya, dan dengan demikian memberikan landasan bagi etika dan prinsip-prinsip moral alkitabiah dalam penyataan selanjutnya.
3. (3) Merupakan kitab PL terpenting dalam menggambarkan sifat kasih karunia dan kuasa penebusan Allah dalam tindakan. Dari segi PL, Keluaran melukiskan sifat adikodrati pembebasan umat Allah dari bahaya dan perbudakan dosa, Iblis, dan dunia.
4. (4) Seluruh kitab ini penuh dengan penyataan yang agung mengenai Allah yang
1. (a) mulia dalam sifat-sifat-Nya (benar, murah hati, setia, kudus, dan mahakuasa);
2. (b) Tuhan atas sejarah dan raja-raja perkasa;
3. (c) Penebus yang mengikat perjanjian dengan orang yang tertebus;
4. (d) adil dan benar sebagaimana terungkap dalam hukum moral dan pertimbangan-Nya; dan
5. (e) layak disembah dengan tulus sebagai Allah yang mahatinggi yang turun untuk "berdiam" dengan umat-Nya.
5. (5) Kitab Keluaran menekankan bagaimana, apa, dan mengapa ibadah sejati harus menyusul sebagai akibat dari penebusan umat Allah.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Sepanjang Keluaran terdapat bayangan mengenai penebusan yang ditawarkan dalam perjanjian yang baru. Paskah pertama, penyeberangan Laut Merah, dan pemberian Hukum Taurat di Gunung Sinai adalah penting bagi PL sebagaimana kematian, kebangkitan Yesus, dan pemberian Roh Kudus pada hari Pentakosta adalah penting bagi PB. Lambang-lambang dalam Keluaran yang menggambarkan Kristus dan penebusan dalam PB adalah

1. (1) Musa,
2. (2) Paskah,
3. (3) penyeberangan Laut Merah,
4. (4) manna,
5. (5) batu karang dan air,
6. (6) Kemah Suci, dan
7. (7) imam besar.

Tuntutan-tuntutan moral yang mutlak dari Sepuluh Hukum diulangi dalam PB sebagai tuntutan bagi orang percaya perjanjian baru.

Hukum mengenai pembunuhan

Hukum tentang budak. Jaminan nyawa pada orang.

21:1 Peraturan tentang budak.
21:5 Untuk budak yang telinganya ditusuk.
21:7 Untuk budak perempuan.
21:12 Untuk pembunuh manusia.
21:16 Untuk penculik manusia.
21:17 Untuk pengutuk orang tuanya.
21:18 Untuk pemukul.
21:22 Untuk luka akibat kecelakaan.
21:28 Untuk seekor lembu yang menanduk.
21:33 Untuk seseorang yang terluka karena suatu peristiwa. (Untuk seseorang yang terluka pada waktu tertentu)

Tentang hak budak Ibrani (21:1-11)
Peraturan tentang jaminan nyawa sesama manusia (21:12-36)

Allah, Musa.

Allah, Ibrani

Allah yang besar di surga membungkuk berminat dengan setiap urusan di antara manusia dan membuat peraturan bahkan tentang kehilangan gigi.

Allah yang memberi dan memelihara hidup, dengan Hukum-Nya akan melindunginya.

Dalam pasal 21 Kitab Keluaran, Allah memberikan peraturan-peraturan mengenai hukum dan tata tertib bagi umat-Nya. Beberapa peraturan yang disebutkan antara lain: jika seseorang membeli seorang budak Ibrani, budak tersebut harus bekerja selama enam tahun dan dibebaskan pada tahun yang ketujuh. Jika budak tersebut menolak untuk pergi, telinganya akan ditindik dan dia akan menjadi budak selamanya. Jika seseorang menjual anak perempuannya sebagai budak, dia tidak boleh menjualnya kepada orang asing dan harus memperlakukan dia sebagai anak perempuannya. Selain itu, hukuman mati diberlakukan bagi pembunuh, penculik, dan orang yang mengutuk ayah atau ibunya. Hukuman juga diberikan kepada orang yang melukai orang lain secara sengaja. Pasal ini juga mengatur mengenai ganti rugi jika ternak milik seseorang melukai atau membunuh ternak milik orang lain.

Latar belakang dari pasal 21 dalam Kitab Keluaran terletak dalam konteks historis, budaya, literatur, dan teologisnya. Kitab Keluaran adalah bagian dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini menceritakan tentang peristiwa keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dan perjalanan mereka menuju Tanah Perjanjian.

Dalam konteks historis, pasal 21 terjadi setelah bangsa Israel keluar dari Mesir dan tiba di Gunung Sinai. Mereka telah menerima hukum-hukum Allah di Gunung Sinai dan pasal 21 berisi peraturan-peraturan hukum yang diberikan oleh Allah kepada bangsa Israel melalui Musa.

Dalam konteks budaya, bangsa Israel pada saat itu hidup dalam sistem hukum yang berbeda dengan zaman sekarang. Hukum-hukum yang diberikan dalam pasal 21 mencakup berbagai aspek kehidupan seperti hukum perbudakan, hukum pencurian, hukum kerusakan harta benda, hukum perzinahan, dan lain-lain. Hukum-hukum ini mencerminkan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku pada masa itu.

Dalam konteks literatur, pasal 21 merupakan bagian dari Kitab Keluaran yang ditulis oleh Musa. Kitab ini termasuk dalam genre naratif sejarah yang mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah bangsa Israel.

Dalam konteks teologis, pasal 21 menunjukkan bahwa Allah adalah Tuhan yang adil dan menghendaki keadilan di antara umat-Nya. Hukum-hukum yang diberikan dalam pasal ini bertujuan untuk menjaga ketertiban sosial dan mengatur hubungan antara manusia dengan sesamanya serta dengan Allah.

Sebelum pasal 21, dalam pasal 20, Allah memberikan Sepuluh Perintah kepada bangsa Israel di Gunung Sinai. Perintah-perintah ini mencakup hubungan manusia dengan Allah (perintah pertama hingga keempat) dan hubungan manusia dengan sesamanya (perintah kelima hingga kesepuluh). Pasal 21 kemudian melanjutkan dengan memberikan peraturan-peraturan hukum yang lebih rinci untuk mengatur kehidupan sehari-hari bangsa Israel.

Demikianlah latar belakang singkat dari pasal 21 dalam Kitab Keluaran, yang mencakup konteks historis, budaya, literatur, dan teologisnya, serta apa yang terjadi dalam ayat-ayat sebelumnya.

Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Keluaran Pasal 21:

1. Peraturan mengenai budak Ibrani (ayat 2-6)
- Budak Ibrani harus bekerja selama 6 tahun dan dibebaskan pada tahun yang ketujuh.
- Jika budak sudah menikah, istri dan anak-anaknya juga dibebaskan bersamanya.
- Jika budak ingin tetap menjadi budak, telinganya akan ditindik sebagai tanda kesetiaannya.

2. Perlindungan terhadap budak perempuan (ayat 7-11)
- Budak perempuan tidak dapat dibebaskan seperti budak laki-laki.
- Jika budak perempuan tidak disukai oleh tuannya, tuannya harus membiarkannya ditebus.
- Jika tuannya mengambil budak perempuan sebagai istri anaknya, dia harus memperlakukan dia sebagai anak perempuannya.

3. Hukuman bagi pembunuh dan penculik (ayat 12-17)
- Pembunuh harus dihukum mati, kecuali jika dia tidak merencanakannya.
- Penculik harus dihukum mati.
- Siapa pun yang mengutuk ayah atau ibunya harus dihukum mati.

4. Hukuman bagi pelaku kekerasan (ayat 18-27)
- Jika seseorang memukul orang lain hingga mati, dia harus dihukum mati.
- Jika seseorang melukai perempuan hamil sehingga janinnya gugur, dia harus membayar denda.
- Jika ada luka lainnya, hukuman harus sesuai dengan prinsip "nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, luka bakar ganti luka bakar, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak".
- Jika seseorang memukul budaknya sehingga mati, dia harus dibalas.
- Jika seseorang memukul budaknya sehingga giginya tanggal, budak itu harus dibebaskan.

5. Tanggung jawab pemilik hewan (ayat 28-36)
- Jika seekor sapi jantan menanduk seseorang hingga mati, sapi itu harus dirajam dan pemiliknya tidak dihukum.
- Jika sapi sudah sering menanduk sebelumnya dan pemiliknya tidak mengawasinya, pemilik harus membayar ganti rugi.
- Jika hewan seseorang melukai hewan lain, mereka harus menjual hewan yang masih hidup dan membagi uangnya.

Referensi:
- Keluaran 21:2-6
- Keluaran 21:7-11
- Keluaran 21:12-17
- Keluaran 21:18-27
- Keluaran 21:28-36

Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:
- Musa: Nabi Musa adalah penerima firman Allah dan pemimpin bangsa Israel.
- Allah: Tuhan yang berbicara kepada Musa dan memberikan peraturan-peraturan ini.

Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:- Mazbah-Ku: Tempat ibadah atau tempat penyembahan Allah.Catatan: Tidak ada lokasi lain yang disebutkan dalam pasal ini.

Berikut adalah analisis dan kata kunci dalam Kitab "Keluaran" pasal "21" dari Alkitab:

1. Budak Ibrani (ayat 2-6): Peraturan mengenai budak Ibrani, termasuk masa kerja, pembebasan, dan perlakuan terhadap istri dan anak-anak budak.
2. Budak perempuan (ayat 7-11): Peraturan mengenai budak perempuan, termasuk hak untuk ditebus dan perlakuan yang adil.
3. Pembunuhan dan pembalasan (ayat 12-14): Hukuman bagi pembunuh dan pembalasan yang sesuai.
4. Penganiayaan dan perlindungan (ayat 15-17): Perlindungan bagi budak yang dianiaya dan hukuman bagi penganiaya.
5. Penghukuman terhadap orang tua (ayat 15, 17): Hukuman bagi mereka yang mengutuk atau membunuh orang tua.
6. Penghukuman dalam pertengkaran (ayat 18-19): Hukuman bagi mereka yang melukai orang lain dalam pertengkaran.
7. Kerugian akibat hewan (ayat 28-36): Tanggung jawab pemilik sumur atau hewan yang menyebabkan kerugian pada orang lain.
8. Pembagian kerugian (ayat 35-36): Pembagian kerugian akibat hewan yang saling melukai atau mati.

Kata kunci: budak, Ibrani, pembebasan, istri, anak-anak, perempuan, ditebus, pembunuhan, pembalasan, penganiayaan, perlindungan, orang tua, pertengkaran, kerugian, hewan, pembagian.

Pertanyaan refleksi:
1. Bagaimana pandanganmu tentang peraturan mengenai perbudakan yang tercantum dalam pasal ini? Bagaimana kamu memahami konteks budaya pada saat itu?
2. Bagaimana peraturan-peraturan ini mencerminkan karakter Allah yang adil dan penuh kasih?
3. Bagaimana kamu melihat prinsip-prinsip yang terkandung dalam pasal ini dapat diterapkan dalam konteks kehidupan modern?

Pertanyaan diskusi:
1. Bagaimana kamu memahami konsep pembebasan budak setelah 6 tahun? Apakah ada makna simbolis atau teologis di balik peraturan ini?
2. Bagaimana kamu melihat perlindungan yang diberikan kepada budak perempuan dalam pasal ini? Apakah ada aspek kesetaraan gender yang dapat ditemukan di dalamnya?
3. Bagaimana kamu memahami prinsip hukum balas dendam yang tercantum dalam pasal ini? Bagaimana prinsip ini berhubungan dengan konsep pengampunan dan kasih sesama?

Hal-hal menarik terkait Kitab Keluaran pasal 21:
1. Peraturan mengenai pembebasan budak menunjukkan bahwa Allah adalah Allah yang memperhatikan keadilan dan kebebasan individu.
2. Perlindungan yang diberikan kepada budak perempuan menunjukkan bahwa Allah peduli terhadap martabat dan hak-hak perempuan.
3. Prinsip hukum balas dendam menunjukkan bahwa Allah adalah Allah yang adil dan menghendaki keadilan, namun juga mengajarkan pentingnya pengampunan dan pemulihan hubungan.

Dari pasal 21 Kitab Keluaran, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

1. Perlindungan terhadap hak-hak manusia: Pasal ini mengatur tentang perlindungan terhadap budak, baik laki-laki maupun perempuan. Meskipun budak dapat diperoleh, mereka harus diperlakukan dengan adil dan memiliki hak untuk memperoleh kebebasan setelah bekerja selama enam tahun. Hal ini mengajarkan kita untuk menghormati martabat dan hak asasi manusia setiap orang.

2. Tanggung jawab dalam perkawinan: Pasal ini juga mengatur tentang tanggung jawab seorang suami terhadap istrinya, terutama jika ia mengambil istri lain. Suami harus memenuhi kewajiban-kewajiban perkawinan terhadap budak perempuannya, termasuk memberikan makanan, pakaian, dan hak-hak lainnya. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya tanggung jawab dan penghormatan dalam hubungan perkawinan.

3. Hukuman yang adil: Pasal ini juga mengatur tentang hukuman yang harus diberikan kepada pelaku kejahatan. Hukuman harus sesuai dengan kejahatan yang dilakukan, seperti hukuman mati bagi pembunuh dan hukuman ganti rugi bagi pelaku kekerasan. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya keadilan dalam sistem hukum.

Doa terkait pasal ini dapat mencakup:

1. Berdoa untuk keadilan: Berdoalah agar sistem hukum di negara kita dapat berfungsi dengan baik dan memberikan keadilan kepada semua orang.

2. Berdoa untuk perlindungan hak asasi manusia: Berdoalah agar setiap orang dihormati dan dilindungi dalam hak-haknya, terutama mereka yang rentan seperti budak atau orang yang dieksploitasi.

3. Berdoa untuk kehidupan perkawinan yang sehat: Berdoalah agar hubungan perkawinan di antara kita dipenuhi dengan kasih, penghormatan, dan tanggung jawab yang saling menguatkan.

4. Berdoa untuk pemulihan dan rekonsiliasi: Berdoalah agar mereka yang menjadi korban kekerasan atau penindasan dapat mendapatkan pemulihan dan rekonsiliasi yang diperlukan untuk memulai hidup baru.

Semoga doa-doa ini membantu kita untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam pasal 21 Kitab Keluaran.