Mikha 6:3-5
Konteks6:3 "Umat-Ku, apakah yang telah Kulakukan kepadamu 1 ? Dengan apakah engkau r telah Kulelahkan? s Jawablah Aku! 6:4 Sebab Aku telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir t dan telah membebaskan engkau dari rumah perbudakan u dan telah mengutus Musa v dan Harun w dan Miryam x sebagai penganjurmu. 6:5 Umat-Ku, baiklah ingat apa yang dirancangkan oleh Balak, y raja Moab, dan apa yang dijawab kepadanya oleh Bileam bin Beor dan apa yang telah terjadi dari Sitim z sampai ke Gilgal, a supaya engkau mengakui perbuatan-perbuatan b keadilan dari TUHAN."
Mikha 7:2-6
Konteks7:2 Orang saleh sudah hilang dari negeri, d dan tiada e lagi orang jujur di antara manusia. Mereka semuanya mengincar f darah, g yang seorang mencoba menangkap yang lain h dengan jaring. i 7:3 Tangan mereka sudah cekatan berbuat jahat; j pemuka menuntut, hakim dapat disuap; k pembesar memberi putusan sekehendaknya, dan hukum, mereka putar balikkan! 7:4 Orang yang terbaik di antara mereka adalah seperti tumbuhan duri, l yang paling jujur di antara mereka seperti pagar duri; m hari bagi pengintai-pengintaimu, hari penghukumanmu, telah datang, sekarang akan mulai kegemparan n di antara mereka! 7:5 Janganlah percaya kepada teman, janganlah mengandalkan diri kepada kawan! o Jagalah pintu mulutmu terhadap perempuan yang berbaring di pangkuanmu! 7:6 Sebab anak laki-laki menghina ayahnya, anak perempuan bangkit melawan ibunya, p menantu perempuan melawan ibu mertuanya; musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. q
[6:3] 1 Full Life : APAKAH YANG TELAH KULAKUKAN KEPADAMU?
Nas : Mi 6:3-5
Allah bertanya kepada umat-Nya apakah Dia telah mengecewakan mereka dalam suatu hal.
- 1) Apakah itu salah-Nya jika mereka tidak menaati firman-Nya? Apakah Ia telah mengabaikan mereka atau gagal mengasihi mereka sebagaimana mestinya? Jawabnya jelas. Israel tidak ada dalih; Allah telah memperlakukan umat-Nya dengan baik dan sabar sepanjang sejarah mereka.
- 2) Saat ini Allah bisa mengajukan pertanyaan yang sama kepada semua orang yang berpaling dari-Nya. Jikalau kita menjadi tidak setia kepada-Nya dan standar-standar kebenaran-Nya dan menerima cara-cara dunia yang fasik, maka itu tidak akan disebabkan karena Allah tidak setia kepada kita; sebaliknya, karena keinginan kita sendiri dan sikap tidak berterima kasih atas kasih karunia dan kasih-Nya.