Latar belakang dari pasal ke-22 dalam Kitab 1 Samuel adalah sebagai berikut:
Konteks Historis:
Pasal ini terjadi pada masa pemerintahan Raja Saul di Israel, sekitar abad ke-11 SM. Pada saat itu, Israel masih dalam tahap awal sebagai sebuah kerajaan dan sedang menghadapi ancaman dari bangsa Filistin.
Konteks Budaya:
Pada masa itu, kehidupan masyarakat Israel masih sangat dipengaruhi oleh tradisi dan kepercayaan agama Yahudi. Mereka memiliki sistem keagamaan yang terpusat di Bait Suci di Silo, tempat para imam melakukan ibadah dan memimpin umat.
Konteks Literatur:
Kitab 1 Samuel adalah bagian dari Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama dalam Alkitab Kristen. Kitab ini berisi kisah tentang peralihan kekuasaan dari hakim terakhir Israel, Samuel, kepada raja pertama mereka, Saul.
Konteks Teologis:
Kitab 1 Samuel menyoroti tema-tema seperti ketaatan kepada Allah, peran dan tanggung jawab pemimpin, dan pentingnya mengandalkan Allah dalam segala hal.
Dalam ayat-ayat sebelumnya, terutama pada pasal
21, kita melihat Saul yang semakin cemburu terhadap David, seorang pemuda yang menjadi kesayangan rakyat dan mendapat dukungan dari Samuel. Saul merasa terancam oleh keberhasilan dan popularitas David, sehingga ia berusaha untuk membunuhnya.
Dalam pasal
22, Saul marah dan memerintahkan para imam di Silo untuk membunuh David. Namun, imam Ahimelekh memberikan perlindungan kepada David dan memberinya senjata untuk melarikan diri. Saul kemudian marah besar dan memerintahkan agar Ahimelekh dan semua imam di Silo dibunuh, karena mereka memberikan bantuan kepada David.
Dalam konteks teologis, pasal ini menunjukkan betapa Saul telah jatuh dalam kegelapan dan kekerasan, sementara David tetap setia kepada Allah dan mendapatkan perlindungan-Nya. Pasal ini juga menyoroti pentingnya ketaatan kepada Allah dan konsekuensi dari ketidaktaatan.