Benarkah Iblis memiliki kerajaan-kerajaan yang ditawarkannya pada saat pencobaan?

Tidak; Iblis tidak memilikinya. Tetapi yang benar adalah kerajaan-kerajaan ini masih ada di tangannya; untuk ditawarkan kepada Kristus; dia telah merampasnya. Pada waktu Penciptaan, Manusia ditempatkan di Taman Eden sebagai tuan atas segala yang ada. "Engkau meletakkan segala sesuatu di bawah kakinya", berlalu bagi Adam pertama (lih. Mzm. 8:4-9), yang akan diwarisi selamanya oleh Adam yang kedua (lih. I Kor. 15:25; Ef. 1:22; Ibr. 2:6-9). Tetapi sewaktu Adam mendengarkan Iblis dan jatuh, dia mengalihkan kesetiaannya, dan karena kejadian inilah Iblis menjadi "penguasa dunia ini" (lih. Yoh. 14:30; 16:11; 18:36; Luk. 22:53; II Kor. 4:4). Akibatnya kerajaan-kerajaan dunia ini digambarkan benar-benar seperti binatang luas (Dan. 7:3). Yang ditawarkan Iblis kepada Yesus adalah kerajaan secara menyeluruh, tetapi Dia menolak untuk mengambilnya dari tangannya. Sewaktu Iblis bertanya, "Aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki" (Luk. 4:6), Tuhan tidak menyangkalinya, tetapi Dia merasa puas dengan menapaki jalan ketaatan sampai tiba waktunya bagi Bapa untuk memberikannya kepada Dia (Mat. 11:27). Dengan demikian "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya" (Why. 11:15). Kenyataan bahwa "pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah" (Rm. 13:1) tidak bertentangan dengan hal ini. Allah meletakkan wewenang di tangan Nuh, Kejadian 9:6, tetapi ini sudah dirampas oleh Iblis, melalui kesediaan manusia untuk dipimpin oleh dia. Fakta bahwa Iblis begitu dalam mencampuri urusan manusia di dunia ini adalah sebuah bukti akan hal ini. Di sisi lain, kerajaan dan kemuliaan dunia bukanlah miliknya untuk diberikan. Dia tidak memiliki hak yang absah atas material alam semesta milik Allah. "Tuhanlah yang empunya bumi dan segala isinya". Pencobaan Kristus di padang belantara, menurut pendapat para ahli pengkritik yang terbaik adalah bersifat subyektif. Sama artinya dengan sebuah seruan supaya berbuat salah. Ini adalah sebuah fantasi, muslihat, kepura-puraan. Beginilah caranya Iblis mencobai kita, dan Kristus dalam segala hal dicobai seperti kita. Iblis tidak perlu membawa kita naik di atas gunung yang tinggi untuk menunjukkan kerajaan-kerajaan dunia kepada kita. Dia bisa meletakkan gambar mental di hadapan kita. Ketika kita dicobai untuk berbuat sebagaimana yang dikehendakinya dan berpikir bahwa hal-hal tertentu akan terjadi, kita akan segera sadar bahwa Iblis telah memperdayai kita. Sewaktu dia berbicara bohong, dia sendirilah yang berbicara, sebab dia adalah pembohong, dan bapa kebohongan. Janji-janjinya untuk memberi kemuliaan, kemegahan, dan kemakmuran adalah palsu. Ketaatan kepadanya, pada akhirnya hanya akan menikam jiwa dengan berbagai kesengsaraan. Dia meyakinkan pencuri kalau perbuatannya tidak akan pernah diketahui. Tetapi Allah berfirman, "Sesungguhnya, dosamu itu akan menimpa kamu". Pengumbar hawa nafsu, yang memberi kepuasan nafsu, pada akhirnya akan menderita kusta moral. Akhirnya, dia membuat orang berdosa mempercayai kebohongan bahwa dia akan hancur selamanya.




Artikel yang terkait dengan Matius:


TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA